sukanya, melainkan semampu kita dan bukan semau kita. Percayalah Tuhan jauh “Saya tidak mampu. Saya ini orang bodoh”. Tidak jarang kita mendengar lebih melihat usaha kita, daripada hasil yang kita capai. Bahwa sepanjang hidup ada orang yang berkata begitu. Dan mereka mengatakannya dengan jujur. Jadi, kita mau melakukan yang terbaik dari apa yang mampu lakukan, itu yang pertama bukan rendah hati yang dibuat-buat dengan maksud memancing kata-kata pujian. dan terutama. Jiga bukan karena ingin mengelak dari suatu tugas tertentu. Namun, betul-betul Hal ketiga saudara-saudara, apabila perasaan tidak mampu itu muncul dari merasa tidak mampu, merasa bodoh, tidak sepintar orang lain. kerendahan hati bukan dari rasa rendah diri. Artinya, kita menyadari betul bahwa Pertanyaannya, apakah hal itu salah? Jawabnya tidak saudara. Sebab sebagai manusia kita penuh kekurangan dan keterbatasan. Apa yang ada dan kita perasaan tidak mampu kadang-kadang malah ada baiknya. Justru yang berbahaya miliki berasal dari Tuhan untuk kita pelihara serta kembangkan. kalau kita merasa sudah pintar dan merasa paling mampu. Lebih berbahaya lagi Perasaan tidak mampu muncul dari perasaan rendah diri, yang biasanya kalau kemudian kita juga menjadi sombong, kita merendahkan orang lain, dan akan membuat orang tidak mau melakukan apa-apa, pasif, tidak punya inisiatif. menyepelehkan tantangan. Namun, perasaan rendah hati akan mendorong orang untuk terus belajar, tidak Namun jangan salah saudara-saudara, bukan berarti semua perasaan tidak sungkan bertanya, dan tidak malu menerima nasihat atau kritik dari orang lain. mampu itu baik dan perlu kita pelihara. Itu pemahaman yang keliru. Dalam kadar Demikianlah soal perasaan tidak mampu.jadi saudara-saudara, merasa tidak tertentu perasaan tidak mampu harus tetap kita hilangkan. Lalu sajauh mana mampu itu bukan hal yang tabu, bukan sesuatu yang dilarang atau salah. Justru perasaan tidak mampu itu baik dan bisa kita tolerir? yang tabu adalahapabila kita merasa mampu dan hebat, sebab dengan demikian Pertama, apabila perasaan tidak mampu itu tidak membuat kita rendah diri jangan-jangan kita merasa tidak perlu belajar lagi. Padahal belajar adalah proses atau patah semangat. Artinya, kita tidak lantas mundur dari tugas-tugas yang harus seumur hidup. Sebaliknya, sikap terlalu percaya pada kemampuan diri sendiri kita kerjakan atau kita tidak mau melakukan apa-apa. Mungkin benar kita tidak biasanya merupakan awal kehancuran. Sejarah mencatat tidak sedikit orang yang sepandai orang lain, tidak sehebat dan secemerlang orang lain, kita orang biasa- terlalu sukses lupa diri dan hancur karenanya. Benar, ada ungkapan yang biasa saja. Tidak usah kecil hati, sebab itu bukan berarti Tuhan tidak bisa memakai mengatakan kehancuran bukan akhir dari segalanya. Selalu ada cara dan saat untuk kita. bangkit lagi. Akan tetapi yang namanya kehancuran, tetap saja menyakitkan. Tuhan bisa memakai orang-orang pandai seperti Rasul Paulus, seorang Karena itu, sebelum mengalaminya, marilah kita semua mawas diri. murid cemerlang dari maha guru Gamaliel, tetapi Tuhan juga bisa memakai orang- Hal penting saudara-saudara, jangan merasa rendah diri apabila punya orang sederhana seperti Rasul Petrus, seorang nelayan biasa. Tuhan bisa memakai sedikit, atau kalau kita tidak sehebat dan sepandai orang lain. Namun juga jangan orang-orang terhebat didunia, tetapi Tuhan juga bisa memakai orang-orang yang menyombongkan diri dan tinggi hati kalau kita punya banyak. Apalagi kalau tidak terpandang oleh dunia untuk melakukan sesuatu yang luar biasa. kemudian kita juga menganggap orang lain tidak berarti apa-apa. Siapapun kita Hal kedua yaitu : apabila perasaan tidak mampu itu kita iringi juga dengan tanpa kecuali, selalu ada yang bisa kita berikan. Dan apapun itu pastinya sangat penyerahan diri kepada Tuhan. Artinya, kita tidak mundur dari tugas atau bagian berharga dimata Tuhan, asal kita melakukannya dengan sepenuh hati dan semampu yang memang harus kita lakukan, tetapi dalam ketidak mampuan itu, kita tetap kita. AMIN. mau berusaha melakukan apa yang seharusnya kita lakukan dengan sungguh- sungguh dan sepenuh hati, sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya. Kita tidakmelakukannya dengan seenak dan sesuka-