Anda di halaman 1dari 4

Geodesi Geometrik I

Geodesi merupakan Ilmu matematika terapan yang mempelajari tentang penentuan bentuk dan
ukuran bumi, penentuan medan gravitasi bumi dan mempelajari bagaimana menentukan bentuk
dan ukuran bumi.

Sebelum mempelajari lebih lanjut kita harus mengetahui dulu dimensi bumi, nah kali ini kita
akan bahas mengenai sejarah penentuan dimensi bumi.

Pada (580-500 B.C.) Phytagoras menyatakan bahwa bumi itu tidak pipih/datar melainkan bumi
itu bulat, kemudian disusul oleh aristoteles (384–322 B.C.) dan archimedes (250 B.C.). Namun
pernyataan mereka itu didasarkan pada fakta fakta yang ada bukan dari hasil penelitian ataupun
pengukuran, misalnya mereka menyatakan bahwa bumi tidak pipih dikarenakan pada saat
gerhana bulan ada bayangan yang memperlihatkan bentuk bumi berbentuk lingkaran, selain itu
juga pada saat manusia berlayar di pantai semakin jauh maka orang berlayar tersebut berangsur
angsur menghilang (seperti tenggelam).

Waktu semakin berjalan, pada (276–195 B.C.) saat itu erastosthenes melakukan pengukuran
keliling bumi menggunakan rumus matematika sederhana. Saat itu erastosthenes menggunakan
tongkat. Tongkat tersebut ditancabkan di daerah Alexandria dan objek yang lain (Sumur) di
daerah Syene, Alexandria dan Syene berjarak 5000 Stadia (1 Stadia ≈185 meter). Saat itu sinar
matahari tepat diatas sumur Syene. Dan tongkat kemudian menghasilkan bayangan dengan besar
sudut antara tongkat dan bayangan tongkat ≈7,2°. Agar lebih jelasnya kita perhatikan sketka
berikut.

Sinar Matahari

Sudut 7,2° Tongkat

5000 Stadia Sumur

Alexandria
Syene
Berdasarkan gambar, kemudian erastosthenes menghitung keliling bumi dengan rumus sbb.

Keliling 360°
=
Jarak Alexandria dgn syene Sudut bayangan dengan tongkat

Maka:

360°
Keliling bumi= × Jarak Alexandria dgn syene
Sudut bayangan dengantongkat

360°
¿ × 5000 stadia=250.000 stadia ≈ 46250 km
7,2°

Seiring berjalannya waktu ilmuwan Huygens dan Newton mengemukakan bahwa bentuk bumi
tidak benar benar bulat layaknya bola tetapi bentuk bumi elipsoid.

KU
Busur Meridian Sumbu minor/meridian
utama

KS
Sebelum kita mengetahui bagaimana teknik pengukuran untuk menentukn dimensi bumi, kita
perlu mengetahui bagaimanasih caranya menentukan jarak terdekat/ terpendek antara dua titik,
sebagai contoh kita menghitung jarak pada bola yang dambil dari garis bujur(longitude) dan
garis lintang(latitude).

1. Menentukan jarak dengan rumus Euclidean Distance

Jarak= √(x1 −x2 )2+( y 1− y 2 )2

Jika kita menggunakan longlat ( longitude dan latitude) maka harus dikalikan dengan 1
derajat bumi yaitu 111,319 km.
Jarak= √ (Lat 1−Lat 2)2 +( Long1 −Long2)2

2. Menentukan jarak dengan Formula Haversin


Jarak=2 r arcsin sin 2 ( Lat −Lat
1
2 )
2
+cos ( Lat ) cos ⁡( Lat ) cos (
1 2
2 Long −Long
1
2
2
)
Dapat diterapkan di excel

Selanjutnya, Teknik pengukuran untuk menentukan dimensi bumi.

Jadi untuk pengukuran ini terbagi menjadi dua, yaitu pengukuran astronomi dan pengukuran
Triangulasi. Apasih perbedaan keduanya?, jadi pengukuran Astronomi berdasarkan pengamatan
benda langit, misalnya bintang, sedangkan pengukuran Triangulasi dilakukan dengan metode
jaring jaring segitiga untuk mendapat titik sudut, nah untuk pengukuran Triangulasi ini pertama
kali dilakukan oleh Schnellius pada tahun 1615 dan didapat kesimpulan bahwa panjang busur
meridian adalah 107,7 kilometer. Selain itu banyak juga ilmuwan ilmuwa lain yang melakukan
pengukuran panjang busur meridian yaitu pada tahun 1669, Picard mendapat 1° busur meridian
=111,211 km dari pengukuran triangulasi di Perancis pada lintang rata-rata48°utara. Selanjutnya
Maupertius, Clairaut, dan Celcius pada tahun 1736, mendapat kesimpulan bahwa 1° busur
meridian = 111,949 km dari pengukuran triangulasi di Lapland pada lintang rata-rata 66° utara.
Lalu ada juga Bouger dan Godin Lacondamina pada tahun 1735, mendapat 1° busur meridian =
110,6 km dari pengukuran triangulasi di Peru pada lintang rata-rata 10°. Dan masih banyak lagi
ilmuwan ilmuwan yang melakukan pengukuran ini. Pengukuran triangulasi dilakukan ketika
ukuran daerah pengukuran panjang dan lebarnya sama, bagaimana jika panjang dan lebarnya
tidak sama/ salah satunya berbeda?, nah apabila daerah yang diukur ukuran salah satunya
berbeda/ lebih besar daripada ukuran lainnya maka digunakan metode Trilaterasi.

Dalam suatu pengukuran pemetaan permukaan bumi memerlukan bidang referensi/ bidang
acuan, fungsinya yaitu sebagai penentu penempatan posisi titik dan selain itu juga kegunaan dari
bidang referensi yaitu sebagai acuan untuk mendefinisikan geometri elipsoid bumi serta orientasi
sumbu koordinat terhadap tubuh bumi. Bidang acuan/ bidang referensi ada 3 macam, yaitu
bidang datar, bidang bulat dan bidang elipsoid. Pemilihan bidang acuan tergantung luas wilayah
dan tingkat ketelitian peta.
Ringkasan oleh : Alvaz HJL

Anda mungkin juga menyukai