Anda di halaman 1dari 8

Nama : Hairul Fahmi

NIM : 7193341036

Mata Kuliah : Ekonomi Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr . SAIDUN HUTASUHUT , M.Si

Prodi/Kelas : Pendidikan Ekonomi C

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan mini riset ini sebagai tugas mata kuliah
Ekonomi Pendidikan . Mini riset ini berjudul Penetapan Kukikulum K 13 Di SMA Negeri 1 Batang Natal.

Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Harapan
penulis, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik lagi dari sebelumya. Penulis
juga ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyusunan
makalah ini. Semoga mini riset ini bisa memberikan sumbangan pemikiran sekaligus pengetahuan bagi si
pembaca.

DAFTAR ISI

LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………………………………………………………….

Bab

1. Kata Pengantar………………………………………………………………………………………………………………..1
2. Pendahuluan……………………………………………………………………………………………………………………2
3. Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………………………..2
4. Tujuan………………………………………………………………………………………………………………………………3
5. Manfaat……………………………………………………………………………………………………………………………3

Bab 2

1. Metodologi penelitian……………………………………………………………………………………………………...3
2. Pendekatan Penelitian………………………………………………………………………………………………………3
3. Metode Pengumpulan Data………………………………………………………………………………………………3
4. Populasi dan Sampel…………………………………………………………………………………………………………4

Bab 3

1. Hasil Penelitian Dan Pembahasan…………………………………………………………………......................4


2. Isi Pertanyaan Dan Wawancara………………………………………………………………………………………….4
3. Hasil Wawancara……………………………………………………………………………………………………………….5
4. Pembahasan……………………………………………………………………………………………………………………..5

Bab 4

1. Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………………….7
2. Saran………………………………………………………………………………………………………………………………..7

Bab 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH

MINI RISET

Pada tahuntahun pelajaran 2014/2015 kurikulum 2013 akan serentak dilaksanakan di seluruh di
Indonesia. Segala sesuatunya telah disiapkan untuk pelaksanaan itu. Mulai dari pelatihan guru, pelatihan
pengawas, penyiapan silabus, dan pembuatan buku teks pembelajaran. Beberapa sekolah telah
dijadikan pilot project implementasi kurikulum 2013 mulai dari awal tahun ajaran 2013/2014 lalu.

Salah satu persoalan yang disiasati adalah tidak semua guru mendapatkan kesempatan untuk
mendapatkan sosialisasi /pelatihan tentang kurikulum 2013. Bahkan seakan-akan diperoleh kesan
bahwa guru yang diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan khusus tentang kurikulum 2013 tidak
dapat menyampaikan dengan baik kepada teman-6eman sejawat mereka tentang apa itu kurikulum
2013. Bahkan ada guru yang sudah mendapatkan pelatihan tersebut, akan tetapi tidak semua guru
mengerti betul akan kurikulum 2013 setelah ditanya apa itu kurikulum 2013.

Tujuan Penelitian Mini Riset

Tujuan dari penelitian ini adalah : Tujuan dari observasi ini adalah untuk mengetahui jawaban atas
pertanyaan jenis aliran apakah yang diterapkan SMA NEGERI 1 Batang Natal.

Manfaat Penelitian Mini Riset

1. Dewan guru mengetahui keluh kesah yang dihadapi oleh siswa –siswi dan juga mengubah hal
yang belum sesuai dengan lingkungan sekolah
2. Memenuhi tugas (tanggung jawab) dan mendapatkan nilai terdapat tugas yang telah di buat ini

Rumusan Masalah Mini Riset

1. Kegiatan belajar yang dilakukan guru


2. Sikap atau respons yang diberikan guru
3. Perencanaan yang dilakukan sebelum pembelajaran dilakukan oleh guru

Hambatan Dalam Pengajaran :

Faktor Internal

Kurangnya motivasi, minat, perhatian, kepercayaan, diri serta kebiasaan belajar dari siswa itu
sendiri, sehingga guru sulit untuk memahai satu persatu latar belakang siswa-siswa yang berbeda dan
juga cara belajar yang sesuai.

Faktor Eksternal

TIdak adanya dukungan dari orang terdekat, tidak adanya dukungan dari bawahan, Terlalu banyak
tekanan. Faktor tersebut mempengaruhi siswa sehingga guru kesulitan dalam proses belajar mengajar.

BAB 2

Metodologi Penelitian

Pendekatan penelitian

Pada penelitian ini kami menggunakan pendekatan kualitatif, Yaitu pendekatan yang berusaha
menangkap kenyataan sosial secara keseluruhan, utuh, dan tuntas sebagai suatu kesatuan kenyataan.
5Menurut pendekatan ini, objek penelitian dilihat sebagai kenyataan hidup yang dinamis sehingga
dengan penelitian ini data yang diperoleh tidak berupa angka-angka, tetapi lebih banyak deskripsi,
ungkapan, atau makna-makna tertentu yang ingin disampaikan.

Metode Pengumpulan Data

Data yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Yaitu data yang didapat langsung
dari lapangan. Dalam penelitian ini data primer didapat dengan cara observasi dan wawancara
(interview).

1. Metode Interview adalah wawancara atau dialog yang dilakukan oleh peneliti dan subjek
penelitian yang bersifat dua arah, adapun pertanyaan telah terlebih dahulu disistemantitasi
sesuai dengan tema penelitian, pertanyaan secara fleksibel dapat berubah sesuai dengan arah
pembicaraan agar tidak menimbulkan kecanggungan subjek kajian.
2. Metode observasi, Observasi adalah teknik penelitian dengan melakukan pengamatan subjek
kajian secara langsung turun kelapangan, untuk mengkaji subjek kajian dengan menelaah
perilaku dan interaksi subjek kajian secara spontan dan alamiah.

Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini, kami mengambil data dari guru mata pelajaran, di sekolah. Dari beliaulah
penulis mendapat penjelasan mengenai tenaga pendidik yang layak dilakukan di lingkungan sekolah.
Penulis menggunakan metode wawancara agar lancarnya observasi yang dilaksanakan.

BAB 3

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Hasil Penelitian :

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui aliran pendidikan yang diterapkan di SMA Negeri 1
Batang Natal dengan melihat kinerja tenaga pendidik dewan guru di dalam sekolah serta mengetahui
apakah cara mengajar, sikap, serta perencanaan sesuai dengan peraturan dan apakah yang dilakukan itu
efektif dilaksanakan di sekolah.

Isi Pertanyaan Wawancara :

1. Apakah setiap mengajar bapak mempersiapkan diri dalam penguasaan materi?


2. Apakah bapak mengoptimalkan dan mengelola proses pembelajaran di kelas untuk
menghasilkan output yang bermanfaat?
3. Apakah bapak membantu siswa yang kesulitan dalam belajar?
4. Apakah bapak mengoptimalkan penggunaan alat/sarana pembelajaran dalam kegiatan belajar
mengajar?
5. Bagaimana keadaan kelas dan siswa tempat bapak mengajar?
6. Ketika melakukan PBM di kelas, apakah bapak menerapkan model pembelajaran? Bila ya, model
pembelajaran apa yang bapak terapkan?
7. Kesulitan atau kendala-kendala apa saja yang sering bapak temui saat pelajaran berlangsung
dengan menggunakan metode pembelajaran?
8. Bagaimana dukungan orang tua dan media pengajaran terhadap pembelajaran siswa?

Hasil Wawancara :
1. Saya sering mempersiapkan diri dalam penguasaan materi pelajaran sebelum pembelajaran
dimulai agar siswa-siswi mampu aktif dalam proses belajar mengajar dan dapat
mengembangkan potensialnya.
2. Saya kadang-kadang mengelola proses pembelajaran, dikarenakan banyaknya kelas untuk mata
pelajaran yang berbeda di sekolah tersebut. Mereka melakukan itu hanya sesekali, sesuai
dengan KTSP 2006 (masih menggunakan KTSP 2006).
3. Saya sering untuk membantu siswa-siswi yang kesulitan dalam belajar, dengan melakukan
pendekatan dengan individu tersebut dan memberikan bimbingan yang sesuia dengan latar
belakang siswa-siswi tersebut.
4. Saya kadang-kadang menggunakan sarana prasarana yang berada di sekolah tersebut,
dikarenakan padatnya aktivitas yang dilakukan oleh para siswa-siswi di sana. Sehingga lebih
kurang, mereka melakukan hal-hal yang sesuai dengan peraturan.
5. Berdasarkan sistem kurikulum baru yang ditetapkan pemerintah, maka jumlah murid disekolah
kami masing-masing berjumlah 30 orang per kelas dan suasana pembelajaran di kelas tergolong
kondusif ketika PBM sedang berlangsung.
6. Penerapan model-model pembicaraan yang saya lakukan di kelas seperti yang saya katakana
tadi bergantung pada materi yang saya ajarkan dan tentunya langkah-langkahnya pun
bergantung pada model pembelajarannya. Langkah –langkahnya harus sesuai dengan modelnya.
Misalnya model jigsaw, saya pertama sekali membentuk dan membagi kelompok yang
heterogen dulu yang mana nantinya ada kelompok ahli da nada kelompok asal, saya
mengkombinasikan antara siswa-siswi yang pandai, sedang dan kurang. Setelah itu saya akan
berikan materi pelajaran bagi masing-masing kelompok untuk didiskusikan kemudian, masing-
masing siswa-siswi dari kelompok asal saya gabungkan menjadi kelompok ahli yang akan
menjelaskan materi yang ia pelajari. Begitu seterusnya sampai semua siswa-siswi benar-benar
paham dan mengerti materi yang saya berikan.
7. Kesulitan yang sering saya temui adalah ada dari dua sisi. Yang pertam itu dari siswanya dan
kemudian dari sarana prasarana dari sekolah yang kurang memadai. Dari sisi siswa misalnya
masih ada beberapa siswa yang masih kurang percaya diri ketika mengikuti pembelajaran atau
malu-malu kalau misalnya bergabung dengan teman-temannya yang lain, mungkin karena tidak
terbiasa dengan diskusi diluar kelas sehingga ada beberapa siswa-siswi yang agak canggung dan
kebingungan ketika saya menerapkan model pembelajaran tertentu. Pola pikir siswanya masih
banyak yang terlalu menonton atau kurang cepat menagkap pelajaran sehingga kadang-kadang
membutuhkan waktu lama untuk menerapkannya karena waktu pembelajarannya rata-rata
hanya 2x45 menit, dengan kata lain, waktu untuk menerapkan model itu saya rasa kurang
karena memang membutuhkan waktu yang agak lama.
8. Itu yang paling penting nak. Jadi dukungan orang tua itu sangatlah penting dalam pendidikan
terutama dalam proses belajar mengajar. Jadi maksudnya bagaimana kita bisa membina
komunikasi antara pihak pendidik atau pihak sekolah dengan wali murid untuk menciptakan
kekeluargaan.

Pembahasan :
Filsafat memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan kurikulum yang dikenalkan
dalam berbagai aliran filsafat. dalam kajian filsafat pendidik pada umumnya, setiap aliran diatas memiliki
orientasi yang berbeda-beda sehingga dalam pengembangan kurikulum senantiasa berpijak pada aliran-
aliran filsafat tertentu. Tetapi, nampaknya SMAN 1 Batang Natal menggunakan 5 aliran filsafat, yaitu,
Perenialisme, essensialisme, eksistensialisme, progresivisme, dan rekonstrutivisme dan menerapkannya
dengan cara menggabungkan ke lima aliran pendidikan tersebut.

“ Tak ada gading yang tak retak”, itu adalah ungkapan terakhir dari sebuah pengembangan
kurikulum. Artinya, selama kita hidup tentunya akan selalu berupaya mencari dan memperbaiki diri,
begitu juga “kurikulum”. Kurikulum memang harus dinamis untuk menghadapi perkembangan zaman.
Inti dari upaya pemerintah dalam merubah kurikulum, mau memperbaiki dan melakukan perubahan
menuju ke arah yang lebih baik.

Penerapan kurikulum 2013 akan tergantung kepada pelaksana di lapangan, baik itu pendidik,
kepala sekolah, maupun pengawas satuan pendidikan dan atau pengawasan mata pelajaran. Yang tidak
kalah pentingnya juga dinas pendidikan di tingkat kabupaten/kota dan pemangku jabatan lainnya yang
terkait dengan kebijakan masalah pendidikan, karena ketika semua unsur yang terlibat tidak mampu
untuk melakukan komitmen dan konsisten dalam pelaksanaannya, lagi-lagi kurikulum 2013 ini hanya
hanya akan kembali sebagai dokumen semata. Semoga itu tidak terjadi pada kurikulum 2013.

Landasan Filosofis Kurikulum 2013

Untuk mempermudah pemahaman tentang aliran apa yang di anut oleh kurikulum 2013 akan di
tinjau landasan filosofis kurikulum 2013 berdasarkan Buku dokumen kurikulum 2013 yang dikeluarkan
oleh KemdikbudRI TAHUN 2012.

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional).Untuk mengembangkan dan membentuk watak dan peradaban
bangsa yang bermartabat, pendidikan berfungsi untuk mengembangkan segenap potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta
bertanggungjawab (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Berdasarkan
fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka pengembangan kurikulum haruslah berakar pada budaya
bangsa, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa yang mendatang.

Pendidikan Berakar Pada Budaya Bangsa

Proses pendidikan adalah suatu proses pengembangan potensi peserta didik sehingga mereka
mampu menjadi pewaris dan pengembang budaya bangsa. Melalui pendidikan berbagai nilai dan
keunggulan budaya di masa lampau diperkenalkan, dikaji, dan dikembangkan menjadi budaya dirinya,
masyarakat, dan bangsa yang sesuai dengan zaman dimana peserta didik tersebut hidup dan
mengembangkan diri.
Kemampuan menjadi pewaris dan pengembang budaya tersebut akan dimiliki peserta didik apabila
pengetahuan dan kemampuan, intelektual, sikap dan kebiasaan, keterampilan sosial memberikan dasar
untuk secara aktif mengembangkan dirinya sebagai individu, anggota masyarakat, warganegara, dan
anggota umat manusia. Pendidikan juga harus memberikan dasar bagi keberlanjutan kehidupan bangsa
dengan segala aspek kehidupan bangsa yang mencerminkan karakter bangsa masa kini. Oleh karena itu,
konten pendidikan yang mereka pelajaraiu tidak semata berupa prestasi besar bangsa di masa lalu
tetapi juga hal-hal yang berkembang pada saat ini dan akan berkelanjutan ke masa mendatang.

Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan menggunakan apa yang diprolehnya dari
pendidikan ketika mereka telah menyelesaikan pendidikan 12 tahun dan berpartisipasi penuh sebagai
warga negara. Atas dasar pikiran itu maka konten pendidikan yang dikembangkan dari warisan budaya
dan kehidupan masa kini perlu diarahkan untuk memberi kemampuan bagi peserta didik untuk
menggunakannya bagi kehidupan masa depan terutama masa dimana dia telah menyelesaikan
pendidikan formalnya. Dengan demikian sikap, keterampilan dan pengetahuan yang menjadi konten
pendidikan harus dapat digunakan untuk kehidupan paling tidak satu sampai dua decade dari sekarang.
Artinya, konten pendidikan yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan dan dikembangkan
dalam kurikulum harus menjadi dasar bagi peserta didik untuk dikembangkan dan disesuaikan dengan
kehidupan mereka sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warganegara yang produktif serta
bertanggung jawab di masa mendatang.

BAB 4

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diproleh dari penelitian yang dilaksanakan di atas, maka dapat di simpulkan
bahwa, SMAN 1 Batang Natal menggunakan 5 aliran filsafat yaitu :

1. Perenialisme
2. Essensialisme
3. Eksistensialisme
4. Progresivisme
5. Rekonstrutivisme

Dan juga penetapan KTSP 2013 Tahun 2015.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diproleh di atas maka dapat diberikan saya menyarankan kepada
dewan guru untuk mengoptimalkan sarana dan prasarana di sekolah untuk meningkatkan pendidikan
yang berkualitas, dan supaya dapat menerapkan aliran pendidikan secara bijaksana sehingga kegiatan
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan efektif.

Anda mungkin juga menyukai