Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko
Pelatihan Teknis PTSP Bidang Penanaman
Modal Tingkat Dasar
Tahun 2023
Ruang Lingkup
1. Kebijakan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
2. Perizinan Berusaha Risiko Rendah, Menengah Rendah, Menengah Tinggi, & Tinggi
4. Percepatan Penerbitan Izin, Kemudahan Perizinan Bagi UMK, Rekomendasi Keimigrasian, &
Pasal 184:
Pada saat Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang ini mulai berlaku:
a. Semua peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang yang telah diubah oleh Perpu ini dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan Perpu ini; dan
b. Semua peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksaan dari UU 11/2020 tentang Cipta Kerja masih
berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Perpu ini.
UU No 6 Tahun 2023 (penetapan perppu)
Pasal 6 mengamanatkan bahwa untuk peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan berusaha perlu dilakukan:
1 Dilakukan berdasarkan penetapan tingkat risiko dan peringkat skala usaha kegiatan usaha. Penilaian tingkat risiko berdasarkan
penilaian tingkat bahaya dan potensi terjadinya bahaya yaitu terhadap aspek kesehatan, keselamatan, lingkungan dan pemanfaatan
dan pengelolaan sumber daya.
2 Penyederhanaan persyaratan dasar meliputi : (a) Kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang; (b) Persetujuan lingkungan, dan
(c) Persetujuan bangunan gedung dan sertifikat laik fungsi.
1 NSPK Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dalam OSS merupakan acuan tunggal bagi Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, dan Pelaku Usaha. (Pasal 21 ayat (2) PP No.5/2021)
2 Pemerintah Daerah wajib menggunakan sistem OSS dalam pelayanan Perizinan Berusaha.
Sistem OSS dibagi ke dalam 3 Subsistem, yaitu: 1) Subsistem Pelayanan Informasi; 2) Subsistem Perizinan
Berusaha; 3) Subsistem Pengawasan
3 Pemerintah daerah dapat mengembangkan sistem internal sebagai pendukung dalam melakukan
verifikasi Perizinan Berusaha (OSS) seperti pemenuhan persyaratan atau pembayaran retribusi daerah sesuai
dengan standar yang ditetapkan Pemerintah Pusat. (Pasal 10 ayat (4) PP No.6/2021)
Gubernur atau bupati/wali kota mendelegasikan kewenangan Penyelenggaraan Perizinan Berusaha yang
4 menjadi kewenangan Pemerintah Daerah provinsi dan kabupaten/kota kepada Kepala DPMPTSP Provinsi/
Kabupaten/Kota. (Pasal 4 dan Pasal 5 PP No. 6/2021)
5 • Kepala DPMPTSP Provinsi sebagai koordinator pengawasan terintegrasi untuk kewenangan provinsi
• Kepala DPMPTSP Kab/kota sebagai koordinator pengawasan terintegrasi untuk kewenangan Kab/kota.
(Pasal 34 ayat (2) PP No.6/2021)
JENIS PERIZINAN BERUSAHA SESUAI PP 5/2021
PERIZINAN BERUSAHA adalah legalitas yang diberikan kepada pelaku usaha untuk memulai dan menjalankan kegiatan usaha.
Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha adalah legalitas yang diberikan kepada Pelaku Usaha untuk
menunjang kegiatan usaha.
(mencakup standar usaha dan/atau standar produk yang dapat diajukan sebelum dan/ atau sesudah tahap operasional/komersial
sesuai ketentuan kementerian/lembaga)
TINGKAT RISIKO & JENIS PERIZINAN BERUSAHA
1 2 3
KRITERIA RISIKO TINGKAT RISIKO PERIZINAN BERUSAHA
ANALISIS RISIKO
2 3
KESELAMATAN LINGKUNGAN
RENDAH NIB
TERINTEGRASI
1 4
KESEHATAN KETERBATASAN
SUMBER DAYA MENENGAH
NIB +
Rendah / Tinggi SERTIFIKAT
STANDAR
5
TINGGI NIB + IZIN
ASPEK RISIKO LAINNYA
DISESUAIKAN DENGAN SIFAT
KEGIATAN USAHA
NIB BERLAKU SEBAGAI:
01 02 03 04 05
Angka Pengenal Impor : Pendaftaran kepersertaan untuk:
Pelaku usaha harus memilih API-U atau API-P !Jaminan sosial kesehatan; dan
Khusus Pelaku usaha perseorangan hanya ! jaminan sosial ketenagakerjaan
dapat memilih API-P
- KPPA
- Kantor Perwakilan Jasa Penunjang
Non UMK Perwakilan Tenaga Listrik Asing
- KP3A
- Kantor Perwakilan BUJKA
2. Bila pelaku usaha merupakan kawasan industri yang telah memiliki Amdal kawasan, hak
akses juga diberikan untuk menyampaikan persetujuan pernyataan RKL-RPL rinci.
2. KEMENTERIAN / LEMBAGA
Hak akses diberikan untuk:
a. mendapatkan data Pelaku Usaha;
b. melakukan verifikasi teknis dan notifikasi pemenuhan standar dan persyaratan Perizinan Berusaha Berbasis
3. DPMPTSP PROPINSI Risiko;
c. penyusunan jadwal Pengawasan;
d. mengusulkan pencabutan;
e. penyampaian hasil Pengawasan/berita acara pemeriksaan pelaksanaan kegiatan usaha; dan/atau
4. DPMPTSP KAB/KOTA f. mendapatkan informasi dan mengunduh data Perizinan Berusaha sesuai dengan kewenangan
" Mengisi: nama + NIK + nomor telepon + alamat email nomor peraturan daerah mengenai pendirian
penanggung jawab perusahaan perusahaan umum daerah;
" Nomor dasar hukum pembentukan.
d. lembaga penyiaran dengan mengisi nomor izin
CONTOH :
Kegiatan utama di bidang industri " memerlukan kegiatan pendukung berupa
gudang untuk keperluan sendiri; atau terminal khusus untuk keperluan sendiri.
*
)
*) Khusus untuk lokasi darat, bila lokasi yang dipilih oleh pelaku usaha sudah memiliki RDTR, maka proses verifikasinya
dilakukan secara otomatis oleh sistem OSS.
GAMBARAN UMUM PENERBITAN PERIZINAN BERUSAHA (PB)
UMKU MELALUI DUA MEKANISME
Penerbitan
UMKU diproses
Langsung di OSS
oleh K/L/D
X oleh K/L/D
PB UMKU
Mekanisme Integrasi
Sistem: Verifikasi
Pendaftaran
2. Permohonan UMKU dari
Pelaku usaha diteruskan
Penerbitan Oleh OSS ke Sistem Notifikasi
PB UMKU K/L/D
Jenis PB UMKU untuk masing-masing mekanisme ditentukan berdasarkan hasil pembahasan antara K/L dengan
Kementerian Investasi/BKPM sesuai kesiapan integrasi sistem OSS dengan sistem K/L.
2. PERIZINAN BERUSAHA RISIKO RENDAH, MENENGAH
RENDAH, MENENGAH TINGGI & TINGGI
Untuk Memulai dan Melakukan Kegiatan Usaha,
Pelaku Usaha Wajib Memenuhi:
1
Persyaratan Dasar Perizinan Berusaha
2) Persetujuan Lingkungan
2
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
1. Pengadaan tanah;
1. Produksi barang/jasa;
2. Pembangunan bangunan;
PENGAWASAN
b. Persetujuan Lingkungan :
Untuk Risiko Rendah: mengisi form SPPL
yang tersedia di OSS
c. Menyampaikan permohonan PBG dan/ SLF
(bila memerlukan bangunan gedung)
PBG & SLF bukan prasyarat penerbitan NIB.
d. Mengisi Data Legalitas dan Rencana Umum
Kegiatan Usaha
2 PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN KEGIATAN PERSIAPAN, OPERASIONAL & KOMERSIAL
PROSES KEGIATAN USAHA: RISIKO MENENGAH RENDAH
(Bila Tidak Wajib UKL-UPL)
PERSIAPAN OPERASIONAL KOMERSIAL
START
Proses Registrasi di OSS
1
PELAKU USAHA :
a. Memenuhi Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan
Ruang (KKPR)
b. Mengisi pernyataan kesanggupan memenuhi
PENGAWASAN
standar kegiatan usaha
c. Persetujuan lingkungan:
Bila tidak wajib UKL-UPL, mengisi form SPPL Pemeriksaan pemenuhan Persyaratan SS
yang tersedia di OSS
d. Mengajukan permohonan PBG dan/ SLF dilakukan pada saat pengawasan
(bila memerlukan bangunan gedung).
e. Mengisi Data Legalitas dan Rencana Umum
Kegiatan Usaha
2 PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN KEGIATAN PERSIAPAN, OPERASIONAL & KOMERSIAL
PROSES KEGIATAN USAHA: RISIKO MENENGAH RENDAH
(Bila Wajib UKL-UPL)
PERSIAPAN OPERASIONAL KOMERSIAL
START
PENGAWASAN
standar kegiatan usaha
c. Persetujuan Lingkungan Bila Wajib UKL-UPL:
Mengisi form UKL-UPL dan pernyataan 1) Pemeriksaan pemenuhan Persyaratan
kesanggupan pengelolaan lingkungan hidup yang UKL-UPL dilakukan pada saat pengawasan
tersedia di OSS
2) Pemeriksaan pemenuhan persyaratan SS
d. Menyampaikan permohonan PBG dan/ SLF
(bila memerlukan bangunan gedung) pada saat pengawasan
e. Mengisi data Legalitas dan Rencana Umum
Kegiatan Usaha
2 PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN KEGIATAN PERSIAPAN, OPERASIONAL & KOMERSIAL
PROSES KEGIATAN USAHA: RISIKO MENENGAH TINGGI
(Bila Tidak Wajib UKL-UPL)
PERSIAPAN VERIFIKASI OPERASIONAL KOMERSIAL
START
Proses Registrasi di OSS
1 K/L/D melakukan 3
PELAKU USAHA: verifikasi atas
a. Harus memenuhi Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang (KKPR) pemenuhan
b. Mengisi pernyataan kesanggupan memenuhi persyaratan SS
PENGAWASAN
standar kegiatan usaha
c. Persetujuan Lingkungan:
Bila tidak wajib UKL-UPL, mengisi form SPPL yang
tersedia di OSS
d. Menyampaikan permohonan PBG dan/ SLF Bila berdasarkan hasil
(bila memerlukan bangunan gedung) Verifikasi telah memenuhi
e. Mengisi data Legalitas dan Rencana Umum
Kegiatan Usaha persyaratan, maka status
SS berubah menjadi telah
Perizinan Berusaha : TERBIT NIB + SS Terverifikasi dalam sistem
(status SS belum terverifikasi) OSS
2
PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN
KEGIATAN PERSIAPAN
KEGIATAN USAHA: RISIKO MENENGAH TINGGI
(Bila Wajib UKL-UPL)
PERSIAPAN VERIFIKASI OPERASIONAL KOMERSIAL
START
Proses Registrasi di OSS
1 K/L/D melakukan
verifikasi atas pemenuhan 2
PELAKU USAHA:
a. Harus memenuhi Kesesuaian Kegiatan persyaratan UKL-UPL
Pemanfaatan Ruang (KKPR)
b. Mengisi pernyataan kesanggupan memenuhi
Bila berdasarkan hasil
PENGAWASAN
standar kegiatan usaha
c. Menyampaikan permohonan PBG dan/ SLF Verifikasi telah memenuhi
(bila memerlukan bangunan gedung)
d. Mengisi data Legalitas dan Rencana Umum persyaratan maka terbit
Kegiatan Usaha Persetujuan PKPLH
Perizinan Berusaha : Terbit NIB + SS
(yang belum terverifikasi)
PENGAWASAN
memerlukan bangunan gedung)
PBG & SLF bukan prasyarat penerbitan NIB.
c. Mengisi Legalitas dan Rencana Umum Kegiatan persyaratan maka terbit
Usaha Persetujuan PKPLH
Perizinan Berusaha : Terbit NIB
PENGAWASAN
(bila memerlukan bangunan gedung) persyaratan, terbit
c. Mengisi Legalitas dan Rencana Umum Kegiatan
Usaha Keputusan Kelayakan
Lingkungan Hidup
Perizinan Berusaha : Terbit NIB
d. Persetujuan Lingkungan:
4
Bila wajib Amdal, menyusun Amdal melalui Sistem K/L/D melakukan
lnformasi Lingkungan Hidup verifikasi atas pemenuhan
persyaratan Izin
1. USAHA MIKRO: Paling banyak Rp. 1 milyar tidak termasuk tanah & bangunan tempat usaha.
PERMODALAN UMKM
2. USAHA KECIL : Lebih besar dari Rp. 1 milyar s/d paling banyak Rp 5 milyar tidak
(Sesuai PP No.7 Tahun 2021 termasuk tanah & bangunan tempat usaha
tentang Kemudahan, Pelindungan, 3. USAHA MENENGAH: lebih dari Rp. 5 milyar s/d dengan paling banyak Rp. 10 milyar tidak
dan Pemberdayaan K-UMKM) termasuk tanah & bangunan tempat usaha
KETENTUAN PERMODALAN/ 1. PMA dikategorikan sebagai modal besar, dengan modal usaha lebih besar dari Rp. 10
NILAI INVESTASI BAGI PMA milyar per bidang usaha KBLI 5 digit, per lokasi proyek, tidak termasuk tanah &
bangunan tempat usaha
Total investasi lebih besar dari Rp. 10 milyar di luar tanah & bangunan, per 2 digit awal KBLI, per satu titik lokasi. Contoh: Dengan total
investasi tersebut PMA dapat membuka usaha restoran (KBLI 56101) dan Café (KBLI 56303) dalam satu titik lokasi " 2 digit awal KBLI
nya sama.
3 Produk dalam 1 lini produksi
Khusus kegiatan industri yang menghasilkan produk dengan KBLI 5 digit yang berbeda dalam 1 lini produksi, total nilai investasi lebih
besar dari Rp. 10 milyar di luar tanah & bangunan.
4 Jasa Konstruksi
Total investasi lebih besar dari Rp. 10 milyar di luar tanah & bangunan, dalam satu kegiatan, per 4 digit awal KBLI. Contoh: Dengan
total investasi tersebut, PMA dapat melakukan usaha konstruksi bangunan sipil minyak & gas bumi (KBLI 42915), konstruksi bangunan
sipil pertambangan (KBLI 42916), dan konstruksi bangunan sipil panas bumi (KBLI 42917) " 4 digit awal KBLI sama.
Yang dimaksud dengan satu kegiatan yaitu pelaku usaha harus memilih salah satu kegiatan:
1.usaha jasa konsultasi konstruksi; atau
2.usaha pekerjaan konstruksi; atau
3.usaha pekerjaan konstruksi terintegrasi
KETENTUAN NILAI INVESTASI PMA
DI SEKTOR TERTENTU
5 Pembangunan dan Pengusahaan Properti
Modern
Divestasi PowerPoint
yang dapat tidak dilaksanakan
Kewajiban divestasi yang ditetapkan dalam surat persetujuan dan/atau izin usaha " Presentation
dapat tidak dilaksanakan dengan
2 syarat para pemegang saham menyepakati :
1
KEMUDAHAN PERIZINAN BERUSAHA
Bagi Usaha Mikro & Kecil
Diberi Kemudahan:
1
Bagi Pelaku usaha UMK " tingkat risiko rendah.
Diberi kemudahan Perizinan Tunggal berupa NIB sebagai identitas dan legalitas usaha sekaligus berlaku sebagai Standar
Nasional Indonesia (SNI) dan Sertifikasi Jaminan Produk Halal.
2
Diberikan kemudahan dalam persyaratan dasar berupa KKPR dan persetujuan lingkungan.
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah membantu penyusunan Amdal bagi kegiatan usaha mikro dan kecil yang berdampak
penting terhadap lingkungan.
PENERBITAN PERIZINAN BERUSAHA BAGI UMK
1 2 3 4
ASAS FIKTIF POSITIF
Dalam hal pelaku usaha menyampaikan permohonan pemenuhan persyaratan kepada K/L/D yang terkait dengan :
Namun K/L/D sesuai kewenangannya tidak memberikan notifikasi hasil verifikasi, dan/atau tidak menerbitkan persetujuan sampai
terlampauinya jadwal waktu NSPK, maka permohonan pemenuhan persyaratan tersebut diatas dianggap dikabulkan secara
hukum dan ketentuan.
PEMBAGIAN KEWENANGAN PENERBITAN PERIZINAN
BERUSAHA BERBASIS RISIKO BERDASARKAN KEGIATAN USAHA
1 Pemerintah Pusat 2 Pemerintah Provinsi 3 Pemerintah Kab/Kota
Administrator KEK &
4
Badan Pengusahaan
Untuk kegiatan usaha: Untuk kegiatan usaha : KPBPB
Untuk kegiatan usaha :
1. Berlokasi di lintas propinsi 1. Berlokasi di lintas kab/kota 1. Berlokasi di kabupaten/kota
2. Terkait dengan SDA yang dalam satu propinsi 2. Penanaman modal yang Mencakup kewenangan
tidak terbarukan 2. Penanaman modal yang dipertugasbantukan kepada pemerintah kabupaten/kota dan
3. Industri prioritas tinggi pada didelegasikan dari pem.pusat pemerintah Kab/Kota. dilaksanakan berdasarkan
skala nasional kepada gubernur. 3. Penanaman modal yang pelimpahan/ pendelegasian
4. Terkait dengan fungsi 3. Penanaman modal yang menjadi kewenangan kewenangan dari Pemerintah
pemersatu dan penghubung menjadi kewenangan pemerintah Kab/Kota sesuai Pusat/Pemerintah Daerah dan
antar wilayah pemerintah propinsi sesuai peraturan perundangan memperhatikan peraturan
5. Terkait dengan strategi peraturan perundangan 4. Industri yang diklasifikasikan perundang-undangan terkait
pertahanan dan keamanan 4. Industri yang diklasifikasikan sebagai industri menengah KEK dan KPBPB.
nasional sebagai industri besar, dan kecil kecuali utk jenis
6. PMA / penanam modal yang kecuali utk jenis industri yang industri yang menjadi
menggunakan modal asing menjadi kewenangan kewenangan Pemerintah Pusat
7. Penanaman modal yang Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi
menjadi urusan pemerintah
pusat menurut Undang-
Undang
Subsistem Informasi
Subsistem ini berisi informasi umum terkait penanaman modal (al : persyaratan, tahapan risiko, Bidang Usaha Penanaman
Modal/BUPM, user manual, kamus, FAQ, dll) dan simulasi perizinan berusaha berbasis risiko.
Subsistem Perizinan
Subsistem ini mencakup validasi data/ketentuan (dengan sistem Dukcapil, DJP, ATR/BPN), Smart Engine (profil, persyaratan,
SOP, dll); Risk Management Engine, Output (penerbitan NIB, Sertifikat Standar, dan Izin), konektivitas dengan K/L/D, dan
pemberian fasilitas (Tax Holiday, Tax Allowance, Fasilitas di KEK, serta masterlist)
Subsistem Pengawasan
Subsistem ini mencakup pengawasan terhadap perizinan berusaha, baik yang bersifat rutin maupun yang bersifat insidental.
Pelaksanaan pengawasan di tingkat pusat dikoordinasikan oleh BKPM, sedang di tingkat daerah dikoordinasikan oleh
DPMPTSP Provinsi/Kabupaten/Kota
FASILITASI PERIZINAN BERUSAHA
KEPADA PELAKU USAHA
1. Lembaga OSS, kementerian/lembaga, dan pemerintah daerah memberikan fasilitasi Perizinan Berusaha kepada Pelaku Usaha
terutama UMK-M, berupa:
a. penyediaan subsistem pelayanan informasi pada Sistem OSS;
b. pelayanan konsultasi dan informasi yang berkaitan dengan Perizinan Berusaha (diselenggarakan oleh unit PTSP di BKPM,
kementerian/lembaga, dan pemerintah daerah), dan;
c. bantuan untuk mengakses laman OSS dalam rangka mendapatkan Perizinan Berusaha
2. Pelaksanaan fasilitasi oleh PTSP di BKPM dilakukan antara lain:
a. layanan mandiri; dan
b. layanan berbantuan.
Layanan mandiri dilaksanakan dengan menyediakan ruangan dengan fasilitas perangkat elektronik yang memadai bagi
pelaku usaha untuk melakukan proses permohonan dan penerbitan perizinan berusaha secara mandiri.
1. Pelaku Usaha yang telah memiliki NIB dan Perizinan Berusaha yang berdasarkan komitmen atau belum berlaku efektif sebagaimana
ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018, Sistem OSS memberikan notifikasi bahwa Pelaku Usaha wajib melakukan
konfirmasi kembali atas data usaha sebelumnya untuk kemudian Sistem OSS melakukan penyesuaian Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko (Pasal 95, ayat 1).
2. Dalam hal atas Perizinan Berusaha lama telah dilakukan penyesuaian Perizinan Berusaha Berbasis Risiko, Sistem OSS memberikan
notifikasi kepada kementerian/lembaga pemerintah non kementerian terkait dan Pelaku Usaha sebagai dasar proses permohonan
Fasilitas Penanaman Modal yang meliputi:
a. fasilitas pembebasan bea masuk atas impor;
b. fasilitas pajak penghasilan untuk penanaman modal di bidang-bidang usaha tertentu dan/atau di daerah-daerah tertentu;
c. fasilitas pengurangan pajak penghasilan badan;
d. fasilitas pengurangan pajak penghasilan badan dan fasilitas pajak penghasilan untuk penanaman modal di bidang-bidang usaha
tertentu dan/atau di daerah-daerah tertentu pada KEK;
e. fasilitas pengurangan penghasilan bruto atas kegiatan penelitian dan pengembangan tertentu di Indonesia;
f. fasilitas pengurangan penghasilan bruto atas penyelenggaraan praktik kerja, pemagangan dan/atau pembelajaran dalam rangka
pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi tertentu; dan
g. fasilitas pengurangan penghasilan neto atas penanaman modal baru atau perluasan usaha pada bidang usaha tertentu yang
merupakan industri padat karya (Pasal 95, ayat 2).
3. Permohonan Perizinan Berusaha yang diajukan sebelum diberlakukannya Peraturan Badan ini, diproses dengan menggunakan
Sistem OSS dan/atau prosedur yang berlaku sampai diberlakukannya Peraturan Badan ini (Pasal 96).
4. Pelaku Usaha yang telah memiliki Perizinan Berusaha yang masih berlaku sebelum Peraturan Badan ini diundangkan tetap dapat
digunakan sesuai kegiatan usaha (Pasal 97, ayat 1)
5. Pelaku Usaha yang telah mendapatkan Perizinan Berusaha yang masih berlaku sebelum Peraturan Badan ini diundangkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan belum memiliki NIB, Pelaku Usaha wajib mendaftarkan NIB melalui Sistem OSS (Pasal 97,
ayat 2)
KETENTUAN PERALIHAN: PERATURAN BKPM No. 4/2021*)
6. Perizinan Berusaha yang telah diajukan oleh Pelaku Usaha sebelum berlakunya Peraturan Badan ini dan belum diterbitkan Perizinan
Berusahanya, diproses melalui Sistem OSS sesuai dengan ketentuan Peraturan Badan ini (Pasal 98).
7. Pelaku Usaha yang telah mendapatkan Perizinan Berusaha sebelum Peraturan Badan ini mulai berlaku dan memerlukan Perizinan
Berusaha yang baru, diatur ketentuan sebagai berikut :
a. pengajuan dan penerbitan Perizinan Berusaha untuk Pengembangan Usaha dan/atau kegiatan atau komersial atau operasional
dilakukan melalui Sistem OSS dengan melengkapi data dan/atau pemenuhan persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
b. Pelaku Usaha diberikan Perizinan Berusaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(Pasal 99)
8. Terhadap pelaku usaha yang telah memiliki keputusan menteri keuangan pembebasan bea masuk atas impor mesin sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 67 ayat (1) sejak berlakunya Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 6 tahun 2018 tentang
Pedoman dan Tata Cara Perizinan dan Fasilitas Penanaman Modal sampai dengan sebelum berlakunya Peraturan Badan ini,
mengikuti ketentuan dalam Pasal 69, Pasal 70, Pasal 71 dan Pasal 72 Peraturan Badan ini (Pasal 100).
*) Peraturan BKPM No. 4 Tahun 2021 Tentang Pedoman Dan Tata Cara Pelayanan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Dan Fasilitas
Penanaman Modal
KETENTUAN PERALIHAN: PERATURAN BKPM No. 3/2021*)
1. Pelaku Usaha yang telah memperoleh Hak Akses sebelum berlakunya Peraturan Badan ini harus melakukan penggantian Hak
Akses pada Sistem OSS pada saat:
a. mengajukan permohonan perubahan, perluasan, dan/atau pencabutan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
b. menyampaikan laporan kegiatan penanaman modal;
c. menyampaikan laporan kegiatan atau upaya pengelolaan risiko kegiatan usaha, termasuk namun tidak terbatas pada
pelaksanaan dan pemenuhan ketentuan terkait persyaratan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
d. menyampaikan pengaduan; dan/atau
e. mengajukan permohonan fasilitas berusaha.
(Pasal 40, ayat 1)
2. Pada saat Peraturan Badan ini mulai berlaku dan Sistem OSS Perizinan Berusaha Berbasis Risiko belum tersedia, Sistem OSS
sebelum berlakunya Peraturan Badan ini tetap digunakan (Pasal 40, ayat 2)
*) Peraturan BKPM No. 3 Tahun 2021 Tentang Sistem Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Terintegrasi Secara
Elektronik