Anda di halaman 1dari 35

PELAPORAN LKPM

BAGI PELAKU USAHA

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan


Penanaman Modal
Kementerian Investasi/BKPM
Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

Peraturan BKPM No. 5 Tahun 2021


tentang Pedoman dan Tata Cara Pengawasan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko

Pengawasan rutin melalui Laporan Pelaku Usaha dilakukan atas laporan yang
disampaikan oleh Pelaku Usaha kepada BKPM, DPMPTSP provinsi, DPMPTSP
kabupaten/kota, administrator KEK, dan/atau badan pengusahaan KPBPB yang
memuat perkembangan kegiatan usaha
DASAR HUKUM KEWAJIBAN PENYAMPAIAN LKPM
Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
Pasal 15 :
‘Setiap penanam modal berkewajiban membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan
menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal.’

Peraturan BKPM No. 5 Tahun 2021


tentang Pedoman dan Tata Cara Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko
Pasal 32 ayat (1):
Pasal 5 huruf c : Pelaku Usaha wajib menyampaikan LKPM untuk setiap
bidang usaha dan/atau lokasi.
Setiap Pelaku Usaha
berkewajiban: Pasal 32 ayat (2):
menyampaikan LKPM Penyampaian LKPM dilakukan secara daring melalui
sistem OSS
PRINSIP PENYAMPAIAN LKPM
What? Who? When?

Peraturan BKPM Nomor 5/2021 Pelaku Usaha besar dan menengah


Pasal 32 ayat (4): menyampaikan LKPM setiap 3 (tiga)
LKPM adalah laporan mencakup a. Pelaku usaha kecil Rp 1 – 5 bulan (triwulan) dengan batas
realisasi Penanaman Modal, realisasi miliar (per semester); penyampaian:
tenaga kerja, realisasi produksi b. Pelaku Usaha menengah • LKPM triwulan I: 10 April;
termasuk nilai ekspor, kewajiban Rp 5 – 10 miliar dan • LKPM triwulan II: 10 Juli;
kemitraan dan kewajiban lainnya Pelaku Usaha > Rp 10 miliar • LKPM triwulan III: 10 Oktober;
terkait pelaksanaan Penanaman besar (per triwulan). • LKPM triwulan IV: 10 Januari tahun
Modal yang disampaikan oleh Pelaku berikutnya.
Usaha orang perseorangan, dan
badan usaha. Pelaku Usaha kecil wajib
menyampaikan LKPM setiap 6 (enam)
bulan (semester) dengan batas
penyampaian:
• LKPM semester II: 10 Januari tahun
berikutnya.
• LKPM semester I: 10 Juli;
KEWENANGAN PEMANTAUAN LKPM
Pasal 35 Peraturan BKPM No. 5 Tahun 2021
tentang Pedoman dan Tata Cara Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

DPMPTSP PROVINSI, DPMPTSP


KEMENTERIAN INVESTASI/BKPM KABUPATEN/KOTA, ADMINISTRATOR KEK,
BADAN PENGUSAHAAN KPBPB
atas LKPM Pelaku Usaha PMA dan PMDN
dengan skala usaha Menengah dan Besar sesuai atas LKPM Pelaku Usaha PMDN dengan skala
kewenangannya usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Besar sesuai
kewenangannya

Verifikasi dan evaluasi dilakukan terhadap perkembangan realisasi Penanaman Modal yang dicantumkan dalam LKPM
atas Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
JENIS LKPM BERDASARKAN SKALA USAHA

LKPM UMK LKPM NON UMK


▪ Pelaku usaha skala mikro ▪ Pelaku Usaha skala
atau kecil dengan nilai modal menengah Rp 5 – 10 miliar.
usaha ≤5 miliar. ▪ Pelaku Usaha skala besar>
▪ LKPM disampaikan per Rp 10 miliar.
semester. ▪ LKPM disampaikan per
▪ LKPM tidak terbagi atas tahap triwulan.
konstruksi dan produksi/operasi ▪ LKPM terbagi atas tahap
komersial. konstruksi dan produksi/operasi
komersial.
SANKSI ADMINISTRATIF
Peringatan Tertulis Dikenakan bagi Pelaku Usaha yang melakukan pelanggaran ringan, salah
satunya karena:
• Tidak menyampaikan LKPM selama 2 (dua) periode berturut-turut
• Menyampaikan LKPM pertama kali tanpa ada nilai tambahan realisasi
investasi selama 4 (empat) periode berturut-turut dengan nilai realisasi
nihil

Penghentian Sementara Dikenakan apabila Pelaku Usaha tidak memenuhi kewajiban atas sanksi
pelanggaran ringan

Pencabutan Perizinan
Dikenakan apabila Pelaku Usaha tidak memenuhi kewajiban atas sanksi
Berusaha dan/atau
pelanggaran sedang
kegiatan usaha

TENGGAT WAKTU SANKSI


DAPAT DIKENAKAN SECARA BERJENJANG • Peringatan Pertama (30 hari kerja)
• Peringatan Kedua (15 hari kerja)
• Peringatan Ketiga (10 hari kerja)
Sanksi dinyatakan gugur bila memenuhi
kewajiban dan memberikan tanggapan ke • Penghentian Sementara (30 hari kerja)
sistem OSS. Apabila tidak, akan diberikan • Pencabutan Perizinan Berusaha dan/atau
sanksi administratif selanjutnya kegiatan usaha
SimulasiLKPM Online
Tahap Persiapan: Hak Akses LKPM Online

SPIPISE OSS

https://lkpmonline.bkpm.go.id

Hak akses LKPM online dikirimkan


Hak akses LKPM online yang dimiliki Hak akses OSS dapat langsung
bersamaan dengan hak akses OSS setelah
Pelaku Usaha sebelum melakukan digunakan untuk melaporkan LKPM
Pelaku Usaha melakukan pendaftaran pada
pendaftaran OSS tetap berlaku. pada laman OSS (https://oss.go.id)
laman OSS (https://oss.go.id).

Apabila Pelaku Usaha lupa username atau password, dapat mengirimkan e-mail ke helpdesk.spipise@bkpm.go.id dengan
melampirkan:
a) Surat permohonan yang ditandatangani Direksi;
b) Identitas Direksi (KTP/Paspor);
c) Akta susunan direksi terakhir;
d) Jika diwakilkan, maka harus melampirkan urat kuasa asli bermeterai cukup dari Direksi, dilengkapi identitas diri (KTP/Paspor)
dari penerima kuasa.
Tahap Persiapan: Dokumen Data Pendukung untuk Pengisian Data LKPM

1. Bagi Perusahaan Tahap Konstruksi 2. Bagi Perusahaan Tahap Produksi


(Belum Berproduksi Komersial) (Sudah operasional/produksi komersial)
Data keuangan /pengeluaran: a. mengisi form pernyataan siap berproduksi
1) Pembelian dan pematangan tanah komersial SEBELUM dapat mengisi LKPM tahap
2) Pembangunan gedung produksi komersial
3) Pembelian mesin dan komponen/suku cadang b. Data keuangan/pengeluaran:
4) Lain-lain : seluruh biaya operasional termasuk gaji 1) Modal tetap, terdiri dari : tanah, gedung,
karyawan, biaya sewa bangunan, dll mesin, dan lain-lain
2) Modal kerja
3) Realisasi Produksi
3. Umum
4) Kewajiban perusahaan:
a. Tambahan tenaga kerja
• Kemitraan Pelatihan TKI pendamping
1) TKI – Tambahan TKI – Laki-laki dan perempuan, tenaga
• CSR
kerja kontraktor/pihak ketiga
• Kewajiban pengelolaan lingkungan –
2) TKA – RPTKA, IMTA, Data pelatihan khusus TKI
UKL-UPL/AMDAL/Izin lingkungan
pendamping yang akan menggantikan jabatan TKA
Kewajiban Divestasi
b. Dokumen terkait permasalahan yang dihadapi termasuk
• BPJS Ketenagakerjaan
dokumen updatenya.
• Lain-lain (jika dipersyaratkan)
c. LKPM sebelumnya (bila ada)
Login melalui laman OSS: oss.go.id

Masukkan username dan password OSS.


Halaman beranda OSS

Pilih menubar: “PELAPORAN LKPM”


Halaman Pelaporan LKPM

Pilih perusahaan dan klik tombol “Proses Pelaporan LKPM”.


Setelah itu, klik tombol “Proses” pada pengecekan LKPM online.
OSS akan otomatis mengarahkan ke sistem LKPM online.
Login melalui laman LKPM Online: lkpmonline.bkpm.go.id

Masukkan username dan password LKPM Online.


Halaman LKPM Online

Semua LKPM
yang telah
dibuat oleh
Pelaku Usaha
terekam di
halaman
beranda.

Pengertian masing-masing status :


1. Draft : LKPM belum terkirim, masih dapat diubah dan dihapus;
2. Terkirim ke BKPM : LKPM telah dikirim dan akan diverifikasi;
3. Perlu Perbaikan : LKPM telah diverifikasi dan harus diperbaiki oleh Pelaku Usaha;
4. Sudah diperbaiki : LKPM telah diperbaiki oleh perusahaan dan dikirim kembali;
5. Disetujui : LKPM telah diverifikasi dan penginputan LKPM dinyatakan benar.
Tahap Konstruksi

Tahap konstruksi/belum komersial adalah tahapan dimana Pelaku Usaha masih melakukan persiapan usaha
(pengurusan izin dan pembangunan/konstruksi), belum berproduksi komesial/operasional, serta belum
mendapatkan omset perusahaan.

Pilih “Tahap Konstruksi/Belum Komersial”. Setelah itu, klik tombol “Tambah LKPM Baru”.
Halaman 1: Pelaporan LKPM Tahap Konstruksi

Apabila perusahaan
memiliki NIB untuk proyek
yang sama dengan Izin
Prinsip, maka LKPM yang
dilaporkan hanya atas NIB
saja untuk menghindari
double counting.

Pilih KBLI dan lokasi proyek yang akan dilaporkan. Setelah itu, klik tombol “Lanjut”.
Halaman 2: Pelaporan LKPM Tahap Konstruksi

Realisasi investasi merupakan biaya pengeluaran riil yang dibelanjakan untuk merealisasikan proyeknya.
Pencatatan nilai realisasi investasi berdasarkan nilai perolehan.

Isi kolom “Aktualisasi/Realisasi” dengan nilai tambahan realisasi investasi pada periode pelaporan.
Klik tombol “Ubah”untuk mengubah nilai total realisasi investasi.
Halaman 2: Pelaporan LKPM Tahap Konstruksi

Biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan termasuk biaya pematangan tanah (land
clearing, cut and fill, dan lain-lain).

Biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan bangunan pabrik, gudang dan prasarana
yang ada dalam lokasi proyek, biaya konsultan desain, pembangunan jalan permanen
di dalam lokasi proyek, fasum, fasus.
MODAL
TETAP
Biaya yang dikeluarkan atas barang tersebut untuk pembelian mesin dan suku cadang
(spareparts), baik yang diimpor maupun pembelian lokal, termasuk peralatan
pencegahan pencemaran lingkungan.

Biaya yang dikeluarkan untuk alat angkutan, peralatan kantor, inventaris kantor, maupun
biaya studi kelayakan, perizinan, biaya survey, sewa lahan/gedung, serta seluruh modal
kerja yang mencakup biaya operasional (listrik, air, telepon), gaji/upah karyawan, dan biaya
overhead perusahaan selama perusahaan belum siap berproduksi komersial.

Biaya pengeluaran untuk bahan baku/penolong, gaji/upah karyawan, dan biaya overhead MODAL
pada saat akan/siap melakukan produksi komersial. Modal kerja hanya diisi sekali ketika
perusahaan sudah siap berproduksi komersial.
KERJA
Halaman 2: Pelaporan LKPM Tahap Konstruksi

Isi kolom realisasi mesin dan peralatan apabila ada pengeluaran riil pada periode pelaporan. Kolom tambahan
tenaga kerja diisi apabila ada tambahan penyerapan tenaga kerja pada periode pelaporan.
Halaman 2: Pelaporan LKPM Tahap Konstruksi

Pengadaan dalam negeri, yaitu nilai realisasi pengadaan


mesin/peralatan yang dibuat/dibeli dari dalam negeri.
REALISASI MESIN/
PERALATAN
Impor atau pengadaan dari luar negeri, yaitu nilai realisasi
pengadaan mesin/peralatan dari luar negeri, baik yang
menggunakan fasilitas pabean atau tanpa menggunakan
fasilitas pabean dari BKPM.

Data tenaga kerja yang dilaporkan adalah tambahan TENAGA


penyerapan tenaga kerja pada periode pelaporan, bukan KERJA
tenaga kerja existing.
Halaman 2: Pelaporan LKPM Tahap Konstruksi

Kolom permasalahan dapat diisi dengan permasalahan yang dihadapi oleh Pelaku Usaha.

Data Penanggung Jawab LKPM diisi dengan identitas penanggung jawab yang mengisi LKPM, bukan data direksi. Klik tombol
“Kirim” untuk submit LKPM. Notifikasi penerimaan ataupun perbaikan LKPM akan dikirim otomatis ke email penanggung jawab
tersebut.
Halaman Beranda LKPM Online

LKPM yang telah dibuat oleh Pelaku Usaha akan terekam di halaman beranda. Klik “Data LKPM” untuk melihat print out
LKPM yang telah dibuat. Apabila verifikator membutuhkan klarifikasi atas data yang diinput, maka verifikator akan mengisi
kolom “Catatan perbaikan” pada saat melakukan verifikasi. Kolom “Catatan perbaikan” dapat dilihat oleh Pelaku Usaha
pada LKPM dengan status perlu perbaikan. Klik “Edit” untuk melakukan perbaikan data isian LKPM dan Pelaku Usaha dapat
memberikan feedback pada kolom “Tanggapan”.
Pernyataan Siap Berproduksi Komersial

Pernyataan siap berproduksi komersial diisi jika Pelaku Usaha sudah siap/telah berproduksi komersial/operasional. Pernyataan
siap berproduksi komersial bukan hanya berlaku bagi Pelaku Usaha yang menghasilkan produk barang saja, namun seluruh Pelaku
Usaha yang telah selesai dalam tahap pembangunan/konstruksi. LKPM tahap produksi dapat diisi setelah Pelaku Usaha mengisi
pernyataan siap berproduksi pada sistem LKPM Online.
Halaman Pernyataan Siap Berproduksi

Pilih KBLI dan lokasi proyek yang siap/telah berproduksi komersial. Klik “Isi Form”.
Halaman Pernyataan Siap Berproduksi

Pernyataan dibuat oleh Direksi. Setelah menyetujui, Pelaku Usaha dapat lanjut ke pelaporan LKPM tahap produksi.
Tahap Produksi

Tahap produksi/sudah komersial adalah tahapan dimana Pelaku Usaha telah melakukan produksi
komersial atau operasional atas barang/jasa, memasarkan barang/jasa tersebut, serta telah
mendapatkan omset perusahaan.

Pilih “Tahap Produksi/Sudah Komersial ”. Setelah itu, klik tombol “Tambah LKPM Baru”.
Halaman 1: Pelaporan LKPM Tahap Produksi

Tahap produksi/sudah komersial adalah tahapan dimana Pelaku Usaha telah melakukan produksi
komersial atau operasional atas barang/jasa, memasarkan barang/jasa tersebut, serta telah
mendapatkan omset perusahaan.

Pilih “Tahap Produksi/Sudah Komersial ”. Setelah itu, klik tombol “Tambah LKPM Baru”.
Halaman 2: Pelaporan LKPM Tahap Produksi

Isi kolom tambahan realisasi investasi dan tambahan realisasi barang dan bahan sesuai dengan pengeluaran riil
di lapangan pada periode pelaporan.
Halaman 2: Pelaporan LKPM Tahap Produksi

• Setelah produksi komersial, tidak ada lagi tambahan modal tetap kecuali ada
perubahan data realisasi yang sudah dilaporkan. Komponen modal tetap yang dicatat
MODAL TETAP adalah nilai perolehan atas pembelian capital expenditure (capex) berupa tanah,
bangunan, ataupun pembelian mesin produksi.

• Komponen modal kerja diisi apabila ada tambahan nilai realisasi pengeluaran bahan
MODAL KERJA baku/penolong, pembelian spareparts/suku cadang, gaji/upah karyawan dan biaya
overhead perusahaan untuk satu turn over.

• Realisasi mesin/peralatan didapat dari nilai perolehan pembelian mesin produksi pada
REALISASI komponen realisasi investasi modal tetap.
• Realisasi barang dan bahan dicatat dari nilai perolehan pembelian bahan
BARANG & baku/penolong pada komponen realisasi modal kerja.
BAHAN • Realisasi komponen/suku cadang dicatat dari nilai perolehan pembelian
spareparts/suku cadang pada komponen realisasi modal kerja.
Halaman 2: Pelaporan LKPM Tahap Produksi

Kolom tambahan tenaga kerja diisi apabila ada tambahan penyerapan tenaga kerja pada periode pelaporan. Kolom
permasalahan dapat diisi dengan permasalahan yang dihadapi oleh Pelaku Usaha.
Halaman 2: Pelaporan LKPM Tahap Produksi

Isi data realisasi produksi barang/jasa yang dipasarkan sesuai dengan kondisi riil di lapangan. Apabila barang yang
diproduksi diekspor, maka isi nilai ekspor atas barang tersebut. Kewajiban kemitraan maupun pelatihan tenaga
kerja diisi apabila ada.
Halaman 2: Pelaporan LKPM Tahap Produksi

Isi data kewajiban CSR dan pengelolaan lingkungan. Data Penanggung Jawab LKPM diisi dengan identitas penanggung
jawab yang mengisi LKPM, bukan data direksi. Klik tombol “Kirim” untuk submit LKPM. Notifikasi penerimaan ataupun
perbaikan LKPM akan dikirim otomatis ke email penanggung jawab tersebut.
Halaman Beranda LKPM Online

LKPM yang telah dibuat oleh Pelaku Usaha akan terekam di halaman beranda. Klik “Data LKPM” untuk melihat print out LKPM
yang telah dibuat. Apabila verifikator membutuhkan klarifikasi atas data yang diinput, maka verifikator akan mengisi kolom
“Catatan perbaikan” pada saat melakukan verifikasi. Kolom “Catatan perbaikan” dapat dilihat oleh Pelaku Usaha pada LKPM
dengan status perlu perbaikan. Klik “Edit” untuk melakukan perbaikan data isian LKPM dan Pelaku Usaha dapat memberikan
feedback pada kolom “Tanggapan”.

Anda mungkin juga menyukai