Anda di halaman 1dari 41

SOSIALISASI

PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 5 TAHUN 2021
tentang Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

Subsektor: Jasa Konstruksi

Surabaya, 29 Maret 2021


PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2021
tentang Perizinaan Berusaha Berbasis Risiko

Outline #01
PENDAHULUAN 01
PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO

• Apa itu “Perizinan PRINSIP RBA PERIZINAN BERUSAHA


Berusaha Berbasis • Meminimalisir jumlah perizinan berusaha sehingga perizinan
Risiko” ? lebih sederhana
• Perizinan berusaha ditentukan berdasarkan tingkat risiko yang
akan ditimbulkan (level of initial risk)
Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko adalah Perizinan TERPUSAT DAN TERINTEGRASI SISTEM
Berusaha berdasarkan tingkat
Risiko kegiatan usaha / Risk • Menggunakan Nomor Induk Berusaha (NIB) sebagai perizinan
Base Approach (RBA). yang didapatkan melalui Online Single Submission (OSS)

PRINZIP RBA PENGAWASAN

• Intensitas Pelaksanaan Pengawasan Berdasarkan Tingkat Risiko

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


3
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
PRINSIP DASAR
TRUST but VERIFY
Trust - PERIZINAN Verify - PENGAWASAN
Pemerintah memberikan kepercayaan Kemudahan pemberian perizinan
kepada pelaku usaha dengan berusaha diikuti dengan pelaksanaan
mempermudah proses perizinan berusaha pengawasan oleh pemerintah

• Berbasis risiko dan penerapan standar usaha • Berbasis risiko dan penerapan standar usaha
• Pengawasan dilakukan untuk memastikan pelaksanaan
• Tingkat risiko: Rendah (R), Menengah Rendah kegiatan operasional dan komersial sesuai standar usaha
(MR), Menengah Tinggi (MT), dan Tinggi (T) • Pengawasan dikaitkan dengan tingkat risiko usaha dan
• Jenis perizinan berusaha dikaitkan dengan dapat mempertimbangkan tingkat kepatuhan pelaku
tingkat risiko usaha usaha
• Kemudahan perizinan untuk kegiatan risiko • Terdapat kekhususan pelaksanaan pengawasan bagi Usaha
Mikro dan Kecil (UMK)
Rendah (kemudahan untuk UMK) • Penerapan pembinaan dan sanksi administratif
• Pelaksanaan pengawasan dapat dilakukan oleh profesi
bersertifikat (pihak ketiga).

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


4
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
PERIZINAN SEKTOR

Perizinan Sektor Sub-Sektor

Terdapat 16 Sektor Sektor PUPR terdiri


PERIZINAN BERUSAHA (18 Kementerian/ dari 3 Subsektor
SELURUH SEKTOR Lembaga)
DILAKSANAKAN VIA Subsektor
OSS Salah satunya sektor Jasa Konstruksi
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Subsektor
Sumber Daya Air
Subsektor
Bina Marga

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


5
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
STRUKTUR BATANG TUBUH PP NO.5 / 2021
1. 5.
Pengaturan Perizinan
Pengaturan Perizinan Berusaha
Berusaha Berbasis
Berbasis Risiko;
Risiko; Pengaturan
Evaluasi dan Perizinan
ReformasiBerusaha
KebijakanBerbasis Risiko;
Perizinan

2. Berusaha Berbasis Risiko;


Pengaturan
Norma, Perizinan
Standar, Berusaha
Prosedur, Berbasis
dan Kriteria Risiko;
Perizinan
6.
Berusaha Berbasis Risiko; PengaturanPerizinan
Pendanaan PerizinanBerusaha
BerusahaBerbasis
BerbasisRisiko;
Risiko;
3.
Pengaturan
Perizinan Perizinan
Berusaha Berusaha
Berbasis Berbasis
Risiko Risiko;
Melalui 7.
Pengaturan Perizinan
Penyelesaian Berusaha
Permasalahan dan Berbasis
Hambatan Risiko;
Layanan Sistem Perizinan Berusaha terintegrasi
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
Secara Elektronik (Online Single Submission);

4. 8.
Pengaturan
Tata Perizinan Berusaha
Cara Pengawasan Perizinan Berbasis
BerusahaRisiko; Pengaturan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
Sanksi

Berbasis Risiko;
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
6
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2021
tentang Perizinaan Berusaha Berbasis Risiko

Outline #02
KETENTUAN UMUM DAN NSPK 02
DEFINISI
• Perizinan Berusaha Berbasis Risiko adalah Perizinan Berusaha berdasarkan tingkat Risiko kegiatan usaha.
• Perizinan Berusaha adalah legalitas yang diberikan kepada Pelaku Usaha untuk memulai dan menjalankan
usaha dan/atau kegiatannya.
• Pelaku Usaha adalah orang perseorangan, badan usaha, kantor perwakilan, dan badan usaha luar negeri
yang melakukan kegiatan usaha dan/atau kegiatan pada bidang tertentu.
• Nomor Induk Berusaha yang selanjutnya disingkat NIB adalah bukti registrasi/pendaftaran Pelaku Usaha
untuk melakukan kegiatan usaha dan sebagai identitas bagi Pelaku Usaha dalam pelaksanaan kegiatan
usahanya.
• Sertifikat Standar adalah pernyataan dan/atau bukti pemenuhan Standar pelaksanaan kegiatan usaha.
• Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia yang selanjutnya disingkat KBLI adalah kode klasifikasi yang
diatur oleh lembaga pemerintah non kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
statistik.
• Sistem Perizinan Berusaha terintegrasi Secara Elektronik (Online Single Submission) yang selanjutnya
disingkat Sistem OSS adalah sistem elektronik terintegrasi yang dikelola dan diselenggarakan oleh Lembaga
OSS untuk penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


8
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pasal 1
PENYELENGGARAAN PERIZINAN BERUSAHA

Meliputi 1. Kelautan dan Perikanan 9. Transportasi

Sektor: 2. Pertanian 10. Kesehatan, Obat, dan Makanan

3. Lingkungan Hidup dan Kehutanan 11. Pendidikan dan Kebudayaan


(16 Sektor)
4. Energi dan Sumber Daya Mineral 12. Pariwisata

5. Ketenaganukliran 13. Keagamaan

6. Perindustrian 14. Pos, telekomunikasi, penyiaran, dan sistem dan transaksi elektronik;

7. Perdagangan 15. Pertahanan dan Keamanan

8. Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 16. Ketenagakerjaan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


9
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pasal 6
LINGKUP PERIZINAN BERUSAHA

Perizinan Berusaha Berbasis Risiko


pada masing-masing sektor, meliputi:
• Kode KBLI/KBLI acuan, judul KBLI,
ruang lingkup kegiatan, parameter Untuk memulai dan
Risiko, tingkat Risiko, Perizinan Penjabaran Detil
melakukan kegiatan
Berusaha, jangka waktu, masa pada Lampiran I
berlaku, dan kewenangan Perizinan usaha, Pelaku Usaha
Berusaha; wajib memenuhi
• persyaratan dan/atau kewajiban Penjabaran Detil Perizinan Berusaha
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko; pada Lampiran II Berbasis Risiko.
• pedoman Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko; dan Diatur lebih lanjut pada
• standar kegiatan usaha dan/atau Peraturan Menteri/Lembaga
standar produk

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


10
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pasal 6
PENGATURAN PERIZINAN BERUSAHA (1)

Penetapan berdasarkan Aspek Risiko Faktor Pengaruh Frekuensi


Analisis Risiko • kesehatan; • jenis kegiatan usaha; • hampir tidak mungkin
• keselamatan; • kriteria kegiatan usaha; terjadi;
• dilakukan secara transparan, • lingkungan; dan/atau • lokasi kegiatan usaha; • kemungkinan kecil terjadi;
akuntabel, dan mengedepan- • pemanfaatan dan • keterbatasan sumber • kemungkinan terjadi; atau
kan prinsip kehati-hatian pengelolaan sumber daya; dan/atau • hampir pasti terjadi.
daya. • Risiko volatilitas.
• dilakukan untuk menetapkan
tingkat Risiko
Hasil Analisis Risiko Jenis Perizinan Berusaha
• Hasil analisis menentukan jenis
Perizinan Berusaha

Klasifikasi Tingkat
1. Risiko Rendah (R) NIB
• Dilakukan dengan mekanisme:
2. Risiko Menengah Rendah (MR) NIB + Sertifikat Standar*

Risiko
1.pengidentifikasian kegiatan usaha;
2.penentuan dan penilaian bahaya; 3. Risiko Menengah Tinggi (MT) NIB + Sertifikat Standar
3.penilaian potensi terjadinya bahaya;
4.penentuan tingkat Risiko; dan
5.penetapan jenis Perizinan Berusaha.
4. Risiko Tinggi (T) NIB + Izin

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


11
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pasal 7 s.d. Pasal 15
PENGATURAN PERIZINAN BERUSAHA (2)
Jenis Perizinan Berusaha : NIB + … (tergantung tingkat risiko)
Risiko MR: Sertifikat Standar (SS) Risiko MT: Sertifikat Standar (SS) Risiko T: Izin

• Terdapat standar dan • Standar dan kewajiban yang • Izin merupakan persetujuan
kewajiban yang harus dipenuhi ditetapkan pemerintah Pemerintah Pusat atau
pusat/daerah sesuai
dalam memperoleh SS; Pemerintah Daerah untuk
kewenangannya, berdasar hasil
• Pembuktian pemenuhan verifikasi dan diterbitkan oleh OSS; pelaksanaan kegiatan usaha
yang wajib dipenuhi;
standar dan kewajiban cukup • Membuat pernyataan melalui
dengan bentuk pernyataan Sistem OSS untuk memenuhi • Izin menjadi legalitas dalam
mandiri; standar pelaksanaan, untuk melaksanakan Usaha;
menerbitkan NIB;
• Dilakukan melalui OSS, NIB
• Dilakukan verifikasi oleh Pemerintah
terbit
Pusat atau Pemerintah Daerah
sesuai kewenangan masing-masing
dan tidak dapat melakukan
kegiatan usaha sebelum terverifikasi

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


12
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pasal 7 s.d. Pasal 15
NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA
PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO

Pemerintah Pusat menyusun norma, standar, prosedur, dan kriteria


Perizinan Berusaha Berbasis Risiko pada setiap sektor.

Norma, standar, prosedur, dan kriteria menjadi acuan tunggal bagi


pelaksanaan pelayanan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko di Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah.

Pemerintah Pusat dapat mendelegasikan peraturan pelaksanaan norma,


standar, prosedur, dan kriteria kepada kepala daerah yang ditetapkan
dengan Peraturan Kepala Daerah.

Peraturan Kepala Daerah memuat peraturan internal bagi aparat


Pemerintah Daerah dalam melaksanakan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


13
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pasal 21
PENERBITAN PERIZINAN BERUSAHA

Perizinan Berusaha diterbitkan oleh Kewenangan masing-masing


Pemerintah Pusat dan Pemerintah tercantum dalam Lampiran 1
Daerah sesuai NSPK yang ditetapkan
oleh Pemerintah Pusat
Kewenangan melakukan Kewenangan
pemeriksaan Perizinan memberikan Perizinan
Pelaksanaan Penerbitan:
Berusaha sesuai jangka Berusaha sesuai masa
1. Lembaga OSS; waktu berlaku
2. Lembaga OSS a/n Menteri / kepala Lembaga;
3. kepala DPMPTSP provinsi a/n gubernur;
Pelaku Usaha harus mematuhi persyaratan
4. kepala DPMPTSP Kab/kota a/n bupati/walkot; dan/atau kewajiban Perizinan Berusaha
5. Administratot KEK; sebagaimana tercantum dalam Lampiran 2
6. kepala Badan Pengusahaan KPBPB.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


14
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pasal 22 s.d. Pasal 23
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2021
tentang Perizinaan Berusaha Berbasis Risiko

Outline #03
SEKTOR PUPR 03
PERIZINAN BERUSAHA SEKTOR PUPR
PP 5 Tahun 2021
SUBSEKTOR
KBLI

Jasa Konsultansi Konstruksi Tingkat Risiko:

JASA KONSTRUKSI Pekerjaan Konstruksi


MENENGAH TINGGI

Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Perizinan Berusaha Penunjang:


• Sertifikat Badan Usaha (SBU)
Konstruksi;
• Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK)
SUMBER DAYA AIR Konstruksi;
• Izin Penggunaan Sumber tidak memiliki Perizinan • Registrasi kantor perwakilan Badan
Daya air. Berusaha yang ditetapkan Usaha Jasa Konstruksi Asing
(BUJKA);
BINA MARGA berdasarkan hasil analisis
• Lisensi Lembaga Sertifikasi Badan
tingkat Risiko. Usaha jasa konstruksi;
• Izin Pemanfaatan dan Penggunaan
Bagian Jalan (Ruang Milik Jalan); • Lisensi Lembaga Sertifikasi Profesi
• Izin Pemanfaatan dan Penggunaan jasa konstruksi;
Bagian-bagian Jalan Tol

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


16
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pasal 80 s.d. Pasal 81
NORMA & KRITERIA SUBSEKTOR
Kegiatan Usaha Pelaku Usaha Kualifikasi Keterangan
Jasa Konsultansi • BU harus berbadan hukum
• Orang perseorangan • Kecil
Konstruksi Indonesia dan KP BUJKA
• BUJKN • Menengah
harus berbadan hukum di
• BUJK PMA • Besar
negara asal;
• Kantor Perwakilan BUJKA
• BUJK PMA dan KP BUJKA
harus memenuhi persyaratan
Pelaksana • Orang perseorangan • Kecil Kualifikasi Besar;
Konstruksi • BUJKN • Menengah
• Kualifikasi badan usaha
• BUJK PMA • Besar dengan sifat usaha umum
• Kantor Perwakilan BUJKA dan spesialis dikelompokan
ke dalam klasifikasi;
Pelaksana • BUJKN • Besar • Klasifikasi sebagaimana
Konstruksi • BUJK PMA terdiri atas subklasifikasi;
Teintegrasi • Kantor Perwakilan BUJKA • Subklasifikasi dalam
Lampiran

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


17
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pasal 83 s.d. Pasal 84
PENENTUAN KUALIFIKASI BADAN USAHA
Dilakukan berdasarkan penilaian kelayakan terhadap dokumen:
1 2 3 4
Penjualan tahunan Kemampuan Keuangan Ketersediaan Tenaga Kerja Kemampuan dlm
• Dibuktikan dengan rekaman • Kemampuan keuangan Konstruksi Penyediaan Peralatan
kontrak kerja konstruksi yang diperoleh dari nilai total Konstruksi
• Memenuhi persyaratan
disahkan oleh pemilik ekuitas pada neraca
pekerjaan dan telah tercatat
minimal yang terdiri atas • Memenuhi persyaratan
keuangan BUJK, untuk BUJK
sebagai pengalaman badan jumlah tenaga kerja; minimal jumlah
kualifikasi kecil; dan neraca
usaha. keuangan BUJK hasil audit kualifikasi tenaga kerja; peralatan utama untuk
• Didasarkan pada perolehan kantor akuntan publik yang dan jenjang tenaga setiap subklasifikasi.
pekerjaan dalam masa teregistrasi sesuai dengan kerja, dibuktikan dengan • Wajib disediakan Pelaku
berlakunya SBU Konstruksi. ketentuan peraturan kepemilikan SKK utk
Usaha paling lama 30
• Untuk KSO laporan penjualan perundang-undangan, setiap subklasifikasi
untuk BUJK Kualifikasi
(tiga puluh) hari
tahunan dipisahkan sesuai
menengah dan besar. • Tenaga kerja meliputi 1) kalender sejak SBU
dengan porsinya
PJBU; 2) PJTBU; 3) Konstruksi diterbitkan.
• Dilakukan terhadap • Bila ekuitas dinyatakan
PJSKBU. • Dikecualikan untuk Jasa
akumulasi penjualan tahunan dalam mata uang asing
sejenis maka dikonversi sesuai kurs Konsultansi
pada tanggal pengajuan
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
18
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pasal 85 s.d. Pasal 96
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2021
tentang Perizinaan Berusaha Berbasis Risiko

Outline #04 (Pasal 254 s.d. Pasal 260)


TATA CARA PENILAIAN KUALIFIKASI 04
Badan Usaha Jasa Konsultansi Konstruksi BERSIFAT UMUM (1)

Kualifikasi
Uraian
Kecil Menengah Besar

1. Awal Pengajuan • Pengajuan Baru • Baru à Naik jenjang dari • Baru à Naik jenjang dari
• Perpanjangan Transisi Kualifikasi Kecil Kualifikasi Menengah
• Perpanjangan Transisi • Perpanjangan

2. Penjualan Tahunan • Untuk pengajuan baru • ≥ Rp. 1.000.000.000,- Untuk BUJKN


( Bukti: Pencatatan tidak ada • ≥ Rp. 2.500.000.000,-
pengalaman sejenis • ≤ Rp. 1.000.000.000,- Untuk KP BUJKA
berdasarkan (tidak wajib) • ≥ Rp. 10.000.000.000,-
subklasifikasinya oleh
LPJK )

3. Kemampuan Keuangan • ≥ RP. 100.000.000,- • ≥ Rp. 250.000.000,- • Untuk BUJKN


(Bukti: Laporan Keuangan ≥ Rp. 500.000.000,-
Perusahaan) • Untuk KP BUJKA
≥ Rp. 2.000.000.000,-
Badan Usaha Jasa Konsultansi Konstruksi BERSIFAT UMUM (2)

Uraian
Kualifikasi
Kecil Menengah Besar

4.Kesediaan Tenaga Ahli a. 1 (satu) orang PJBU a. 1 (satu) orang PJBU a. 1 (satu) orang PJBU sebagai
sebagai pimpinan tertinggi; sebagai pimpinan tertinggi; pimpinan tertinggi;
Konstruksi b. BUJKN dan/atau KP BUJKA :
b. 1 (satu) PJTBU dengan SKK b. 1 (satu) orang PJTBU
1 (satu) PJTBU dengan SKK
Konstruksi jenjang dengan SKK Konstruksi Konstruksi jenjang kualifikasi KKNI
Syarat klasifikasi dan kualifikasi jabatan ahli jenjang kualifikasi KKNI tingkat 9 (sembilan) atau memiliki
paling rendah jenjang 7 paling rendah jenjang 8
subklasifikasi (tujuh) sesuai dengan (delapan) sesuai dengan
sertifikat ASEAN Architect atau
ASEAN Chartered Professional
kompetensi dari subklasifikasinya; subklasifikasinya; dan Engineer sesuai dengan
subklasifikasinya; dan
masing-masing tenaga c. PJBU dapat merangkap c. 1 (satu) orang PJSKBU per
c. BUJKN :
sebagai PJTBU; dan Subklasifikasi dengan SKK
kerja berbeda-beda Konstruksi jenjang
1 (satu) orang PJSKBU per
d. 1 (satu) orang PJSKBU per Subklasifikasi dengan SKK
tergantung Subklasifikasi dengan SKK kualifikasi KKNI paling Konstruksi jenjang kualifikasi KKNI
subklasifikasi badan Konstruksi jenjang rendah jenjang 7 (tujuh) paling rendah jenjang 8 (delapan)
sesuai dengan Subklasifikasinya.
kualifikasi KKNI paling sesuai dengan
usahanya rendah tingkat 6 (enam) Subklasifikasinya.
KP BUJKA :
1 (satu) orang PJSKBU per Subklasifikasi
sesuai dengan dengan SKK Konstruksi kualifikasi KKNI
Subklasifikasinya. jenjang 9 (sembilan) atau memiliki
sertifikat ASEAN Architect atau ASEAN
Chartered Professional Engineer sesuai
dengan Subklasifikasinya.
Badan Usaha Jasa Konsultansi Konstruksi BERSIFAT SPESIALIS
BADAN USAHA JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI BERSIFAT SPESIALIS
Uraian
Nasional KP BUJKA

1. Awal Pengajuan • Pengajuan Baru • Pengajuan Baru


• Perpanjangan TRANSISI • Perpanjangan
2. Kepemilikan Aset • Senilai ≥ RP. • Senilai ≥ RP.
(Dibuktikan dengan laporan 500.000.000,- 1.000.000.000,-
keuangan perusahaan, dll)

3. Ketersediaan Tenaga Ahli a. 1 (satu) orang PJBU sebagai pimpinan a. 1 (satu) orang PJBU sebagai pimpinan
tertinggi; tertinggi;
Konstruksi.
b. 1 (satu) orang PJTBU dengan SKK b. 1 (satu) orang PJTBU dengan SKK
Syarat klasifikasi dan Konstruksi jenjang kualifikasi KKNI Konstruksi jenjang kualifikasi KKNI
subklasifikasi kompetensi dari paling rendah tingkat 7 (tujuh) sesuai tingkat 9 (sembilan) atau memiliki
dengan subklasifikasinya; dan sertifikat ASEAN Architect atau ASEAN
masing-masing tenaga kerja Chartered Professional Engineer sesuai
c. 1 (satu) orang PJSKBU per
berbeda-beda tergantung Subklasifikasi dengan SKK Konstruksi dengan subklasifikasinya; dan
subklasifikasi badan usahanya jenjang kualifikasi KKNI paling rendah c. 1 (satu) orang PJSKBU per Subklasifikasi
tingkat 7 (tujuh) sesuai dengan dengan SKK Konstruksi jenjang
Subklasifikasinya. kualifikasi KKNI paling rendah tingkat 8
(delapan) sesuai dengan
Subklasifikasinya.
Badan Usaha Pekerjaan Konstruksi BERSIFAT UMUM (1)

Uraian
Kualifikasi
Kecil Menengah Besar

1.Awal Pengajuan • Pengajuan Baru • Baru à Naik jenjang • Baru à Naik jenjang dari
• Perpanjangan Transisi dari Kualifikasi Kecil Kualifikasi Menengah
• Perpanjangan Transisi • Perpanjangan Transisi
2.Penjualan Tahunan • Untuk pengajuan • ≥ Rp. 2.500.000.000,- • Untuk BUJKN
(Bukti: Pencatatan baru tidak ada ≥ Rp. 50.000.000.000,-
pengalaman sejenis Penjualan Tahunan • Untuk KP BUJKA
berdasarkan • ≤ Rp. 2.500.000.000,- ≥ Rp.
subklasifikasinya oleh (tidak wajib) 100.000.000.000,-
LPJK)
3.Kemampuan Keuangan • ≥ Rp. 300.000.000,- • ≥ Rp. 2.000.000.000,- • Untuk BUJKN
(Bukti: Laporan ≥ Rp. 25.000.000.000,-
Keuangan Perusahaan) • Untuk KP BUJKA
≥ Rp. 35.000.000.000,-
Badan Usaha Pekerjaan Konstruksi BERSIFAT UMUM (2)

Uraian
Kualifikasi
Kecil Menengah Besar

a. 1 (satu) orang PJBU sebagai pimpinan


4.Kesediaan Tenaga Ahli a. 1 (satu) orang PJBU sebagai a. 1 (satu) orang PJBU sebagai
tertinggi;
pimpinan tertinggi; pimpinan tertinggi;
Konstruksi b. 1 (satu) orang PJTBU dengan
b. Untuk BUJKN :
b. 1 (satu) orang PJTBU dengan 1 (satu) orang PJTBU dengan SKK Konstruksi
SKK Konstruksi jenjang SKK Konstruksi jenjang jenjang kualifikasi KKNI paling rendah
Syarat klasifikasi dan kualifikasi KKNI paling rendah kualifikasi KKNI paling rendah tingkat 8 (delapan) sesuai dengan
tingkat 6 (enam) sesuai dengan tingkat 7 (tujuh) sesuai dengan subklasifikasinya;
subklasifikasi subklasifikasinya; subklasifikasinya; dan Untuk KP BUJKA :
1 (satu) orang PJTBU dengan SKK Konstruksi
kompetensi dari c. PJBU dapat merangkap sebagai c. 1 (satu) orang PJSKBU per kualifikasi KKNI jenjang 9 (sembilan) atau
masing-masing PJTBU; dan Subklasifikasi dengan SKK memiliki sertifikat ASEAN Architect atau
d. 1 (satu) orang PJSKBU per Konstruksi jenjang kualifikasi ASEAN Chartered Professional Engineer
tenaga kerja berbeda- Subklasifikasi dengan SKK KKNI paling rendah tingkat 6 sesuai dengan subklasifikasinya;
beda tergantung Konstruksi jenjang kualifikasi (enam) sesuai dengan c. Untuk BUJKN :
Subklasifikasinya. 1 (satu) orang PJSKBU per Subklasifikasi
subklasifikasi badan KKNI paling rendah tingkat 5
dengan SKK Konstruksi jenjang kualifikasi
(lima) sesuai dengan KKNI paling rendah tingkat 7 (tujuh) sesuai
usahanya Subklasifikasinya. dengan Subklasifikasinya.
Untuk KP BUJKA :
1 (satu) orang PJSKBU dengan SKK
Konstruksi kualifikasi KKNI jenjang 9
(sembilan) atau memiliki sertifikat ASEAN
Architect atau ASEAN Chartered Professional
Engineer sesuai dengan subklasifikasinya;
Badan Usaha Pekerjaan Konstruksi BERSIFAT UMUM (3)

Uraian
Kualifikasi
Kecil Menengah Besar

5.Kemampuan dalam • memiliki peralatan • memiliki peralatan • Untuk BUJKN :


Penyediaan utama paling sedikit utama paling sedikit memiliki peralatan
Peralatan 1 (satu) alat per 2 (dua) alat per utama paling sedikit
Konstruksi Subklasifikasinya Subklasifikasinya 3 (tiga) alat per
Subklasifikasinya
Dipenuhi paling • Untuk KP BUJKA :
lambat 30 hari sejak memiliki peralatan
diterbitkannya utama paling sedikit
sertifikat (SBU) 5 (lima) alat per
Subklasifikasinya
Badan Usaha Pekerjaan Konstruksi BERSIFAT SPESIALIS (1)
BADAN USAHA PEKERJAAN KONSTRUKSI BERSIFAT SPESIALIS
Uraian
Nasional KP BUJKA
1.Awal Pengajuan • Pengajuan Baru • Pengajuan Baru
• Perpanjangan TRANSISI • Perpanjangan
2.Kepemilikan Aset • Senilai ≥ RP. 5.000.000.000,- • Senilai ≥ RP. 10.000.000.000,-
(Dibuktikan dengan laporan
keuangan perusahaan)

3. Ketersediaan Tenaga Ahli a. 1 (satu) orang PJBU sebagai a. 1 (satu) orang PJBU sebagai pimpinan
tertinggi;
Konstruksi pimpinan tertinggi;
b. 1 (satu) orang PJTBU dengan SKK b. 1 (satu) orang PJTBU dengan SKK
Syarat klasifikasi dan Konstruksi jenjang kualifikasi KKNI
Konstruksi jenjang kualifikasi KKNI
subklasifikasi kompetensi dari paling rendah tingkat 8 (delapan)
tingkat 9 (sembilan) atau memiliki
sertifikat ASEAN Architect atau ASEAN
sesuai dengan klasifikasinya; dan
masing-masing tenaga kerja Chartered Professional Engineer sesuai
c. 1 (satu) orang PJSKBU per dengan klasifikasinya; dan
berbeda-beda tergantung Subklasifikasi dengan SKK c. 1 (satu) orang PJSKBU per Subklasifikasi
subklasifikasi usahanya Konstruksi jenjang kualifikasi KKNI dengan SKK Konstruksi jenjang
paling rendah tingkat 7 (tujuh) sesuai kualifikasi KKNI paling rendah tingkat 8
dengan Subklasifikasinya. (delapan) sesuai dengan
Subklasifikasinya.
Badan Usaha Pekerjaan Konstruksi BERSIFAT SPESIALIS (2)
BADAN USAHA PEKERJAAN KONSTRUKSI BERSIFAT SPESIALIS
Uraian
Nasional KP BUJKA

4.Kemampuan dalam Penyediaan Untuk BUJKN : Untuk KP BUJKA :


Peralatan Konstruksi memiliki peralatan utama paling memiliki peralatan utama
sedikit 2 (dua) alat per paling sedikit 5 (lima) alat per
Dipenuhi paling lambat 30 hari Subklasifikasinya Subklasifikasinya
sejak diterbitkannya sertifikat
badan usaha (SBU)
Badan Usaha Pekerjaan Konstruksi TERINTEGRASI (1)

Uraian
Kualifikasi
Kecil Menengah Besar

1.Awal Pengajuan • - • - • Pengajuan baru


• Perpanjangan

2.Penjualan Tahunan • - • - • Untuk BUJKN :


(Bukti: pencatatan ≥ Rp. 50.000.000.000,-
pengalaman sejenis • Untuk KP BUJKA :
oleh LPJK) ≥ Rp. 100.000.000.000,-

3.Kemampuan • - • - • Untuk BUJKN


Keuangan ≥ Rp. 25.000.000.000,-
(Bukti: Laporan • Untuk KP BUJKA
Keuangan ≥ Rp. 35.000.000.000,-
Perusahaan)
Badan Usaha Pekerjaan Konstruksi TERINTEGRASI (2)

Uraian
Kualifikasi
Kecil Menengah Besar

a. 1 (satu) orang PJBU sebagai pimpinan


4.Kesediaan Tenaga Ahli • - • - tertinggi;
Konstruksi b. Untuk BUJKN dan KP BUJKA :
1 (satu) orang PJTBU dengan SKK
Konstruksi kualifikasi KKNI jenjang 9
Syarat klasifikasi dan (sembilan) atau memiliki sertifikat
ASEAN Architect atau ASEAN
subklasifikasi Chartered Professional Engineer
sesuai dengan Klasifikasinya; dan
kompetensi dari c. Untuk BUJKN :
masing-masing 2 (dua) orang PJSKBU per
Subklasifikasi dengan SKK Konstruksi
tenaga kerja berbeda- jenjang kualifikasi KKNI paling
beda tergantung rendah jenjang 8 (delapan) sesuai
dengan Subklasifikasinya.
subklasifikasi Untuk KP BUJKA :
2 (dua) orang PJSKBU per
usahanya Subklasifikasi dengan SKK Konstruksi
kualifikasi KKNI jenjang 9 (sembilan)
atau memiliki sertifikat ASEAN
Architect atau ASEAN Chartered
Professional Engineer sesuai dengan
Subklasifikasinya.
Badan Usaha Pekerjaan Konstruksi TERINTEGRASI (3)

Uraian
Kualifikasi
Kecil Menengah Besar

5.Kemampuan dalam • - • - Untuk BUJKN :


Penyediaan Peralatan memiliki peralatan
Konstruksi utama paling sedikit 3
(tiga) alat per
Dipenuhi paling Subklasifikasinya
lambat 30 hari sejak Untuk KP BUJKA :
diterbitkannya memiliki peralatan
sertifikat (SBU) utama paling sedikit 5
(lima) alat per
Subklasifikasinya
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2021
tentang Perizinaan Berusaha Berbasis Risiko

Outline #05
SERTIFIKAT STANDAR 05
SERTIFIKAT STANDAR
SUBSEKTOR JASA KONSTRUKSI
Sertifikat Standar Perizinan Berusaha subsektor jasa
konstruksi meliputi:

SBU Konstruksi SKK Konstruksi Lisensi

• SBU Konstruksi wajib dimiliki oleh BUJK • SKK Konstruksi wajib dimiliki tenaga • Lisensi wajib dimiliki oleh Lembaga
yang menyelenggarakan layanan jasa kerja konstruksi. Sertifikasi Badan Usaha (LSBU) dan
konstruksi. • SKK Konstruksi diterbitkan melalui uji Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)
• SBU Konstruksi diterbitkan melalui suatu kompetensi sesuai dengan standar bidang Konstruksi
proses sertifikasi dan pencatatan oleh kompetensi kerja.
menteri PUPR melalui SIJKT. • Lebih lanjut terkait lisensi diatur
• Pelaksanaan uji kompetensi
• BUJK mengajukan permohonan kepada dilaksanakan oleh LSP bidang konstruksi. dalam PP 14/2021 tentang
menteri PUPR melalui Lembaga Perubahan PP tentang Jasa Konstruksi
• Sertifikasi SKK Konstruksi dicatat oleh
Sertifikasi Badan Usaha (LSBU) untuk menteri PUPR melalui SIJKT
mendapatkan SBU Konstruksi. • SKK Konstruksi berlaku untuk jangka
• SBU Konstruksi berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
waktu 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang, serta dapat dilakukan
diperpanjang, serta dapat dilakukan perubahan.
perubahan. • SKK Konstruksi yang akan diperpanjang
• SBU Konstruksi yang akan diperpanjang wajib diajukan sebelum habis masa
wajib diajukan sebelum habis masa berlakunya.
berlakunya.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


32
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pasal 99 s.d. Pasal 101
PENGAJUAN SBU DAN SKK

Pelaksanaan verifikasi dan


Penngajuan melalui Lembaga Dokumen syarat, sesuai validasi akan dilakukan setelah
OSS dengan dilengkapi dengan kriteria penilaian dokumen dinyatakan lengkap
dokumen yang dipersyaratkan Kualifikasi dan BUJK melakukan
pembayaran biaya

SBU dan Diajukan


SKK Konstruksi melalui *)
OSS Pembayaran biaya dilakukan
selambat-lambatnya 7 (tujuh) Hasil Sertifikasi akan diterima
Apabila permohonan tidak
disetujui, BUJK tidak dapat
Hari setelah terbitnya surat dalam 15 (lima belas) hari menuntut ganti rugi kepada
tagihan LSBU

Pengajuan: Tahapan:
1. Permohonan Baru; 1. permohonan; Dalam hal permohonan
2. Perpanjangan; atau 2. embayaran biaya; diajukan oleh BUJK PMA atau
KP BUJKA, proses berlaku
3. Perubahan 3. verifikasi dan secara mutatis mutandis
terhadap proses penyetaraan
validasi; dan kualifikasi dan subklasifikasi
4. persetujuan/
penolakan
*) Kecuali untuk SKKK jenjang 1
permohonan
s.d. 4 diajukan melalui LSP

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


33
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pasal 102 s.d. Pasal 104
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2021
tentang Perizinaan Berusaha Berbasis Risiko

Outline #06
PENGAWASAN dan SANKSI 06
PENGAWASAN
Pengawasan oleh menteri PUPR, bupati/walikota, Laporan Kegiatan Usaha Tahunan dilengkapi
Administrator KEK, dan kepala Badan Pengusahaan dengan:
KPBPB sesuai kewenangan berdasarkan ketentuan 1. pemenuhan standar keamanan, keselamatan,
peraturan perundang-undangan
kesehatan dan keberlanjutan;
2. daftar penggunaan tenaga kerja konstruksi dan
Untuk usaha orang tenaga kerja konstruksi bersertifikat; dan/atau
perseorangan dan BUJK 3. daftar penggunaan tenaga kerja asing.
kualifikasi kecil:
Pengawawasan 1. data usaha orang
Rutin: perseorangan atau badan Data Ctt. Pengalaman Kuali. Lain-
usaha Kecil nya
2. data kewajiban pelaksanaan
Nama paket pekerjaan; √ √
Laporan Kegiatan berusaha;
Usaha Tahunan Nama pengguna jasa √ √
Untuk BUJK kualifi. menengah,
besar, dan BUJK spesialis: Thn pelaksanaan pekerjaan √ √
Pencatatan 1. data kepatuhan pelaksanaan
Nilai Pekerjaan √ √
Perizinan Berusaha;
Pengalaman
2. data kinerja manajemen BASTP √ √
perusahaan;
Kinerja Peny. Jasa Tahunan - √
3. data kinerja proyek.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


35 Pasal 275 s.d. Pasal 277
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
SANKSI
Setiap Pelaku Usaha dapat dikenai sanksi administratif Sanksi administratif
atas pelanggaran terhadap kewajiban: berupa :
• melaporkan setiap penggantian tenaga kerja konstruksi, a. peringatan;
• memenuhi persyaratan minimal jumlah peralatan utama b. pengenaan denda
untuk setiap subklasifikasi, administratif;
• memiliki dan memperpanjang SBU Konstruksi bagi BUJK; c. penghentian sementara
• memiliki dan memperpanjang SKK Konstruksi bagi tenaga kegiatan berusaha;
kerja konstruksi; d. daftar hitam; dan/atau
• menyampaikan Laporan Kegiatan Usaha Tahunan melalui e. pencabutan Perizinan
aplikasi usaha jasa konstruksi Sistem Informasi jasa Berusaha.
konstruksi terintegrasi;
• melakukan pencatatan pengalaman badan usaha dan • Huruf a s.d. d diberikan oleh menteri
usaha orang perseorangan; PUPR
• memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan bagi kantor • Huruf e diberikan oleh lembaga OSS
atas rekomendasi menteri PUPR
perwakilan BUJKA dan BUJK Penanaman Modal Asing • Pencabutan perizinan dipublikasikan di
OSS dan AUJK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


36 PP 5/2021, Pasal 415
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
PENERAPAN SANKSI (1)

PSL. KEWAJIBAN TAHAPAN SANKSI BESARAN DENDA


417 Laporan penggantian tenaga kerja a. Peringatan tertulis BUJKN (K) Rp. 500.000,-
b. Denda administratif BUJKN (M) Rp. 1.000.000,-
c. Penghentian Sementara BUJKN (Sp) Rp. 1.000.000,-
d. Pencabutan SBU BUJKN (B) Rp. 1.500.000,-
BUJKA Rp. 5.000.000,-
(per hari keterlambatan)
418 Melakukan pemenuhan persyaratan a. Peringatan tertulis BUJKN (K) Rp. 500.000,-
minimal jumlah peralatan utama b. Denda administratif BUJKN (M) Rp. 1.000.000,-
untuk setiap subklasifikasi c. Penghentian Sementara BUJKN (Sp) Rp. 1.000.000,-
d. Pencabutan SBU BUJKN (B) Rp. 1.500.000,-
BUJKA Rp. 5.000.000,-
(per hari keterlambatan)

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


37
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pasal 417 s.d. Pasal 418
PENERAPAN SANKSI (2)

PSL. KEWAJIBAN TAHAPAN SANKSI BESARAN DENDA


419 Memiliki SBU Konstruksi a. Peringatan tertulis BUJKN 10 %
b. Denda administratif BUJK PMA 10 %
c. Penghentian Sementara KP BUJKA 20 %
(dari Seluruh Nilai Kontrak)
420 Keterlambatan Perpanjangan SBU a. Peringatan tertulis BUJKN (K) Rp. 500.000,-
Konstruksi b. Denda administratif BUJKN (M) Rp. 1.000.000,-
c. Penghentian Sementara BUJKN (Sp) Rp. 1.000.000,-
d. Pencabutan SBU BUJKN (B) Rp. 1.500.000,-
BUJKA Rp. 5.000.000,-
(per hari keterlambatan)

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


38
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pasal 419 s.d. Pasal 420
PENERAPAN SANKSI (3)

PSL. KEWAJIBAN TAHAPAN SANKSI BESARAN DENDA


421 Kewajiban memiliki SKK Konstruksi a. Peringatan tertulis UOP 1%
b. Denda administratif BUJKN (K) 2%
c. Penghentian Sementara BUJKN (M) 5%
BUJKN (Sp) 5%
BUJKN (B) 7%
BUJKA 10 %
(dari Seluruh Nilai Kontrak)
422 Laporan Kegiatan Usaha Tahunan a. Peringatan tertulis UOP Rp. 5.000.000,-
untuk Orang Perseorangan b. Denda administratif
423 Laporan Kegiatan Usaha Tahunan a. Peringatan tertulis BUJKN (K) Rp. 5.000.000,-
untuk BUJKN b. Denda administratif BUJKN (M) Rp. 10.000.000,-
BUJKN (Sp) Rp. 10.000.000,-
BUJKN (B) Rp. 10.000.000,-

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


39
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pasal 421 s.d. Pasal 423
PENERAPAN SANKSI (4)

PSL. KEWAJIBAN TAHAPAN SANKSI BESARAN DENDA


424 Laporan Kegiatan Usaha Tahunan a. Peringatan tertulis KP BUJKA Rp. 100.000.000,-
untuk KP BUJKA b. Denda administratif
425 Laporan Kegiatan Usaha Tahunan a. Peringatan tertulis BUJK PMA Rp. 50.000.000,-
untuk BUJK PMA b. Denda administratif
426 Kewajiban Khusus Kantor Perwakilan a. Peringatan tertulis KP BUJKA 10 %
b. Denda administratif (dari seluruh nilai kontrak)
c. Penghentian sementara
427 Kewajiban struktur permodalan dan a. Peringatan tertulis BUJK PMA 10 %
kriteria teknis penanaman modal b. Denda administratif (dari seluruh nilai kontrak)
untuk BUJK PMA c. Penghentian sementara
428 Pelaku Usaha yang mendapatkan a. Peringatan tertulis Badan daftar hitam dan baru dapat
melakukan permohonan Perizinan
sanksi administratif berupa b. Daftar Hitam Usaha, Berusaha baru paling cepat 3 (tiga)
pencabutan SBU Konstruksi PJBU dan tahun setelah Perizinan
PJTBU Berusahanya dinyatakan dicabut.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


40
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pasal 424 s.d. Pasal 428
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai