Anda di halaman 1dari 3

Nama : Iis Mustika Siwi

NPM : 17540019

Kelas : PGSD 01 / IV

“FILOSOFI SESAJI RAJA SUYA”

Pelaksanaan Sesaji Raja suya dan sesaji Aswameda, hampir sama Sesaji Aswameda,
adalah dengan melepas seekor kuda, yang di ikuti pasukan perang kerajaan. Semua wilayah
yang dilalui kuda tersebut harus bergabung, Sedangkan sesaji Rajasuya tidak perlu dengan
melepas kuda, cukup para perajurit .

Prabu Puntadewa, adalah seorang yang memiliki karisma Sebagai raja agung, berbudi
bawa laksana, adil paramarta, Prabu Punta dewa menginginkan Sesaji Rajasuya dengan
damai tidak ada peperangan maupun pertempuran.

Prabu Puntadewa mendengar kabar, bahwa Raja Giribraja, Prabu Jarasanda berencana
akan menyelenggarakan sesaji kala rodra, yaitu menaklukkan raja 100 negara, Raja raja yang
sudah takluk itu akan di penggal kepalanya untuk dipersembahkan kepada Batara Kala,
sebagai sesaji persembahan Kalarodra. Prabu Jarasanda kini telah berhasil menawan 97 raja,
tinggal mencari 3 raja lagi, yaitu Prabu Kresna, Prabu Baladewa dan Prabu Puntadewa. Prabu
Puntadewa justru ingin membebaskan ke 97 raja yang telah ditawan oleh Prabu Jarasanda,
Sementara itu Prabu Kresna, juga telah mencermati keadaan ini. Prabu Kresna teringat,
kepada paman Prabu Brehidata, Raja Magada yang pada waktu itu susah mendapatkan
seorang keturunan. Prabu Brehidata,mengasingkan diri dalam hutan, kemudian mencari Resi
Condakosika, seorang resi yang sakti.Kemudian ia nyantrik disitu. Prabu Brehidata melayani
keperluan resi sehari hari. Resi Condakosika. Resi Condakosika merasa terharu, dan dan
sebagai rasa terima kasih atas pelayanan yang tulus kepada dirinya, diberikannyalah pada
Raja Brehidata, satu buah ajaib. Karena Prabu Widarba, memiliki dua istri, maka kedua
istrinya ingin mendapatkan buah itu. Mereka berebut tidak ada yang mengalah. Maka oleh
Prabu Brehidata, buah ajaib itu dibelah menjadi dua. Masing masing istri mendapatkan
separuh bagian. Betul,juga. Resi yang wasis itu, kedua istrinya telah hamil. Pada saat yang
ditunggu tunggu pun datang. Saat melahirkan merekapun melahirkan, alanglah terkejutnya
raja Brehidata dan kedua istrinya, mereka masing masing mendapatkan sebelah bayi. Mereka
berkhitiar untuk mencari orang yang bisa menyempurnakan 2 bayi yang masing masing
berbadan sebelah, (jw.sesigar). Prabu Brehidata kembali mnemui Resi yang telah
memberikan buah ajaib. Sang Resi mempertanyakan, mengapa waktu memintanya, tidak
mem beritahukan jumlah istrinya. kalau tahu, resi itu pasti akan memberikan sebuah lagi.
Kemudian Resi Condacosika bersemadi minta anugerah dewa, kedua bayi yang bentuknya
masing masing sebelah, yang diembannya, ternyata dapat disempurnakan. Kedua bayi itu kini
mejadi seorang bayi yang sempurna, dan diberilah nama Jarasanda, artinya yang telah
dipersatukan.
Para Pandawa telah memutuskan, bahwa mereka akan membebas kan raja raja yang
menjadi tawanan Prabu Jarasanda.. Maka berangkatlah Prabu Puntadewa, Werkudara,Arjuna,
Nakula dan Sadewa disertai Prabu Kresna.Sesampai di Griyabajra, Prabu Jarasanda merasa
senang, ketika melihat Prabu Puntadewa dan Prabu Kresna telah hadir di Griyabajra..
Dianggapnya mereka telah menyerahkan diri, Para Pandawa tidak memperdulikan kata
katanya. Prabu Puntadewa mengharap kepada raja raja yang menjadi tawanan Prabu
Jarasanda, agar mau bergabung dengan Pandawa. Prabu Puntadewa akan menyelenggaraakan
sesaji rajasunya. Prabu Jarasanda menjadi marah mendengar kata kata Prabu Puntadewa yang
akan merebut 97 Raja dari Kerajaan Griyabajra. Para raja 97 negara, lebih suka mengikuti
Sesaji Rajasuya yang akan dilaksanakan oleh Prabu Puntadewa.

Prabu Jarasanda menantang Pandawa, agar mereka menyerahkan Prabu Puntadewa dan
Prabu Kresna untuk melengkapi jumlah raja yang akan dipancung. Werkudara menjadi
marah. Terjadilah perke lahian diantara mereka. Prabu Jarasanda susah dikalahkan. Berkali
kali Gada Rujakpala menghantam kepala Prabu Jarasanda, tetapi bagaikan tak dirasa.
Werkudara mundur mendatangi Kresna. Kresna memberi tahu bahwa matinya Prabu
Jarasanda harus disigar kembali. Werkudara kembali perkelahianpun terjadi, Werkudara
segera menangkap kedua kaki Jarasanda, dan menarik kaki kiri kekiri dan kaki kanan
kekanan sehengga tubuh Jarasanda terbelah seperti waktu kelahirannya, dan tewaslah ia.

Setelah kematian Prabu Jarasanda, Para Pandawa bertindak. Seluruh raja yang diborgol,
segera dilepaskan, Kini Para raja 97 negara, kembali ke negeri masing masing. Prabu
Puntadewa kni melaksanakan sesaji rajasuya. Prabu Puntadewa memerintahkan Arjuna dan
Werkudara dengan pasukan perajurit secukup nya pergi ke berbagai negara. Usaha mereka
ber hasil, raja raja negeri yang pernah ditolong Pandawa semua menyanggupi akan hadir ke
Istana Indraprasta pada saat yang telah ditetapkan oleh Prabu Puntadewa.

Pada hari yang telah ditentukan, datanglah tamu raja raja seratus negara. Prabu
Puntadewa beserta keluarga Pandawa dan Prabu Kresna, telah bersiap menerima kedatangan
para tamu.Demikian pula raja Astina Prabu Suyudana hadir ke Indraprasta. Para raja raaja
yang diundang sudah berdatangan. Untuk menyampaikan maksud dan tujuan Prabu
Puntadewa mmengundang, maka diserahkannya kepada Prabu Kresna, Semua mendengarkan
apa yang sedang diuraikan oleh Prabu Kresna. Tanpa diduga sebelumnya, salah satu raja
yang hadir, tidak mau kalau yang memberikan arahan adalah Prabu Kresna.siapa lagi kalau
bukan sekutu Prabu Jarasanda, yaitu Supala. Supala mengajak bersitegang dengan Prabu
Kresna.

Supala sebenarnya masih saudara sepupu Prabu Kresna.Kelahiran Supala waktu masih
bayi sudah menggemparkan dunia pewayang an.Supala adalah anak Prabu Darmagosa dan
ibu Dewi Sutradewa raja Cedi. Sang Prabu Darmagosa , merasa ngeri melihat bayi yang baru
dilahirkan, tidak normal seperti bayi yang lain. Supala di waktu lahir, ia memiliki 4 buah
tangan dan bermata tiga. konon kata seorang resi yang sakti. Supala dapat disempurnakan
oleh seseorang titisan Batara Wisnu.Namun Titisan Batara Wisnu tersebut disamping dapat
menyempurnakan bayi Supala, ternyata orang itu pula menjadi penyebab kematian
Supala..Prabu Darma gosa kemudian mengumpulkan seluruh Keluarga, Sanak saudara, para
raja dan satria negara sekitar. Mereka telah hadir, termasuk juga Narayana.

Waktu Narayana mengangkat bayi itu dari kandangnya, tiba tiba saja 2 tangan dan satu
matanya lenyap begitu saja. Raja Cedi senang sekali, waktu itu, karena ia menjadi bayi yang
normal, tetapi Prabu Darmogosa juga sedih, karena orang yang dapat membunuh Supala juga
yang telah menyempurnakan bayi itu. Sehingga Narayanalah nantinya yang akan membunuh
bayi itu. Narayana hanya minta agar Supala jangan sampai menghina dirinya didepan orang
banyak yang jumlahnya seratus lebih. Ini Upaya Narayana agar Supala bisa selamat, karena
orang tak mungkin menghina orang didepan orang banyak apalagi sampai 100 lebih.

Prabu Kresna sudah tidak tahan lagi mendengar ocehan Supala.Berkali kali Prabu
Kresna meminta agar Supala diam, tetapi terus saja Supala menghina Prabu Kresna. Prabu
Kresna dalam kemarahannya tanpa disadarinya mengeluarkan senjata pusaka Cakra keluar
tubuh nya dan mengenai Prabu Supala, tewaslah Prabu Supala. Prabu Kresna terkejut, ketika
melihat Supala terbunuh dengan senjata cakra miliknya. Prabu Kresna minta maaf kepada
para tamunya, karena ini sudah suratan dewata, bahwa Prabu Supala memang harus mati
karena ulahnya.Dengan meninggalnya Supala, maka acara sesaji Rajasuya dimulai. Para
Brahmana yang memimpin upacara sesaji Rajasuya, yang memberi restu penobatan
Puntadewa menjadi Raja Indraprasta Dengan harapan, mudah mudahan didalam lingkungan
kerajaan 100 negara ini,menjadikan negara yang kuat, dan rakyat rakyatnya dari keseratus
negara ini, akan menjadi makmur, sejahtera, murah sandang dan pangan.

Anda mungkin juga menyukai