Anda di halaman 1dari 25

PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU DAN PERILAKU

DISFUNGSIONAL AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT

(Studi Pada Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara)

JURNAL

Diajukan Kepada Universitas Halu Oleo untuk memenuhi


salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1)

OLEH:

ANJANI SABRINA CHAIRUNISA


NIM: B1C1 17 220

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
20 2 0
PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU DAN PERILAKU
DISFUNGSIONAL AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT

(Studi Pada Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara)

Anjani Sabrina Chairunisa Muntu Abdullah


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Halu Oleo Universitas Halu Oleo
anjanisabrinac@gmail.com

Sulvariany Tamburaka
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Halu Oleo

ABSTRAK

ANJANI SABRINA CHAIRUNISA , 2020. Pengaruh TekananAnggaranWaktu Dan


PerilakuDisfungsional Auditor TerhadapKualitas Audit
(StudiPadaInspektoratProvinsi Sulawesi Tenggara). Jurusan Akuntansi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo. Pembimbing : (1)
MuntuAbdullahh dan pembimbing (2) SulvarianyTamburaka

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh tekanan anggaran
waktu dan perilaku disfungsional auditor terhadap kualitas audit. Penelitian ini
menggunakanteknik pengambilan sampel sensus sampling yang berjumlah 38 sampel terdiri
dari auditor dan Pejabat Pengurus Urusan Pemerintah Daerah (P2UPD) pada Inspektorat
Provinsi Sulawesi Tenggara. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner.Metode
Analisis data menggunakan analisis linear bergandadenganbantuanaplikasi software IBM
SPSS StatisticsVersi 23. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) tekanan anggaran waktu
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. (2) Perilaku disfungsional
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. (3) Tekanan anggaran waktu
dan perilaku disfungsional secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit.Kesimpulan penelitian ini semakin tinggi tekanan anggaran waktu maka akan semakin
meningkat kualitas audit yang dihasilkan begitu juga dengan semakin tinggi perilaku
disfungsional maka akan meningkatkan kualitas audit dan tekanan anggaran waktu dan
perilaku disfungsional memiliki interaksi terhadap kualitas audit.

Kata Kunci: TekananAnggaranWaktu, PerilakuDisfungsional, Kualitas Audit.

Jurnal Akuntansi (JAK) Page 2


ABSTRACT

ANJANI SABRINA CHAIRUNISA, 2020. The Influanceof TimeBudget Pressure and


Auditor's Dysfunctional Behavior on Audit Quality (Study at the Inspectorate of
Southeast Sulawesi Province).Department of Accounting, Faculty of Economics
and Business, Halu Oleo University.supervisors: (1) MuntuAbdullahh and
supervisors (2) SulvarianyTamburaka.

This study aims to examine and analyze the effect of Time budget pressure and
auditor dysfunctional behavior on audit quality. The variables in this study consisted of time
budget pressure and dysfunctional behavior as the independent variable, and the dependent
variable audit quality. The study used a sensus sampling amounting to 38 samples consisting
of auditors and officials of the management of local government affairs (P2UPD) at the
Inspectorate of Southeast Sulawesi Province. The data collection method used a
questionnaire. Data analysis method using multiple linear analysis with the IBM SPSS
Statictics 23 version. The results of this study indicate that (1) time budget pressure partially
has a significant effect on audit quality. (2) Dysfunctional behavior partially has a significant
effect on audit quality. (3) Time budget pressure and dysfunctional behavior simultaneously
have a significant effect on audit quality..The conclusion of this research is that the higher
the time budget pressure, the higher the resulting audit quality as well as the higher the
dysfunctional behavior, the higher the audit quality and time budget pressure and
dysfunctional behavior has an interaction with audit quality

Keyword : Time Budget Pressure, Dysfunctional Behavior,Audit Quality.

I. PENDAHULUAN

Di era digital saat ini Pemerintah merupakan salah satu organisasi sektor publik untuk
menjalankan kepercayaan masyarakat mengelola negara guna mencapai kesejahteraan secara
adil dan merata dalam melaksanakan pembangunan negara. Diperlukan pemerintahan yang
bersih dari hal - hal yang merugikan negara seperti kolusi, nepotisme, dan korupsi. Untuk
mendapatkan audit yang berkualitas perlu adanya pemeriksaan yang sistematis dan
independensi yang diimplementasikan sesuai dengan tujuan. Kualitas ini harus dibangun
sejak awal pelaksanaan audit hingga pelaporan dan pemberian rekomendasi. Auditor
Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara sering kali menghadapi tekanan anggaran waktu
yang ketat dalam melaksanakan audit. Tekanan anggaran waktu berhubungan dengan kendala
waktu yang muncul atau mungkin ada dalam penugasan yang berasal dari adanya
keterbatasan sumber daya waktu yang dapat dialokasikan untuk melakukan tugas-tugas
auditor dalam melaksanakan audit, Auditor dituntut untuk menyelesaikan pekerjaanya tepat
waktu sesuai dengan waktu yang telah disepakati. Sehingga, auditor merasa adanya tekanan
waktu dalam menemukan temuan audit sebagai bukti dari laporan audit (Pikirang, 2017).
Semakin tinggi tekanan anggaran waktu (time budget pressure) yang dirasakan akan
cenderung meningkatkan perilaku penurunan kualitas audit. Perilaku seseorang ditentukan

Jurnal Akuntansi (JAK) Page 3


oleh kombinasi faktor-faktor eksternal (stressors) dan faktor-faktor internal (karakteristik
individual). Selain tekanan anggaran waktu yang merupakan faktor eksternal, kualitas audit
juga dapat dipengaruhi oleh faktor internal seperti perilaku disfungsional auditor. Perilaku
audit disfungsional yang dimaksud adalah perilaku auditor yang menyimpang dari standar
audit dalam melaksanakan penugasan audit yang dapat menurunkan kualitas hasil audit

Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor


Per/05/M.PAN/03/2008, pengukuran kualitas audit atas laporan keuangan, khususnya yang
dilakukan oleh APIP, wajib menggunakan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)
yang tertuang dalam Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 01
Tahun 2017. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 dinyatakan
bahwa Inspektorat bertugas untuk menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh
berbagai unit/satuan kerja sebagai bagian yang integral dalam organisasi pemerintah daerah.
Inspektorat sebagai salah satu fungsi vital dalam pemerintahan daerah mempunyai tugas
menyelenggarakan kegiatan pengawasan umum pemerintah daerah dan tugas lain yang
diberikan kepala daerah, sehingga dalam tugasnya Inspektorat sama dengan auditor internal.

Kualitas audit Inspektorat dapat dilihat dari hasil pemeriksaan auditor eksternal
pemerintah, yaitu Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) atas penyajian
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Fakta menunjukkan bahwa fungsi
pengawasan yang dilakukan Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara belum berjalan
maksimal ditunjukan pada Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas pengendalian intern
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara tahun anggaran 2018 oleh Badan Pemeriksaan
Keuangan (BPK) nomor : 30.B/LHP/XIX.KDR/05/2019 menilai bahwa masih adanya
kelemahan dalam sistem pengendalian intern atas laporan keuangan pemerintah daerah
Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai berikut :

1. Pengelolaan Dana Bantuan Operasional (BOS) sekolah tidak memadai. Disebabkan karena
kurangnya pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan dana BOS sehingga adanya salah
saji dan risiko penyalahgunaan dana BOS.
2. Pemprov Sultra tidak melakukan inventarisasi piutang bermasalah dan belum melakukan
pemutakhiran wajib pajak PKB alat berat. Salah satu penyebabnya Kepala Bidang Akuntansi
dan Pelaporan BPKAD dalam menyajikan penyisihan piutang selain pajak dan retribusi tidak
memperhatikan kebijakan akuntansinya.
3. Saldo Investasi permanen penyertaan modal Pemprov Sultra pada PD Percetakan Sultra
tidak dapat diyakini kewajarannya. Salah satu penyebabnya adalah perbedaan perlakuan
antara rekomendasi Inspektorat dan RUPS serta hasil rapat dengan gubernur.
4. Pengamanan dan penatausahaan Aset Tetap Pemprov Sultra belum tertib. Penyebabnya
adalah penatausahaan aset tetap belum dapat diperbaiki sepenuhnya sesuai rekomendasi
pemeriksaan hasil BPK.
Permasalahan ini menunjukkan bahwa fungsi Inspektorat belum berjalan maksimal
masih terdapat kelemahan kualitas audit Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara dalam
melakukan tugas pemeriksaan terhadap laporan keuangan pada Pemerintah Provinsi Sulawesi
Tenggara. Seharusnya temuan kelemahan tersebut dapat ditemukan oleh Inspektorat sebelum
diperiksa oleh BPK.

Jurnal Akuntansi (JAK) Page 4


Peran Inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah dapat dilihat dari Temuan Hasil
Pemeriksaan Auditor Pengendalian Intern Pemerintah (APIP), sebagai berikut :

Tabel 1.1
Temuan Hasil Pemeriksaan Auditor Pengendalian Intern Pemerintah (APIP)
Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun Temuan/Kejadian
No Klasifikasi Temuan
2018 2019 Sem 1
1. Temuan Pemeriksaan 695 713
2. Temuan Membutuhkan Rekomendasi 1942 2028
3. Temuan Hasil Tindak Lanjut
1451 1571
Membutuhkan Rekomendasi
4. Temuan Hasil Tindak Lanjut yang
418 374
Belum Sesuai Rekomendasi
5. Temuan Belum DitindakLanjut 65 82
6. Temuan Yang Tidak Dapat Ditindak
8 1
Lanjut
Total Temuan 4579 4769
Sumber : Bag.Perencanaan Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara

Berdasarkan tabel 1.1 menjelaskan bahwa meningkatnya jumlah temuan dari tahun 2018
sebanyak 4579 menjadi 4769 pada tahun 2019 semester 1. Tingginya beban tugas auditor
menetapkan rekomendasi tindakan atas temuan yang diperoleh dan banyaknya tindak lanjut
yang belum sesuai rekomendasi dan belum ditindaklanjuti, Padahal masukan yang diberikan
Inspektorat dalam proses review akan menuntut terwujudnya laporan keuangan yang sesuai
dengan standar akuntansi pemerintahan sehingga meningkatkan laporan keuangan daerah.
Namun, pada kenyataannya masih terdapat permasalahan pada fungsi pengawasan
Inspektorat yang mempengaruhi kualitas audit. Menurut Devi (2016) semakin meningkat
tekanan anggaran waktu yang dirasakan, maka akan dapat mengubah karakteristik personal
auditor yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan penerimaan perilaku disfungsional
auditor dalam pelaksanaan program audit.
Penelitian Widiantari (2018) bahwa semakin tinggi tekanan anggaran waktu semakin
baik pula perilaku disfungsional yang akan dilakukan auditor. Seringkali anggaran waktu
tidak realistis dengan pekerjaan yang harus dilakukan sehingga dapat menimbulkan tekanan
yang dapat mendorong auditor melakukan perilaku disfungsional audit (Kristiani, 2017)
tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu Dan Perilaku
Disfungsional Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Inspektorat Provinsi Sulawesi
Tenggara).

II. Teori dan Hipotesis

Teori atribusi mempelajari proses bagaimana seseorang menginterpretasikan suatu


peristiwa, alasan, atau sebab perilakunya (Arfan Ikhsan, 2008:55). Teori ini menjelaskan
bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal (internal
forces), yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, dan kekuatan eksternal
(external forces) yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar.

Jurnal Akuntansi (JAK) Page 5


Teoriperubahansikap(attitude of change)memberikan penjelasan bagaimana sikap
seseorang terbentuk dan bagaimana sikap seseorang itu dapat berubah melalui proses
komunikasi dan bagaimana sikap itu dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang (Carl
Hovland dalam Fatimah,2012).
Menurut Arens, et. al, (2015:103) Kualitas audit adalah bagaimana cara
memberitahu seorang audit mendeteksi salah saji material laporan dalam laporan keuangan,
aspek deteksi adalah cerminan dari kompetensi auditor, sedangkan pelaporan adalah
cerminan dari integritas auditor, khususnya independensi auditor.Langkah-langkah yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas audit adalah: (1) Meningkatkan pendidikan
profesionalnya, (2) Mempertahankan independensi dalam sikap mental, (3) Dalam
melaksanakan pekerjaan audit,menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama, (4) Melakukan perencanaan audit dengan baik, (5) Memahami struktur
pengendalian intern klien dengan baik, (6) Memperoleh bukti yang cukup dan kompeten, (7)
Membuat laporan audit yang sesuai dengan kondisi klien atau sesuai hasil temuan. Indicator
kualitas audit yang digunakanberdasarkanAsosiasi Audit Intern Pemerintah (AAIPI,2014)
yaitu, kesesuaiandenganstandar audit, kualitaskomunikasi, tanggapan auditee dan
pemantauantindaklanjut.
Tekanan Anggaran Waktu merupakan suatu kondisi di mana auditor dituntut untuk
melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun dan terdapat pembatasan
waktu dalam anggaran yang sangat ketat. Tekanan anggaran waktu merupakan hal penting
yang harus dipertimbangkan, mengingat dalam kondisi normal, estimasi penyediaan jumlah
waktu yang dialokasikan untuk tugas-tugas spesifik dalam suatu audit harus tersedia karena
hal tersebut dijadikan dasar untuk estimasi biaya audit, untuk alokasi pekerjaan karyawan
dan untuk evaluasi kinerja auditor (Wibowo,2015). Indikator
tekanananggaranwaktumenurutHutabarat (2012) yaitu, keketatananggaranwaktu dan
ketercapaiananggaranwaktu.
Perilaku disfungsional yang dimaksud disini adalah perilaku menyimpang yang
dilakukan oleh seorang auditor dalam bentuk manipulasi, kecurangan ataupun penyimpangan
terhadap standar audit.Perilaku merupakan perwujudan atau manifestasi karakteristik
seseorang dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Perilaku ini bisa mempengaruhi
kualitas audit baik secara langsung maupun tidak langsung.Perilaku yang mempunyai
pengaruh langsung diantaranya adalah premature sign off atau penghentian prosedur audit
secara dini, pemerolehan bukti yang kurang, pemrosesan yang kurang akurat, dan kesalahan
dari tahapan-tahapan audit. Indikator perilakudisfungsionalmenurutDonnelly et al dalam
Kristiani (2017)yaituUnderreporting of timedan Premature Sign-Off.
BerdasarkanPenjelasanTeoridiatas,makahipotesis yang diajukansebagaiberikut :
H1: Tekanan Anggaran Waktu Berpengaruh Signifikan Secara Parsial Terhadap Kualitas
Audit.
H2: Perilaku Disfungsional Audit Berpengaruh Signifikan Secara Parsial Terhadap Kualitas
Audit
H3:Tekanan Anggaran Waktu dan Perilaku Disfungsional Berpengaruh Signifikan Secara
Simultan Terhadap Kualitas Audit.

Jurnal Akuntansi (JAK) Page 6


III. METODE PENELITIAN

Objek dalam penelitian ini adalah tekanan anggaran waktu dan perilaku disfungsional
sebagai variabel independen dan kualitas audit sebagai variabel dependen pada Inspektorat
Provinsi Sulawesi Tenggara.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/Subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017:215). Populasi dalam penelitian ini
adalah Inspektur, Sekretaris, Inspektur Pembantu, Auditor, dan Pengawas Penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD) yang ada di Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara
yang berjumlah 39 orang.
Tabel 2
Daftar sampel penelitian di Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara
No Jabatan Jumlah
1. Pejabat Pengawas Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD) 19 orang
2. Jabatan Fungsional Auditor 19 orang
Jumlah 38 orang

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan Data
kualitatif.data kualitatif berupa uraian penjelasan dari variabel dan pernyataan dalam
kuesioner yang akan diklasifikasikan ke dalam kategori menggunakan skala likert. Data
kuantitatif dalam penelitian ini adalah jawaban responden atas pertanyaan kuesioner yang
diukur menggunakan skor dari skala Likert.
Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
dalam penelitian ini merupakan respon tertulis dari auditor pada Inspektorat Provinsi
Sulawesi Tenggara sebagai responden yang menjadi sampel penelitian melalui kuesioner
yang diberikan.Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung oleh pihak
yang melaksanakan penelitian (Sugiarto, 2017:205). (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
Misalnya melalui web, tesis, artikel, jurnal, publikasi pemerintah dan seterusnya.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Angket atau Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya(Sugiyono,2017:142). Dokumentasi, merupakan teknik penelitian dimana
mengumpulkan data-data yang diperlukansehubungandenganpenelitian. Studi kepustakaan,
dengan mempelajari, meneliti, mengkaji, serta menelaah literatur yang ada kaitannya dengan
masalah yang diteliti.
Metodeanalisis data yang digunakan yaitu sebagai berikut :
1. Analisis deskriptif yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
persentase. Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai variabel-variabel penelitian.
Berdasarkan data primer yang diperoleh, distribusi frekuensi masing-masing jawaban
dikelompokan sesuai dengan indikator dan item jawaban.Skala yang digunakan untuk menilai
pertanyaan adalah skala likert yang mempunyai skor 1 sampai i5.Nilai rata-rata pembobotan
atau nilai skor jawaban responden yang diperoleh diklasifikasi ke dalam rentang skala
kategori nilai yang disajikan dalam tabel berikut:

Jurnal Akuntansi (JAK) Page 7


Tabel 3
Penentuan Kategori Rata-rata Skor Pernyataan Responden
No Nilai Rata-rata Skor Jawaban Makna Kategori/Interpretasi
1. 1 – 1,8 Sangat Rendah/Tidak baik
2. 1,8 ≤ 2,6 Rendah/Kurang baik
3. 2,6 ≤ 3,4 Cukup Tinggi/cukup baik
4. 3,4 ≤ 4,2 Tinggi/Baik
5. ≥4,22 Sangat tinggi/Sangat baik
Sumber : Solimun et al 2017.

2. Analisis Regresi Linier Berganda adalah alat analisis peramalan nilai pengaruh dua
variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya
hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan satu
variabel terikat (Riduwan, 2013).
Y = a + b1x1 + b2x2 + e
Keterangan:
Y : Kualitas Audit
X1 : Tekanan Anggaran Waktu
X2 : Perilaku Disfungsional
a : Nilai Konstanta
b1,b2 : Koefisien Regresi Masing-Masing Variabel
e : Variabel Lain Yang Tidak Diteliti

Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji statistik F, uji statistik t dan uji koefisien
determinasi. Pengujian dapat dilakukan setelah model regresi bebas dar igejala-gejala
asumsiklasik. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji
autokorelasi, uji normalitas, uji heterokedastisitas dan uji multikolinearitas.

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN


Data penelitian ini, dari hasil jawaban atas kuesioner yang dibagikan kepada
responden yakni auditor Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara yang berjumlah 38
kuesioner. Adapun tingkat pengembalian kuesioner penelitian ditunjukkan pada tabel berikut
ini:
Tabel 4
Tingkat pengembalian kuesioner
No Uraian Jumlah(rangkap) Persentase(%)
1. Kuesioner yang kembali 33 86%
2. Kuesioner yang tidak kembali 5 14%
3. Kuesioner yang disebar 38 100%
Sumber: Data hasil pengembalian kuesioner tahun 2020

AnalisisDeskriptif
Variabel Tekanan Anggaran Waktu (X1) diukur dengan menggunakan 8 butir item
pernyataan dari 2 indikator yaitu: Tingkat Pengetatan Anggaran Waktu (X1.1) dan
Ketercapaian Anggaran Waktu (X1.2). Rekapitulasi jawaban atas pernyataan responden
diuraikan sebagai berikut:

Jurnal Akuntansi (JAK) Page 8


Tabel 5
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Atas Variabel Tekanan Anggaran
Waktu
Frekuensi Jawaban Responden Rata-
Item STS (5) TS (4) N (3) S (2) SS (1) rata Kategori
F % F % F % F % F % Skor
X1.1.1 0 0 21 63,6 10 30,3 2 6,1 0 0 3,58 Baik
X1.1.2 0 0 16 48,5 13 39,4 4 12,1 0 0 3,36 Cukup Baik
STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5)
F % F % F % % F % F
X1.1.3 0 0 15 45,5 12 36,4 6 18,2 0 0 2,73 Cukup Baik
X1.1.4 0 0 19 57,6 10 30,3 4 12,1 0 0 2,55 Cukup Baik
X1.1.5 0 0 21 63,6 12 36,4 0 0 0 0 2,36 Cukup Baik
Rata-rata Indikator Tingkat Pengetatan Anggaran Waktu 2,92 Cukup Baik
STS (5) TS (4) N (3) S (2) SS (1)
F % F % F F % F % F
X1.2.1 0 0 16 48,5 10 30,3 7 21,2 0 0 3,27 Cukup baik
STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5)
F % F % F F % F % F
X1.2.2 0 0 17 51,5 8 24,2 8 24,2 0 0 2,73 Cukup Baik
X1.2.3 0 0 21 63,6 9 27,3 3 9,1 0 0 2,45 Cukup Baik
Rata-rata Indikator Ketercapaian Anggaran Waktu 2,82 Cukup Baik
Rata-rata VariabelTekanan Anggaran Waktu 3,29 Cukup Baik
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2020.
Rata-rata skor jawaban responden terhadap indikator (X1.1) adalah sebesar 2,92.

Variabel Perilaku Disfungsional (X2) diukur dengan menggunakan 8 butir item


pernyataan dari 2 indikator yaitu: Underreporting of time (X2.1) dan Premature sign off(X2.2).
Rekapitulasi jawaban atas pernyataan responden diuraikan sebagai berikut
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Atas Variabel Perilaku Disfungsional

Frekuensi Jawaban Responden Rata-


Item STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) rata Kategori
F % F % F % F % F % Skor
X2.1.1 0 0 8 24,2 8 24,2 17 51,5 0 0 3,27 Cukp Baik
X2.1.2 0 0 11 33,3 10 30,3 12 36,4 0 0 3,03 Cukup Baik

Jurnal Akuntansi (JAK) Page 9


X2.1.3 0 0 10 30,3 13 39,4 10 30,3 0 0 3,00 Cukup Baik
X2.1.4 0 0 12 36,4 13 39,4 7 21,2 1 3,0 2,91 Cukup Baik
Cukup
Rata-rata Indikator Underreporting of time 3,05
Baik
STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5)
X2.2.1 0 0 6 18,2 19 57,6 7 21,2 1 3,0 3,09 Cukup Baik
X2.2.2 0 0 10 30,3 15 45,5 8 24,2 0 0 2,94 Cukup Baik
X2.2.3 0 0 12 36,4 15 45,5 6 18,2 0 0 2,82 Cukup Baik
X2.2.4 0 0 14 42,4 15 45,5 4 12,1 0 0 2,70 Cukup Baik
Rata-rata Indikator Premature sign off 2,89 Cukup Baik
Cukup
Rata-rata VariabelPerilaku Disfugsional 2,97
Baik
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2020

Rata-rata skor jawaban responden terhadap indikator (X2.1) adalah sebesar 3,05

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kualitas Audit (Y) yang diukur
dengan menggunakan 15 butir item pernyataan dari 4 indikator yaitu: Kesesuaian dengan
standar audit (Y1.1), kualitas Komunikasi (Y1.2), tanggapan auditee (Y1.3), dan Pemantauan
tindak lanjut (Y1.4). Rekapitulasi jawaban atas pernyataan responden diuraikan sebagai
berikut:
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Atas Variabel Kualitas Audit

Frekuensi Jawaban Responden Rata-


Item STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) rata Kategori
F % F % F % F % F % Skor
Sangat
Y1.1.1 0 0 0 0 1 3,0 18 54,5 14 42,4 4,39 Baik
Sangat
Y1.1.2 0 0 1 3,0 2 6,1 18 54,5 12 36,4 4,24 Baik
Sangat
Y1.1.3 0 0 1 3,0 1 3,0 18 54,5 13 39,4 4,30 Baik
Sangat
Y1.1.4 0 0 0 0 1 3,0 13 39,4 19 57,6 4,55 Baik
Sangat
Y1.1.5 0 0 1 3,0 0 0 15 45,5 17 51,5 4,45 Baik
Sangat
Rata-rata Indikator Kesesuaian Dengan Standar Audit 4,39 Baik
STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5)
Sangat
Y1.2.1 0 0 0 0 1 3,0 17 51,5 15 45,5 4,42 Baik

Jurnal Akuntansi (JAK) Page 10


Sangat
Y1.2.2 0 0 0 0 2 6,1 16 48,5 15 45,5 4,39 Baik
Sangat
Y1.2.3 0 0 0 0 1 3,0 16 48,5 16 48,5 4,45 Baik
Sangat
Rata-rata Kualitas Komunikasi 4,42
Baik
Rata-
STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) Rata
skor
F % F % F % F % F %
4,45 Sangat
Y1.3.1 0 0 0 0 2 6,1 14 42,4 17 51,5 Baik
4,58 Sangat
Y1.3.2 0 0 0 0 0 0 14 42,4 19 57,6 Baik
4,52 Sangat
Y1.3.3 0 0 0 0 2 6,1 12 36,4 19 57,6 Baik
Sangat
Rata-rata Tanggapan Auditee 4,52 Baik
STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) Rata-
Rata
F % F % F % F % F % skor
Sangat
Y1.4.1 0 0 0 0 1 3,0 21 63,6 11 33,3 4,30 Baik
Sangat
Y1.4.2 0 0 0 0 1 3,0 17 51,5 15 45,5 4,42 Baik
Sangat
Y1.4.3 0 0 0 0 0 0 14 42,4 19 57,6 4,58 Baik
Sangat
Y1.4.4 0 0 0 0 1 3,0 17 51,5 15 45,5 4,42 Baik
Sangat
Rata-rata Pemantauan Tindak Lanjut 4,43 Baik
Sangat
Rata-rata Variabel Kualitas Audit 4,75 Baik
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2020
Rata-rata skor jawaban responden terhadap indikator (Y1.1) adalah sebesar 4,39.

Hasil koefisienkorelasi dan cronbach alpha untuk menguji validitas dan reabilitas
penggunakan item pernyataan dari indikator varibel sebagaiberikut :

Jurnal Akuntansi (JAK) Page 11


Tabel 7

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Koefisien Cronbach
Variabel Indikator Item sig ket Ket
Korelasi Alpha

X1.1.1 0,616 0,000 Valid


X1.1.2 0,734 0,000 Valid
Tingkat pengetatan X1.1.3 0,835 0,000 Valid
anggaran waktu (X1.1) 0,741
Tekanan X1.1.4 0,732 0,000 Valid Reliabel
Anggaran X1.1.5 0,554 0,000 Valid
Waktu
Ketercapaian anggaran X1.2.1 0,660 0,000 valid
waktu (X1.2) 0,607 Reliabel
X1.2.2 0,882 0,000 valid
X1.2.3 0,709 0,000 valid
X2.1.1 0,720 0,000 valid
Underreporting of time X2.1.2 0,770 0,000 valid 0,713 Reliabel
(X2.1) X2.1.3 0,731 0,000 valid
Perilaku X2.1.4 0,711 0,000 Valid
Disfungsional
(X2) X2.2.1 0,677 0,000 valid
Premature sign off X2.2.2 0,913 0,000 valid
(X2.2) 0.847 Reliabel
X2.2.3 0,906 0,000 valid
X2.2.4 0,813 0,000 valid
Y1.1.1 0,629 0,000 valid
Y1.1.2 0,855 0,000 valid
Kesesuaian dengan
standar audit (Y1.1) Y1.1.3 0,831 0,000 valid Reliabel
0,806
Y1.1.4 0,672 0,000 valid
Kualitas Y1.1.5 0,742 0,000 valid
Audit (Y1)
Y1.2.1 0,895 0,000 valid
Kualitas Komunikasi Reliabel
Y1.2.2 0,799 0,000 Valid 0,836
(Y1.2)
Y1.2.3 0,917 0,000 valid
Tanggapan Auditee Y1.3.1 0,829 0,000 valid
(Y1.3) Y1.3.2 0,743 0,000 Valid

Jurnal Akuntansi (JAK) Page 12


0,716 Reliabel

Y1.3.3 0,824 0,000 valid


Y1.4.1 0,577 0,000 valid
Pemantauan Tindak Y1.4.2 0,808 0,000 Valid 0,651 Reliabel
Lanjut (Y1.4)
Y1.4.3 0,669 0,000 Valid
Y1.4.4 0,734 0,000 valid
Sumber : Data Primer diolah tahun 2020

Menunjukkan bahwa semua item pada indikator masing-masing variabel Tekanan


anggaran waktu (X1), perilaku disfungsional (X2) dan kualitas audit (Y) memiliki nilai
koefisien korelasi diatas 0,30 dengan tingkat signifikansi dibawah 0,05 dan memiliki nilai
cronbach’s alpha ≥ 0,60, artinya bahwa semua item pernyataan yang digunakan sebagai
instrumen dalam penelitian ini adalah valid dan reliabel atau dapat diandalkan. Hasil uji
validitas dan reliabilitas instrumen secara rinci dapat dilihat pada Lampiran

Uji AsumsiKlasik
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen. Uji multikolineritas dilakukan dengan melihat
Tolerance Value dan variance inflation factor (VIF).
Tabel 8
Colinearity Statistic
Model
Tolerance VIF
Tekanan Anggaran Waktu (X1) 0,673 1,486
Perilaku Disfungsional (X2) 0,673 1,486
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2020

Menunjukkan bahwa variabel bebas yaitu tekanan anggaran waktu dan perilaku
disfungsional memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 yaitu 0,673 dan nilai VIF kurang dari
10 yaitu 1,486. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antar variabel bebas sehingga
dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
dependen (terikat) dan variabel independen (bebas) mempunyai distribusi normal. Model
Regresi yang baik adalah data distribusi normal atau mendekati normal.

Jurnal Akuntansi (JAK) Page 13


Gambar 1 Gambar 2

Sumber : Hasil output IBM SPSS 23, data primer diolah tahun 2020

Berdasarkan gambar normal probability plot pada gambar 4.2 ,terdapat bahwa data
menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis
diagonal.Sehingga model regresi layak dipakai untuk prediksi dan telah memenuhi asumsi
normalitas. Gambar histogram diatas, tampak bahwa residual terdistribusi secara normal
ditunjukkan dengan pola berbentuk simetris tidak melenceng ke kanan atau ke kiri. Dengan
demikian model regresi telah memenuhi asumsi normal.

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model
regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas.

Gambar 3

Jurnal Akuntansi (JAK) Page 14


Sumber : Hasil output IBM SPSS 23, data primer diolah tahun 2020

Berdasarkan gambar scatter plot 4.3, terlihat secara visual bahwa titik-titikmenyebar
secara acak (tidak membentuk pola yang jelas) dan tersebar baikdiatas maupun dibawah
angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian
ini terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

Uji autokorelasi adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah


model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi.
Tabel 9

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .842a .613 .574 3.035 1.882
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y1

Sumber : Hasil output IBM SPSS 23, data primer diolah tahun 2020

Berdasarkan output summary pada tabel 4.12, terlihat pada angka Durbin Watson (D-
W) adalah 1,882 dimana angka tersebut berada di antara -4 sampai+4 yang berarti tidak
terjadi autokorelasi.

Uji Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis membuktikan apakah variabel tekanan anggaran waktu dan
perilaku disfungsional secara parsial dan simultan mempunyai pengaruh terhadap kualitas
audit. Untuk membuktikan hal tersebut maka digunakan uji t dan uji f. Ringkasan hasil uji t,
uji f, dan koefisien determinasi disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 10
Persamaan
Variabel thitung ttabel sig. Fhitung Ftabel Sig. R.Square
X1 2,164 1,6972 0,039 10,540 3,32 0,000 0,613
X2 2,084 1,6972 0,046

Sumber : Data Primer diolah tahun 2020

Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai thitung untuk variabel tekanan anggaran waktu
yaitu sebesar 2,164 > dari ttabel yaitu sebesar 1,6972 atau dengan tingkat signifikansi sebesar
0,039 < dari α = 0,05, maka dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa
H1diterima atau H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa tekanan anggaran waktu berpengaruh
signifikan secara parsial terhadap kualitas audit.

Jurnal Akuntansi (JAK) Page 15


Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai thitung untuk perilaku disfungsionall yaitu sebesar
2,084> dari ttabel yaitu sebesar 1,6972 atau dengan tingkat signifikansi sebesar 0,046 < dari α
= 0,05, maka dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa H1 diterima atau H0
ditolak. Hal ini berarti bahwa perilaku disfungsional berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap kualitas audit.
Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai fhitung sebesar 10.540 > dari nilai ftabel yaitu
sebesar 3,32 atau dengan tingkat signifikansi f sebesar 0,000 < dari
α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima atau H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa
semua variabel bebas yakni tekanan anggaran waktu dan perilaku disfungsional signifikan
secara simultan terhadap kualitas audit.
Tabel 10 menunjukkan bahwa besarnya R2 (R-Square) = 0,613. Hal ini menunjukkan
bahwa besarnya pengaruh langsung variabel tekanan anggaran waktu (X1) dan perilaku
disfungsional (X2) terhadap kualitas audit (Y) adalah sebesar 61,3%. Hal ini berarti bahwa
ada variabel lain atau variabel epselon (ɛ) sebesar 38,7% yang mempengaruhi variabel Y
namun tidak diukur dalam penelitian ini seperti independensi,pengetahuan,skeptisme,job
stress dan lain sebagainya.
Pembahasan

1. Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Kualitas Audit


Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 2,164> ttabel sebesar
1,6972 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,039 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
tekanan anggaran waktu berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Nilai koefisien
regresi tekanan anggaran waktu yang bernilai positif sebesar 0,627 menunjukan bahwa
tekanan anggaran waktu berpengaruh positif terhadap kualitas audit, dimana Semakin tinggi
tekanan anggaran waktu seorang auditor dalam melaksanakan proses audit maka akan
semakin meningkat kualitas audit yang dihasilkan. Hal ini dapat terjadi karena ketika auditor
diberi tekanan untuk mencapai target dalam menyelesaikan proses audit yang ditentukan
maka auditor akan semakin bekerja keras untuk mencapai kualitas audit yang diharapkan.
Tekanan anggaran waktu dijadikan motivasi untuk mencapai kinerja yang diharapkan.
Tekanan anggaran waktu merupakan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan
tugas auditnya dan meskipun auditor berada dibawah tekanan, mereka harus tetap
mempertahankan kualitas auditnya karena tekanan anggaran waktu merupakan hal-hal yang
tidak bisa dihindarkan dan menjadi suatu kewajiban dalam penugasan. Dapat dilihat dari
karakteristik deskriptif responden mayoritas responden berumur diatas 30-40 tahun dengan
persentase 78% yang termasuk dalam usia produktif hal ini memiliki kecenderungan rentan
terpengaruh dalam hal psikologis,emosional, maupun kondisi fisik. Akan tetapi, auditor yang
bekerja pada Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara telah dapat mempertahankan kualitas
auditnya, hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan tanggapan responden mengenai kualitas
audit sebesar 4,75 yang digolongkan dengan kriteria “sangat baik”. Auditor tidak akan
merasa terbebani dan selalu sadar akan anggaran. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Eka dan Sapta (2018) yang menunjukan bahwa tekanan anggaran waktu berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit, dimana tekanan anggaran waktu yang semakin ketat justru
mendorong auditor untuk memberikan respon dengan dua cara, yang pertama auditor bekerja
lebih baik dengan menggunakan waktu sebaik-baiknya guna memaksimalkan kinerja dan
mencapai sasaran waktu yang telah di tetapkan atau memandang tekanan anggaran waktu
sebagai waktu yang tidak lebih dari sebuah keadaan yang menekan auditor secara psikologis

Jurnal Akuntansi (JAK) Page 16


agar secapat mungkin menyelesaikan penugasan atau pekerjaan sehingga menghasilkan
kualitas audit yang rendah.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Haugesti (2016) yang menyatakan
bahwa tekanan anggaran waktu mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit seorang
auditor, menurutnya semakin banyak tekanan yang diterima oleh seorang auditor dalam
menjalankan tugasnya maka akan semakin menurun kualias audit yang dihasilkannya karena
dengan waktu yang ketat dan singkat akan menyebabkan banyak transaksi yang tidak diuji
oleh auditor.
2. Pengaruh Perilaku Disfungsional Auditor Terhadap Kualitas Audit
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 2,084 > ttabel
sebesar 1,6972 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,046 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa perilaku disfungsional berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Nilai koefisien
regresi perilaku disfungsional yang bernilai positif 0,590 menunjukan bahwa perilaku
disfungsional berpengaruh positif atau memiliki hubungan yang lurus dengan kualitas audit.
Dilihat dari hasil uji deskriptif responden berdasarkan lama bekerja, mayoritas responden
sudah bekerja antara ≤ 6-10 tahun dengan persentase 61% bahkan sampai dengan < 10 tahun
dengan persentase 39% Artinya, responden telah memiliki pengalaman kerja yang tinggi.
Sesuai dengan penelitian Tsu dan Gul dalam Hidayat (2010), menyatakan bahwa dalam
kurun waktu 4 tahun auditor dianggap telah berpengalaman atau memiliki pengalaman
dalam bekerja. Sedangkan auditor yang memiliki pengalaman kerja kurang dari 4 tahun,
termasuk dalam auditor yang kurang berpengalaman.
Pada dasarnya, jika perilaku disfungsional tinggi maka kualitas audit akan rendah.
Tapi dalam hasil penelitian ini yang terjadi di Inspektorat Sulawesi Tenggara menunjukkan
bahwa perilaku disfungsional yang tinggi, menyebababkan kualitas audit juga meningkat. Hal
tersebut bisa terjadi karena seorang auditor yang memiliki kinerja tinggi lebih memahami
atau mudah untuk mencari celah dalam melakukan tindakan menyimpang. Jadi, semakin
tinggi kinerja yang dimiliki seseorang guna menghasilkan audit yang berkualitas , maka
semakin tinggi juga kemungkinan seseorang untuk melakukan perilaku disfungsional yang
mengindikasikan bahwa perilaku disfungsional bukan dianggap sebagai perilaku yang tidak
etis (unethical behavior). Tetapi dianggap sebagai salah satu cara atau alat untuk
meningkatkan penilaian evaluasi kinerja dan untuk memperoleh promosi kenaikan jabatan
yang terjadi pada situasi ketika individu merasa dirinya kurang mampu untuk mencapai hasil
yang diharapkan melalui usahanya sendiri. Karakteristik personal auditor di Inspektorat
Sulawesi Tenggara juga mempengaruhi penerimaan perilaku disfungsional, jika auditor
berekspektasi tinggi mengenai kinerja yang akan dihasilkannya, maka penerimaan perilaku
disfungsional akan semakin meningkat. Karena auditor berekspektasi tinggi mengenai
kinerjanya akan berusaha melakukan apapun agar kinerjanya terlihat bagus. Hal ini dapat
dilihat juga dari hasil jawaban responden untuk perilaku disfungsional pada indikator
indikator underreporting of time dengan nilai rata-rata 3,05 dalam kategori “Cukup Baik”
mayoritas responden setuju dengan item pertanyaan yang mengatakan percepatan waktu dan
penggantian prosedur untuk meningkatkan kualitas audit guna untuk promosi kenaikan
jabatan dan meningkatkan evaluasi kerja. Hasil penelitian mendukung penelitian yang
dilakukan oleh kiryanto,dkk (2015) Bahwa perilaku disfungsional auditor memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap kualitas audit hal ini dibuktikan bahwa semakin
meningkat perilaku disfungsional maka semakin meningkat pula kualitas audit. Hal ini juga
dikemukakan oleh Suaryana (2017) bahwa karakteristik personal auditor akan berpengaruh

Jurnal Akuntansi (JAK) Page 17


positif terhadap perilaku disfungsional. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Kristanti
(2017) bahwa perilaku disfungsional tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas audi secara
signifikan.
3. Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu Dan Perilaku Disfungsional Auditor Terhadap
Kualitas Audit
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai fhitung sebesar 10.540 > dari nilai ftabel
yaitu sebesar 3,33 atau dengan tingkat signifikansi f sebesar 0,000 < dari α = 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas yakni tekanan anggaran waktu dan perilaku
disfungsional secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Berdasarkan
pengujian koefisien determinasi pengaruh yang diberikan oleh tekanan anggaran waktu dan
perilaku disfungsional auditor terhadap kualitas audit adalah sebesar 61,3%, sedangkan
sisanya sebesar 38,7% dipengaruhi oleh faktor lain. karakteristik personal responden
merupakan salah satu faktor yang mendukung, tekanan anggaran waktu mampu memperkuat
pengaruh karakteristik personal auditor Inspektorat Sulawesi Tenggara dalam penerimaan
kualitas audit. Hal ini menunjukan semakin meningkat tekanan anggaran waktu yang
dirasakan maka akan dapat memgubah karakteristik personal yang dimiliki oleh auditor
Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara sehingga dapat meningkatkan perilaku disfungsional
dalam pelaksanaan audit. Anggaran waktu yang ketat menyebabkan auditor memiliki
ekspektasi yang tinggi guna untuk menghasilkan audit yang berkualitas dan sesuai dengan
hasil yang diinginkan sehingga auditor Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara akan
memiliki kecenderungan melakukan perilaku disfungsional guna untuk memghasilkan audit
yang berkualitas sesuai dengan yang diharapkan.
Hasil penelitian ini memberikan dukungan empiris terhadap teori atribusi. Teori atribusi
menjelaskan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara faktor ekternal dan
faktor internal. Dalam penelitian ini, tekanan anggaran waktu merupakan faktor eksternal
sedangkan perilaku disfungsional merupakan faktor internal. Tekanan anggaran waktu dan
perilaku disfungsional secara bersama-sama mempengaruhi kualitas audit.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori attitude of change yang menyatakan bahwa
seseorang akan mengalami proses ketidaknyamanan dalam dirinya bila dihadapkan pada
sesuatu yang baru yang bertentangan dengan keyakinannya, sehingga membutuhkan waktu
untuk menganalisa dan sampai pada sebuah keputusan. Dalam hal ini ketika auditor memiliki
ketidaksesuaian tuntutan terhadap tekanan ataupun keadaan, auditor tersebut akan berupaya
mengeliminasi ketidaksesuaian tersebut dan membuat prioritas sehingga menghilangkan
sesuatu yang dianggapnya tidak begitu penting guna untuk meningkatkan kepercayaan diri
dan mencapai hasil sesuai dengan harapan. Penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh wulandari (2018) bahwa adanya interaksi antara tekanan anggaran waktu dan
perilaku disfungsional mempengaruhi kualitas audit. Dan juga penelitian yang dilakukan oleh
Syahidah (2017) bahwa Time Budget Pressure terbukti berpengaruh signifikan terhadap
perilaku disfungsional khususnya Premature Sign Off yang mempengaruhi kualitas audit.

V. KESIMPULAN,IMPLIKASI,KETERBATASAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan

1. Tekanan anggaran waktu berpengaruh positif dan signfikan terhadap kualitas


audit.Semakin tinggi tekanan anggaran waktu yang diberikan pada seorang auditor

Jurnal Akuntansi (JAK) Page 18


dalam bekerja, maka semakin tinggi pula kualitas audit yang dihasilkan oleh seorang
auditor di Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara dan sebaliknya. Auditor
menggunakan waktu yang di anggarakan dengan sebaik-baiknya untuk dapat mencapai
kualitas audit yang diharapkan.
2. Perilaku disfungsional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas
audit.Semakin tinggi perilaku disfungsional yang dimiliki oleh seorang auditor dalam
bekerja, maka semakin tinggi kualitas audit yang oleh seorang auditor dihasilkan di
Inspektorat Sulawesi Tenggara dan sebaliknya. Perilaku disfungsional bagi seorang
auditor adalah tindakan menyimpang yang harus diperhatikan, hal ini bisa saja
menyebabkan penurunan kualitas audit atau dilakukan guna untuk meningkatkan
kualitas audit untuk mencapai hasil yang diinginkan.
3. Tekanan anggaran waktu dan perilaku disfungsioanl auditor berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit di Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara, artinya adanya
interaksi antara tekanan anggaran waktu dan perilaku disfungsional terhadap kualitas
audit dihasilkan di Inspektorat Sulawesi Tenggara begitu juga sebaliknya
.
Implikasi

Tekanan anggaran waktu sangat mempengaruhi kinerja auditor dalam meningkatkan kualitas
audit dengan berdasarkan pada karakteristik personal auditor masing-masing karena auditor
harus memenuhi tugas dalam penugasan yang singkat tetapi mencapai tujuan Inspektorat
Provinsi Sulawesi Tenggara. Auditor yang melakukan perilaku disfungsional lebih
berekspektasi tinggi akan tugas yang akan dihadapi sehingga meenghilangkan kepercyaan
diri mereka dan melakukan perilaku disfungsional

Keterbatasan
1. Penelitian ini hanya berfokus pada 3 variabel, diharapkan penelitian selanjutnya
dapat menambah variabel lainnya untuk dapat mengetahui sejauh mana kualitas audit
yang dihasilkan oleh Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara.
2. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperluas populasi, seperti memggunakan
sampel dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), sehingga penelitian lebih mungkin
untuk disimpulkan secara umum.

Rekomendasi
Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara diharapkan mempertimbangkan karakteristik
personal auditor dalam keputusan menetapkan waktu penugasan audit agar tercapai efisiensi
audit tanpa mengurangi efektivitas audit hal ini dapat dilakukan dengan melihat pemeriksaan
yang dilakukan auditor untuk mengetahui adanya perilaku disfungsional audit. Begitu juga
sebaliknya para auditor diharapkan memperhatikan pentingnya personal yang baik dalam
menjalankan audit.

Jurnal Akuntansi (JAK) Page 19


Daftar Pustaka

Agoes,Sukrisno.2012.Auditing (Pemeriksaan Akuntansi).Edisi Keempat ,Fakultas Ekonomi


Universitas Indonesia.Jakarta

Arens,Alvin A.2015.Auditing & Jasa Assurance. Jakarta : Erlangga

Arfan Ikhsan dan Ishak.2008.Akuntansi Keperilakuan Edisi Revisi.Jakarta : Salemba Empat.

Cahyadini, E. P. 2017. Pengaruh karakteristik personal auditor terhadap perilaku


menyimpang dalam audit. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 6(7), 1–17

Devi,Luh Mahatma Setya.,Suaryana,I G.N.A,. Time Budget Pressure Memoderasi Pengaruh


karakteristik Personal Auditor Terhadap Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.15.3

Diana,Haugesti.,Andreas.,Azlina,Nur.2016.Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu, Resiko


Audit, Locus Of Control Dan Komitmen Profesional Terhadap Perilaku Penurunan
Kualitas Audit (Studi Empiris BPK RI Perwakilan Provinsi Riau).Jurnal Akuntansi,
Vol. 4, No. 2,

Hanifah,Nur.2017. Pengaruh Time Budget Pressure, Kompensasi, dan Moral Reasoning


Terhadap Dysfunctional Audit Behavior dan Dampaknya terhadap Kualitas
Audit.Skripsi.Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Hariani, M., & Adri, A. 2017. Pengaruh locus of control , turnover intention , kinerja dan
komitmen organisasi terhadap penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit. Jurnal
Riset Akuntansi Keuangan, 2(2).
Hutabarat.2012. Pengaruh Pengalaman, Time Budget Pressure dan Etika Auditor. Terhadap
Kualitas Audit. Jurnal Ilmiah ESAI Vol.6 No.1. Januari 2012.

Wulandari,Ayu fitria.,Edi sukarmanto.,pupung purnamasari.2018.Pengaruh Audit Fee dan


Time Budget Pressure terhadap Kualitas Audit yang dimoderasi oleh perilaku
disfungsional audit.Jurnal Prosiding Akuntansi ISSN : 2460-6561

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008


tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.

Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) Nomor :

KEP-005/AAIPI/DPN Tahun 2014

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara
Pengawasan Dan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

Jurnal Akuntansi (JAK) Page 20


Permohonan Pengisian Kuesioner

Kepada Yth:
Bapak/Ibu/Saudara (i) Responden
Di –Tempat

Responden yang terhormat,


Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai program Stara Satu (S1) Universitas
Halu Oleo, saya :
Nama : Anjani Sabrina Chairunisa
Stambuk : B1C1 17 220
Fak/Jur : Ekonomi Dan Bisnis / Akuntansi
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul
“Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu dan Perilaku Disfungsional Auditor Terhadap
Kualitas Audit (Studi Pada Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara)”.
Dengan segala kerendahan hati, saya memohon kesedian Bapak/Ibu/Saudara (i) untuk
meluangkan waktu sejenak guna mengisi kuesioner ini. Saya berharap Bapak/Ibu/Saudara (i)
menjawab dengan leluasa, sesuai dengan apa yang dirasakan, dilakukan dan dialami, bukan
apa yang seharusnya ideal.
Sesuai dengan kode etik penelitian, data dan informasi yang Bapak/Ibu/Saudara (i)
berikan akan dijamin kerahasiannya, dan hanya ditujukan untuk kepentingan ilmiah.
Kesediaan Bapak/Ibu/Saudara (i) mengisi kuesioner ini adalah bantuan yang tak ternilia
untuk saya. Atas segala perhatian dan bantuannya saya ucapkan terima kasih, semoga
penelitian ini bermanfaat bagi kita semua

Hormat Saya,

Anjani Sabrina Chairunisa

Jurnal Akuntansi (JAK) Page 21


KUESIONER
Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu Dan Perilaku Disfungsional Auditor Terhadap
Kualitas Audit (Studi Pada Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara)

A. Identitas Responden

Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya mengharapkan kepada


Bapak/Ibu/Saudara(i) untuk mengisi data-data berikut:
1. Nama : ............................................................
2. Usia : ............................................................
3. Jenis Kelamin : Pria Wanita
4. Pendidikan Terakhir : S3 S2 S1
D3 SLTA
5. Jabatan : ............................................................
6. Lama Bekerja : ............................................................

Jurnal Akuntansi (JAK) Page 22


DAFTAR PERNYATAAN UNTUK VARIABEL TEKANAN ANGGARAN WAKTU
(X1)

Petunjuk :dimohon memberikan pendapat, dengan memberikan tanda (√)pada kolom yang
sesuai
STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju N : Netral S : Setuju SS : Sangat Setuju
NO. PERNYATAAN STS TS N S SS
I. Indikator : Tingkat Pengetatan Anggaran Waktu

1. Saya sering dihadapkan pada pengalokasian waktu


pemeriksaan yang sangat ketat dan kaku.
2. Saya sering menghadapi tekanan dari pengalokasian
waktu yang sangat ketat yang dapat mengancam
kualitas audit
3. Saya dituntut untuk dapat menyelesaiakan pekerjaan
tepat waktu,sesuai dengan waktu yang telah disepakati.
4. Saya sebagai auditor harus meminimalisir kerugian
atau pemborosan waktu dalam pelaksanaan audit.
5. Tekanan anggaran waktu yang ketat dapat
menyebabkan menurunnya efektivitas dan efisiensi
kegiatan pengauditan.
II. Indikator : Ketercapaian Anggaran Waktu
6. Saya seringkali gagal meninvestasi isu-isu relevan
karena anggaran waktu yang terbatas sehingga
menghasilkan laporan audit dengan kualitas rendah.
7. Kualitas audit bisa menjadi semakin buruk,bila alokasi
waktu yang dianggarkan tidak realistis dengan
kompleksitas audit yang diterimanya.
8. Anggaran waktu yang stabil dapat meningkatan
kualitas jasa audit.

DAFTAR PERNYATAAN UNTUK VARIABEL PERILAKU DISFUNGSIONAL (X2)

Petunjuk :dimohon memberikan pendapat, dengan memberikan tanda (√)pada kolom yang
sesuai
STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju N : Netral S : Setuju SS : Sangat Setuju
NO. PERNYATAAN STS TS N S SS
I. Indikator : Underrporting Of Time
1. Saya bisa menerima adanya percepatan penyelesaian
waktu audit, jika memberi peluang saya untuk
promosi kenaikan jabatan.
2. Saya bisa menerima adanya percepatan penyelesaian
waktu audit, jika meningkatkan penilaian evaluasi
kinerja saya.

Jurnal Akuntansi (JAK) Page 23


3. Saya bisa menerima adanya percepatan penyelesaian
waktu audit, jika disarankan oleh atasan saya.
4. Saya bisa menerima adanya percepatan penyelesaian
waktu audit, jika auditor lain juga melakukannya dan
penting bagi saya untuk berkompetensi dengan yang
lain.
II. Indikator : Premature Sign Off
5. Saya bisa menerima penggantian prosedur audit, jika
pada audit sebelumnya tidak ada masalah dengan
prosedur yang dihentikan tersebut.
6. Saya bisa menerima penggantian prosedur audit, jika
ada tekanan waktu yang tinggi untuk menyelesaikan
proses audit.
7. Saya menerima penghentian satu atau beberapa
langkah audit tanpa mengganti prosedur audit lain,
jika saya percaya walaupun langkah audit dilanjutkan
tidak akan ditemukan kesalahan.
8. Saya menerima penghentian satu atau beberapa
langkah audit tanpa mengganti prosedur audit lain,
jika atasan saya ingin mempercepat waktu
penyelesaian audit.

DAFTAR PERNYATAAN UNTUK VARIABEL KUALITAS AUDIT (Y)

Petunjuk :dimohon memberikan pendapat, dengan memberikan tanda (√)pada kolom yang
sesuai
STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju N : Netral S : Setuju SS : Sangat Setuju
N PERNYATAAN ST T N S S
O. S S S
I. Indikator : Kesesuaian dengan Standar Audit
1. Saat menerima penugasan, saya sebagai auditor
menetapkan sasaran, ruang lingkup, metodelogi
pemeriksaan.
2. Dalam semua pekerjaan saya harus direview oleh atasan
secara berjenjang sebelum laporan hasil audit dibuat.
3. Saya sebagai Auditormenatausahakandokumenaudit dalam
bentuk kertas kerja audit dan disimpan dengan baik agar
dapat secara efektifdiambil,dirujuk,dandianalisis
4. Dalam melaksanakan audit, auditor harus mematuhi kode
etik yang ditetapkan.
5. Dalam melaksanakan tugas, auditor merencanakan
materialitas atas laporan keuangan berdasarkan standar
auditingyang berlaku umum di Indonesia
II. Indikator : Kualitas Komunikasi

Jurnal Akuntansi (JAK) Page 24


7.. Proses pengumpulan dan pengujian bukti harus dilakukan
dengan maksimal untuk mendukung kesimpulan, temuan
audit serta rekomendasi yang terkait..

8. Laporan hasil audit intern harus dibuat dalam bentuk dan isi
yang dapat dimengerti oleh auditi dan pihak lain yang terkait.

8. Laporan yang dihasilkan harusakurat,


lengkap, obyektif, meyakinkan, jelas,
ringkas,sertatepatwaktuagarinformasi yang diberikan
bermanfaat secara maksimal.

III. Tanggapan Auditee


9. Auditor harusmelaporkantanggapanpejabatauditee yang
bertanggungjawabmengenaikesimpulan,fakta,
danrekomendasi auditor, sertaperbaikan yang direncanakan.
10. Tanggapanauditeeharusdievaluasidandipahamisecaraseimban
gdanobjektif.
11. Apabilatanggapanauditibertentangandenganfaktamaka
auditor
harusmenyampaikanketidaksetujuannyaatastanggapantersebu
tsecaraobjektif.
III. Pemantauan Tindak Lanjut
12. Laporan harus mengemukakan penjelasan atau
tanggapanpejabat/pihak obyek audit tentang hasilaudit..
13. Laporan mengungkapkan hal-hal yang merupakanmasalah
yang belum dapat diselesaikan sampai berakhirnya audit.
14. Laporan harus dapat mengemukakan pengakuan atas suatu
prestasi keberhasilan atau suatu tindakan perbaikan yang
telah dilaksanakan obyek audit.
15. Auditor selalu melaporkan adanya pelanggaran kepada
auditee.

Jurnal Akuntansi (JAK) Page 25

Anda mungkin juga menyukai