Anda di halaman 1dari 3

SERI BABAD PASIRLUHUR LANJUTAN KAMANDAKA

Alkisah di kerajaan Pajajaran, Prabu Siliwangi lama menantikan kepulangan Raden Banyakngampar. Sejak disuruh mencari kakaknya ia belum juga pulang. Pada suatu hari ketika Prabu mengadakan pertemuan keluarga,datanglah Raden Banyakngampar dari Raden Banyakcatra. Betapa riang hati Prabu Siliwangi. Dalam pertemuan itu Prabu Siliwangi menyatakan lengser (berhenti) dari kerajaan. Beliau meminta Banyakcatra untuk menggantinya. Saat itu istri kedua usul dan menagih janji yang dulu. Ia mau diperistri sang Prabu apabila nanti mempunyai anak laki-laki dijadikan raja mengganti sang Prabu. Ingat janji itu sang Prabu tidak segera mengambil keputusan. Beliau mengatakan siapa saja dari mereka yang dapat membawa 40 orang putri yang kembar rupanya,dialah yang berhak menggantikan kedudukan sang Prabu. Mendengar titah baginda,Raden Banyakcatra dan Banyakblabur segera mencarinya. Raden Banyakblabur berangkat ke arah barat dengan beberapa punggawa keraton. Sedangkan Raden Banyakcatra menuju ke arah timur dengan disertai abdi yang setia,yaitu Ki Kolot dan Ki Maung. Mereka menuju ke Pasirluhur. Raden Banyakcatra yang juga bernama Raden Kamandaka ingin bertemu Dewi Ciptarasa. Tibalah Raden Banyakcatra dan abdinya ke Kadipaten Pasirluhur. Mereka bertempat tinggal di lereng gunung Slamet, yaitu di desa Baturagung. Pada suatu waktu Raden Banyakcatra mendengar suara gaib. Ia supaya pindah ke Sawangan, tempat bertemunya sungai Logawa dan sungai Mengaji. Di tempat itulah Raden Banyakcatra bersemadi dan memohon petunjuk kepada Yang Maha Kuasa. Tempat tersebut dinamakan desa Kabunan. Setelah beberapa lama bersemadi Raden Banyakcatra mendapat wasiat berupa pakaian. Bila pakaian itu dipakai ia akan berubah menjadi lutung (kera berbulu hitam). Sejak itu Raden Banyakcatra terkenal dengan nama Lutung Kasarung. Raden Kamandaka menyuruh Ki Kolot dan Ki Maung untuk mengabdi ke Pasirluhur. Tujuannya untuk mengetahui apakah Dewi Ciptarasa masih setia kepada Kamandaka. Dua orang itu diterima sebagai juru taman dan tukang kebun. Pada suatu hari Adipati Pasirluhur berburu binatang ke hutan. Ia mendapat seekor lutung yang jinak. Lalu ditangkapnya dan dibawanya pulang ke Kadipaten. Lutung itu diberi nama Lutung Kasarung. Semua putri Kadipaten tersebut ingin

melihatnya. Sang Adipati memerintahkan, siapa yang berhasil memberi makan kepada lutung, dialah yang berhak memeliharanya. Ternyata Dewi Ciptarasalah yang berhasil. Lutung pun diserahkan kepadanya. Dewi Ciptarasa sangat senang. Kedua makhluk itu tampak saling menyanyang. Lutung sangat setia kepada Dewi. Ke mana ia pergi lutung selalu mengikutinya. Pada suatu malam, ketika Dewi tidur, Kamandaka melepaskan pakaian ajaibnya. Dewi Ciptarasa kebetulan terbangun. Ia melihat seorang kesatria yang gagah perkasa. Ia pun bertanya kepada kesatria itu. Sungguh senang hatinya, karena ternyata kesatria itu adalah Raden Kamandaka yang sangat dicintainya. Raden Kamandaka minta kepada Dewi agar rahasia ini jangan sampai terbongkar. Kebahagiaan Dewi Ciptarasa tidak berlangsung lama. Ia dilamar oleh Raja Pulebahas, seorang raja raksasa yang kejam dan lalim dari Nusatebini. Hal itu dikatakan kepada lutung kasarung. Dewi Ciptarasa disuruh menerima lamaran dengan syarat sebagai berikut: 1. Dijemput 40 orang putri yang kembar. 2. Membawa kain mori sebanyak 40 kodi, sebagai tempat berjalan calon putri. 3. Mempelai laki-laki tidak boleh membawa senjata. 4. Mempelai laki-laki harus memondong mempelai perempuan saat turun dari tandu. 5. Tempat pertemuan pengantin di perempatan jalan Kadipaten Pasirluhur. Permintaan itu dikabulkan oleh Raja Pulebahas. Pada saat yang telah ditentukan Raja Pulebahas membawa semua yang diminta Dewi Ciptarasa. Ketika Raja Pulebahas akan memondong Dewi Ciptarasa , Lutung Kasarung meloncat dari tandu dan menikam Raja Pulebahas sampai mati. Acara menjadi kacau. Prajurit Nusatebini sangat marah. Tetapi mereka tidak membawa senjata sehingga dapat dihalau oleh Lutung Kasarung. Prajurit Nusatebini mengancam akan menyerang Pasirluhur. Sang Adipati bingung dan gelisah. Tetapi setelah mendapatkan penjelasan dari putrinya, bahwa yang dapat mengatasi masalah itu adalah Pangeran Pati dari Pajajaran, sang Prabu tenang kembali. Akhirnya Dewi Ciptarasa resmi dinikahkan dengan Pangeran Pati atau Banyakcatra. Setelah pernikahan, Raden Banyakcatra mohon ijin untuk pulang ke Pajajaran memenuhi janji ayahnya. Setelah mendapat ijin, mereka berdua beserta abdinya berangkat ke Pajajaran. Ke empat puluh putri kembar pun ikut serta. Setelah sampai di Pajajaran Raden Banyakcatra menyerahkan hasil sayembara. Demikian juga Raden Banyakblabur. Kedua-duanya lulus. Tetapi sang Prabu Siliwangi mengangkat Banyakblabur karena Banyakcatra terdapat cacat di lambungnya akibat

kena patrem adiknya waktu menyabung ayam. Walaupun demikian, Banyakcatra tetap lega hati menerima keputusan ayahnya. Tidak lama kemudian datanglah utusan dari Pasirluhur melaporkan kepada Raden Banyakcatra, bahwa Kadipaten Pasirluhur akan diserbu prajurit Nusatebini. Prajurit itu dipimpin Adipati Jurangbahas, pengganti Pulebahas. Raden Banyakcatra beserta istrinya dan adiknya minta izin ke Pasirluhur. Mereka diikuti oleh Prajurit Pajajaran. Setibanya di Pasirluhur segera terjadilah pertempuran sengit. Prajurit Pasirluhjur dilarang ikut serta. Yang bertempur hanya prajurit dari Pajajaran yang dipimpin Raden Banyakgampar dan Patih Gelapnyawang. Tentara Nusatebini kalah. Adipati Jurangbahas mati. Sisanya pulang ke Nusatebini. Pasirluhur pun aman. Dengan berakhirnya perang itu kepercayaan Adipati Pasirluhur kepada Raden Banyakcatra makin besar. Akhirnya Kadipaten Pasirluhur diserahkan kepada menantunya. Raden Banyakcatra dinobatkan menjadi Adipati Pasirluhur. Raden Banyakcatra memerintah Pasirluhur dengan bijaksana. Negara pun aman dan tentram. Mereka yang berjasa diberi hadiah sesuai dengan jasanya. Raden Banyakngampar, adiknya dijadikan Adipati Dayehluhur, Majenang. Ki Kolot dan Ki Maung diangkat menjadi Tumenggung. Para prajurit dinaikkan pangkatnya. Bersama permaisurinya, Dewi Ciptarasa, ia tetap tinggal di Pasirluhur bersama anak cucunya.

Anda mungkin juga menyukai