A. PENGERTIAN merekrut sel-T dan mengarah pada Vaksin HIB adalah vaksin yang pembentukan antibody anti-PRP berisikan Haemophillus Influenza dalam jumlah yang cukup. Tipe B yang berfungsi untuk B. MEKANISME KERJA mencegah penyakit yang disebabkan Vaksin disuntikkan ke dalam oleh kuman Haemophillus Influenza tubuh kemudian vaksin akan Tipe B yang dapat menyebabkan merangsang system kekebalan tubuh radang otak (meningitis), radang untuk memproduksi antibody untuk paru (pneumonia), infeksi telinga melawan organisme tersebut. Lain (otitis media) dan lain-lain. waktu saat organisme tersebut Vaksin Hib kembali menyerang tubuh antibody direkomendasikan untuk mereka dari system kekebalan akan yang mengalami splenektomi. Pasien menyerang dan akan menghentikan yang bekum divaksinasi secara tidak infeksi. lengkap. Sebaiknya pasien ini C. CARA PEMBUATAN menerima vaksin 2 minggu sebelum Penyiapan media (media rencana splenektomi. preparation) Kapsul polisakarida Hib Pengambilan bibit vaksin terbuat dari polibosil ibitol fosfat terbaik (virus/bakteri) agar (PRP), yang seperti kapsul jumlahnya memenuhi kebutuhan polisakarida lainnya bertindak pembuatan vaksin. sebagai antigen yang tidak merekrut Inokulasi dan kultivasi sel-T. Oleh karena itu, bentuk Penanaman virus/bakteri polisakarida vaksin tidak bersifat pada suatu media yang sudah imunogenik sebelum usia 2 tahun dimurnikan. karena hanya sejumlah kecil Panen (harvest) antibody yang terbentuk melalui Proses memanen virus dan proses imun independen sel-T. bakteri yang ditanam dalam bentuk konjugasi vaksin dibuat media dalam jumlah tertentu. dengan menempelkan kapsul PRP Apabila virus/bakteri telah secara kovalen ke protein, yang akan memenuhi standard jumlah dan kondisi, maka virus/bakteri Melakukan pengisian vaksin tersebut dipanen. kedalam kemasan. Pemasangan Inaktivasi label pada kemasan vaksin. Melakukan pelemahan atau D. CARA PENYIMPANAN inaktivasi virus/bakteri. Cara penyimpanan vaksin sangat Pemurnian – purifikasi penting karena menyangkut potensi Melakukan pemurnian dan daya antigennya. Beberapa virus/bakteri yang sudah faktor yang mempengaruhi tumbuh tersebut, dalam poses penyimpanan vaksin antara lain purifikasi, yaitu suatu proses suhu, sinar matahari dan untuk menghilangkan zat-zat kelembaban. yang tidak relevan dengan Vaksin HIB harus disimpan produk vaksin. dalam lemari es dengan suhu antara Filtrasi dilakukan dengan 35ºF dan 46ºF (2ºC dan 8ºC). memberikan tekanan tertentu E. DOSIS agar larutan yang ingin Vaksin Hib diberikan sejak umur dimurnikan masuk melalui 2 bulan membran penyaringan “dicuci” Vaksin Hib PRP-T diberikan 3 hingga jutaan kali sehingga pada kali dengan jarak waktu 2 bulan akhirnya yang tersisa hanya Ulangan umumnya dibeikan 1 komponen yang diinginkan. tahun setelah suntikan terakhir Formulasi Apabila suntikan awal diberikan Memformulasi bulk vaksin pada bayi berumu 6 bulan – 1 yang telah dimurnikan dengan tahun, 2 kali suntikan sudah zat-zat tambahan diantaranya menghasilkan titer protetif; preservative (ex. Thimerosal), sedangkan setelah 1 tahun cukup adjuvant (ex. Al fosfat), dan 1 kali suntikan tanpa memerluka stabilizer (ex. Sukrosa, laktosa). booster. Final produk (filling dan Vaksin tidak boleh diberikan packaging) sebelum bayi berumur 2 bulan karena bayi tersebut belum dapat Mendapat immunoglobulin 5 membentuk antibodi. bulan yang lalu F. CARA PEMBERIAN Riwayat immunodefisiensi Diberikan 3 dosis pada usia 6 dalam keluarga bulan pertama yang dimulai pada J. EFEK SAMPING waktu bayi berusia 2 bulan, Setelah pemberian vaksinasi dilanjutkan pada bayi berusia 3 dan 4 Hib, 5% - 30% anak yang bulan, booster diberikan pada tahun memperoleh vaksinasi bisa kedua. mengalami demam, bengkak Satu dosis HIB berisi 0,5 ml kemerahan, dan nyeri pada tempat diberikan secara intramuscular atau suntikan selama 1-3 hari. Hib tidak di bagian otot paha. direkomendasikan diberikan bila G. INTERVAL DOSIS seseorang sedang demam, Vaksin dapat diberikan sedini mengalami infeksi akut, dan orang mungkin ketika bayi berumur 6 dengan riwayat alergi yang minggu dan setiap dosis 1,2,3 mengancam jiwa. seharusnya dilaksanakan dengan K. DAFTAR PUSTAKA tenggang waktu minimal 4 minggu 1. Soedjatmika, dkk. 2014. buku atau 1 bulan. Dosis akhir (3 dan 4) pedoman imunisasi di Indonesia dari serangkaian imunisasi primer, edisi 5, cetakan pertama suntikan vaksin ini sebaiknya 2. S. Ladhani, MP Slack, PT diberikan pada saat atau sesudah Health, A. Von Gottberg, M. berumur 12 bulan. Chandra, dan ME Ramsay, H. KONTRA INDIKASI “Penyakit invasive Haemophillus Reaksi anafilaksis Influenza, Eropa, 1996-2006,” Vaksin tidak boleh diberikan Emerging Infections Disease, sebelum bayi berumur 2 bulan Vol. 16, tidak, 3, hlm. 455-463, karena bayi tersebut belum dapat 2010. membentuk antibodi. 3. M. Rahman. 2018. Biofarma I. PERHATIAN KHUSUS Keamanan dan kualitas vaksin. 4. Ahyar, Juni, dan Muzir. 2019. Buku Kamus Istilah Ilmiah cetakan pertama : Jawa barat. 5. dr. J.B, Suharjo, dkk. 2019. Buku vaksinasi cara ampuh cegah penyakit infeksi 6. soegijanto, soegeng. 2016. Buku penyakit tropis dan infeksi di Indonesia jilid 6. University Press : Airlangga 7. World Health Organization, Information sheet observed ate vaccine reactions : polio Vaccines. 2014. 8. BPOM 9. International Journal of integrated Health Sciences. 2015. Haemophillus Influenza Type b/polyribosylribitol Phosphate- Tetanus (Hib/PRP-T) Vaccines Safety, Phase 1 Studi) 10. Pusponegoro, Hardiono. Pedoman imunisasi di Indonesia Edisi kelima Tahun 2014. Haemophillus Influenza Tipe b hal. 286. 11. Permenkes tahun 2013 No. 966 tentang Pedoman penyelengaraan imunisasi.