Anda di halaman 1dari 9

“AKHLAK MENUNTUT ILMU”

A. Pengertian Ilmu dan Menuntut Ilmu

Ilmu berasal dari kata ‫ علما‬-‫ يعلم‬-‫ علم‬yang artinya mengetahui, lawan dari kata ‫جهل‬
yang artinya bodoh. Ilmu pengetahuan adalah terjemahan dari kata bahasa Inggris, Science,
yang berarti pengetahuan. Kata science itu sendiri berasal dari bahasa Yunani Scientia yang
berarti pengetahuan. Namun pengertian yang umum digunakan ilmu pengetahuan adalah
himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian dan dapat
diterima oleh rasio.[1]
Imam Raghib al- Ashfahani dalm kitabnya, Mufradat Al –Qur’an, berkata, “ ilmu
adalah mengetahui sesuatu sesuai dengan hakikatnya. Ia terbagi dua: pertama, mengetahi inti
sesuatu itu (oleh ahli logika dinamakan ahli tashawwur). Kedua, menghukum adanya sesuatu
pada sesuatu yang ada (oleh ahli ligika dinamakan tashdiq, maksudnya mengetahui hubungan
sesuatu dengan sesuatu).”
Az-Zubaidi berkata dalam kamus Tajul-‘Arus, “Mayoritas ahli membedakan masing-
masing term itu. Bagi mereka ilmu adalah yamg paling tinggi karena ilmu itulah yang mereka
perkenankan untuk dinisbatkan kepada allah swt. Sementara, mereka tidak mengataknan:
‘Allah arif’ atau ‘Allah syair’. Perbedaan-perbedaaan tersebut disebut dalahm karangan-
karangan ahli basaha.[2]
Al Manawi dalam kitab At-taufiq berkata , “ ilmu adalah keyakinan kuat yang tetap
sesuai dengan realita. Bisa juga bersifat yang membuat perbedaan tanpa kritik. Atau, ilmu
adalah tercapainya bentuk sesuatu dalam akal.”.
Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk merubah
tingkah laku dan perilaku kearah yang lebih baik,karena pada dasarnya ilmu menunjukkan
jalan menuju kebenaran dan meninggalkan kebodohan.
Seseorang harus memulai dengan ilmu sebelum beramal. Maksud dari beramal adalah
melakukan kegiatan atau melakukan suatu pekerjaan. Dalam melakukan pekerjaan manusia
dituntut mengetahui ilmunya dari pekerjaan tersebut. Karena dengan mengetahui ilmunya
pekerjaan akan lebih terarah dan tidak berantakan.
Menuntut ilmu merupakan ibadah sebagaima sabda Nabi Muhammad Saw.
Artinya :
Mu’adz bin Jabbal berkata : “Tuntutlah ilmu, karena mempelajari ilmu karena
mengharapkan wajah Allah itu mencerminkan rasa Khasyyah, mencarinya adalah ibadah,
mengkajinya adalah tasbih, menuntutnya adalah Jihad, mengajarnya untuk keluarga adalah
Taqarrub.”
Dengan demikian perintah menuntut ilmu tidak di bedakan antara laki-laki dan
perempuan. Hal yang paling di harapkan dari menuntut ilmu ialah terjadinya perubahan pada
diri individu ke arah yang lebih baik yaitu perubahan tingkah laku, sikap dan perubahan aspek
lain yang ada pada setiap individu.

B. Keutanaan Menuntut Ilmu


Selain Al-Qur’an banyak sekali hadits yang menjelaskan keutamaan ilmu dan
kedudukan ulama, baik dimata Allah maupun dimata manusia, di dunia maupun di akhirat.
Ulama di hargai demikian tingginya tak tertandingi oleh siapapun, dan tak mungkin dapat
dikejar, kecuali melalui ilmu.
Berikut beberapa keutamaan ilmu yang disebutkan didalam Al-qur’an dan As-
Sunnah:
1. kelebihan ilmu dibanding ibadah
Salah satu fadhilah ilmu dari ibadah adalah bahwa kebanyakan manfaat ibadah
terbatas pada pelakunya. Orang yang melakukan salat atauberpuasa, haji, zikir dan ibadah
yang lai, akan mendapat kebaikan-kebaikan amal perbuatannya dan peningkatan derajatnya.
Tetapi, masyarakat lain tidak akan mndapat ganjaran mereka sedikitpun secara langsung.
Berbeda dengan ilmu; ia bermanfaat jauh melampui si pilaku itu sendiri, sampai pada orang
yang mendengarnya, atau membacanya. Ilmu tidak mengenal ikatan, tidak pula mengakui
adanya dinding dan jurang pemisah. Lebih-lebih pada zaman kita sekarang, ketika ilmu
tersebar luas melalui radio dan televisi yang dapat ditangkap dalam beberapa detik dan
bahkan dalam seketika itu juga para pendengar dan para pemirsa yang ada diberbagai tempat.
2. Ilmu tidak terputus lantaran berahirnya hayat
Ilmu tidak terputus lantaran berahirnya hayat, dan ilmu tidak mati dengan kematian
pemiliknya. Tetapi bagi orang yang salat, atau berpuasa, atau membayar zakat,berhaji,
berumroh, bertasbih, bertahlil, berzikr, dan bertakbir, semua amal ini mendapat balasan dari
allah, tetapi balasan itu terputus lantaran selesai atau berakhirnya amala tertentu. Adapun
ilmu, ia terus berpengaruh selama orang masih memanfaatkanya.[6]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau
bersabda:
"Apabila seorang keturunan Adam meninggal dunia maka terputuslah amalnya
kecuali dari tiga hal: shadaqah jariyyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau seorang anak shalih
yang mendo'akannya." (HR. Muslim no.1631)
Betapa besarnya kebaikan yang akan didapatkan oleh orang yang berilmu berupa
pahala dan kebaikan-kebaikan yang banyak. Dan pahala tadi akan terus mengalir kepadanya
tanpa terputus selama ilmunya disampaikan oleh murid-muridnya dari generasi ke generasi
berikutnya, dan selama kitab-kitabnya dan tulisan-tulisannya dimanfaatkan oleh para hamba
di berbagai negeri, dan seperti inilah pahala dan ganjaran orang yang berilmu akan tetap
sampai kepadanya setelah kematiannya dengan sebab ilmu yang telah dia tinggalkan untuk
manusia, di mana mereka mengambil manfaat terhadap ilmunya.
3. Ilmu merupakan tanda kebaikan seorang hamba
Ketika seorang hamba diberi kemudahan untuk memahami dan mempelajari ilmu
syar’i, itu menunjukkan bahwa Allah menghendaki kebaikan bagi hamba tersebut, dan
membimbingnya menuju kepada hal-hal yang diridhai-Nya.
Kehidupannya menjadi berarti, masa depannya cemerlang, dan kenikmatan yang tak
pernah dirasakan di dunia pun akan diraihnya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
bersabda:
“Siapa yang Allah kehendaki kebaikan kepada seorang hamba maka Ia akan
difahamkan tentang agamanya.”
(Muttafaq Alaihi dari Muawiyah bin Abi Sufyan Radhiallahu anhuma)
4. Orang yang berilmu akan ditinggian derajatnya
Sesungguhnya allah akan meningkatkan derajat orang-orang yang mau menuntut ilmu
sebagaimana firmannya:
Artinya :Hai orang orang yang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “
Berlapang lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan berdirilah kamu maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan” ( Q.S Al-Mujaadalah:11)
Ditinggikannya derajat dengan beberapa derajat, ini menunjukkan atas besarnya
keutamaan, dan ketinggian di sini mencakup ketinggian maknawiyyah di dunia dengan
tingginya kedudukan dan bagusnya suara (artinya dibicarakan orang dengan kebaikan) dan
mencakup pula ketinggian hissiyyah (yang dirasakan oleh tubuh dan panca indera) di akhirat
dengan tingginya kedudukan di jannah. (Fathul Baarii 1/141)
Allah pun akan meninggikan derajat orang orang yang berilmu sebagaimana diri-Nya
memuliakan diri-Nya dan mengagungkan kekuasaan-Nya, lalu setelahnya Dia memuliakan
malaikat dan kemudian memuliakan orang orang yang berilmu, sebagaimana firman-Nya:
Artinya :“ Allah menyatakan bahwasannya tidak ada Tuhan(yang berhak disembah)
melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang orang yang berilmu
(juga menyatakan yang demikian itu). Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” Q.S Ali Imran:18
5. Menuntut ilmu merupakan ibadah dan akan dipermudah jalan menuju syurga
Menuntut ilmu adalah ibadah, bahkan merupakan Ibadah yang paling agung dan
paling utama, sehingga Allah menjadikannya sebagai bagian dari jihad fisabilillah,
sebagaimana firmanNya dalam surat At Taubah 122

۟ ‫ُوا َكٓافَّةً ۚ فَلَ ْواَل نَفَ َر ِمن ُكلِّ فِرْ قَ ٍة ِّم ْنهُ ْم طَٓائِفَةٌ لِّيَتَفَقَّه‬
‫ُوا‬ ۟ ‫ون لِيَنفِر‬ َ ُ‫ان ْٱل ُم ْؤ ِمن‬
َ ‫۞ َو َما َك‬
َ ‫ُوا قَ ْو َمهُ ْم إِ َذا َر َجع ُٓو ۟ا إِلَ ْي ِه ْم لَ َعلَّهُ ْم يَحْ َذر‬
‫ُون‬ ۟ ‫فِى ٱلدِّين َولِيُن ِذر‬
ِ

Artinya : tidak sepatutnya bagi mu’min itu pergi semuanya (medan perang), mengapa
tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk member peringatan pada kaumnya apabila
mereka telah kembali kepadanya supaya mereka itu dapat menjaga dirinya
Rosulullah bersabda
Artinya: barang siapa menempuh jalan demi mengharapkan suatu ilmu, maka allah
akan mempermudah jalan baginya menuju syurga. Sesungguhnya malaikat akan meletakkan
sayap-sayapnya karena keridhaannya akan pencari ilmu. Sesungguuhnya semua yang ada di
langit dan di bumi dan bahkan lumba-lumba di lautan sekalipun, akan selaly memintakan
ampunan bagi orang yang berilmu
6. lmu adalah kehidupan dan cahaya
Dalam banyak ayat, Al qur’an menganggap ilmu sebagai kehidupan dan cahaya,
sedangkan kebodohan merupakan kematian dan kegelapa. Seperti diketahui semua bentuk
kejahatan disebabkan oleh ketiadaan kehidupan dan cahaya,dan semua kebaikan disebabkan
oleh cahaya dan kehidupan.

C. Tata Cara Menuntut Ilmu

‫اطلبوا العلم ولوبالص~ين~ ف~ان طلب العلم فريض~~ة على ك~~ل مس~لم ان المال‬
‫ئكة تضع اجنحتها لطالب العلم رضابمايطلب‬
“Tuntulah ilmu walau di negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu adalah
wajib bagi setiap muslim. Sesungguhnya para Malaikat meletakkan sayap-saya mereka
kepada para penuntut ilmu karena senang (rela) dengan yang ia tuntut”
(Hadits Riwayat Ibnu Abdil Bar)

Hadits yang diriwayatkan Ibnu Abdil Bar di atas, menunjukkan bahwa menuntut
ilmu adalah sebuah kewajiban bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan.
Menuntut ilmu diperlukan sebuah usaha, meskipun itu jauh dari tempat tinggal, dan dalam
hadits tersebut kita harus menuntut ilmu walaupun sampai ke negeri Cina. Mengapa harus ke
Cina?, mungkin pada saat itu kemajuan peradaban yang ada di Cina.
Sungguh sangat pentingnnya ilmu pengetahuan, sampai-sampai menuntut ilmu
diwajibkan bagi setiap muslim, dan kita disuruh menuntut ilmu sampai ke negeri Cina.
Karena dengan menuntut ilmu kita akan bertambahnya ilmu pengetahuan, guna bekal
kehidupan di dunia dan di akhirat. Misalnya yang berkaitan dengan keduniaan, dengan
kemajuan teknologi di zaman sekarang, banyak manusia yang menghasilkan teknologi yang
dapat mempermudah pekerjaaan manusia, seperti: robot, mesin, telepon, listrik dan
sebagainya, itu semuanya adalah berkat ilmu pengetahuan. Begitu pula dengan persiapan
kehidupan di akhirat, kita perlu memerlukan ilmu pengetahuan yang dapat membekali kita di
akhirat kelak. Dengan demikian, berbekal ilmu pengetahuan yang kita punya, kebahagian di
dunia dan di akhirat sebagai tujuan hidup insya Allah akan tercapai.

‫من ارا دالدنيا فعليه بلعلم ومن ارا داالخرة فعليه بلعلم ومن ارا دهما فعليه‬
‫بالعلم‬
Artinya:
“Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia, maka dengan ilmu, dan barangsiapa
yang menghendaki kehidupan akhirat, maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki
keduanya (kehidupan dunia dan akhirat), maka dengan ilmu.”

Ilmu pengetahuan dapat kita peroleh dari pendidikan formal maupun non formal,
untuk pendidikan formal bisa kita tempuh mulai dari SD/MI hingga ke Perguruan Tinggi,
sedangkan pendidikan non formal bisa di dapat dari majelis ta’lim, televisi, radio, dan
sebagainya. Dalam mencari ilmu, kita perlu akan namanya guru, guna mengarahkan dan
membimbing kita, karena tanpa adanya guru kita bisa keblinger.

Mencari ilmu kita harus mengindahkan yang namanya tata cara dalam menuntut ilmu
atau etika dalam menuntut ilmu, tidak seenaknya sendiri yang bisa membuat sakit hati dan
amarah sang guru. Adapun tata cara menuntut ilmu adalah sebagai berikut:
1. Belajarlah dengan giat dan penuh semangat. Berusaha menggunakan waktu dengan
sebaiknya, jangan sampai berlalu begitu saja tanpa ada manfaatnya.
2. Pelajari dengan baik pelajaran-pelajaran yang telah ditetapkan, sebelum engkau
mendengarkannya dari guru di kelas. Apabila ada permasalahan yang menyulitkan, maka
jangan ragu untuk bertanya dan mengungkapkan kepada salah seorang teman, agar dapat
mendiskusikan dengannya sehingga dapat memahaminya. Dan jangan beralih pada
permasalahan lain, sebelum masalah pertama benar-benar dipahami.
3. Apabila telah ditempatkan pada satu tempat duduk tertentu oleh sang guru, maka jangan
duduk di tempat lain. Bila seorang teman mengganggu dengan menduduki tempat duduk
kita, maka jangan mencacinya atau bersikap kasar kepadanya. Tetapi cukup kita laporkan
kepada sang guru. Guru kita akan menyelesaikan persoalan dan menempatkan kita di
tempat yang telah ditentukan.
4. Apabila guru telah memulai membacakan pelajaran, maka jangan sibuk berbicara dengan
teman dan jangan berdebat dengannya. Perhatikan penjelasan guru dengan baik.
Janganlah larut dalam lamunan dan hayalan di tengah-tengah pelajaran yang berlangsung.
Bila menemukan kesulitan dalam memahami suatu persoalan yang telah diterangkan,
maka mintalah kepada guru dengan sopan untuk mengulangi keterangan sekali lagi.
Janganlah berkata keras kepada guru dan jangan menentangnya, jika guru tidak
memperhatikan ucapan kita.
5. Bila seorang murid telah melanggar sopan santun di hadapan guru, maka harga dirinya di
mata guru dan teman-temannya jatuh dan dia berhak mendapatkan peringatan dan
hukuman atas ketidaksopanannya tersebut.
6. Apabila kita tidak menghormati guru kita lebih dari ayah kita, maka kita tidak akan
dapatkan manfaat dari ilmu dan pelajaran yang disampaikan.
7. Hiasan ilmu adalah tawadhu’ (merendahkan diri) dan sopan santun. Barang siapa yang
tawadhu’ karena Allah, maka derajatnya diangkat oleh-Nya. Allah akan menjadikan
seluruh makhluk-Nya cinta kepadanya. Tetapi barangsiapa sombong dan berakhlak jelek,
maka jatuhlah martabatnya dalam pandungan manusia dan Allah menjadikan orang-orang
benci kepadanya, bahkan hampir semua orang tidak memuliakan dan tidak
menyayanginya.
8. Tidak ada sesuatu yang lebih membahayakan kepada pelajar dari pada kemarahan guru
dan ulama’. Karena itu, berhati-hatilah, jangan sampai membuat guru marah atau
bertingkah tidak sopan di hadapannya. Sebab kemarahan guru itu paling tidak membuat
kekecewaan. Oleh sebab itu, terimalah nasihat ini. Carilah keridhoan guru-guru kita dan
mohonlah doa agar kita mendapatkan kemudahan dalam menuntut ilmu, mudah-mudahan
Allah mengabulkan doa kita, hingga kita sukses.
9. Apabila engkau sedang berkhalwat, perbanyaklah berdo’a dan mendekatkan diri kepada
Allah, agar Allah memberi kita ilmu yang manfaat dan mengamalkannya. Sesungguhnya
Allah maha mendengar segala do’a dan Maha Luas Anugerah-Nya.

Selanjutnya dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Abdil Bar, para malaikat
membentangkkan sayap-sayap kepada orang yang menuntut ilmu, karena senangnya. Begitun
pentingnya ilmu pengetahuan bagi seseotang sehingga malaikat bangga kepadanya. Selain itu,
para penuntut ilmu oleh Rosulullah Saw. akan dijanjikan diberikan kemudahan jalan ke surga.

‫من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل هللا به طر يقا الى الجنه‬
Artinya:
“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menutut ilmu, maka Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga.” (Hadits Riwayat Muslim)

D. Kewajiban Mengamalkan Ilmu


Dalam menuntut Ilmu baik itu bentuknya mengaji, belajar di sekolah, membaca dan
sebagainya hendaknya di iringi dengan pengamalan. Sebagaimana dalam sebuah pepatah
arab, Ilmu yang tidak diamalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah. Seperti orang yang
menanam pohon yang diharapkan buahnya ternyata tidak berbuah. Maka yang muncul rasa
capek, kesal, dan akhirnya dibakar saja. Demikian juga orang menanam padi diharapkan
supaya tumbuh padi dengan baik dan menghasilkan buah, tapi ternyata setelah beberapa lama
di tunggu tidak ada buahnya sama sekali. Maka akan dibakar saja karena tidak berguna.
Maka kita jangan sampai dibakar oleh Allah swt. Karena didalam firman-Nya
disebutkan, Akan tetapi mereka bohong, tidak mau melaksanakan apa yang Allah
perintahkan. Ini apa akibatnya? Kami akan turunkan siksaan kepada mereka lantaran
perbuatan mereka itu. Allah swt telah berjanji, kiranya orang-orang di kampung-kampung, di
desa-desa, di daerah-daerah, di negeri ini semuanya beriman dan bertaqwa, sungguh Allah
akan memberikan kepada mereka keberkahan-keberkahan dari langit dan keberkahan-
keberkahan dari bumi. Tanaman-tanaman subur dan berbuah, tidak ada hama. Dijual juga
laku, tidak jatuh harganya. Dimakan juga lezat, tidak rusak karena dimakan ulat dan
sebagainya.
Maka mengamalkan ilmu itu juga sebagai tolak bala. Disamping kita mengamalkan
Ilmu Pengetahuan agama ini keberkahan-keberkahan, tapi sekaligus bisa menolak bala.
Belakangan ini banyak sekali musibah-musibah yang bertubi-tubi datangnya ke negeri kita
ini, karena mereka tidak lagi serius mengamalkan ajaran agama. Yang dilarang oleh Allah
dijalankan, sedangkan yang diperintahkan diabaikan. Pantas saja Allah yang memiliki langit
dan bumi ini, Allah yang menciptakan manusia dan segalanya kemudian marah dan murka.
Karena manusia sudah tidak lagi peduli dengan perintah-perintah-Nya.
Allah swt dengan sifat Pengasih Penyayang-Nya ternyata masih memberikan peluang
kesempatan hidup kepada manusia-manusia yang lupa dengan perintah-Nya. Buktinya sampai
sekarang orang-orang kafir dan ingkar masih dapat merasakan nikmatnya hidup. Lalu kenapa
orang-orang kafir itu tidak Allah bunuh saja? Atau tidak usah dikasih kesempatan untuk
hidup? kenapa? Jawabannya adalah karena Allah dengan sifat Pengasih Penyayang-Nya
memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertaubat. Memberikan peluang kepada
mereka untuk dapat menyesal dan berjanji tidak akan mengulangi lagi apa yang telah
diperbuat dengan memohon ampunan kepada Allah swt, kemudian berjanji untuk melakukan
kebaikan.
Namun demikian kalau mereka tetap saja tidak mau merubah diri, maka Allah akan
berikan balasan nanti di alam kubur dan alam akhirat. Karena kehidupan ini tidak hanya di
alam dunia, di alam kubur nanti juga ada kehidupan, di alam akhirat juga akan ada kehidupan.
Mati itu hanya perpindahan saja dari hidup di dunia kepada hidup di akhirat. Untuk itu Allah
mematikan manusia dahulu. Sebab kalau tidak Allah matikan, bisa saja malah berontak dan
melawan. Orang masih hidup misalnya tiba-tiba disuruh pindah alam, tentu bagi orang-orang
yang ingkar akan banyak yang berontak, maka dari itu Allah jadikan kematian sebagai tangga
untuk mencapai kehidupan berikutnya.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu merupakan sesuatu yang penting bagi kehidupan manusia karena dengan ilmu
semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah
baik secara lisan (perkataan), maupun berupa perbuatan (anggota badan), tanpa ilmu
kesuksesan tak pernah ketemu karena ilmu merupakan bagian terpenting dalam kehidupan
seperti kebutuhan manusia akan oksigen untuk bernapas.
Perintah menuntut ilmu tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Hal yang
paling diharapkan dari menuntut ilmu ialah terjadinya perubahan pada diri individu ke arah
yang lebih baik yaitu perubahan tingkah laku, sikap dan perubahan aspek lain yang ada pada
setiap individu..

B. Saran
Dalam makalah ini penulis menyarankan agar pembaca dapat mengerti mengenai
topologi jaringan dan pembagian-pembagiannya.Penulis menyadari bahwa makalah ditulis ini
belum sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan yang positif agar dapat
mengoreksi kesalahan yang ada dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://darunnajah.com/kewajiban-mengamalkan-ilmu/

Anda mungkin juga menyukai