Anda di halaman 1dari 11

Potensi 

Blockchain sebagai Solusi Masalah


Pertanian Indonesia
(https://id.techinasia.com/blockchain-solusi-pertanian-indonesia)

Dalam beberapa tahun terakhir, blockchain menjadi hal yang kian ramai


diperbincangkan di kalangan pegiat teknologi seluruh dunia. Kendati
teknologi ini kerap diasosiasikan dengan Bitcoin dan mata uang digital
lainnya, pemanfaatannya dapat diterapkan dalam berbagai bidang, tak
terkecuali di sektor pertanian.

Berbagai perusahaan teknologi telah mencoba


menerapkan blockchain sebagai solusi di sektor pertanian, salah satunya
adalah IBM. Melalui IBM Food Trust, raksasa teknologi ini berkolaborasi
dengan Walmart China dan Tsinghua University untuk menciptakan
platform blockchain yang mampu meningkatkan kemampuan pelacakan
data hasil pertanian. Proyek tersebut juga merangkul beberapa
perusahaan besar, seperti Dole, Driscoll, Kroger, Nestle, Tyson, dan
Unilever.

Vice President Walmart pada saat itu, Frank Yiannas, mengklaim bahwa uji
coba platform buatan IBM mampu menyingkat waktu yang dibutuhkan untuk
melacak setumpuk buah mangga pada suatu cabang Walmart ke lokasi
produksinya, perkebunan di Meksiko.
IBM Food Trust (Sumber: IBM)

Pelacakan dengan blockchain ini jauh lebih cepat dibandingkan metode


pelacakan biasanya; yang semula membutuhkan nyaris tujuh hari,
menjadi hanya 2,2 detik saja. Di sisi lain, berkat waktu yang berhasil
dipangkas, perusahaan pun bisa memanfaatkannya untuk mengidentifikasi
rantai pasokan yang bermasalah.

Selain untuk melacak hasil pertanian, penerapan blockchain di sektor ini


juga mencakup berbagai fokus permasalahan, mulai dari manajemen
komoditas, menciptakan marketplace, pembayaran, dan pemanfaatan
berbagi data untuk keperluan lainnya.

Bagaimana blockchain menjadi solusi masalah pertanian

Data-data pertanian yang potensial bagi para stakeholder menjadi faktor


pendorong kemunculan platform blockchain di sektor pertanian Indonesia.
Salah satunya adalah startup blockchain HARA.

Menyadari potensi data-data pertanian di Indonesia yang belum diolah


secara optimal, HARA meluncurkan platform buatannya pada 2018.
Tujuannya, menyediakan sarana pertukaran
data melalui blockchain bagi para partisipan dalam industri pertanian,
mulai dari petani, bank, pemasar, perusahaan asuransi, hingga
lembaga credit scoring.

Data yang dapat dihimpun dan dikelola oleh HARA meliputi:

 Data umum terkait identitas dan latar belakang petani,


 Data hasil geo-tagging, seperti luas dan lokasi lahan,
 Aktivitas pertanian, seperti produk yang ditanam dan kuantitas panen,
 Data terkait ekologi, seperti cuaca dan karakteristik tanah, serta
 Data terkait pasar, harga, dan transaksi.

HARA memanfaatkan data yang terdesentralisasi untuk menghubungkan


penyedia dan pengguna data.

Mengapa desentralisasi data jadi hal penting dalam


implementasi blockchain? Konsep desentralisasi data tidak dapat terlepas
dari tiga karakteristik berikut:

 Kontrol

Teknologi blockchain memungkinkan para penggunanya untuk memegang


kendali penuh atas data masing-masing dalam jaringan. Mereka memiliki
kebebasan, tidak harus terpaku secara mutlak pada ketentuan yang
ditetapkan oleh pihak tertentu.

 Distribusi informasi

Mekanisme penyebaran informasi pada blockchain memungkinkan data


terdistribusi secara merata, serta mencegah perubahan data yang dilakukan
sepihak. Tiap pihak juga memiliki akses yang sama terhadap data dalam
jaringan.

 Kapabilitas

Data-data yang tersimpan dalam blockchain memiliki keandalan yang lebih


tinggi dibanding sistem terpusat. Infrastruktur blockchain dibangun oleh
semua pihak yang terlibat dalam jaringan, sehingga bila terjadi masalah
pada sistem salah satu pihak (contoh: bencana alam, peretasan, dan
sebagainya), terdapat data yang tersimpan di pihak-pihak lain sebagai
cadangan.

Desentralisasi adalah tentang kebebasan, fleksibilitas, dan pilihan.

  Ricardo J. Méndez, Technical Director Samsung NEXT


Ilustrasi perbedaansistem jaringan terpusat dan terdesentralisasi.
(Sumber: 0xcert)

Lebih banyak insight tentang blockchain dan desentralisasi data di


ranah pertanian

Di Indonesia, sektor pertanian masih menjadi salah salah satu kekuatan


ekonomi. Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2018,
berkaitan dengan serapan angkatan kerja, jumlah penduduk yang bekerja di
sektor pertanian mencapai 35,7 juta orang, atau 28,79 persen dari
jumlah penduduk bekerja.

Lalu, permasalahan pertanian apa saja yang dapat diselesaikan


dengan blockchain? Bagaimana perusahaan teknologi membangun dan
memanfaatkan data yang terdesentralisasi sebagai solusi permasalahan
pertanian di Indonesia?

Kamu bisa mendapatkan beragam insight dan best practice terkini


mengenai blockchain dan implementasinya pada sektor pertanian di Tech in
Asia Product Development Conference 2019 (TIA PDC 2019). CTO dan
Founder HARA, Imron Zuhri, akan hadir di salah satu sesi dalam
konferensi pengembangan produk ini. Di track Technology in Focus, Imron
akan mengangkat topik “Building Decentralized Data Exchange for
Agriculture with Blockchain”.
Founder: Regi Wahyu
Industri: blockchain untuk industri pertanian

HARA mengajak para pemangku kepentingan dalam industri pertanian,


seperti petani, pemasar, asesor, hingga bank, untuk berbagi data guna
meningkatkan kualitas industri secara keseluruhan.

 Pihak yang berbagi data dan berkontribusi dalam platform HARA akan
diganjar dengan sejumlah token.
 Token tersebut dapat ditukar dengan berbagai produk atau layanan
tertentu pada mitra usaha yang telah bekerja sama.
 Tak hanya pertanian, HARA juga tengah melirik sektor industri lain
yang dapat diuntungkan dengan kehadiran teknologi blockchain.

Sebagai mekanisme penyimpanan data,


teknologi blockchain memiliki berbagai potensi penggunaan di luar
pertukaran mata uang. Pengarsipan informasi yang terdesentralisasi dan
terbuka dalam teknologi blockchain dapat berguna bagi berbagai sektor
lainnya, mulai dari kesehatan, pemerintahan, hingga pertanian.

Industri pertanian, misalnya, memiliki potensi yang besar di Indonesia.


Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebutkan nilai ekspor agrikultur
Indonesia pada tahun 2017 mencapai Rp440 triliun, dengan luas lahan
sawah mencapai 8,19 juta hektar. BPS juga mencatat jumlah penduduk
yang bekerja di sektor agrikultur mencapai 39,6 juta orang, sekitar 31
persen dari jumlah penduduk bekerja.

Berikut petikan wawancara eksklusif BlockchainMedia dengan Regi Wahyu,


CEO Hara, yang dilakukan beberapa waktu lalu melalui sambungan telepon.

https://id.techinasia.com/hara-pertanian-blockchain

Menurut Hara apa permasalahan pertanian di Indonesia saat ini?

Tak hanya di Indonesia, masalah pertanian di Indonesia itu sangat rumit dan
berlangsung lama. Mulai dari masalah permodalan, akses terhadap modal
dan bibit termasuk pupuk, harga jual, suplai sampai pada masalah penjualan
dan konversi lahan.

Saya pribadi terlibat langsung di bidang pertanian sejak tahun 2014. Saya
memiliki riset khusus tentang itu. Dan Dattabot sendiri fokus di bidang
pertanian sejak tahun 2015.

Karena masalah dan penyebab masalah pertanian ini penafsirannya


berbeda-beda, maka bagi saya, lebih bijaksana kalau fokus pada satu aspek
yang paling umum, yakni data dan informasi.

Saat ini data dan informasi pertanian dengan sistem yang ada saat ini tidak
sama, misalnya antara Bulog, Kementerian Perdagangan, Kemnterian
Keuangan, Badan Statistik Nasioanal dan lembaga lain. Kita tidak memiliki
pangkalan data tentang data pertanian dan pangan yang valid dan dapat
diandalkan.

Jadi, kami memandang bagaimana mungkin kami yang bergerak di bidang


pengolahan data pertanian, yang ingin mencari solusinya, jikalau datanya
saja tidak akurat.

Indonesia saat ini hidup dan pengambilan keputusan dan menjalankan


proses bukan berdasarkan data yang akurat dan tersinkronisasi.

Dan permasalahan sengkarut nya data pertanian ini juga berdampak pada
kesejahteraan petani.

Saat ini ada 38,7 juta petani di Indonesia. Dan 2 persen setiap tahun
jumlahnya berkurang. Dan kontribusinya saat ini terhadap GDP mencapai 14
persen, padahal 5 tahun lalu masih 17 persen. Ini sangat memprihatinkan.
Dan berdasarkan data BPS mengungkapkan bahwa petani Indonesia yang
miskin jumlahnya sangat banyak. Bahkan di bidang pertanian tidak ada
regenerasi petani, dari petani yang berusia tua ke yang berusia muda dari
usia 30 tahun ke bawah hanya 9 persen dari total petani yang ada. Ini
jumlahnya sangat kecil.
Faktanya lagi, Indonesia masih tergolong negara tak mandiri dalam hal
penyediaan pangan. Kita saja beras sampai cabai masih mengimpor. Nah,
terlebih-lebih data pertanian dan pangan yang kita miliki saat ini tidak
lengkap dan tidak transparan.

Blockchain itu transparan dan desentralistik, apakah tawaran Hara


dapat secara langsung membantu petani yang miskin itu?

Blockchain adalah satu-satunya solusi atas kisruhnya data pertanian di


Indonesia, karena data di blockchain ini kan transparan, auditable dan
permanen. Terlebih-lebih data di blockchain tidak bisa diubah dan
dimanipulasi. Pencatatan data ke blockchain yang dilakukan di sistem Hara
dilakukan langsung di wilayah petani itu sendiri, bukan dari lembaga lain
termasuk lembaga pemerintah. Karena data dimasukkan langsung dari
lapangan, maka sifat data lebih otentik.

Petani yang tidak memiliki smart phone atau kurang memahami penggunaan


aplikasi Hara untuk memasukkan data, bisa dibantu oleh field officer Hara.
Nah, keterlibatan petani dalam berbagi data itu memberikan kesempatan
kepada mereka mendapatkan akses modal dari bank. Kredit Usaha Rakyat
dari bank, misalnya hanya berdasarkan KTP saja dan berdasarkan verifikasi
ke lapangan dan lain-lain. Bank sendiri mengalami kesulitan menyalurkan
modal dan petani kesulitan mengaksesnya, karena datanya tidak valid dan
sulit diverifikasi. Dengan sistem di Hara, data bisa lebih lengkap, karena
petani langsung yang membagi data-datanya. Ini juga bisa digunakan oleh
pihak perusahaan asuransi dan perusahaan penyedia pupuk dan bibit,
sehingga mereka mengetahui potensi market yang ada di lapangan.
Walaupun soal pilihan pupuk dan bibit yang tepat ini berpulang kepada
petani itu sendiri.

Agen lapangan itu apakah posisinya struktural di Hara?

Mereka itu adalah relawan yang diberikan insentif berupa uang rupiah atas
kerja mereka. Ke depan mereka, petani dan agen lapangan, akan
mendapatkan insentif berupa Hara Token.
Hara menggunakan smart contract di Blockchain Ethereum. Secara
teknis kami ketahui bahwa beberapa aspek di smart contract ini bisa
dirancang agar tidak bisa diakses oleh partisipan tertentu. Nah, di
sistem Hara apakah semua data bisa diakses oleh partisipan
termasuk petani, sehingga dapat disebut transparan?

Smart contract yang kami bangun memungkinkan pihak penyedia data,


yakni petani ataupun perusahaan lain, mengizinkan atau tidak data itu
diakses. Misalnya sebuah bank menginginkan sekitar dua ribu data
pertanian. Maka, kepada mereka disediakan data misalnya luas lahan,
riwayat penggunaan lahan, penghasilan, besaran panen, data cuaca dan
lain-lain. Bagi pihak bank ini akan menjadi acuan membuat keputusan
petani mana yang memungkinkan mendapatkan pinjaman.

Apakah pihak pemohon data itu harus menggunakan Token Hara


untuk melakukan pembelian data?

Harus dibedakan antara hak mengakses dan hak membeli. Perusahaan


bank, misalnya harus menggunakan Token Hara untuk mengakses data,
bukan membeli data. Token Hara bukan digunakan untuk jual beli data.
Saya umpamakan situasinya seperti di tempat permainan video game
atau odong-odong yang menggunakan token atau berupa koin fisik. Token
itu bukan untuk membeli permainan itu, tetapi digunakan sebagai akses
untuk permainan tersebut. Contoh lainnya adalah pembelian token PLN
dengan menggunakan rupiah.

Ada konsep Hara Loyalty Point. Itu bagaimana mekanismenya?

Kami bukan ingin mengajarkan trading kripto dengan memberikan Token


Hara. Itulah sebabnya kami memberikan point atau sejenis voucher. Itu
kami lakukan dengan bermitra dengan pihak lain. Soal mekanismenya, kami
belum bisa paparkan, karena masih penjajakan. Yang pasti akan kami pilih
cara yang lebih praktis. Jadi, Hara Loyalty Point saat ini belum diterapkan di
lapangan. Point ini kelak dapat digunakan untuk membeli bibit atau pupuk
dengan harga yang lebih murah atau mungkin bisa digunakan untuk
kemudahan biaya umroh bagi petani.
Perusahaan mana saja yang sudah bermitra dengan Hara, dalam
peran mereka sebagai pemohon data?

Kami menyeleksi terlebih dahulu perusahaan mana saja yang memang


mampu memberikan manfaat langsung kepada petani. Kami saat ini sudah
bekerjasama dengan Bank Negara Indonesia (BNI). Dan sekarang sedang
proses penjajakan dengan Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN).
Termasuk bank-bank lain. Ada juga Asuransi Parolamas, BOI Research dan
Universitas Muhammadiyah Gresik.

Tentang pihak data qualifier ini, apa pentingnya?

Data qualifier adalah pihak yang bisa dipercaya untuk memastikan


kebenaran data. Dalam hal ini misalnya kepala desa memastikan data yang
dikirimkan oleh petani. Atau pihak lain yang bertransaksi langsung dengan
petani, misalnya dalam proses penjualan hasil tani. Dan saat ini mereka
mendapatkan imbalan berupa rupiah. Kelak mereka juga akan menerima
TokenHara sebagai bentuk imbalannya.

Hara adalah anak perusahaan dari Dattabot. Bukankah ini


kemungkinan ada konflik kepentingan, bahwa data dari Hara bisa
diakses secara langsung oleh Dattabot tanpa izin dari penyedia
data?

Tidak. Serupa dengan pemohon data lainnya, Dattabot sendiri harus punya
TokenHara untuk mengakses data yang diinginkan, dan pihak penyedia data
bisa melihat itu secara transparan. 

Kemampuan kami untuk membuka kunci nilai dalam data Anda didukung
oleh platform yang dibangun di atas tiga lapisan teknologi canggih:
Knowledge Graph, Machine Learning, and Artificial General Intelligence.

Digabungkan, teknologi ini membersihkan, menghubungkan, dan


memperkaya data Anda untuk persiapan aplikasi Analisis Data di industri
apa pun. Kombinasi unik dari teknologi ini memungkinkan aplikasi Big Data
dalam kondisi di mana sebagian besar data masih tidak terhubung dan tidak
digigit - tantangan yang umum di sebagian besar organisasi dan kondisi
yang sangat umum di negara berkembang.

Platform ini pada dasarnya adalah Robot Pemrosesan Data bertenaga AI


(itulah sebabnya kami disebut Dattabot) yang akan menyiapkan dan
memproses data Anda, mengubahnya menjadi rekomendasi berharga yang
memberi Anda keunggulan dalam persaingan.

FITUR-FITUR:

1. Rekomendasi Kontekstual
Engine kami akan memberi Anda arahan dan rekomendasi yang relevan yang
dapat membantu Anda mencapai hasil yang lebih baik dalam bisnis Anda.

2. Profil dan Penemuan


Setelah kami memiliki data yang siap dan diperkaya, kami melatihnya melalui
analitik dan mesin hyper-profiling kami, menemukan koneksi tersembunyi
yang dapat memberikan informasi yang bermakna.

3. Menghubungkan Data
Robot membersihkan menghubungkan semua jenis data Anda dari berbagai
sumber, menghubungkannya satu sama lain untuk membuat pusat
pengetahuan yang lebih lengkap. Kami juga dapat memperkaya data Anda
dengan data dari perpustakaan kami yang sangat kaya.

Alamat databott:

PT Mediatrac Sistem Komunikasi


Graha Tirtadi 2nd Floor
Jl. Senopati No. 71-73
Kebayoran Baru, South Jakarta, Indonesia (021-5202568/69)

Fax: 021-5202570, Email: hello@dattabot.io

Anda mungkin juga menyukai