Anda di halaman 1dari 1

Nama : Nurohman Aldika

Kelas : X MIPA 1
No. Absen : 25

Cerpen Panji Semirang

Di Kerajaan Daha, hiduplah seorang putri bernama Dewi Candra Kirana. Ia putri yang
sangat cantik. Sayang, ia hidup amat memderita akibat perlakuan selir ayahandanya. Konon,
Dewi Candra Kirana sangat ingin memiliki adik, namun keinginannya tak mungkin
dikabulkan karena ibundanya telah menginjak usia tua. Ayahnya lalu mengambil seorang selir
bernama Dewi Liku. Dari Dewi Liku inilah Dewi Candra Kirana mendapat seorang adik
bernama Dewi Ajeng.

Awalnya Dewi Candra Kirana sangat bahagia, namun semakin lama perlakuan yang
didapat dari Dewi Ajeng membuatnya tak bahagia dan menderita. Apalagi ketika Dewi
Candra Kirana dipertunangkan dengan putra raja Kahuripan, Raden Inu Kertapati. Dewi Liku
bertindak semakin kejam kepadanya. Hal ini pun dilakukan Dewi Liku kepada sang
Permaisuri. Entah kenapa sang Baginda Raja begitu terpengaruh oleh selirnya ini, sehingga
setiap permintaan dewi Liku selalu terpenuhi.

Dewi Liku yang ingin menguasai sang Baginda Raja seorang diri memberikan sang
Permaisuri tapai beracun. Sang Permaisuri yang tidak mengetahui kalau itu adalah tapai
beracun pun menerimakan dengan senang hati. Setelah memakan tapai tersebut sang
Permaisuri pun jatuh sakit dan meninggal dunia. Setelah kematian ibundanya, hidup Dewi
Candra Kirana benar-benar seperti di neraka. Apalagi saat pesta pertunangannya dengan
Raden Inu Kertapati akan dilangsungkan. Berbagai upaya dilakukan oleh Dewi Liku untuk
menggagalkan pesta pertunangan tersebut.

Entah kenapa Baginda Raja Daha begitu terpengaruh oleh selirnya tersebut. Ia begitu
berpihak kepada Dewi Liku. Raja Daha begitu mudahnya menjadi murka kepada Dewi
Candra Kirana. Hingga suatu hari karena terlalu marahnya ia mengambil gunting dan
memotong rambut Dewi Candra Kirana. Sejak itulah ia merasa, bahwa hidup di istana
merupakan hidup di bara api. Apalagi sudah ternyata, bahwa ayahnya telah membencinya.
Pada suatu malam ia melarikan diri dengan ibu tirinya, selir raja yang pertama, Mahadewi,
bersama-sama dengan dua orang pengiringnya Ken Bayan Ken Sengit. Di daerah antara
perjalanan Daha dan Kuripan ia mendirikan sebuah keraton, sedang namanya diubah dengan
Panji Semirang Asmarantaka. Begitu juga dengan dua pengiringnya menyamar pula sebagai
orang laki-laki dan namanya pun berubah. Ken Bayan dengan Kuda Perwira sedang Ken
Sengit dengan Kuda Peranca.

Bersama para abdinya itu ia menghadang orang-orang yang berlalu lalang ke rimba itu.
Mengajaknya untuk ikut bermukim di sana. Entah sampai kapan Dewi candra Kirana akan
menetap disana. Yang ia tahu hanya satu, ia ingin berada lebih dekat dengan kekasihnya,
Raden Inu Kertapati.

Anda mungkin juga menyukai