Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

KEHAMILAN TRIMESTER III DENGAN POLIO


DI RUANG POLI KEHAMILAN RSD dr. SOEBANDI KABUPATEN
JEMBER
Periode 19 April – 24 April 2021

Dosen Pembimbing
Ns. Siti Kholifah, S.Kep., M.Kep

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Tugas di Stase


Keperawatan Maternitas

OLEH:
Nur Fikriyah Eka Agustin, S. Kep
NIM. 2001031020

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2021
LAPORAN PENDAHULUAN

KEHAMILAN TRIMESTER III DENGAN POLIO

A. Konsep Kehamilan Trimester III


1. Definisi
Kehamilan merupakan serangkaian proses yang diawali dari
konsepsi atau pertemuan antara ovum dan sperma sehat dan dilanjutkan
dengan fertilisasi, nidasi dan implantasi. Lama kehamilan dibagi menjadi
3 trimester yaitu 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 10 hari) (Sulistyawati,
2012)
Kehamilan merupakan periode dimana terjadi perubahan kondisi
biologis wanita disertai dengan perubahan perubahan psikologis dan
terjadinya proses adaptasi terhadap pola hidup dan proses kehamilan itu
sendiri (Muhtasor, 2013)
2. Perubahan Fisiologis Trimester III
Menurut Vivian (2011) perubahan fisiologi pada masa kehamilan
Trimester III adalah :
a. Minggu ke-28/bulan ke-7
Fundus berada dipertengahan antara pusat dan sifoudeus. Hemoroid
mungkin terjadi. Pernapasan dada menggantikan pernapasan perut.
Garis bentuk janin dapat dipalpasi. Rasa panas perut mungkin terasa.
b. Minggu ke-32/ bulan ke-8
Fundus mencapai prosesus sifoideus, payudara penuh, dan nyeri
tekan. Sering BAK mungkin kembali terjadi. Selain itu, mungkin
juga terjadi dispnea.
c. Minggu ke-38/ bulan ke-9
Penurunan bayi ke dalam pelvis/panggul ibu (lightening). Plasenta
setebal hampir 4 kali waktu usia kehamilan 18 minggu dan beratnya
0,5- 0,6 kg. Sakit punggung dan sering BAK meningkat. Braxton
Hicks meningkat karena serviks dan segmen bawah rahim disiapkan
untuk persalinan.
3. Perubahan Psikologis Trimester III
Menurut Sulistyawati (2013) Perubahan psikologis pada masa
kehamilan Trimester III , yaitu:
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan
tidakmenarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan,
d. khawatir akan keselamatannya.
e. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,
bermimpiyang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
f. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
g. Merasa kehilangan perhatian
h. Perasaan mudah terluka (sensitif) & Libido menurun

B. Konsep Polio
1. Definisi
Poliomielitis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi virus polio dan biasanya menyerang anak-anak dengan gejala
lumpuh layuh akut (AFP=Acute Flaccid Paralysis).
Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralysis atau lumpuh
yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus
yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ketubuh melalui mulut,
menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan
mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan
kadang kelumpuhan (paralysis).
Poliomyelitis adalah radang akut pada sumsum tulang belakang
karena virus, dengan gejala demam, sakit leher, sakit kepala, muntah,
kaku tengkuk dan punggung, sering kali menyerang tanduk depan zat
kelabu sumsum belakang.
2. Klasifikasi
Berlainan dengan virus-virus lain yang menyerang susunan saraf,
maka neuropatologi poliomyelitis biasanya patognomomik. Virus hanya
menyerang sel-sel dan daerah tertentu pada susunan saraf. Tidak semua
neuron yang terkena mengalami kerusakan yang sama dan bila ringan
sekali, dapat terjadi penyembuhan fungsi neuron dalam 3-4 minggu
sesudah timbul gejala.
Daerah yang biasa terkena poliomyelitis ialah:
1. Medulla spinalis terutama kornu anterior
2. Batang otak pada nucleus vestibularis dan inti-inti saraf kranial serta
formasio retikularis yang mengandung pusat vital
3. Serebelum terutama inti-inti pada vermis
4. Midbrain terutama masa kelabu, substansia nigra dan kadang-kadang
nucleus rubra
5. Thalamus dan Hipotalamus
6. Palidum
7. Korteks serebri, hanya daerah motorik

Klasifikasi poliomyelitis dapat berupa asimtomatis, poliomyelitis


abortif, poliomyelitis non paralitik, poliomyelitis paralitik.

3. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari poliomyelitis dapat berupa asimtomatis (silent
infection), poliomyelitis abortif, poliomyelitis non paralitik, dan
poliomyelitis paralitik, Poliomielitis yang terbagi menjadi empat bagian
tersebut :
1. Poliomielitis Asimtomatis
Setelah masa inkubasi 7-10 hari, tidak terdapat gejala karena daya
tahan tubuh cukup baik, maka tidak terdapat gejala klinik sama
sekali.
2. Poliomielitis Abortif
Timbul mendadak langsung beberapa jam sampai beberapa hari.
Gejala berupa infeksi virus seperti malaise, anoreksia, nausea,
muntah, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, konstipasi dan nyeri
abdomen.
3. Poliomielitis Non Paralitik
Gejala klinik hampir sama dengan poliomyelitis abortif , hanya nyeri
kepala, nausea dan muntah lebih hebat. Gejala ini timbul 1-2 hari
kadang-kadang diikuti penyembuhan sementara untuk kemudian
remisi demam atau masuk kedalam fase ke-2 dengan nyeri otot.
Khas untuk penyakit ini dengan hipertonia, mungkin disebabkan
oleh lesi pada batang otak, ganglion spinal dan kolumna posterior.
4. Poliomielitis Paralitik
Gejala sama pada poliomyelitis non paralitik disertai kelemahan satu
atau lebih kumpulan otot skelet atau kranial. Timbul paralysis akut
pada bayi ditemukan paralysis fesika urinaria dan antonia usus.

4. Cara Penularan Polio


Polio menular melalui kontak antar manusia. Virus masuk ke dalam tubuh
melalui mulut ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang
terkontaminasi feses (fekal-oral). Atau bisa juga melalui mulut dengan
mulut (oral-oral).

5. Penatalaksanaan
1. Poliomielitis Abortif
a) Diberikan analgetik dan sedatif
b) Diet adekuat
c) Istirahat sampai suhu normal untuk beberapa hari,sebaiknya
dicegah aktifitas yang berlebihan selama 2 bulan kemudian
diperiksa neuroskeletal secara teliti.
2. Poliomielitis Non Paralitik
a) Sama seperti abortif
b) Selain diberi analgetik dan sedatif dapat dikombinasikan dengan
kompres hangat selama 15–30 menit,setiap 2–4 jam.
3. Poliomielitis Paralitik
a) Perawatan dirumah sakit
b) Istirahat total
c) Selama fase akut kebersihan mulut dijaga
d) Fisioterapi
e) Akupuntur
4. Poliomielitis asimtomatis tidak perlu perawatan.

C. Konsep Asuhan Keperawatan


a. Pengkajian
1) Data Demografi
2) Riwayat Penyakit
3) Pemeriksaan Fisik
a) Aktifitas / Istirahat
Gejala:Mudah lelah, intoleran activity, progresi
malaise,perubahan pola tidur.
Tanda : Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi
aktifitas ( Perubahan TD,frekuensi Jantun dan pernafasan ).
b) Sirkulasi
Gejala : Penyembuhan yang lambat (anemia), perdarahan lama
pada cedera.
Tanda : Perubahan TD postural,menurunnya volume nadi perifer,
pucat / sianosis, perpanjanganpengisian kapiler.
c) Integritas dan Ego
Gejala : Stress berhubungan dengan kehilangan,mengkuatirkan
penampilan, mengingkari diagnosa, putus asa,dan sebagainya.
Tanda : Mengingkari,cemas,depresi,takut,menarik diri, marah.
d) Eliminasi
Gejala : Diare intermitten, terus menerus, sering dengan atau
tanpa kram abdominal, nyeripanggul, rasa terbakar saat miksi
Tanda : Feces encer dengan atau tanpa mucus atau darah, diare
pekat dan sering, nyeri tekanabdominal, lesi atau abses rectal,
perianal, perubahan jumlah, warna dan karakteristik urine.
e) Makanan / Cairan
Gejala : Anoreksia, mual muntah, disfagia
Tanda : Turgor kulit buruk, lesi rongga mulut, kesehatan gigi dan
gusi yang buruk, edema
f) Hygiene
Gejala : Tidak dapat menyelesaikan AKS
Tanda : Penampilan tidak rapi, kurang perawatan diri.
g) Neurosensoro
Gejala : Pusing, sakit kepala, perubahan status mental,kerusakan
status indera,kelemahanotot,tremor,perubahan penglihatan.
Tanda : Perubahan status mental, ide paranoid, ansietas, refleks
tidaknormal,tremor,kejang,hemiparesis,kejang.
h) Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri umum / local, rasa terbakar, sakit kepala,nyeri dada
pleuritis.
Tanda : Bengkak sendi, nyeri kelenjar,nyeri tekan,penurunan
rentan gerak,pincang.
i) Pernafasan
Gejala : ISK sering atau menetap, napas pendek progresif, batuk,
sesak pada dada.
Tanda : Takipnea, distress pernapasan, perubahan bunyi napas,
adanya sputum.
j) Keamanan
Gejala : Riwayat jatuh, terbakar,pingsan,luka,transfuse darah,
penyakit defisiensi imun, demam berulang,berkeringat malam.
Tanda : Perubahan integritas kulit,luka perianal / abses, timbulnya
nodul, pelebaran kelenjar limfe, menurunya kekuatan umum,
tekanan umum.
k) Seksualitas
Gejala : Riwayat berprilaku seks dengan resiko tinggi,
menurunnya libido, penggunaan pil pencegah kehamilan.
Tanda : Kehamilan,herpes genetalia.
l) Interaksi Sosial
Gejala : Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, isolasi,
kesepian, adanya trauma AIDS.
Tanda : Perubahan interaksi.
4) Pemeriksaan Diagnostik
a) Tes Laboratorium
Telah dikembangkan sejumlah tes diagnostic yang sebagian
masih bersifat penelitian. Tesdan pemeriksaan laboratorium
digunakan untuk mendiagnosis
b. Diagnosa
1) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi,
malnutrisi dan pola hidup yang beresiko.
2) Resiko tinggi penularan infeksi pada bayi berhubungan dengan
adanya kontak darah dengan bayi sekunder terhadap proses
melahirkan.
3) Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan,
pertukaran oksigen, malnutrisi, kelelahan.
4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang kurang,meningkatnya kebutuhan
metabolic, dan menurunnya absorbsi zat gizi.
5) Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas
tentang keadaan yang orang dicintai.
c. Intervensi
Tujuan dan Kriteria
No. Diagnosa Intervensi
hasil
1 Resiko tinggi Pasien akan bebas 1. Monitor tanda-tanda infeksibaru.
infeksi infeksi setelah 2. gunakan teknik aseptik pada setiap
berhubungan dilakukan tindakan tindakan invasif. Cucitangan sebelum
dengan keperawatan selama meberikantindakan.
imunosupresi, 3×24 jam dengan 3. Anjurkan pasien metodamencegah
malnutrisi dan kriteria hasil: terpapar terhadaplingkungan yang
pola hidup yang - Tidak ada luka atau patogen.
beresiko. eksudat. 4. Kumpulkan spesimen untuk teslab
- Tanda vital dalam sesuai order.
batas normal 5. Atur pemberian antiinfeksisesuai
(TD=110/70, RR=16- order
24, N=60-100, S=36-
37)
- Pemeriksaan
leukosit normal
(6000-10000)
2 Resiko tinggi Infeksi Polio tidak 1. Anjurkan pasien atau oran gpenting
infeksi (kontak ditransmisikan lainnya metode mencegah transmisi
pasien) setelah polio dan kuman patogen lainnya.
berhubungan dilakukan tindakan 2. Gunakan darah dan cairan tubuh
dengan infeksi keperawatan selama precaution bial merawat
POLIO, adanya 3×24 jam dengan pasien.Gunakan masker bila perlu.
infeksi kriteria hasil:
nonopportunisiti - kontak pasien dan
k yang dapat tim
ditransmisikan. kesehatan tidak
terpapar polio
- Tidak terinfeksi
patogen lain seperti
TBC.

Daftar Pustaka

Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Jakarta


Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta
Muhtasor, dkk. 2013. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika
Nanny, Vivian. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba.
Medika.
Sulistyawati. 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba.
Medika

Anda mungkin juga menyukai