Anda di halaman 1dari 3

Sesaji Rajasuya

Setelah penobatan Puntadewa menjadi raja di Indraprasta, Prabu Kresna


menyarankan agar Prabu Puntadewa mengadakan sesaji Rajasuya. Pelaksanaan Sesaji
Raja suya dan sesaji Aswameda, hampir sama Sesaji Aswameda, adalah dengan
melepas seekor kuda, yang di ikuti pasukan perang kerajaan. Semua wilayah yang
dilalui kuda tersebut harus bergabung, Sedangkan sesaji Rajasuya tidak perlu dengan
melepas kuda, cukup para perajurit .

Prabu Puntadewa, adalah seorang yang memiliki karisma Sebagai raja agung, berbudi
bawa laksana, adil paramarta, Prabu Punta dewa menginginkan Sesaji Rajasuya
dengan damai tidak ada peperangan maupun pertempuran.

Prabu Puntadewa mendengar kabar, bahwa Raja Giribraja, Prabu Jarasanda berencana
akan menyelenggarakan sesaji kala rodra, yaitu menaklukkan raja 100 negara, Raja
raja yang sudah takluk itu akan di penggal kepalanya untuk dipersembahkan kepada
Batara Kala, sebagai sesaji persembahan Kalarodra. Prabu Jarasanda kini telah
berhasil menawan 97 raja, tinggal mencari 3 raja lagi, yaitu Prabu Kresna, Prabu
Baladewa dan Prabu Puntadewa. Prabu Puntadewa justru ingin membebaskan ke 97
raja yang telah ditawan oleh Prabu Jarasanda, Sementara itu Prabu Kresna, juga telah
mencermati keadaan ini. Prabu Kresna teringat, kepada paman Prabu Brehidata, Raja
Magada yang pada waktu itu susah mendapatkan seorang keturunan. Prabu
Brehidata,mengasingkan diri dalam hutan, kemudian mencari Resi Condakosika,
seorang resi yang sakti.Kemudian ia nyantrik disitu. Prabu Brehidata melayani
keperluan resi sehari hari. Resi Condakosika. Resi Condakosika merasa terharu, dan
dan sebagai rasa terima kasih atas pelayanan yang tulus kepada dirinya,
diberikannyalah pada Raja Brehidata, satu buah ajaib. Karena Prabu Widarba,
memiliki dua istri, maka kedua istrinya ingin mendapatkan buah itu. Mereka berebut
tidak ada yang mengalah. Maka oleh Prabu Brehidata, buah ajaib itu dibelah menjadi
dua. Masing masing istri mendapatkan separuh bagian. Betul,juga. Resi yang wasis
itu, kedua istrinya telah hamil. Pada saat yang ditunggu tunggu pun datang. Saat
melahirkan merekapun melahirkan, alanglah terkejutnya raja Brehidata dan kedua
istrinya, mereka masing masing mendapatkan sebelah bayi. Mereka berkhitiar untuk
mencari orang yang bisa menyempurnakan 2 bayi yang masing masing berbasdan
sebelah, (jw.sesigar) .Prabu Brehidata kembali mnemui Resi yang telah memberikan
buah ajaib. Sang Resi mempertanyakan, mengapa waktu memintanya, tidak mem
beritahukan jumlah istrinya. kalau tahu, resi itu pasti akan memberikan sebuah lagi.
Kemudian Resi Condacosika bersemadi minta anugerah dewa, kedua bayi yang
bentuknya masing masing sebelah, yang diembannya, ternyata dapat disempurnakan.
Kedua bayi itu kini mejadi seorang bayi yang sempurna, dan diberilah nama
Jarasanda, artinya yang telah dipersatukan

Para Pandawa telah memutuskan, bahwa mereka akan membebas kan raja raja yang
menjadi tawanan Prabu Jarasanda.. Maka berangkatlah Prabu Puntadewa,
Werkudara,Arjuna, Nakula dan Sadewa disertai Prabu Kresna.Sesampai di
Griyabajra, Prabu Jarasanda merasa senang, ketika melihat Prabu Puntadewa dan
Prabu Kresna telah hadir di Griyabajra.. Dianggapnya mereka telah menyerahkan diri,
Para Pandawa tidak memperdulikan kata katanya. Prabu Puntadewa mengharap
kepada raja raja yang menjadi tawanan Prabu Jarasanda, agar mau bergabung dengan
Pandawa. Prabu Puntadewa akan menyelenggaraakan sesaji rajasunya. Prabu
Jarasanda menjadi marah mendengar kata kata Prabu Puntadewa yang akan merebut
97 Raja dari Kerajaan Griyabajra. Para raja 97 negara, lebih suka mengikuti Sesaji
Rajasuya yang akan dilaksanakan oleh Prabu Puntadewa.

Prabu Jarasanda menantang Pandawa, agar mereka menyerahkan Prabu Puntadewa


dan Prabu Kresna untuk melengkapi jumlah raja yang akan dipancung. Werkudara
menjadi marah. Terjadilah perke lahian diantara mereka. Prabu Jarasanda susah
dikalahkan. Berkali kali Gada Rujakpala menghantam kepala Prabu Jarasanda, tetapi
bagaikan tak dirasa. Werkudara mundur mendatangi Kresna. Kresna memberi tahu
bahwa matinya Prabu Jarasanda harus disigar kembali. Werkudara kembali
perkelahianpun terjadi, Werkudara segera menangkap kedua kaki Jarasanda, dan
menarik kaki kiri kekiri dan kaki kanan kekanan sehengga tubuh Jarasanda terbelah
seperti waktu kelahirannya, dan tewaslah ia.

Setelah kematian Prabu Jarasanda, Para Pandawa bertindak. Seluruh raja yang
diborgol, segera dilepaskan, Kini Para raja 97 negara, kembali ke negeri masing
masing

Prabu Puntadewa kni melaksanakan sesaji rajasuya. Prabu Puntadewa memerintahkan


Arjuna dan Werkudara dengan pasukan perajurit secukup nya pergi ke berbagai
negara. Usaha mereka ber hasil, raja raja negeri yang pernah ditolong Pandawa
semua menyanggupi akan hadir ke Istana Indraprasta pada saat yang telah ditetapkan
oleh Prabu Puntadewa.

Pada hari yang telah ditentukan, datanglah tamu raja raja seratus negara. Prabu
Puntadewa beserta keluarga Pandawa dan Prabu Kresna, telah bersiap menerima
kedatangan para tamu.Demikian pula raja Astina Prabu Suyudana hadir ke
Indraprasta.

Para raja raaja yang diundang sudah berdatangan. Untuk menyampaikan maksud dan
tujuan Prabu Puntadewa mmengundang, maka diserahkannya kepada Prabu Kresna,
Semua mendengarkan apa yang sedang diuraikan oleh Prabu Kresna. Tanpa diduga
sebelumnya, salah satu raja yang hadir, tidak mau kalau yang memberikan arahan
adalah Prabu Kresna.siapa lagi kalau bukan sekutu Prabu Jarasanda, yaitu Supala.
Supala mengajak bersitegang dengan Prabu Kresna.
Supala sebenarnya masih saudara sepupu Prabu Kresna.Kelahiran Supala waktu
masih bayi sudah menggemparkan dunia pewayang an.Supala adalah anak Prabu
Darmagosa dan ibu Dewi Sutradewa raja Cedi. Sang Prabu Darmagosa , merasa ngeri
melihat bayi yang baru dilahirkan, tidak normal seperti bayi yang lain. Supala di
waktu lahir, ia memiliki 4 buah tangan dan bermata tiga. konon kata seorang resi yang
sakti. Supala dapat disempurnakan oleh seseorang titisan Batara Wisnu.Namun
Titisan Batara Wisnu tersebut disamping dapat menyempurnakan bayi Supala,
ternyata orang itu pula menjadi penyebab kematian Supala..Prabu Darma gosa
kemudian mengumpulkan seluruh Keluarga, Sanak saudara, para raja dan satria
negara sekitar. Mereka telah hadir, termasuk juga Narayana

Waktu Narayana mengangkat bayi itu dari kandangnya, tiba tiba saja 2 tangan dan
satu matanya lenyap begitu saja. Raja Cedi senang sekali, waktu itu, karena ia
menjadi bayi yang normal, tetapi Prabu Darmogosa juga sedih, karena orang yang
dapat membunuh Supala juga yang telah menyempurnakan bayi itu. Sehingga
Narayanalah nantinya yang akan membunuh bayi itu. Narayana hanya minta agar
Supala jangan sampai menghina dirinya didepan orang banyak yang jumlahnya
seratus lebih. Ini Upaya Narayana agar Supala bisa selamat, karena orang tak
mungkin menghina orang didepan orang banyak apalagi sampai 100 lebih.
Prabu Kresna sudah tidak tahan lagi mendengar ocehan Supala.Berkali kali Prabu
Kresna meminta agar Supala diam, tetapi terus saja Supala menghina Prabu Kresna.
Prabu Kresna dalam kemarahannya tanpa disadarinya mengeluarkan senjata pusaka
Cakra keluar tubuh nya dan mengenai Prabu Supala, tewaslah Prabu Supala. Prabu
Kresna terkejut, ketika melihat Supala terbunuh dengan senjata cakra miliknya. Prabu
Kresna minta maaf kepada para tamunya, karena ini sudah suratan dewata, bahwa
Prabu Supala memang harus mati karena ulahnya.Dengan meninggalnya Supala,
maka acara sesaji Rajasuya dimulai. Para Brahmana yang memimpin upacara sesaji
Rajasuya, yang memberi restu penobatan Puntadewa menjadi Raja Indraprasta
Dengan harapan, mudah mudahan didalam lingkungan kerajaan 100 negara ini,
Menjadikan negara yang kuat, dan rakyat rakyatnya dari keseratus negara ini, akan
menjadi makmur, sejahtera, murah sandang dan pangan

Anda mungkin juga menyukai