Bahan Remunerasi PII 18 Agustus 2020
Bahan Remunerasi PII 18 Agustus 2020
DR. PM
DIREKTUR PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI
01 DASAR PENGATURAN
02 PENGATURAN REMUNERASI
03 PENERAPAN REMUNERASI
DASAR PENGATURAN
3
DASAR PENGATURAN
Pasal 43 ayat (2): Dalam hal pemilihan penyedia layanan jasa Konsultansi
Konstruksi yang menggunakan tenaga kerja konstruksi pada jenjang
jabatan ahli, pengguna Jasa harus memperhatikan standar remunerasi
minimal
Pasal 64
Ayat (1): Pemilihan penyedia layanan jasa Konsultansi Konstruksi yang menggunakan
tenaga kerja Konstruksi pada jenjang jabatan ahli harus memperhatikan standar
remunerasi minimal.
Ayat (2): Dalam hal Seleksi Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi menggunakan tenaga
kerja konstruksi pada jenjang jabatan ahli maka Pengguna Jasa dalam perencanaan
pembiayaan, penghitungan besaran remunerasi tenaga ahli harus lebih tinggi dari
standar remunerasi minimal.
Ayat (3): Standar remunerasi minimal sebagaimana dimaksud ditetapkan paling sedikit
berdasarkan:
a. Kualifikasi;
b. pengalaman profesional; dan
c. tingkat pendidikan.
Pasal 160
Ayat (1): Menteri, Gubernur, Bupati/Wali Kota mengenakan sanksi peringatan tertulis
dan/atau denda administratif bagi Pengguna Jasa yang menggunakan layanan
professional tenaga kerja Konstruksi pada Kualifikasi jenjang jabatan ahli yang tidak
memperhatikan remunerasi minimal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (1).
Ayat (2): Pengenaan sanksi denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan kepada Pengguna Jasa yang tidak memperhatikan remunerasi minimal dengan
besaran denda sebesar selisih dari standar nilai remunerasi minimal.
7
PENGATURAN REMUNERASI
NORMA-NORMA:
Indeks standar
Ruang lingkup Tenaga Kerja Konstruksi
Standar
Remunerasi
Remunerasi Sanksi
pada Jenjang Jabatan Ahli Minimal per
Minimal
daerah provinsi
harus memiliki
orang perseorangan yang memberikan layanan Sertifikat Kompetensi
jasa konsultansi konstruksi Kerja sesuai Jenjang
Jabatan Ahli:
a. Ahli Muda;
orang perseorangan yang dipekerjakan oleh
b. Ahli Madya; dan
badan usaha yang memberikan layanan jasa
konsultasi konstruksi c. Ahli Utama.
Beban biaya
umum Keuntungan
(overhead (profit/fee)
cost)
• biaya tidak langsung yang dikeluarkan untuk • total penerimaan yang diperoleh
mendukung terwujudnya pekerjaan (kegiatan penyedia jasa atas pelaksanaan
pekerjaan) yang bersangkutan, atau biaya yang pekerjaan Layanan Jasa Konsultansi
diperhitungkan sebagai biaya operasional, meliputi Konstruksi dikurangi dengan total
biaya operasional kantor, biaya pertemuanf rapat, biaya layanan yang dikeluarkan dan
dan/atau biaya keselamatan dan kesehatan kerja. Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
1) Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli
ditetapkan dalam Keputusan Menteri.
2) Standar Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli dihitung
berdasarkan jumlah satuan waktu tertentu yang ditetapkan berdasarkan pengalaman
kerja profesional dan tingkat pendidikan.
3) Penyesuaian besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan
Ahli dapat dilakukan setiap tahun berdasarkan nilai inflasi.
4) Dalam hal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli menjabat sebagai team
leader atau co-team leader atau memiliki spesialiasi keahlian tertentu, maka dapat
diperhitungkan besaran Remunerasi tambahan dari besaran Remunerasi Minimal.
5) Spesialiasi keahlian tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan oleh
Pejabat Pimpinan Tinggi Madya pada kementerian/lembaga untuk pekerjaan dengan
sumber dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Pejabat Pimpinan Tinggi
Pratama pada Pemerintah Daerah untuk pekerjaan dengan sumber dana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah atau Pejabat yang disetarakan untuk Badan Usaha Milik
Negara/Badan Usaha Milik Daerah/Badan Layanan Umum/ masyarakat.
Besaran remunerasi minimal ditetapkan dengan menjadikan Provinsi DKI Jakarta sebagai
benchmark. Untuk provinsi lainnya, dihitung dengan mengalikan besaran remunerasi di Provinsi
DKI Jakarta dengan Indeks Standar Remunerasi Minimal Per Provinsi
Besaran indeks standar Remunerasi Minimal per provinsi ditetapkan dalam Keputusan Menteri
SANKSI
1) Setiap Pengguna Jasa yang menggunakan layanan profesional Tenaga Kerja
Konstruksi pada kualifikasi Jenjang Jabatan Ahli yang tidak mematuhi standar
Remunerasi Minimal dikenai sanksi administratif berupa peringatan tertulis oleh
atasan langsung.
2) Setiap Penyedia Jasa yang memberikan layanan profesional Tenaga Kerja Konstruksi
pada kualifikasi Jenjang Jabatan Ahli yang tidak mematuhi standar Remunerasi
Minimal dikenai sanksi administratif yang diatur oleh masing-masing asosiasi
perusahaan atau asosiasi profesi untuk dilaporkan kepada Menteri.
KESATU
Besaran remunerasi minimal tenaga kerja konstruksi pada jenjang jabatan ahli
disusun berdasarkan pengalaman profesi yang setara (comparable experiences)
dan tingkat pendidikan Strata 1 (S1), Strata 2 (S2), dan Strata 3 (S3).
KEDUA
Besaran remunerasi minimal untuk Provinsi DKI Jakarta menggunakan tabel Besaran
Remunerasi Minimal sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
KETIGA
Untuk provinsi lainnya, dihitung dengan mengalikan besaran remunerasi di Provinsi DKI
Jakarta dengan Indeks Standar Remunerasi Minimal Per Provinsi sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.
Besaran Remunerasi Minimal Tahun 2018 untuk Tenaga Ahli Nasional berpendidikan S1/S2/S3
Berdasarkan Pengalaman Profesional yang setara (comparable experiences) *)
PROVINSI DKI JAKARTA
INDEKS = 1.000
RUPIAH RUPIAH RUPIAH
KUALIFIKASI PER-BLN PER-BLN PER-BLN *) Referensi Besaran
PENGALAMAN
TENAGA AHLI Remunerasi Minimal
S1/Setara**) S2/Setara**) S3/Setara**)
Tahun 2018
1 18.000.000 26.500.000 31.000.000 (benchmarking DKI Jakarta
AHLI MUDA
2 19.500.000 28.250.000 33.000.000 dengan Indeks = 1.000).
1 3 21.000.000 30.000.000 35.000.000 Untuk besaran remunerasi
AHLI MADYA 2 4 22.500.000 31,750,000 37.000.000 minimal Provinsi lain
3 5 24.000.000 33,500,000 39.000.000 (diluar DKI Jakarta),
1 4 6 25.500.000 35,500,000 43.000.000 dihitung dari besaran
2 5 7 27.000.000 37,250,000 45.000.000 remunerasi Provinsi DKI
3 6 8 28.500.000 39,000,000 47.000.000 Jakarta dikalikan dengan
4 7 9 30.000.000 41,000,000 49.000.000 Indeks Standar
5 8 10 31.500.000 42,750,000 51.000.000 Remunerasi Minimal Per
6 9 11 33.000.000 44,500,000 53.000.000 Provinsi sesuai lokasi
7 10 12 34.500.000 46,500,000 55.000.000 proyek dilaksanakan
8 11 13 36.000.000 48,250,000 57.000.000 (Lampiran II).
AHLI 9 12 14 37.500.000 50,000,000 59.000.000
**) Penyetaraan capaian
UTAMA 10 13 15 39.000.000 52,000,000 61.000.000
pembelajaran yang
11 14 16 40.500.000 53,750,000 63.000.000
dihasilkan melalui
12 15 17 42.000.000 55,500,000 65.000.000
pendidikan mengikuti
13 16 18 43.500.000 57,500,000 67.000.000 Peraturan Presiden
14 17 19 45.000.000 59,250,000 69.000.000 Republik Indonesia Nomor
15 18 20 46.500.000 61,000,000 71.000.000 8 Tahun 2012 tentang
16 19 21 48.000.000 63,000,000 73.000.000 Kerangka Kualifikasi
17 20 22 49.500.000 64,750,000 75.000.000 Nasional Indonesia.
18 21 23 51.000.000 66,500,000 77.000.000
18
PENERAPAN REMUNERASI
Kewajaran biaya pada rincian biaya Biaya remunerasi personel inti tenaga
langsung personel untuk personel inti ahli pada rincian biaya langsung
tenaga ahli didasarkan pada ketentuan personel sebagaimana dimaksud pada
peraturan perundang-undangan yang ayat (2) yang bernilai di bawah standar
terkait dengan standar remunerasi remunerasi minimal tenaga ahli yang
tenaga ahli yang ditetapkan Menteri. ditetapkan Menteri dinyatakan tidak
wajar dan nilai penawaran biaya
peserta diberi nilai 0 (nol).
UU
No.02/2017
PERMEN KEPMEN
PUPR PUPR
PP No. No.897/2017
No.19/2017
22/2020