Anda di halaman 1dari 33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2021

DITJEN BINA KONSTRUKSI MARET

PERIZINAN BERUSAHA DAN


PENGUATAN MASYARAKAT DAN KELEMBAGAAN PEMERINTAH

OLEH: DIREKTUR KELEMBAGAAN DAN SUMBER DAYA KONSTRUKSI


OUTLINE

Penyelenggaraan
Perizinan Subsektor Persiapan Penguatan
Berusaha Jasa Konstruksi Implementasi Masyarakat dan
Berbasis Risiko OSS Kelembagaan
Pemerintah
1
PENYELENGGARAAN PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO
KONSEPSI PERIZINAN BERUSAHA

Februari 2020
“Pangkas Perizinan
Berusaha dan to
Sederhanakan • Setiap kegiatan usaha RUU Cipta Kerja,
Prosedur..!” dipersyaratkan memiliki izin
usaha dan izin lainnya, Perizinan Berusaha
tanpa mempertimbangkan Berbasis Risiko:
kompleksitas kegiatan ü Perizinan Berusaha
usaha;
• Sangat banyak peraturan ü Pelaksanaan
(hyper regulation); Pengawasan
• NSPK tidak terstandarisasi;
• Pelaksanaan pengawasan
INOVASI: kegiatan usaha tidak
standar dan belum 2 November 2020
Penyederhanaan optimal.
Perizinan Berusaha UU 11/2020 tentang
Cipta Kerja disahkan
Sumber: Kemenko Perekonomian
IMPLEMENTASI RBA DALAM UU CIPTA KERJA

RBA – RISK BASE APPROACH

• Mendukung penciptaan lapangan kerja melalui pemberian


kemudahan usaha untuk UMKM dan peningkatan investasi

PRINSIP RBA PERIZINAN BERUSAHA

RBA • Meminimalisir jumlah perizinan berusaha sehingga perizinan


lebih sederhana
• Perizinan berusaha ditentukan berdasarkan tingkat risiko
yang akan ditimbulkan (level of initial risk)

PRINZIP RBA PENGAWASAN

• Intensitas Pelaksanaan Pengawasan Berdasarkan Tingkat


Risiko
Sumber: Kemenko Perekonomian
UU CIPTA KERJA MENGUBAH INDONESIA

SEMULA MENJADI

Jenis perizinan dipilah dan diatur berdasarkan Jenis perizinan dipilah berdasarkan risiko serta
Sektornya masing-masing terdapat kebijakan khusus bagi UMKM.

Perizinan berusaha terdiri dari banyak jenis dan Hanya dengan Nomor Induk Berusaha (NIB) sebagai
proses birokrasi yang panjang bukti perizinan berusaha

Proses perizinan Ketat namun Pengawasan Trust but verify - Kemudahan pemberian perizinan
Rendah, bahkan perizinan tertentu hampir tidak berusaha diikuti dengan pelaksanaan pengawasan
ada oleh pemerintah
PENYUSUN MATERI PP

Mengatur
Mengatur 1616
Sektor
Sektor
Perizinan Berusaha 1. Kelautan dan Perikanan 10. Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Perizinan Berusaha

2. Komunikasi dan Informatika 11. Lingkungan Hidup dan Kehutanan

3. Pertanian 12. Ketenagakerjaan

1. Kemenko 4. Perindustrian 13. Perdagangan


Perekonomian
2. BKPM
5. Kesehatan 14. Pendidikan dan Kebudayaan
3. Melibatkan 18
Kementerian/
6. Perhubungan 15. Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Lembaga
7. Pertahanan 16. Badan Pengawas Tenaga Nuklir

8. Energi dan Sumber Daya Mineral 17. Badan Pengawas Obat dan Makanan

9. Agama 18. Polisi Negara Republik Indonesia


Sumber: Kemenko Perekonomian
PENGATURAN PELAKSANAAN UU CIPTA KERJA

PP
• Norma Umum RBA
(Perizinan Berusaha dan
Pengawasan); Batang Tubuh • Tabel KBLI – perizinan
• Proses Bisnis OSS; Lampiran berusaha dan Tabel
• Ketentuan Umum perizinan berusaha non
Perizinan Berusaha KBLI
Sektor (kegiatan usaha • Konsep Perizinan
sektor, kewenangan, Berusaha Berbasis Risiko
sanksi, ketentuan
lainnya)
RAPERMEN di 18 K/L

Batang Tubuh • Kewajiban dan/atau


Lampiran persyaratan
• Standar usaha
• Standar produk
/proses/jasa
Sumber: Kemenko Perekonomian
2 SUBSEKTOR JASA KONSTRUKSI
PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO
BERDASARKAN KBLI 2020 KBLI 2020

KBLI (Klasifikasi Baku Usaha Indonesia) adalah klasifikasi


rujukan yang digunakan untuk mengklasifikasikan
aktivitas/kegiatan ekonomi Indonesia ke dalam beberapa
PROSES PENYUSUNAN lapangan usaha/bidang usaha yang dibedakan berdasarkan
PERIZINAN jenis kegiatan ekonomi yang menghasilkan produk/output baik
berupa barang maupun jasa.

Perizinan Berusaha berdasarkan KBLI 2020 telah disusun dibawah


koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi, BPS, dan BSN
dengan melibatkan semua kementerian / lembaga terkait dengan KBLI DAN SUBKLASIFIKASI
tahapan meliputi:
1. Pembahasan Analisis Risiko Berusaha Internal Kementerian; BIDANG KONSTRUKSI
2. Koordinasi dengan K/L beririsan;
3. Konsensus dengan Pengampu K3L;
4. Konsensus dengan Pelaku Usaha; dan Terdapat 1790 klasifikasi usaha pada KBLI 2020, termasuk didalamnya
5. Pengesahan. terdapat 68 + 2 KBLI untuk rujukan berusaha di Bidang Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat. Dari 70 KBLI terdapat 130 + 2
Subklasifikasi Usaha Jasa Konstruksi.
SUBKLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI
Sub-
Jenis Usaha Sifat Usaha Klasifikasi TOTAL
klasifikasi
Pekerjaan Konstruksi Bersifat Umum 1. Bangunan Gedung (BG) 9
29
2. Bangunan Sipil (BS) 20
Bersifat Spesialis 1. Persiapan (PL) 8
2. Penyewaan Peralatan (PA) 1
3. Konstruksi Khusus (KK) 16
52
4. Konstruksi PraPabrikasi (KP) 2
5. Instalasi (IN) 14
6. Penyelesaian Bangunan (PB) 11
Pekerjaan Konstruksi - 1. Bangunan Gedung (GT) 8
Terintegrasi 19
2. Bangunan Sipil (ST) 11

Jasa Konsultansi Konstruksi Bersifat Umum 1. Arsitektur (AR) 3


2. Rekayasa (RK) 5
15
3. Rekayasa Terpadu (RT) 3
4. Arsitektur Lansekap dan Perencanaan Wilayah (AL) 4
Bersifat Spesialis 1. Konsultansi Ilmiah dan Teknis (IT) 8
15
2. Pengujian dan Analisis Teknis (AT) 7
Usaha Orang Perseorangan - - 6
TOTAL KESELURUHAN 130
REFORMASI PERIZINAN

SEMULA MENJADI
1. PP No. 24 tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi
Secara Elektronik (OSS) 1. PP No.5 tahun 2021 tentang Perizinan Berusaha
2. Permen PUPR No. 8/2019 tentang Pedoman Pelayanan IUJKN & SE Menteri Berbasis Risiko
PUPR No. 22/2019 tentang Pelayanan BUJKA
PENGATURAN 3. Perda IUJK 2. PP No.14 tahun 2021 tentang Perubahan PP.22/2020

Pelaku usaha harus memiliki:


§ NIB + Sertifikat (Badan Usaha / Tenaga Kerja) Nomor Induk Berusaha (NIB)
§ Tanda Daftar Usaha Perseorangan +
PERSYARATAN § Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional Komitmen Pemenuhan Sertifkat Standar
BERUSAHA § Izin Kantor Perwakilan BUJKA dan Izin BUJKA PMA

Dalam proses penerbitan Sertifikat: Dalam proses penerbitan Sertifikat:


§ Asosiasi Badan Usaha / Asosiasi Profesi: § LSBU / LSP: melaksanakan sertifikasi
melaksanakan Verifikasi dan Validasi Awal (VVA) § LPJK: melaksanakan penomoran dan pencatatan
KELEMBAGAAN § LPJK: Melaksanakan Sertifikasi (SBU / SKKK) SBU/SKKK

§ IUJKN : 5 Hari kerja § IUJKN/IUJKA : Langsung mendapat izin (NIB)


§ IUJK + Registrasi BUJKA : 5 Hari kerja § Registrasi BUJKA : 3 Hari kerja
§ SBU : Durasi VVA + 5 Hari kerja § SBU Konstruksi : 15 Hari kerja
SPM § SKA / SKT : 20 Hari kerja § SKK Konstruksi : 15 Hari kerja
LAYANAN § Pembentukan LSP : 9 Bulan 10 Hari § Pembentukan LSP : 65 Hari kerja
§ Pembentukan LSBU :- § Pembentukan LSBU : 30 Hari Kerja
REFORMASI PERIZINAN

SEMULA MENJADI

Penetapan kualifikasi untuk BUJK Umum dan Spesialis: Penetapan kualifikasi untuk BUJK :
§ Kontraktor: K1, K2, K3, M1, M2, B1, dan B2 § BUJK Umum : K, M, dan B
PENETAPAN § Konsultan: K1, K2, M1, M2, dan B § BUJK Spesialis : Tidak memiliki kualifikasi usaha
KUALIFIKASI

§ Pengalaman § Pengalaman
§ Kemampuan Keuangan § Kemampuan Keuangan
UU No.2 Tahun
§ Tenaga Kerja Konstruksi
§ Tenaga Kerja Konstruksi 2017
PERSYARATAN § Pemenuhan Peralatan Konstruksi (utk Kontraktor) dengan
KUALIFIKASI § Pemenuhan Peralatan relaksasi 30 hari setelah menerima SBU

§ Pengajuan Izin : Melalui OSS § Pengajuan Izin : Melalui OSS


§ Pengefektifan : Untuk BUJKN oleh Pemkab/Pemkot § Pengajuan SBU : Melalui OSS
Untuk BUJKA oleh Kemen PUPR § Pengajuan SKKK : Melalui OSS
PROSES § Pengajuan SBU : Melalui Asosiasi & LPJK § Pengefektifan BUJKA : Melalui OSS
PERIZINAN § Pengajuan SKKK : Melalui USTK/Asosiasi & LPJK § Lisensi LSBU : Melalui OSS
§ LSP : Melalui BNSP § Rekomendasi & Lisensi LSP : Melalui OSS
§ LSBU :-
REFORMASI PERIZINAN

SEMULA MENJADI

Pemilik SBU/SKKK wajib: Pemilik SBU/SKKK wajib:


§ Melakukan registrasi untuk persubklasifikasi; § Melaporkan kegiatan usaha tahunan; dan
KEWAJIBAN § Dilakukan periodik pertahun; § Tanpa biaya.
SBU/SKKK § Berbayar.

§ Izin BUJKN: Pemerintah Kota/Kabupaten § Izin BUJK (Nasional & Asing) : Pemerintah Pusat
§ Izin BUJKA: Kementerian PUPR Melalui OSS, verifikasi pemenuhan komitmen oleh
Kementerian PUPR
WEWENANG § Pengawasan BUJKN: Pemerintah Kota/Kabupaten
§ Pengawasan BUJKA: Kementerian PUPR § Pengawasan BUJKN: Kementerian PUPR
§ Pengawasan BUJKA: Kementerian PUPR
KEWAJIBAN

Usaha Orang BUJK KEWAJIBAN KHUSUS KP BUJKA:


KEWAJIBAN PELAKU BUJKN KP BUJKA
Perseorangan PMA a. berbentuk badan usaha dengan kualifikasi yang setara
USAHA (UMUM)
dengan kualifikasi besar;
Laporan Kegiatan Usaha ü ü ü ü b. menempatkan warga negara Indonesia sebagai
Tahunan
pimpinan tertinggi; ß terdapat relaksasi (Pasal 84)
Pencatatan Pengalaman ü ü ü ü c. membentuk KSO dengan BUJKN dan memenuhi kriteria
Penilaian Kinerja - ü ü ü teknis KSO;
Pemenuhan Kemampuan - ü ü ü d. mengutamakan penggunaan material dan teknologi
Penyediaan Peralatan konstruksi dalam negeri;
e. memiliki teknologi tinggi, mutakhir, efisien, berwawasan
Pelaporan Penggantian - ü ü ü lingkungan, serta memperhatikan kearifan lokal;
PJBU/PJTBU/PJSKBU f. melaksanakan proses alih teknologi;
g. mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja Indonesia
daripada tenaga kerja asing; dan
KEWAJIBAN KHUSUS BUJK PENANAMAN MODAL ASING h. mempekerjakan tenaga kerja Indonesia sebagai tenaga
a. membentuk badan usaha berbadan hukum Indonesia melalui kerja sama modal dengan kerja pendamping pada bidang manajemen dan teknis
BUJKN kualifikasi besar; dan paling rendah dua tingkat di bawah jabatan tenaga kerja
b. mengikuti ketentuan struktur permodalan dan kriteria teknis penanam modal. asing berdasarkan klasifikasi keilmuan yang sesuai.
PENGAWASAN DAN SANKSI

PENGAWASAN SANKSI

Setiap pelaku usaha dapat dikenai


PERANGKAT KERJA PENGAWAS
sanksi administratif atas
pelanggaran terhadap
Rutin

Insidental
• Laporan Tahunan • Pengaduan pemenuhan kewajiban berupa:
• Pencatatan • Urgensi Proyek 1. peringatan;
Pengalaman Prioritas 2. pengenaan denda
• Tingkat Kepatuhan administratif;
3. penghentian sementara
Pelaksana kegiatan berusaha;
No. Objek Pengawasan 4. daftar hitam; dan/atau
Pengawasan
1. Pemerintah BUJKA
5. pencabutan Perizinan
Pusat Berusaha.
2. Pemerintah 1. Usaha Orang Perseorangan
Daerah 2. BUJKN
3 PERSIAPAN IMPLEMENTASI OSS
PERSIAPAN IMPLEMENTASI OSS

Online Single Submission (OSS) RBA


3

GAMBARAN UMUM SISTEM OSS - RBA

Sumber: BKPM
4

SUB SISTEM INFORMASI PERIZINAN

1 Informasi Umum

1. Persyaratan
2. Tahapan Proses
3. KBLI berbasis risiko
4. Daftar Bidang Usaha Penanaman Modal/DBUPM
(Bidang Usaha yang mendapat Fasilitas fiskal dan non
fiskal, Bidang Usaha alokasi UMKM- Koperasi dan
kemitraan, Bidang Usaha yang tertutup serta bidang
usaha yang terbuka dengan persyaratan)
5.
6.
Informasi Lokasi Usaha
User Manual OSS
2 Simulasi (Optional)
7. NIB
8. Sertifikat Standar 1. Step by step perizinan
9. Izin 2. Dibedakan berdasarkan jenis pelaku
10. Fasilitas Berusaha usaha:
11. Mekanisme Pengawasan Ø Perorangan,
12. Kewajiban Pelaporan Ø Non perseorangan
13. Kamus OSS Ø Kantor perwakilan
14. FAQ
Sumber: BKPM
5

SUB SISTEM INFORMASI PERIZINAN


Validasi Penanaman Validas & • Data Usaha (Produk, Tenaga Kerja, Investasi, Dll)
Modal dan Basis Notifikasi KKPR • Persetujuan Lingkungan
risiko (ATR BPN) • Persetujuan Bangunan Gedung
• Pernyataan Mandiri (Pemenuhan Persyaratan & Kewajiban)
• Penerbitan Perizinan Berusaha yang Berlokasi di KI, KEK, KPBPB Atau
Termasuk Dalam PSN (Untuk Risiko Tinggi Langsung Terbit)
Data Legalitas Pilih KBLI &Input Input Data
Hak Akses Notifikasi:
Badan Usaha Lokasi Usaha
• Persetujuan Lingkungan > KLHK
• Persetujuan Bangunan Gedung > PUPR
• Sertifikat Halal > Kemenag
• SNI > BSN,
Validasi Validasi
Dukcapil& Validasi AHU, • Pengawasan/verifikasi > KLD
Dokumen
Dukcapil & KSWP • Pelaku Usaha
Imigrasi Lingkungan

persiapan, operasional dan/atau komersial


Rendah SPPL NIB termasuk SPPL RISK PROFILING
Pengajuan fasilitas berusaha

Menengah
Self Declare NIB, Sertifikat
persiapan, operasional, dan komersial PENGAWASAN
Standar Usaha +
Rendah Standar Usaha Pengajuan fasilitas berusaha
UKL-UPL
Perizinan
Berusaha operasional dan komersial
Berbasis Menengah Self Declare
persiapan Pemenuhan
NIB, Sertifikat Data OSS
Risiko Sertifikat
Tinggi UKL-UPL Pengajuan Standar Usaha
Standar Usaha *) Pengajuan fasilitas berusaha (NIB, Izin, SS,
fasilitas berusaha
SP)
persiapan NIB, Izin *), Apabila
Pemenuhan Izin Operasional dan komersial
Membutuhkan
Sertifikat Standar
Tinggi +
Pengajuan fasilitas Usaha *) (Apabila Pengajuan fasilitas berusaha
berusaha AMDAL/ UKL UPL
Dibutuhkan) Pemenuhan Penerbitan
Sertifikat Sertifikat
*) Verifikasi Pemenuhan persyaratanOleh Sumber: BKPM
Produk Produk
K/L/D Sesuai Dengan Kewenangannya
7

SUB SISTEM INFORMASI PENGAWASAN

Sumber: BKPM
7

TIMELINE PEMBANGUNAN SISTEM OSS RBA

Nov – Jan 2021 Feb – Apr 21


Pembuatan Proses Bisnis • Pembangunan OSS Juni 2021
OSS RBA RBA Go live Sub Sistem Perizinan
• Koordinasi K/L /D

Start End

Juli 2020 – Jan 2021 Jan – Feb 2021 Mei 2021


Konsolidasi RPP NSPK RBA Konsolidasi bisnis proses & • Uji coba OSS RBA
elemen data dengan K/L/D • Sosialisasi dan simulasi OSS
RBA kepada pelaku usaha dan
K/L/D

Sumber: BKPM
3
PENGUATAN MASYARAKAT DAN KELEMBAGAAN PEMERINTAH
PENYELENGGARAAN SEBAGIAN PP 14 Tahun 2021

KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT - Pasal 6 -


1. Akreditasi (Asosiasi BUJK, Asosiasi Profesi, dan Asosiasi rantai pasok
PENYELENGGARAAN jasa konstruksi)
SEBAGIAN KEWENANGAN 2. Menetapkan Penilai Ahli terdaftar
3. Penyetaraan Tenaga Kerja Asing
PEMERINTAH PUSAT
4. Membentuk LSP/Panitia Teknis Uji Kompetensi
MENGIKUTSERTAKAN 5. Lisensi LSBU
MASYARAKAT JASA 6. Pencatatan (BUJK, TKK, Penilai Ahli, Pengalaman BU, Pengalaman
KONSTRUKSI professional tenaga kerja, LSP, dan LSBU)
lembaga nonstruktural yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

"LEMBAGA
dilakukan melalui SATU
yang dibentuk
Menteri”
Berkedudukan di ibu Kota Negara RI
Layanan dibiayai keuangan negara

"
berdasarkan PP ini
Susunan Organisasi LPJK
1. Pengurus; dan
Tugas LPJK
a. Pencatatan pengalaman;
b. Akreditasi;
c. Penetapan Penilai Ahli;
2. Sekretariat
LPJK
d. Pemberian Lisensi;
Hak keuangan e. Penyetaraan di bidang Jasa Konstruksi; dan
f. Tugas lain yang diberikan oleh Menteri.
dan fasilitas
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
25
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEWENANGAN
PP 14 Tahun 2021

Pasal 8 dan 9

PEMERINTAH PROVINSI PEMERINTAH


melibatkan
dapat
KABUPATEN / KOTA
Masyarakat Jasa
a. Pelatihan tenaga ahli Konstruksi
konstruksi a. Pelatihan tenaga terampil
b. Pengelolaan sistem b. Pengelolaan sistem informasi
informasi jasa konstruksi jasa konstruksi cakupan
Kab/kota *dilaksanakan sesuai
cakupan daerah provinsi
c. Penerbitan Perizinan dengan ketentuan peraturan
Berusaha Bidang Jasa perundang-undangan di
Konstruksi* bidang Perizinan Berusaha
d. Pengawasan tertib usaha, berbasis Risiko
penyelenggaraan, &
pemanfaatan jasa konstruksi

dilaksanakan sesuai dengan NORMA, STANDAR, PROSEDUR,


DAN KRITERIA yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
26
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI
Subtansi UU No 2 Tahun 2017 UU No 11 Tahun 2020 PP 14 Tahun 2021
Kewenangan Pasal 7 Pasal 7 Pasal 7
Kewenangan Pemerintah Daerah provinsi Kewenangan Pemerintah Daerah provinsi (1) Kewenangan Pemerintah Daerah provinsi pada sub-
pada sub-urusan Jasa Konstruksi meliputi: dilaksanakan sesuai dengan norma, urusan Jasa Konstruksi yang meliputi
penyelenggaraan pelatihan tenaga ahli Konstruksi
a. penyelenggaraan pelatihan tenaga ahli standar, prosedur, dan kriteria yang
dan penyelenggaraan Sistem lnformasi Jasa
konstruksi; dan ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
Konstruksi cakupan daerah provinsi dilaksanakan
pada sub-urusan Jasa Konstruksi sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan
b. penyelenggaraan sistem informasi Jasa
Konstruksi cakupan daerah provinsi. meliputi: kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat.
a. penyelenggaraan pelatihan tenaga ahli (2) Pemerintah Daerah provinsi dalam melaksanakan
konstruksi; dan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat melibatkan Masyarakat Jasa Konstruksi.
b. penyelenggaraan sistem informasi
Jasa Konstruksi cakupan daerah provinsi.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


27
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEWENANGAN PEMERINTAH KAB/KOTA
Subtansi UU No 2 Tahun 2017 UU No 11 Tahun 2020 PP 14 Tahun 2021 PP No 5 Tahun 2021

Kewenangan Pasal 8 Pasal 8 Pasal 9 Lampiran I


Kewenangan Pemerintah Daerah Kewenangan Pemerintah Daerah Perizinan Berusaha Berbasis
(1) Kewenangan Pemerintah Daerah
kabupaten/kota pada sub-urusan kabupaten/kota Risiko Sektor Pekerjaan Umum
dilaksanakan kabupaten/kota pada sub-urusan Jasa
Jasa Konstruksi meliputi: Konstruksi yang meliputi: dan Perumahan Rakyat
sesuai dengan norma, standar,
a. penyelenggaran pelatihan tenaga
a. Penyelenggaraan pelatihan prosedur, dan kriteria yang Tingkat Risiko: Menengah
terampil Konstruksi;
tenaga terampil konstruksi; ditetapkan oleh Pemerintah Pusat b. penyelenggaraan Sistem Informasi Tinggi
b. Penyelenggaraan sistem pada sub-urusan Jasa Konstruksi Jasa Konstruksi cakupan daerah
informasi Jasa Konstruksi meliputi: kabupaten/kota; Kewenangan Pemerintah:
cakupan daerah a. c. penerbitan Perizinan Berusaha
Penyelenggaraan pelatihan Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota:
kabupaten/kota; Bidang Jasa Konstruksi nasional
tenaga terampil konstruksi; Kualifikasi kecil, menengah, dan Menteri
c. Penerbitan Izin Usaha b. Penyelenggaraan sistem besar; dan
nasional kualifikasi kecil, d. pengawasan tertib usaha, tertib
informasi Jasa Konstruksi
menengah, dan besar; dan penyelenggaraan, dan tertib
cakupan daerah pemanfaatan Jasa Konstruksi,
d. Pengawasan tertib usaha, kabupaten/kota; dilaksanakan sesuai dengan norma,
tertib penyelenggaraan, c.
Penerbitan Perizinan standar, prosedur, dan kriteria yang
dan tertib pemanfaatan Berusaha kualifikasi kecil, ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
Jasa Konstruksi menengah, dan besar;
dan (2) Pemerintah Daerah kabupaten/kota dalam
melaksanakan kewenangan sebagaimana
d. Pengawasan tertib usaha, dimaksud pada ayat (1) dapat melibatkan
tertib penyelenggaraan, Masyarakat Jasa Konstruksi.
dan tertib pemanfaatan (3) Kewenangan sebagaimana dimaksud pada
Jasa Konstruksi ayat (1) huruf c, dilaksanakan sesuai
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT dengan ketentuan peraturan perundang-
28
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A K O N S T R U K S Iundangan di bidang perizinan berusaha
berbasis risiko.
KEWENANGAN DALAM PERIZINAN BERUSAHA
Subtansi UU No 2 Tahun 2017 UU No 11 Tahun 2020 PP 14 Tahun 2021 PP No 5 Tahun 2021

Kewenangan Pasal 8 Pasal 8 Pasal 9 Lampiran I


Kewenangan Pemerintah Daerah Kewenangan Pemerintah Daerah Perizinan Berusaha Berbasis
(1) Kewenangan Pemerintah Daerah
kabupaten/kota pada sub-urusan kabupaten/kota Risiko Sektor Pekerjaan Umum
dilaksanakan kabupaten/kota pada sub-urusan Jasa
Jasa Konstruksi meliputi: Konstruksi yang meliputi: dan Perumahan Rakyat
sesuai dengan norma, standar,
a. penyelenggaran pelatihan tenaga
a. Penyelenggaraan pelatihan prosedur, dan kriteria yang Tingkat Risiko: Menengah
terampil Konstruksi;
tenaga terampil konstruksi; ditetapkan oleh Pemerintah Pusat b. penyelenggaraan Sistem Informasi Tinggi
b. Penyelenggaraan sistem pada sub-urusan Jasa Konstruksi Jasa Konstruksi cakupan daerah
informasi Jasa Konstruksi meliputi: kabupaten/kota; Kewenangan Pemerintah:
cakupan daerah a. c. penerbitan Perizinan Berusaha
Penyelenggaraan pelatihan Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota:
kabupaten/kota; Bidang Jasa Konstruksi nasional
tenaga terampil konstruksi; Kualifikasi kecil, menengah, dan Menteri
c. Penerbitan Izin Usaha b. Penyelenggaraan sistem besar; dan
nasional kualifikasi kecil, d. pengawasan tertib usaha, tertib
informasi Jasa Konstruksi
menengah, dan besar; dan penyelenggaraan, dan tertib
cakupan daerah pemanfaatan Jasa Konstruksi,
d. Pengawasan tertib usaha, kabupaten/kota; dilaksanakan sesuai dengan norma,
tertib penyelenggaraan, c.
Penerbitan Perizinan standar, prosedur, dan kriteria yang
dan tertib pemanfaatan Berusaha kualifikasi kecil, ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
Jasa Konstruksi menengah, dan besar;
dan (2) Pemerintah Daerah kabupaten/kota dalam
melaksanakan kewenangan sebagaimana
d. Pengawasan tertib usaha, dimaksud pada ayat (1) dapat melibatkan
tertib penyelenggaraan, Masyarakat Jasa Konstruksi.
dan tertib pemanfaatan (3) Kewenangan sebagaimana dimaksud pada
Jasa Konstruksi ayat (1) huruf c, dilaksanakan sesuai
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT dengan ketentuan peraturan perundang-
29
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A K O N S T R U K S Iundangan di bidang perizinan berusaha
berbasis risiko.
KEWENANGAN DALAM PERIZINAN BERUSAHA
Subtansi UU No 2 Tahun 2017 UU No 11 Tahun 2020 PP No 5 Tahun 2021
Kewenangan Pasal 29 ayat (2) Pasal 29 ayat (2) Pasal 21
Pemerintah (1) Pemerintah Pusat menyusun dan
Pemerintah Daerah kabupaten/kota Pemerintah Daerah kabupaten/kota menetapkan norma, standar, prosedur, dan
Kab/Kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal sesuai dengan norma, standar, kriteria Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
27 dan Pasal 28 membentuk prosedur, dan kriteria yang pada setiap sektor sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat (2).
peraturan di ditetapkan oleh Pemerintah Pusat (2) Norma, standar, prosedur, dan kriteria
daerah mengenai Izin Usaha dan sebagaimana dimaksud dalam Pasal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Tanda Daftar Usaha 27 dan Pasal 28 membentuk menjadi acuan tunggal bagi pelaksanaan
pelayanan Perizinan Berusaha Berbasis
Perseorangan. peraturan di daerah mengenai Risiko oleh Pemerintah Pusat dan
Perizinan Berusaha. Pemerintah Daerah
(3) Pemerintah Pusat dapat mendelegasikan
peraturan pelaksanaan norma, standar,
prosedur, dan kriteria sebagaimana
dirnaksud pada ayat (2) kepada kepala
daerah yang ditetapkan dengan Peraturan
Kepala Daerah.
(4) Peraturan Kepala Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) memuat peraturan
internal bagi apparat Pemerintah Daerah
dalam melaksanakan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


30
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI PP 14 Tahun 2021
Dilakukan oleh -Pasal 97-
PEMERINTAH PUSAT Kepada
1. penyelenggara pemerintah daerah provinsi
2. masyarakat jasa konstruksi
• asosiasi perusahaan;
• asosiasi profesi;
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI • lembaga Pendidikan dan pelatihan kerja
Kepada • pengguna Jasa
masyarakat jasa konstruksi • penyedia Jasa;
MASYARAKAT JASA • perguruan tinggi/pakar;
KONSTRUKSI
• pelaku rantai pasok;
PEMERINTAH DAERAH • tenaga kerja konstruksi (TKK);
KABUPATEN/KOTA kepada • pemerhati konstruksi;
masyarakat jasa konstruksi • Lembaga sertifikasi jasa konstruksi; dan
• pemanfaat produk Jakon.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


31
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
STRATEGI MENDUKUNG KEMAJUAN INDUSTRI JASA KONSTRUSI
dari sisi perencanaan dan pengawasan

01. 04.
a. Regulasi tentang kewajiban penggunaan a. Link and match kurikulum perguruan
hasil inovasi & teknologi, insentif, pricing
PEMERINTAH AKADEMISI tinggi sesuai dengan kemajuan
policy, regulasi terkait PBJ teknologi konstruksi di lapangan
b. Penguatan infrastruktur IT (storage, b. Riset terkait inovasi dan teknologi
cloud computing) untuk mendukung pelaksanaan
pekerjaan konstruksi
c. Pelaksanaan pilot project
d. Penyusunan standar produk/standar
kompetensi
e. Monitoring dan Evaluasi

a. Peningkatan kapasitas SDM


anggotanya a. Melakukan R&D untuk menghasilkan
inovasi dan teknologi konstruksi
b. Mengimplementasikan inovasi dan b. Standarisasi material/peralatan yang
teknologi dalam pekerjaan
dihasilkan
c. Pelaksanaan Continuing Professional c. Kolaborasi untuk mengenalkan
Development (CPD) bagi personil yang produk inovasi/teknologi yang
sudah menggunakan inovasi/teknologi ASOSIASI/ INDUSTRI dihasilkan
konstruksi BADAN USAHA
02. 03.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai