Anda di halaman 1dari 5

FGD

PENCEGAHAN COVID19 DAN UPAYA MEGHADAPI DAPAK AKIBAT COVID19 DITINJAU DARI BERBAGAI PROFESI KESEHATAN

A. Latar Belakang
Sistem kesehatan di seluruh dunia saat ini sedang mengalami kondisi krisis, yaitu
kekurangan tenaga kesehatan, distribusi serta perpaduan tenaga kesehatan yang belum
merata sehingga menyebabkan pelayanan kesehatan terfragmentasi dan kebutuhan kesehatan
masyarakat tidak terpenuhi. Jika permasalahan-permasalahan tersebut tidak segera diatasi,
dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat dunia, salah satunya adalah mengenai
pandemic Covid19. Salah satusolusi yang paling menjanjikan adalah Interprofessional
Collaborative Practice (IPC). (WHO. 2010)

Menurut Hardin et al (2018) IPC adalah ketika terjadinya interaksi dari tenaga kesehatan
dengan latar belakang professional yang berbeda dengan tujuan memberikan layanan
komprehensif dengan bekerjasama memberikan pelayanan efektif yang berpusat pada pasien.
Hal ini dapat mendukung PPA dalam bermitra atau partnership agar terciptanya tim yang
berkolaborasi yang efektif. Untuk menciptakan IPC yang baik maka mahasiswa perlu
memahami konsep IPE yang baik. Interprofessional education harus menjadi bagian dari
partisipasi dosen dan mahasiswa terhadap sistem pendidikan tinggi ilmu kesehatan. IPE
merupakan proses ketika mahasiswa antar profesi belajar bersama mereka akan mentransfer
pengetahuan dan ketrampilan yang mereka peroleh dalam memecahkan berbagai macam
kasus penyakit sehingga akan menjadi bahan referensi bagi mahasiswa profesi lain tersebut
(HPEQ-Project, 2011).. Salah satu untuk mewujudkan praktek dari IPE dilingkungan mahasiswa
adalah dengan melakukan FGD.

FGD merupakan metode yang mengandalkan perolehan data atau informasi dari suatu
interaksi informan atau responden berdasarkan hasil diskusi dalam suatu kelompok yang
berfokus untuk melakukan bahasan dalam menyelesaikan permasalahan tertentu. Data atau
informasi yang diperoleh melalui teknik ini, selain merupakan informasi kelompok, juga
merupakan suatu pendapat dan keputusan kelompok tersebut. (Afiyanti Yati. 2018)

B. Tujuan
Setelah kegiatan FGD :
1. Mahasiswa antar profesi dapat belajar bersama
2. Mahasiswa antar profesi dapat mentransfer pengetahuan dan ketrampilan yang
mereka peroleh dalam memecahkan berbagai macam kasus khususnya mengenai
intervensi untuk mengatasi pandemic Covid19
3. Menoleransi perbedaan, kesalahpahaman dan kekurangan profesi.
C. Waktu
1. FGD dilaksanakan pada : Tanggal 24 Februari 2021.
2. Kegiatan berupa memahami topik yang dibahas, memberikan pandangan mengenai
permasalahan yang dihadapi
D. Kegiatan
1. Memahami topik yang dibahas
2. Memberikan pandangan mengenai permasalahan yang dihadapi
E. Langkah Pencapaian Tujuan
1. Persiapan
a. Memahami topic/permasalahan yang akan di bahas.
2. Pelaksanaan
Mengemukakan pandangan mengenai topik yang dibahas menurut profesi masing-
masing
F. Metode
Metode yang digunakan : Diskusi
G. Media
Media yang digunakan : Zoom meeting

Tema : Pencegahan Covid19 Dan Upaya Meghadapi Dapak Akibat Covid19 Ditinjau Dari
Berbagai Profesi Kesehatan

Beberapa pencegahan dikemukakan oleh mahasiswa Gizi

Kurang gizi –> pertahanan tubuh lemah –> mudah infeksi


   Indeks massa tubuh yang tinggi (kelebihan berat badan atau kegemukan) –>
peradangan berlebihan, rentan infeksi seperti influenza, dan lebih berisiko komplikasi –>
penyakit lebih parah
“Gizi yang normal membentuk berat badan normal atau sehat dan membuat tubuh tidak
mudah terserang penyakit infeksi.

Selama masa pandemi diperlukan langkah – langkah untuk mencegah dan


mengendalikan potensi penularan COVID19 salah satunya dengan menerapkan 4 pilar
gizi seimbang yaitu mengonsumsi makanan beragam agar kebutuhan akan zat gizi
tercukupi, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, melakukan aktivitas fisik dan
memantau berat badan normal.

Mengonsumsi makananan beragam seperti makan makanan pokok yang dilengkapi


juga dengan lauk pauk yang merupakan sumber protein dan konsumsi sayuran dan
buah – buahan yang merupakan sumber vitamin, mineral dan serat. Terutama sayuran
dan buah yang berwarna mengandung vitamin A, vitamin C dan vitamin E yang
berfungsi sebagai antioksidan

Hasil wawancara dengan kader RW 03 menyebuttkan bahwa untuk meningkatkan


imunitas tubuh dengan menjaga pola makan supaya teratur dan jika ada dengan banyak
konsumsi sayur dan buah. Diharapkan agar semua warga dapat menjaga pola makan
sesuai dengan 4 pilar gizi seimbang.”

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa orang dengan obesitas memiliki risiko


antara 1.3 hingga 7.36 kali lipat lebih berisiko terkena Covid-19. Hal ini tergantung pada
spektrum obesitas itu sendiri dan apakah terdapat penyakit penyerta lainnya, seperti
diabetes dan lainnya. 

Kedua, hipertensi. Orang dengan hipertensi memiliki risiko 2.2 kali lebih besar
meninggal akibat Covid-19 dan berisiko 2 kali lebih besar terkena kasus serius Covid-
19. 

Ketiga, diabetes. Orang dengan riwayat diabetes kemungkinan berisiko 2.1 kali lebih
besar meninggal akibat Covid-19 dan berisiko 2.5 kali lebih besar mengalami kasus
serius Covid-19.

Keempat, cardiovascular diseases (CVDs). Pasien dengan CVDs berisiko meninggal


karena Covid-19 hampir 5 kali lebih besar. Data-data tersebut merupakan pesan yang
penting untuk mengendalikan faktor risiko. Orang dengan penyakit penyerta akan
semakin rentan terserang Covid-19.
Sumber

World Health Organization (WHO). 2010. Framework for Action on Interprofessional


Education & Collaborative Practice. Switzerland: WHO Press

Afiyanti Yati. 2018. FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) SEBAGAI METODE


PENGUMPULAN DATA PENELITIAN KUALITATIF. Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 12,
No. 1

- Tulis logo poltekkes bandung, dan tulisan PKNT mahasiswa poltekkes bandung

Anda mungkin juga menyukai