Anda di halaman 1dari 47

Kebijakan Pelayanan

Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko
Pelatihan Teknis PTSP Bidang Penanaman
Modal Tingkat Dasar

Tahun 2023
Ruang Lingkup
1. Kebijakan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

2. Perizinan Berusaha Risiko Rendah, Menengah Rendah, Menengah Tinggi, & Tinggi

3. Ketentuan Nilai Investasi, Permodalan & Divestasi

4. Percepatan Penerbitan Izin, Kemudahan Perizinan Bagi UMK, Rekomendasi Keimigrasian, &

Asas Fiktif Positif

5. Ketentuan Peralihan Peraturan BKPM No. 4/2021


1. KEBIJAKAN PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO
DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN
PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO

PP No. 5/2021: Penyelenggaraan Perizinan Berusaha


Berbasis Resiko UU No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta
PP No. 16/2021: Bangunan Gedung Kerja*
*Perpu No 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja
PP No. 21/2021: Penataan Ruang

PP No. 22/2021: Perlindungan & Pengelolaan 1. UNDANG-UNDANG


Lingkungan Hidup
PP No. 6/2021: Penyelenggaraan Perizinan
Peraturan Menteri/Kepala Lembaga
Berusaha di Daerah 2. PERATURAN
4. PERMEN yang terkait dengan Perizinan
PEMERINTAH
Berusaha Berbasis Risiko

Perpres No. 10/2021: 3. PERPRES 5. PERBAN BKPM


Bidang Usaha Penanaman Modal
jo. Perpres No. 49/2021 Peraturan BKPM No. 3/2021 : Sistem
Perizinan Berusaha B.R Terintegrasi Secara
Elektronik
Peraturan BKPM No. 4/2021 : Pedoman dan Tata
Cara Pelayanan Perizinan Berusaha B.R dan
Fasilitas Penanaman Modal
Peraturan BKPM No. 5/2021: Pedoman dan Tata
Cata Pengawasan Perizinan Berusaha B.R
Perpu No 2 Tahun 2022 Tentang Cipta Kerja

Pasal 184:
Pada saat Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang ini mulai berlaku:
a. Semua peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang yang telah diubah oleh Perpu ini dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan Perpu ini; dan

b. Semua peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksaan dari UU 11/2020 tentang Cipta Kerja masih
berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Perpu ini.
UU No 6 Tahun 2023 (penetapan perppu)

Pasal 6 mengamanatkan bahwa untuk peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan berusaha perlu dilakukan:

Penerapan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

1 Dilakukan berdasarkan penetapan tingkat risiko dan peringkat skala usaha kegiatan usaha. Penilaian tingkat risiko berdasarkan
penilaian tingkat bahaya dan potensi terjadinya bahaya yaitu terhadap aspek kesehatan, keselamatan, lingkungan dan pemanfaatan
dan pengelolaan sumber daya.

Penyederhanaan Persyaratan Dasar Perizinan Berusaha

2 Penyederhanaan persyaratan dasar meliputi : (a) Kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang; (b) Persetujuan lingkungan, dan
(c) Persetujuan bangunan gedung dan sertifikat laik fungsi.

Penyederhanaan Perizinan Berusaha Sektor


3 Penyederhanaan terhadap 16 sektor usaha meliputi perizinan berusaha, serta norma dan kriteria

Penyederhanaan Persyaratan Investasi


4 Penyederhanaan persyaratan investasi atas sektor-sektor usaha
KETENTUAN PP NOMOR 5 TAHUN 2021 DAN PP NOMOR 6 TAHUN 2021

1 NSPK Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dalam OSS merupakan acuan tunggal bagi Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, dan Pelaku Usaha. (Pasal 21 ayat (2) PP No.5/2021)

2 Pemerintah Daerah wajib menggunakan sistem OSS dalam pelayanan Perizinan Berusaha.
Sistem OSS dibagi ke dalam 3 Subsistem, yaitu: 1) Subsistem Pelayanan Informasi; 2) Subsistem Perizinan
Berusaha; 3) Subsistem Pengawasan

3 Pemerintah daerah dapat mengembangkan sistem internal sebagai pendukung dalam melakukan
verifikasi Perizinan Berusaha (OSS) seperti pemenuhan persyaratan atau pembayaran retribusi daerah sesuai
dengan standar yang ditetapkan Pemerintah Pusat. (Pasal 10 ayat (4) PP No.6/2021)

Gubernur atau bupati/wali kota mendelegasikan kewenangan Penyelenggaraan Perizinan Berusaha yang
4 menjadi kewenangan Pemerintah Daerah provinsi dan kabupaten/kota kepada Kepala DPMPTSP Provinsi/
Kabupaten/Kota. (Pasal 4 dan Pasal 5 PP No. 6/2021)

5 • Kepala DPMPTSP Provinsi sebagai koordinator pengawasan terintegrasi untuk kewenangan provinsi
• Kepala DPMPTSP Kab/kota sebagai koordinator pengawasan terintegrasi untuk kewenangan Kab/kota.
(Pasal 34 ayat (2) PP No.6/2021)
JENIS PERIZINAN BERUSAHA SESUAI PP 5/2021

PERIZINAN BERUSAHA adalah legalitas yang diberikan kepada pelaku usaha untuk memulai dan menjalankan kegiatan usaha.

Perizinan berusaha mencakup :


1.Perizinan Berusaha Berbasis Risiko: NIB, Sertifikat Standar, & Izin.
2.Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha (UMKU)

Nomor Induk Berusaha Sertifikat Izin


(NIB) Standar
Bukti registrasi/pendaftaran pelaku usaha Perizinan berusaha berupa lzin adalah persetujuan Pemerintah
untuk melakukan kegiatan usaha dan pernyataan dan/atau bukti Pusat atau Pemerintah Daerah untuk
sebagai identitas bagi pelaku usaha dalam pemenuhan standar pelaksanaan pelaksanaan kegiatan usaha yang wajib
pelaksanaan kegiatan usahanya. kegiatan usaha dipenuhi oleh Pelaku Usaha sebelum
melaksanakan kegiatan usahanya

Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha adalah legalitas yang diberikan kepada Pelaku Usaha untuk
menunjang kegiatan usaha.
(mencakup standar usaha dan/atau standar produk yang dapat diajukan sebelum dan/ atau sesudah tahap operasional/komersial
sesuai ketentuan kementerian/lembaga)
TINGKAT RISIKO & JENIS PERIZINAN BERUSAHA
1 2 3
KRITERIA RISIKO TINGKAT RISIKO PERIZINAN BERUSAHA

ANALISIS RISIKO
2 3
KESELAMATAN LINGKUNGAN
RENDAH NIB

TERINTEGRASI
1 4
KESEHATAN KETERBATASAN
SUMBER DAYA MENENGAH
NIB +
Rendah / Tinggi SERTIFIKAT
STANDAR

5
TINGGI NIB + IZIN
ASPEK RISIKO LAINNYA
DISESUAIKAN DENGAN SIFAT
KEGIATAN USAHA
NIB BERLAKU SEBAGAI:

! Identitas bagi pelaku usaha Wajib lapor ketenagakerjaan


! Bukti pendaftaran untuk Hak Akses Kepabeanan untuk periode pertama Pelaku
melakukan kegiatan usaha Usaha.

01 02 03 04 05
Angka Pengenal Impor : Pendaftaran kepersertaan untuk:
Pelaku usaha harus memilih API-U atau API-P !Jaminan sosial kesehatan; dan
Khusus Pelaku usaha perseorangan hanya ! jaminan sosial ketenagakerjaan
dapat memilih API-P

NIB wajib dimiliki oleh setiap pelaku usaha


Setiap pelaku usaha hanya memiliki 1 (satu) NIB
CAKUPAN SEKTOR USAHA

1) Kelautan dan 5) Ketenaganukliran


Perikanan 6) Perindustrian
2) Pertanian 7) Perdagangan
3) LHK 8) PUPR
4) ESDM 9) Transportasi

10) Kesehatan, Obat & Makanan


11) Pendidikan dan Kebudayaan
12) Pariwisata
13) Keagamaan

14) Pos, Telekomunikasi, Penyiaran & Sistem,


& Transaksi Elektronik
15) Pertahanan & Keamanan
16) Ketenagakerjaan
17) Keuangan *)

*) " Sektor keuangan hanya untuk mendapatkan layanan penerbitan


NIB melalui sistem OSS bagi pelaku usaha perbankan dan non
perbankan.
! Penerbitan perizinan berusaha untuk perbankan dan non perbankan
diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau Bank Indonesia tanpa
melalui sistem OSS.
Kategori Pelaku Usaha
- Persyarikatan atau Persekutuan
Orang - Yayasan
Perseorangan - Perseroan Terbatas (PT)
UMK - Persekutuan Komanditer (CV)
Badan Usaha - Badan Hukum Lainnya
- Persekutuan Firma
- Persekutuan Perdata
- Koperasi
SISTEM - Perusahaan Umum
Orang
“Online Single Submission Perseorangan
(OSS)”
Badan Usaha

- KPPA
- Kantor Perwakilan Jasa Penunjang
Non UMK Perwakilan Tenaga Listrik Asing
- KP3A
- Kantor Perwakilan BUJKA

- Pemberi Waralaba asing


Badan Usaha Luar - Perdagangan Berjangka
Negeri - Penyelenggara Sistem Elektronik Asing
Online Single Submission (OSS) berbasis risiko - Bentuk Usaha Tetap
memberikan layanan bagi pelaku usaha yang terbagi ke
dalam kedua kelompok besar, yaitu Usaha Mikro Kecil
(UMK) dan Non Usaha Mikro Kecil (Non UMK)
PENERBIT PERIZINAN BERUSAHA

Kewenangan penerbitan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko mencakup:

1 NIB Diterbitkan oleh Lembaga OSS (BKPM)


Diterbitkan oleh:
a.Lembaga OSS atas nama menteri/kepala
lembaga pemerintahan non kementerian
" Sertifikat Standar Usaha
2 " Izin, dan
b.DPMPTSP Propinsi atas nama Gubernur
c.DPMPTSP Kab/Kota atas nama Bupati/Walikota
" Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha (Perizinan
Berusaha UMKU) d.Administrator KEK
e.Badan Pengusahaan KPBPB sesuai
kewenangannya masing-masing

Khusus Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha


3 berupa standar produk diterbitkan oleh Lembaga OSS atas nama
menteri/kepala lembaga pemerintah non kementerian.
HAK AKSES OSS - Lembaga OSS Memberikan Hak Akses OSS kepada:

1. PELAKU USAHA, yaitu: 1. Hak akses diberikan untuk:


a. penanggung jawab pelaku usaha a. mengajukan permohonan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko kegiatan usaha pertama;
perseorangan b. mengajukan permohonan perubahan, perluasan, dan/atau pencabutan perizinan;
b. direksi/pengurus badan usaha c. menyampaikan laporan kegiatan Penanaman Modal;
c. kepala kantor perwakilan; atau d. menyampaikan laporan kegiatan atau upaya pengelolaan risiko kegiatan usaha termasuk
pemenuhan ketentuan standar, dan perizinan berusaha berbasis risiko
d. direksi/penanggungjawab badan usaha luar
e. menyampaikan pengaduan; dan/atau
negeri d. mengajukan permohonan fasilitas berusaha.

2. Bila pelaku usaha merupakan kawasan industri yang telah memiliki Amdal kawasan, hak
akses juga diberikan untuk menyampaikan persetujuan pernyataan RKL-RPL rinci.
2. KEMENTERIAN / LEMBAGA
Hak akses diberikan untuk:
a. mendapatkan data Pelaku Usaha;
b. melakukan verifikasi teknis dan notifikasi pemenuhan standar dan persyaratan Perizinan Berusaha Berbasis
3. DPMPTSP PROPINSI Risiko;
c. penyusunan jadwal Pengawasan;
d. mengusulkan pencabutan;
e. penyampaian hasil Pengawasan/berita acara pemeriksaan pelaksanaan kegiatan usaha; dan/atau
4. DPMPTSP KAB/KOTA f. mendapatkan informasi dan mengunduh data Perizinan Berusaha sesuai dengan kewenangan

*dapat memberikan hak


akses turunan kepada
5. ADMINISTRATOR KEK Penerima hak akses No. 2 s/d 6 disebut sebagai Pengelola Hak Akses* unit kerja di bawahnya
atau kepada OPD terkait
sesuai kewenangan dan
Lembaga OSS dapat memberikan hak akses terbatas untuk informasi kebutuhan yg diperlukan
tertentu kepada perbankan, asuransi, lembaga pembiayaan, dll sesuai (Ps. 171 PP 5/2021)
6. BADAN PENGUSAHAAN KPBPB ketentuan peraturan perundang - undangan.
DATA YANG DIPERLUKAN UNTUK MENDAPATKAN HAK AKSES OSS
1 Orang Perseorangan: Data dasar hukum pembentukan
" Mengisi: Nama pelaku usaha + data Nomor meliputi:
Induk Kependudukan (NIK)
a. badan layanan umum dengan mengisi nomor
surat keputusan menteri/pimpinan lembaga,
2 Badan Usaha:
gubernur, atau bupati/wali kota;
" Mengisi: nama + NIK + nomor telepon + alamat email
penanggung jawab perusahaan b. perusahaan umum dengan mengisi nomor
" Nomor Pengesahan Badan Usaha peraturan pemerintah mengenai pendirian

Badan Layanan Umum, perusahaan umum, perusahaan perusahaan umum;


3 umum daerah, lembaga penyiaran, badan hukum
lainnya, persyarikatan, atau persekutuan:
c. perusahaan umum daerah dengan mengisi

" Mengisi: nama + NIK + nomor telepon + alamat email nomor peraturan daerah mengenai pendirian
penanggung jawab perusahaan perusahaan umum daerah;
" Nomor dasar hukum pembentukan.
d. lembaga penyiaran dengan mengisi nomor izin

4 Kantor Perwakilan dan Badan Usaha Luar Negeri :


Mengisi data:
penyelenggaraan penyiaran;
e. badan hukum lainnya dengan mengisi nomor
Nama dan NIK Kepala Kantor Perwakilan (bila WNI)
Nama dan Nomor paspor Kepala Kantor Perwakilan (bila WNA) pendirian badan hukum; atau
f. persyarikatan atau persekutuan dengan surat
keputusan menteri.
JENIS KEGIATAN USAHA

" tercantum dalam maksud dan tujuan akta perusahaan,


01 Kegiatan Usaha Utama " bertujuan komersial,
" menjadi sumber pendapatan, atau menghasilkan keuntungan bagi Pelaku Usaha.

" merupakan kegiatan usaha penunjang dari kegiatan utama.


" dikecualikan dari proses validasi ketentuan nilai permodalan dan minimum
investasi
Kegiatan Usaha Pendukung/ " Dikecualikan dari kewajiban pencantuman KBLI dalam maksud dan tujuan pada
02 Penunjang legalitas pelaku usaha

CONTOH :
Kegiatan utama di bidang industri " memerlukan kegiatan pendukung berupa
gudang untuk keperluan sendiri; atau terminal khusus untuk keperluan sendiri.

" unit atau bagian dari perusahaan induknya


03 Kantor Cabang Administrasi
" dapat berkedudukan di tempat yang berlainan yang bersifat administratif.
Mekanisme Pertukaran dan Pemrosesan
Data Perizinan Berusaha Oleh K/L/D Melalui Sistem OSS

1. Kementerian Dalam Negeri Kehutanan / PTSP


2. Kemenkumham 7. Kementerian Tenaga Kerja
3. 8. BPJS Kesehatan
1 Mekanisme Integrasi 4.
Kementerian Keuangan
Kementerian ATR/BPN 9. BPJS Ketenagkerjaan
Sistem OSS Dengan 5. Kementerian Kelautan dan 10.Badan Standarisasi Nasional
Perikanan 11.Badan Penyelenggaran Jaminan
Sistem K/L 6. Kementerian Lingkungan Hidup dan Produk Halal
Verifikasi Pemenuhan
Persyaratan, Validasi, Notifikasi,
dsb 1. Kementerian PUPR 11.Kementerian Pariwisata
2. Kementerian Pertanian 12.Kepolisian Republik Indonesia
3. Kementerian Perindustrian 13.Kementerian Koperasi dan Usaha
2 4. Kementerian ESDM
5. Kementerian Perhubungan
Kecil Menengah
14.Otoritas Jasa Keuangan
Mekanisme Penggunaan
6. Otoritas Jasa Keuangan 15.PPATK
Hak Akses OSS oleh K/L 7. Kementerian Kesehatan 16.BPOM
Verifikasi Pemenuhan 8. Kementerian Ristek Dikti 17.BAPETEN
Persyaratan, Validasi, Notifikasi, 9. Kementerian Kominfo 18.Kementerian Perdagangan
dsb 10.Kementerian Pendidikan dan 19.BP Batam
Kebudayaan 20.Kementerian Agama
21.Direktorat Jenderal Anggaran
3 Mekanisme Penggunaan
Hak Akses OSS oleh ▪ DPMPTSP [514 Kabupaten/Kota + 34 Provinsi] 548 DPMPTSP
Daerah
Verifikasi Pemenuhan
Persyaratan, Validasi, Notifikasi,
dsb
GAMBARAN UMUM PROSES PERIZINAN BERUSAHA (NIB, SS, IZIN)
MELALUI OSS DAN PERANAN K/L/D

*
)

*) Khusus untuk lokasi darat, bila lokasi yang dipilih oleh pelaku usaha sudah memiliki RDTR, maka proses verifikasinya
dilakukan secara otomatis oleh sistem OSS.
GAMBARAN UMUM PENERBITAN PERIZINAN BERUSAHA (PB)
UMKU MELALUI DUA MEKANISME

PELAKU USAHA OSS Sistem K/L/D


Mekanisme Hak Akses Proses Verifikasi
Pendaftaran Permohonan UMKU
1.
K/L/D:

Penerbitan
UMKU diproses
Langsung di OSS
oleh K/L/D
X oleh K/L/D

PB UMKU

Mekanisme Integrasi
Sistem: Verifikasi
Pendaftaran
2. Permohonan UMKU dari
Pelaku usaha diteruskan
Penerbitan Oleh OSS ke Sistem Notifikasi
PB UMKU K/L/D

Jenis PB UMKU untuk masing-masing mekanisme ditentukan berdasarkan hasil pembahasan antara K/L dengan
Kementerian Investasi/BKPM sesuai kesiapan integrasi sistem OSS dengan sistem K/L.
2. PERIZINAN BERUSAHA RISIKO RENDAH, MENENGAH
RENDAH, MENENGAH TINGGI & TINGGI
Untuk Memulai dan Melakukan Kegiatan Usaha,
Pelaku Usaha Wajib Memenuhi:
1
Persyaratan Dasar Perizinan Berusaha

1) Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (daratan, laut, dan/atau kawasan hutan)

2) Persetujuan Lingkungan

3) Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) & Sertifikat Laik Fungsi (SLF)


" Bila pelaku usaha memerlukan bangunan Gedung, maka wajib memiliki PBG & SLF
" PBG & SLF bukan prasyarat terbitnya NIB, Sertifikat Standar dan Izin.

2
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

1) Nomor Induk Berusaha (NIB)


2) Sertifikat Standar (SS)
3) Izin
TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA

1. TAHAP PERSIAPAN 2. TAHAP OPERASIONAL/KOMERSIAL

1. Pengadaan tanah;
1. Produksi barang/jasa;
2. Pembangunan bangunan;

3. Pengadaan Peralatan atau sarana;


2. logistik dan distribusi barang/jasa
4. Pengadaan sumber daya manusia;

5. Pemenuhan standar usaha dan/ 3. pemasaran barang/jasa; dan/atau


atau;

6. Kegiatan lain sebelum dilakukannya operasional dan/


atau komersial termasuk Pra FS/FS dan pembiayaan 4. Kegiatan lain dalam rangka operasional
operasional selama masa konstruksi dan/atau komersial.

Dalam hal pelaku usaha menengah tinggi :


1)Tidak memperoleh sertifikat standar sesuai jangka waktu dalam NSPK; dan
2)Berdasarkan hasil pengawasan tidak melakukan persiapan kegiatan usaha dalam jangka waktu 1 tahun sejak NIB terbit, Lembaga OSS membatalkan sertifikat standar
yang belum terverifikasi.
PROSES KEGIATAN USAHA: RISIKO RENDAH

PERSIAPAN OPERASIONAL KOMERSIAL


START

Proses Registrasi di OSS


PELAKU USAHA :
1
a. Harus memenuhi Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang (KKPR)

PENGAWASAN
b. Persetujuan Lingkungan :
Untuk Risiko Rendah: mengisi form SPPL
yang tersedia di OSS
c. Menyampaikan permohonan PBG dan/ SLF
(bila memerlukan bangunan gedung)
PBG & SLF bukan prasyarat penerbitan NIB.
d. Mengisi Data Legalitas dan Rencana Umum
Kegiatan Usaha

" Perizinan Berusaha : TERBIT NIB

2 PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN KEGIATAN PERSIAPAN, OPERASIONAL & KOMERSIAL
PROSES KEGIATAN USAHA: RISIKO MENENGAH RENDAH
(Bila Tidak Wajib UKL-UPL)
PERSIAPAN OPERASIONAL KOMERSIAL
START
Proses Registrasi di OSS
1
PELAKU USAHA :
a. Memenuhi Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan
Ruang (KKPR)
b. Mengisi pernyataan kesanggupan memenuhi

PENGAWASAN
standar kegiatan usaha
c. Persetujuan lingkungan:
Bila tidak wajib UKL-UPL, mengisi form SPPL Pemeriksaan pemenuhan Persyaratan SS
yang tersedia di OSS
d. Mengajukan permohonan PBG dan/ SLF dilakukan pada saat pengawasan
(bila memerlukan bangunan gedung).
e. Mengisi Data Legalitas dan Rencana Umum
Kegiatan Usaha

" Perizinan Berusaha : TERBIT NIB + SS

2 PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN KEGIATAN PERSIAPAN, OPERASIONAL & KOMERSIAL
PROSES KEGIATAN USAHA: RISIKO MENENGAH RENDAH
(Bila Wajib UKL-UPL)
PERSIAPAN OPERASIONAL KOMERSIAL
START

Proses Registrasi di OSS


PELAKU USAHA :
1
a. Harus memenuhi Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang (KKPR)
b. Mengisi pernyataan kesanggupan memenuhi

PENGAWASAN
standar kegiatan usaha
c. Persetujuan Lingkungan Bila Wajib UKL-UPL:
Mengisi form UKL-UPL dan pernyataan 1) Pemeriksaan pemenuhan Persyaratan
kesanggupan pengelolaan lingkungan hidup yang UKL-UPL dilakukan pada saat pengawasan
tersedia di OSS
2) Pemeriksaan pemenuhan persyaratan SS
d. Menyampaikan permohonan PBG dan/ SLF
(bila memerlukan bangunan gedung) pada saat pengawasan
e. Mengisi data Legalitas dan Rencana Umum
Kegiatan Usaha

Perizinan Berusaha : TERBIT NIB + SS

2 PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN KEGIATAN PERSIAPAN, OPERASIONAL & KOMERSIAL
PROSES KEGIATAN USAHA: RISIKO MENENGAH TINGGI
(Bila Tidak Wajib UKL-UPL)
PERSIAPAN VERIFIKASI OPERASIONAL KOMERSIAL
START
Proses Registrasi di OSS
1 K/L/D melakukan 3
PELAKU USAHA: verifikasi atas
a. Harus memenuhi Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang (KKPR) pemenuhan
b. Mengisi pernyataan kesanggupan memenuhi persyaratan SS

PENGAWASAN
standar kegiatan usaha
c. Persetujuan Lingkungan:
Bila tidak wajib UKL-UPL, mengisi form SPPL yang
tersedia di OSS
d. Menyampaikan permohonan PBG dan/ SLF Bila berdasarkan hasil
(bila memerlukan bangunan gedung) Verifikasi telah memenuhi
e. Mengisi data Legalitas dan Rencana Umum
Kegiatan Usaha persyaratan, maka status
SS berubah menjadi telah
Perizinan Berusaha : TERBIT NIB + SS Terverifikasi dalam sistem
(status SS belum terverifikasi) OSS

4 PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN


KEGIATAN OPERASIONAL & KOMERSIAL

2
PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN
KEGIATAN PERSIAPAN
KEGIATAN USAHA: RISIKO MENENGAH TINGGI
(Bila Wajib UKL-UPL)
PERSIAPAN VERIFIKASI OPERASIONAL KOMERSIAL
START
Proses Registrasi di OSS
1 K/L/D melakukan
verifikasi atas pemenuhan 2
PELAKU USAHA:
a. Harus memenuhi Kesesuaian Kegiatan persyaratan UKL-UPL
Pemanfaatan Ruang (KKPR)
b. Mengisi pernyataan kesanggupan memenuhi
Bila berdasarkan hasil

PENGAWASAN
standar kegiatan usaha
c. Menyampaikan permohonan PBG dan/ SLF Verifikasi telah memenuhi
(bila memerlukan bangunan gedung)
d. Mengisi data Legalitas dan Rencana Umum persyaratan maka terbit
Kegiatan Usaha Persetujuan PKPLH
Perizinan Berusaha : Terbit NIB + SS
(yang belum terverifikasi)

e. Persetujuan lingkungan Bila Wajib UKL-UPL:


K/L/D melakukan
verifikasi atas pemenuhan 4
Mengisi form UKL-UPL dan mengisi pernyataan persyaratan SS
kesanggupan pengelolaan hidup yang tersedia di OSS

Bila berdasarkan hasil


5
PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN
KEGIATAN OPERASIONAL & KOMERSIAL
Verifikasi telah memenuhi
persyaratan maka status SS
3 PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN
KEGIATAN PERSIAPAN berubah menjadi telah
terverifikasi dalam OSS
KEGIATAN USAHA: RISIKO TINGGI
(Bila Wajib UKL-UPL)
PERSIAPAN VERIFIKASI OPERASIONAL KOMERSIAL
START

Proses Registrasi di OSS


1
K/L/D melakukan
verifikasi atas pemenuhan 2
persyaratan UKL-UPL
PELAKU USAHA :
a. Harus memenuhi Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang (KKPR)
b. Menyampaikan permohonan PBG dan/ SLF (bila Bila berdasarkan hasil
verifikasi telah memenuhi

PENGAWASAN
memerlukan bangunan gedung)
PBG & SLF bukan prasyarat penerbitan NIB.
c. Mengisi Legalitas dan Rencana Umum Kegiatan persyaratan maka terbit
Usaha Persetujuan PKPLH
Perizinan Berusaha : Terbit NIB

d. Persetujuan Lingkungan Bila wajib UKL-UPL:


K/L/D melakukan
Mengisi form UKL-UPL dan pernyataan
kesanggupan pengelolaan lingkungan hidup yang verifikasi atas pemenuhan 4
tersedia di OSS persyaratan Izin

Bila berdasarkan hasil 5 PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN


KEGIATAN OPERASIONAL & KOMERSIAL
verifikasi telah memenuhi
3
PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN
KEGIATAN PERSIAPAN persyaratan maka terbit
IZIN
KEGIATAN USAHA: RISIKO TINGGI
(Bila Wajib Amdal)
PERSIAPAN VERIFIKASI OPERASIONAL KOMERSIAL
START

Proses Registrasi di OSS


Tim Uji Kelayakan Lingkungan
2
1 Hidup melakukan penilaian
atau uji kelayakan Amdal
PELAKU USAHA:
a. Harus memenuhi Kesesuaian Kegiatan Bila berdasarkan hasil uji
Pemanfaatan Ruang (KKPR)
b.Menyampaikan permohonan PBG dan/ SLF kelayakan telah memenuhi

PENGAWASAN
(bila memerlukan bangunan gedung) persyaratan, terbit
c. Mengisi Legalitas dan Rencana Umum Kegiatan
Usaha Keputusan Kelayakan
Lingkungan Hidup
Perizinan Berusaha : Terbit NIB

d. Persetujuan Lingkungan:
4
Bila wajib Amdal, menyusun Amdal melalui Sistem K/L/D melakukan
lnformasi Lingkungan Hidup verifikasi atas pemenuhan
persyaratan Izin

5 KEGIATAN OPERASIONAL & KOMERSIAL


PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN
Bila berdasarkan hasil
verifikasi telah memenuhi
3 PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN
KEGIATAN PERSIAPAN persyaratan maka terbit
IZIN
3. KETENTUAN NILAI INVESTASI, PERMODALAN & DIVESTASI
KETENTUAN NILAI INVESTASI & PERMODALAN

1. USAHA MIKRO: Paling banyak Rp. 1 milyar tidak termasuk tanah & bangunan tempat usaha.
PERMODALAN UMKM
2. USAHA KECIL : Lebih besar dari Rp. 1 milyar s/d paling banyak Rp 5 milyar tidak
(Sesuai PP No.7 Tahun 2021 termasuk tanah & bangunan tempat usaha
tentang Kemudahan, Pelindungan, 3. USAHA MENENGAH: lebih dari Rp. 5 milyar s/d dengan paling banyak Rp. 10 milyar tidak
dan Pemberdayaan K-UMKM) termasuk tanah & bangunan tempat usaha

KETENTUAN PERMODALAN/ 1. PMA dikategorikan sebagai modal besar, dengan modal usaha lebih besar dari Rp. 10
NILAI INVESTASI BAGI PMA milyar per bidang usaha KBLI 5 digit, per lokasi proyek, tidak termasuk tanah &
bangunan tempat usaha

2. Modal ditempatkan dan disetor paling sedikit Rp. 10 milyar.


KETENTUAN NILAI INVESTASI PMA
DI SEKTOR TERTENTU
1 Jasa Perdagangan Besar
Total investasi lebih besar dari Rp. 10 milyar di luar tanah & bangunan, per 4 digit awal KBLI. Contoh: Dengan total investasi tersebut PMA
dapat membuka usaha di bidang perdagangan besar sepeda motor baru (KBLI 45401) dan perdagangan besar suku cadang sepeda motor
dan aksesorinya (KBLI 45405)
" 4 digit awal KBLI sama
2 Jasa makanan & minuman

Total investasi lebih besar dari Rp. 10 milyar di luar tanah & bangunan, per 2 digit awal KBLI, per satu titik lokasi. Contoh: Dengan total
investasi tersebut PMA dapat membuka usaha restoran (KBLI 56101) dan Café (KBLI 56303) dalam satu titik lokasi " 2 digit awal KBLI
nya sama.
3 Produk dalam 1 lini produksi

Khusus kegiatan industri yang menghasilkan produk dengan KBLI 5 digit yang berbeda dalam 1 lini produksi, total nilai investasi lebih
besar dari Rp. 10 milyar di luar tanah & bangunan.

4 Jasa Konstruksi
Total investasi lebih besar dari Rp. 10 milyar di luar tanah & bangunan, dalam satu kegiatan, per 4 digit awal KBLI. Contoh: Dengan
total investasi tersebut, PMA dapat melakukan usaha konstruksi bangunan sipil minyak & gas bumi (KBLI 42915), konstruksi bangunan
sipil pertambangan (KBLI 42916), dan konstruksi bangunan sipil panas bumi (KBLI 42917) " 4 digit awal KBLI sama.
Yang dimaksud dengan satu kegiatan yaitu pelaku usaha harus memilih salah satu kegiatan:
1.usaha jasa konsultasi konstruksi; atau
2.usaha pekerjaan konstruksi; atau
3.usaha pekerjaan konstruksi terintegrasi
KETENTUAN NILAI INVESTASI PMA
DI SEKTOR TERTENTU
5 Pembangunan dan Pengusahaan Properti

a. BILA unit properti:


"dalam bentuk bangunan secara utuh; atau
"kompleks perumahan secara terpadu;
Total nilai investasi lebih besar dari Rp. 10 milyar termasuk tanah & bangunan.

b. BILA unit properti:


"tidak dalam satu bangunan gedung secara utuh; atau
"tidak dalam 1 kompleks perumahan secara terpadu;
Total nilai investasi lebih besar dari Rp. 10 milyar di luar tanah dan bangunan.
KETENTUAN DIVESTASI
Pelaku Usaha PMA diwajibkan memenuhi ketentuan divestasi saham sbb:

Divestasi yang harus dilaksanakan


Kewajiban divestasi yang diatur secara khusus di sektor tertentu " harus dilaksanakan. (contoh: Pemegang IUP
1 atau IUPK yang sahamnya dimiliki oleh asing, wajib melakukan divestasi saham sebesar 51% secara berjenjang
kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, dan/atau badan usaha swasta nasional)

Modern
Divestasi PowerPoint
yang dapat tidak dilaksanakan
Kewajiban divestasi yang ditetapkan dalam surat persetujuan dan/atau izin usaha " Presentation
dapat tidak dilaksanakan dengan
2 syarat para pemegang saham menyepakati :

a. Untuk PMA yang tidak 100% sahamnya dimiliki


oleh asing, pihak Indonesia menyatakan bahwa
tidak menghendaki/menuntut kepemilikan saham Pelaku Usaha menyampaikan kesepakatan
sesuai dengan ketentuan Divestasi Saham yang tersebut kepada BKPM c.q Deputi Bidang
tercantum didalam surat persetujuan dan/atau Pelayanan Penanaman Modal.
Izin Usaha; atau
b. Untuk PMA yang 100% sahamnya dimiliki oleh BKPM akan melakukan evaluasi dan
asing, para pemegang saham menyatakan tidak penilaian
mempunyai komitmen/perjanjian dengan pihak
Indonesia manapun untuk menjual saham.
4. PERCEPATAN PENERBITAN IZIN, KEMUDAHAN PERIZINAN BAGI
UMK, REKOMENDASI KEIMIGRASIAN, & ASAS FIKTIF POSITIF
PERCEPATAN PENERBITAN IZIN

Kegiatan usaha yang dapat diberikan percepatan Izin: PEMBATALAN IZIN

KRITERIA: Dalam hal Pelaku Usaha tidak


menyampaikan pemenuhan
1. Tingkat Risiko: persyaratan Izin sebagaimana
Tinggi KEWAJIBAN
dimaksud, K/L/D sesuai
2. Berlokasi di KEK, PELAKU USAHA
kewenangannya membatalkan
KPBPB atau KI, Pelaku usaha tetap Izin yang telah diterbitkan
atau termasuk FUNGSI IZIN
diwajibkan memenuhi tersebut melalui sistem OSS
dalam Proyek Izin yang diterbitkan persyaratan Izin
Strategis Nasional tersebut sebagai sebelum melakukan
(PSN) Perizinan Berusaha kegiatan
untuk melakukan KOMERSIAL
4
kegiatan PERSIAPAN
K/L/D sesuai
dan OPERASIONAL.
kewenangannya
langsung menerbitkan 3
Izin melalui sistem
OSS
2

1
KEMUDAHAN PERIZINAN BERUSAHA
Bagi Usaha Mikro & Kecil
Diberi Kemudahan:

1
Bagi Pelaku usaha UMK " tingkat risiko rendah.
Diberi kemudahan Perizinan Tunggal berupa NIB sebagai identitas dan legalitas usaha sekaligus berlaku sebagai Standar
Nasional Indonesia (SNI) dan Sertifikasi Jaminan Produk Halal.

2
Diberikan kemudahan dalam persyaratan dasar berupa KKPR dan persetujuan lingkungan.
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah membantu penyusunan Amdal bagi kegiatan usaha mikro dan kecil yang berdampak
penting terhadap lingkungan.
PENERBITAN PERIZINAN BERUSAHA BAGI UMK

PELAKU USAHA PENERBITAN KEWAJIBAN PELAKU PEMBINAAN OLEH K/L/D,


UMK PERIZINAN USAHA UMK Aministrator KEK, Badan
BERUSAHA (Untuk Risiko MR, MT & T) Pengusahaan KPBPB
Klik Menu
Permohonan UMK Atas hasil validasi, OSS " Untuk risiko MR, MT
di OSS dan mengisi menerbitkan perizinan K/L/D, Administrator KEK,
wajib memenuhi
data: Nama & NIK, berusaha: dan Badan Pengusahaan
persyaratan SS
NPWP dan rencana KBPB melakukan
" Untuk risiko T, wajib
permodalan Risiko Rendah " terbit pembinaan kepada UMK
memenuhi persyaratan
NIB dalam pemenuhan
Izin
persyaratan SS dan/atau
" wajib memperhatikan
Risiko Menengah persyaratan izin
aspek:
OSS akan Rendah/Menengah " keamanan,
Memvalidasi data: Tinggi/ " terbit NIB + " keselamatan,
"Kriteria UMK SS " kesehatan, dan
"KBLI dan tingkat " lingkungan hidup.
risiko Risiko Tinggi " terbit
NIB + Izin

1 2 3 4
ASAS FIKTIF POSITIF

ASAS FIKTIF POSITIF diberlakukan dengan kondisi:

Dalam hal pelaku usaha menyampaikan permohonan pemenuhan persyaratan kepada K/L/D yang terkait dengan :

1. Kesesuaian Pemanfaatan Ruang :


a. Lokasi Daratan (terdapat dalam Pasal 26 ayat 5 & 10 Peraturan BKPM No. 4/2021)
b. Lokasi Laut (terdapat dalam Pasal 27 ayat 6 Peraturan BKPM No. 4/2021)
c. Lokasi Kawasan Hutan (Pasal 28 ayat 10 Peraturan BKPM No. 4/2021)
2. UKL-UPL (terdapat dalam Pasal 40 ayat 4 Peraturan BKPM No. 4/2021)
3. Sertifikat Standar untuk kegiatan risiko menengah tinggi (terdapat dalam Pasal 41 ayat 9, 11,& 12 Peraturan BKPM No. 4/2021)
4. Izin (terdapat dalam Pasal 45 ayat 8 & 10 Peraturan BKPM No. 4/2021)
5. Pembebasan bea masuk atas impor mesin/barang/bahan (terdapat dalam Pasal 74 ayat 14 Peraturan BKPM No. 4/2021)

Namun K/L/D sesuai kewenangannya tidak memberikan notifikasi hasil verifikasi, dan/atau tidak menerbitkan persetujuan sampai
terlampauinya jadwal waktu NSPK, maka permohonan pemenuhan persyaratan tersebut diatas dianggap dikabulkan secara
hukum dan ketentuan.
PEMBAGIAN KEWENANGAN PENERBITAN PERIZINAN
BERUSAHA BERBASIS RISIKO BERDASARKAN KEGIATAN USAHA
1 Pemerintah Pusat 2 Pemerintah Provinsi 3 Pemerintah Kab/Kota
Administrator KEK &
4
Badan Pengusahaan
Untuk kegiatan usaha: Untuk kegiatan usaha : KPBPB
Untuk kegiatan usaha :
1. Berlokasi di lintas propinsi 1. Berlokasi di lintas kab/kota 1. Berlokasi di kabupaten/kota
2. Terkait dengan SDA yang dalam satu propinsi 2. Penanaman modal yang Mencakup kewenangan
tidak terbarukan 2. Penanaman modal yang dipertugasbantukan kepada pemerintah kabupaten/kota dan
3. Industri prioritas tinggi pada didelegasikan dari pem.pusat pemerintah Kab/Kota. dilaksanakan berdasarkan
skala nasional kepada gubernur. 3. Penanaman modal yang pelimpahan/ pendelegasian
4. Terkait dengan fungsi 3. Penanaman modal yang menjadi kewenangan kewenangan dari Pemerintah
pemersatu dan penghubung menjadi kewenangan pemerintah Kab/Kota sesuai Pusat/Pemerintah Daerah dan
antar wilayah pemerintah propinsi sesuai peraturan perundangan memperhatikan peraturan
5. Terkait dengan strategi peraturan perundangan 4. Industri yang diklasifikasikan perundang-undangan terkait
pertahanan dan keamanan 4. Industri yang diklasifikasikan sebagai industri menengah KEK dan KPBPB.
nasional sebagai industri besar, dan kecil kecuali utk jenis
6. PMA / penanam modal yang kecuali utk jenis industri yang industri yang menjadi
menggunakan modal asing menjadi kewenangan kewenangan Pemerintah Pusat
7. Penanaman modal yang Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi
menjadi urusan pemerintah
pusat menurut Undang-
Undang

Poin No. 3, Industri prioritas tinggi meliputi :


1) Ind. Strategis 4) Ind. yang berdampak penting terhadap lingkungan
2) Ind. teknologi tinggi 5) Ind. PMA/yang menggunakan modal asing berdasarkan perjanjian Pemerintah RI dgn negara lain
3) Ind. minuman beralkohol
Sistem OSS Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

SISTEM OSS RBA

Subsistem Informasi

Subsistem ini berisi informasi umum terkait penanaman modal (al : persyaratan, tahapan risiko, Bidang Usaha Penanaman
Modal/BUPM, user manual, kamus, FAQ, dll) dan simulasi perizinan berusaha berbasis risiko.

Subsistem Perizinan

Subsistem ini mencakup validasi data/ketentuan (dengan sistem Dukcapil, DJP, ATR/BPN), Smart Engine (profil, persyaratan,
SOP, dll); Risk Management Engine, Output (penerbitan NIB, Sertifikat Standar, dan Izin), konektivitas dengan K/L/D, dan
pemberian fasilitas (Tax Holiday, Tax Allowance, Fasilitas di KEK, serta masterlist)

Subsistem Pengawasan

Subsistem ini mencakup pengawasan terhadap perizinan berusaha, baik yang bersifat rutin maupun yang bersifat insidental.
Pelaksanaan pengawasan di tingkat pusat dikoordinasikan oleh BKPM, sedang di tingkat daerah dikoordinasikan oleh
DPMPTSP Provinsi/Kabupaten/Kota
FASILITASI PERIZINAN BERUSAHA
KEPADA PELAKU USAHA
1. Lembaga OSS, kementerian/lembaga, dan pemerintah daerah memberikan fasilitasi Perizinan Berusaha kepada Pelaku Usaha
terutama UMK-M, berupa:
a. penyediaan subsistem pelayanan informasi pada Sistem OSS;
b. pelayanan konsultasi dan informasi yang berkaitan dengan Perizinan Berusaha (diselenggarakan oleh unit PTSP di BKPM,
kementerian/lembaga, dan pemerintah daerah), dan;
c. bantuan untuk mengakses laman OSS dalam rangka mendapatkan Perizinan Berusaha
2. Pelaksanaan fasilitasi oleh PTSP di BKPM dilakukan antara lain:
a. layanan mandiri; dan
b. layanan berbantuan.

Layanan mandiri dilaksanakan dengan menyediakan ruangan dengan fasilitas perangkat elektronik yang memadai bagi
pelaku usaha untuk melakukan proses permohonan dan penerbitan perizinan berusaha secara mandiri.

Layanan berbantuan dilaksanakan secara interaktif antara lain:


1) pusat panggilan;
2) surat elektronik;
3) tatap muka; dan
4) klinik OSS.
5. KETENTUAN PERALIHAN PERATURAN BKPM NO. 4/2021
KETENTUAN PERALIHAN: PERATURAN BKPM No. 4/2021*)

1. Pelaku Usaha yang telah memiliki NIB dan Perizinan Berusaha yang berdasarkan komitmen atau belum berlaku efektif sebagaimana
ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018, Sistem OSS memberikan notifikasi bahwa Pelaku Usaha wajib melakukan
konfirmasi kembali atas data usaha sebelumnya untuk kemudian Sistem OSS melakukan penyesuaian Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko (Pasal 95, ayat 1).
2. Dalam hal atas Perizinan Berusaha lama telah dilakukan penyesuaian Perizinan Berusaha Berbasis Risiko, Sistem OSS memberikan
notifikasi kepada kementerian/lembaga pemerintah non kementerian terkait dan Pelaku Usaha sebagai dasar proses permohonan
Fasilitas Penanaman Modal yang meliputi:
a. fasilitas pembebasan bea masuk atas impor;
b. fasilitas pajak penghasilan untuk penanaman modal di bidang-bidang usaha tertentu dan/atau di daerah-daerah tertentu;
c. fasilitas pengurangan pajak penghasilan badan;
d. fasilitas pengurangan pajak penghasilan badan dan fasilitas pajak penghasilan untuk penanaman modal di bidang-bidang usaha
tertentu dan/atau di daerah-daerah tertentu pada KEK;
e. fasilitas pengurangan penghasilan bruto atas kegiatan penelitian dan pengembangan tertentu di Indonesia;
f. fasilitas pengurangan penghasilan bruto atas penyelenggaraan praktik kerja, pemagangan dan/atau pembelajaran dalam rangka
pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi tertentu; dan
g. fasilitas pengurangan penghasilan neto atas penanaman modal baru atau perluasan usaha pada bidang usaha tertentu yang
merupakan industri padat karya (Pasal 95, ayat 2).
3. Permohonan Perizinan Berusaha yang diajukan sebelum diberlakukannya Peraturan Badan ini, diproses dengan menggunakan
Sistem OSS dan/atau prosedur yang berlaku sampai diberlakukannya Peraturan Badan ini (Pasal 96).
4. Pelaku Usaha yang telah memiliki Perizinan Berusaha yang masih berlaku sebelum Peraturan Badan ini diundangkan tetap dapat
digunakan sesuai kegiatan usaha (Pasal 97, ayat 1)

5. Pelaku Usaha yang telah mendapatkan Perizinan Berusaha yang masih berlaku sebelum Peraturan Badan ini diundangkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan belum memiliki NIB, Pelaku Usaha wajib mendaftarkan NIB melalui Sistem OSS (Pasal 97,
ayat 2)
KETENTUAN PERALIHAN: PERATURAN BKPM No. 4/2021*)

6. Perizinan Berusaha yang telah diajukan oleh Pelaku Usaha sebelum berlakunya Peraturan Badan ini dan belum diterbitkan Perizinan
Berusahanya, diproses melalui Sistem OSS sesuai dengan ketentuan Peraturan Badan ini (Pasal 98).

7. Pelaku Usaha yang telah mendapatkan Perizinan Berusaha sebelum Peraturan Badan ini mulai berlaku dan memerlukan Perizinan
Berusaha yang baru, diatur ketentuan sebagai berikut :

a. pengajuan dan penerbitan Perizinan Berusaha untuk Pengembangan Usaha dan/atau kegiatan atau komersial atau operasional
dilakukan melalui Sistem OSS dengan melengkapi data dan/atau pemenuhan persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
b. Pelaku Usaha diberikan Perizinan Berusaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(Pasal 99)
8. Terhadap pelaku usaha yang telah memiliki keputusan menteri keuangan pembebasan bea masuk atas impor mesin sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 67 ayat (1) sejak berlakunya Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 6 tahun 2018 tentang
Pedoman dan Tata Cara Perizinan dan Fasilitas Penanaman Modal sampai dengan sebelum berlakunya Peraturan Badan ini,
mengikuti ketentuan dalam Pasal 69, Pasal 70, Pasal 71 dan Pasal 72 Peraturan Badan ini (Pasal 100).

*) Peraturan BKPM No. 4 Tahun 2021 Tentang Pedoman Dan Tata Cara Pelayanan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Dan Fasilitas
Penanaman Modal
KETENTUAN PERALIHAN: PERATURAN BKPM No. 3/2021*)

1. Pelaku Usaha yang telah memperoleh Hak Akses sebelum berlakunya Peraturan Badan ini harus melakukan penggantian Hak
Akses pada Sistem OSS pada saat:
a. mengajukan permohonan perubahan, perluasan, dan/atau pencabutan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
b. menyampaikan laporan kegiatan penanaman modal;
c. menyampaikan laporan kegiatan atau upaya pengelolaan risiko kegiatan usaha, termasuk namun tidak terbatas pada
pelaksanaan dan pemenuhan ketentuan terkait persyaratan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
d. menyampaikan pengaduan; dan/atau
e. mengajukan permohonan fasilitas berusaha.
(Pasal 40, ayat 1)
2. Pada saat Peraturan Badan ini mulai berlaku dan Sistem OSS Perizinan Berusaha Berbasis Risiko belum tersedia, Sistem OSS
sebelum berlakunya Peraturan Badan ini tetap digunakan (Pasal 40, ayat 2)

*) Peraturan BKPM No. 3 Tahun 2021 Tentang Sistem Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Terintegrasi Secara
Elektronik

Anda mungkin juga menyukai