Anda di halaman 1dari 10

JURNAL SAINS FARMASI APDFI, 4(1), 41-47, 2018 e-ISSN.

2443-115X

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN KAMBOJA (Plumeria


acuminate) TERHADAP PENURURNAN KADAR ASAM URAT
MENCIT (Mus musculus)
Submitted : …………
Edited : ……………...
Accepted : …………..

Witri Auliyah1, Panji Ratih Suci2

Akademi Farmasi Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo


Jl.Ki Hajar Dewantara No.200, Katerungan, Krian, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61262
Email : witriauliyah1996@gmail.com
ABSTRACT
Cambodian leaves (Plumeria acuminate) contain flavonoid that can be used by society
as anti hyperurisemia medicine. This study aims to determine the effect of frangipani leaf
extract (Plumeria acuminate) on levels of uric acid mice (Mus musculus) induced by high
purine food. Mice as many as 20 tails divided into 4 groups, each consisting of 5 tails. Group 1
as negative control was given CMC-Na 1%, group 2 as positive control allopurinol dose 13 mg
/ kg BW, group 3 and 4 were given frangipani extract (Plumeria acuminate) with dose 125 mg /
kg BW and 375 mg / kg BW . Determination of uric acid levels using a calibrated
EasyTouch®GCU digital tool. The percentage decrease of uric acid level at dose 125 mg /
kgBB and 375 mg / kgBB were 25,5% and 32,0% respectively. The dose of 375 mg / kgBB gave
the greatest decrease of 32.0%, when compared with other groups, the positive control group
that is Allopurinol gave the greatest decrease of 42.4%. Based on statistical results using the T
Test with significance value >0,05 indicating that there is differences of each group.
Keywords : Cambodian Leaf (Plumeria acuminate), Uric Acid, Mice (Mus musculus).
PENDAHULUAN persendian di tempat lainnya termasuk di
Pola makan yang tidak sehat pada ginjal itu sendiri dalam bentuk kristal-
masyarakat yang menggandung tinggi kristal. Penumpukan kristal-kristal asam urat
protein, terutama pada protein hewani pada persendian inilah yang akhirnya
banyak sekali menggandung tinggi purin, menyebabkan persendian menjadi nyeri dan
dapat menyebabkan penyakit hiperurisemia bengkak atau meradang. Penumpukan
(kelebihan asam urat) semakin meningkat. Kristal-kristal asam urat pada ginjal akan
Penyakit hiperurisemia tidak mengancam menyebabkan terjadinya batu ginjal
jiwa, tetapi bila penyakit tersebut menyerang (Sandjaya, 2014).
penderita bisa mengalami siksaan nyeri, Asam urat merupakan substansi hasil
dapat menyebabkan pembengkakan atau akhir pemecahan purin atau produksi dalam
cacat pada kaki dan tangan (Pribadi & tubuh yang merupakan hasil dari
Ernawati, 2010) katabolisme purin yang dibantu oleh enzim
Asam urat adalah zat hasil metabolism guanase dan xantin oksidase. Asam urat ini
purin dalam tubuh. Zat asam urat ini dibawa keginjal melalui aliran darah untuk
biasanya akan dikeluarkan oleh ginjal dikeluarkan bersama urin, jika terjadi
melalui urin dalam kondisi normal. Dalam gangguan eliminasi asam urat melalui ginjal
kondisi tertentu, ginjal tidak mampu maka menyebabkan menurunnya sekresi
mengeluarkan zat asam urat secara seimbang asam urat kedalam tubuli ginjal, sehingga
sehingga terjadi kelebihan dalam darah. akan terjadi peningkatan kadar asam urat
Kelebihan zat asam urat ini akhirnya dalam darah, hal ini merupakan suatu
menumpuk dan tertimbun pada persendian- kondisi yang disebut hiperurisemia.

Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia 1


JURNAL SAINS FARMASI APDFI, 4(1), 41-47, 2018 Nama

Hiperurisemia yang lanjut dapat (Cathecin) yang mengandung flavonoid


berkembang menjadi gout dan pirai yaitu sebagai penurunan asam urat (Pribadi &
penyakit yang menyerang sendi. Ernawati, 2010) ekstrak daun sirsak
Hiperurisemia beresiko tinggi terhadap (Annonamuricata L) sebagai antioksidan
beberapa gangguan seperti penyakit artrithis penurunan kadar asam urat (Artini dkk,
gout, batu ginjal, kerusakan ginjal, serta 2012) ekstrak daun salam (Syzygium
hipertensi (Sinaga, 2014). Penyakit gout atau polyanthum(wight)walp.) mengandung
pirai merupakan penyakit yang banyak flavonoid sebagai antioksidan penurun asam
diderita oleh penduduk dunia yang dapat urat (Sinaga, 2014).
menyerang pria atau wanita yang disebabkan Berdasarkan data diatas maka akan
karena adanya gangguan metabolik pada dilakukan penelitian untuk mengetahui dosis
manusia. Penyakit yang umumnya diobati ekstrak etanol daun kamboja (Plumeria
dengan pengobatan herbal adalah asam urat. acuminate.) yang dapat menurunkan kadar
Keadaan tersebut ditandai dengan asam urat darah pada mencit Mus musculus
meningkatnya kadar asam urat dalam darah dan menguji ekstrak etanol daun kamboja
(hiperurisemia), yang dapat terjadi karena (Plumeria acuminate)sebagai penurunan
adanya produksi asam urat atau terjadi kadar asam urat darah pada mencit (Mus
penurunan ekskresinya (Djohari, 2015). musculus).
Obat untuk mengatasi penyakit METODE PENELITIAN
hiperurisemia digunakan obat-obat sintesis Alat dan Bahan
seperti allopurinol, tetapi dapat Alat yang digunakan untuk penelitian
menimbulkan efek samping seperti ini adalah gelas ukur, beker glass, neraca
gangguan pada kulit, lambung, usus dan analitik, blander, kertas saring, erlenmayer,
juga gangguan darah. Cara mengatasi hal alumunium foil, kertas label, pengaduk kaca,
tersebut, dikembangkan pengobatan penjepit tabung, kaki tiga, pengaduk kaca,
alternatif menggunakan tanaman obat yang oven, botol gelap, waterbath, bunsen,
salah satunya seperti daun kamboja (Pribadi mortir, stamfer, corong, kapas, rak tabung,
& Ernawati, 2010). cawan porselen, tabung reaksi, pipet tetes,
Kamboja (Plumeria acuminate.) ayakan mesh, masker, sarung tangan.
merupakan tumbuhan Apocynaceae yang Bahan yang digunakan untuk
banyak dimanfaatkan sebagai bahan penelitian ini adalah simplisaia daun
pengobatan. Budidaya tanaman kamboja di kamboja (Plumeria acuminate), etanol 70%,
Bali semakin meningkat seiring dengan aquadest, CMC-Na, FeCl3, HCl, asam asetat,
meningkatnya permintaan bunga kamboja bubuk Mg, kloroform, amoniak, H2SO4,
sebagai sarana upacara maupun sebagai pereaksi mayer, dragendrof, wagner, jus hati
bahan pembuat bahan kosmetik. Kamboja ayam, kuning telur puyuh, minyak jelanta.
putih (Plumeria lancifolia L.) dan kamboja Penelitian ini menggunaakan sampel
merah (Plumeria rubra L.) merupakan jenis dari ekstrak daun afrika yang dibuat dengan
kamboja yang banyak dibudidayakan. dosis 125mg/kgBB dan 375mg/kgBB.
Tanaman kamboja merupakan bahan obat Prosedur Penelitian
alternatif, seluruh bagian dari tanaman 1. Penyiapan simplisia
kamboja dapat digunakan dalam pengobatan Dasar pembuatan simplisia meliputi
tradisional. Bagian batang dan daun beberapa tahapan antara lain:
kamboja merupakan bagian yang paling a. Pengumpulan bahan baku
sering dimanfaatkan karena adanya Tanaman yang digunakan diambil dari desa
kandungan flavonoid dan alkaloid (Budaya, Terung Wetan, kecamatan Krian, kabupaten
2015). Sidoarjo.Sortasi basah
Penelitian mengenai penurunan kadar Sortasi dilakukan terhadap benda-benda
asam urat ekstrak etanol daun kamboja asing seperti tanah, kerikil, rimput, bagian
belum pernah dilaporkan. Berbagai tanaman lain dan bagian daun yang rusak.
tanaman dengan aktivitas dan kandungan b. Pencucian simplisia
senyawa yang sama yaitu daun teh hijau

2 Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia


JURNAL SAINS FARMASI APDFI, 4(1), 41-47, 2018

Pencucian dengan menggunakan air dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu


mengalir sampai bersih kemudian diangin- dipanaskan di atas penangas air, dikocok
anginkan. dan disaring. Filtrat yang diperoleh dibagi 3
c. Perajangan bagian yang sama, lalu masukkan ke dalam
Perajangan daun dilakukan untuk tabung reaksi, dan tambahkan masing-
mempermudah proses pengeringan dan masing 3 tetes asam sulfat 2 N, kocok dan
penyerbukan. diamkan beberapa menit hingga terpisah.
d. Pengeringan Bagian atas dari masing-masing filtrat
Pengeringan dilakukan di bawah sinar diambil dan diuji dengan pereaksi Wagner
matahari dengan ditutupi kain hitam atau dan Dragendrof. Terbentuknya endapan
dengan oven. jingga dan coklat pada masing-masing hasil
e. Sortasi kering uji menunjukkan adanya alkaloid (Harborne,
Benda-benda asing yang masih tertinggal 1987).
dipisahkan agar simplisia kering menjadi b. Identifikasi Senyawa Flavonoid
bersih. Ekstrak sebanyak ± 1 mL dicampur dengan
f. Penyerbukan 3 mL etanol 70% lalu dikocok, dipanaskan,
Simplisia kering dihaluskan dengan dan dikocok lagi kemudian disaring. Filtrat
menggunakan blender sehingga menjadi yang diperoleh, kemudian ditambah Mg 0,1
serbuk dan diayak dengan ayakan nomor 30 g dan 2 tetes HCL pekat. Terbentuknya
mesh. warna merah dan kuning pada lapisan etanol
g. Penyimpanan menunjukkan adanya flavonoid (Harborne,
Serbuk simplisia disimpan dalam wadah 1987).
tertutup rapat. c. Identifikasi Senyawa Saponin
2. Pembuatan Ekstrak Daun Kamboja Ekstrak sebanyak ± 1 mL dididihkan dengan
Pembuatan ekstrak daun Kamboja 10 mL air dalam penangas air. Filtrat
(Plumeria acuminate) yaitu menggunakan dikocok dan didiamkan selama 15 menit.
metode maserasi dan remaserasi (1:10), Terbentuknya busa yang stabil (bertahan
sebanyak 600 g serbuk simplisia lama) berarti positif terdapat saponin
dimasukkan dalam toples kaca besar (Harborne, 1987).
kemudian direndam dengan 5000 ml etanol d. Identifikasi Senyawa Tanin
70%, perendaman dilakukan selama 4 hari. Ekstrak sebanyak ±1 mL dididihkan dengan
Setelah itu disaring dan ampas dimaserasi 20 mL air di atas penangas air, lalu disaring.
kembali dengan 1000 ml etanol 70%. Filtrat yang diperoleh, ditambahkan
Maserasi dengan etanol 70% kemudian beberapa tetes (2-3 tetes FeCl3 1% dan
disaring dilakukan sampai jernih, proses terbentuknya warna coklat kehijauan atau
tersebut dilakukan dalam ruangan yang biru kehitaman menunjukkan adanya tanin
terlindung dai cahaya matahari dan sering (Harbrorne, 1987).
dilakukan pengadukan. Hasil disaring e. Identifikasi Fenolik
dengan kertas saring dalam cawan porselen Ekstrak sebanyak ±1 mL dididihkan dengan
lalu dipekatkan dengan waterbath dengan 20 mL air di atas penangas air, lalu disaring.
suhu 50oC - 60oC sampai diperoleh ekstrak Filtrat yang diperoleh, ditambahkan
kental. Ekstrak pekat kemudian ditimbang beberapa tetes (2-3 tetes FeCl3 1% dan
untuk mendapatkan nilai rendemennya. terbentuknya warna hijau, merah, kuning,
3. Uji Bebas Etanol orange, biru atau hitam menunjukkan
Ekstrak ditambahkan asam sulfat pekat adanya fenolik (Harborne, 1987).
kemudian dipanaskan, bila tidak ada bau 5. Perlakuan Pada Hewan Uji
ester berarti pada ekstrak sudah tidak Hewan coba yang digunakan adalah
terdapat etanol (Harborne, 1987). mencit (Mus musculus) yang berumur 2-3
4. Skrining Fitokimia Daun Kamboja bulan sebanyak 20 ekor sebagai uji dengan
a. Identifikasi Senyawa Alkaloid berat badan 20-30 gram. Hewan uji terebut
Ekstrak sebanyak ± 1 mL dicampur dengan diadaptasikan terlebih dahulu dengan
1 mL kloroform dan 1 mL amoniak lingkungan penelitian selama satu hari dan
dipuasakan 18 jam sebelum penelitian
JURNAL SAINS FARMASI APDFI, 4(1), 41-47, 2018 Nama

dimulai. Hewan dinyatakan sehat jika tidak 600 gram dengan pelarut etanol 70% (1:10)
mengalami perubahan berat badan lebih dari diperoleh rendemen 130,597 gram.
10% dan secara visual menunjukkan Tabel 1. Organoleptis Ekstrak Daun Kamboja
perilaku normal. Untuk mendapatkan hewan No Organoleptis Ekstrak
dengan kadar asam urat tinggi hewan uji 1. Bentuk Kental
diberi makanan tinggi purin (Hamzah dkk, 2. Warna Coklat Kehijauan
2014). Hewan uji yang berjumlah 20 ekor 3. Aroma Aroma khas
dibagi menjadi 4 kelompok sama banyak, 4. Rasa Pahit
yaitu sebagai berikut: Kelompok I: kontrol Hasil Skrinig Fitokimia Ekstrak Daun
negatif, diberi CMC-Na 0,5ml/kgBB dengan Kamboja (Plumeria acuminate)
cara sonde. Kelompok II: kontrol positif, Berdasarkan hasil skrining fitokimia yang
diberi allopurinol dosis 13 mg/kgBB secara dilakukan dapat diketahui bahwa ekstrak
peroral. Kelompok III: diberi ekstrak daun daun kamboja (Plumeria
Kamboja dosis 125 mg/kgBB. Kelompok acuminate)mengandung senyawa aktif
IV: diberi ekstrak daun Kamboja dosis 375
mg/kgBB (Ariyanti, 2007). Metabolit
No Hasil Keterangan
sekunder
6. Penyiapan Larutan Kolodial Natrium Terbentuknya
CMC 1% 1 Flavonoid warna merah Positif
Natrium CMC sebanyak 1 g dimasukan kecoklatan
sedikit demi sedikit ke dalam air suling Terbentuknya
endapan coklat
panas sambil diaduk dengan pengaduk
(pereaksi
hingga terbentuk larutan kolodial dan wagner)
volumenya dicukupkan hingga 100 ml 2 Alkaloid Positif
Terbentuknya
dengan aquadest dalam gelas ukur endapan jingga
(Alexander dkk, 2011). (pereaksi
7. Suspensi Allopurinol dragendrof
Tablet allopurinol yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan dosis 13 mg/kg
BB mencit (Hamzah dkk, 2014). Tidak
3 Saponin Negatif
terbentuk busa
8. Pembuatan Sediaan Makanan Tinggi
Purin
Hati, ampela ayam, kuning telur puyuh
200 mg dicuci, dipotong kecil-kecil
Terbentuk
kemudian diblender dengan penambahan air
4 Tanin warna coklat Positif
suling 25 ml, diblender hingga halus, kehijauan
kemudian saring homogen dan dimasukkan
dalam wadah (Hamzah dkk, 2014).
9. Pengukuran Kadar Asam Urat
Pengambilan darah dilakukan dari Terbentuk
masing-masing mencit pada tiap kelompok. 5 Fenolik warna coklat Positif
Pengecekan dilakukan pada hari ke-3, ke-6, kekuningan
dan ke-9 kadar asam urat mencit terus
dikontrol setelah mencit diinduksi. Hal ini alkaloid, flavonoid, tanin, dan tanin.
untuk mengetahui paningkatan kadar asam Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Daun
urat selama diinduksi (Alexander, 2011). kamboja
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ekstrak daun kamboja Hasil Uji Ekstrak Daun Kamboja
menggunakan metode maserasi sebanyak Tabel 3. Pengaruh Dosis dan Pemberian Ekstrak
terhadap Kadar Asam Urat Darah Mencit

4 Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia


JURNAL SAINS FARMASI APDFI, 4(1), 41-47, 2018

Kelompo Kadar Asam Urat mg/dl


k Rata-rata ±sd mengekstrak senyawa bahan alam karena
perlakuan Sebelum Setelah Hari Hari Hari dengan perendaman pelarut akan
diinduks diinduks ke-3 ke-6 ke-9 mempunyai waktu interaksi dengan sampel
i i lebih lama untuk melakukan pemecahan
Kontrol 3,46±0,1 6,64±0,1 6,66± 6,68± 6,7±0, dinding dan membrane sel sampel. Hal ini
negatif 2 3 0,03 0,31 1
terjadi karena adanya perbedaan tekanan
Dosis 3,2±0,45 6,8±0,2 6,14± 5,56± 5,06±0
125mg 0,07 0,28 ,13 antara didalam dan diluar sel sehingga
Dosis 3,4±0,1 6,62±0,0 5,82± 5,16± 4,5±0, senyawa metabolit sekunder yang ada
375mg 9 0,31 0,07 1 didalam sitoplasma akan keluar dan terlarut
Allopurin 3,28±0,0 6,74±0,0 5,7±0 4,78± 3,88±0 dalam pelarut organik. Pelarut yang
ol 13mg 4 2 ,25 0,24 ,19 digunakan adalah etanol 70% yang
merupakan pelarut universal. Penggunaan
Berdasarkan tabel diatas dapat etanol 70% sebagai pelarut dalam maserasi
diketahui bahwa terjadi peningkatan kadar diharapkan dapat menarik senyawa-senyawa
asam urat pada mencit setelah diinduksikan yang larut dalam pelarut non-polar hingga
dengan makanan tinggi purin selama 3 hari polar (Mukholifah, 2014).
berturut-turut. Rata-rata kadar asam urat
mencit sebelum diinduksi pada kelompok Presentase rendemen ekstrak sebesar
Kontrol Negatif, Dosis 125 mg/kgBB, Dosis 22% b/b, hal ini menunjukkan bahwa
375 mg/kgBB dan Allopurinol 13 mg kandungan senyawa metabolit sekunder
berturut-turut adalah 3,46mg/dl; 3,2mg/dl; dalam Daun Kamboja cukup besar, dan
3,4mg/dl; 3,28mg/dl dan rata-rata kadar selebihnya merupakan kandungan air.
asam urat mencit setelah diinduksi masing- Presentase ini masuk dalam range persen
masing pada kelompok Kontrol Negatif, rendemen yakni 10%-15% yang
Dosis 125 mg/kgBB, Dosis 375 mg/kgBB menunjukkan bahwa proes ekstraksi
dan Allopurinol 13 mg berturut-turut adalah maserasi tanaman daun kamboja dengan
6,64mg/dl; 6,8mg/dl; 6,62mg/dl; 6,74mg/dl. pelarut etanol 70% berlangsung sempurna
(Vitasari, 2013). Semakin tinggi nilai
PEMBAHASAN
randemen semakin banyak jumlah ekstrak
Penelitian eksperimental yang dihasilkan (Soraya, 2012).
laboratorium ini dilakukan untuk
mengetahui efek Antihiperurisemia Ekstrak Penentuan senyawa kimia pada
Daun Kamboja (Plumeria Acuminate) pada Daun Kamboja dilakukan melalui skrining
mencit yang diinduksi pakan tinggi purin. fitokimia secara kualitatif. Skrining
Daun kamboja yang digunakan dalam fitokimia secara kualitatif ini menggunakan
penelitian ini diambil di Krian-Sidoarjo. pereaksi-pereaksi yang spesifik untuk
menentukan jenis senyawa. Senyawa yang
Pada awal penelitian daun kamboja dianalisis dalam penelitian ini adalah
yang sudah diserbukkan, diekstraksi secara senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, tannin
maserasi menggunakan pelarut etanol. dan fenolik.
Tujuan dalam mengekstraksi serbuk daun
kamboja adalah untuk menghindari Hasil pengujian Alkaloid pada
kemungkinan terurainya senyawa aktif senyawa alkaloid pada daun kamboja
dalam simplisia (Gupita, 2012). Metode menunjukkan hasil yang positif, hal tersebut
maserasi dapat mengurangi terurainya ditunjukkan dengan terbentuknya larutan
senyawa aktif seperti flavonoid karena tidak dan endapan coklat menggunakan reagen
tahan terhadap pemanasan. Wagner dan endapan jingga dengan reagen
Dragendorf. Senyawa flavonoid pada
Tujuan penyerbukan daun kamboja ekstrak daun kamboja diidentifikasi
adalah diharapkan agar pelarut lebih mudah menggunakan Mg sebagai pereduksi,
mengekstraksi senyawa yang terkandung reduksi tersebut dilakukan dalam suasana
dalam simplisia yang bertekstur keras saat asam dengan penambahan HCl. Hasil yang
proses ekstraksi berlangsung. Proses diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak daun
maserasi sangat menguntungkan dalam kamboja positif menggandung flavonoid.
JURNAL SAINS FARMASI APDFI, 4(1), 41-47, 2018 Nama

Hal tersebut ditunjukkan dengan perubahan dalam tubuh, baik yang berasal dari tubuh
warna merah tua. Senyawa tanin dan fenolik sendir (sintesa asam nukleat) ataupun yang
dapat diidentifikasi dengan penambahan berasal dari makanan akan dikatabolisme
FeCl3. Pereaksi FeCl3 merupakan pereaksi menjadi asam urat yang merupakan produk
umum untuk mengidentifikasi senyawa akhir dari metabolisme purin. Basa purin
fenol termasuk tanin. Penambahan FeCl3 didalam tubuh yaitu adenin dan guanin
pada golongan tanin terhidrolisis masing – masing akan diubah menjadi
menghasilkan warna biru kehitaman dan hipoxantin dan xantin yang selanjutnya
tanin terkondensasi akan menghasilkan dengan bantuan enzim xantin oksidase,
warna hijau kehitaman. Hal ini hipoxantin dan xantin akan diubah menjadi
menunjukkan bahwa daun kamboja positif asam urat (Pribadi & Ernawati, 2010).
mengandung tanin dan fenolik. Sedangkan
senyawa saponin tidak dapat teridentifikasi Setelah diberi makan diet tinggi
pada ekstrak daun kamboja karena tidak purin, semua hewan coba kelompok
terbentuk busa pada permukaan sampel. perlakuan diberikan sonde oral obat standard
an ekstrak pada beberapa dosis selama 9 hari
Penelitian ini menggunakan hewan dan dilakukan pemeriksaan kadar asam urat.
uj mamalia bukan primate yaitu mencit putih Berdasarkan hasil pemeriksaan, dapat
(Mus musculus). Berdasarkan fisiologi, diketahui bahwa terjadi penurunan kadar
mencit memiliki kemiripan fisiologi dengan asam urat pada kelompok hewan coba yang
manusia, harga yang murah dan mudah diberi sonde oral ekstrak etanol daun
ditangani (DepKes RI, 2006). Pengujian kamboja dan juga obat standar allopurinol.
aktivitas ekstrak Daun Kamboja terhadap
kadar asam urat darah mencit dilakukan Aktivitas daun kamboja terhadap
dengan menggunakan 4 kelompok yaitu kadar asam urat menunjukkan penurunan
kelompok Negatif (CMC Na 1%, kelompok pada setiap harinya kecuali pada kelompok
Positif (Allopurinol), kelompok Dosis (125 kontrol negatif yang terlihat semakin
mg/kgBB), kelompok Dosis (375 meningkat karena pada kelompok ini tidak
mg/kgBB). Mencit dibuat hiperurisemia diberikan perlakuan apapun sehingga
terlebih dahulu (penginduksian mencit) kondisi hiperurisemia pada mencit tidak
kemudian diberikan ekstrak Daun Kamboja tertangani dan kadar asam urat terus
selama 9 hari dan dievaluasi kadar asam urat meningkat. Dosis 375 mg/kgBB
mencit menggunakan alat digital Easytouch menunjukkan penurunan kadar asam urat
GCU pada setiap harinya. pada setiap harinya lebih besar
dibandingkan dengan dosis 125 mg/kgBB,
Berdasarkan hasil penelitian dapat yaitu 6,7mg/dl; 5,06mg/dl; dan 4,5mg/dl.
diketahui bahwa penginduksian mencit yang Namun masih lebih rendah dibandingkan
dilakukan selama 3 hari telah berhasil, hal Allopurinol karena Allopurinol merupakan
tersebut ditunjukkan bahwa secara konstan terapi utama pada penyakit hiperurisemia.
kadar asam urat mencit > 3mg/dl. Kadar
asam urat normal mencit yaitu 0,5-1,4mg/dl Pengukuran kadar asam urat dengan
(Ariyanti, 2007). Namun terlihat bahwa menggunakan EasyTouch GCU dapat
kondisi hiperurisemia mencit sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
beragam dalam rentang 6-9 mg/dl, hal ini diantaranya sulit mengkondisikan hewan uji
disebabkan karena kondisi variasai individu dan kejelasan pada saat pembacaan skala.
mencit yang berbeda dan kondisi induksi Hal ini dapat dikurangi dengan
yang berbeda. Penginduksian mencit menenangkan hewan uji pada saat
bertujuan untuk membuat mencit pengambilan darah. Metode tes strip ini
hiperurisemia yang dilakukan dengan memiliki beberapa kelebihan yaitu caranya
pemberian Makanan Diet Purin Tinggi sederhana, memerlukan sedikit darah, dan
(MDPT) yaitu homogenat hati ayam segar, waktu pemeriksaan lebih cepat yaitu 6 detik.
kuning telur puyuh, dan minyak jelanta Persentase penurunan menunjukkan
(Murny a, 2011). Seluruh basa purin di bahwa setelah 9 hari pemberian perlakuan,

6 Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia


JURNAL SAINS FARMASI APDFI, 4(1), 41-47, 2018

kelompok yang terbesar memberikan oksidase (Alexander dkk, 2011) sehingga


persentase penurunan berturut-turut adalah asam urat yang berlebihan dpat dihentikan.
Allopurinol, Dosis 375 mg/kgBB, dan Dosis Flavonoid juga memiliki kemampuan untuk
125 mg/kgBB. Kelompok negatif tidak merubah atau mereduksi radikal bebas dan
memberikan penurunan (hasil negatif). juga sebagai anti radikal bebas (Giorgi,
Berdasarkan tabel persentase penururnan 2000), disamping itu penelitian ini
kadar asam urat mencit bahwa kontrol menggunakan allopurinol dosis 13 mg/kgBB
positif menunjukkan persentase yang paling sebagai pembanding. Allopurinol bekerja
tinggi dibandingkan dengan kelompok lain dengan cara menghambat enzim xantin
yaitu sebesar 42%, sedangkan persentase oksidase. Apabila dilihat dari
antar dosis yang menunjukkan efektifitas mekanismenya, allopurinol termasuk
penurunannya yang paling tinggi adalah inhibitor reversible kompetitif. Suatu
pada dosis 375 mg/kgBB yaitu 37%. Dosis inhibitor kompetitif memiliki struktur mirip
375 mg/kgBB mampu memberikan dengan substrat. Hal ini menyebabkan
pengaruh yang cukup tinggi terhadap adanya kompetisi antara substrat dengan
penurunan kadar asam urat darah mencit inhibitor dalam mengikat sisi aktif enzim.
dibandingkan dengan dosis 125 mg/kgBB. Oleh karena itu, penggunaan allopurinol
Dosis 125 mg/kgBB dapat menurunkan pada penelitian ini untuk mengetahui
kadar asam urat darah mencit namun tidak perbandingan efek farmakologi dari daun
sebaik dosis 375 mg/kgBB. kamboja terhadap kadar asam urat darah
(Hamzah, 2014).
Efek antihiperurisemia oleh ekstrak
daun kamboja kemungkinan berkaitan Berdasarkan analisis statistik
dengan penghambatan xantin oksidase oleh menggunakan uji T-Test karena hanya dua
kandungan senyawa metabolit sekunder sampel yang di bandingkan, dapat diketahui
yaitu flavonoid, atau dapat disebabkan oleh bahwa terdapat perbedaan antara kelompok
adanya peningkatan ekskresi urin. Flavonoid perlakuan dengan nilai signifikansi 0,248
pada daun kamboja tersebut yaitu jenis (>0,05). Analisis statistik pada persentase
flavonoid quercetin. Quercetin dipercaya penurunan menggunakan analisis variant
dapat melindungi tubuh dari beberapa jenis one way anova diketahui bahwa data
penyakit degenerative dengan cara tersebut normal dan homogen dengan nilai
mencegah terjadinya proses peroksidasi sig. normalitas dan homogenitas lebih besar
lemak. Kandungan flavonoid dalam daun dari 0,05. Hasil T-Test menunjukkan
kamboja dapat menurunkan kadar asam urat terdapat perbedaan yang bermakna dengan
karena flavonoid sebagai antioksidan yang nilai sig lebih dari 0,05.
dapat menghambat kerja enzim xantin

KESIMPULAN 1. Alexander, D., Alam, G., &


Pemberian Ekstrak Daun Kamboja Kondar, W. 2011. Pengaruh ekstrak
dengan dosis 125 mg/kgBB, 375 mg/kgBB rimpang temu putih (Curcuma
dapat menurunkan kadar asam urat darah zedoaria) terhadap kadar asam urat
pada mencit (Mus musculus). Terdapat pada kelinci. Majalah farmasi
perbedaan antar dosis perlakuan yaitu dosis dan farmakologi, vol. 15, No. 2, 89-
125 mg/kgBB dan 375 mg/kgBB. Hal ini 94.
ditunjukkan dengan adanya perbedaan 2. Anandagiri, D. W., & Susanti, N. D
persentase penurunan kadar asam urat darah 2014. Pemanfaatan teh kombucha
pada mencit berturut-turut yaitu 25,5% dan sebagai hiperurisemia penghambat
32,0%. xantin oksidase. Jurnal kimia 8,
DAFTAR PUSTAKA 220-225.
JURNAL SAINS FARMASI APDFI, 4(1), 41-47, 2018 Nama

3. Ariyanti, R., Wahyuningtyas, N., & Saponin Fraksi N-Butanol Dari


Wahyuni, A. S. 2007. Pengaruh Kulit Batang Kemiri (Aleurites
pemberian infuse daun salam moluccana W.) Pada Larva
(Eugenia polyantha weight) Nyamuk Aedes Aegypti.
terhadap penurunan kadar Kalimantan Selatan : Jurnal Sains
asam urat darah mencit Dan Terapan Kimia. Vol. 1, no.2
putih jantan yang diinduksi dengan :93-101.
potassium oksanat. Pharmacon, 12. Kumesan, Yuni Arista. N., Paulina,
vol. 8, No. 2, 56-63. V.Y.Y., Hamidah, S.Supriati.,
2013. Formulasi dan Uji Aktivitas
4. Artini, N. R., Wahjuni, S., & Gel Antijerawat Ekstrak Umbi
Sulihingtyas, W. D. 2012. Ekstrak Bakung (Ccrinum asiaticum L)
daun sirsak sebagai antioksidan Terhadap Bakteri Staphylococcus
pada penurunan kadar asam urat aureus Secara In Vitro. Manado :
tikus wistar. ISSN, 127-137. Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol.2,
5. Avriza, H. 2011. Dahsyatnya no.02 : 18-26.
Bunga-Bunga Berkhasiat Obat di 13. Larasati, Diah, A., Ety Apriliana.,
sekitar kita. Yogyakarta. 2016. Efek Potensial Daun
Araska. Kemangi (Ocimum basilicum L)
Sebagai Pemanfaatan Hand
6. Budaya, P.Y.,A & dkk. 2015. Sanitizer. Lampung : Majority.
Kandungan fitokimia ekstrak daun Vol.5, no.4 : 124-129.
kamboja (plumeria sp.) dan 14. Lidawati, E., Nindy, L., Eneng, N.,
pengaruhnya terhadap Mara, A.R., Siti, M., 2014. Inovasi
pertumbuhan tanaman jahe Kewangi Sebagai Gel Antiseptik
emprit (zingiber Alami Dari Minyak Atsiri Kemangi
officinalevar.amarum). (Ocimum canum), PKM, Institut
Jurnalbiologi 19 (1) : 44 – 49 Pertanian Bogor.
ISSN: 1410-5292. 15. Mappa, Tiara., Hosea, J.E., Novel,
Kojong., 2013. Formulasi Gel
7. Dalimartha, S. 2008. Resep Ekstrak Daun Sasaladahan
tumbuhan obat untuk asam urat. (Peperomia pellucida L) dan Uji
Depok: Penebar Swadaya. Efektifitasnya Terhadap Luka
8. Depkes, RI. 2000. Parameter Bakar Pada Kelinci (Oryctolagus
Standart Umum Ekstrak Tumbuhan cuniculus). Manado : Jurnal Ilmiah
Obat. Dep Kes RI hal 10-11. Farmasi. Vol.2, no.02 :49-55.
16. Marlina, Soeraya., Venti, S.,
9. Farombi, Ebenezer, O., and Suyono. 2005. Skrining Fitokimia
Olatunde, O., 2011. Antioxidative dan Analisis Kromatografi Lapis
And Chemopreventive Properties Tipis Komponen Kimia Buah Labu
Of Vernonia amygdalina and Siam (Sechium edule Jacq. Swartz )
Garcinia biflavonoid. Nigeria : Dalam Ekstrak Etanol. Surakarta :
International Journal Of Biofarmasi 3 (1) : 26-31.
Enviromental Research And Public 17. Marlinda, Mira., Meiske, S.S.,
Health. Audy, D.W., 2012. Analisis
10. Irawan, B.T.A., 2010. Peningkatan Senyawa Metabolit Sekunder dan
Mutu Minyak Nilam Dengan Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Biji
Ekstraksi Dan Destilasi Pada Buah Alpukat (Persea americana
Berbagai Komposisi Pelarut, Tesis, Mill). Manado : Jurnal MIPA
Magister Teknik Kimia Universitas UNSRAT Online. Vol.1, no.1 : 24-
Diponegoro Semarang. 28.
11. Irwan, A., Noer, K., Rusdiana., 18. Nainggolan, M.T., Eva, S.S., Rani,
2007. Uji Aktivitas Ekstrak D.P., 2018. Evaluasi Sediaan Krim

8 Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia


JURNAL SAINS FARMASI APDFI, 4(1), 41-47, 2018

Ekstrak Etanol Daun Afrika Penelitian Mandiri, Fakultas Farmasi


(Vernonia amygdalina Delile) Universitas Padjadjaran.
Dengan Basis Vanishing Cream 26. S, Suryati, Dwisari, D., Fridhani,
(VC). Papua : Jurnal Biologi Rahadiantari., 2016. Pengaruh Ekstrak
Papua. Vol.10, no.1 : 17-25. Etanol Daun Vernonia amygdalina,
19. Narulita, Hanny., 2014. Study Del Terhadap Kadar Kreatinin Serum
Praformulasi Ekstrak Etanol 50% Mencit Putih Jantan. Padang : Jurnal
Kulit Buah Manggis (Garcinia Sains Farmasi Dan Klinis. Vol.2, No.1
mangostana L.), Skripsi, Fakultas : 79-83.
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan 27. Sa’adah, Lailis., 2010. Isolasi Dan
Program Study Farmasi UIN Syarif Identifikasi Senyawa Tanin Dari Daun
Hidayahtullah, Jakarta. Blimbing Wuluh (Averroha bilimbi L),
20. Nugrahani, R., Yayuk, A., Skripsi, Fakultas Sains Dan Teknologi,
Aliefman, H., 2016. Skrining Universitas Islam Negeri Maulana
Fitokimia Dari Ekstrak Buah Malik Ibrahim Malang.
Buncis (Phaseolus vulgaris L) 28. Sari, Kartika., 2012. Formulasi Dan
Dalam Sediaan Serbuk. Mataram : Studi Efektifitas Sediaan Gel
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA. Antiseptik Tangan Fraksi Etil Asetat
Vol.2, no.1 : 97-103. Daun Binahong (Anredera cordifolia
21. Nuria, Maulita Cut., Arvin, F., tonore steen), Tugas Akhir, Fakultas
Sumantri., 2009. Uji Aktivitas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Alam, Universitas Sebelas Maret
Jarak Pagar (Jatropha curcas L) Surakarta.
Terhadap Bakteri Escherichia coli 29. Sari, Winda, P., Sri Darmawati,
Dan Salmonella typhi. Mediagro : Muhammad, E.P., 2017. Perbedaan
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. Vol.5, Hasil Uji Kepekaan Salmonella tyhpi
no.2 : 26-37. Menggunakan Mueller Hinton Agar
22. Rahman, M.A., 2012. Kitosan Dan Nutrient Agar Dengan Antibiotik
Sebagai Bahan Antibakteri Ampicillin, Ciprofloxacin Dan
Alternatif Dalam Formulasi Gel Trimethoprim-Sulfamethoxazole,
Pembersih Tangan (Hand Undergraduate thesis, Universitas
Sanitizer), Skripsi, Departemen Muhammadiyah Semarang.
Teknologi Hasil Perairan Fakultas 30. Saripah, Nida., 2016. Mengenal
Perikanan Dan Ilmu Kelautan Khasiat Dan Manfaat Daun Afrika
Institut Petanian Bogor. Untuk Kesehatan Tubuh. Diakses dari
23. Rijayanti, R.P., 2014. Uji Aktivitas https://www.aryanto.id/arikel/id/762/m
Antibakteri Ekstrak Etanol Daun engenal-khaiat-dan-manfaat-daun-
Mangga Bacan Terhadap afrika-untuk-kesehatan-tubuh, pada
Staphylococcus. Naskah publikasi, tanggal 20 November 2017.
Fakultas Kedokteran Universitas 31. Setyani, W., Hanny Setyowati dan
Tanjungpura. Dewi A., 2016. Pemanfaatan
24. Rohyami, Yuli., 2008. Penentuan Ekstrak Terstandarisasi Daun Som
Kandungan Flavonoid Dari Ekstrak Jawa (Talinum paniculatum Gaertn)
Metanol Daging Buah Mahkota Dewa. Dalam Sediaan Krim Antibakteri
Yogyakarta : Jurnal Penelitan Dan Staphylococcus aureus. Yogyakarta
Pengabdian. Vol. 5, no.1 : Jurnal Farmasi Sains Dan
25. Rostinawati, Tina., 2009. Aktivitas Komunitas. Vol.13, no.1 : 44-51.
Antibakteri Ekstrak Etanol Bunga 32. Shu, Melisa., 2013. Formulasi
Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.) Sediaan Gel Hand Sanitizer Dengan
Terhadap Escherichia coli, Salmonella Bahan Aktif Triklosan 0,5% Dan
typhi dan Staphylococcus aureus 1%. Surabaya : Jurnal Ilmiah
Dengan Metode Difusi Agar, Mahasiswa Universitas Surabaya.
Vol.2, no.1
JURNAL SAINS FARMASI APDFI, 4(1), 41-47, 2018 Nama

33. Simaremare, Eva S., 2014. Skrining Buah Gambas ( Luffa acutangula
Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Roxb), Skripsi, Fakultas Matemaika
Gatal (Laportea deumana ). dan Ilmu Pengetahuan Alam
Jayapura : Jurnal Pharmacy. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Vol.11, no.1 : 98-107. 37. Widyarto, Andrian, N., 2009. Uji
34. Swandiny, G.F dan Shirly Kumala., Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri
2017. Aktivitas Antibakteri Daun Jeruk Keprok (Citrus nobilis
Menggunakan Metode Difusi Lour) Terhadap Staphylococcus aureus
Cakram Terhadap Ekstrak Etanol Dan Escherichia coli, Skripsi, Fakultas
70% Daun Afrika (Vernonia Farmasi Universitas Muhammadiyah
amygdalina Del). Ikatan Apoteker Surakarta.
Indonesia, Farmasi Bahan Alam 38. Wijaya, J.I., 2013. formulasi sediaan
dan Obat Tradisional. Hal : 47-50 gel hand sanitizer dengan bahan aktif
35. Titaley, S., Fatmawali dan Widya triklosan 1,5 % dan 2%. Surabaya :
A., 2014. Formulasi Dan Uji Jurnal Ilmiah Mahasiswa Univeritas
Efektifitas Sediaan Gel Ektrak Surabaya. Vol. 2, no. 1
Etanol Daun Mangrove Api-Api 39. Zuraidah, Lilih, R. K., diah, H., 2017.
(Avicernnia marina) Sebagai Uji Efektifias Ekstrak Etanol Bunga
Antiseptik Tangan. Manado : Ceguk (Combretum indicum L) Dalam
Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT. Bentuk Sediaan Gel Antiseptik Tangan
Vol.3, no.2 : 99-104. Dengan Metode Replika. Jakarta :
36. Tristiyanto., 2009. Studi Aktivitas Indonesia Natural Research
Antibakteri Dan Identifikasi Golongan Pharmaceutical Journal. Vol.2, no.1
Senyawa Ekstrak Aktif Anti Bakteri :64-72.

10 Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia

Anda mungkin juga menyukai