Anda di halaman 1dari 89

BANDA ACEH, 21 NOPEMBER 2017

Dr. HERRY SINURAT, ST. MMT. SH. MH.


Pengalaman Sebagai BIROKRAT
 Pimpro Pembangunan Jalan dan Jembatan di Kabupaten
Viqueque Propinsi Timor Timur
 Pimpro Pembangunan Jalan dan Jembatan di Kota Surabaya
 Plh. Kepala Dinas PU Kabupaten Viqueque, Propinsi Timor
Timur
 Pejabat Struktural di Dinas PU Kabupaten Viqueque
 Pejabat Struktural di Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Kota
Surabaya.
 Kepala Satuan Kerja Pembangunan Infrastruktur Permukiman
(Kasatker PIP) Kota Surabaya.
 Kepala Seksi Pengendalian dan Pengembangan Rumah Susun
Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta
Karya Prov. Jawa Timur
Pengalaman Pekerjaan Lainnya
 Narasumber pada berbagai Pemerintah Daerah, Aparat Penegak
Hukum dan Asosiasi Jasa Konstruksi tentang : manajemen
proyek, pengadaan barang/jasa pemerintah, hukum kontrak
konstruksi
 Dosen Program Pascasarjana pada berbagai PTN/PTS di kota
Surabaya
 Ketua Bidang Litbang IAPI DPD Jawa Timur
 Sekretaris IAMPI DPD Jawa Timu
 Ahli LKPP dalam Penanganan Permasalahan Hukum PBJP
 Wakil Sekretaris HAKKI DPD Jawa Tmur
 Ketua Bidang Advokasi PII DPD Jawa Timur
 Assesor Seleksi Calon Kepala Dinas PU Kab/Kota di Prov. Jatim

4
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 2017
TENTANG JASA KONSTRUKSI
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
KETENTUAN UMUM

Jasa Konstruksi adalah


layanan jasa konsultansi Menteri adalah menteri yang
konstruksi dan/atau pekerjaan menyelenggarakan urusan
konstruksi pemerintahan di bidang jasa
konstruksi
Pekerjaan Konstruksi adalah
keseluruhan atau sebagian
kegiatan yang meliputi Konsultansi Konstruksi
pembangunan, pengoperasian, adalah layanan keseluruhan
pemeliharaan, pembongkaran, Usaha Penyediaan
atau sebagian kegiatan yang
dan pembangunan kembali Bangunan adalah
meliputi pengkajian,
suatu bangunan pengembangan jenis usaha
perencanaan, perancangan,
jasa konstruksi yang dibiayai
pengawasan, dan manajemen
Standar Keamanan, sendiri oleh Pemerintah
penyelenggaraan konstruksi
Keselamatan, Kesehatan Pusat, Pemerintah Daerah,
suatu bangunan
dan Keberlanjutan adalah badan usaha, atau
pedoman teknis Keamanan, masyarakat, dan dapat
Keselamatan, Kesehatan tempat melalui pola kerjasama untuk Kegagalan Bangunan adalah
kerja konstruksi dan mewujudkan, memiliki, suatu keadaan keruntuhan
perlindungan sosial tenaga kerja, menguasai, mengusahakan, bangunan dan/atau tidak
serta tata lingkungan setempat dan/atau meningkatkan berfungsinya bangunan setelah
dan pengelolaan lingkungan kemanfaatan bangunan penyerahan akhir hasil jasa
hidup dalam penyelenggaraan konstruksi
jasa konstruksi

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI
6
I. LATAR BELAKANG

 Tuntutan masyarakat
 Pelayanan publik
 Kesalahan prosedural
 Hubungan hukum

 Permasalahan Hukum di pengadilan (perdata,


pidana, TUN ) dan diluar pengadilan (mediasi,
negosiasi, arbitrase) dan persaingan usaha,
serta Ombudsman.
II. HUKUM KONTRAK
KONSTRUKSI

32
A. Pengertian.
dapat diartikan sbg. seperangkat peraturan
hukum yang mengatur hubungan manusia dengan
HUKUM manusia lainnya.
(KUHPer)
sudah ada sejak sebelum manusia lahir ke dunia
sampai dengan manusia itu meninggal dunia.

KONTRAK yaitu pasal2 dalam dokumen yang mengatur


(UU No. 18/1999) hubungan perjanjian antara Pengguna Jasa
Js. Konstruksi dan Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan
pekerjaan pengadaan barang / jasa.

adalah seperangkat peraturan yang mengatur


HUKUM
hubungan hukum antara Pengguna Jasa dan
KONTRAK
Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan
KONSTRUKSI
kontrak pengadaan Pekerjaan Konstruksi
III. OBJEK KONTRAK PENGADAAN

1. BARANG
2. PEKERJAAN KONSTRUKSI
3. JASA KONSULTANSI
4. JASA LAINNYA :
(JASA PELAYANAN ADVIS HUKUM, PAJAK, KEUANGAN
JASA PELAYANAN MANAJEMEN KESEHATAN) DLL
IV. REGULASI PENGADAAN BARANG JASA PEMERINTAH

UU 28/1999 Perpres 04/15


Penyelenggara Pengadaan Barang KUHPerdata
Negara yang Bersih /Jasa Pemerintah

UU 17/2003
Keuangan Negara UU No. 40/2007
PT

UU 1/2004
Perbendaharaan PBJP UU No. 5/1999
Negara Persaingan Usaha

UU 31/1999
Pemberantasan UU No.24/2009
TPK Bahasa

PP No.10/2011 UU No.18/99 UU No.30/1999


PHLN Jasa Konstruksi Arbitrase

Dr. HERRY SINURAT, ST. MMT. SH. MH.


V. Kontrak Pengadaan Pekerjaan Kosntruksi

APBN

PA PENYEDIA JASA APBD

KPA PA

KPA
KASATKER
Landasan Hukum PPK
 UU JAKON / PP
PPK PERPES PBJP
PERMEN PUPR
 PERMENKEU
 PERMENDAGRI
3

Kegiatan untuk memperoleh produk jasa


konstruksi yang prosesnya dimulai dari
perencanaan kebutuhan sampai
diselesaikannya seluruh kegiatan agar tepat
biaya, tepat mutu, tepat waktu dan
bermanfaat buat masyarakat
1
4
VI. Kedudukan Pengadaan dalam
Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan

Perencanaan (Planning)

Pemrograman (Programming)

Penganggaran (Budgeting)

Pemilihan Penyedia

Pelaksanaan kontrak dan pembayaran


(Contract Implementation and payment)
Penyerahan pekerjaan/barang (Handover)

Pemanfaatan dan pemeliharaan


(Operation and maintenance).
KENAPA KITA PERLU MEMAHAMI
HUKUM KONTRAK (KONSTRUKSI)
1. Pemahaman PPK & para stakeholder atas hukum
kontrak lemah, tidak menyadari bahwa konsekuensi
tanda tangan kontrak adalah hukum
2. Penegak hukum yang sering kebablasan,
Contoh :
Pertanyaan auditor & KPK : Kalau dalam lelang harga
satuannya ketinggian , apakah boleh kami
tangkap ?
3. Adanya Perintah ngatur lelang dari atasan
( KKN semakin merajalela ) .
LANJUTAN ……

4. Dengan pemahaman hukum kontrak yang


cukup, diharapkan para PPK maupun
Penyedia Jasa tidak gentar lagi menghadapi
tekanan, ancaman, gugatan, tuntutan dari
pihak manapun
> memahami perbedaan penyimpangan
administrasi dan melawan hukum
5. Mengurangi perbedaan interpretasi dengan
para auditor & penegak hukum
 Sosialisasi Perpres no. 54 Tahun 2010, Perpres
no 70/2012 & Perpres no 04 /2015 kepada para
penegak hukum.
LANJUTAN ……

6. Lemahnya SDM
KADANG2 PPK TIDAK MENGERTI SAH ATAU
TIDAKNYA KONTRAK YANG
DITANDATANGANINYA ITU.

DEMIKIAN JUGA, DOKUMEN LELANG ADA YANG


TIDAK DIBACA DULU OLEH POKJA ULP , PADAHAL
DOKUMEN LELANG ADALAH LANDASAN HUKUM BAGI
PENYEDIA JASA DAN PENGGUNA JASA DALAM
MELAKUKAN PELELANGAN ( KUHPdt PASAL 1338 )
VII. KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

2
1. PENGERTIAN

Jasa Konstruksi adalah layanan konsultansi


konstruksi dan/atau pekerjaan konstruksi
( pasal 1 angka 1 )

Kontrak Kerja Konstruksi adalah keseluruhan


dokumen kontrak yang mengatur hubungan
hukum antara pengguna jasa dan penyedia
jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi ( pasal 1 angka 8 )
UU No. 2 Thn 2017 JASA KONSTRUKSI

3
2. PRINSIP HUKUM KONTRAK
Terhadap K3 berlaku prinsip hukum kontrak seperti
kontrak pada umumnya. Prinsip-prinsip tersebut
antara lain :
a. Prinsip Kebebasan Berkontrak
Para pihak mempunyai kebebasan dalam
menentukan bentuk dan isi kontrak (klausula
kontrak). Prinsip ini mengandung limitasi; tidak
boleh melanggar perundang-undangan.

b. Prinsip Konsensual (Kesepakatan)


K3 lahir karena adanya kesepakatan antara
pengguna jasa dengan penyedia jasa (perencana
konstruksi, pelaksana konstruksi, dan pengawas
konstruksi). Kesepakatan itu terbentuk dalam
proses pelelangan (tender).
4
Prinsip hukum kontrak (lanjutan)
c. Prinsip Itikad Baik
Para pihak wajib untuk bertindak secara jujur baik dalam tahap
pembentukan kontrak (tender) maupun dalam tahap pelaksanaan
kontrak.

d. Pacta Sunt Servanda


K3 yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi
pengguna dan penyedia jasa. Artinya para pihak wajib untuk mentaati
dan memenuhi kewajiban kontraktual masing-masing. Pelanggaran
terhadap kontrak (K3) membawa akibat hukum wanprestasi. Pihak yang
merasa dirugikan dapat mempertahankan haknya melalui gugatan
perdata (wanprestasi).

e. Privity of Contract
Kontrak hanya mengikat bagi para pihak yang membuatnya (Pasal 1340
KUH Perdata). Prinsip ini juga berlaku dalam hal terjadi subkontrak.

5
KONTRAK

22
3. KONTRAKTUALISASI

PERATURAN
PERUNDANG-
UNDANGAN

HAK DAN
KEWAJIBAN

KESETARAAN

KESEPAKATAN

PENGGUNA JASA
PENYEDI
A JASA

KONTRAK

23
KUH PERDATA - PASAL 1320
K
O SUPAYA TERJADI PERSETUJUAN YANG SAH, PERLU DIPENUHI
EMPAT SYARAT;
N 1. KESEPAKATAN MEREKA YANG MENGIKATKAN DIRINYA;
T 2.
3.
KECAKAPAN UNTUK MEMBUAT SUATU PERIKATAN;
SUATU POKOK PERSOALAN TERTENTU;
R 4. SUATU SEBAB YANG TIDAK TERLARANG.

A Note: 1 dan 2 Syarat Subyektif


3 dan 4 Syarat Objektif
K

24
K KUH Perdata - Pasal 1338
Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-
O undang berlaku sebagai UNDANG-UNDANG bagi
N mereka yang membuatnya. Persetujuan itu tidak dapat
T ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah
pihak, atau karena alasan-alasan yang ditentukan oleh
R undang-undang. Persetujuan harus dilaksanakan
A dengan itikad baik.
K

25
KONTRAK SANGAT PENTING

KUH Perdata, Pasal 1338


Semua persetujuan yang dibuat SESUAI dengan undang-undang
berlaku sebagai UNDANG-UNDANG bagi mereka yang
membuatnya. Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain
dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-
alasan yang ditentukan oleh undang-undang. Persetujuan harus
dilaksanakan dengan itikad baik.
KONTRAK
KONTRAK PENGADAAN BARANG/JASA yang selanjutnya disebut SEBAGAI
KONTRAK adalah : Perjanjian tertulis antara PPK dengan Penyedia PRODUK
Barang/Jasa atau pelaksanaan Swakelola (Perpres 54/2010 Pasal HUKUM
1 ayat (22))

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI adalah :


Keseluruhan dokumen yang mengatur HUBUNGAN HUKUM
antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan
jasa konstruksi. (UU 2/2017 Pasal 1 ayat (8) ; Pasal 46-51 )
(Baca: Permen PUPERA No. 31/PRT/M/2015)

26
KONTRAK KERJA KONSTRUKSI PALING SEDIKIT MENCAKUP (PSL 47 UU NO. 2/2017):

27
Kontrak Pekerjaan Konstruksi

Pasal 1 Angka 8 Undang-undang 2 Tahun 2017 Tentang Jasa


Konstruksi
Kontrak Kerja Konstruksi adalah Keseluruhan Dokumen Yang Mengatur
Hubungan Hukum Antara Pengguna Jasa Dan Penyedia Jasa Dalam
Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi.

Kontrak Pekerjaan Konstruksi sebagaimana Perpres 70/2012


Kontrak Adalah Perjanjian Tertulis antara Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) dengan Penyedia Barang/Jasa atau Pelaksana Swakelola.

Kontrak Pekerjaan Konstruksi sebagaimana dalam Hukum Perdata


Suatu tindakan Perjanjian atau persetujuan yang tertulis yang dilakukan
oleh dua atau lebih pihak dimana masing-masing pihak di dalamnya
dituntut untuk melakukan satu atau lebih prestasi.
VIII. REGULASI PENYELENGGARAAN
JASA KONSTRUKSI

UU 2/2017 :
KUH. Perdata (BW) : AV – 41
Jasa Konstruksi
Perikatan Administrasi Kontrak

Kontrak
Privat to Privat
Government to Privat
PP 92/2010 perubahan atas
PP 28/2000 tentang PP 59/2010 perubahan atas
PP 30/2000
Usaha & Peran Penyelenggara bidang
PP 29/2000
masyarakat Jasa Tentang Jasa Konstruksi
Konstruksi Jasa Konstruksi

Peraturan Perpres No. 04/2015


perusahaan/direksi Pengadaan Barang / Jasa Kontrak
PT. Persero, Government to Privat
Pemerintah
BUMN, BUMD
Terakhir dengan Perpres No. 8/2006

•Permen PU •Perlem LPJK No.02 Thn 2011


No.14 Thn 2013 ttg SDP •Perpres PBJ 54 Thn 2010
Perka LKPP No.14 thn 2012 Ttg Sertifikasi Jasa konstruksi
•Permen PU No.21 Th. 2012 •Perpres PBJ 35 Th 2011(Perubahan I)
Ttg e-Proc
ttg Petunjuk Teknis PBJ •Perlem LPJK No.03 Thn 2011 •Perpres PBJ 70 Th 2012 (Perubahan II)
Ttg Sertifikasi Jasa konsultan
SIKLUS PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI

MASA PEMANFAATAN DAN


PERENCANAAN PELELANGAN / PELAKSANAAN DAN MASA PERTANGGUNGAN
TENDER PENGAWASAN
KEGAGALAN BANGUNAN

 Kontrak Prinsip Kontrak Kerja Sesuai dengan UU


Kerja Hukum antara No. 18 Tahun 1999
antara Kontrak pengguna dan masa pertanggungan
penyedia jasa
pengguna pada proses pelaksana
kegagalan bangunan
dan pelelangan konstruksi selama 10 tahun
penyedia
jasa Dokumen Kontrak Kerja
perencana Lelang antara
konstruksi antara pengguna dan
Panitia penyedia jasa
pengawas
Lelang dan konstruksi
Peserta
Lelang  Periodisasi
terjadinya
kegagalan
konstruksi
SIKLUS PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI

MASA PEMANFAATAN DAN


PERENCANAAN PELELANGAN / PELAKSANAAN DAN MASA PERTANGGUNGAN
TENDER PENGAWASAN
KEGAGALAN BANGUNAN

SKA SKA
Evaluasi

Tanggungjawa
b Konsultan
Pengawas

Tanggungjawab Konsultan
Perencanaan
(Karya perencanaan, pendampingan
lelang, pengawasan berkala)
Hubungan Hukum antara Pengguna Jasa dan
Penyedia Jasa
Hak & Kewajiban

Kontrak Kerja Konstruksi ( hubungan hukum)

Penyedia Jasa (subjek hukum) Pengguna Jasa (subjek hukum)

 Bangunan Fisik / Karya Konstruksi


 Karya Perencanaan
 Karya Pengawasan
( objek hukum )

Kegagalan Bangunan Kegagalan Konstruksi

Dokumen Kontrak

Perbuatan Melawan Hukum


JENIS KONTRAK PENGADAAN BARANG/JASA (PASAL 50
Perpres 54/2010 jo 70/2012)

JENIS2 KONTRAK {Pasal 50 (2)}

1. BERDASARKAN CARA 2. BERDASARKAN PEMBEBANAN 3. BERDASARKAN SUMBER 4. BERDASARKAN JENIS


PEMBAYARAN TAHUN ANGGARAN PENDANAAN PEKERJAAN

1. KONTRAK LUMPSUM
(LS)

2. KONTRAK HARGA
SATUAN (HS)
Kontrak Lump Sum merupakan Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa atas penyelesaian
3. KONTRAK GABUNGAN seluruh pekerjaan dalam batas waktu
LUMPSUM & HARGA SATUAN
tertentu sebagaimana ditetapkan dalam
4. KONTRAK Kontrak,
PERSENTASE
{Pasal 51 (1)}
5. KONTRAK TERIMA
JASI (TURNKEY) ROH-NYA KONTRAK LS
…… 33
“ROH” NYA KONTRAK LUMP SUM

1 JUMLAH HARGA PASTI DAN TETAP SERTA TIDAK DIMUNGKINKAN PENYESUAIAN


HARGA

2 SEMUA RISIKO SEPENUHNYA DITANGGUNG OLEH PENYEDIA BARANG/JASA

PEMBAYARAN DIDASARKAN PADA TAHAPAN PRODUK/ KELUARAN YANG DIHASILKAN


3 SESUAI DENGAN ISI KONTRAK

4 SIFAT PEKERJAAN BERORIENTASI KEPADA KELUARAN (OUTPUT BASED)

5 TOTAL HARGA PENAWARAN BERSIFAT MENGIKAT

6 TIDAK DIPERBOLEHKAN ADANYA PEKERJAAN TAMBAH/KURANG

34
KUH PERDATA
PASAL 1320 dan 1338
(Kontrak)
Perpres 54 Tahun 2010
jo Perpres 70/2012,
(Pasal 50 ayat 2 & Pasal UU RI No. 2 Tahun 2017,
51 ayat 1) Ttg Jasa Konstruksi, Pasal
46-50 (Kontrak Kerja
Konstruksi)

UU NO. 1/2004 TENTANG


PERBENDAHAARAN
NEGARA
PP RI No. 29 Tahun 2000,
Ttg Penyelenggaraan Jasa
Konsturksi, Pasal 20 ayat
3a(1) dan Pasal 21 ayat 1
Permen PUPERA No.
31/PRT/M/2015 Ttg Standard &
Pedoman Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi & Jasa Konsultansi

Surat dari LKPP


No.3939/D1V.21312015 Tgl 17
Maret 2015 kepada DPN INKINDO
Ttg Penjelasan Mengenai Tata
Lampiran Permen PUPERA Cara Pembayaran Kontrak Lump
No. 31/PRT/M/2015, Buku Sum
Standar JK 04 LS

POHON REGULASI KONTRAK LUMP SUM


35
Mengelola / temukenali proses
Pemilihan Penyedia
 Temukenali dokumen standar yg digunakan
 Temukenali dokumen pemilihannya
 Temukenali proses pra/pasca kualifikasi
 Temukenali syarat dan ketentuan teknis
pekerjaan
 Temukenali proses sanggah
 Temukenali proses pelaksanaan pemilihan
Mengelola /temukenali Risiko Kontrak
• Risiko sebelum kontrak
• Risiko saat penandatanganan kontrak
• Risiko pelaksanaan kontrak
• Risiko pemutusan dan pengakhiran kontrak
• Risiko setelah kontrak berakhir
Pasal 34 Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 :

‘’Kegagalan Bangunan merupakan keadaan bangunan


yang tidak berfungsi, baik secara keseluruhan maupun
sebagian dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan
kesehatan kerja, dan atau keselamatan umum sebagai
akibat kesalahan Penyedia Jasa dan atau Pengguna Jasa
setelah penyerahan akhir pekerjaan konstruksi”.

Dr. HERRY SINURAT, ST. MMT. SH. MH.


KONTR
AK
BILLING
AUDIT
RATE

SEGME
DARUR
N
AT TA PERMASALAH
AN DUNIA PASAR
USAHA JASA
KONSULTANSI
HARM
O- TA TIDAK
NISASI SESUAI
KONTRAK
REGUL
ASI FEE

PERILAKU
DOKUMEN
PINJAM
PALSU
BENDERA

DAN
LAIN2
39
X. HARMONISASI
REGULASI

40
PROSES PENGADAAN
BARANG/JASA

HULU PROSES HILIR


K/L/D/I INSPEKTORAT/
LKPP PA/KPA/PPK/ULP BPK/BPKP

Proses Pemeriksaan Keuangan


Aturan/Regulasi Pengadaaan Perencanaan Penganggaran
Negara

Tatacara/Standar /Sistem Pengadaan Lelang/Seleksi


Pengadaaan Pertanggungjawaban APBN/APBD:
Aspek Administrasi dan Aspek Lap. Keuangan Standar Akutansi
Teknis
Manual/Elektronik Pengadaan
Barang dan Jasa
Penetapan Besaran Kerugian Negara
Manajemen Kontrak

Pelaksanaan Pekerjaan

APAKAH BERBAGAI REGULASI YANG ADA TERKAIT PENGADAAN BARANG DAN JASA INI BAIK DI HULU,
PROSES DAN DI HILIR TELAH SINKRON ATAU HARMONIS SEHINGGA PENGADAAN BARANG DAN JASA
DAPAT BERJALAN DENGAN BAIK DAN BENAR? 41
PROSES PENGADAAN
BARANG/JASA

HULU PROSES HILIR


INSPEKTORAT/
LKPP K/L/D/I BPK/BPKP

Perpres 54/2010 jo Perpres 70/2012 UU JK dan Turunannya UU 17/2003: Keuangan Negara


dan Perubahannya (JASA KONSTRUKSI)
UU 1/2004:
Perka LKPP 14/2012 Petunjuk Teknis
Perbendaharaan Negara
Perpres 70/2012, dll Permen/SE/Perlem, dll
UU 15/2004: Pemeriksaan ats
Regulasi Kementerian Lainnya
Pengeloaan & Tggjwb Keuangan
Atau Non Konstruksi
Negara

UU 15/2006: BPK

42
43
44
USULAN PADA PERPRES PBJ
PEMERINTAH KONSEP USULAN

PRAKTEK SISTEM PELELANGAN MASIH TERTUTUP DAN BOLEH MELIHAT DOK.


1 KOMPETITOR
BELUM TRANSPARAN (READ ONLY)

2
BILLING RATE/REMUNERASI MASIH RENDAH DALAM , MENGHAPUS BUKTI
PENYUSUNAN HPS PAJAK/DAFTAR GAJI

SANKSI DAFTAR HITAM SECARA NASIONAL DAFTAR HITAM HANYA DI


3
SANGAT MEMBERATKAN K/L/D/I

PEMBUKTIAN DOKUMEN MENJADIKAN BIAYA SISTEM INFORMASI


4 TINGGI KINERJA PENYEDIA (SIKAP)

JENIS KONTRAK DAN CARA PEMBAYARAN SERING MODEL KONTRAK SESUAI


5 JENIS
BERMASALAH PADA AUDITOR PEKERJAAN/TERPISAH

PEMBERDAYAAN APARAT
PENGADUAN MASYARAKAT DAN KRIMINALISASI OLEH PENGAWAS INTERN
6
APH PEMERINTAH/ TIDAK LGSG
APH

45
SOLUSI PBJ
PEMERINTAH
1. Menciptakan regulasi pengadaan barang/jasa pemerintah yang
efisien, efektif, terbuka dan kompetitif serta simpel dan sederhana
sehingga menguntungkan bagi para pihak terkait
2. Optimalisasi Penggunaan E-Procurement dengan meminimalisasi
“campur tangan” manusia
3. Membuat standar pengadaan yang memisahkan antara Umum dan
Spesifik tergantung jenis Pengadaan Barang/Jasa (terpisah)
4. Penyedia Jasa yang bertanding bisa mengakses (read only) data
REGULASI PBJ
“kompetitor” untuk bisa menilai kebenaran dokumen Adminstrasi
dan Teknis PEMERINTAH
5. Menerapkan sistem pengadaan dengan E-lelang cepat dan E-seleksi
cepat yang terkoneksi
6. Harmonisasi dan Sinkronisasi Regulasi pengadaan barang/jasa
dengan Undang-undang Terkait lainnya

46
SITUASI
DARURAT
TENAGA AHLI

47
JASA KONSULTANSI BRAIN WARE (OLAH BERSERTIFIKAT
TA (MANUSIA)
BADAN USAHA PIKIR) KEAHLIAN/KUALIFIKASI
MANAGEMEN
PERUSAHAAN
SITUASI TERKINI
DARURAT TENAGA AHLI (TA)
NON - JK JK
TIDAK MEMBERIKAN KEPASTIAN
MASA DEPAN

IKLIM BISNIS KONSULTAN LULUSAN PT TIDAK


SOLUSI KURANG KONDUSIF TERTARIK BEKERJA DI
KONSULTAN
BILLING RATE MASIH SANGAT
RENDAH

PENINGKATAN PERAN DUNIA USAHA KONSULTAN DALAM SETIAP ASPEK PEMBANGUNAN NASIONAL

LINK & MATCH ANTARA BADAN USAHA SEKTOR KONSULTAN DENGAN LEMBAGA PENDIDIKAN/PT

MENINGKATKAN BILLING RATE KONSULTAN DAN KEPASTIAN HUKUM TENTANG BR

MENGADAKAN PELATIHAN AHLI2 MUDA KERJASAMA ASOSIASI DENGAN PEMERINTAH

Kondisi pasar nasional saat ini sangat membutuhkan TA Konsultan yang kompeten dan bersertifikat (+/- 50.000), terutama
terkait Pasar Bebas dan MEA juga pekerjaan Jasa Konstruksi. Tapi tersedia 15.000 bersertifikat?
48
XI. PERMASALAHAN
HUKUM
Konsekuensi Hukum Akibat Hubungan Hukum Antara
Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa

Uji Materiil (Pasal 31 UU No.


14 Tahun 1985 Jo Pasal 31 A
UU No. 5 Tahun 2004)
1. Sanggahan dan Sanggah
TUN (Pasal 1 Butir 5 Jo Pasal
Banding
53 Ayat 1 UU No. 5 Tahun
(Pasal 81 Perpres 54
1986)
Tahun 2010)
Perdata
1. Hubungan hukum SOMASI
(Pasal 118 HIR Jo Pasal 1365
antara pengguna jasa KUHPerdata Jis Wanprestasi)
dan penyedia jasa
2. Keputusan pejabat KPPU Pasal 38 Ayat 1
TUN 2. PERMOHONAN (UU No 5 Tahun 1999)
3. Gugatan/sengketa
4. Judical review
Arbitrase
3. GUGATAN (Pasal…. UU No 30 Th 1999)

Pidana (Pasal 1 butir 24 Jo


4. LAPORAN /PENGADUAN
Pasal 108 KUHAP)

Dr. HERRY SINURAT, ST. MMT. SH. MH.


XII. ASPEK HUKUM DALAM
PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

a. Hk. Administrasi Negara (HAN) /


Hk. Tata Usaha Negara.

b. Hk. Perdata. R4N1


c. Hk. Pidana.

d. Arbitrase & APS Lainnya

Dr. HERRY SINURAT, ST. MMT. SH. MH. 51


YURISDIKSI HUKUM
KONTRAK PEKERJA AN KONSTRUKSI

Persiapan Penetapan penyedia Penandatanganan Berakhirnya


prakontrak Barang /Jasa Kontrak Kontrak

Wilayah Hukum Wilayah Hukum


Administrasi(PTUN) Perdata /(Pengadilan
Negeri/arbitrase)

Wilayah Hukum Pidana Bila ada Suap,Pemalsuan,Penyalahgunaan


wewenang, Kerugian Neraga (Pengadilan Tipikor)
Wilayah Hukum Persaingan Usaha,Bila ada Persengkokolan tender.
Wilayah Ombutsmen Bila ada Mal administrasi
Hubungan kontraktual

Konsultan Luar
Perencana pengadi
Pengg lan
una
Jasa kontraktor DISPUTE
pengadi
lan
Konsultan
Pengawas
DEFINISI ARBITRASE

ARBITRASE adalah cara penyelesaian


suatu sengketa perdata di luar peradilan
umum yang didasarkan pada perjanjian
arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh
para pihak yang bersengketa.

54
Di Indonesia,
Litigation itu
mekanismenya spt ini:

MAHKAMAH AGUNG

PENGADILAN TINGGI

PENGADILAN NEGERI
Bagaimana menurut
UU No. 30/1999 Ttg
Arbitrase & APS?
Arbitrase disebutkan sebagai bagian
dari Alternatif Penyelesaian
Sengketa (APS/ADR), karena
pemahaman dan pelaksanaannya
dalam penyelesaian sengketa telah
mempengaruhi perkembangan
proses yg dipakai dalam APS.
TINDAK PIDANA KORUPSI (TIPIKOR) DAPAT TERJADI
PADA :

1. Proses proses pemilihan penyedia


barang/jasa ( pra kontrak );

2. Proses pelaksanaan kontrak ;

3. Periode berlangsungnya fase kegagalan


bangunan (utk. pekerjaan konstruksi)

Dr. HERRY SINURAT, ST. MMT. SH. MH. 57


PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI PADA
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH :

①Penyedia Barang/Jasa, dan


②Pengelola Kegiatan Pengadaan Barang/Jasa :
a) Pengguna Anggaran.
b) Kuasa Pengguna Anggaran.
c) Pejabat Pembuat Komitmen.
d) Kelompok Kerja ULP/Pejabat pengadaan
e) Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
f) PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan)
Praktik-praktik yang mengakibatkan terjadinya
tindak pidana pada pengadaan barang/jasa
pemerintah :
- Mark-up HPS : menentukan harga HPS terlalu tinggi/mahal
- Mensubkontrakkan seluruh pekerjaan
- Pemborosan Keuangan Negara
- Pengadaan fiktif
- Penunjukan Langsung yang tidak sesuai dengan
peraturan
- Mengurangi kuantitas dan kualitas barang/jasa
- Barang/Jasa yang tidak dapat dimanfaatkan
KEGIATAN YANG SERING BERDAMPAK HUKUM
DALAM PROSES PENGADAAN

DALAM PROSES PRA KONTRAK :


1. Pengaturan pelelangan
2. Sanggahan / pengaduan sampai ke PTUN dan
lembaga penegak hukum lainnya
3. Dokumen lelang yang mengarah
4. Pekerjaan dikerjakan pada tahun anggaran
sebelumnya, dimana dana belum tersedia.
5. Intervensi Atasan
6. Rekayasa dalam proses penunjukan langsung
7. Menggugurkan penawaran terendah yang responsif
8. Keliru dalam melakukan penunjukan langsung, dan
mark up harga satuan.
Dr. HERRY SINURAT, ST. MMT. SH. MH. 60
Lanjutan

DALAM PELAKSANAAN KONTRAK :

1. Pengaturan CCO antara Konsultan Pengawas dengan


Kontraktor
2. Penerimaan cek pada pembayaran uang muka
3. Hasil pekerjaan buruk, Laporan LSM ke Penegak
Hukum
4. Penyesuaian Harga Satuan baru yang di mark up
5. Kelalaian dalam Kegagalan Konstruksi
6. Fiktif dalam pelaksanaan pekerjaan akibat bencana
alam
7. Kekeliruan dalam memenuhi klaim dari kontraktor
8. Mark up dalam perhitungan Eskalasi
9. Pemutusan kontrak secara sepihak
Dr. HERRY SINURAT, ST. MMT. SH. MH. 61
KERUGIAN AKIBAT TINDAK
PIDANA KORUPSI
①Rusaknya reputasi (nama baik) perusahaan
dan/atau pelaku.
②Kerugian fisik dan mental karena ditahan
(apabila terbukti)
③Kerugian finansial untuk membiayai
pengacara dan adanya tuntutan ganti rugi.
XIII. Simulasi
Pelaksanaan Kontrak
Pekerjaan Konstruksi
XIV. Permasalahan Hukum PBJP
Tahun 2010 - 2015

INSTAN
SI Lain-
KEJAKSAAN KPK PTUN KPPU POLISI BANI PN JUMLAH
lain
TAHUN
Tahun
2010 29 24 3 16 9 0 0 2 83
Tahun
2011 55 22 4 29 34 0 4 0 148
Tahun
2012 86 14 2 23 66 0 3 10 204
Tahun
2013 113 16 1 13 161 0 3 10 317
Tahun
2014 194 21 0 18 177 2 3 2 417
Tahun 283 76 10 81 270 0 10 22
2015 537
Sumber : LKPP RI
CONTOH KASUS
1. KASUS A
a. Dakwaan
1). Pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai spesifikasi teknik;
2). Terdapat perbedaan volume dalam RAB dengan as built drawing;
3). Terdapat perbedaan harga satuan pekerjaan antara SNI dengan
harga setempat terkait
dengan bahan dan upah
b. Kerugian Negara sebesar Rp 600 juta
c. Terdakwa
1). Konsultan Pengawas;
2). Pemborong;
3). Pejabat Pembuat Komitmen
d. Penyidik Kejaksaan
e. Saksi Ahli dari Penyidik
1). Fakultas Teknik dari Perguruan Tinggi XX;
2). Ahli Akutansi Forensik dari Fakultas Ekonomi dari Perguruan Tinggi
XX;
CONTOH KASUS

2. KASUS B
a. Terdakwa/Terpidana
1). Kuasa Pengguna Anggaran (Terpidana);
2). Marketing dari Pemborong (Terpidana);
3). Kepala Dinas PU Provinsi selaku PPK (Terdakwa)
4).Pemborong?????????
b. Dakwaan
1). Pelaksanaan Pekerjaan tidak Sesuai Spesifikasi Teknik;
2). Tidak Melibatkan Konsultan Manajemen Kontruksi dan Melakukan Value
Engineering;
3). Tidak Melibatkan Konsultan Perencana, Perencanaan di Swakelola;
4). Gratifikasi;
5). Pengkondisian untuk Pemenang Tertentu (Persengkongkolan/Permufakatan
Jahat)
c. Penyidik KPK
d. Saksi Ahli dari Penyidik
1). Ahli dari KPK;
2). Ahli dari BPK;
e. 1). Kerugian Negara sebesar Rp 55 Milyar juta (BPK)
2). Mengembalikan Kerugian Negara Tanggung Renteng sebesar Rp 45 Milyar
3). Terdakwa Mengembalikan uang Gratifikasi Rp 1,2 Milyar
f. Tuntunan Jaksa Penuntut Umum
1). Dituntut Primair : Pasal 2 (1) Pidana 6 tahun dan 6 bulan;
2). Denda sebesar Rp 1 Milyar, kalau tidak dibayar diganti pidana 6 bulan
Kurungan sebagai pengganti;
3). Membayar Kerugian Negara Sebesar Rp 1 Milyar,kalau tidak membayar
diganti pidana 12 bulan Kurungan;
4). Uang Gratifikasi disita Untuk Negara
5). Tetap dalam Tahanan
g. Putusan Hakim
1). Tidak Terbukti dan Primair: Pasal 2 dan dinyatakan tidak bersalah dan
tidak dipidana;
2). Terbukti Bersalah Subsider: Pasal 3 Dipidana 3 Tahun dan 6 bulan;
3). Denda sebesar Rp 200 Juta, kalau tidak dibayar diganti pidana 6 bulan
kurungan sebagai pengganti;
4). Uang Gratifikasi di Sita untuk Negara;
5). Tetap dalam Tahanan
h. Posisi Saat Sekarang
Jaksa Banding
CONTOH KASUS
3. KASUS C ….. PERDATA
a. Penggugat
1). Pemborong;
b. Tergugat
1). T.I. Pejabat Pembuata Komitmen (PPK);
2). T.II. Kepala Dinas selaku PA
c. Turut Tergugat
1). TT-I. Konsultan Pengawas;
2). TT-II. BPKP
3). TT-III. Gubernur Kepala Daerah
d. Gugatan
1). T-I Menerbitkan SPMK
2). T-I Belum Menyerahkan Gambar dan Lokasi, Terjadi Peristiwa Kompensasi;
3). T-I Wajib Memberi Ganti Rugi dan Perpanjangan Waktu Penyelesaian Pekerjaan;
4). T-I Menyerahkan sebagian besar Gambar dan Lokasi Bertentangan dengan
Dokumen kontrak;
5). Penggugat Seharusnya Menerima UM 20% dari Nilai Kontrak;
6). Jangka Realisasi Pencairan UM terlalu lama;
7). Akibat keterlambatan pemberian sebagian gambar ,lokasi,kekurangan dan
keterlambatan pemberian UM,Membuat pekerjaan tidak dapat diselesaikan Tepat
Waktu;
8). Penggugat Diijinkan Menyelesaikan Pekerjaan Melewati Tahun
Anggaran
9). Keterlambatan Pelunasan Pembayaran Pekerjaan Oleh T-I dan T-II
Merupakan Perbuatan Melanggar Hukum;
10). Keterlambatan Pelunasan Sisa Pembayaran Menimbulkan Kerugian
Kepada Penggugat;
11). Penggugat Dikenakan Denda/Pemotongan Pembayaran Berdasarkan
Audit BPK sebesar
Rp 4.493.608.548,- padahal disebabkan oleh Kesalahan dari T-I dan T-2
12). Penggugat Minta Ganti Rugi, Kerugian Material dan in Material sebesar
Rp 7.238.608.578
SANKSI DALAM KEGIATAN JASA
KONSTRUKSI
 BAGAIMANAKAH ARGUMENTASI AGAR TIDAK TERJERAT :
 PASAL 2 UU TIPIKOR
 PASAL 3 UU TIPIKOR
 BAGAIMANAKAH ARGUMENTASI AGAR TIDAK TERLIBAT PASAL 55 KUUHP
:
 MELAKUKAN
 BERSAMA-SAMA MELAKUKAN
 TURUT SERTA MELAKUKAN
 PERCOBAAN MELAKUKAN
CONTOH KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI
PADA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
XV. KONSTRUKSI TIPIKOR KONTRAK
PEKERJAAN KONSTRUKSI

PENGGUNA JASA KONTRAKTOR

TINDAK PIDANA
KORUPSI

KONSULTAN

Dr. HERRY SINURAT, ST. MMT. SH. MH.


PERAN STAKEHOLDERS
(Criminal Justice System)

PENYELIDIKAN AUDITOR
-Polri
- Kejaksaan
- KPK

PENYIDIKAN
-Polri
- Kejaksaan
- KPK

PENUNTUTAN
-Kejaksaan
- KPK

PERSIDANGAN
- Pengadilan TIPIKOR
AHLI / LKPP

Dr. HERRY SINURAT, ST. MMT. SH. MH.


BAGAN PROSES HUKUM PIDANA
KORUPSI

PENYIDIKAN
- Penetapan
Tersangka
(Kemungkinan PENUNTUTAN
PENYELIDIKAN - Pembelaan
penahanan)
- Identifikasi untuk menentukan - Sanksi yang meringankan
apakah ada unsur PMH - Audit Kerugian - Putusan
- Pulbaket dan Puldata
Keuangan Negara Bebas murni
- Pemanggilan saksi-saksi Bebas Bersyarat
oleh BPKP Terpidana
- Petunjuk Lain
- Perhitungan dari lembaga - Pemanggilan saksi-
pendidikan
saksi
- Gelar perkara
- Penggeledahan
- Meminta
keterangan saksi
ahli

Dr. HERRY SINURAT, ST. MMT. SH. MH.


. UU 30/2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
. Inpres 01/2015 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PBJP
. Inpres 01/2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK
STRATEGIS NASIONAL
. Perpres 03/2016

1.Pejabat yang diberi kewenangan untuk menyelenggarakan


fungsi pemerintahan disebut : Pejabat Pemerintahan
2. Diskresi adalah Keputusan dan/atau Tindakan yg
ditetapkan dan/atau dilakukan oleh Pejabat Pemerintahan
untuk mengatasi persoalan konkret yang dihadapi dalam
penyelenggaraan pemerintahan dalam hal peraturan
peundang-undangan yang memberikan pilihan, tdk
mengatur, tdk lengkap atau tdk jelas, dan/atau adanya
stagnasi pemerintahan ..Pasal 1 angka 9
3.Apabila terdapat penyimpangan /penyalahgunaan
wewenang, penyelesaian permasalahannya mendahulukan
proses administrasi pemerintahan
No Jenis Kesalahan Contoh Waktu
Penyelesaian
1 Administrasi, Kesalahan administrasi 10 hari Kerja
tidakmenimbulkan pemilihan penyedia B/J:
kerugian negara . Dokumen Lelang tidak lengkap.
. Penetapan organ pengadaan.
. Penetapan Pemenang.
. Tidak membuat adendum.

2. Administrasi, Tidak melakukan sita jaminan. 10 Hari Kerja


menimbulkan Tidak mengenakan denda
kerugian keuangan keterlambatan.
negara. Melakukan pembayaran
prestasi tidak sesuai dengan
progress pekerjaan.
Tidak melakukan pemutusan
kontrak.
JENIS KESALAHAN DAN PENYELESAIAN PERMASALAHAN

NO Jenis kesalahan contoh Waktu


Penyelesai
an
3 Tindak pidana, . Gratifikasi Sesuai
tidak bersifat . Suap dengan
administratif . OTT hukum
acara
BAGAN PENGADUAN & PENYELESAIAN
MASALAH
NGO/LSM APH
(KEJAKSAAN K/L/D/I APIP
&
KEPOLISIAN)
5 Hari 30 Hari 10 Hari
1. DUMAS 2. Diteruskan

3. Indikasi
penyalahgunaan
wewenang 4. Penyelesaian
masalah

t:5 hari t: 35 hari t:45 hari

5 Hari

5. Penyampaian/laporan hasil

t:50 hari
1. DELAPAN PERINTAH PRESIDEN

82
2. TELEGRAM KABARESKIM POLRI

83
84
3. SURAT EDARAN KETUA MAHKAMAH AGUNG
RI
Nomor : 04/Bua.6/Hs/SP/XII/2016
SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG (SEMA)
Nomor 4 Tahun 2016
TENTANG
PEMBERLAKUAN RUMUSAN HASIL RAPAT PLENO KAMAR
MAHKAMAH AGUNG TAHUN 2016 SEBAGAI PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS BAGI
PENGADILAN

RUMUSAN HUKUM RAPAT PLENO KAMAR MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016
HURUF A BUTIR 6 MENYEBUTKAN:
Instansi yang berwenang menyatakan ada tidaknya kerugian keuangan
Negara adalah Badan Pemeriksa Keuangan yang memiliki kewenangan
konstitusional sedangkan instansi lainnya seperti Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan/ Inspektorat/Satuan Kerja Perangkat Daerah
tetap berwenang melakukan pemeriksaan dan audit pengelolaan keuangan
Negara namun tidak berwenang menyatakan atau men-declare adanya
kerugian keuangan Negara. Dalam hal tertentu Hakim berdasarkan fakta
persidangan dapat menilai adanya kerugian Negara dan besarnya kerugian
Negara;

85
SOLUSI

1. Pemeriksaan oleh Auditor harusnya mengacu pada


Kontrak Kerja antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa
2. Harmonisasi dan Sikronisasi Regulasi yang digunakan
Auditor dengan Regulasi Pengadaan Barang/Jasa dan
Regulasi Terkait Lainnya (Untuk menghindari “Gagal
Paham”)
3. SOP Pemeriksaan disosialisasikan kepada Penyedia Jasa
dan Pihak Pengguna Jasa termasuk bila ada perubahan- PEMERIKSAAN
KEUANGAN
perubahannya
NEGARA
4. Selama dalam masa pemeriksaan oleh Auditor, atau (AUDIT)
selama bilamana ada kerugian negara yang telah
diselesaikan secara perdata atau dipertanggungjawabkan
oleh Penyedia Jasa maka Aparat Penegak Hukum (APH)
tidak boleh intervensi atau masuk dalam permasalahan
tersebut (Baca 8 Instruksi Presiden Jokowi & Surat
Kabareskim Polri)
86
UU NO. 2 TAHUN 2017
TENTANG JASA KONSTRUKSI

PENEGAKAN HUKUM KONTRAK PEKERJAAN


KONSTRUKSI PADA FASE KONTRAKTUAL
(PENANDATANGANAN KONTRAK S/D FHO)
MERUPAKAN HUBUNGAN KEPERDATAAN, JADI
APARAT PENEGAK HUKUM TIDAK BISA
MELAKUKAN INTERVENSI, KECUALI;

- ADA KERUGIAN BENDA & JIWA


- OTT, SUAP & GRATIFIKASI.
SEMOGA BIMTEK SOSIALISASI UU
JASA KONSTRUKSI INI BERMANFAAT
UTK MENAMBAH WAWASAN
MANAJEMEN & RISIKO HUKUM
KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI
DILINGKUNGAN DINAS
PERUMAHAN RAKYAT & KAWASAN
PERMUKIMAN PEMERINTAH ACEH
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai