PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 5 TAHUN 2021
tentang Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Outline #01
PENDAHULUAN 01
PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO
• Berbasis risiko dan penerapan standar usaha • Berbasis risiko dan penerapan standar usaha
• Pengawasan dilakukan untuk memastikan pelaksanaan
• Tingkat risiko: Rendah (R), Menengah Rendah kegiatan operasional dan komersial sesuai standar usaha
(MR), Menengah Tinggi (MT), dan Tinggi (T) • Pengawasan dikaitkan dengan tingkat risiko usaha dan
• Jenis perizinan berusaha dikaitkan dengan dapat mempertimbangkan tingkat kepatuhan pelaku
tingkat risiko usaha usaha
• Kemudahan perizinan untuk kegiatan risiko • Terdapat kekhususan pelaksanaan pengawasan bagi Usaha
Mikro dan Kecil (UMK)
Rendah (kemudahan untuk UMK) • Penerapan pembinaan dan sanksi administratif
• Pelaksanaan pengawasan dapat dilakukan oleh profesi
bersertifikat (pihak ketiga).
4. 8.
Pengaturan
Tata Perizinan Berusaha
Cara Pengawasan Perizinan Berbasis
BerusahaRisiko; Pengaturan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
Sanksi
Berbasis Risiko;
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
6
DIREK TO RAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2021
tentang Perizinaan Berusaha Berbasis Risiko
Outline #02
KETENTUAN UMUM DAN NSPK 02
DEFINISI
• Perizinan Berusaha Berbasis Risiko adalah Perizinan Berusaha berdasarkan tingkat Risiko kegiatan usaha.
• Perizinan Berusaha adalah legalitas yang diberikan kepada Pelaku Usaha untuk memulai dan menjalankan
usaha dan/atau kegiatannya.
• Pelaku Usaha adalah orang perseorangan, badan usaha, kantor perwakilan, dan badan usaha luar negeri
yang melakukan kegiatan usaha dan/atau kegiatan pada bidang tertentu.
• Nomor Induk Berusaha yang selanjutnya disingkat NIB adalah bukti registrasi/pendaftaran Pelaku Usaha
untuk melakukan kegiatan usaha dan sebagai identitas bagi Pelaku Usaha dalam pelaksanaan kegiatan
usahanya.
• Sertifikat Standar adalah pernyataan dan/atau bukti pemenuhan Standar pelaksanaan kegiatan usaha.
• Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia yang selanjutnya disingkat KBLI adalah kode klasifikasi yang
diatur oleh lembaga pemerintah non kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
statistik.
• Sistem Perizinan Berusaha terintegrasi Secara Elektronik (Online Single Submission) yang selanjutnya
disingkat Sistem OSS adalah sistem elektronik terintegrasi yang dikelola dan diselenggarakan oleh Lembaga
OSS untuk penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.
6. Perindustrian 14. Pos, telekomunikasi, penyiaran, dan sistem dan transaksi elektronik;
Klasifikasi Tingkat
1. Risiko Rendah (R) NIB
• Dilakukan dengan mekanisme:
2. Risiko Menengah Rendah (MR) NIB + Sertifikat Standar*
Risiko
1.pengidentifikasian kegiatan usaha;
2.penentuan dan penilaian bahaya; 3. Risiko Menengah Tinggi (MT) NIB + Sertifikat Standar
3.penilaian potensi terjadinya bahaya;
4.penentuan tingkat Risiko; dan
5.penetapan jenis Perizinan Berusaha.
4. Risiko Tinggi (T) NIB + Izin
• Terdapat standar dan • Standar dan kewajiban yang • Izin merupakan persetujuan
kewajiban yang harus dipenuhi ditetapkan pemerintah Pemerintah Pusat atau
pusat/daerah sesuai
dalam memperoleh SS; Pemerintah Daerah untuk
kewenangannya, berdasar hasil
• Pembuktian pemenuhan verifikasi dan diterbitkan oleh OSS; pelaksanaan kegiatan usaha
yang wajib dipenuhi;
standar dan kewajiban cukup • Membuat pernyataan melalui
dengan bentuk pernyataan Sistem OSS untuk memenuhi • Izin menjadi legalitas dalam
mandiri; standar pelaksanaan, untuk melaksanakan Usaha;
menerbitkan NIB;
• Dilakukan melalui OSS, NIB
• Dilakukan verifikasi oleh Pemerintah
terbit
Pusat atau Pemerintah Daerah
sesuai kewenangan masing-masing
dan tidak dapat melakukan
kegiatan usaha sebelum terverifikasi
Outline #03
SEKTOR PUPR 03
PERIZINAN BERUSAHA SEKTOR PUPR
PP 5 Tahun 2021
SUBSEKTOR
KBLI
Kualifikasi
Uraian
Kecil Menengah Besar
1. Awal Pengajuan • Pengajuan Baru • Baru à Naik jenjang dari • Baru à Naik jenjang dari
• Perpanjangan Transisi Kualifikasi Kecil Kualifikasi Menengah
• Perpanjangan Transisi • Perpanjangan
Uraian
Kualifikasi
Kecil Menengah Besar
4.Kesediaan Tenaga Ahli a. 1 (satu) orang PJBU a. 1 (satu) orang PJBU a. 1 (satu) orang PJBU sebagai
sebagai pimpinan tertinggi; sebagai pimpinan tertinggi; pimpinan tertinggi;
Konstruksi b. BUJKN dan/atau KP BUJKA :
b. 1 (satu) PJTBU dengan SKK b. 1 (satu) orang PJTBU
1 (satu) PJTBU dengan SKK
Konstruksi jenjang dengan SKK Konstruksi Konstruksi jenjang kualifikasi KKNI
Syarat klasifikasi dan kualifikasi jabatan ahli jenjang kualifikasi KKNI tingkat 9 (sembilan) atau memiliki
paling rendah jenjang 7 paling rendah jenjang 8
subklasifikasi (tujuh) sesuai dengan (delapan) sesuai dengan
sertifikat ASEAN Architect atau
ASEAN Chartered Professional
kompetensi dari subklasifikasinya; subklasifikasinya; dan Engineer sesuai dengan
subklasifikasinya; dan
masing-masing tenaga c. PJBU dapat merangkap c. 1 (satu) orang PJSKBU per
c. BUJKN :
sebagai PJTBU; dan Subklasifikasi dengan SKK
kerja berbeda-beda Konstruksi jenjang
1 (satu) orang PJSKBU per
d. 1 (satu) orang PJSKBU per Subklasifikasi dengan SKK
tergantung Subklasifikasi dengan SKK kualifikasi KKNI paling Konstruksi jenjang kualifikasi KKNI
subklasifikasi badan Konstruksi jenjang rendah jenjang 7 (tujuh) paling rendah jenjang 8 (delapan)
sesuai dengan Subklasifikasinya.
kualifikasi KKNI paling sesuai dengan
usahanya rendah tingkat 6 (enam) Subklasifikasinya.
KP BUJKA :
1 (satu) orang PJSKBU per Subklasifikasi
sesuai dengan dengan SKK Konstruksi kualifikasi KKNI
Subklasifikasinya. jenjang 9 (sembilan) atau memiliki
sertifikat ASEAN Architect atau ASEAN
Chartered Professional Engineer sesuai
dengan Subklasifikasinya.
Badan Usaha Jasa Konsultansi Konstruksi BERSIFAT SPESIALIS
BADAN USAHA JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI BERSIFAT SPESIALIS
Uraian
Nasional KP BUJKA
3. Ketersediaan Tenaga Ahli a. 1 (satu) orang PJBU sebagai pimpinan a. 1 (satu) orang PJBU sebagai pimpinan
tertinggi; tertinggi;
Konstruksi.
b. 1 (satu) orang PJTBU dengan SKK b. 1 (satu) orang PJTBU dengan SKK
Syarat klasifikasi dan Konstruksi jenjang kualifikasi KKNI Konstruksi jenjang kualifikasi KKNI
subklasifikasi kompetensi dari paling rendah tingkat 7 (tujuh) sesuai tingkat 9 (sembilan) atau memiliki
dengan subklasifikasinya; dan sertifikat ASEAN Architect atau ASEAN
masing-masing tenaga kerja Chartered Professional Engineer sesuai
c. 1 (satu) orang PJSKBU per
berbeda-beda tergantung Subklasifikasi dengan SKK Konstruksi dengan subklasifikasinya; dan
subklasifikasi badan usahanya jenjang kualifikasi KKNI paling rendah c. 1 (satu) orang PJSKBU per Subklasifikasi
tingkat 7 (tujuh) sesuai dengan dengan SKK Konstruksi jenjang
Subklasifikasinya. kualifikasi KKNI paling rendah tingkat 8
(delapan) sesuai dengan
Subklasifikasinya.
Badan Usaha Pekerjaan Konstruksi BERSIFAT UMUM (1)
Uraian
Kualifikasi
Kecil Menengah Besar
1.Awal Pengajuan • Pengajuan Baru • Baru à Naik jenjang • Baru à Naik jenjang dari
• Perpanjangan Transisi dari Kualifikasi Kecil Kualifikasi Menengah
• Perpanjangan Transisi • Perpanjangan Transisi
2.Penjualan Tahunan • Untuk pengajuan • ≥ Rp. 2.500.000.000,- • Untuk BUJKN
(Bukti: Pencatatan baru tidak ada ≥ Rp. 50.000.000.000,-
pengalaman sejenis Penjualan Tahunan • Untuk KP BUJKA
berdasarkan • ≤ Rp. 2.500.000.000,- ≥ Rp.
subklasifikasinya oleh (tidak wajib) 100.000.000.000,-
LPJK)
3.Kemampuan Keuangan • ≥ Rp. 300.000.000,- • ≥ Rp. 2.000.000.000,- • Untuk BUJKN
(Bukti: Laporan ≥ Rp. 25.000.000.000,-
Keuangan Perusahaan) • Untuk KP BUJKA
≥ Rp. 35.000.000.000,-
Badan Usaha Pekerjaan Konstruksi BERSIFAT UMUM (2)
Uraian
Kualifikasi
Kecil Menengah Besar
Uraian
Kualifikasi
Kecil Menengah Besar
3. Ketersediaan Tenaga Ahli a. 1 (satu) orang PJBU sebagai a. 1 (satu) orang PJBU sebagai pimpinan
tertinggi;
Konstruksi pimpinan tertinggi;
b. 1 (satu) orang PJTBU dengan SKK b. 1 (satu) orang PJTBU dengan SKK
Syarat klasifikasi dan Konstruksi jenjang kualifikasi KKNI
Konstruksi jenjang kualifikasi KKNI
subklasifikasi kompetensi dari paling rendah tingkat 8 (delapan)
tingkat 9 (sembilan) atau memiliki
sertifikat ASEAN Architect atau ASEAN
sesuai dengan klasifikasinya; dan
masing-masing tenaga kerja Chartered Professional Engineer sesuai
c. 1 (satu) orang PJSKBU per dengan klasifikasinya; dan
berbeda-beda tergantung Subklasifikasi dengan SKK c. 1 (satu) orang PJSKBU per Subklasifikasi
subklasifikasi usahanya Konstruksi jenjang kualifikasi KKNI dengan SKK Konstruksi jenjang
paling rendah tingkat 7 (tujuh) sesuai kualifikasi KKNI paling rendah tingkat 8
dengan Subklasifikasinya. (delapan) sesuai dengan
Subklasifikasinya.
Badan Usaha Pekerjaan Konstruksi BERSIFAT SPESIALIS (2)
BADAN USAHA PEKERJAAN KONSTRUKSI BERSIFAT SPESIALIS
Uraian
Nasional KP BUJKA
Uraian
Kualifikasi
Kecil Menengah Besar
Uraian
Kualifikasi
Kecil Menengah Besar
Uraian
Kualifikasi
Kecil Menengah Besar
Outline #05
SERTIFIKAT STANDAR 05
SERTIFIKAT STANDAR
SUBSEKTOR JASA KONSTRUKSI
Sertifikat Standar Perizinan Berusaha subsektor jasa
konstruksi meliputi:
• SBU Konstruksi wajib dimiliki oleh BUJK • SKK Konstruksi wajib dimiliki tenaga • Lisensi wajib dimiliki oleh Lembaga
yang menyelenggarakan layanan jasa kerja konstruksi. Sertifikasi Badan Usaha (LSBU) dan
konstruksi. • SKK Konstruksi diterbitkan melalui uji Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)
• SBU Konstruksi diterbitkan melalui suatu kompetensi sesuai dengan standar bidang Konstruksi
proses sertifikasi dan pencatatan oleh kompetensi kerja.
menteri PUPR melalui SIJKT. • Lebih lanjut terkait lisensi diatur
• Pelaksanaan uji kompetensi
• BUJK mengajukan permohonan kepada dilaksanakan oleh LSP bidang konstruksi. dalam PP 14/2021 tentang
menteri PUPR melalui Lembaga Perubahan PP tentang Jasa Konstruksi
• Sertifikasi SKK Konstruksi dicatat oleh
Sertifikasi Badan Usaha (LSBU) untuk menteri PUPR melalui SIJKT
mendapatkan SBU Konstruksi. • SKK Konstruksi berlaku untuk jangka
• SBU Konstruksi berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
waktu 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang, serta dapat dilakukan
diperpanjang, serta dapat dilakukan perubahan.
perubahan. • SKK Konstruksi yang akan diperpanjang
• SBU Konstruksi yang akan diperpanjang wajib diajukan sebelum habis masa
wajib diajukan sebelum habis masa berlakunya.
berlakunya.
Pengajuan: Tahapan:
1. Permohonan Baru; 1. permohonan; Dalam hal permohonan
2. Perpanjangan; atau 2. embayaran biaya; diajukan oleh BUJK PMA atau
KP BUJKA, proses berlaku
3. Perubahan 3. verifikasi dan secara mutatis mutandis
terhadap proses penyetaraan
validasi; dan kualifikasi dan subklasifikasi
4. persetujuan/
penolakan
*) Kecuali untuk SKKK jenjang 1
permohonan
s.d. 4 diajukan melalui LSP
Outline #06
PENGAWASAN dan SANKSI 06
PENGAWASAN
Pengawasan oleh menteri PUPR, bupati/walikota, Laporan Kegiatan Usaha Tahunan dilengkapi
Administrator KEK, dan kepala Badan Pengusahaan dengan:
KPBPB sesuai kewenangan berdasarkan ketentuan 1. pemenuhan standar keamanan, keselamatan,
peraturan perundang-undangan
kesehatan dan keberlanjutan;
2. daftar penggunaan tenaga kerja konstruksi dan
Untuk usaha orang tenaga kerja konstruksi bersertifikat; dan/atau
perseorangan dan BUJK 3. daftar penggunaan tenaga kerja asing.
kualifikasi kecil:
Pengawawasan 1. data usaha orang
Rutin: perseorangan atau badan Data Ctt. Pengalaman Kuali. Lain-
usaha Kecil nya
2. data kewajiban pelaksanaan
Nama paket pekerjaan; √ √
Laporan Kegiatan berusaha;
Usaha Tahunan Nama pengguna jasa √ √
Untuk BUJK kualifi. menengah,
besar, dan BUJK spesialis: Thn pelaksanaan pekerjaan √ √
Pencatatan 1. data kepatuhan pelaksanaan
Nilai Pekerjaan √ √
Perizinan Berusaha;
Pengalaman
2. data kinerja manajemen BASTP √ √
perusahaan;
Kinerja Peny. Jasa Tahunan - √
3. data kinerja proyek.