PEDAGANG
BESAR
FARMASI
Wimbuh Dumadi,S.Si.Apt.M.H Kes
Hp.08122737677
BAHASAN 1 Istilah dan Definisi
2 Dasar hukum
3 Perijinan
5 Pelaporan
6 Pengawasan
3) Menyalurkan obat ke seluruh Indonesia dan 3) menyalurkan obat dan/atau bahan obat di
ekspor ke Luar Negeri wilayah provinsi sesuai izinnya. Dan Propinsi
terdekat
PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO
Perizinan sebelum OSS
Perizinan dilakukan masing-masing K/L secara parsial
Perizinan sudah ada yang secara elektronik tetapi tidak terintegrasi
Perizinan Berbasis Risiko
Online Single
Peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan
Submission berusaha sesuai UU No. 11/2020 tentang Cipta Kerja
Perizinan dilakukan secara elektronik dan melalui penerapan Perizinan Berusaha Berbasis
terintegrasi dengan OSS Risiko
Penggunaan data sharing K/L PP No. 5/2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko
Penyederhanaan persyaratan dan proses
perizinan -> mengurangi SLA Permenkes No. 14/2021 tentang Standar Kegiatan
Penerapan digital sign Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan
Penilaian Risko
berdasarkan Tingkat Perizinan Berusaha ✓ Pelaksanaan
Izi SLA SLA Baru Risiko
n Lama aspek: Usaha dan
Sara • Kesehatan Tinggi Izin (+ Standar) pemenuhan
na kewajiban Pelaku
• Keselamatan Menenga Sertifikasi Pemenuhan Usaha
IF 10 HK 4 HK h Tinggi Standar -> Operasional
• Lingkungan ✓ Pengawasan
IOT/IEBA 12 HK 4 HK Meneng Operasional sesuai
• Pemanfaatan kegiatan
IKOS 14 HK 4 HK dan ah Standar (self declare) -> berusaha oleh
pengelolaan Rendah Sertifikasi K/L
PBF 7 HK 4 HK sumber daya Rendah NIB
Sumber : Kemkes
PERMOHONAN IZIN PBF PUSAT
MELALUI OSS
Kirim
SSO ke sistem Input Pembayaran
Proses melengkapi permohonan
elicensing Permohonan PNBP dan check
(generate kode
permohonan (data teknis (Data Teknis) kode billing
billing)
sesuai Permenkes No.
14/2021) dan proses Proses Pengiriman Izin yang sudah
Proses evaluasi
persetujuan persetujuan data disetujui (dengan
verifikasi dilakukan melalui e- permohonan
permohonan teknis ke OSS lampiran data teknis)
Licensing
• Output izin untuk permohonan perubahan izin PBF adalah Pembaruan Izin
• Izin PBF yang sudah diterbitkan melalui eLicensing (sesuai Permenkes No. 26/2018) tetap berlaku sepanjang tidak ada perubahan
• PBF yang sudah mengajukan permohonan izin melalui e-Licensing (dalam proses) sebelum pemberlakukan OSS RBA dapat
dilanjutkan (dengan PNBP yang sudah dibayarkan) setelah mengajukan permohonan melalui OSS
Sumber : Kemkes
PERIZINAN BERUSAHA PBF, PERSYARATAN DAN KEWAJIBAN
Lampiran I PP 5 Tahun 2021
Lampiran II Nomor 5 Tahun 2021
Persyaratan Khusus Usaha PBF
1. Memiliki bangunan dan sarana ( CDOB, Gudang Khusus untuk Penyalur narkotika )
2. Memiliki prosedur pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran Obat dan/atau Bahan Obat.(SOP)
3. Memiliki prosedur keselamatan dan kesehatan kerja. ( K3)
4. Memiliki prosedur pengelolaan lingkungan sesuai dengan dokumen Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL).
5. Menerapkan standar CDOB dalam kegiatan pengadaan, penyimpanan dan penyaluran Obat dan/atau Bahan Obat.
6. Apoteker penanggung jawab telah memiliki SIPA sebagai persetujuan kewenangan praktik pada sarana PBF tersebut.
7. Memiliki Izin Khusus Penyaluran Narkotika bagi PBF yang melakukan penyaluran Narkotika sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
8. Memiliki Izin Khusus Importir/Eksportir Narkotika bagi PBF yang melakukan impor/ekspor narkotika sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
9. PBF Pusat dan/atau PBF Cabang menyalurkan produk Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan/atau Kosmetika, PBF
Pusat dan/atau PBF Cabang harus menerapkan standar usaha Pedagang Besar Obat Tradisional (sesuai KBLI 46442)
dan/atau Pedagang Besar Kosmetika (sesuai KBLI 46443).
4. Standar Usaha
✓Pengadaan
✓Penyimpanan
✓Penyaluran
✓Surat-surat Pesanan
Pengadaan
字体下载:www.homeppt.com/ziti/
Surat Pesanan Ke PBF
Surat Pesanan
A
Fasilitas Pelayanan kefarmasian (kecuali Toko
Obat), Instalasi Pemerintah , maka Surat
Pesanan harus ditandatangani oleh Apoteker
B
Toko Obat, Surat Pesanan ditandatangani
oleh Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK)
C
lembaga ilmu pengetahuan berdasarkan surat
pesanan yang ditandatangani oleh pimpinan
lembaga ilmu pengetahuan
PBF ke BPOM
Jenis Laporan Pemasukan dan distribusi obat dan bahan aktif obat
➢ laporan pemasukan dan distribusi Bahan Aktif Obat;
➢ laporan pemasukan dan distribusi Obat
• setiap 3 (tiga) bulan paling lambat tanggal 25 Januari, 25 April, 25 Juli, dan 25 Oktober.
• untuk Obat dan Bahan Aktif Obat berupa Narkotika, Psikotropika, Prekursor Farmasi, dan Obat-Obat
Tertentu wajib disampaikan kepada Kepala Badan secara berkala setiap 1 kali sebulan paling lambat
tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya
Jenis laporan ekspor dan impor Obat dan Bahan Obat
➢ laporan realisasi ekspor dan impor Obat dan Bahan Obat.
• Narkotika wajib disampaikan kepada Kepala Badan paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak diterimanya
Narkotika atau dilaksanakannya ekspor Narkotika.
• Psikotropika dan/atau Prekursor Farmasi wajib disampaikan kepada Kepala Badan paling lambat 7 (tujuh)
hari kerja sejak diterimanya Psikotropika dan/atau Prekursor Farmasi, atau dilaksanakannya ekspor
Psikotropika dan/atau Prekursor Farmasi.
Pelaporan PBF Penggunaan obat kondisi kedaruratan
Persetujuan Penggunaan Darurat (Emergency Use Authorization/EUA) yang selanjutnya disebut EUA
adalah persetujuan penggunaan Obat selama kondisi kedaruratan kesehatan masyarakat untuk Obat
yang belum mendapatkan izin edar atau Obat yang telah mendapatkan izin edar tetapi dengan indikasi
penggunaan yang berbeda (indikasi baru) untuk kondisi kedaruratan kesehatan masyarakat.
Laporan Pemasukkan untuk Obat dengan EUA atau Bahan Aktif Obat yang digunakan untuk
pembuatan Obat dengan EUA wajib disampaikan kepada Kepala Badan secara berkala setiap 1
(satu) hari sekali paling lambat 1 (satu) hari setelahnya.
6.Pengawasan
❖ Pemenuhan kewajiban
❖ Jaminan Ketersediaan, pemerataan
dan keterjangkauan obat untuk
Kemenkes pelayanan kesehatan
Melalui Dinkes Propinsi
❖ Laporan kegiatan penerimaan,
impor/ekspor dan penyaluran
narkotika secara rutin.
Sanksi Administrasi :
a. peringatan;
b. penghentian sementara kegiatan;
c. pencabutan pengakuan; atau
d. pencabutan izin.
Text Here
Melakukan Proses semua tahapan dari
01 Semua Tahapan Get a modern PowerPoint
raw material sampai produk siap
Presentation that is beautifully
designed.
dipasarakan
04
2 SDM harus
Loremmenerapkan Standar
Ipsum is simply Prosedur
dummy text ofOperasional
the printing (SOP)
and typesetting industry.
Tenaga kefarmasian harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
3
dan teknologi di bidang industri farmasi
Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing
4 pelatihan penerapanindustry.
and typesetting CPOB untuk apoteker PJ dan SDM lain
Apoteker PJ tidak dapat melaksanakan tugas, harus menunjuk Apoteker lain
5
sebagai pengganti yang memiliki STRA Max 3 bln disetujui kemenkes
Jika memiliki area penyimpanan tambahan terpisah dengan lokasi pabrik, maka
6 memiliki Apoteker Pj
05
Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing
and typesetting industry.
Apoteker penanggung jawab di industri farmasi bertanggung jawab dalam
7 memastikan seluruh kegiatan pembuatan Obat atau Bahan Obat sesuai CPOB
www.yourwebsite.com
APOTEKER DI INDUSTRI
FARMASI
01
PJ Pemastian Mutu
03
PJ Pengawasan Mutu
bertanggung jawab penuh dalam
seluruh tugas pengawasan mutu mulai
dari bahan awal, produk antara,
produk ruahan dan produk jadi.
16
PENILAIAN PENGAWASAN
❑Pemeriksaan kesesuaian izin ❑ Menjamin ketersediaan,
Industri Farmasi dilakukan pemerataan dan
oleh Kementerian Kesehatan. keterjangkauan Obat dan
Bahan Obat untuk
❑Penilaian kesesuaian pelayanan kesehatan;
dilakukan dengan cara
evaluasi dokumen ❑ Melindungi masyarakat
persyaratan administrasi dari bahaya penggunaan
yang disampaikan melalui Obat atau Bahan Obat KEMENKES
sistem perizinan produksi yang tidak tepat dan/atau
dan distribusi kefarmasian tidak memenuhi
(www.elic.binfar.kemkes.go.id. persyaratan keamanan,
mutu, dan khasiat
Kewenangan pelaksana pengawas
1) Memasuki setiap tempat yang diduga digunakan dalam kegiatan usaha
Industri Farmasi;
2) Memeriksa setiap lokasi, fasilitas, tempat yang berkaitan dengan
kegiatan usaha Industri Farmasi;
3) Memeriksa perizinan yang berkaitan dengan kegiatan usaha Industri
Farmasi;
4) Memeriksa setiap dokumen yang berkaitan dengan kegiatan usaha
Industri Farmasi;
5) Mewawancarai orang yang terkait dengan kegiatan usaha Industri
Farmasi sesuai dengan kebutuhan pengawasan;
6) Melakukan verifikasi atau klarifikasi, dan kajian; dan
7) Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil pengawasan.
Registrasi obat
Kriteria Dan Tata Laksana Perubahan Kedua Perka Perubahan Ketiga Perka
Perubahan pertama Perka BPOM No.24 Tahun 2017
Registrasi Obat BPOM No.24 Tahun 2017
BPOM No.24 Tahun 2017 Tentang Kriteria Dan Tata Tentang Kriteria Dan Tata
Tentang Kriteria Dan Tata Laksana Registrasi Obat Laksana Registrasi Obat
Laksana Registrasi Obat
REGISTRASI obat
REGISTRASI Registrasi Baru adalah Registrasi untuk Obat yang belum mendapatkan Izin
BARU Edar di Indonesia
REGISTRASI Registrasi perubahan pada aspek administratif, khasiat, keamanan, mutu, dan/atau Informasi
VARIASI Produk dan Label Obat yang telah memiliki Izin Edar di Indonesia.
REGISTRASI
Registrasi perpanjangan masa berlaku Izin Edar
ULANG
REGISTRASI
VARIASI
REG. VARIASI Registrasi Variasi yang berpengaruh bermakna terhadap aspek khasiat,
MAJOR keamanan dan/atau mutu Obat
REG. VARIASI Registrasi Variasi yang tidak termasuk kategori Registrasi Variasi Major
MINOR maupun Registrasi Variasi Notifikasi
REGISTRASI VARIASI Registrasi Variasi yang berpengaruh minimal atau tidak berpengaruh sama sekali terhadap
NOTIFIKASI aspek khasiat, keamanan, dan/atau mutu Obat, serta tidak mengubah informasi pada
Izin Edar
Link Pelayanan Publik Registrasi Obat
Wimbuh Dumadi,S.Si.,Apt.M.H
Per UU Terkait APOTEK
1. UU Obat Keras (St. No.419 tgl 22 Desember 1949)
2. UU No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika
3. UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen
4. UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
5. UU No. 36 Th 2009 Tentang : Kesehatan
6. UU No. 36 Th 2014 Tentang : Tenaga Kesehatan
7. UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
8. PP No. 20 Tahun 1962 tentang: Lafal
Sumpah/JanjiApoteker
9. PP No. 72 tahun 1998 tentang Pengamanan
Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
10.PP No.51 tahun 2009 ttg Pekerjaan Kefarmasian
11.PP No 44 Tahun 2010 tentang Prekursor
12.PP No 40 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan
UndangUndang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika
13.PP No. 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
13. Permenkes No 889 thn 2011 ttg Registrasi Ijin Kerja,
Ijin Praktek Tenaga Kefarmasian
14. Permenkes No.3 Tahun 2015 tentang Peredaran,
Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan
Narkotika, Psikotropika, dan Prekusor Farmasi
15. Pemenkes No. 31/2016 tentang perubahan
terhadap Permenkes Nomor 889/2011 tentang izin
praktik dan izin kerja tenaga kefarmasian
16. Permenkes No. 73 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
17. Permenkes No.9 Tahun 2017 tentang Apotek
18. Permenkes No. 26 Tahun 2018 Tentang Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
Sektor Kesehatan
• PMK No. 3 Tahun 2021 Tentang Perubahan
Penggolongan, Pembatasan, Dan Kategori
Obat
• PMK No. 14 Tahun 2021 Tentang Standar
Kegiatan Usaha Dan Produk Pada
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko Sektor Kesehatan
Apotek
Sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktek kefarmasian oleh Apoteker
ATURAN YANG BERKAITAN TERHADAP APOTEK
Antara lain :
➢ Permenkes Nomor 9/2017 tentang
apotek
➢ Pemenkes Nomor 26/2018 tentang
pelayanan perizinan terintegrasi
1. SARANA secara elektronik bidang kesehatan
➢ PMK No. 14 Tahun 2021 Tentang
Standar Kegiatan Usaha Dan Produk
Pada Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko Sektor
Kesehatan
➢ Perda, dll
Pemohon/
Pelaku usaha
Persyaratan Komitmen:
- ...........
Komitmen:
- ........... - .............. - SURAT IZIN
- ........... - .............. APOTEK
- ..............
• KTP
• STRA
Visitasi oleh
• SIPA
• DENAH LOKASI Dinkes Kab/Kota
• DAFTAR SARANA
PRASARANA
Pemerintah Daerah
Apoteker Kab/kota REKOMENDASI
Pendirian & Penyelengaraan Apotek
PMK No.9 tahun 2017 PMK No.26 tahun 2018 PMK No.14 Tahun 2021
Surat Izin Apotek yang Surat Izin Apotek yang Izin Apotek adalah
selanjutnya disingkat SIA selanjutnya disingkat SIA persetujuan pemerintah
adalah bukti tertulis yang adalah bukti tertulis sebagai untuk penyelenggaraan
diberikan oleh pemerintah izin kepada apoteker untuk Apotek.
dearah kabupaten/kota menyelenggarakan Apotek
kepada Apoteker sebagai izin Apotek diselenggarakan oleh
untuk menyelenggarakan pelaku usaha perseorangan
Apotek atau
nonperseorangan(Perseroan
Terbatas, Yayasan dan/atau
Koperasi)
❖lokasi;
❖bangunan;
❖sarana, prasarana, dan peralatan;dan
❖ketenagaan.
Syarat Administrasi
a. Surat permohonan dari pelaku usaha Apoteker (untuk perseorangan)
atau pimpinan PT/Yayasan/Koperasi (untuk nonperseorangan)
b. Surat perjanjian kerjasama dengan Apoteker yang disahkan oleh notaris
(untuk pelaku usaha Apotek nonperseorangan)
c. Dokumen SPPL
d. Seluruh dokumen yang mengalami perubahan (untuk permohonan
perubahan izin)
e. dokumen izin yang masih berlaku (untuk perpanjangan izin)
f. Self-assessment penyelenggaraan Apotek melalui aplikasi SIMONA
(simona.kemkes.go.id) (untuk perpanjangan dan perubahan izin)
g. Pelaporan terakhir (untuk perpanjangan dan perubahan izin)
h. Surat pernyataan komitmen untuk melaksanakan registrasi apotek di
aplikasi SIPNAP (sipnap.kemkes.go.id)
i. Bukti pembayaran PAD (sesuai kebijakan pemda)
Lokasi
e. dokter;
f. bidan praktik mandiri; hanya dapat dilakukan sesuai
g. pasien; dan dengan ketentuan peraturan
h. masyarakat. perundang-undangan.
Penyerahan tersebut dalam kondisi
• PENDIDIKAN: • PEKERJAAN
- SD N DUKUH 3 SUKOHARJO ; 1990-1996 - ANALIS NARKOTIKA BNN RI; 2009-2013
- KEPALA SEKSI DAYAMAS BNNP JATENG; 2013-2015
- SMP MTA GEMOLONG; 1996-1999
- KEPALA SEKSI PENCEGAHAN BNNP JATENG; 2015-2020
- SMA MTA SURAKARTA; 1999-2002
- PENYULUH NARKOBA AHLI MUDA BNNP JATENG;
- S1 FAKULTAS FARMASI UMS; 2004-2008 : 2020-
- APOTEKER FAKULTAS FARMASI UMS; 2008-2009 - SUB KOORDINATOR PENCEGAHAN BNNP JATENG;
Mana
Lulus, cepet jodohku?
kerja
soft skills yang kamu dapat ketika kuliah, seperti problem solving, komunikasi, atau leadership
(kepemimpinan) akan sangat berguna saat bekerja nanti.
HOW TO BE A PROFESSIONAL
intellectual
attention
interest
ETIKA?
integritas
Moral/Etika
Nilai
REGULASI…
Society
Problem
cara untuk mengendalikan manusia atau masyarakat dengan suatu aturan atau
pembatasan tertentu.
REGULASI
NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA
UU NO 5
Tahun 1997
• MENJAMIN KETERSEDIAAN
• MENCEGAH PENYALAHGUNAAN
• MEMBERANTAS PEREDARAN GELAP
• MENJAMIN PENGATURAN UPAYA REHABILITASI
PENGGOLONGAN
Gol 1 Gol 1
201 5
Gol 4 Gol 2
Psikotropika
62 6
Gol 2 Gol 3
Gol 3
91 15
8
PMK NO 9 TAHUN 2022 PMK NO 10 TAHUN 2022
PREKURSOR NARKOTIKA
Zat Atau Bahan Pemula Atau Bahan Kimia Yang Dapat Digunakan Dalam
Pembuatan Narkotika Yang Dibedakan Dalam Tabel Sebagaimana Terlampir Dalam
Undang-undang Ini.
Contoh :
• DALAM UU 35 TH 2009, PREKURSOR NARKOTIKA DIBAGI MENJADI 2 GOLONGAN:
NEXT…
Hal-Hal Yang Diatur:
DISTRIBUSI:
1. PERIZINAN LABELING DAN PUBLIKASI:
2. PENYALURAN 1. KETENTUAN LABELING
3. PENYERAHAN 2. KETENTUAN PUBLIKASI
1 2 3 4
EXPORT INPORT:
PENGADAAN: 1. PERIZINAN
1. RENCANA 2. PENGANGKUTAN
KEBUTUHAN 3. TRANSITO
2. PRODUKSI 4. PEMERIKSAAN DAN
3. PENYIMPANAN PELAPORAN
4. PELAPORAN
segala bentuk kegiatan dan/atau perbuatan yang berhubungan dengan Narkotika , Prekursor Narkotika dan Psikotropika
Pengadaan Nar-Psi-Pre dipenuhi dengan cara produksi dan impor, sesuai dengan rencana
PENGADAAN: kebutuhan tahunan yang sudah ditetapkan
Psikotropika:
• Ekspor dan impor psikotropika hanya dapat dilakukan oleh pabrik obat atau pedagang besar farmasi atau lembaga
pendidikan dan pelatihan yang telah memiliki izin
• Kusus untuk Ekspor dan impor psikotropika golongan 1, hanya dapat diberikan kepada lembaga pendidikan dan penelitian.
LABEL DAN PUBLIKASI
• INDUSTRI FARMASI WAJIB MENCANTUMKAN LABEL PADA KEMASAN NARKOTIKA, BAIK DALAM BENTUK
OBAT JADI MAUPUN BAHAN BAKU NARKOTIKA.
• LABEL DAPAT BERBENTUK TULISAN, GAMBAR, KOMBINASI TULISAN DAN GAMBAR, ATAU BENTUK LAIN
YANG DISERTAKAN PADA KEMASAN ATAU DIMASUKKAN KE DALAM KEMASAN, DITEMPELKAN, ATAU
MERUPAKAN BAGIAN DARI WADAH, DAN/ATAU KEMASANNYA.
• SETIAP KETERANGAN YANG DICANTUMKAN DALAM LABEL PADA KEMASAN NARKOTIKA HARUS LENGKAP
DAN TIDAK MENYESATKAN.
• NARKOTIKA HANYA DAPAT DIPUBLIKASIKAN PADA MEDIA CETAK ILMIAH KEDOKTERAN ATAU MEDIA
CETAK ILMIAH FARMASI
PENYIMPANAN NAR-PSI-PRE
• Tempat penyimpanan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dapat berupa :
Industri farmasi produksi Narkotika : Gudang Kusus
Industri farmasi produksi psikotropika: Gudang Kusus / Ruangan Kusus
PBF penyalur narkotika : Gudang Kusus
PBF penyalur psikotropika : Gudang Kusus / Ruangan Kusus
lnstalasi Farmasi Pemerintah yang menyimpan Narkotika atau Psikotropika : Ruang Kusus/Lemari Kusus
Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Puskesmas, Instalasi Farmasi Klinik, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan :
lemari kusus.
Industri Farmasi yang menggunakan Prekursor Farmasi dalam bentuk bahan baku atau PBF yang menyalurkan
Prekursor Farmasi dalam bentuk bahan baku : gudang khusus atau ruang khusus
Syarat:
1. terbuat dari bahan yang kuat;
2. tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 (dua) buah kunci yang berbeda;
3. harus diletakkan dalam ruang khusus di sudut gudang, untuk Instalasi Farmasi Pemerintah;
4. diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum, untuk Apotek, Instalasi Farmasi Rumah
Sakit, Puskesmas, Instalasi Farmasi Klinik, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan ;
5. kunci lemari khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab/Apoteker yang ditunjuk dan pegawai
lain yang dikuasakan.
PEREDARAN
• setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan penyaluran atau penyerahan Narkotika,
baik dalam rangka perdagangan, bukan perdagangan maupun pemindahtanganan,
untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
• Setiap kegiatan peredaran Narkotika wajib dilengkapi dengan dokumen yang sah.
• Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi yang diedarkan harus memenuhi
persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu.
• Narkotika hanya dapat disalurkan oleh Industri Farmasi, pedagang besar farmasi,
dan sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah sesuai dengan ketentuan
dalam Undang-Undang ini.
PENYALURAN DAN PENYERAHAN
• Narkotika hanya dapat disalurkan oleh :
Industri Farmasi,
pedagang besar farmasi, yang punya izin khusus
sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah
• Kecualai yang berkaitan dengan pidana, pemusnahan dilakukan oleh: Industri Farmasi, PBF, Instalasi Farmasi
Pemerintah, Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Instalasi Farmasi Klinik, Lembaga Ilmu Pengetahuan, Dokter.
• Pemusnahan disaksikan oleh petugas yang telah ditetapkan, sesuai permohonan yang sudah diajukan
• Harus Dilakukan pengujian sebelum dimusnahkan
• Penanggungjawab harus membuat Berita Acara Pemusnahan
BERITA ACARA PEMUSNAHAN
• BERITA ACARA PEMUSNAHAN PALING SEDIKIT MEMUAT:
1. HARI, TANGGAL, BULAN, DAN TAHUN PEMUSNAHAN;
2. TEMPAT PEMUSNAHAN;
3. NAMA PENANGGUNG JAWAB FASILITAS PRODUKSI/FASILITAS DISTRIBUSI/FASILITAS PELAYANAN KEFARMASIAN/PIMPINAN
LEMBAGA/DOKTER PRAKTIK PERORANGAN;
4. NAMA PETUGAS KESEHATAN YANG MENJADI SAKSI DAN SAKSI LAIN BADAN/SARANA TERSEBUT;
5. NAMA DAN JUMLAH NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN PREKURSOR FARMASI YANG DIMUSNAHKAN;
6. CARA PEMUSNAHAN;
• PBF KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DENGAN TEMBUSAN KEPALA BADAN/KEPALA BALAI.
• INSTALASI FARMASI PEMERINTAH DAERAH KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI ATAU KABUPATEN/KOTA SETEMPAT DENGAN TEMBUSAN KEPADA
KEPALA BALAI SETEMPAT.
• APOTEK, INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT, INSTALASI FARMASI KLINIK, LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN, DAN DOKTER PRAKTIK PERORANGAN
KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DENGAN TEMBUSAN KEPALA BALAI SETEMPAT.
Pencegahan
KONSEKWENSI HUKUM
• PIDANA UNTUK LAHGUN DAN EDAR GELAP NARKOTIKA GOL 1 : PASAL 111 SD 116
ANCAMAN PIDANA MULAI DARI DENDA, KURUNGAN MIN 4 THN, KURUNGAN SEUMUR HIDUP S/D HUKUMAN MATI
• PIDANA UNTUK LAHGUN DAN EDAR GELAP NARKOTIKA GOL 2 : PASAL 117 SD 121
ANCAMAN PIDANA MULAI DARI DENDA, KURUNGAN MIN 3 THN, KURUNGAN SEUMUR HIDUP S/D HUKUMAN MATI
• PIDANA UNTUK LAHGUN DAN EDAR GELAP NARKOTIKA GOL 3 : PASAL 122 SD 126
ANCAMAN PIDANA MULAI DARI DENDA, KURUNGAN MIN 3 THN, KURUNGAN 15 THN
• NARKOTIKA DAN PREKURSOR NARKOTIKA SERTA HASIL-HASIL YANG DIPEROLEH DARI TINDAK PIDANA NARKOTIKA
DAN/ATAU TINDAK PIDANA PREKURSOR NARKOTIKA, BAIK BERUPA ASET DALAM BENTUK BENDA BERGERAK
MAUPUN TIDAK BERGERAK, BERWUJUD ATAU TIDAK BERWUJUD SERTA BARANG-BARANG ATAU PERALATAN YANG
DIGUNAKAN UNTUK MELAKUKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DAN TINDAK PIDANA PREKURSOR NARKOTIKA
DIRAMPAS UNTUK NEGARA
TAMBAHAN…
GPP
Apt. Riza Maulana, M.Pharm.Sci.
GPP ??
01 02 03 04
05 06 07 08
program pemerintah.
✓ Menjamin mutu alat diagnostik dan alat kesehatan
8. Memperkenalkan dokumentasi.
9. Menetapkan partisipasi karyawan dan pelatihan dalam sistem
10. Meninjau ulang dan melakukan audit Sistem Manajemen Mutu
PRINSIP MANAJEMEN MUTU
A.LEADER
Kepemimpinan yang diharapkan meliputi keberanian
mengambil keputusan yang empati dan efektif, serta kemampuan
mengkomunikasikan dan mengelola hasil keputusan
SEVEN STAR PLUS
a. MANAGER
Harus efektif mengelola sumber daya (manusia, fisik,
anggaran) dan informasi, juga harus dapat dipimpin dan
memimpin orang lain dalam tim Kesehatan, tanggap terhadap
kemajuan teknologi informasi, bersedia berbagi informasi
tentang obat.
a. LIFE-LONG LEARNER
Apoteker perlu melaksanakan pengembangan
profesionalitas berkelanjutan (Continuing Professional
Development/CPD) untuk meningkatkan pengetahuan sikap, dan
keterampilan profesi.
SEVEN STAR PLUS
a.TEACHER
Berperan tidak hanya dalam berbagi ilmu pengetahuan
baru satu sama lain, tetapi juga kesempatan memperolah
pengalaman dan peningkatan keterampilan.
a. RESEARCHER
Selalu menerapkan prinsip / kaidah ilmiah dalam
mengumpulkan informasi sediaan farmasi dan pelayanan
kefarmasian dan memanfaatkannya dalam pengembangan dan
pelaksanaan pelayanan kefarmasian.
SARANA DAN
PRASARANA
Sarana dan prasarana kefarmasian
a. Sarana pelayanan
b. Sarana penyimpanan
c. Sarana peracikan
d. Sarana pengemasan Kembali
1. DOKTER ,
4. PARAMEDIS ;
5. TOKO OBAT ;
APOTIK PANEL
TIPE APOTIK PANEL :
INDUSTRI FARMASI P B F
4. PEMESANAN 5. PENJUALAN
RESMI
3. PENYAMPAIAN
MR A P O T I K
6. PENJUALAN DAN
PENAGIHAN
DOKTER
2. PEMESANAN
KLINIK
TOKO OBAT
1. PENAWARAN
1. PENGANTAR TENTANG DISTRIBUSI DAN PERMASALAHANNYA APOTIK PANEL
P B F
3. PEMESANAN 4. PENJUALAN
RESMI
A P O T I K
f. PBF menyerahkan Faktur Penjualan Asli ke apotik, memberi kesan apotik sebagai
pihak pembeli.
i. Apotik mendapat fee (biasanya 2 -2.5% dari total transaksi sebagai biaya
pemutihan
1. PENGANTAR TENTANG DISTRIBUSI DAN PERMASALAHANNYA APOTIK PANEL
1. SP APOTIK
2. FAKTUR
INDUSTRI FARMASI P B F APOTIK
3. STEMPEL
APOTIK
FAKTUR PBF
MR A P O T I K
OBAT KERAS
DOKTER
2. PEMESANAN
KLINIK
TOKO OBAT
1. PENAWARAN
1. PENGANTAR TENTANG DISTRIBUSI DAN PERMASALAHANNYA APOTIK PANEL
1. SP APOTIK
INDUSTRI FARMASI P B F 2. FAKTUR
APOTIK
FAKTUR PBF
STEMPEL
APOTIK
MR A P O T I K
OBAT KERAS
DOKTER
2. PEMESANAN
KLINIK
TOKO OBAT
1. PENAWARAN
1. PENGANTAR TENTANG DISTRIBUSI DAN PERMASALAHANNYA APOTIK PANEL
Apotik
mencari
order ke
SP, Faktur
dokter,
Apotik,
klinik.
Stempel, di
Transaksi
serahkan ke
TIPE 3 TIPE 2 dgn
PBF.
PBF resmi.
pengerjaan
Salesman
selanjutnya
apotik
dilakukan
mengirim
sepenuhnya
obat
oleh PBF
ke penerima
ADMINISTRASI APOTIK
P B F TRANSAKSI BIASA