Anda di halaman 1dari 3

Struktur Umum UU Nomer 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

BAB I (Ketentuan Umum)


Berisi Pengertian beberapa istilah mengenai bencana.
BAB II
Menjelaskan tentang Landasan, Asas, dan tujuan.
BAB III
Tanggung Jawab dan wewenang Pemerintah dan pemerintah daerha dalam menanggulangi
bencana.
BAB IV
Menjelaskan tentang Kelembagaan seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Baik itu
tugas BNPB, Fungsi BNPB dsb.
BAB V
Menjelaskan tentang Hak Masyarakat ketika mendapat bencana (Pasal 26) dan Kewajiban
Masyarakat seperti melakukan kegiatan penanggulangan bencana (Pasal 27).
BAB VI
Bab ini mendeskripsikan Peran lembaga usaha yang mendapatkan kesempatan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana, baik secara tersendiri maupun secara bersama
dengan pihak lain (pasal 28). Serta peran elembaga Internasional.
BAB VII
Menjelaskan tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana.
BAB VIII
Menjelaskan tentang Pendanaan dan pengelolaan bantuan bencana, pada bab ini dijelaskan Dana
penanggulangan bencana menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah dan pemerintah
daerah (Pasal 60 Ayat 1).
BAB IX (Pengawasan).
BAB X (Penyelesaian Sengketa).
BAB XI (Ketentuan Pidana).
Struktur Umum UU Nomer 4 Tahun 2011 Tentang Informasi Geospasial
BAB I (Ketentuan Umuum)
Berisi pengertian, definisi dari istilah yang berkaitan dengan Informasi Geospasial.
BAB II
Menjelaskan tentang asas penyelenggaraan IG dan Tujuan Undang Undang IG.
BAB III
Tentang Jenis Informasi Geospasial, Pasal 4 menyatakan Jenis IG terdiri dari :
a. IGD ( Informasi Geospasial Dasar);
b. IGT( Informasi Geospasial Tematik).
BAB IV
Menjelaskan tentang Penyelenggara IG. IG yang berjenis IGD sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 huruf a hanya diselenggarakan oleh Pemerintah (Pasal 22 Ayat 1). Dan IG yang berjenis
IGT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b dapat diselenggarakan oleh Instansi
Pemerintah, Pemerintah daerah, dan/atau setiap orang (Pasal 23 Ayat 1).
BAB V
Mendeskripsikan masing masing kegiatan Penyelenggaraan IG :
a. pengumpulan DG;
b. pengolahan DG dan IG;
c. penyimpanan dan pengamanan DG dan IG;
d. penyebarluasan DG dan IG; dan
e. penggunaan IG.
BAB VI (Pelaksana IG).
BAB VII (Pembinaan).
BAB VIII(Larangan).
BAB IX (Sanksi administrative).
BAB X (Ketentuan pidana).
BAB XI (Penutup).
Struktur Umum UU Nomer 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
BAB I (Ketentuan Umum)
Berisi pengertian, definisi dari istilah yang berkaitan dengan Spasial.
BAB II (Asas dan Tujuan)
Menjelaskan tentang asa penyelenggaraan penataan ruang, serta tujuan penyelenggaraan
penataan ruang.
BAB III (Klasifikasi Penataan Ruang)
Pasal 4 menjelaskan Penataan ruang diklasifikasikan berdasarkan sistem, fungsi utama kawasan,
wilayah administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan.
BAB IV
Menjelaskan Tugas dan wewenang pemerintah dalam penyelenggaraan penataan ruang.
BAB V (Pengaturan dan Pembinaan Penataan Ruang)
BAB VI
Pada bab ini dijelaskan mengenai perencanaan Tata Ruang secara umum dan perencanaan Tata
Ruang wilayah Nasional, Provinsi, Kabupaten, dan Kota
BAB VII (Pengawasan Penataan Ruang)
BAB VIII
Pada bab ini dijelaskan tentang Hak masyarakat dalam penataan ruangm kewajiban mereka
dalam penataan ruang dan Peran masyarakat dalam penataan ruang.
BAB IX (Penyelesaian Sengketa)
BAB X (Penyidikan)
BAB XI (Ketentuan Pidana)
BAB XII (Ketentuan Peralihan)
BAB XIII (Ketentuan Penutup)

Anda mungkin juga menyukai