Menurut Griffin (2002):“Loyalty is defined as non-random purchase expressed
over by some decision marketing unit”.
Berdasarkan definisi tersebut, loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dari pengambilan keputusan melakukan pembelian secara terus menerus terhadap barang atau jasa suatu perusahaan yang dipilih oleh konsumen. Pelanggan yang loyal dicirikan sebagai berikut : 1.Makes regular repeat purchase (melakukan pembelian ulang secara teratur) 2.Purchase across product and service lines (melakukan pembelian lini produk lainnya) 3.Refers others (memberikan refrensi pada orang lain) 4.Demonstrates in immunity to the pull of the competition (menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing atau tidak mudah terpengaruh oleh bujukan pesing). Konsumen menjadi setia atau loyal disebabkan oleh salah satu aspek didalam perusahaan, tetapi biasanya karena “paket” yang ditawarkan seperti produk, pelayanan, dan harga. Ada tiga kriteria untuk mendefenisikan konsumen setia atau loyal, yaitu : 1.Keinginan membeli produk dan jasa dari perusahaan tanpa membandingkan produk atau jasa yang ditawarkan oleh pesaing. 2.Merekomendasikan perusahaan, produk dan pelayanan perusahaan dari mulut ke mulut. 3.Tindakan proaktif untuk memberikan saran produk dan jasa karena perusahaan. Loyalitas konsumen merupakan sesuatu yang tertanam dalam benak atau pemikiran konsumen yang memiliki hubungan yang memuaskan dengan penyedia produk atau jasa. Konsumen akan tetap setia (loyal) memakai produk atau jasa yang disediakan sepanjang konsumen merasa dipuaskan dengan apa yang diberikan oleh pihak perusahaan Merek merupakan hal yang penting dimata konsumen. Konsumen memiliki kepedulian, penerimaan maupun preferensi yang tinggi terhadap merek yang dipandang bereputasi ataua memiliki ekuitas merek yang tinggi. Menurut Aaker (1991), merek memberikan ‘nilai” sehingga nilai total produk yang “bermerek” baik menjadi lebih tinggi dibandingkan produk yang dinilai semata-mata secara objektif. Aaker (1991) menyebut nilai tersebut sebagai ekuitas merek (brand equity). Berdasarkan definisi diatas, loyalitas merek merupakan sikap positif konsumen kepada produsen serta perilaku pembelian yang konsisten yang diharapkan oleh produsen. Ukuran ini dapat memberikan gambaran mengenai mungkin atau tidaknya seorang konsumen beralih ke merek produk lain. Kualitas yang dirasakan / perceived value bertindak sebagai dimensi penting karena itu sebuah pandangan atau perspektif konsumen tentang keunggulan suatu produk (Aaker, 2009; Zeitahml, 1988). Ini adalah perspektif karena itu bukanlah kualitas aktual atau obyektif, ini adalah abstrak ekstraksi yang mirip dengan perilaku dalam pikiran konsumen; tindakan pra-penilaian harga, kualitas, atau nilai bahkan sebelum mencoba / melihat (Zeitahml, 1988). Perceived value dapat mewakili lebih banyak elemen atau detail merek ekuitas karena termasuk variabel manfaat fungsional tersebut sebagai harga dan nilai. Memiliki kualitas yang dipersepsikan, konsumen berada diberikan beberapa alasan untuk mengambil keputusan pembelian produk Brompton. Mereka diberi alasan seperti kualitas yang ditawarkan dan / atau keyakinan mereka terhadap nilai keseluruhan produk dibandingkan dengan merek lain. Selain itu, kualitas yang dirasakan memungkinkan konsumen untuk menarik praduga mereka tentang keunggulan produk