… Hai, kamu apa kabar? Aku ingin bertemu denganmu Aku terperanjat melihat pesannya yang setelah 6 bulan tidak ada kabar.
Dengan rasa terpaksa, kami pun bertemu di suatu tempat.
“Aku mau minta maaf untuk semua kesalahanku di masa lalu, aku sadar bahwa semua perlakuanku salah, aku harap kamu dapat memafkanku.” Aku pun dengan nada datar menjawab, “Sebelum kamu minta maaf, aku sudah memaafkanmu,” “Aku boleh ngomong sesuatu lagi gak? Aku ingin minta restumu, aku ingin menikah dengan wanita pilihanku, wanita yang selama ini aku sia-siakan dan aku benar-benar menyadari bahwa aku sangat mencintainya. Aku kaget mendengar kata-kata itu, tapi aku mencoba menenangkan diri untuk tetap terlihat biasa. Lalu aku menjawab, “Yah, silakan saja, aku turut bahagia mendengar kabar itu, semoga kamu bahagia selalu.” Dalam hati aku menangis, karena jauh di lubuk hati kecilku, aku masih menyimpan rasa yang sama seperti yang dulu. Setelah beberapa menit dia bilang, “Wanita itu adalah kamu, aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu, maukah kau menikah denganku?” Aku bahkan tidak percaya apa yang aku dengar, aku mencubit pipiku untuk memastikan apakah ini nyata atau hanya dalam mimpi. Ternyata semuanya itu nyata dan aku merasa seseorang yang sangat beruntung ketika dia tidak memberi kabar, lalu kembali datang dengan cara yang tidak terduga. Benar kata orang bahwa cinta sejati akan tahu kemana dia pulang. Lalu dengan air mata yang membasahi pipi, aku pun menjawab dengan terbata-bata, “Yah, aku mau menikah denganmu.”