Anda di halaman 1dari 19

Pandemi virus corona (Covid-19) menyebar cepat di sejumlah negara, termasuk

Indonesia. Guna mengatasi Covid-19 makin meluas, pemerintah mengimbau masyarakat


dan pelaku bisnis untuk menjalankan aktivitas di rumah dan menghindari kerumunan
massa (physical distancing)

Sejumlah perusahaan pun mengikuti aturan tersebut guna mencegah penyebaran virus
terutama di lingkungan kerja.

Suzuki juga menunda bepergian keluar negeri baik dari perusahaan maupun pribadi,
serta menunda dan mengevaluasi kebijakan bepergian ke luar kota. Perusahaan
memberikan beberapa pedoman dalam menggunakan fasilitas umum dan transportasi
umu

Di samping itu, perusahaan meninjau kembali aktivitas meeting dan meeting dengan
beberapa parameter spesifik yang ditentukan, menunda semua training, gathering dan
event Sebagai pencegahan, Suzuki menerapkan scan suhu tubuh karyawan dan
pengunjung di fasilitas Suzuki. Perusahaan juga menyediakan kelengkapan (alat cuci
tangan, hand Sanitizer dan training menjaga kesehatan). Untuk meningkatkan imunitas,
kami memulai dengan senam setiap pagi sebelum memulai kerja di kantor.

Langkah strategis HC & GA bagi karyawan di tengah pandemi?


Di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, hal yang paling utama
atau paling kuat yang dialami setiap orang adalah rasa khawatir atau
cemas atas adanya Covid-19. Sementara dari sisi karyawan mungkin
akan bertanya-tanya perihal kondisi saat ini dampaknya apa ya
terhadap Akseleran? Perusahaannya akan tetap berjalan atau tidak ya?
Lalu kita akan tetap bekerja di Akseleran atau tidak ya? Nah, rasa
khawatir itupun tentu muncul di benak karyawan. Belum lagi jika kerja
dari rumah harus membagi waktu dengan membantu orang rumah,
karena pasti akan ada saja aktivitas yang akan mengganggu fokus
karyawan saat work from home.

Menjawab pertanyaan-pertanyaan atau rasa khawatir karyawan,


Akseleran terus melakukan komunikasi dengan cara mengadakan
town hall meeting seluruh karyawan yang disampaikan oleh
manajemen, baik disampaikan terkait pencapaian Akseleran,
tantangan terbesar Akseleran dan solusi-solusi dari manajemen dalam
menghadapi kondisi seperti sekarang. Hal itu membuat karyawan
menjadi tenang dan tidak khawatir karena semua sudah dijelaskan
secara jelas oleh manajemen.

Kemudian aktivitas berkumpul dengan teman kerja sebagai


penghilang penat seperti main bareng atau makan siang bareng yang
tidak melulu membicarakan soal kerjaan, saat ini sudah tidak bisa
dilakukan karena kita semua bekerja dari rumah. Dari situ, tim HCGA
memikirkan bagaimana caranya agar tetap bisa melakukan hal serupa
meski bekerja dari rumah? Maka saat ini tim HCGA melakukan
engagement activity minimal 1 bulan sekali, baik sharing pengetahuan
maupun hal lainnya yang tidak melulu soal kerjaan.

Contoh yang pernah Akseleran lakukan adalah acara buka puasa


bersama secara virtual dan perayaan 17 Agustus. Namun yang
berbeda pada perayaan tersebut yang biasanya diakhiri dengan
makan-makan bersama tapi kali ini tidak, namun hanya makan di
rumah masing-masing. Meski demikian, perlombaan dan kuis-kuis
serta hadiah-hadiah tetap ada.

1. Perbedaan mencolok dari sebelum pandemi hingga saat ini


sedang menghadapi pandemi?
Perbedaan paling mencolok pasti mengenai interaksi dengan
karyawan-karyawan lain, karena jika selama ini ketika bekerja di kantor
sesama karyawan bisa interaksi langsung tetapi karena adanya
pandemi Covid-19 hanya bisa dilakukan secara virtual baik formal
maupun informal.

Pertemuan atau meeting formal yang dimaksud adalah seperti


meeting atau diskusi selama pandemi Covid-19 dilakukan secara
virtual. Lalu pertemuan informal misalnya ingin bertanya atau
mengobrol dengan teman kerja atau bahkan mengucapkan selamat
ulang tahun sesama karyawan lalu tiup lilin yang sebelumnya
dilakukan dengan mengunjungi meja teman, tetapi saat ini hanya bisa
secara virtual. Kedua hal itulah yang sangat mencolok perbedaannya.

Ditambah lagi, yang biasanya makan siang bareng karena di Akseleran


disediakan makan siang bagi setiap karyawan dan di meja makan
selalu ramai, tetapi sekarang hanya makan di rumah masing-masing.

2. Langkah strategis HC & GA bagi karyawan di tengah pandemi?


Di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, hal yang paling utama
atau paling kuat yang dialami setiap orang adalah rasa khawatir atau
cemas atas adanya Covid-19. Sementara dari sisi karyawan mungkin
akan bertanya-tanya perihal kondisi saat ini dampaknya apa ya
terhadap Akseleran? Perusahaannya akan tetap berjalan atau tidak ya?
Lalu kita akan tetap bekerja di Akseleran atau tidak ya? Nah, rasa
khawatir itupun tentu muncul di benak karyawan. Belum lagi jika kerja
dari rumah harus membagi waktu dengan membantu orang rumah,
karena pasti akan ada saja aktivitas yang akan mengganggu fokus
karyawan saat work from home.

Menjawab pertanyaan-pertanyaan atau rasa khawatir karyawan,


Akseleran terus melakukan komunikasi dengan cara mengadakan
town hall meeting seluruh karyawan yang disampaikan oleh
manajemen, baik disampaikan terkait pencapaian Akseleran,
tantangan terbesar Akseleran dan solusi-solusi dari manajemen dalam
menghadapi kondisi seperti sekarang. Hal itu membuat karyawan
menjadi tenang dan tidak khawatir karena semua sudah dijelaskan
secara jelas oleh manajemen.

Kemudian aktivitas berkumpul dengan teman kerja sebagai


penghilang penat seperti main bareng atau makan siang bareng yang
tidak melulu membicarakan soal kerjaan, saat ini sudah tidak bisa
dilakukan karena kita semua bekerja dari rumah. Dari situ, tim HCGA
memikirkan bagaimana caranya agar tetap bisa melakukan hal serupa
meski bekerja dari rumah? Maka saat ini tim HCGA melakukan
engagement activity minimal 1 bulan sekali, baik sharing pengetahuan
maupun hal lainnya yang tidak melulu soal kerjaan.

Contoh yang pernah Akseleran lakukan adalah acara buka puasa


bersama secara virtual dan perayaan 17 Agustus. Namun yang
berbeda pada perayaan tersebut yang biasanya diakhiri dengan
makan-makan bersama tapi kali ini tidak, namun hanya makan di
rumah masing-masing. Meski demikian, perlombaan dan kuis-kuis
serta hadiah-hadiah tetap ada.

Baca Juga:
Rahasia Sukses Akseleran Tekan NPL di Bawah 0,3%
Kenali 33 Fintech Lending Berizin OJK dari 157 yang terdaftar
Punya Uang Lebih, Pilih Ditabung atau Diinvestasikan?

3. Mengenai rapid test bagi karyawan, bagaimana di Akseleran?


Secara reguler Akseleran sudah mengadakan rapid test kepada
karyawan sebanyak 2x. Tetapi rapid test ini tidak bisa diberikan
kepada seluruh karyawan mengingat Akseleran kondisinya 100%
bekerja dari rumah. Sehingga yang diutamakan melakukan rapid test
adalah karyawan yang pekerjaannya mengharuskan untuk mobile. Di
sisi lain, Akseleran pun menerapkan protokol kesehatan ketat, yang
mana jika ada karyawan yang ingin ke kantor tidak diperkenankan
menggunakan kendaraan umum.

4. Jika pandemi ini terus berlangsung apa yang akan dijalani


karyawan Akseleran?
Fokus Akseleran saat ini adalah bagaimana caranya karyawan
Akseleran tetap sehat, tidak hanya karyawan tetapi keluarganya juga,
maka pelaksanaan bekerja dari rumah pun tidak akan berhenti hingga
September atau Oktober. Akseleran menjalani kegiatan bekerja dari
rumah hingga benar-benar kasus Covid-19 menurun atau hingga
vaksin telah ditemukan. Karena jika semakin banyak mobilitas di luar
maka tingkat saling menulari akan tinggi. Misalkan terdapat karyawan
yang ingin ke kantor, hanya untuk hal-hal yang mendesak dan tidak
bisa dilakukan secara virtual. Misalkan butuh tanda tangan basah
maka harus ketemu, tetapi jika seperti meeting atau pertemuan
lainnya hanya dilakukan secara virtual. Sehingga Akseleran benar-
benar meminimalisirkan keluar rumah bagi setiap karyawannya.

Kedua adalah bagaimana cara maintenance semangat karyawan


hingga tahun depan? Misalnya membuat program-program seperti
yang sudah dijalani selama ini yakni town hall meeting dan
pengembangan skill atau pengetahuan yang dilakukan oleh tim HCGA
maupun mengikuti webinar-webinar lainnya.

5. Bagaimana mencari karyawan baru yang terbaik di tengah


pandemi?
Sebenarnya walaupun di masa pandemi Akseleran ada beberapa
posisi yang dibutuhkan, tetapi bukan berarti di masa pandemi ini
Akseleran menurunkan kualitas. Agar mendapatkan SDM yang
berkualitas adalah tim HC sendiri harus paham proses bisnis di
Akseleran seperti apa? Corporate Value yang dimiliki Akseleran seperti
apa? Sehingga nantinya kita akan mendapatkan karyawan yang tidak
hanya bagus dari teknikal skill tapi juga sesuai dengan corporate value
Akseleran.

Kedua, Akseleran ingin meningkatkan program employee branding.


Hal ini supaya para pencari kerja mengenal Akseleran perusahaan
seperti apa? Lingkungan kerja di Akseleran seperti apa? Harapannya
dengan hal ini makin jalani, nantinya tidak hanya semakin banyak
aplikan yang melamar tapi juga yang melamar adalah orang-orang
yang benar-benar ingin bekerja di Akseleran dan sesuai keinginannya.
Berikutnya adalah meningkatkan skill interview kandidat.

6. Total karyawan saat ini dan akan tambah berapa hingga akhir
tahun?
Saat ini total karyawan Akseleran sudah mencapai 158 orang. Hingga
akhir tahun Akseleran belum ada angka yang pasti untuk mencari
berapa lagi? Tetapi dengan kondisi sekarang ini,, fokus utamanya
adalah bukan hanya rekrutmen tetapi bagaimana cara maintenance
dengan meningkatkan skill dan knowledge karyawan supaya lebih
adaptif dan gigih dalam menghadapi kondisi atas tantangan yang ada
saat ini. Lalu membuat program agar tingkat turnover di Akseleran
tidak tinggi, jadi kita mau optimalkan yang ada saat ini

Salah satu cara mengoptimalkan SDM yang ada adalah memberikan


kesempatan karyawan untuk mengikuti webinar-webinar atau training
secara virtual dengan berbagai macam topik dan materi. Terlebih di
masa pandemi seperti sekarang ini biaya-biayanya pun affordable,
sehingga hal ini sangat bagus untuk upgrade skill dan knowledge
karyawan saat ini.

Selama pandemi, perusahaan perlu beradaptasi dengan cepat. Menurut


Bayu Janitra Wirjoatmodjo, CEO TopKarir Indonesia, di masa pandemi
keberlangsungan bisnis harus dilakukan dengan cepat, aman, dan
bergantung pada karyawan yang efektif dan efisien yang dimiliki
perusahaan.

“Pada masa sulit, perusahaan banyak bergantung pada kemampuan


karyawan untuk produktif. Karena itu, diperlukan talenta yang bekerja
sesuai minat dan bakat, melek digital, multi tasking, dan cepat
beradaptasi,” ujar Bayu.
Jika tidak memungkinkan untuk merekrut karyawan baru
dengan skill yang baru, penting untuk perusahaan mengembangkan
karyawan yang ada. Perusahaan perlu mempertimbangkan pentingnya
talenta kerja sebagai aset yang menentukan bangkitnya perusahaan di
tengah pandemi. Perusahaan juga perlu mengetahui spesifikasi skill yang
dibutuhkan serta minat dan bakat karyawan.
Strategi ini dilakukan oleh PT Pan Brothers Tbk untuk dapat bertahan
selama pandemi. Bahkan perusahaan ini dikatakan dapat membuka
lapangan kerja baru sebagai respons dari pivot bisnis perusahaan dalam
menghadapi COVID-19.
“Kami mencoba beradaptasi dengan membuka divisi baru untuk
mengerjakan pembuatan APD dan masker. Inovasi ini sangat
mendongkrak pertumbuhan perusahaan. Kami pun tidak menghilangkan
lapangan kerja bahkan menambah lapagan kerja baru,” kata Anne Patricia
Sutanto, Vice CEO PT Pan Brothers Tbk.

Anne menambahkan, mempertahankan karyawan saja tidak cukup.


Perusahaan harus dapat mengembangkan kemampuan karyawan untuk
bisa multi skill agar memiliki kemampuan beradaptasi yang baik dan
cepat.
“Pada proses pembuatan APD dan masker, ada pekerjaan tambahan
yang membutuhkan SDM lebih dengan skill yang berbeda-beda. Kami pun
berusaha mengembangkan talenta para karyawan dan juga calon
karyawan,” pungkas Anne.

Pandemi COVID-19 telah membuat banyak perubahan situasi dan kebijakan di segala
bidang saat ini. Perubahan tersebut harus dilakukan menyeluruh pada setiap pola dan
tata cara hidup baik di level individu, keluarga, komunitas yang kecil, perusahaan
sampai dengan kebijakan negara.

Perusahaan atau korporasi dituntut untuk dapat segera beradaptasi dengan


ketidakpastian yang sangat tinggi. Fase baru yang akan dihadapi saat ini yaitu
bernama New Normal, sebuah kondisi dari dampak krisis global dimana semua sektor
di dunia dituntut untuk tetap menjalani hidup berdampingan dengan tata dan pola cara
hidup baru menghadapi pandemi COVID-19 itu sendiri.
Penerapan New Normal, suatu proses rehabilitasi dalam rangka pemulihan semua
bagian terdampak yang menuntut adanya perubahan dan penyesuaian gaya hidup dan
strategi bisnis agar dapat bertahan dalam kondisi sulit untuk menjadi lebih baik.

Menurut Gordon Enns, CEO dari PT Indodev Niaga Internet (DataOn) pada
keterangannya terhadap pers, Kamis (11/06/2020) menyadari perlunya strategi baru
yang diterapkan oleh perusahaan untuk menghadapi New Normal dengan tetap
menjaga semangat kekeluargaan di dalam perusahaan, bergotong royong
meningkatkan produktivitas perusahaan dan menjaga kepuasan pelanggan. Hal ini
diterapkan secara komprehensif, sebagai perusahaan penyedia solusi Human
Resources Information System (HRIS) dengan dengan brand SunFish HR sebagai
HRIS web based dan GreatDay HR sebagai HRIS mobile apps.

Langkah pertama yang ditempuh perusahaan untuk menghadapi New Normal adalah
dengan membangun working environment yang sehat dan insentif untuk mendorong
karyawan bekerja lebih efisien dan produktif. “Kami merasa bahwa jika karyawan
memandang perusahaan peduli terhadap lingkungan kerja yang sehat dan kontribusi
mereka, mereka akan berkomitmen untuk memberikan solusi terbaik bagi pelanggan
kami,” ungkap Gordon.

Gordon menjelaskan bahwa upaya mengembangkan lingkungan kerja yang sehat


yaitu dengan menciptakan sebuah kantor dengan konsep open space, modern, eco-
friendly dan high-technology. Selain itu, perusahaan juga menyediakan fasilitas
pendukung lain, seperti fasilitas olahraga dan ruang serbaguna, agar bisa
menghadirkan suasana work-life balance agar tetap menjaga kesehatan karyawan
dengan tetap mengikuti anjuran menggunakan masker dan physical distancing ketika
berada di kantor.

“Perusahaan juga akan mewujudkan complex project incentive system dalam hal
pembagian insentif kepada karyawan di semua level yang didasari perhitungan
kombinasi pencapaian perusahaan dan kinerja individu. Dari langkah-langkah
tersebut, dampaknya kemudian akan terlihat pada engagement survey karyawan yang
menunjukkan tren sangat positif dan produktivitas karyawan dipastikan meningkat
secara berkesinambungan,” ujar Gordon dengan optimis.

Gordon mengakui pihaknya masih menjumpai tantangan dalam hal turnover


karyawan dan kompetensi terutama untuk karyawan baru jelang “New Normal”.
Namun demikian, Gordon menyatakan karyawan yang sudah bekerja lebih dari dua
tahun umumnya dapat dipertahankan dengan baik oleh perusahaan. Aspek employee
engagement tetap menjadi prioritas bagi perusahaan dengan dasar bahwa memiliki
karyawan yang termotivasi dan produktif akan memberikan hasil terbaik bagi
perusahaan.

Berikutnya yang penting adalah menjamin career development melalui program


pelatihan, pendidikan dan transfer of knowledge, sehingga akan menimbulkan rasa
percaya diri dan kebanggaan kepada hasil karya dan kontribusi yang sudah
dilakukannya,” Gordon menambahkan.

Tentu saja, solusi SunFish HR dan GreatDay HR juga diimplementasikan di


perusahaan ini dalam menghadapi New Normal. “Moto kami adalah melakukan
transaksi bisnis melalui teknologi,” kata Gordon.

Dengan menggunakan solusi SunFish HR, Gordon menjelaskan karyawan dapat


dengan mudah mengelola data karyawan, melaporkan kehadiran, mengajukan cuti,
melihat slip gaji, mengajukan klaim penggantian biaya, dan hal-hal yang berkaitan
dengan HR lainnya. Semua pengguna menerima informasi dan pengumuman
perusahaan, memiliki pengingat tentang status kehadiran atau status karyawan, dan
dapat melakukan posting media sosial secara internal.

Dengan sistem ini, komunikasi menjadi lebih terstruktur, dan menghasilkan data yang
dapat diakumulasi menjadi sebuah dasar untuk menjalankan social performance
management. Menurut Gordon, kedepannya DataOn akan secara aktif menambahkan
fitur-fitur yang berkontribusi dalam meningkatkan employee engagement,
komunikasi, dan financial technology (fintech) yang ada sebagai solusi Sunfish HR
dan GreatDay HR, dengan harapan secara komprehensif ini juga bisa memenuhi
kebutuhan karyawan dari semua jenis perusahaan dalam menghadapi New Normal.
(r/er)

Seberapa lelahnya orang-orang dengan covid-19, kita tidak punya


pilihan selain menghadapinya. Mengeluh tidak membawa apa-apa
kecuali menguras energi kita saja.

Tahun depan, 2021 adalah tahun pembangunan kembali. Vaksin


membawa harapan baru untuk mengakhiri pandemi ini. Namun cara
kerja karyawan dan bisnis pasti tidak akan  kembali seperti sebelum
pandemi, meskipun semua orang sudah sukses divaksinasi.

Sebagai seorang pemimpin, apa yang harus dipersiapkan untuk tahun


2021 yang lebih baik?

Di bawah ini kami akan berbagi strategi hr untuk persiapan 2021 yang
lebih baik.

Daftar Isi
 Apa strategi untuk keselamatan kerja di perusahaan?
o Keputusan dasar yang perlu Anda ambil..
o Apakah Anda sudah memperkirakan tempat-tempat
yang memiliki risiko tinggi?
 2. Fleksibilitas adalah bagian dari new normal karena…
 3. Digital workplace (tempat kerja digital) sebagai solusi?
 4. Perusahaan mau tidak mau menggunakan otomasi tempat
kerja. Apa itu?
 5. Resilience Skill, kemampuan terlupakan yang karyawan Anda
perlu tingkatkan saat ini

Apa strategi untuk keselamatan kerja di


perusahaan?
Keputusan dasar yang perlu Anda ambil..

Upaya praktis pertama adalah penyediaan masker secukupnya,


menyediakan tempat cuci tangan dan atau hand sanitiser, serta
mengikuti pedoman kesehatan dari pemerintah atau dinas kesehatan
setempat.

Pertimbangkan cara menerapkan rekomendasi tersebut ke dalam


rencana Anda untuk menjaga keselamatan kerja karyawan Anda.

Apakah Anda sudah memperkirakan tempat-


tempat yang memiliki risiko tinggi?

Tempat yang memiliki risiko tinggi seperti ruang meeting internal,


kantin, ruang meeting eksternal, atau gudang penerima barang adalah
tempat-tempat yang memiliki risiko tinggi orang terjangkit virus.

Bagaimana Anda akan memberikan proteksi ekstra untuk tempat-


tempat tersebut? Ada beberapa cara seperti:

 Meningkatkan frekuensi pembersihan ruangan.


 Menjaga sirkulasi udara, seperti yang disampaikan oleh Prof. Dr.
dr. Hari Kusnanto Josef dari UGM ini,

“Dalam ruangan tertutup dengan sirkulasi yang minim, ada resiko besar
penyebaran virus, terutama ruangan sempit, dan AC terus hidup. Oleh
karena itu diusahakan untuk membuka jendela agar ada sirkulasi udara
sehingga tercipta udara segar dan suasana yang sehat di dalam“

 Penggunaan kamera cctv thermal.


 Penyediaan hand sanitizer lebih banyak di lokasi tersebut.
 Mewajibkan orang yang berada di lokasi tersebut tidak hanya
menggunakan masker tapi juga face shield.

Baca juga: Contoh Penerapan Artificial Intelligence Dalam Bisnis

2. Fleksibilitas adalah bagian dari new


normal karena…

Kehidupan kantor tidak akan pernah sama. Haruskah Anda


mempertahankan sistem kerja jarak jauh atau memaksa semua
karyawan Anda untuk kembali ke kantor?

Anda dapat menerapkan fleksibilitas dalam jam kerja / jadwal kerja,


lokasi kerja, serta operasional harian bisnis.

Sebagai contoh…

Menurut artikel dari CNBC, Google menunda kembalinya karyawan ke


kantor Google hingga 1 September 2021.

Begitu juga dengan Amazon..

Dikutip dari the Edge Market, juru bicara Amazon menyampaikan


melalui email “Karyawan yang jenis pekerjaannya dapat dilakukan dari
rumah dipersilakan untuk melakukannya hingga 30 Juni 2021.”

Contoh Google dan Amazon adalah ini adalah tentang fleksibilitas


lokasi kerja kantor.

Baca juga: Keuntungan dan Kerugian Jam Kerja Fleksibel


Kantor Facebook memiliki strategi fleksibilitas yang lain.

Pendiri dan kepala eksekutif Facebook Mark Zuckerberg mengatakan


kepada stafnya bahwa mereka secara agresif membuka perekrutan
jarak jauh pada bulan Juli. Dia mengharapkan selama 5 s/d 10 tahun ke
depan sebagian pegawainya akan melakukan pekerjaan mereka di luar
kantor Facebook.

Bagi Facebook sistem kerja jarak jauh akan menjadi trend kerja jangka
panjang sehingga semua proses kerja pun semuanya harus bisa
dilakukan secara jarak jauh.

Strategi HR yang satu ini sangat penting. Kebijakan fleksibilitas dapat


memberikan ruang gerak bagi perusahaan untuk terus berbisnis, dan
menjawab tantangan menjaga keamanan kerja.

Namun untuk mendukung fleksibilitas ini, perusahaan perlu


memerlukan bantuan yang akan kita bahas di poin berikutnya.

3. Digital workplace (tempat kerja


digital) sebagai solusi?

Tempat kerja digital/digital workplace adalah penggunaan seperangkat


alat digital oleh perusahaan untuk menyelesaikan pekerjaan baik
administrasi maupun operasional.

Alat digital ini bisa apa saja. Mulai dari pesan instan otomatis hingga
alat rapat virtual, alat media sosial perusahaan, dan bahkan alur kerja
otomatis.  Pandemi mendorong perusahaan untuk menciptakan digital
workplace-nya sendiri.

Sebagai contoh…

meeting menggunakan Zoom atau Google hangout, perencanaan dan


kontrol kerja menggunakan Trello hingga pembuatan laporan absensi
otomatis dengan aplikasi online.

Baca juga: Download 10 Template Excell Terbaik Contoh Format


Laporan HRD

Karyawan memerlukan pelatihan untuk menggunakan aplikasi ini,


tetapi sebelum itu, Anda harus memilih aplikasi apa yang akan
digunakan. Pertimbangkan perangkat keras, keamanan, dan anggaran
Anda.

Untuk mengakomodasi manajemen kehadiran normal baru, Anda


dapat mencoba KaryaOne, aplikasi HRIS berbasis cloud kami.
Pelacakan kehadiran seluler, laporan kehadiran otomatis, permintaan
izin, dan lainnya.

4. Perusahaan mau tidak mau


menggunakan otomasi tempat kerja.
Apa itu?

Workplace automation adalah proses menginstruksikan perangkat


lunak, dan terkadang perangkat keras, melalui koneksi jaringan
intranet/internet, untuk melakukan alur kerja otomatis yang sudah
dirancang sebelumnya.

Alur kerja adalah mekanisme data dikumpulkan, diproses, disimpan,


diubah, dan dibagikan di antara sekelompok orang

Mekanisme ini sering diterapkan untuk pekerjaan yang berulang dan


membosankan, prosesnya dirancang agar tidak memerlukan manusia
untuk melakukannya, atau bahkan memicunya.

Dalam keseharian kita yang paling sederhana adalah reminder


handphone. Setiap waktu tertentu reminder mengingatkan kita untuk
melakukan sesuatu sesuai dengan aturan yang kita instruksikan.

Baca juga: Mengapa Artificial Intelligence Dapat Mengubah SDM?

Contoh otomatisasi di tempat kerja antara lain:

1. Sistem rekrutmen melalui website. Perusahaan merancang alur


kerja untuk seseorang yang ingin bergabung dengan
perusahaan.  Sehingga personel SDM hanya perlu memasukkan
nama mereka ke dalam sistem jika ingin mencari data calon
pegawai tsb.  Semua dokumen yang sudah pasti benar akan
sudah masuk ke sistem tanpa harus di-input ulang. Sistem juga
bisa secara otomatis melakukan penilaian administratif calon
pegawai berdasarkan cv-nya.
2. Sistem pesan kertas printer.  Otomatisasi juga bisa dilakukan di
tempat kerja fisik, misalnya perusahaan membuat alur kerja
agar printer mengirimkan info permintaan kertas baru saat stok
menipis.
3. Sistem pesan stock barang dagangan ke supplier. Sama seperti
butir 2, sistem akan mengirimkan data kebutuhan persediaan
barang dagangan ke supplier jika persediaannya sudah
mencapai buffer stock.

Seiring berjalannya waktu, dan dituntut situasi seperti pandemi ini,


perusahaan menyadari bahwa ada banyak pekerjaan administratif
yang dapat digantikan dengan beberapa bentuk otomatisasi.

Meskipun demikian, Anda tetap masih membutuhkan orang untuk


memelihara otomatisasi tersebut. Untuk memastikan otomasi itu
berfungsi dengan yang seharusnya.

Hal yang menjadi pertanyaan adalah…

Apakah karyawan Anda saat ini memiliki keterampilan untuk


menggunakan sistem itu? atau Anda perlu memberi mereka pelatihan
baru?

Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu penyesuaian deskripsi


pekerjaan. Karena otomatisasi, Anda mungkin perlu mengubah
deskripsi pekerjaan karyawan dan aktivitas sehari-hari.

5. Resilience Skill, kemampuan


terlupakan yang karyawan Anda perlu
tingkatkan saat ini

Strategi HR yang terakhir dan tak kalah penting yaitu…

Resilience skill. Ini adalah kapasitas seseorang untuk merespon


tekanan dan tuntutan kehidupan sehari-hari.
Definisi kamus mencakup konsep-konsep seperti kelenturan
fleksibilitas, daya tahan, kekuatan, kecepatan pemulihan, dan daya
apung. Singkatnya, ketahanan memengaruhi kemampuan kita untuk
‘bangkit kembali’.

Tahun 2020 memaksa kita untuk memaksimalkan resilience skill kita.


Dan itu membuat kita sadar bahwa yang kita miliki saat ini masih
kurang. Tidak hanya sebagai pemimpin tetapi kita juga perlu
mengajarkannya kepada karyawan.

Di tahun 2021 kita perlu memberikan pelatihan kepada semua


pemimpin di dalam perusahaan agar mampu memimpin di masa-
masa sulit, tetap gesit, serta terus mengevaluasi dan meningkatkan
sistem tempat kerja yang baru.

Pelajaran dari pandemi COVID-19 menunjukkan betapa pentingnya kita harus


bersiap-siap. Meskipun fokus saat ini berada di penerapan sistem kerja jarak
jauh, business continuity plan (atau rencana keberlangsungan bisnis) harus
jauh lebih lengkap.  Wabah virus telah menguji setiap rencana
keberlangsungan bisnis di setiap industri secara global dan menunjukan saja
yang harus disiapkan.
Rencana keberlangsungan bisnis sangat penting bagi perusahaan untuk
bertahan di dunia yang penuh risiko saat ini. Rencana keberlangsungan bisnis
yang lengkap dapat memberikan peluang kepada bisnis supaya bisa tetap
beroperasi pada masa yang sulit, sekaligus melindungi reputasi merek,
pelanggan, dan karyawan Anda.
Seperti apa business continuity yang efektif?
Disaster Recovery (DR) dan rencana keberlangsungan bisnis yang tradisional
biasanya dibuat dengan seksama dan diuji. Tapi kadang-kadang dokumen ini
dibiarkan terlantar sampai ada krisis. Bisnis seharusnya meninjau, menguji,
dan memperbarui rencana ini secara teratur. Faktanya, hanya ada 12%
organisasi yang siap menghadapi dampak COVID-19, menurut Gartner
Business Continuity Survey baru-baru ini.
Di Microsoft, kami fokus pada pemberdayakan customer pada saat yang
menantang ini. Karyawan kami selalu beroperasi dengan mode kerja yang
fleksibel, dan senang pengalaman sistem dan tools kesiapan bisnis kami dapat
membantu perusahaan seperti Pertamina mengatasi situasi yang berubah
cepat dengan gesit dan fleksibel.
Prioritaskan Orang
Hal pertama yang perlu dilakukan pemimpin bisnis adalah fokus melindungi
orang, baik secara fisik maupun secara virtual.
Selama COVID-19, pemerintah dan berbagai bisnis menerapkan kebijakan
kerja jarak jauh, yang memungkinkan ribuan karyawan untuk bekerja di luar
kantor dan yang paling penting, di lokasi yang aman. Selain itu, pertemuan
tatap muka dihentikan atau dikurangi serta semua business travel  dan
kunjungan klien dibatasi sesuai dengan anjuran kesehatan setempat.
Pindah ke kerja jarak jauh juga berarti lebih banyak ancaman keamanan.
Karyawan yang menggunakan berbagai perangkat untuk mengakses data dan
aplikasi melalui cloud atau dari lokasi dengan tingkat keamanan berbeda,
risiko serangan siber bisa meningkat tinggi. Kami mengamati lonjakan
kasus phishing, ransomware, dan penipuan bertema COVID-19.  Sebuah studi
industri menunjukkan peningkatan 677% serangan COVID-19 terkait
serangan spear-phishing antara Januari dan Maret.
Faktanya, Indonesia tercatat memiliki tingkat kasus malware tertinggi, yaitu
10,68 persen pada 2019. Negara ini juga terdaftar memiliki tingkat
kasus ransomware tertinggi ke-2 di seluruh wilayah Asia Pasifik, yaitu 0,14
persen. Ini 2,8 kali lebih tinggi dari rata-rata regional.
Untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman keamanan siber,
organisasi dan bisnis dapat menggunakan Identity and Access
Management (IAM) berbasis cloud serta Customer Identity and Access
Management (CIAM) untuk melindungi proses komunikasi dan distribusi
informasi.
Selanjutnya kami menyiapkan tools, informasi dan pola pikir untuk membuat
bisnis tangguh, fleksibel, dan produktif. Salah satu tantangan utama dalam
menerapkan kerja jarak jauh adalah memastikan kolaborasi yang efektif dan
lancar meskipun tim bekerja dari lokasi berbeda. Ini dapat dicapai dengan
bantuan sistem kerja jarak jauh yang juga membantu meningkatkan
produktivitas, seperti Microsoft 365 dan Microsoft Teams. Di seluruh dunia
kami melihat lonjakan penggunaan Teams yang belum pernah terjadi
sebelumnya, dan sekarang memiliki lebih dari 44 juta pengguna setiap hari.
Kami bangga Microsoft dapat membantu selama masa-masa yang sulit ini.
Fokus pada proses tangguh dengan menggunakan teknologi digital
Faktor penting lain untuk membangun kelangsungan bisnis yang lebih baik
adalah mendigitalisasi organisasi dan semua proses.
Organisasi perlu mendukung dan memungkinkan proses penting untuk
beroperasi secara virtual, termasuk fungsi seperti layanan pelanggan, produk,
rantai pasokan, keuangan, pembayaran, SDM,
kesehatan, benefits,  pembayaran, dan layanan dukungan lainnya. Semua ini
dapat dicapai dengan menjadi cloud-centric, yang sebenarnya tidak serumit
yang Anda bayangkan.
Pelajaran terbesar tahun ini adalah bagaimana kelangsungan bisnis harus juga
fokus pada kesejahteraan. Teknologi pasti bisa membantu. Bisnis harus
memberi tim SDM alat yang tepat untuk mengakses laporan, melihat talent
pool yang ada, memprediksi churn karyawan. Sistem ini juga harus bisa
mengidentifikasi karyawan yang kemungkinan terkena dampak penyakit
karena riwayat kesehatan mereka supaya dukungan tambahan bisa diberikan
untuk membantu mencegah penyakit yang lebih serius.
Empati adalah kunci dalam realitas baru kerja jarak jauh jangka panjang
Sekarang, semua orang fokus untuk kembali ke kehidupan dan bisnis yang
“normal”, tetapi COVID-19 mengingatkan bahwa secara kesinambungan bisnis
harus direncanakan untuk saat-saat yang tidak normal. Satu pembelajaran
besar adalah dampak perpanjangan sistem kerja jarak jauh untuk organisasi
dan pentingnya perencanaan untuk periode gangguan jangka panjang.
Untuk bertahan jangka panjang, Anda tidak hanya perlu memberi dukungan
tambahan kepada orang-orang Anda, tetapi juga empati.
Pada masa yang penuh ketidakpasian dan menegangkan ini, para pemimpin
dan manajer bisnis harus memimpin dengan empati untuk menjaga
kesejahteraan, kesehatan, dan keselamatan tim. Dengan adanya pekerjaan
jarak jauh, ini berarti anak-anak akan belajar di rumah dan kurangnya kontak
fisik dengan anggota keluarga besar, teman dan kolega lainnya.  Ini penting
bagi kita untuk menjaga mental, serta kesehatan fisik kita.
Dunia sudah berubah.  Begitu perusahaan mulai kembali beroperasi dan
bekerja jarak jauh menjadi norma baru, para pemimpin bisnis juga harus
memberikan dukungan penuh kepada karyawan mereka saat kita beralih ke
fase baru di dunia bisnis ini.

Anda mungkin juga menyukai