PEMBINAAN JASA
KONSTRUKSI SESUAI DENGAN
PP 14/2021
PP NO 22 TAHUN 2021
01
Dasar Penyelenggaraan Sub-urusan Jasa Konstruksi
Peraturan Penyelenggaraan
UU 11/2020 Pemerintah perizinan
Pelaksana UU berusaha berbasis
2/2017 risiko
Kewenangan
Pemerintah PP 14/2021
Provinsi,
Kabupaten/Kota
berkaitan dengan Perubahan PP
Bidang Jasa 22/2020
Konstruksi.
PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI
-Pasal 97-
Dilakukan oleh
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT PERATURAN PEMERINTAH NO 14 TAHUN 2021
4 tentang Perubahan atas PP Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pelaksanaan UU Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI
PP NO. 22/2020
Pengawasan:
Pembinaan :
• Tertib Penyelenggaraan Jakon
• Penetapan Kebijakan
• Tertib Usaha dan perizinan tata bangunan
• Penyelenggaraan kebijakan (Fasilitasi, Konsultasi, dan
• Tertib Pemanfaatan Produk Jakon
pendidikan & Pelatihan)
PEMBINAAN & • Tertib Kinerja Penyedia Jakon
• Pemantauan & Evaluasi
PENGAWASAN • Pengembangan kerjasama dalam Pemda Provinsi
pada sub–urusan Jakon
• Dukungan kepada Gubernur sebagai Wakil
Pemerintah Pusat (GWPP)
PEMBINAAN OLEH
PEMERINTAH PROVINSI & KABUPATEN KOTA
PP NO. 22/2020
PEMDA PROVINSI PEMDA KAB/KOTA
1 SESUAI KEWENANGAN PEMDA PROV
1 SESUAI KEWENANGAN PEMDA KAB/KOTA
2 PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KHUSUS
● KSO dan/atau kemitraan BUJK luar daerah dengan
BUJK provinsi
● penggunaan Subpenyedia Jasa daerah
● Dana APBD 2 PEMANTAUAN DAN EVALUASI
● Resiko: kecil s.d sedang ● Pembinaan kebijakan Jasa Konstruksi lingkup daerah
● Teknologi: sederhana s.d madya kabupaten/kota
● Biaya: kecil s.d sedang ● Penilaian terhadap efektifitas dan efisiensi serta
analisis dan dampak
3 PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pembinaan jasa konstruksi lingkup daerah provinsi :
1. sub-urusan Jasa Konstruksi kewenangan gubernur
2. kebijakan khusus
TERTIB PEMANFAATAN
PRODUK JASA KONSTRUKSI TERTIB KINERJA PENYEDIA
● Pengawasan kesesuaian terhadap: JASA KONSTRUKSI
1. Fungsi peruntukannya Pengawasan terhadap pemenuhan
2. Rencana umur konstruksi kewajiban registrasi pengalaman dan
3. Kapasitas dan beban kinerja penyedia jasa
4. Pemeliharaan produk jasa konstruksi
PENGAWASAN OLEH GUBERNUR
Pasal 129-131
LINGKUP PENGAWASAN
TERTIB PENYELENGGARAAN
● Pemilihan
● Kontrak kerja Konstruksi
1
1. Kegiatan APBD Provinsi ● Standar K4
2. Kegiatan lintas kab/kota ● Manajemen mutu Konstruksi
● Pengelolaan dan penggunaan teknologi & MPK
TERTIB USAHA
● Usaha Rantai Pasok Sumber Daya Konstruksi
● Kesesuaian jenis, sifat, Klasifikasi, dan Layanan Usaha bentuk & Kualifikasi
usaha dengan kegiatan usaha Jakon dan segmentasi pasar
2
● Syarat usaha
● Pengembangan usaha berkelanjutan
TERTIB USAHA
● kesesuaian jenis, sifat, Klasifikasi, Layanan Usaha
bentuk dan Kualifikasi usaha dengan kegiatan
usaha Jakon dan segmentasi pasar
● Syarat usaha
● pengembangan usaha berkelanjutan
● Usaha Rantai Pasok Sumber Daya Konstruksi pada
lingkup wilayah kab/kota
TERTIB PEMANFAATAN
LINGKUP PENGAWASAN
1. Kegiatan APBD Kab/Kota PRODUK JAKON
2. Kegiatan non APBD kecuali kewenangan Pemerintah Pusat ● Fungsi peruntukannya
dan provinsi ● Rencana umur konstruksi
3. Tertib Usaha: ● Kapasitas dan beban
a.risiko sedang, teknologi madya, dan/atau biaya sedang ● Pemeliharaan produk Jakon
b.risiko kecil, teknologi sederhana, dan/atau biaya kecil PP NO. 22/2020
SUMBER PENDANAAN
Pasal 136
PP NO. 22/2020
APBN APBD
PENDANAAN DARI
SUMBER DANA
MASYARAKAT
DENGAN POLA
LAIN SESUAI
PEMBIAYAAN PERATURAN
BERSAMA PERUNDANGAN
2021
02
SUMBER DAYA MATERIAL DAN PERALATAN
KONSTRUKSI (SDMPK) Pasal 26A
TUJUAN PENCATATAN
• menyiapkan Pangkalan
DATA SDMPK
• meminimalisir SUMBER DAYA MATERIAL & PERALATAN
ketidakpastian informasi
§ Harus Lulus uji dan mengoptimalkan produk
SDMPK sesuai SNI
dalam negeri.
• menJAMIN terselenggaranya
§ Dilakukan Pencatatan menggunakan sistem
pembangunan
infrastruktur yang tepat informasi jasa konstruksi terintegrasi
mutu, tepat waktu, dan
tepat biaya.
• mendukung pemenuhan
Standar K4
"
dokumen pencatatan
ü Verifikasi dan validasi
ü Penerbitan dan penetapan penomoran pencatatan Dilakukan produsen material konstruksi
ü Publikasi dan pengarsipan data dan informasi
secara elektronik pada sistem informasi
"
Data dan informasi serta pengunggahan dokumen jasa konstruksi terintegrasi
pencatatan berupa:
v Identitas produsen
v Jenis dan spesifikasi
v Kapasitas produksi
v Sertifikat kesesuaian terhadap SNI yang
diterbitkan lembaga penilaian kesesuaian
v Sertifikat tingkat komponen dalam negeri
"
Dilakukan pemilik sumber daya peralatan
konstruksi secara elektronik pada sistem
"
informasi jasa konstruksi terintegrasi
Tahapan Pencatatan Peralatan Konstruksi
ü Permohonan pembuatan akun • Kementerian/Lembaga/instansi
ü Pengisian data dan informasi serta pengunggahan • Badan usaha
dokumen pencatatan • perorangan
ü Penerbitan dan penetapan penomoran pencatatan
ü Publikasi dan pengarsipan data dan informasi
1. Pesawat angkat
2. Pesawat angkut
Data dan informasi berupa: 3. Pesawat tenaga dan produksi
v Identitas pemilik 4. Pesawat atau peralatan konstruksi
v merek lainnya
v Tipe/model
v Nomor pengenal berupa nomor mesin, nomor Nomor pencatatan berupa kombinasi dan kodifikasi jenis
rangka, nomor seri, atau nomor pengenal lainnya sumber daya peralatan konstruksi
v kapasitas Tanda pencatatan berupa QR Code
SUBJEK
MENTERI LPJK
AKREDITASI
Jumlah dan Sebaran Pemberdayaan Pemilihan pengurus secara Sarana dan Prasarana Pelaksanaan
Anggota Kepada Anggota demokratis Kewajiban Sesuai
a. pengembangan usaha a. pelaksanaan musyawarah 1. Bangunan Gedung Kantor Perundang-undangan
berdasarkan jumlah berkelanjutan bagi nasional atau kongres sesuai (Wajib)
anggota tetap dari asosiasi badan usaha anggaran dasar dan anggaran 2. Perlengkapan Kantor
rumah tangga; dan
asosiasi dan jumlah dan asosiasi terkait
b. susunan pengurus asosiasi
(Wajib)
rantai pasok konstruksi; 3. Sumber Daya
cabang yang dimiliki dan pusat dan/atau daerah sesuai Manusia/Karyawan
oleh asosiasi di b. pengembangan anggaran dasar dan anggaran (Wajib)
rumah tangga.
daerah keprofesian 4. Website
berkelanjutan bagi 5. Pangkalan data sistem
asosiasi profesi. informasi
Permohonan 1. Dalam hal hasil veritifikasi dan tidak benar atau tidak sah atau tidak memenuhi
persyaratan Akreditasi maka permohonan dinyatakan gugur.
2. Dalam hal asosiasi lulus berdasarkan hasil penilaian dan penetapan, maka LPJK
Verifikasi dan menetapkan status Akreditasi.
Validasi 3. Asosiasi yang gugur atau tidak terakreditasi dapat mengajukan permohonan
Akreditasi kembali.
4. Status asosiasi terakreditasi yang habis masa berlaku dapat mengajukan
Penetapan dan permohonan kembali.
Penilaian
5. Tata cara permohonan Akreditasi berlaku secara mutatis mutandis terhadap
tata cara permohonan Akreditasi kembali
Hak Kewajiban
a. menyusun dan menegakkan kode etik bagi anggotanya;
a. mendapatkan surat tanda terakreditasi; b. melakukan pengembangan usaha berkelanjutan bagi anggota asosiasi
b. membentuk LSBU asosiasi badan usaha badan usaha dan asosiasi terkait rantai pasok konstruksi;
dan LSP bagi asosiasi profesi; dan c. melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi anggota
c. mengusulkan anggotanya menjadi calon asosiasi profesi;
pengurus LPJK. d. melakukan pemberdayaan kepada anggotanya;
e. menyampaikan laporan kinerja tahunan asosiasi untuk periode 1
Januari sampai dengan 31 Desember;
f. menyampaikan laporan keuangan asosiasi yang telah diaudit kantor
akuntan publik yang memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan untuk periode 1 Januari sampai dengan 31
Desember; dan
g. melaksanakan kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
*sesuai dengan kategori dan layanan sertifikasi dari asosiasi badan usaha terakreditasi dengan
menerapkan standar persyaratan untuk lembaga sertifikasi produk, proses dan jasa.
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
21
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
LEMBAGA SERTIFIKASI BADAN USAHA (LSBU)
-Pasal 41A, Pasal 41b, Pasal 41C-
Wewenang Tugas
a. menyusun program kerja tahunan;
a. menyelenggarakan proses Sertifikasi
b. menyusun dan mengembangkan skema sertifikasi;
Badan Usaha sesuai dengan ketentuan
c. membuat perangkat penilaian kelayakan badan usaha;
peraturan perundang-undangan;
d. menyediakan asesor;
Berbadan b. memberikan sanksi kepada asesor badan
e. melaksanakan penilaian kelayakan badan usaha;
usaha; dan
hukum c. mengusulkan skema sertifikasi.
f. melaksanakan surveilans pemeliharaan sertifikasi;
g. mencatatkan sertifikat badan usaha dalam sistem
informasi jasa konstruksi terintegrasi;
h. melaksanakan pelaporan penyelenggaraan sertifikasi
Persetujuan terhadap skema badan usaha melalui Sistem Informasi Jasa Konstruksi;
sertifikasi menjadi dasar penerbitan dan
Lisensi LSBU. i. mengembangkan pelayanan sertifikasi.
Dalam melaksanakan TuSinya LSBU menjalankan MEKANISME SERTIFIKASI yang diatur sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang terkait Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Lisensi Baru
Pendaftaran Penambahan
(Disampaikan kepada LPJK melalui OSS) Skema
Perpanjangan
TAHAPAN Validasi Lisensi
Penerbitan Lisensi
Hak Kewajiban
a. menyampaikan laporan kinerja LSBU;
a. mengusulkan skema sertifikasi; b. menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit
b. mendapatkan pembinaan pengembangan kantor akuntan publik yang memiliki izin sesuai dengan
kapasitas dan kualitas sumber daya. ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. mengintergrasikan sistem informasi dan data LSBU
dengan sistem informasi Pemerintah Pusat;
d. menerapkan standar persyaratan untuk lembaga
sertifikasi produk, proses dan jasa.;
e. menyampaikan laporan kegiatan operasional; dan
f. melaksanakan kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
NO 5 TAHUN 2021
03
PERUBAHAN PARADIGMA PERIZINAN
BERUSAHA
Subtansi UU No 2 Tahun 2017 UU No 11 Tahun 2020 PP 14 Tahun 2021 PP No 5 Tahun 2021
Definisi Pasal 1 Angka Pasal 1 Angka 4 Pasal 1 Angka 19 Pasal 1
Izin Usaha Jasa Konstruksi Perizinan Berusaha adalah Perizinan Berusaha Bidang
1. Perizinan Berusaha adalah
yang selanjutnya disebut legalitas yang diberikan Jasa Konstruksi adalah izin
legalitas yang diberikan kepada
lzin Usaha adalah izin kepada Pelaku Usaha yang diberikan kepada usaha
Pelaku Usaha untuk memulai dan
yang diberikan kepada untuk memulai dan orang perseorangan atau
menjalankan usaha dan/ atau
badan usaha untuk menjalankan usaha badan usaha untuk
kegiatannya.
menyelenggarakan dan/atau kegiatannya. menyelenggarakan kegiatan
3. Perizinan Berusaha Berbasis
kegiatan Jasa Konstruksi. Jasa Konstruksi.
Risiko adalah Perizinan Berusaha
berdasarkan tingkat Risiko
kegiatan usaha.
4. Perizinan Berusaha Untuk
Menunjang Kegiatan Usaha
adalah legalitas yang diberikan
kepada Pelaku Usaha untuk
menunjang kegiatan usaha.
• Berbasis risiko dan penerapan standar usaha • Berbasis risiko dan penerapan standar usaha
• Pengawasan dilakukan untuk memastikan pelaksanaan
• Tingkat risiko: Rendah (R), Menengah Rendah kegiatan operasional dan komersial sesuai standar usaha
(MR), Menengah Tinggi (MT), dan Tinggi (T) • Pengawasan dikaitkan dengan tingkat risiko usaha dan
• Jenis perizinan berusaha dikaitkan dengan dapat mempertimbangkan tingkat kepatuhan pelaku
tingkat risiko usaha usaha
• Kemudahan perizinan untuk kegiatan risiko • Terdapat kekhususan pelaksanaan pengawasan bagi Usaha
Mikro dan Kecil (UMK)
Rendah (kemudahan untuk UMK) • Penerapan pembinaan dan sanksi administratif
• Pelaksanaan pengawasan dapat dilakukan oleh profesi
bersertifikat (pihak ketiga).
SEMULA MENJADI
1. Permen PUPR No. 8/2019 1. PP No.5 tahun 2021 tentang Perizinan Berusaha
2. SE Menteri PUPR No. 22/2019 Berbasis Risiko
3. Perda IUJK 2. PP No.14 tahun 2021 tentang Perubahan PP.22/2020
PENGATURAN
SEMULA MENJADI
Penetapan kualifikasi untuk BUJK Umum dan Penetapan kualifikasi untuk BUJK :
Spesialis: § BUJK Umum : K, M, dan B
PENETAPAN
KUALIFIKASI § Kontraktor: K1, K2, K3, M1, M2, B1, dan B2 § BUJK Spesialis : Tidak memiliki kualifikasi
§ Konsultan: K1, K2, M1, M2, dan B usaha
§ Pengalaman § Pengalaman
§ Kemampuan Keuangan
§ Kemampuan Keuangan UU No.2 Tahun § Tenaga Kerja Konstruksi
PERSYARATAN § Tenaga Kerja Konstruksi 2017
§ Pemenuhan Peralatan Konstruksi (utk Kontraktor)
KUALIFIKASI § Pemenuhan Peralatan dengan relaksasi 30 hari setelah menerima SBU
SEMULA MENJADI
§ Izin BUJKN: Pemerintah Kota/Kabupaten § Izin BUJK (Nasional & Asing) : Pemerintah Pusat
§ Izin BUJKA: Kementerian PUPR Melalui OSS, verifikasi pemenuhan komitmen
oleh Kementerian PUPR
WEWENANG § Pengawasan BUJKN: Pemerintah
Kota/Kabupaten § Pengawasan BUJKN: Kementerian PUPR
§ Pengawasan BUJKA: Kementerian PUPR § Pengawasan BUJKA: Kementerian PUPR
PERIZINAN SEKTOR
Risiko MT à
• SBU Konstruksi wajib dimiliki oleh BUJK • SKK Konstruksi wajib dimiliki tenaga • Lisensi wajib dimiliki oleh Lembaga
yang menyelenggarakan layanan jasa kerja konstruksi. Sertifikasi Badan Usaha (LSBU) dan
konstruksi. • SKK Konstruksi diterbitkan melalui uji Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)
• SBU Konstruksi diterbitkan melalui suatu kompetensi sesuai dengan standar bidang Konstruksi
proses sertifikasi dan pencatatan oleh kompetensi kerja.
menteri PUPR melalui SIJKT. • Lebih lanjut terkait lisensi diatur
• Pelaksanaan uji kompetensi
• BUJK mengajukan permohonan kepada dilaksanakan oleh LSP bidang konstruksi. dalam PP 14/2021 tentang
menteri PUPR melalui Lembaga Perubahan PP tentang Jasa Konstruksi
• Sertifikasi SKK Konstruksi dicatat oleh
Sertifikasi Badan Usaha (LSBU) untuk menteri PUPR melalui SIJKT
mendapatkan SBU Konstruksi. • SKK Konstruksi berlaku untuk jangka
• SBU Konstruksi berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
waktu 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang, serta dapat dilakukan
diperpanjang, serta dapat dilakukan perubahan.
perubahan. • SKK Konstruksi yang akan diperpanjang
• SBU Konstruksi yang akan diperpanjang wajib diajukan sebelum habis masa
wajib diajukan sebelum habis masa berlakunya.
berlakunya.
Pengajuan: Tahapan:
1. Permohonan Baru; 1. permohonan; Dalam hal permohonan
2. Perpanjangan; atau 2. pembayaran biaya; diajukan oleh BUJK PMA atau
KP BUJKA, proses berlaku
3. Perubahan 3. verifikasi dan secara mutatis mutandis
terhadap proses penyetaraan
validasi; dan kualifikasi dan subklasifikasi
4. persetujuan/
penolakan
*) Kecuali untuk SKKK jenjang 1
permohonan
s.d. 4 diajukan melalui LSP
Pengawasan oleh menteri PUPR, bupati/walikota, Laporan Kegiatan Usaha Tahunan dilengkapi dengan:
Administrator KEK, dan kepala Badan Pengusahaan KPBPB 1. pemenuhan standar keamanan, keselamatan,
sesuai kewenangan berdasarkan ketentuan peraturan kesehatan dan keberlanjutan;
perundang-undangan
2. daftar penggunaan tenaga kerja konstruksi dan
tenaga kerja konstruksi bersertifikat; dan/atau
Untuk usaha orang perseorangan 3. daftar penggunaan tenaga kerja asing.
dan BUJK kualifikasi kecil:
1. data usaha orang perseorangan
Pengawawasan atau badan usaha
Rutin: 2. data kewajiban pelaksanaan Data Ctt. Pengalaman Kuali. Lain-nya
berusaha; Kecil
Nama paket pekerjaan; √ √
Laporan Kegiatan
Usaha Tahunan Nama pengguna jasa √ √
Untuk BUJK kualifi. menengah,
besar, dan BUJK spesialis: Thn pelaksanaan pekerjaan √ √
Pencatatan 1. data kepatuhan pelaksanaan
Nilai Pekerjaan √ √
Pengalaman Perizinan Berusaha;
2. data kinerja manajemen BASTP √ √
perusahaan;
Kinerja Peny. Jasa Tahunan - √
3. data kinerja proyek.
Sumber: BKPM
SANKSI PP 5 Tahun 2021
Setiap Pelaku Usaha dapat dikenai sanksi administratif atas Sanksi administratif berupa :
pelanggaran terhadap kewajiban: a. peringatan;
• melaporkan setiap penggantian tenaga kerja konstruksi, b. pengenaan denda
• memenuhi persyaratan minimal jumlah peralatan utama untuk administratif;
setiap subklasifikasi, c. penghentian sementara
• memiliki dan memperpanjang SBU Konstruksi bagi BUJK; kegiatan berusaha;
• memiliki dan memperpanjang SKK Konstruksi bagi tenaga kerja d. daftar hitam; dan/atau
konstruksi; e. pencabutan Perizinan
• menyampaikan Laporan Kegiatan Usaha Tahunan melalui aplikasi Berusaha.
usaha jasa konstruksi Sistem Informasi jasa konstruksi
terintegrasi;
• melakukan pencatatan pengalaman badan usaha dan usaha • Huruf a s.d. d diberikan oleh menteri PUPR
orang perseorangan; • Huruf e diberikan oleh lembaga OSS atas
• memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan bagi kantor perwakilan rekomendasi menteri PUPR
BUJKA dan BUJK Penanaman Modal Asing • Pencabutan perizinan dipublikasikan di OSS
dan AUJK
Sumber: BKPM
5
Menengah
Self Declare NIB, Sertifikat
persiapan, operasional, dan komersial PENGAWASAN
Standar Usaha +
Rendah Standar Usaha Pengajuan fasilitas berusaha
UKL-UPL
Perizinan
Berusaha operasional dan komersial
Berbasis Menengah Self Declare
persiapan Pemenuhan
NIB, Sertifikat Data OSS
Risiko Sertifikat
Tinggi UKL-UPL Pengajuan Standar Usaha
Standar Usaha *) Pengajuan fasilitas berusaha (NIB, Izin, SS,
fasilitas berusaha
SP)
persiapan NIB, Izin *), Apabila
Pemenuhan Izin Operasional dan komersial
Membutuhkan
Sertifikat Standar
Tinggi +
Pengajuan fasilitas Usaha *) (Apabila Pengajuan fasilitas berusaha
berusaha AMDAL/ UKL UPL
Dibutuhkan) Pemenuhan Penerbitan
Sertifikat Sertifikat
*) Verifikasi Pemenuhan persyaratanOleh Sumber: BKPM
Produk Produk
K/L/D Sesuai Dengan Kewenangannya
KEWENANGAN DALAM PERIZINAN BERUSAHA
Subtansi UU No 2 Tahun 2017 UU No 11 Tahun 2020 PP No 5 Tahun 2021
Kewenangan Pasal 27 Pasal 27 Pasal 22 ayat (1) dan (2)
Tanda Daftar Usaha Perseorangan Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat dalam Pasal 26 ayat (1) diberikan oleh 1) Perizinan Berusaha diterbitkan oleh Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah sesuai norma, standar,
(1) diberikan oleh Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah kabupaten/kota
prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh
kabupaten/kota kepada usaha orang sesuai dengan norma, standar, prosedur, Pemerintah Pusat.
perseorangan yang berdomisili di dan kriteria yang ditetapkan oleh 2) Pelaksanaan penerbitan Perizinan Berusaha
wilayahnya sesuai dengan ketentuan Pemerintah Pusat kepada usaha orang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh:
peraturan perseorangan yang berdomisili di wilayahnya a. Lembaga OSS;
perundang-undangan. sesuai dengan ketentuan peraturan b. Lembaga OSS atas nama menteri/kepala
perltndang-undangan. lembaga;
c. kepala DPMPTSP provinsi atas nama gubernur;
d. kepala DPMPTSP kabupaten/kota atas nama
Pasal 28 Pasal 28
bupati/wali kota;
Izin Usaha sebagaimana dimaksud dalam Perizinan Berusaha sebagaimana dimasud e. Administrator KEK; dan
pasal 26 ayat (2) diberikan oleh dalam Pasal 26 ayat (1) diberikan oleh f. kepala Badan Pengusahaan KPBPB,
Pemerintah Daerah kabupaten/kota Pemerintah Daerah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan masing-masing
kepada badan usaha yang berdomisili di sesuai dengan norma, standar, prosedur, yang tercantum dalam Lampiran I.
wilayahnya sesuai dengan ketentuan dan kriteria yang ditetapkan oleh
Lampiran I
peraturan perundang-undangan. Pemerintah Pusat kepada badan usaha
yang berdomisili di wilayahnya sesuai dengan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat
ketentuan peraturan perundang-undangan.
PENGARAH
-Pasal 41D, Pasal 41E dan lampiran-