Oleh :
Ismiyati, S.Si, Apt, M.Si
Koordinator Substansi Pembakuan dan Sertifikasi
Direktorat Pengawasan dan Alat Kesehatan
DEFINISI ALAT KLASIFIKASI ALAT REGULASI IZIN EDAR ALAT REGULASI CDAKB & PENGAWASAN ALKES
KESEHATAN KESEHATAN KESEHATAN DISTRIBUSI ALKES
PENGATURAN ALAT KESEHATAN
Penelitian dan Penggunaan
Packaging dan
Pengembangan Produksi Iklan Distribusi oleh Pasien/End Pemusnahan
Labelling
Produk User
Keselamatan pasien dan mutu pelayanan kesehatan merupakan prinsip dasar dalam pelayanan kesehatan.
Didalam fasilitas pelayan kesehatan yg bermutu mencakup pula jaminan mutu dan keamanan serta Untuk menjamin
kemanfaatan alat kesehatan tersebut. Dengan alat kesehatan yg terjamin mutunya maka akan terjamin pula
keselamatan pasien. Patient Safety
Permenkes No 14 tahun 2021 ttg Standar Kegiatan Usaha dan
Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
REGULASI TERKAIT Sektor Kesehatan
R
1. PP No. 5 Tahun 2021
E 2. Permenkes No. 1189 Tahun 2010 Tentang Produksi Alkes dan PKRT
M 3. Permenkes No. 70 Tahun 2014 ttg Perusahaan Rumah Tangga Alkes dan PKRT
4. Permenkes No. 17 Tahun 2017 ttg Rencana Aksi Pengembangan Industri Farmasi dan Alkes
A Produksi Alkes 5. Permenkes No. 20 Tahun 2017 tentang Cara Produksi Alat Kesehatan yang Baik dan Cara Pembuatan
R Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga yang Baik
6. INPRES NO. 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan
K 7. Juknis Pengawasan Sarana Produksi Alkes dan PKRT
E 8. Permenkes No 14 Tahun 2021
T Pengemasan dan 1. Permenkes No.62 Tahun 2017 ttg Izin Edar Alkes, Alkes DIV dan PKRT
pelabelan 2. Pedoman Penandaan Alkes dan PKRT
1. Permenkes No.76 tahun 2013 ttg Iklan Alkes dan PKRT
Iklan 2. Pedoman Pengawasan Iklan Alkes dan PKRT
P 1. PP No 5 Tahun 2021
O 2. Permenkes No.1191 Tahun 2010 ttg Penyaluran Alkes
3. Permenkes No. 60 Tahun 2017 ttg Pengawasan Tata Niaga Impor Alkes, Alkes DIV,dan PKRT
S 4. Permenkes No. No. 4 Tahun 2014 Tentang Cara Distribusi Alat Kesehatan Yang Baik
T 5. PP No. 72 Tahun 1998 ttg Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alkes
6. Kepmenkes No. HK.01.07/ MENKES/022/2018 ttg Daftar Alkes, Alkes Diagnostik In Vitro dan PKRT yg
M Distribusi/ Penjualan Pengawasannya dilakukan di Kawasan Pabean (Border) dan di luar Kawasan Pabean (Post Border)
A 7. Pedoman Penerapan Sistem Pengawasan (e-report)
8. Juknis Pengawasan Sarana Penyalur Alat Kesehatan
R 9. Juknis Sampling Alkes dan PKRT
K 10. Permenkes No 14 Tahun 2021
E Penggunaan &
Permenkes No.54 Tahun 2015 ttg Pengujian dan Kalibrasi Alkes
T Pemeliharaan
Pemusnahan Permenkes No.62 Tahun 2017 ttg Izin Edar Alkes, Alkes DIV dan PKRT
DEFINISI ALAT KESEHATAN
Alat Kesehatan adalah instrumen, Alat Kesehatan juga merupakan reagen in vitro
aparatus, mesin dan/atau implan yang dan kalibrator, perangkat lunak, bahan atau
tidak mengandung obat yang digunakan material yang digunakan tunggal atau kombinasi,
untuk : untuk :
- mencegah, - menghalangi pembuahan,
- mendiagnosis, - desinfeksi alat kesehatan, dan
- menyembuhkan dan meringankan - pengujian in vitro terhadap spesimen dari
penyakit, tubuh manusia,
- merawat orang sakit, dan dapat mengandung obat yang tidak mencapai
- memulihkan kesehatan pada kerja utama pada tubuh manusia melalui proses
manusia, dan/atau farmakologi, imunologi, atau metabolisme untuk
- membentuk struktur dan dapat membantu fungsi atau kerja yang diinginkan
memperbaiki fungsi tubuh.
1. Alat Kesehatan Elektromedik Radiasi adalah alat kesehatan yang menggunakan sumber listrik
AC atau DC untuk pengoperasian dan memancarkan radiasi pengion atau zat radioaktif selama
penggunaan untuk mencapai maksud penggunaannya.
2. Alat Kesehatan Elektromedik Non Radiasi adalah alat kesehatan yang menggunakan sumber
listrik AC atau DC untuk pengoperasian dan tidak memancarkan radiasi pengion atau zat radioaktif
selama penggunaan untuk mencapai maksud penggunaannya.
3. Alat Kesehatan Non Elektromedik Steril adalah alat kesehatan yang penggunaannya tidak
memerlukan sumber listrik AC atau DC dan mengalami proses sterilisasi pada proses produksinya dan
produknya steril. Contoh: jarum suntik, kasa steril, benang bedah, IV catheter, infuse set.
4. Alat Kesehatan Non Elektromedik Non Steril adalah alat kesehatan yang penggunaannya tidak
memerlukan sumber listrik AC atau DC dan produknya tidak steril. Contoh: plester, instrument bedah,
timbangan bayi, kursi roda manual, tempat tidur pasien manual, statescope.
5. Produk Diagnostik In Vitro adalah alat kesehatan yang digunakan untuk pemeriksaan spesimen
dari dalam tubuh manusia secara In Vitro untuk menyediakan informasi untuk diagnosa, pemantauan
atau gabungan. Termasuk reagen, kalibrator, bahan kontrol, penampung spesimen, software, dan
instrumen atau alat atau bahan kimia lain yang terkait. Contoh: alat tes gula darah, tes kehamilan
muda, tes asam urat, alat tes kimia klinik, hematology analyzer
Http://regalkes.kemkes.go.id
Kelas Risiko Alat Kesehatan
01 Kelas A
Risiko rendah
Faktor yang Mempengaruhi Klasifikasi Alat
Kesehatan
02 Kelas B
Risiko rendah-sedang Derajat dan tempat masuknya dalam tubuh
03 Kelas C
Risiko sedang-tinggi
Maksud penggunaan sebagai alat diagnosis atau untuk pemeliharaan
04 Kelas D
Risiko tinggi
Mekanisme kerja dalam tubuh
Kategori
Peralatan Telinga, Peralatan
Peralatan Kardiologi Peralatan Gigi Hidung dan Gastroenterologi-
Tenggorokan Urologi
Kesehatan
Peralatan Obstetrik
Sakit Umum dan Peralatan Mata
Peralatan Neurologi dan Ginekologi
Perorangan
Sertifikat Bebas Jual (Certificate of Free Sale/CFS) produk dalam Sertifikat ekspor (Certificate of Exportation/CoE) adalah
negeri adalah surat keterangan yang menyatakan bahwa suatu adalah surat keterangan yang diberikan oleh Menteri
produk Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro dan Kesehatan untuk Alat Kesehatan yang diproduksi oleh
PKRT dalam negeri sudah mendapatkan izin edar dan telah produsen hanya untuk tujuan ekspor dan tidak diedarkan di
bebas dijual di Indonesia. wilayah Republik Indonesia.
Pasal 106 UU Kesehatan
yang diubah dengan UU PP No. 5 Tahun 2021
Cipta Kerja
1) Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengedarkan
Pasal 120 - Perizinan Berusaha subsektor kesehatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 119 huruf a meliputi kegiatan usaha:
sediaan farmasi dan alat kesehatan harus memenuhi
• kefarmasian, alat kesehatan, dan perbekalan kesehatan rumah tangga; dan
Perizinan Berusaha dari Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya Pasal 121 - Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha pada subsektor
berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang kesehatan meliputi:
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
• kefarmasian, alat kesehatan, dan perbekalan kesehatan rumah tangga;
2) Sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat
diedarkan setelah memenuhi Perizinan Berusaha dari
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai dengan
kewenangannya berdasarkan norma, standar, prosedur,
dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
Permenkes No 62 Tahun 2017 Permenkes No 14 Tahun
3) Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai dengan
kewenangannya berdasarkan norma, standar, prosedur, Alat Kesehatan, Alat Kesehatan 2021
dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat Diagnostik In Vitro dan PKRT yang Mengatur Standar, Tata Cara,
berwenang mencabut Perizinan Berusaha dan diproduksi, diimpor, dirakit dan/atau dan Persyaratan Izin Edar
memerintahkan penarikan dari peredaran sediaan farmasi dikemas ulang, yang akan diedarkan
dan alat kesehatan yang telah memperoleh Perizinan di wilayah Negara Republik
Berusaha, yang terbukti tidak memenuhi persyaratan Indonesia harus memiliki Izin Edar
mutu dan/atau keamanan danf atau kemanfaatan, dan
alat kesehatan tersebut dapat disita dan dimusnahkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Perizinan Berusaha
terkait sediaan farmasi dan alat kesehatan sebagaimana Alat Kesehatan Tertentu berupa NOTIFIKASI
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam mulai 10 Januari 2022
Peraturan Pemerintah.
Daftar Alkes Tertentu
(Izin Edar dengan Notifikasi)
2004
Permenkes
2010
Permenkes
2018
Permenkes No. 26
2021
Permenkes No. 14
1184/Menkes/PER/ 1191/Menkes/PER Tahun 2018 Tahun 2021
X/2004 /VIII/2010
Regulasi selalu berkembang. Penanggung Jawab Teknis (PJT) harus selalu meng-update pengetahuan tentang regulasi.
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Dit Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT
Jenis Usaha KBLI (2020) Risiko Perizinan Kewenangan
Distributor Alkes 46691 Tinggi NIB + Izin + CDAKB Menteri
Cabang Distributor Alkes 46691 Menengah Tinggi NIB + Sertifikat Standar + CDAKB Gubernur
Toko Alkes 47725 Menengah Rendah NIB + Sertifikat Standar (Self Declare) Bupati/Walikota
1 2
Pelaku usaha mengajukan Izin yg terbit memiliki 2 lampiran, yaitu :
Pelaku usaha terdaftar di OSS
permohonan ke website oss.go.id lampiran 1 - memuat daftar bidang usaha,
dengan KBLI sesuai
dan melengkapi seluruh persyaratan persyaratan dan/atau kewajiban
lampiran 2 – memuat data teknis (alamat
bengkel, alamat gudang, Penanggung
Jawab Teknis, kelompok alkes yang
disalurkan)
Persyaratan Kewajiban
1. PJT memiliki sertifikat pelatihan 6. Laporan e-report setiap 6
1. Administrasi umum CDAKB bulan
2. Bangunan dan 2. Memiliki sarana dan prasarana yg 7. Sertifikat Standar CDAKB
Prasarana memadai dibuktikan dgn
melampirkan denah, foto sarana, dan 8. Laporan KTD
3. Peralatan bukti kepemilikan tempat atau surat 9. Laporan Recall
sewa paling singkat 2 tahun
4. SDM 10. Laporan Alkes Palsu
3. Memenuhi pedoman CDAKB dalam
5. Laporan Kesiapan pelaksanaan kegiatan 11. Menyampaikan
Sarana permohonan perubahan
4. Memiliki teknisi dan PJT, alamat, jenis produk,
6. Daftar jenis alkes yang bengkel/workshop untuk layanan dan/atau denah bangunan
purna jual
akan didistribusikan 12. Mengedarkan alkes ber NIE
5. Memiliki Petugas Proteksi Radiasi
7. Retribusi (untuk yang mendistribusikan alkes
Elektromedik Radiasi
15
Persyaratan yang dilampirkan
untuk Izin Distribusi Alat Kesehatan
Administrasi Umum Laporan Kesiapan Sarana
• Surat Permohonan • Laporan kesiapan sarana
• Surat komitmen penerapan standar CDAKB • Surat Pernyataan Kesiapan perusahaan
• SOP kegiatan penyimpanan dan pendistribusian
• Surat Jaminan Purna Jual *)
Bangunan dan Prasarana
• Denah/layout bangunan sesuai kaidah CDAKB
• Dokumentasi foto semua area sesuai layout Daftar Jenis Alkes yang Akan Disistribusikan
• Daftar jenis dan kelompok alkes, sesuai pengelompokan yang
diterapkan di Dit Penilaian Alkes dan PKRT
Peralatan
• Brosur/Katalog produk yang akan didistribusikan
• Daftar perlengkapan di gudang penyimpanan
alkes, sesuai dengan kelompok alkes yang akan
didistribusikan Retribusi
SDM Bukti pembayaran PNBP, kode billing akan diberikan setelah
berkas lengkap
• Data PJT
• Data Teknisi *)
• Petugas proteksi radiasi**)
• Struktur Organisasi *) khusus yang mendistribusikan Alkes Elektromedik dan instrumen Diagnostik in Vitro
**) khusus yang mendistribusikan alkes elektromedik radiasi
Penerbitan Izin Distribusi Alat Kesehatan Melalui OSS
Izin terbit terdiri dari 3 bagian, yaitu : Untuk mengecek izin terbit yang sudah terverifikasi
Halaman 1 : Data Perusahaan (dari sistem OSS RBA) bisa dilihat pada aplikasi http://infoalkes.kemkes.go.id
Halaman 2 : Persyaratan dan Kewajiban yang harus dipenuhi
pelaku usaha (dari sistem OSS RBA)
Halaman 3 : Data teknis IDAK (dari sistem Seralkes)
Regulasi CDAKB
Permenkes No 1191/Menkes/PER/VIII/2010 – Setiap PAK dan Cabang
PAK harus melaksanakan CDAKB
Permenkes No 26 Tahun 2018 – memuat persyaratan dan tata cara sertifikasi CDAKB, ketentuan
bahwa sertifikat CDAKB menjadi persyaratan perpanjangan sertifikat distribusi alkes
PP No. 5 Tahun 2021 – Setiap distributor alkes wajib memiliki sertifikat CDAKB, kewenangan
penerbitan sertifikat untuk distributor pusat oleh Menteri dan cabang distributor oleh Gubernur.
Sertifikat CDAKB pusat menjadi syarat pendirian cabang. Sertifikat CDAKB menjadi persyaratan
perpanjangan sertifikat distribusi alkes
Permenkes No 14 Tahun 2021 – memuat standar, persyaratan, dan tata cara penilaian kesesuaian
untuk sertifikasi CDAKB. Masa berlaku sertifikat 5 tahun
Alur Permohonan Sertifikasi CPAKB, CPPKRTB, dan CDAKB
1 2 3 4
SSO
PB UMKU
Pelaku usaha terdaftar di sistem OSS RBA Login melalui sistem OSS RBA menu PB Jump ke sistem Seralkes, klik menu
Pemeriksaan dokumen pre audit
dan telah memiliki izin distribusi alkes UMKU sesuai dengan kode KBLI, klik tombol CPAKB/CPPKRTB/CDAKB, dan upload
“Pemenuhan Persyaratan di system K/L” dokumen persyaratan
5 6 7
8 9 10
Proses CAPA (Corrective Action & Pembuatan resume dan lampiran data Sertifikat CDAKB diterbitkan melalui
Preventive Action) teknis di sistem Seralkes sistem OSS RBA
Regulasi Pengawasan Alat Kesehatan
Tujuan pengawasan
memastikan bahwa alat kesehatan yang ada di pasaran yang telah
diberikan persetujuan izin edarnya masih memenuhi persyaratan
keamanan, kemanfaatan dan mutu.
Cakupan pengawasan
pelaku usaha, produk, dan sarana dan/atau fasilitas yang dimiliki
e-Report E-Postborder
e-Watch e-inspeksi
Tata Cara Pengawasan Berbasis Risiko
Pengawasan rutin dilakukan berdasarkan tingkat risiko kegiatan usaha dan tingkat kepatuhan.
Semakin tinggi tingkat risiko, semakin sering pengawasan dilakukan.
Semakin sering melakukan pelanggaran, semakin sering pengawasan dilakukan.
RUTIN INSIDENTAL
Berdasarkan pengaduan/keluhan
berkala, terencana
masyarakat (misal KTD melalui e-
Pemerintah watch.alkes.kemkes.go.id)
A. Analisis laporan berdasarkan tingkat risiko
dan tingkat kepatuhan.
rendah & menengah rendah inspeksi 1
x/tahun/lokasi. Patuh tidak dilakukan.
Melalui Virtual
menengah tinggi & tinggi inspeksi 2
x/tahun/lokasi. Patuh 1 x/tahun/lokasi Khusus UMK -- Pengawasan rutin Perizinan Berusaha untuk pelaku UMK dilakukan
B. Inspeksi Lapangan (fisik atau virtual) melalui pembinaan, pendampingan, atau penyuluhan terkait kegiatan usaha; dan
C. Sampling & Testing Dalam hal berdasarkan hasil penilaian atas Pengawasan rutin yang dilakukan sebelumnya
D. Pengawasan Penandaan terhadap standar dan kewajiban, pelaku UMK yang dinilai patuh tidak perlu dilakukan
E. Pengawasan Iklan inspeksi lapangan.
Terima kasih
+62813-8642-6018
(whatsapp only)
pemdansert@gmail.com
Kementerian Kesehatan RI
Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav 4-9, Jakarta
Selatan 12950
www.sertifikasialkes.kemkes.go.id