4
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 2017
TENTANG JASA KONSTRUKSI
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
KETENTUAN UMUM
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI
6
I. LATAR BELAKANG
Tuntutan masyarakat
Pelayanan publik
Kesalahan prosedural
Hubungan hukum
32
A. Pengertian.
dapat diartikan sbg. seperangkat peraturan
hukum yang mengatur hubungan manusia dengan
HUKUM manusia lainnya.
(KUHPer)
sudah ada sejak sebelum manusia lahir ke dunia
sampai dengan manusia itu meninggal dunia.
1. BARANG
2. PEKERJAAN KONSTRUKSI
3. JASA KONSULTANSI
4. JASA LAINNYA :
(JASA PELAYANAN ADVIS HUKUM, PAJAK, KEUANGAN
JASA PELAYANAN MANAJEMEN KESEHATAN) DLL
IV. REGULASI PENGADAAN BARANG JASA PEMERINTAH
UU 17/2003
Keuangan Negara UU No. 40/2007
PT
UU 1/2004
Perbendaharaan PBJP UU No. 5/1999
Negara Persaingan Usaha
UU 31/1999
Pemberantasan UU No.24/2009
TPK Bahasa
APBN
KPA PA
KPA
KASATKER
Landasan Hukum PPK
UU JAKON / PP
PPK PERPES PBJP
PERMEN PUPR
PERMENKEU
PERMENDAGRI
3
Perencanaan (Planning)
Pemrograman (Programming)
Penganggaran (Budgeting)
Pemilihan Penyedia
6. Lemahnya SDM
KADANG2 PPK TIDAK MENGERTI SAH ATAU
TIDAKNYA KONTRAK YANG
DITANDATANGANINYA ITU.
2
1. PENGERTIAN
3
2. PRINSIP HUKUM KONTRAK
Terhadap K3 berlaku prinsip hukum kontrak seperti
kontrak pada umumnya. Prinsip-prinsip tersebut
antara lain :
a. Prinsip Kebebasan Berkontrak
Para pihak mempunyai kebebasan dalam
menentukan bentuk dan isi kontrak (klausula
kontrak). Prinsip ini mengandung limitasi; tidak
boleh melanggar perundang-undangan.
e. Privity of Contract
Kontrak hanya mengikat bagi para pihak yang membuatnya (Pasal 1340
KUH Perdata). Prinsip ini juga berlaku dalam hal terjadi subkontrak.
5
KONTRAK
22
3. KONTRAKTUALISASI
PERATURAN
PERUNDANG-
UNDANGAN
HAK DAN
KEWAJIBAN
KESETARAAN
KESEPAKATAN
PENGGUNA JASA
PENYEDI
A JASA
KONTRAK
23
KUH PERDATA - PASAL 1320
K
O SUPAYA TERJADI PERSETUJUAN YANG SAH, PERLU DIPENUHI
EMPAT SYARAT;
N 1. KESEPAKATAN MEREKA YANG MENGIKATKAN DIRINYA;
T 2.
3.
KECAKAPAN UNTUK MEMBUAT SUATU PERIKATAN;
SUATU POKOK PERSOALAN TERTENTU;
R 4. SUATU SEBAB YANG TIDAK TERLARANG.
24
K KUH Perdata - Pasal 1338
Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-
O undang berlaku sebagai UNDANG-UNDANG bagi
N mereka yang membuatnya. Persetujuan itu tidak dapat
T ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah
pihak, atau karena alasan-alasan yang ditentukan oleh
R undang-undang. Persetujuan harus dilaksanakan
A dengan itikad baik.
K
25
KONTRAK SANGAT PENTING
26
KONTRAK KERJA KONSTRUKSI PALING SEDIKIT MENCAKUP (PSL 47 UU NO. 2/2017):
27
Kontrak Pekerjaan Konstruksi
UU 2/2017 :
KUH. Perdata (BW) : AV – 41
Jasa Konstruksi
Perikatan Administrasi Kontrak
Kontrak
Privat to Privat
Government to Privat
PP 92/2010 perubahan atas
PP 28/2000 tentang PP 59/2010 perubahan atas
PP 30/2000
Usaha & Peran Penyelenggara bidang
PP 29/2000
masyarakat Jasa Tentang Jasa Konstruksi
Konstruksi Jasa Konstruksi
SKA SKA
Evaluasi
Tanggungjawa
b Konsultan
Pengawas
Tanggungjawab Konsultan
Perencanaan
(Karya perencanaan, pendampingan
lelang, pengawasan berkala)
Hubungan Hukum antara Pengguna Jasa dan
Penyedia Jasa
Hak & Kewajiban
Dokumen Kontrak
1. KONTRAK LUMPSUM
(LS)
2. KONTRAK HARGA
SATUAN (HS)
Kontrak Lump Sum merupakan Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa atas penyelesaian
3. KONTRAK GABUNGAN seluruh pekerjaan dalam batas waktu
LUMPSUM & HARGA SATUAN
tertentu sebagaimana ditetapkan dalam
4. KONTRAK Kontrak,
PERSENTASE
{Pasal 51 (1)}
5. KONTRAK TERIMA
JASI (TURNKEY) ROH-NYA KONTRAK LS
…… 33
“ROH” NYA KONTRAK LUMP SUM
34
KUH PERDATA
PASAL 1320 dan 1338
(Kontrak)
Perpres 54 Tahun 2010
jo Perpres 70/2012,
(Pasal 50 ayat 2 & Pasal UU RI No. 2 Tahun 2017,
51 ayat 1) Ttg Jasa Konstruksi, Pasal
46-50 (Kontrak Kerja
Konstruksi)
SEGME
DARUR
N
AT TA PERMASALAH
AN DUNIA PASAR
USAHA JASA
KONSULTANSI
HARM
O- TA TIDAK
NISASI SESUAI
KONTRAK
REGUL
ASI FEE
PERILAKU
DOKUMEN
PINJAM
PALSU
BENDERA
DAN
LAIN2
39
X. HARMONISASI
REGULASI
40
PROSES PENGADAAN
BARANG/JASA
Pelaksanaan Pekerjaan
APAKAH BERBAGAI REGULASI YANG ADA TERKAIT PENGADAAN BARANG DAN JASA INI BAIK DI HULU,
PROSES DAN DI HILIR TELAH SINKRON ATAU HARMONIS SEHINGGA PENGADAAN BARANG DAN JASA
DAPAT BERJALAN DENGAN BAIK DAN BENAR? 41
PROSES PENGADAAN
BARANG/JASA
UU 15/2006: BPK
42
43
44
USULAN PADA PERPRES PBJ
PEMERINTAH KONSEP USULAN
2
BILLING RATE/REMUNERASI MASIH RENDAH DALAM , MENGHAPUS BUKTI
PENYUSUNAN HPS PAJAK/DAFTAR GAJI
PEMBERDAYAAN APARAT
PENGADUAN MASYARAKAT DAN KRIMINALISASI OLEH PENGAWAS INTERN
6
APH PEMERINTAH/ TIDAK LGSG
APH
45
SOLUSI PBJ
PEMERINTAH
1. Menciptakan regulasi pengadaan barang/jasa pemerintah yang
efisien, efektif, terbuka dan kompetitif serta simpel dan sederhana
sehingga menguntungkan bagi para pihak terkait
2. Optimalisasi Penggunaan E-Procurement dengan meminimalisasi
“campur tangan” manusia
3. Membuat standar pengadaan yang memisahkan antara Umum dan
Spesifik tergantung jenis Pengadaan Barang/Jasa (terpisah)
4. Penyedia Jasa yang bertanding bisa mengakses (read only) data
REGULASI PBJ
“kompetitor” untuk bisa menilai kebenaran dokumen Adminstrasi
dan Teknis PEMERINTAH
5. Menerapkan sistem pengadaan dengan E-lelang cepat dan E-seleksi
cepat yang terkoneksi
6. Harmonisasi dan Sinkronisasi Regulasi pengadaan barang/jasa
dengan Undang-undang Terkait lainnya
46
SITUASI
DARURAT
TENAGA AHLI
47
JASA KONSULTANSI BRAIN WARE (OLAH BERSERTIFIKAT
TA (MANUSIA)
BADAN USAHA PIKIR) KEAHLIAN/KUALIFIKASI
MANAGEMEN
PERUSAHAAN
SITUASI TERKINI
DARURAT TENAGA AHLI (TA)
NON - JK JK
TIDAK MEMBERIKAN KEPASTIAN
MASA DEPAN
PENINGKATAN PERAN DUNIA USAHA KONSULTAN DALAM SETIAP ASPEK PEMBANGUNAN NASIONAL
LINK & MATCH ANTARA BADAN USAHA SEKTOR KONSULTAN DENGAN LEMBAGA PENDIDIKAN/PT
Kondisi pasar nasional saat ini sangat membutuhkan TA Konsultan yang kompeten dan bersertifikat (+/- 50.000), terutama
terkait Pasar Bebas dan MEA juga pekerjaan Jasa Konstruksi. Tapi tersedia 15.000 bersertifikat?
48
XI. PERMASALAHAN
HUKUM
Konsekuensi Hukum Akibat Hubungan Hukum Antara
Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa
Konsultan Luar
Perencana pengadi
Pengg lan
una
Jasa kontraktor DISPUTE
pengadi
lan
Konsultan
Pengawas
DEFINISI ARBITRASE
54
Di Indonesia,
Litigation itu
mekanismenya spt ini:
MAHKAMAH AGUNG
PENGADILAN TINGGI
PENGADILAN NEGERI
Bagaimana menurut
UU No. 30/1999 Ttg
Arbitrase & APS?
Arbitrase disebutkan sebagai bagian
dari Alternatif Penyelesaian
Sengketa (APS/ADR), karena
pemahaman dan pelaksanaannya
dalam penyelesaian sengketa telah
mempengaruhi perkembangan
proses yg dipakai dalam APS.
TINDAK PIDANA KORUPSI (TIPIKOR) DAPAT TERJADI
PADA :
INSTAN
SI Lain-
KEJAKSAAN KPK PTUN KPPU POLISI BANI PN JUMLAH
lain
TAHUN
Tahun
2010 29 24 3 16 9 0 0 2 83
Tahun
2011 55 22 4 29 34 0 4 0 148
Tahun
2012 86 14 2 23 66 0 3 10 204
Tahun
2013 113 16 1 13 161 0 3 10 317
Tahun
2014 194 21 0 18 177 2 3 2 417
Tahun 283 76 10 81 270 0 10 22
2015 537
Sumber : LKPP RI
CONTOH KASUS
1. KASUS A
a. Dakwaan
1). Pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai spesifikasi teknik;
2). Terdapat perbedaan volume dalam RAB dengan as built drawing;
3). Terdapat perbedaan harga satuan pekerjaan antara SNI dengan
harga setempat terkait
dengan bahan dan upah
b. Kerugian Negara sebesar Rp 600 juta
c. Terdakwa
1). Konsultan Pengawas;
2). Pemborong;
3). Pejabat Pembuat Komitmen
d. Penyidik Kejaksaan
e. Saksi Ahli dari Penyidik
1). Fakultas Teknik dari Perguruan Tinggi XX;
2). Ahli Akutansi Forensik dari Fakultas Ekonomi dari Perguruan Tinggi
XX;
CONTOH KASUS
2. KASUS B
a. Terdakwa/Terpidana
1). Kuasa Pengguna Anggaran (Terpidana);
2). Marketing dari Pemborong (Terpidana);
3). Kepala Dinas PU Provinsi selaku PPK (Terdakwa)
4).Pemborong?????????
b. Dakwaan
1). Pelaksanaan Pekerjaan tidak Sesuai Spesifikasi Teknik;
2). Tidak Melibatkan Konsultan Manajemen Kontruksi dan Melakukan Value
Engineering;
3). Tidak Melibatkan Konsultan Perencana, Perencanaan di Swakelola;
4). Gratifikasi;
5). Pengkondisian untuk Pemenang Tertentu (Persengkongkolan/Permufakatan
Jahat)
c. Penyidik KPK
d. Saksi Ahli dari Penyidik
1). Ahli dari KPK;
2). Ahli dari BPK;
e. 1). Kerugian Negara sebesar Rp 55 Milyar juta (BPK)
2). Mengembalikan Kerugian Negara Tanggung Renteng sebesar Rp 45 Milyar
3). Terdakwa Mengembalikan uang Gratifikasi Rp 1,2 Milyar
f. Tuntunan Jaksa Penuntut Umum
1). Dituntut Primair : Pasal 2 (1) Pidana 6 tahun dan 6 bulan;
2). Denda sebesar Rp 1 Milyar, kalau tidak dibayar diganti pidana 6 bulan
Kurungan sebagai pengganti;
3). Membayar Kerugian Negara Sebesar Rp 1 Milyar,kalau tidak membayar
diganti pidana 12 bulan Kurungan;
4). Uang Gratifikasi disita Untuk Negara
5). Tetap dalam Tahanan
g. Putusan Hakim
1). Tidak Terbukti dan Primair: Pasal 2 dan dinyatakan tidak bersalah dan
tidak dipidana;
2). Terbukti Bersalah Subsider: Pasal 3 Dipidana 3 Tahun dan 6 bulan;
3). Denda sebesar Rp 200 Juta, kalau tidak dibayar diganti pidana 6 bulan
kurungan sebagai pengganti;
4). Uang Gratifikasi di Sita untuk Negara;
5). Tetap dalam Tahanan
h. Posisi Saat Sekarang
Jaksa Banding
CONTOH KASUS
3. KASUS C ….. PERDATA
a. Penggugat
1). Pemborong;
b. Tergugat
1). T.I. Pejabat Pembuata Komitmen (PPK);
2). T.II. Kepala Dinas selaku PA
c. Turut Tergugat
1). TT-I. Konsultan Pengawas;
2). TT-II. BPKP
3). TT-III. Gubernur Kepala Daerah
d. Gugatan
1). T-I Menerbitkan SPMK
2). T-I Belum Menyerahkan Gambar dan Lokasi, Terjadi Peristiwa Kompensasi;
3). T-I Wajib Memberi Ganti Rugi dan Perpanjangan Waktu Penyelesaian Pekerjaan;
4). T-I Menyerahkan sebagian besar Gambar dan Lokasi Bertentangan dengan
Dokumen kontrak;
5). Penggugat Seharusnya Menerima UM 20% dari Nilai Kontrak;
6). Jangka Realisasi Pencairan UM terlalu lama;
7). Akibat keterlambatan pemberian sebagian gambar ,lokasi,kekurangan dan
keterlambatan pemberian UM,Membuat pekerjaan tidak dapat diselesaikan Tepat
Waktu;
8). Penggugat Diijinkan Menyelesaikan Pekerjaan Melewati Tahun
Anggaran
9). Keterlambatan Pelunasan Pembayaran Pekerjaan Oleh T-I dan T-II
Merupakan Perbuatan Melanggar Hukum;
10). Keterlambatan Pelunasan Sisa Pembayaran Menimbulkan Kerugian
Kepada Penggugat;
11). Penggugat Dikenakan Denda/Pemotongan Pembayaran Berdasarkan
Audit BPK sebesar
Rp 4.493.608.548,- padahal disebabkan oleh Kesalahan dari T-I dan T-2
12). Penggugat Minta Ganti Rugi, Kerugian Material dan in Material sebesar
Rp 7.238.608.578
SANKSI DALAM KEGIATAN JASA
KONSTRUKSI
BAGAIMANAKAH ARGUMENTASI AGAR TIDAK TERJERAT :
PASAL 2 UU TIPIKOR
PASAL 3 UU TIPIKOR
BAGAIMANAKAH ARGUMENTASI AGAR TIDAK TERLIBAT PASAL 55 KUUHP
:
MELAKUKAN
BERSAMA-SAMA MELAKUKAN
TURUT SERTA MELAKUKAN
PERCOBAAN MELAKUKAN
CONTOH KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI
PADA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
XV. KONSTRUKSI TIPIKOR KONTRAK
PEKERJAAN KONSTRUKSI
TINDAK PIDANA
KORUPSI
KONSULTAN
PENYELIDIKAN AUDITOR
-Polri
- Kejaksaan
- KPK
PENYIDIKAN
-Polri
- Kejaksaan
- KPK
PENUNTUTAN
-Kejaksaan
- KPK
PERSIDANGAN
- Pengadilan TIPIKOR
AHLI / LKPP
PENYIDIKAN
- Penetapan
Tersangka
(Kemungkinan PENUNTUTAN
PENYELIDIKAN - Pembelaan
penahanan)
- Identifikasi untuk menentukan - Sanksi yang meringankan
apakah ada unsur PMH - Audit Kerugian - Putusan
- Pulbaket dan Puldata
Keuangan Negara Bebas murni
- Pemanggilan saksi-saksi Bebas Bersyarat
oleh BPKP Terpidana
- Petunjuk Lain
- Perhitungan dari lembaga - Pemanggilan saksi-
pendidikan
saksi
- Gelar perkara
- Penggeledahan
- Meminta
keterangan saksi
ahli
3. Indikasi
penyalahgunaan
wewenang 4. Penyelesaian
masalah
5 Hari
5. Penyampaian/laporan hasil
t:50 hari
1. DELAPAN PERINTAH PRESIDEN
82
2. TELEGRAM KABARESKIM POLRI
83
84
3. SURAT EDARAN KETUA MAHKAMAH AGUNG
RI
Nomor : 04/Bua.6/Hs/SP/XII/2016
SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG (SEMA)
Nomor 4 Tahun 2016
TENTANG
PEMBERLAKUAN RUMUSAN HASIL RAPAT PLENO KAMAR
MAHKAMAH AGUNG TAHUN 2016 SEBAGAI PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS BAGI
PENGADILAN
RUMUSAN HUKUM RAPAT PLENO KAMAR MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016
HURUF A BUTIR 6 MENYEBUTKAN:
Instansi yang berwenang menyatakan ada tidaknya kerugian keuangan
Negara adalah Badan Pemeriksa Keuangan yang memiliki kewenangan
konstitusional sedangkan instansi lainnya seperti Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan/ Inspektorat/Satuan Kerja Perangkat Daerah
tetap berwenang melakukan pemeriksaan dan audit pengelolaan keuangan
Negara namun tidak berwenang menyatakan atau men-declare adanya
kerugian keuangan Negara. Dalam hal tertentu Hakim berdasarkan fakta
persidangan dapat menilai adanya kerugian Negara dan besarnya kerugian
Negara;
85
SOLUSI