Tingkat Kesadaran
Kondisi tingkat kesadaran seseorang tidak selamanya berada pada kondisi normal,
pada keadaan tertentu, misalnya keracunan, kekurangan oksigen baik karena berada ditempat
sempit dan pengap ataupun tertutupnya saluran nafas sehingga kekurang pasokan oksigen ke
otak, dan juga mungkin kerena terjadinya goncangan dan tekanan pada kepala yang
berlebihan akibat jatuh, dapat mempengaruhi dari tingkat kesadaran seseorang. Kondisi
kesadaran atau tingkat kesadaran seseorang dibagi menjadi beberapa tingkatan yaitu :
Composmentis : Sadar sepenuhnya baik terhadap dirinya dan lingkungannyadan dapat
menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik.
Apatis : Tampak segan dan acuh tak acuh dengan lingkungannya.
Delirium : Kekacauan gerakan, siklus tidur bangun yang terganggu, tampak gelisah,
kacau dan disorientasi serta meronta-ronta.
Somnolen : Mengantuk, masih tetap sadar apabila diberikan ransangan namun, akan
tidur kembali ketika ransangan berhenti.
Sopor : Mengantuk yang dalam namun masih bisa dibangunkan dengan
ransangan yang kuat, tetapi tidak terbangun sempurna dan tidak bisa
menjawab pertanyaan dengan baik.
Semi-Coma : Tidak memberikan respon pada pertanyaan,tidak dapat dibangunkan
sama sekali, respon terhadap nyeri hanya sedikit tetapi reflek kornea
dan pupil masih baik.
Coma : Penurunan kesadaran yang sangat dalam, tidak ada respon saat ditanya,
tidak ada gerakan dan tidak ada respon terhadap ransangan nyeri.
Verbal (respon ucapan) :
5 : Orientasi baik, bicara jelas.
4 : Bingung, berbicara ngacau (berulang-ulang) disorientasi waktu dan tempat.
3 : Mengucapkan kata-kata yang tidak jelas.
2 : Suara tanpa arti (mengerang).
1 : Tidak ada respon/tanpa suara.
Motorik (respon gerakan) :
6 : Mengikuti perintah pemeriksa.
5 : Melokalisir nyeri, menjangkau dan menjauhkan stimulus saat mendapatkan ransangan
nyeri.
4 : Menghindar atau menjauhi tubuh saat diberikan ransangan atau stimulus nyeri.
3 : Fleksi abnormal, salah satu atau kedua tangan menekuk saat diberikan ransangan.
2 : Ekstensi abnormal, salah satu atau kedua tangan lurus ketika diberikan ransangan.
1 : Tidak ada respon/ tanpa gerakan.
Motorik (respon gerakan) :
6 : Bergerak spontan.
5 : Menarik anggota gerak saat ada sentuhan.
4 : Menarik anggota gerak saat ada ransangan nyeri.
3 : Fleksi abnormal, saat diberikan ransangan.
2 : Ekstensi abnormal, ketika diberikan ransangan.
1 : Tidak ada respon/ tanpa gerakan.
TUJUAN
1. Mendapatkan data obyektif
2. Evaluasi perkembangan pasien
KEBIJAKAN
1. Dilakukan pada pasien baru
2. Yang melakukan adalah perawat / bidan
PERALATAN
Alat tulis
PROSEDUR PELAKSANAAN
A. TAHAP PRA INTERAKSI
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. TAHAP ORIENTASI
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada keluarga / klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
C. TAHAP KERJA
1. Mengatur posisi klien : supinasi
2. Menempatkan diri disebelah kanan pasien, bila mungkin
3. Memeriksa reflek membuka mata dengan benar
4. Memeriksa reflek verbal dengan benar
5. Memeriksa reflek motorik dengan benar
6. Menilai hasil pemeriksaan
Membuka Mata :
Spontan 4
Dengan perintah 3
Dengan rangsang nyeri 2
Tidak berespon 1
D. TAHAP TERMINASI
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Berpamitan dengan pasien
4. Membereskan alat - alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAIT
1. Ruang Rawat Inap
2. IGD
3. HCU