JURNAL
OLEH:
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
20 2 0
PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU DAN PERILAKU
DISFUNGSIONAL AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT
Sulvariany Tamburaka
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Halu Oleo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh tekanan anggaran
waktu dan perilaku disfungsional auditor terhadap kualitas audit. Penelitian ini
menggunakanteknik pengambilan sampel sensus sampling yang berjumlah 38 sampel terdiri
dari auditor dan Pejabat Pengurus Urusan Pemerintah Daerah (P2UPD) pada Inspektorat
Provinsi Sulawesi Tenggara. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner.Metode
Analisis data menggunakan analisis linear bergandadenganbantuanaplikasi software IBM
SPSS StatisticsVersi 23. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) tekanan anggaran waktu
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. (2) Perilaku disfungsional
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. (3) Tekanan anggaran waktu
dan perilaku disfungsional secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit.Kesimpulan penelitian ini semakin tinggi tekanan anggaran waktu maka akan semakin
meningkat kualitas audit yang dihasilkan begitu juga dengan semakin tinggi perilaku
disfungsional maka akan meningkatkan kualitas audit dan tekanan anggaran waktu dan
perilaku disfungsional memiliki interaksi terhadap kualitas audit.
This study aims to examine and analyze the effect of Time budget pressure and
auditor dysfunctional behavior on audit quality. The variables in this study consisted of time
budget pressure and dysfunctional behavior as the independent variable, and the dependent
variable audit quality. The study used a sensus sampling amounting to 38 samples consisting
of auditors and officials of the management of local government affairs (P2UPD) at the
Inspectorate of Southeast Sulawesi Province. The data collection method used a
questionnaire. Data analysis method using multiple linear analysis with the IBM SPSS
Statictics 23 version. The results of this study indicate that (1) time budget pressure partially
has a significant effect on audit quality. (2) Dysfunctional behavior partially has a significant
effect on audit quality. (3) Time budget pressure and dysfunctional behavior simultaneously
have a significant effect on audit quality..The conclusion of this research is that the higher
the time budget pressure, the higher the resulting audit quality as well as the higher the
dysfunctional behavior, the higher the audit quality and time budget pressure and
dysfunctional behavior has an interaction with audit quality
I. PENDAHULUAN
Di era digital saat ini Pemerintah merupakan salah satu organisasi sektor publik untuk
menjalankan kepercayaan masyarakat mengelola negara guna mencapai kesejahteraan secara
adil dan merata dalam melaksanakan pembangunan negara. Diperlukan pemerintahan yang
bersih dari hal - hal yang merugikan negara seperti kolusi, nepotisme, dan korupsi. Untuk
mendapatkan audit yang berkualitas perlu adanya pemeriksaan yang sistematis dan
independensi yang diimplementasikan sesuai dengan tujuan. Kualitas ini harus dibangun
sejak awal pelaksanaan audit hingga pelaporan dan pemberian rekomendasi. Auditor
Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara sering kali menghadapi tekanan anggaran waktu
yang ketat dalam melaksanakan audit. Tekanan anggaran waktu berhubungan dengan kendala
waktu yang muncul atau mungkin ada dalam penugasan yang berasal dari adanya
keterbatasan sumber daya waktu yang dapat dialokasikan untuk melakukan tugas-tugas
auditor dalam melaksanakan audit, Auditor dituntut untuk menyelesaikan pekerjaanya tepat
waktu sesuai dengan waktu yang telah disepakati. Sehingga, auditor merasa adanya tekanan
waktu dalam menemukan temuan audit sebagai bukti dari laporan audit (Pikirang, 2017).
Semakin tinggi tekanan anggaran waktu (time budget pressure) yang dirasakan akan
cenderung meningkatkan perilaku penurunan kualitas audit. Perilaku seseorang ditentukan
Kualitas audit Inspektorat dapat dilihat dari hasil pemeriksaan auditor eksternal
pemerintah, yaitu Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) atas penyajian
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Fakta menunjukkan bahwa fungsi
pengawasan yang dilakukan Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara belum berjalan
maksimal ditunjukan pada Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas pengendalian intern
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara tahun anggaran 2018 oleh Badan Pemeriksaan
Keuangan (BPK) nomor : 30.B/LHP/XIX.KDR/05/2019 menilai bahwa masih adanya
kelemahan dalam sistem pengendalian intern atas laporan keuangan pemerintah daerah
Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai berikut :
1. Pengelolaan Dana Bantuan Operasional (BOS) sekolah tidak memadai. Disebabkan karena
kurangnya pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan dana BOS sehingga adanya salah
saji dan risiko penyalahgunaan dana BOS.
2. Pemprov Sultra tidak melakukan inventarisasi piutang bermasalah dan belum melakukan
pemutakhiran wajib pajak PKB alat berat. Salah satu penyebabnya Kepala Bidang Akuntansi
dan Pelaporan BPKAD dalam menyajikan penyisihan piutang selain pajak dan retribusi tidak
memperhatikan kebijakan akuntansinya.
3. Saldo Investasi permanen penyertaan modal Pemprov Sultra pada PD Percetakan Sultra
tidak dapat diyakini kewajarannya. Salah satu penyebabnya adalah perbedaan perlakuan
antara rekomendasi Inspektorat dan RUPS serta hasil rapat dengan gubernur.
4. Pengamanan dan penatausahaan Aset Tetap Pemprov Sultra belum tertib. Penyebabnya
adalah penatausahaan aset tetap belum dapat diperbaiki sepenuhnya sesuai rekomendasi
pemeriksaan hasil BPK.
Permasalahan ini menunjukkan bahwa fungsi Inspektorat belum berjalan maksimal
masih terdapat kelemahan kualitas audit Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara dalam
melakukan tugas pemeriksaan terhadap laporan keuangan pada Pemerintah Provinsi Sulawesi
Tenggara. Seharusnya temuan kelemahan tersebut dapat ditemukan oleh Inspektorat sebelum
diperiksa oleh BPK.
Tabel 1.1
Temuan Hasil Pemeriksaan Auditor Pengendalian Intern Pemerintah (APIP)
Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun Temuan/Kejadian
No Klasifikasi Temuan
2018 2019 Sem 1
1. Temuan Pemeriksaan 695 713
2. Temuan Membutuhkan Rekomendasi 1942 2028
3. Temuan Hasil Tindak Lanjut
1451 1571
Membutuhkan Rekomendasi
4. Temuan Hasil Tindak Lanjut yang
418 374
Belum Sesuai Rekomendasi
5. Temuan Belum DitindakLanjut 65 82
6. Temuan Yang Tidak Dapat Ditindak
8 1
Lanjut
Total Temuan 4579 4769
Sumber : Bag.Perencanaan Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara
Berdasarkan tabel 1.1 menjelaskan bahwa meningkatnya jumlah temuan dari tahun 2018
sebanyak 4579 menjadi 4769 pada tahun 2019 semester 1. Tingginya beban tugas auditor
menetapkan rekomendasi tindakan atas temuan yang diperoleh dan banyaknya tindak lanjut
yang belum sesuai rekomendasi dan belum ditindaklanjuti, Padahal masukan yang diberikan
Inspektorat dalam proses review akan menuntut terwujudnya laporan keuangan yang sesuai
dengan standar akuntansi pemerintahan sehingga meningkatkan laporan keuangan daerah.
Namun, pada kenyataannya masih terdapat permasalahan pada fungsi pengawasan
Inspektorat yang mempengaruhi kualitas audit. Menurut Devi (2016) semakin meningkat
tekanan anggaran waktu yang dirasakan, maka akan dapat mengubah karakteristik personal
auditor yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan penerimaan perilaku disfungsional
auditor dalam pelaksanaan program audit.
Penelitian Widiantari (2018) bahwa semakin tinggi tekanan anggaran waktu semakin
baik pula perilaku disfungsional yang akan dilakukan auditor. Seringkali anggaran waktu
tidak realistis dengan pekerjaan yang harus dilakukan sehingga dapat menimbulkan tekanan
yang dapat mendorong auditor melakukan perilaku disfungsional audit (Kristiani, 2017)
tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu Dan Perilaku
Disfungsional Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Inspektorat Provinsi Sulawesi
Tenggara).
Objek dalam penelitian ini adalah tekanan anggaran waktu dan perilaku disfungsional
sebagai variabel independen dan kualitas audit sebagai variabel dependen pada Inspektorat
Provinsi Sulawesi Tenggara.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/Subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017:215). Populasi dalam penelitian ini
adalah Inspektur, Sekretaris, Inspektur Pembantu, Auditor, dan Pengawas Penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD) yang ada di Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara
yang berjumlah 39 orang.
Tabel 2
Daftar sampel penelitian di Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara
No Jabatan Jumlah
1. Pejabat Pengawas Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD) 19 orang
2. Jabatan Fungsional Auditor 19 orang
Jumlah 38 orang
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan Data
kualitatif.data kualitatif berupa uraian penjelasan dari variabel dan pernyataan dalam
kuesioner yang akan diklasifikasikan ke dalam kategori menggunakan skala likert. Data
kuantitatif dalam penelitian ini adalah jawaban responden atas pertanyaan kuesioner yang
diukur menggunakan skor dari skala Likert.
Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
dalam penelitian ini merupakan respon tertulis dari auditor pada Inspektorat Provinsi
Sulawesi Tenggara sebagai responden yang menjadi sampel penelitian melalui kuesioner
yang diberikan.Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung oleh pihak
yang melaksanakan penelitian (Sugiarto, 2017:205). (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
Misalnya melalui web, tesis, artikel, jurnal, publikasi pemerintah dan seterusnya.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Angket atau Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya(Sugiyono,2017:142). Dokumentasi, merupakan teknik penelitian dimana
mengumpulkan data-data yang diperlukansehubungandenganpenelitian. Studi kepustakaan,
dengan mempelajari, meneliti, mengkaji, serta menelaah literatur yang ada kaitannya dengan
masalah yang diteliti.
Metodeanalisis data yang digunakan yaitu sebagai berikut :
1. Analisis deskriptif yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
persentase. Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai variabel-variabel penelitian.
Berdasarkan data primer yang diperoleh, distribusi frekuensi masing-masing jawaban
dikelompokan sesuai dengan indikator dan item jawaban.Skala yang digunakan untuk menilai
pertanyaan adalah skala likert yang mempunyai skor 1 sampai i5.Nilai rata-rata pembobotan
atau nilai skor jawaban responden yang diperoleh diklasifikasi ke dalam rentang skala
kategori nilai yang disajikan dalam tabel berikut:
2. Analisis Regresi Linier Berganda adalah alat analisis peramalan nilai pengaruh dua
variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya
hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan satu
variabel terikat (Riduwan, 2013).
Y = a + b1x1 + b2x2 + e
Keterangan:
Y : Kualitas Audit
X1 : Tekanan Anggaran Waktu
X2 : Perilaku Disfungsional
a : Nilai Konstanta
b1,b2 : Koefisien Regresi Masing-Masing Variabel
e : Variabel Lain Yang Tidak Diteliti
Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji statistik F, uji statistik t dan uji koefisien
determinasi. Pengujian dapat dilakukan setelah model regresi bebas dar igejala-gejala
asumsiklasik. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji
autokorelasi, uji normalitas, uji heterokedastisitas dan uji multikolinearitas.
AnalisisDeskriptif
Variabel Tekanan Anggaran Waktu (X1) diukur dengan menggunakan 8 butir item
pernyataan dari 2 indikator yaitu: Tingkat Pengetatan Anggaran Waktu (X1.1) dan
Ketercapaian Anggaran Waktu (X1.2). Rekapitulasi jawaban atas pernyataan responden
diuraikan sebagai berikut:
Rata-rata skor jawaban responden terhadap indikator (X2.1) adalah sebesar 3,05
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kualitas Audit (Y) yang diukur
dengan menggunakan 15 butir item pernyataan dari 4 indikator yaitu: Kesesuaian dengan
standar audit (Y1.1), kualitas Komunikasi (Y1.2), tanggapan auditee (Y1.3), dan Pemantauan
tindak lanjut (Y1.4). Rekapitulasi jawaban atas pernyataan responden diuraikan sebagai
berikut:
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Atas Variabel Kualitas Audit
Hasil koefisienkorelasi dan cronbach alpha untuk menguji validitas dan reabilitas
penggunakan item pernyataan dari indikator varibel sebagaiberikut :
Koefisien Cronbach
Variabel Indikator Item sig ket Ket
Korelasi Alpha
Uji AsumsiKlasik
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen. Uji multikolineritas dilakukan dengan melihat
Tolerance Value dan variance inflation factor (VIF).
Tabel 8
Colinearity Statistic
Model
Tolerance VIF
Tekanan Anggaran Waktu (X1) 0,673 1,486
Perilaku Disfungsional (X2) 0,673 1,486
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2020
Menunjukkan bahwa variabel bebas yaitu tekanan anggaran waktu dan perilaku
disfungsional memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 yaitu 0,673 dan nilai VIF kurang dari
10 yaitu 1,486. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antar variabel bebas sehingga
dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
dependen (terikat) dan variabel independen (bebas) mempunyai distribusi normal. Model
Regresi yang baik adalah data distribusi normal atau mendekati normal.
Sumber : Hasil output IBM SPSS 23, data primer diolah tahun 2020
Berdasarkan gambar normal probability plot pada gambar 4.2 ,terdapat bahwa data
menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis
diagonal.Sehingga model regresi layak dipakai untuk prediksi dan telah memenuhi asumsi
normalitas. Gambar histogram diatas, tampak bahwa residual terdistribusi secara normal
ditunjukkan dengan pola berbentuk simetris tidak melenceng ke kanan atau ke kiri. Dengan
demikian model regresi telah memenuhi asumsi normal.
Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model
regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas.
Gambar 3
Berdasarkan gambar scatter plot 4.3, terlihat secara visual bahwa titik-titikmenyebar
secara acak (tidak membentuk pola yang jelas) dan tersebar baikdiatas maupun dibawah
angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian
ini terbebas dari masalah heteroskedastisitas.
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .842a .613 .574 3.035 1.882
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y1
Sumber : Hasil output IBM SPSS 23, data primer diolah tahun 2020
Berdasarkan output summary pada tabel 4.12, terlihat pada angka Durbin Watson (D-
W) adalah 1,882 dimana angka tersebut berada di antara -4 sampai+4 yang berarti tidak
terjadi autokorelasi.
Uji Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis membuktikan apakah variabel tekanan anggaran waktu dan
perilaku disfungsional secara parsial dan simultan mempunyai pengaruh terhadap kualitas
audit. Untuk membuktikan hal tersebut maka digunakan uji t dan uji f. Ringkasan hasil uji t,
uji f, dan koefisien determinasi disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 10
Persamaan
Variabel thitung ttabel sig. Fhitung Ftabel Sig. R.Square
X1 2,164 1,6972 0,039 10,540 3,32 0,000 0,613
X2 2,084 1,6972 0,046
Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai thitung untuk variabel tekanan anggaran waktu
yaitu sebesar 2,164 > dari ttabel yaitu sebesar 1,6972 atau dengan tingkat signifikansi sebesar
0,039 < dari α = 0,05, maka dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa
H1diterima atau H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa tekanan anggaran waktu berpengaruh
signifikan secara parsial terhadap kualitas audit.
Kesimpulan
Tekanan anggaran waktu sangat mempengaruhi kinerja auditor dalam meningkatkan kualitas
audit dengan berdasarkan pada karakteristik personal auditor masing-masing karena auditor
harus memenuhi tugas dalam penugasan yang singkat tetapi mencapai tujuan Inspektorat
Provinsi Sulawesi Tenggara. Auditor yang melakukan perilaku disfungsional lebih
berekspektasi tinggi akan tugas yang akan dihadapi sehingga meenghilangkan kepercyaan
diri mereka dan melakukan perilaku disfungsional
Keterbatasan
1. Penelitian ini hanya berfokus pada 3 variabel, diharapkan penelitian selanjutnya
dapat menambah variabel lainnya untuk dapat mengetahui sejauh mana kualitas audit
yang dihasilkan oleh Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara.
2. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperluas populasi, seperti memggunakan
sampel dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), sehingga penelitian lebih mungkin
untuk disimpulkan secara umum.
Rekomendasi
Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara diharapkan mempertimbangkan karakteristik
personal auditor dalam keputusan menetapkan waktu penugasan audit agar tercapai efisiensi
audit tanpa mengurangi efektivitas audit hal ini dapat dilakukan dengan melihat pemeriksaan
yang dilakukan auditor untuk mengetahui adanya perilaku disfungsional audit. Begitu juga
sebaliknya para auditor diharapkan memperhatikan pentingnya personal yang baik dalam
menjalankan audit.
Hariani, M., & Adri, A. 2017. Pengaruh locus of control , turnover intention , kinerja dan
komitmen organisasi terhadap penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit. Jurnal
Riset Akuntansi Keuangan, 2(2).
Hutabarat.2012. Pengaruh Pengalaman, Time Budget Pressure dan Etika Auditor. Terhadap
Kualitas Audit. Jurnal Ilmiah ESAI Vol.6 No.1. Januari 2012.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara
Pengawasan Dan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Kepada Yth:
Bapak/Ibu/Saudara (i) Responden
Di –Tempat
Hormat Saya,
A. Identitas Responden
Petunjuk :dimohon memberikan pendapat, dengan memberikan tanda (√)pada kolom yang
sesuai
STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju N : Netral S : Setuju SS : Sangat Setuju
NO. PERNYATAAN STS TS N S SS
I. Indikator : Tingkat Pengetatan Anggaran Waktu
Petunjuk :dimohon memberikan pendapat, dengan memberikan tanda (√)pada kolom yang
sesuai
STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju N : Netral S : Setuju SS : Sangat Setuju
NO. PERNYATAAN STS TS N S SS
I. Indikator : Underrporting Of Time
1. Saya bisa menerima adanya percepatan penyelesaian
waktu audit, jika memberi peluang saya untuk
promosi kenaikan jabatan.
2. Saya bisa menerima adanya percepatan penyelesaian
waktu audit, jika meningkatkan penilaian evaluasi
kinerja saya.
Petunjuk :dimohon memberikan pendapat, dengan memberikan tanda (√)pada kolom yang
sesuai
STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju N : Netral S : Setuju SS : Sangat Setuju
N PERNYATAAN ST T N S S
O. S S S
I. Indikator : Kesesuaian dengan Standar Audit
1. Saat menerima penugasan, saya sebagai auditor
menetapkan sasaran, ruang lingkup, metodelogi
pemeriksaan.
2. Dalam semua pekerjaan saya harus direview oleh atasan
secara berjenjang sebelum laporan hasil audit dibuat.
3. Saya sebagai Auditormenatausahakandokumenaudit dalam
bentuk kertas kerja audit dan disimpan dengan baik agar
dapat secara efektifdiambil,dirujuk,dandianalisis
4. Dalam melaksanakan audit, auditor harus mematuhi kode
etik yang ditetapkan.
5. Dalam melaksanakan tugas, auditor merencanakan
materialitas atas laporan keuangan berdasarkan standar
auditingyang berlaku umum di Indonesia
II. Indikator : Kualitas Komunikasi
8. Laporan hasil audit intern harus dibuat dalam bentuk dan isi
yang dapat dimengerti oleh auditi dan pihak lain yang terkait.