Anda di halaman 1dari 43

KEBIJAKAN PERIZINAN

BERUSAHA BERBASIS
RISIKO

Pelatihan Tenaga Pendamping Bagi


DPMPTSP Kabupaten/Kota
12-20 April 2021
OUTLINE PRESENTATION
1. Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
2. Perizinan Berusaha Risiko Rendah, Menengah Rendah, Menengah Tinggi, & Tinggi
3. Ketentuan Nilai Investasi, Permodalan & Divestasi
4. Percepatan Penerbitan Izin, Kemudahan Perizinan Bagi UMK, Rekomendasi Keimigrasian
dan Asas Fiktif Positif
5. Contoh Output Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
1. PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO
DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN PERIZINAN BERUSAHA
BERBASIS RISIKO
PP No. 5/2021: Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Resiko
PP No. 16/2021: Bangunan Gedung UU No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja

PP No. 21/2021: Penataan Ruang

PP No. 22/2021: Perlindungan & Pengelolaan 1. UNDANG-UNDANG


Lingkungan Hidup
PP No. 6/2021: Penyelenggaraan Perizinan
Peraturan Menteri/Kepala Lembaga
Berusaha di Daerah 2. PERATURAN
4. PERMEN yang terkait dengan Perizinan
PEMERINTAH Berusaha Berbasis Risiko

Perpres No. 10/2021: 3. PERPRES 5. PERBAN BKPM


Bidang Usaha Penanaman Modal
Peraturan BKPM No. 3/2021 : Sistem Perizinan
Berusaha B.R Terintegrasi Secara Elektronik

Peraturan BKPM No. 4/2021 : Pedoman dan Tata


Cara Pelayanan Perizinan Berusaha B.R dan
Fasilitas Penanaman Modal
Peraturan BKPM No. 5/2021: Pedoman dan Tata
Cata Pengawasan Perizinan Berusaha B.R
JENIS LAYANAN PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO

Layanan Penerbitan Perizinan Layanan Fasilitas Penanaman


Berusaha B.R Modal

1. Validasi Data Pelaku Usaha dan Rencana Usaha 1. Layanan Fasilitas Fiskal
1) Pembebasan bea masuk impor mesin/barang/bahan
2. Penerbitan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko 2) Tax Holiday
3) Tax Allowance
3. Penerbitan Perizinan Berusaha untuk Menunjang 4) Fasilitas fiskal di kawasan KEK
Kegiatan Usaha 5) Pemberian fasilitas fiskal untuk penyelenggaraan kegiatan
penelitian
4. Penerbitan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko 6) Pemberian fasilitas fiskal untuk penyelenggaraan kegiatan
untuk UMK praktik kerja/pemagangan
7) Investment Allowance
5. Perubahan Data Usaha
2. Layanan Fasilitas Non Fiskal
6. Pengembangan Usaha 1) Rekomendasi alih status izin tinggal kunjungan menjadi izin
tinggal terbatas
7. Penggabungan, peleburan, & pembubaran 2) Rekomendasi alih status izin tinggal terbatas
usaha menjadi izin tinggal tetap
CAKUPAN SEKTOR USAHA

1) Kelautan dan Perikanan 5) Ketenaganukliran


2) Pertanian 6) Perindustrian
3) LHK 7) Perdagangan
4) ESDM 8) PUPR
9) Transportasi

10) Kesehatan, Obat & Makanan


11) Pendidikan dan Kebudayaan
12) Pariwisata
13) Keagamaan

14) Pos, Telekomunikasi, Penyiaran & Sistem,


& Transaksi Elektronik
15) Pertahanan & Keamanan
16) Ketenagakerjaan
17) Keuangan *)

*)  Sektor keuangan hanya untuk mendapatkan layanan penerbitan NIB


melalui sistem OSS bagi pelaku usaha perbankan dan non perbankan.

 Penerbitan perizinan berusaha untuk perbankan dan non perbankan diterbitkan


oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau Bank Indonesia tanpa melalui sistem OSS.
DEFINISI

Perizinan Berusaha
Perizinan Berusaha Berbasis Pelaku Usaha
Legalitas yang diberikan kepada pelaku usaha Risiko
untuk memulai dan menjalankan kegiatan usaha.
Perizinan berusaha berdasakan tingkat Orang perseorangan atau badan usaha
Perizinan berusaha mencakup : risiko kegiatan usaha yang melakukan kegiatan usaha pada
1. Perizinan Berusaha Berbasis Risiko : NIB, bidang tertentu
Sertifikat Standar, & Izin.
2. Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan
Usaha (UMKU) *)

Nomor Induk Berusaha (NIB) Sertifikat Standar Izin

Bukti registrasi/pendaftaran pelaku usaha Perizinan berusaha berupa pernyataan lzin adalah persetujuan Pemerintah Pusat
untuk melakukan kegiatan usaha dan dan/atau bukti pemenuhan standar atau Pemerintah Daerah untuk
sebagai identitas bagi pelaku usaha dalam pelaksanaan kegiatan usaha pelaksanaan kegiatan usaha yang wajib
pelaksanaan kegiatan usahanya. dipenuhi oleh Pelaku Usaha sebelum
melaksanakan kegiatan usahanya

*) mencakup standar usaha dan/atau standar produk yang dapat diajukan sebelum dan/atau sesudah tahap operasional/komersial sesuai ketentuan kementerian/lembaga
LEMBAGA OSS MEMBERI HAK AKSES KEPADA :
1. PELAKU USAHA, yaitu :
1. Hak akses diberikan untuk :
a. penanggung jawab pelaku usaha a. mengajukan permohonan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko kegiatan usaha pertama;
perseorangan b. mengajukan permohonan perubahan, perluasan, dan/atau pencabutan perizinan;
b. direksi/pengurus badan usaha c. menyampaikan laporan kegiatan Penanaman Modal;
c. kepala kantor perwakilan; atau d. menyampaikan laporan kegiatan atau upaya pengelolaan risiko kegiatan usaha termasuk
d. direksi/penanggungjawab badan pemenuhan ketentuan standar, dan perizinan berusaha berbasis risiko
e. menyampaikan pengaduan; dan/atau
usaha luar negeri
d. mengajukan permohonan fasilitas berusaha.

2. Bila pelaku usaha merupakan kawasan industri yang telah memiliki Amdal kawasan, hak
akses juga diberikan untuk menyampaikan persetujuan pernyataan RKL-RPL rinci.
2. KEMENTERIAN / LEMBAGA
Hak akses diberikan untuk :
a. mendapatkan data Pelaku Usaha;
b. melakukan verifikasi teknis dan notifikasi pemenuhan standar dan persyaratan Perizinan Berusaha
3. DPMPTSP PROPINSI Berbasis Risiko;
c. penyusunan jadwal Pengawasan;
d. mengusulkan pencabutan;
e. penyampaian hasil Pengawasan/berita acara pemeriksaan pelaksanaan kegiatan usaha; dan/atau
4. DPMPTSP KAB/KOTA f. mendapatkan informasi dan mengunduh data Perizinan Berusaha,
sesuai dengan kewenangan

5. ADMINISTRATOR KEK Penerima hak akses No. 2 s/d 6 disebut sebagai Pengelola Hak Akses
Lembaga OSS dapat memberikan hak akses terbatas untuk informasi
tertentu kepada perbankan, asuransi, lembaga pembiayaan, dll
6. BADAN PENGUSAHAAN sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan.
KPBPB
PERMOHONAN HAK AKSES OSS

Orang Perseorangan :
Data dasar hukum pembentukan meliputi:
 Mengisi : Nama pelaku usaha + data Nomor Induk
Kependudukan (NIK) a. badan layanan umum dengan mengisi nomor surat
keputusan menteri/pimpinan lembaga, gubernur, atau
Badan Usaha : bupati/wali kota;
 Mengisi nama + NIK + nomor telepon + alamat email b. perusahaan umum dengan mengisi nomor peraturan
penanggung jawab perusahaan pemerintah mengenai pendirian perusahaan umum;
 Nomor Pengesahan Badan Usaha
c. perusahaan umum daerah dengan mengisi nomor
Badan Layanan Umum, perusahaan umum, perusahaan umum peraturan daerah mengenai pendirian perusahaan
daerah, lembaga penyiaran, badan hukum lainnya,
persyarikatan, atau persekutuan : umum daerah;
 Mengisi nama + NIK + nomor telepon + alamat email d. lembaga penyiaran dengan mengisi nomor izin
penanggung jawab perusahaan penyelenggaraan penyiaran;
 Nomor dasar hukum pembentukan.
e. badan hukum lainnya dengan mengisi nomor pendirian

Kantor Perwakilan dan Badan Usaha Luar Negeri : badan hukum; atau
Mengisi data : f. persyarikatan atau persekutuan dengan surat
 Nama dan NIK Kepala Kantor Perwakilan (bila WNI)
 Nama dan Nomor paspor Kepala Kantor Perwakilan (bila WNA) keputusan menteri.
PEMOHON PERIZINAN BERUSAHA

Pelaku Usaha Orang


01 Perseorangan
Pelaku usaha orang perseorangan warga Negara Indonesia (khusus untuk PMDN).

PT, CV, Fa, Persekutuan Perdata, Koperasi, Yayasan, Perusahaan Umum, Perusahaan Umum
Pelaku Usaha Badan
02 Usaha
Daerah, Badan hukum lainnya yang dimiliki oleh Negara (seperti Lembaga Pembiayaan
Ekspor Indonesia, Lembaga Pengelola Investasi, Bank Tanah, & Badan Layanan Umum), dan
lembaga penyiaran.

 Orang perseorangan WNI atau WNA; atau


 Badan usaha sebagai perwakilan pelaku usaha dari luar negeri untuk pendirian kantor
Pelaku Usaha Kantor
03 Perwakilan
perwakilan di Indonesia.
Beberapa Kantor perwakilan asing di Indonesia : KPPPA, KPPA, Kantor Perwakilan BUJKA,
Kantor Perwakilan Jasa Penunjang Tenaga Listrik Asing.

Badan usaha asing yang didirikan di luar negeri dan melakukan usaha di Indonesia seperti :
 pemberi waralaba dari luar negeri,
Badan Usaha Luar
04 Negeri
 pedagang berjangka asing,
 penyelenggara sistem elektronik lingkup privat asing, dan bentuk usaha tetap.
Termasuk dalam bentuk usaha tetap yaitu kantor perwakilan yang didirikan untuk kegiatan usaha di
sektor minyak dan gas bumi.
PENERBIT PERIZINAN BERUSAHA

Kewenangan penerbitan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko mencakup:

NIB Diterbitkan oleh Lembaga OSS (BKPM)


Diterbitkan oleh :
a. Lembaga OSS atas nama menteri/kepala
 Sertifikat Standar Usaha lembaga pemerintahan non kementerian
 Izin, dan b. DPMPTSP Propinsi atas nama Gubernur
 Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha c. DPMPTSP Kab/Kota atas nama Bupati/
(Perizinan Berusaha UMKU) Walikota
d. Administrator KEK
e. Badan Pengusahaan KPBPB
sesuai kewenangannya masing-masing
Khusus Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan
Usaha berupa standar produk diterbitkan oleh Lembaga
OSS atas nama menteri/kepala lembaga pemerintah non
kementerian.
PEMBAGIAN KEWENANGAN PENERBITAN PERIZINAN BERUSAHA
BERBASIS RISIKO BERDASARKAN KEGIATAN USAHA

Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Pemerintah Kab/Kota Administrator KEK &


Badan Pengusahaan
Untuk kegiatan usaha: Untuk kegiatan usaha : Untuk kegiatan usaha : KPBPB
1. Berlokasi di lintas propinsi 1. Berlokasi di lintas kab/kota dalam 1. Berlokasi di kabupaten/kota
2. Terkait dengan SDA yang tidak satu propinsi 2. Penanaman modal yang Mencakup kewenangan pemerintah
terbarukan 2. Penanaman modal yang didelega- dipertugasbantukan kepada kabupaten/kota dan dilaksanakan
3. Industri prioritas tinggi pada skala sikan dari pem.pusat kepada pemerintah Kab/Kota. berdasarkan pelimpahan/
nasional gubernur. 3. Penanaman modal yang menjadi pendelegasian kewenangan dari
4. Terkait dengan fungsi pemersatu 3. Penanaman modal yang menjadi kewenangan pemerintah Kab/ Pemerintah Pusat/Pemerintah
dan penghubung antar wilayah kewenangan pemerintah propinsi Kota sesuai peraturan perundangan Daerah dan memperhatikan
5. Terkait dengan strategi pertahanan sesuai peraturan perundangan 4. Industri yang diklasifikasikan peraturan perundang-undangan
dan keamanan nasional 4. Industri yang diklasifikasikan sebagai industri menengah dan terkait KEK dan KPBPB.
6. PMA / penanam modal yang sebagai industri besar, kecuali utk kecil kecuali utk jenis industri yang
menggunakan modal asing jenis industri yang menjadi menjadi kewenangan Pemerintah
7. Penanaman modal yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat Pusat dan Pemerintah Propinsi
urusan pemerintah pusat menurut
Undang-Undang

Poin No. 3, Industri prioritas tinggi meliputi :


1) Ind. strategis 5) Ind. yang berdampak penting terhadap lingkungan
2) Ind. teknologi tinggi 6) Ind. PMA/yang menggunakan modal asing berdasarkan perjanjian
3) Ind. minuman beralkohol Pemerintah RI dgn negara lain
TINGKAT RISIKO & JENIS PERIZINAN BERUSAHA

KRITERIA RISIKO TINGKAT RISIKO PERIZINAN BERUSAHA

ANALISIS RISIKO TERINTEGRASI


2 3
KESELAMATAN LINGKUNGAN
RENDAH NIB
1 4
KESEHATAN KETERBATASAN
SUMBER DAYA MENENGAH NIB + SERTIFIKAT
Rendah / Tinggi STANDAR

5
TINGGI NIB + IZIN
ASPEK RISIKO LAINNYA
DISESUAIKAN DENGAN SIFAT
KEGIATAN USAHA
NIB BERLAKU SEBAGAI :

 Identitas bagi pelaku usaha Wajib lapor ketenagakerjaan


 Bukti pendaftaran untuk Hak Akses Kepabeanan untuk periode pertama
melakukan kegiatan usaha Pelaku Usaha.

01 02 03 04 05
Angka Pengenal Impor : Pendaftaran kepersertaan untuk:
Pelaku usaha harus memilih API-U atau  Jaminan sosial kesehatan; dan
API-P  jaminan sosial ketenagakerjaan
 Khusus Pelaku usaha perseorangan
hanya dapat memilih API-P

 NIB wajib dimiliki oleh setiap pelaku usaha


 Setiap pelaku usaha hanya memiliki 1 (satu) NIB
JENIS KEGIATAN USAHA

 tercantum dalam maksud dan tujuan akta perusahaan,


Kegiatan Usaha Utama  bertujuan komersial,
 menjadi sumber pendapatan, atau menghasilkan keuntungan bagi Pelaku Usaha.

 merupakan kegiatan usaha penunjang dari kegiatan utama.


 dikecualikan dari proses validasi ketentuan nilai permodalan dan minimum investasi
 Dikecualikan dari kewajiban pencantuman KBLI dalam maksud dan tujuan pada
Kegiatan Usaha Pendukung/ legalitas pelaku usaha
Penunjang
CONTOH :
Kegiatan utama dibidang industri  memerlukan kegiatan pendukung berupa gudang
untuk keperluan sendiri; atau terminal khusus untuk keperluan sendiri.

 unit atau bagian dari perusahaan induknya


Kantor Cabang Administrasi  dapat berkedudukan di tempat yang berlainan yang bersifat administratif.
2. PERIZINAN BERUSAHA RISIKO RENDAH, MENENGAH RENDAH,
MENENGAH TINGGI & TINGGI
Untuk Memulai dan Melakukan Kegiatan Usaha,
Pelaku Usaha Wajib Memenuhi :

Persyaratan Dasar Perizinan Berusaha

1) Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (daratan, laut, dan/atau kawasan hutan)

2) Persetujuan Lingkungan

3) Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) & Sertifikat Laik Fungsi (SLF)


 Bila pelaku usaha memerlukan bangunan Gedung, maka wajib memiliki PBG & SLF
 PBG & SLF bukan prasyarat terbitnya NIB, Sertifikat Standar dan Izin.

Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

1) Nomor Induk Berusaha (NIB)


2) Sertifikat Standar (SS)
3) Izin
KONFIRMASI KESESUAIAN KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG (KKPR)

Konfirmasi KKPR dapat diterbitkan secara otomatis dalam hal:


1). tanah lokasi usaha dan/atau kegiatan terletak di lokasi kawasan industri, kawasan pariwisata, kawasan ekonomi khusus;
2). tanah lokasi usaha dan/atau kegiatan diperlukan untuk perluasan usaha yang sudah berjalan dan letak tanahnya berbatasan
dengan lokasi usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan dengan peruntukan tata ruang yang sama;
3). tanah lokasi usaha dan/atau kegiatan merupakan tanah yang sudah dikuasai oleh Pelaku Usaha lain yang telah mendapatkan Izin
Lokasi/kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang dan akan digunakan oleh Pelaku Usaha;
4). lokasi usaha dan/atau kegiatan yang terletak pada wilayah usaha minyak dan gas bumi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah;
dan/atau
5). tanah lokasi usaha dan/atau kegiatan berasal dari otorita atau badan penyelenggara pengembangan suatu kawasan sesuai
dengan rencana tata ruang kawasan pengembangan tersebut.

Tidak diperlukan penerbitan KKPR untuk UMK :


Berdasarkan pernyataan pelaku usaha UMK bahwa kegiatan usaha telah sesuai rencana tata ruang, maka tidak
diperlukan penerbitan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang.

KKPR diterbitkan atas pernyataan pelaku usaha :


Dalam hal Pelaku Usaha menengah dan besar melakukan pembangunan rumah bagi masyarakat berpenghasilan
rendah dengan luasan tidak lebih dari 5 ha (lima hektare), persetujuan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang
diterbitkan atas pernyataan Pelaku Usaha.
TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA

1. TAHAP PERSIAPAN 2. TAHAP OPERASIONAL/KOMERSIAL

1. Pengadaan tanah;
1. Produksi barang/jasa;
2. Pembangunan bangunan;

3. Pengadaan Peralatan atau sarana;


2. logistik dan distribusi barang/jasa
4. Pengadaan sumber daya manusia;

5. Pemenuhan standar usaha 3. pemasaran barang/jasa; dan/atau


dan/atau;

6. Kegiatan lain sebelum dilakukannya


operasional dan/atau komersial termasuk 4. Kegiatan lain dalam rangka operasional
Pra FS/FS dan pembiayaan operasional selama dan/atau komersial.
masa konstruksi

Dalam hal pelaku usaha menengah tinggi :


1) Tidak memperoleh sertifikat standar sesuai jangka waktu dalam NSPK; dan
2) Berdasarkan hasil pengawasan tidak melakukan persiapan kegiatan usaha dalam jangka waktu 1 tahun sejak NIB terbit, Lembaga OSS membatalkan
sertifikat standar yang belum terverifikasi.
PROSES KEGIATAN USAHA : RISIKO RENDAH

PERSIAPAN OPERASIONAL KOMERSIAL


START

Proses Registrasi di OSS


PELAKU USAHA :
a. Harus memenuhi Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang (KKPR)

PENGAWASAN
b. Persetujuan Lingkungan :
Untuk Risiko Rendah : mengisi form SPPL
yang tersedia di OSS
c. Menyampaikan permohonan PBG dan/ SLF
(bila memerlukan bangunan gedung)
PBG & SLF bukan prasyarat penerbitan NIB.
d. Mengisi Data Legalitas dan Rencana Umum
Kegiatan Usaha

 Perizinan Berusaha : TERBIT NIB

PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN KEGIATAN PERSIAPAN, OPERASIONAL & KOMERSIAL
PROSES KEGIATAN USAHA : RISIKO MENENGAH RENDAH (Bila Tidak Wajib UKL-UPL)

PERSIAPAN OPERASIONAL KOMERSIAL

Proses Registrasi di OSS

PELAKU USAHA :
a. Memenuhi Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan
Ruang (KKPR)
b. Mengisi pernyataan kesanggupan memenuhi

PENGAWASAN
standar kegiatan usaha
c. Persetujuan lingkungan :
Bila tidak wajib UKL-UPL, mengisi form SPPL Pemeriksaan pemenuhan Persyaratan SS
yang tersedia di OSS
d. Mengajukan permohonan PBG dan/ SLF dilakukan pada saat pengawasan
(bila memerlukan bangunan gedung).
e. Mengisi Data Legalitas dan Rencana Umum
Kegiatan Usaha

 Perizinan Berusaha : TERBIT NIB + SS

PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN KEGIATAN PERSIAPAN, OPERASIONAL & KOMERSIAL
PROSES KEGIATAN USAHA : RISIKO MENENGAH RENDAH (Bila Wajib UKL-UPL)

PERSIAPAN OPERASIONAL KOMERSIAL

START

Proses Registrasi di OSS


PELAKU USAHA :
a. Harus memenuhi Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang (KKPR)
b. Mengisi pernyataan kesanggupan memenuhi

PENGAWASAN
standar kegiatan usaha
c. Persetujuan Lingkungan Bila Wajib UKL-UPL:
Mengisi form UKL-UPL dan pernyataan 1) Pemeriksaan pemenuhan Persyaratan
kesanggupanpengelolaan lingkungan hidup yang UKL-UPL dilakukan pada saat pengawasan
tersedia di OSS 2) Pemeriksaan pemenuhan persyaratan SS
d. Menyampaikan permohonan PBG dan/ SLF
pada saat pengawasan
(bila memerlukan bangunan gedung)
e. Mengisi data Legalitas dan Rencana Umum
Kegiatan Usaha

Perizinan Berusaha : TERBIT NIB + SS

PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN KEGIATAN PERSIAPAN, OPERASIONAL & KOMERSIAL
PROSES KEGIATAN USAHA : RISIKO MENENGAH TINGGI (Bila Tidak Wajib UKL-UPL)

PERSIAPAN VERIFIKASI OPERASIONAL KOMERSIAL


START
Proses Registrasi di OSS

PELAKU USAHA : K/L/D melakukan


a. Harus memenuhi Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang (KKPR) verifikasi atas pemenuhan
b. Mengisi pernyataan kesanggupan memenuhi persyaratan SS

PENGAWASAN
standar kegiatan usaha
c. Persetujuan Lingkungan :
Bila tidak wajib UKL-UPL, mengisi form SPPL yang
tersedia di OSS
d. Menyampaikan permohonan PBG dan/ SLF Bila berdasarkan hasil
(bila memerlukan bangunan gedung) Verifikasi telah memenuhi
e. Mengisi data Legalitas dan Rencana Umum persyaratan, maka status
Kegiatan Usaha
SS berubah menjadi telah
Terverifikasi dalam system
Perizinan Berusaha : TERBIT NIB + SS
(status SS belum terverifikasi) OSS

PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN
KEGIATAN PERSIAPAN KEGIATAN OPERASIONAL & KOMERSIAL
KEGIATAN USAHA : RISIKO MENENGAH TINGGI (Bila Wajib UKL-UPL)

PERSIAPAN VERIFIKASI OPERASIONAL KOMERSIAL


START

Proses Registrasi di OSS


K/L/D melakukan
verifikasi atas pemenuhan
PELAKU USAHA :
a. Harus memenuhi Kesesuaian Kegiatan
persyaratan UKL-UPL
Pemanfaatan Ruang (KKPR)
b. Mengisi pernyataan kesanggupan memenuhi
Bila berdasarkan hasil Verifikasi

PENGAWASAN
standar kegiatan usaha
c. Menyampaikan permohonan PBG dan/ SLF telah memenuhi persyaratan
(bila memerlukan bangunan gedung) maka terbit Persetujuan PKPLH
d. Mengisi data Legalitas dan Rencana Umum
Kegiatan Usaha

Perizinan Berusaha : Terbit NIB + SS


(yang belum terverifikasi)
K/L/D melakukan
e. Persetujuan lingkungan Bila Wajib UKL-UPL : verifikasi atas pemenuhan
Mengisi form UKL-UPL dan mengisi pernyataan persyaratan SS
kesanggupan pengelolaan hidup yang tersedia di OSS

Bila berdasarkan hasil Verifikasi


telah memenuhi persyaratan
PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN maka status SS berubah menjadi PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN
KEGIATAN PERSIAPAN telah terverifikasi dalam OSS KEGIATAN OPERASIONAL & KOMERSIAL
KEGIATAN USAHA : RISIKO TINGGI (Bila Wajib UKL-UPL)

PERSIAPAN VERIFIKASI OPERASIONAL KOMERSIAL


START
K/L/D melakukan
Proses Registrasi di OSS verifikasi atas pemenuhan
persyaratan UKL-UPL
PELAKU USAHA :
a. Harus memenuhi Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang (KKPR)
b. Menyampaikan permohonan PBG dan/ SLF (bila Bila berdasarkan hasil verifikasi

PENGAWASAN
memerlukan bangunan gedung)
telah memenuhi persyaratan
PBG & SLF bukan prasyarat penerbitan NIB.
c. Mengisi Legalitas dan Rencana Umum Kegiatan maka terbit Persetujuan PKPLH
Usaha

Perizinan Berusaha : Terbit NIB

d. Persetujuan Lingkungan Bila wajib UKL-UPL :


Mengisi form UKL-UPL dan pernyataan K/L/D melakukan
kesanggupan pengelolaan lingkungan hidup yang verifikasi atas pemenuhan
tersedia di OSS persyaratan Izin

Bila berdasarkan hasil verifikasi


PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN
telah memenuhi persyaratan PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN
KEGIATAN PERSIAPAN maka terbit IZIN KEGIATAN OPERASIONAL & KOMERSIAL
KEGIATAN USAHA : RISIKO TINGGI (Bila Wajib Amdal)

PERSIAPAN VERIFIKASI OPERASIONAL KOMERSIAL


START
Tim Uji Kelayakan Lingkungan
Proses Registrasi di OSS Hidup melakukan penilaian
atau uji kelayakan Amdal
PELAKU USAHA :
a. Harus memenuhi Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang (KKPR) Bila berdasarkan hasil uji kelayakan
b. Menyampaikan permohonan PBG dan/ SLF

PENGAWASAN
telah memenuhi persyaratan,
(bila memerlukan bangunan gedung)
c. Mengisi Legalitas dan Rencana Umum Kegiatan terbit Keputusan Kelayakan
Usaha Lingkungan Hidup

Perizinan Berusaha : Terbit NIB

d. Persetujuan Lingkungan :
K/L/D melakukan
Bila wajib Amdal, menyusun Amdal melalui Sistem
lnformasi Lingkungan Hidup
verifikasi atas pemenuhan
persyaratan Izin

Bila berdasarkan hasil verifikasi


telah memenuhi persyaratan PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN
PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN
KEGIATAN PERSIAPAN maka terbit IZIN KEGIATAN OPERASIONAL & KOMERSIAL
3. KETENTUAN NILAI INVESTASI, PERMODALAN & DIVESTASI
KETENTUAN NILAI INVESTASI & PERMODALAN

1. USAHA MIKRO : Paling banyak Rp. 1 milyar tidak termasuk tanah & bangunan tempat usaha.
PERMODALAN UMKM
2. USAHA KECIL : Lebih besar dari Rp. 1 milyar s/d paling banyak Rp 5 milyar tidak termasuk
tanah & bangunan tempat usaha

3. USAHA MENENGAH : lebih dari Rp. 5 milyar s/d dengan paling banyak Rp. 10 milyar tidak
termasuk tanah & bangunan tempat usaha

1. PMA dikategorikan sebagai modal besar, dengan modal usaha lebih besar dari Rp. 10 milyar
KETENTUAN PERMODALAN/ per bidang usaha KBLI 5 digit, per lokasi proyek, tidak termasuk tanah & bangunan tempat
NILAI INVESTASI BAGI PMA usaha

2. Modal ditempatkan dan disetor paling sedikit Rp. 10 milyar.


KETENTUAN NILAI INVESTASI PMA DI SEKTOR TERTENTU

Jasa Perdagangan Besar


Total investasi lebih besar dari Rp. 10 milyar di luar tanah & bangunan, per 4 digit awal KBLI. Contoh : Dengan total investasi tersebut PMA dapat membuka
usaha dibidang perdagangan besar sepeda motor baru (KBLI 45401) dan perdagangan besar suku cadang sepeda motor dan aksesorinya (KBLI 45405)
 4 digit awal KBLI sama

Jasa makanan & minuman


Total investasi lebih besar dari Rp. 10 milyar di luar tanah & bangunan, per 2 digit awal KBLI, per satu titik lokasi. Contoh : Dengan total investasi tersebut
PMA dapat membuka usaha restoran (KBLI 56101) dan Café (KBLI 56303) dalam satu titik lokasi  2 digit awal KBLI nya sama.

Produk dalam 1 lini produksi


Khusus kegiatan industri yang menghasilkan produk dengan KBLI 5 digit yang berbeda dalam 1 lini produksi, total nilai investasi lebih besar
dari Rp. 10 milyar di luar tanah & bangunan.

Jasa Konstruksi
Total investasi lebih besar dari Rp. 10 milyar di luar tanah & bangunan, dalam satu kegiatan, per 4 digit awal KBLI. Contoh : Dengan total
investasi tersebut, PMA dapat melakukan usaha konstruksi bangunan sipil minyak & gas bumi (KBLI 42915), konstruksi bangunan sipil
pertambangan (KBLI 42916), dan konstruksi bangunan sipil panas bumi (KBLI 42917)  4 digit awal KBLI sama.
Yang dimaksud dengan satu kegiatan yaitu pelaku usaha harus memilih salah satu kegiatan :
1. usaha jasa konsultasi konstruksi; atau
2. usaha pekerjaan konstruksi; atau
3. usaha pekerjaan konstruksi terintegrasi
KETENTUAN NILAI INVESTASI PMA DI SEKTOR TERTENTU

Pembangunan dan Pengusahaan Properti


a. BILA unit properti:
 dalam bentuk bangunan secara utuh; atau
 kompleks perumahan secara terpadu;
Total nilai investasi lebih besar dari Rp. 10 milyar termasuk tanah & bangunan.

b. BILA unit properti:


 tidak dalam satu bangunan gedung secara utuh; atau
 tidak dalam 1 kompleks perumahan secara terpadu;
Total nilai investasi lebih besar dari Rp. 10 milyar diluar tanah dan bangunan.
KETENTUAN DIVESTASI

Pelaku Usaha PMA diwajibkan memenuhi ketentuan divestasi saham sbb :

Divestasi yang harus dilaksanakan


Kewajiban divestasi yang diatur secara khusus di sektor tertentu  harus dilaksanakan. (contoh : Pemegang IUP atau
1 IUPK yang sahamnya dimiliki oleh asing, wajib melakukan divestasi saham sebesar 51% secara berjenjang kepada
pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, dan/atau badan usaha swasta nasional)

Divestasi yang dapat tidak dilaksanakan


Modern PowerPoint Presentation
Kewajiban divestasi yang ditetapkan dalam surat persetujuan dan/atau izin usaha  dapat tidak dilaksanakan
2 dengan syarat para pemegang saham menyepakati :

Modern PowerPoint Presentation


a. Untuk PMA yang tidak 100% sahamnya dimiliki
oleh asing, pihak Indonesia menyatakan bahwa
tidak menghendaki/menuntut kepemilikan saham Pelaku Usaha menyampaikan kesepakatan
sesuai dengan ketentuan Divestasi Saham yang tersebut kepada BKPM c.q Deputi Bidang
tercantum didalam surat persetujuan dan/atau Izin Pelayanan Penanaman Modal.
Usaha; atau

b. Untuk PMA yang 100% sahamnya dimiliki oleh BKPM akan melakukan evaluasi dan penilaian
asing, para pemegang saham menyatakan tidak
mempunyai komitmen/perjanjian dengan pihak
Indonesia manapun untuk menjual saham.
4. PERCEPATAN PENERBITAN IZIN, KEMUDAHAN PERIZINAN BAGI UMK,
REKOMENDASI KEIMIGRASIAN, & ASAS FIKTIF POSITIF
PERCEPATAN PENERBITAN IZIN

Kegiatan usaha yang dapat diberikan percepatan Izin : PEMBATALAN IZIN

KRITERIA Dalam hal Pelaku Usaha tidak


menyampaikan pemenuhan
1. Tingkat Resiko : persyaratan Izin sebagaimana
Tinggi KEWAJIBAN dimaksud, K/L/D sesuai
2. Berlokasi di KEK, PELAKU USAHA kewenangannya membatalkan
KPBPB atau KI, atau Izin yang telah diterbitkan
Pelaku usaha tetap
termasuk dalam FUNGSI IZIN tersebut melalui system OSS
diwajibkan memenuhi
Proyek Strategis
Izin yang diterbitkan persyaratan Izin
Nasional (PSN)
tersebut sebagai sebelum melakukan
Perizinan Berusaha kegiatan KOMERSIAL
untuk melakukan
kegiatan PERSIAPAN
K/L/D sesuai dan OPERASIONAL.
kewenangannya
langsung menerbitkan
Izin melalui sistem
OSS
KEMUDAHAN PERIZINAN BERUSAHA
Bagi Usaha Mikro & Kecil
Diberi Kemudahan :

Bagi Pelaku usaha UMK  tingkat risiko rendah.


Diberi kemudahan Perizinan Tunggal berupa NIB sebagai identitas dan legalitas usaha sekaligus berlaku sebagai
Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Sertifikasi Jaminan Produk Halal.

Diberikan kemudahan dalam persyaratan dasar berupa KKPR dan persetujuan lingkungan.
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah membantu penyusunan amdal bagi kegiatan usaha mikro dan kecil yang
berdampak penting terhadap lingkungan.
PENERBITAN PERIZINAN BERUSAHA BAGI UMK

PELAKU USAHA PENERBITAN KEWAJIBAN PELAKU PEMBINAAN OLEH K/L/D,


UMK PERIZINAN USAHA UMK Aministrator KEK, Badan
BERUSAHA (Untuk Risiko MR, MT & T) Pengusahaan KPBPB
Klik Menu
Permohonan UMK Atas hasil validasi, OSS  Untuk risiko MR, MT wajib
menerbitkan perizinan K/L/D, Administrator KEK, dan
di OSS dan mengisi memenuhi persyaratan SS Badan Pengusahaan KBPB
data: Nama & NIK, NPWP berusaha :  Untuk risiko T, wajib melakukan pembinaan kepada
dan rencana permodalan memenuhi persyaratan Izin UMK dalam pemenuhan
Risiko  wajib memperhatikan persyaratan SS dan/atau
Rendah  terbit NIB aspek: persyaratan izin
 keamanan,
OSS akan Risiko Menengah  keselamatan,
Memvalidasi data: Rendah/Menengah Tinggi/  kesehatan, dan
 Kriteria UMK  terbit NIB + SS  lingkungan hidup.
 KBLI dan tingkat
risiko Risiko Tinggi  terbit NIB +
Izin
ASAS FIKTIF POSITIF

ASAS FIKTIF POSITIF diberlakukan dengan kondisi :

Dalam hal pelaku usaha menyampaikan permohonan pemenuhan persyaratan kepada K/L/D yang terkait dengan :

1. Kesesuaian Pemanfaatan Ruang :


a. Lokasi Daratan (terdapat dalam Pasal 26 ayat 5 & 10 Peraturan BKPM No. 4/2021)
b. Lokasi Laut (terdapat dalam Pasal 27 ayat 6 Peraturan BKPM No. 4/2021)
c. Lokasi Kawasan Hutan (Pasal 28 ayat 10 Peraturan BKPM No. 4/2021)
2. UKL-UPL (terdapat dalam Pasal 40 ayat 4 Peraturan BKPM No. 4/2021)
3. Sertifikat Standar untuk kegiatan risiko menengah tinggi (terdapat dalam Pasal 41 ayat 9, 11,& 12 Peraturan BKPM No. 4/2021)
4. Izin (terdapat dalam Pasal 45 ayat 8 & 10 Peraturan BKPM No. 4/2021)
5. Pembebasan bea masuk atas impor mesin/barang/bahan (terdapat dalam Pasal 74 ayat 14 Peraturan BKPM No. 4/2021)

Namun K/L/D sesuai kewenangannya tidak memberikan notifikasi hasil verifikasi, dan/atau tidak menerbitkan persetujuan sampai
terlampauinya jadwal waktu NSPK, maka permohonan pemenuhan persyaratan tersebut diatas dianggap dikabulkan secara hukum dan
ketentuan.
PENERBITAN REKOMENDASI KEIMIGRASIAN

PMA dapat diberikan kemudahan pelayanan fasilitas keimigrasian oleh Direktorat Jenderal Imigrasi setelah mendapat rekomendasi
dari BKPM, berupa :
1) rekomendasi alih status izin tinggal kunjungan menjadi izin tinggal terbatas;
2) rekomendasi alih status izin tinggal terbatas menjadi izin tinggal tetap.

1. Rekomendasi alih status izin tinggal kunjungan menjadi izin tinggal terbatas, dapat diberikan
kepada orang asing sebagai pemegang saham dengan ketentuan :
(1) bila menjabat sebagai direksi atau komisaris perusahaan, maka harus memiliki saham
minimal Rp 1 miliar;
(2) bila tidak menjabat sebagai direksi atau komisaris perusahaan, maka harus memiliki saham
minimal Rp 1,125 miliar

2. Rekomendasi alih status izin tinggal terbatas (ITAS) menjadi izin tinggal tetap (ITAP) dapat
diberikan kepada orang asing sebagai pemegang saham dengan ketentuan :

(1) bila menjabat sebagai direksi atau komisaris perusahaan, maka harus memiliki saham
minimal Rp 1 miliar;
(2) bila tidak menjabat sebagai direksi atau komisaris perusahaan, maka harus memiliki saham
minimal Rp 10 miliar
KETENTUAN PERALIHAN : PERATURAN BKPM No. 4/2021*)
1. Pelaku Usaha yang telah memiliki NIB dan Perizinan Berusaha yang berdasarkan komitmen atau belum berlaku efektif sebagaimana
ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018, Sistem OSS memberikan notifikasi bahwa Pelaku Usaha wajib melakukan konfirmasi
kembali atas data usaha sebelumnya untuk kemudian Sistem OSS melakukan penyesuaian Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (Pasal 95,
ayat 1).
2. Dalam hal atas Perizinan Berusaha lama telah dilakukan penyesuaian Perizinan Berusaha Berbasis Risiko, Sistem OSS memberikan notifikasi kepada
kementerian/lembaga pemerintah non kementerian terkait dan Pelaku Usaha sebagai dasar proses permohonan Fasilitas Penanaman Modal yang
meliputi:

a. fasilitas pembebasan bea masuk atas impor;


b. fasilitas pajak penghasilan untuk penanaman modal di bidang-bidang usaha tertentu dan/atau di daerah-daerah tertentu;
c. fasilitas pengurangan pajak penghasilan badan;
d. fasilitas pengurangan pajak penghasilan badan dan fasilitas pajak penghasilan untuk penanaman modal di bidang-bidang usaha tertentu dan/atau di
daerah-daerah tertentu pada KEK;
e. fasilitas pengurangan penghasilan bruto atas kegiatan penelitian dan pengembangan tertentu di Indonesia;
f. fasilitas pengurangan penghasilan bruto atas penyelenggaraan praktik kerja, pemagangan dan/atau pembelajaran dalam rangka pembinaan dan
pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi tertentu; dan
g. fasilitas pengurangan penghasilan neto atas penanaman modal baru atau perluasan usaha pada bidang usaha tertentu yang merupakan industri
padat karya.
(Pasal 95, ayat 2)
3. Permohonan Perizinan Berusaha yang diajukan sebelum diberlakukannya Peraturan Badan ini, diproses dengan menggunakan Sistem OSS dan/atau
prosedur yang berlaku sampai diberlakukannya Peraturan Badan ini (Pasal 96).
4. Pelaku Usaha yang telah memiliki Perizinan Berusaha yang masih berlaku sebelum Peraturan Badan ini diundangkan tetap dapat digunakan sesuai
kegiatan usaha (Pasal 97, ayat 1)

5. Pelaku Usaha yang telah mendapatkan Perizinan Berusaha yang masih berlaku sebelum Peraturan Badan ini diundangkan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan belum memiliki NIB, Pelaku Usaha wajib mendaftarkan NIB melalui Sistem OSS (Pasal 97, ayat 2)
KETENTUAN PERALIHAN : PERATURAN BKPM No. 4/2021*)

6. Perizinan Berusaha yang telah diajukan oleh Pelaku Usaha sebelum berlakunya Peraturan Badan ini dan belum diterbitkan Perizinan Berusahanya,
diproses melalui Sistem OSS sesuai dengan ketentuan Peraturan Badan ini (Pasal 98).

7. Pelaku Usaha yang telah mendapatkan Perizinan Berusaha sebelum Peraturan Badan ini mulai berlaku dan memerlukan Perizinan Berusaha yang
baru, diatur ketentuan sebagai berikut :

a. pengajuan dan penerbitan Perizinan Berusaha untuk Pengembangan Usaha dan/atau kegiatan atau komersial atau operasional dilakukan melalui
Sistem OSS dengan melengkapi data dan/atau pemenuhan persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b. Pelaku Usaha diberikan Perizinan Berusaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(Pasal 99)

8. Terhadap pelaku usaha yang telah memiliki keputusan menteri keuangan pembebasan bea masuk atas impor mesin sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 67 ayat (1) sejak berlakunya Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 6 tahun 2018 tentang Pedoman dan Tata Cara Perizinan
dan Fasilitas Penanaman Modal sampai dengan sebelum berlakunya Peraturan Badan ini, mengikuti ketentuan dalam Pasal 69, Pasal 70, Pasal 71
dan Pasal 72 Peraturan Badan ini (Pasal 100).

*) Peraturan BKPM No. 4 Tahun 2021 Tentang Pedoman Dan Tata Cara Pelayanan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Dan Fasilitas Penanaman
Modal
KETENTUAN PERALIHAN : PERATURAN BKPM No. 3/2021*)

1. Pelaku Usaha yang telah memperoleh Hak Akses sebelum berlakunya Peraturan Badan ini harus melakukan penggantian Hak Akses pada Sistem
OSS pada saat:
a. mengajukan permohonan perubahan, perluasan, dan/atau pencabutan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
b. menyampaikan laporan kegiatan penanaman modal;
c. menyampaikan laporan kegiatan atau upaya pengelolaan risiko kegiatan usaha, termasuk namun tidak terbatas pada pelaksanaan dan
pemenuhan ketentuan terkait persyaratan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
d. menyampaikan pengaduan; dan/atau
e. mengajukan permohonan fasilitas berusaha.
(Pasal 40, ayat 1)

2. Pada saat Peraturan Badan ini mulai berlaku dan Sistem OSS Perizinan Berusaha Berbasis Risiko belum tersedia, Sistem OSS sebelum
berlakunya Peraturan Badan ini tetap digunakan (Pasal 40, ayat 2)

*) Peraturan BKPM No. 3 Tahun 2021 Tentang Sistem Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Terintegrasi Secara Elektronik
6. CONTOH OUTPUT PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO
Contoh Output Perizinan Berusaha Berbasis Resiko Lihat pada Lampiran Peraturan BKPM No. 4 Tahun 2021, yang
terdiri dari :

 Lampiran I
 Lampiran II
 Lampiran III
 Lampiran IV
 Lampiran V
 Lampiran VI
 Lampiran VII
 Lampiran VIII
 Lampiran IX
 Lampiran X

Anda mungkin juga menyukai