SKRIPSI
Oleh
Ridlo Jauhari
6101408004
ii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa isi dari skripsi ini benar-benar merupakan hasil
karya ilmiah yang saya susun sendiri dan bukan merupakan hasil jiplakan karya
orang lain. menyatakan bahwa isi dari skripsi ini benar-benar merupakan hasil
karya tulis ilmiah yang telah saya susun sendiri dan bukan merupakan hasil
jiplakan dari karya tulis ilmiah orang lain. Berbagai pendapat serta temuan dari
orang ataupun pihak lain yang ada didalam karya tulis ilmiah ini dikutip dan
dirujuk berdasarkan pedoman kode etik etika penyusunan karya tulis ilmiah.
Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Peneliti
Ridlo Jauhari
NIM. 6101408004
iii
PERSETUJUAN
NIM : 6101408004
Pada Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang
iv
PENGESAHAN
Dewan Penguji
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan
PERSEMBAHAN
2. Semua temanku
vi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah atas berkat rahmat serta hidayah Allah SWT penulis
bulutangkis ”minton mini” dalam penjasorkes siswa kelas VII SMP Teuku Umar
Kota Semarang Tahun Pelajaran 2012. Dengan demikian juga penulis dapat
skripsi.
vii
5. Agus Pujianto, S. Pd., M. Pd selaku Dosen pembimbing pendamping yang
penulisan skripsi.
6. Keluarga besar SMP Teuku Umar Kota Semarang yang sudah banyak
melakukan penelitian.
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan PJKR, FIK, UNNES, yang telah memberikan
Skripsi ini.
8. Kedua orang tua dan adikku yang saya sayangi, yang senantiasa memberikan
9. Terimaksih untuk Gatot Dwi, M. Fadloli, Redy Bayu, Arif Mustofa, teman-
10. Teman-teman PJKR FIK UNNES angkatan 2008 yang tersayang, terimakasih
atas kerjasamanya selama ini. Semoga tali silaturahmi kita tetap terjaga
selamanya.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna
Penulis
viii
DAFTAR ISI
SARI ................................................................................................................ ii
PERSETUJUAN .............................................................................................. iv
PENGESAHAN ............................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
ix
2.1.2 Pengertian Gerak .................................................................... 18
2.1.4 Modifikasi............................................................................... 23
x
3.4.3 Tahapan Pembelajaran Minton Mini ...................................... 52
4.1 Penyajian Data Hasil Uji Coba Lapangan Skala Kecil ................ 61
Kecil ....................................................................................... 71
4.2.2 Total Hasil Penilaian Ahli Penjas dan Ahli Pembelajaran ..... 75
4.2.3 Deskripsi Hasil Penilaian Tiap Aspek oleh Ahli Penjas dan
4.2.4 Hasil Denyut Nadi Siswa Uji Coba Lapangan Skala kecil .... 79
4.3 Revisi Produk Setelah Uji Coba Lapangan Skala Kecil ............... 79
4.3.1 Draf Permainan Setelah Uji Coba Lapangan Skala kecil ....... 80
xi
Uji Lapangan .......................................................................... 95
4.5.3 Deskripsi Hasil Penilaian Tiap Aspek oleh Ahli Penjas dan
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Tabel Survei Sarana dan Prasarana Bulutangkis SMP Teuku Umar Kota
Semarang................................................................................................. 7
4.3 Hasil Pengisian Kuesioner Ahli Penjas dan Ahli Pembelajaran Uji Coba
4.7 Hasil Pengisian Kuesioner Ahli Penjas dan Ahli Pembelajaran Uji
Lapangan ................................................................................................. 96
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Lapangan Minton Mini (Uji Coba Lapangan Skala Kecil) ..................... 62
xiv
4.4 Permainan Serangan shuttlecock (Uji Coba Skala Kecil) ...................... 64
4.5 Permainan Adu Cepat Shuttlecock (Uji Coba Skala Kecil) ................... 65
4.9 Lapangan Minton Mini (Setelah Uji Coba Skala Kecil) ........................ 81
4.14 Permainan Serangan shuttlecock (Setelah Uji Coba Skala Kecil) ......... 83
4.15 Permainan Adu Cepat Shuttlecock (Setelah Uji Coba Skala Kecil) ...... 84
................................................................................................................. 85
4.17 Permainan Pukulan Kombinasi (Setelah Uji Coba Skala Kecil) ........... 86
4.18 Permainan Minton Mini (Setelah Uji Coba Skala Kecil) ...................... 87
4.19 Lapangan Minton Mini (Setelah Uji Coba Lapangan) .......................... 100
4.21 Tiang Net Modifikasi (Setelah Uji Coba Lapangan) ............................. 101
4.24 Permainan Serangan shuttlecock (Setelah Uji Coba Lapangan) ............ 103
4.25 Permainan Adu Cepat Shuttlecock (Setelah Uji Coba Lapangan) ......... 104
xv
4.26 Permainan Timang-Timang Shuttlecock (Setelah Uji Coba Lapangan)
................................................................................................................. 104
4.27 Permainan Pukulan Kombinasi (Setelah Uji Coba Lapangan) .............. 105
4.28 Permainan Minton Mini (Setelah Uji Coba Lapangan) ......................... 106
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
a. Uji Coba Lapangan Skala Kecil ........................................................... 151
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap
mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan menengah atau kejuruan
melalui aktivitas fisik, dengan aktivitas fisik ini diharapkan anak didik memiliki
suatu kebugaran jasmani yang baik dalam taraf usia tumbuh kembang siswa untuk
nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1):
sehat.” Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada
1
2
aktivitas jasmani.
jasmani tidak harus terpusat pada guru, tetapi pada siswa. Orientasi pembelajaran
harus disesuaikan dengan perkembangan anak. Isi materi serta cara penyampaian
model pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami bagi seorang
gerak dimana belajar gerak yang didalamnya akan selalu terkait dengan
subdisiplin umum tentang gerak manusia. Adapun tahapan belajar gerak (motor
learning) menurut Amung Ma’mun, (2000:3) terdapat tiga tahapan belajar gerak
yaitu (1) tahapan verbal kognitif yaitu adanya kognitif dan proses membuat
keputusan yang lebih menonjol (adanya proses memberi penjelasan), (2) tahapan
latihan gerak yaitu sebagai pola gerak yang dikembangkan sebaik mungkin agar
peserta didik atau atlet lebih terampil. (3) tahapan otomatisasi, perkembangan
gerak (motor development) yaitu adanya suatu bentuk gerakan yang didalam
tujuan untuk meningkatkan kondisi jantung, paru-paru, otot dan sistem organ
penjasorkes adalah dengan mengetahui atau mengukur denyut nadi siswa itu
sendiri. Aktivitas jasmani atau gerak ,manusia sangat berhubungan erat dengan
4
denyut nadi, sehingga kondisi tubuh dan kualitas gerak yang dilakukan manusia
dapat terdeteksi dengan pengaruh denyut nadi. Denyut nadi atau pulpus adalah
perubahan tiba-tiba dari tekanan jantung yang dirambat sebagai gelombang pada
Denyut nadi normal adalah 70-80 kali tiap permenit, tetapi pada orang-
orang yang rutin melakukan aktivitas olahraga atau akivitas fisik denyut nadi
normal dapat hanya mencapai 50-60 kali permenit. Jika frekuensi lebih dari
fisik, suhu badan, obat-obatan, emosi, makan, dan kehamilan bulan terakhir
harus melakukan aktivitas olahraga secara terus menerus dan teratur paling sedikit
20-30 menit, pada keadaan denyut jantung 70% dari denyut jantung yang
maksimal. Denyut jantung maksimal yang boleh dicapai pada waktu latihan
mempraktikkan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu
lanjutan dengan kombinasi yang baik serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri,
teman-temannya. Mereka lebih senang untuk bercanda antara siswa yang satu
dengan siswa yang lainnya. Dari sifat siswa yang demikian akan dikembangkan
dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu orang atau dua orang
melawan dua orang. Permainan ini menggunakan raket sebagai alat pemukul dan
shuttlecock sebagai objek pukul, lapangan permainan berbentuk segi empat dan
dibatasi oleh net untuk memisahkan antara daerah permainan sendiri dan daerah
menjatuhkannya di daerah permainan lawan dan berusaha agar lawan tidak dapat
Modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para
membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang
tercermin dari aktivitas pembelajarannya yang diberikan guru mulai awal hingga
apa saja yang bisa dan harus dimodifikasi serta tahu bagaimana cara
memodifikasinya.
sarana dan prasana yang tersedia di sekolah, baik terbatas secara kuantitas
didukung oleh tingkat kemampuan, kreatifitas dan inovatif para guru penjasorkes
strategi atau model pembelajaran merupakan hal yang bersifat kreatif untuk dapat
Pada tanggal 2 Maret 2012 telah dilakukan observasi sarana dan prasarana
di SMP Teuku Umar Kota Semarang yang didapat hasil sebagai berikut:
Tabel 1.1. Tabel survei sarana dan prasarana bulutangkis SMP Teuku
Umar Kota Semarang
Teuku Umar Kota Semarang, dari hasil pengamatan dan wawancara diperoleh
hasil yang masih jauh dari harapan. Pada proses pembelajaran bulutangkis ditemui
siswa.
3. Pemberian materi penjas kurang bervariasi. Lebih cenderung pada materi yang
pendekatan modifikasi permainan sesuai dengan kurikulum saat ini, yaitu KTSP
atau daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik peserta didik.
adalah dengan mengetahui atau mengukur denyut nadi siswa itu sendiri.
Sesuai dengan judul diatas maka timbul suatu pemikiran, perhatian dan
dalam Pembelajaran Penjasorkes Kelas VII SMP Teuku Umar Kota Semarang?”
Tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah
mini dalam pembelajaran penjasorkes pada siswa kelas VII SMP Teuku Umar
Kota Semarang.
ini berupa model permainan bulutangkis minton mini yang disesuaikan dengan
(kognitif, afektif dan psikomotor) secara efektif dan efisien, dan dapat
1. Memberi masukan bagi SMP Teuku Umar sebagai bahan informasi yang
penjasorkes di sekolah.
dilakukan oleh guru pendidikan jasmani selama ini masih jauh dari yang
diberikan belum dikemas dalam konsep modifikasi untuk menarik minat siswa
Kajian pustaka dalam penelitian ini adalah sebagai acuan berfikir secara
ilmiah dalam rangka untuk pemecahan permasalahan, pada kajian pustaka ini
keseluruhan. Tujuan umum pendidikan jasmani juga selaras dengan tujuan umum
perubahan perilaku. Guru mengajar dengan maksud agar terjadi proses belajar
secara sederhana, pendidikan jasmani tak lain adalah proses belajar untuk
bergerak, dan belajar untuk gerak. Selain belajar dan dididik melalui gerak untuk
mencapai tujuan pengajaran, dalam penjas anak diajarkan untuk bergerak. Melalui
pengalaman itu akan terbentuk perubahan dalam aspek jasmani dan rohaninya.
jasmani itu pendidikan. Dan pendidikan yang menolong anak, dan orang muda
merupakan pergaulan pendidikan dalam bidang gerak dan pergaulan tubuh. Pada
11
12
gerak, dan perbuatan akademik. (2) ranah psikomotor, yang berupa pertumbuhan
keterampilan gerak, dan (3) ranah afektif, yang berupa rasa senang, penganggapan
1. Perkembangan Fisik
fitness).
2. Perkembangan Gerak
13
3. Perkembangan Mental
4. Perkembangan Sosial
terkendali.
1. Aspek organik
lama
cedera.
15
2. Aspek neomuskuler
bergulir, memvoli.
3. Aspek perseptual
menendang.
antara sisi kanan atau sisi kiri tubuh dan diantara bagian dalam kanan atau
4. Aspek kognitif
dengan jarak, ruang, waktu, bentuk, kecepatan, dan arah yang digunakan
5. Aspek sosial
dalam kelompok.
6. Aspek emosional
perkembangan manusia yang mencakup gerak manusia. Jadi, gerak (motor) ruang
lingkupnya lebih luas dari pada psikomotor. Meskipun secara umum sinonim
gerakan-gerakan yang dinamakan alih getaran elektronik dari pusat otot besar.
1. Kemampuan Locomotor
tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas seperti, lompat
meluncur.
2. Kemampuan Non-locomotor
3. Kemampuan Manipulatif
tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan.
Ma’mun, 2000:20-21).
Menurut Amung Ma’mun (2000: 3), belajar gerak merupakan studi tentang
(motor Skill). Keterampilan gerak sangat terkait dengan latihan dan pengalaman
bentuk latihan, pengalaman atau situasi belajar gerak pada manusia. Ada tiga
lengkap pada bentuk gerak baru pada peserta didik. Sebagai pemula, mereka
belum memahami apa, kapan dan bagaimana gerak itu dilakukan. Oleh karena
tahapan ini.
20
yang lebih efektif dalam menghasilkan gerakan. Biasanya yang harus dikuasai
peserta didik pertama kali dalam belajar motorik adalah kontrol dan
3. Tahapan Otomatisasi
berkembang dengan baik dan dapat mengontrol gerak dalam waktu singkat.
Peserta didik sudah lebih menjadi terampil dan setiap gerakan yang dilakukan
menyelesaikan tugas gerak tertentu akan terlihat mutunya dari seberapa jauh
2.1.3.1 Perkembangan Penguasaan Gerak Dasar pada Fase Anak Usia Besar
(6-14 Tahun)
21
dasar yang sudah mulai biasa dilakukan pada masa anak kecil semakin dikuasai.
diatas bisa dilakukan dengan bentuk gerakan yang menyerupai gerakan orang
masih kurang bertenaga. Hal ini disebabkan karena kapasitas fisik anak yang
Apabila ditinjau dari segi kebenaran mekanika tubuh dan kecepatan dalam
koordinasi ukuran tubuh dan kekuatan otot. Ada berbagai macam tes yang biasa
loncat, lempar.
dampak pada perkembangan kemampuan fisik. Pada masa anak besar terjadi
1. Karakteristik Jasmani:
sering diperlihatkan.
g. Anak laki-laki mempunyai kecepatan dan kekuatan otot yang lebih baik
3. Karakteristik Sosial:
besar, maka terjadilah kemerosotan jasmani atau psikik. Keadaan anak pada masa
Keadaan ini menyebabkan rasa tidak mampu, enggan bergerak dan mengelak
2.1.4. Modifikasi
(Poerwadarminta. 2003:751)
24
Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para
(DAP). Oleh karena itu, DAP temasuk didalamnya “body sacling” atau ukuran
tubuh siswa, yang harus selalu menjadi prinsip utama dalam memodifikasi
aktivitas belajar potensi yang dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara
yang tadinya tidak biasa manjadi bisa, dari tingkat yang tadinya labih rendah
menjadi memiliki tingkat yang lebih tinggi (Adang Adang Suherman, 2000:1).
Permainan yang dilakukan oleh anak, yang tidak bisa menciptakan rasa
senang dan gembira serta menyebabkan anak tidak aktif untuk tidak bergerak,
permainan merupakan salah satu cara alternatif yang dapat digunakan untuk
Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para
karena itu, tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak
25
didik yang sedang belajar. Tugas ajar yang sesuai ini harus mampu
cara meruntukannya dalam bentuk aktivitas belajar secara potensial yang dapat
mengarahkan dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari
tingkat yang tadinya rendah menjadi memiliki tingkat yang lebih tinggi, berkaitan
meliputi:
penjas, yaitu: menimbulkan rasa senang (gamefull). Hal ini tentu akan
tercapai.
permainan adalah aktivitas belajar (learning activities). Oleh karena itu, dalam
dengan aktivitas gerak. Menurut Jones yang dikutip oleh Yoyo Bahagia
memanfaatkan 50% dari waktu yang tersedia dengan aktivitas gerak. Sebagai
contoh waktu yang tersedia dalam pembelajaran penjas adalah 90 menit, maka
50 menit harus dimanfaatkan untuk aktivitas gerak anak. Berkaitan dengan hal
ini, maka seorang guru harus bisa dituntut untuk mendesain pembelajaran
yang efektif.
ada. Sarana merupakan alat yang digunakan dalam penjas, sedangkan prasana
sarana dan prasarana tidak memadahi, maka guru dituntut untuk berkreatifitas
a. Ukuran lapangan
d. Aturan
e. Jumlah pemain
f. Organisasi permainan
g. Tujuan permainan.
disimpulkan bahwa modifikasi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan
Kesehatan
Appropriade Practice” (DAP). Artinya adalah tugas ajar yang diberikan harus
perubahan tersebut. Dengan demikan tugas ajar tersebut harus sesuai dengan
Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para
guru agar pembelajaran mencerminkan DAP. Oleh karena itu, DAP termasuk
“Body Scalling” atau ukuran tubuh siswa, harus selalu dijadikan prinsip utama
dengan cara menentukan dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial, sehingga
siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang rendah ke tingkat
1. Peralatan
tugas ajar dengan cara memodifikasi peralat yang digunakan untuk melakukan
tugas ajar dengan cara menata tugas ruang gerak siswa dalam pembelajaran.
Misalnya: bermain lob diruang kecil ataupun besar, tinggi atau rendah.
tugas ajar dengan cara mengurangi atau menambah jumlah siswa yang terlibat
curahan waktu aktif belajar. Usahakan agar informasi formasi belajar tidak
Telah diakui kebenarannya hidup manusia sejak dari kecil tumbuh dengan
itu ada. Oleh karena itu, manusia tumbuh tidak dapat mengelakkan alam
30
1. Teori kelebihan tenaga menyatakan bahwa tenaga manusia makin lama makin
dilepaskan.
anak akan mendapatkan keuntungan baik dari segi fisik, mental, sosial, dan
emosional.
Seseorang yang tidak terlibat sebagai anggota tim yang aktif bermain,
ketenangan, dan lain-lain nilai akan dapat diperoleh dari kegiatan seperti ini.
konsentrasi yang terpusat, misalnya permainan catur. Akan tetapi hal ini
sebab itu, permainan atau bermain mempunyai tugas dan tujuan yang sama
Jika anak bermain atau diberi permainan dalam rangka pendidikan jasmani,
maka anak akan melakukan permainan itu dengan rasa senang. Karena rasa
senang inilah maka anak mengungkapkan keadaan pribadinya yang asli pada saat
mereka bermain, baik itu berupa watak asli, maupun kebiasaan yang membentuk
perilaku. Dari situasi yang timbul ini maka seorang guru pendidikan jasmani
dapat melaksanakan kewajibannya. Sebab dari situasi itu, bilamana perlu, guru
32
dapat memberi pengarahan, koreksi, saran, latihan atau dorongan yang tepat agar
anak didiknya berkembang lebih baik dan dapat mencapai kedewasaan yang
diharapkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan bermain kita dapat
1992:11-12).
jamani. Aktivitas jasmani ini sangat penting bagi anak-anak dalam masa
mereka berarti berlatih tanpa disadarinya. Dasar gerak mereka menjadi lebih
baik karena kekuatan otot, kelentukan, daya tahan otot setempat, dan daya
semakin baik pula fungsi organ tubuh mereka, sehingga dapat dikatakan,
bahwa dari pertumbuhan mereka, akan terjadi perkembangan yang lebih baik.
2. Kemampuan gerak
melakukan tugas gerak yang spesifik yang agak luas terhadap keterampilan
pengaruh kepada gerak dan sikap gerak sehari-hari. Kemampauan gerak akan
didasari oleh gerak dasar yang baik. Adapun gerak dasar itu adalah, kekuatan
otot, kelentukan otot, daya tahan otot setempat dan daya tahan kardiovaskuler.
(Sukintaka, 1992:16).
3. Kesegaran jasmani
Anak yang bermain secara terus menerus, dalam jangka waktu yang
kuat, tanpa kelelahan yang berarti dan dengan energi yang besar mendapatkan
4. Kesehatan
bermain tidak menjadi sakit, yang berarti bahwa mereka bahkan menjadi baik.
Kegiatan jasmani yang dilakukan anak dengan rasa senang ini, akan
1. Nilai-nilai Mental
Setiap anak yang bermain ada nilai-nilai yang dipelajari dengan jalan
kekurangan dirinya jika di banding dengan orang lain, dan mengakui dengan
2. Nilai-nilai Fisik
3. Nilai-nilai Sosial
bebas atau lepas dari segala yang merintanginya. Sifat-sifat yang selama ini
dengan cara satu orang melawan satu orang atau dua orang melawan dua orang.
Permainan ini menggunakan raket sebagai alat pemukul dan shuttlecock sebagai
obyek pukul, lapangan permainan berbentuk segi empat dan dibatasi oleh net
untuk memisahkan antara daerah permainan sendiri dan daerah permainan lawan.
permainan lawan dan berusaha agar lawan tidak dapat memukul shuttlecock dan
a. Lapangan harus berbentuk segi empat yang terentang garis selebar 40 mm.
d. Tiang setinggi 155 m. dari permukaan lapangan dan harus berdiri tegak
f. Jaring terbuat dari tali halus dan berwarna gelap dan ketebalan mata atau
lubang jarring tidak kurang dari 15 mm, dan tidak lebih dari 20 mm.
garis.
j. Bagian atas jaring harus setinggi 1,524 m. dari permukaan pada bagian
1,55 m.
k. Tidak ada bagian yang kosong antara ujung jarring dengan tiang, jika
0,46 m
5,18 m 6,1 m
0,46 m
13,40 m
Gambar 2.1 Lapangan Bulutangkis
2. Shuttlecock
yang dibuat dari bahan alami dengan gabus yang dibalut dengan kulit tipis,
gabus,
3. Panjang bulu-bulu tersebut antara 62-70 mm. yang diukur dari ujung
68 mm,
bundar,
37
3. Raket
1. Footwork
kanan adalah kaki kanan yang selalu diujung/akhir, atau setiap melangkah
selalu diakhiri dengan kaki kanan. Sebagai contoh, jika hendak memukul kok
yang berada di lapangan bagian depan atau samping badan, kaki kanan selalu
didepan. Demikian pula jika hendak memukul kok dibelakang, posisi kaki
a. Pegangan forehand
Pegangan dasar dilakukan ibu jari dan jari telunjuk menempel pada
bagian permukaan yang sempit (sejajar dinding kepala raket). Yang perlu
diperhatikan dalam teknik pegangan ini adalah letak ujung ibu jari tidak
melebihi dan tidak kurang dari jari telunjuk (Icuk Sugiarto, 2004:25).
bagian tangan antar ibu jari dan jari telunjuk menempel pada bagian
tangan, yaitu kombinasi antara teknik pegangan gebuk kasur dan teknik
pegangan forehand.
paling efektif, karena pegangan sesuai dengan berbagai jenis datangnya bola.
Oleh karena itu, dengan teknik pegangan kombinasi ini pemain akan
2004:27).
3. Teknik Pukulan
yaitu:
1) Overhead lob, yaitu pukulan lob yang dilakukan dari atas kepala
2) Underhand lob, yaitu pukulan lob yang dilakukan dari bawah dengan
10 Februari 2012).
bola dalam lintasan yang relatif datar, pararel dengan lantai, tetapi
d. Pukulan Smash
bawah dan dilakukan dengan tenaga penuh. Pukulan ini identik dengan
diam, berdiri, atau sambil loncat. Oleh karena itu, pukulan smash dapat
berbentuk :
sedemikian rupa dengan tujuan untuk meningkatkan minat dan aktivitas gerak
siswa kelas VII SMP dalam bermain bulutangkis pada pembelajaran penjasorkes
di sekolah, sehingga siswa diharapkan lebih aktif bergerak sehingga anak merasa
nyaman, gembira, dan tertarik untuk melakukan permainan minton mini. Sistem
Pemenangnya adalah yang berhasil memiliki jumlah akumulasi skor lebih besar
Sarana dan prasaran yang akan digunakan dalam permainan ini adalah
1. Lapangan yaitu dengan panjang 10 meter dan lebar 7 meter, dan dibagi tiga
panjang 65 – 67 cm, berat 100 – 200 gram, dan mempunyai diameter 25 cm. (
Dengan ukuran berat 5, 67 gram yang berisiskan 14 -16 helai bulu (James
berguna untuk mengembangkan aspek yang ada dalam peserta didik secara
keseluruhan yaitu aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotor serta fisik.
dengan baik sesuai dengan tujuan penjas yaitu berdasarkan pertumbuhan dan
2. Menyenangkan
a. Tinggi net yang diperendah supaya lebih sering terjadi rally sehingga,
3. Menantang
mini ini dapat dijadikan pengalaman baru bagi siswa dan guru dalam proses
METODE PENGEMBANGAN
siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP). Menurut Borg dan Gall
dalam Sugiyono (2010:9), penelitian dan pengembangan atau yang lebih dikenal
siklus, yaitu:
mini).
3. Evaluasi para ahli dengan menggunakan satu ahli Penjas dan dua ahli
46
47
4. Revisi produk pertama, revisi produk berdasarkan hasil dari evaluasi ahli dan
uji coba lapangan skala kecil. Revisi ini digunakan untuk perbaikan terhadap
6. Revisi produk akhir yang dilakukan berdasarkan hasil uji coba lapangan.
mini” ini dilakukan melalui beberapa tahap. Tahapan-tahapan tersebut antara lain:
Analisis Kebutuhan
Revisi Produk
permainan minton mini ini dibutuhkan atau tidak. Pada tahap ini peneliti
kajian teori yang kemudian dievaluasi oleh satu ahli penjas dan dua ahli
pembelajaran. Subjek peneliti ini adalah siswa kelas VII SMP Teuku Umar Kota
yaitu: (1) menetapkan desain uji coba, (2) menentukan subjek uji coba, (3)
menyusun instrumen pengumpulan data, dan (4) menetapkan teknik analisis data.
Setelah uji coba produk, maka dilakukan revisi produk pertama hasil dari
evaluasi ahli dan uji coba lapangan skala kecil sebagai perbaikan dari produk yang
telah diujicobakan.
49
Pada tahap ini dilakukan uji lapangan terhadap produk yang dikembangkan
dengan menggunakan subjek uji coba siswa kelas VII SMP Teuku Umar Kota
Revisi produk dari hasil uji coba lapangan skala kecil yang telah
Hasil akhir produk pengembangan dari uji lapangan yang berupa model
Dalam penelitian ini desain yang digunakan yaitu desain eksperimental. Uji
coba pengembangan melalui dua tahap yaitu uji coba lapangan skala kecil dan uji
Pada tahapan ini produk yang telah direvisi dari hasil evaluasi ahli
kemudian diujicobakan kepada siswa kelas VII SMP Teuku Umar Kota
50
Semarang. Pada uji coba lapangan skala kecil ini menggunakan 15 siswa sebagai
subjeknya.
3.3.1.2 Revisi Produk Pertama Setelah Uji Coba Lapangan Skala Kecil
Hasil data dari evaluasi dua ahli penjas dan satu ahli pembelajaran, serta uji
coba lapangan skala kecil tersebut dianalisis. Selanjutnya dijadikan acuan untuk
Hasil analisis uji coba lapangan skala kecil serta revisi produk pertama,
selanjutnya dilakukan uji coba lapangan skala besar. Uji coba lapangan skala
besar ini dilakukan pada siswa VII SMP Teuku Umar Kota Semarang sebanyak
36 siswa.
1. Evaluasi ahli yang terdiri dari satu ahli penjas, dua ahli pembelajaran dan 15
2. Uji coba lapangan skala kecil yang terdiri dari 15 siswa kelas VII SMP Teuku
Umar Kota Semarang yang dipilih secara random sampling (sampel acak).
3. Uji coba lapangan skala besar yang terdiri dari siswa kelas VII-1 SMP Teuku
aktivitas gerak siswa kelas VII SMP dalam bermain bulutangkis pada
bergerak sehingga anak merasa nyaman, gembira, dan tertarik untuk melakukan
model permainan minton mini menggunakan sistem batasan waktu antara 10-15
menit.
1. Lapangan yaitu dengan panjang 10 meter dan lebar 6 meter, dan dibagi tiga
2. Net dibuat setinggi 1,30 meter yang menggunakan net permainan bulutangkis
atau sejenisnya.
panjang 65 – 67 cm, berat 100 – 200 gram, dan berdiameter 25 cm. ( James
Poole, 2008:12)
52
Dengan ukuran berat 5, 67 garm yang berisiskan 14 -16 helai bulu. (James
Poole, 2008:13)
Dalam satu kelas siswa dibagi menjadi dua kelompok yang saling
berhadapan dibatasi oleh net. Dengan masing masing siswa memegang satu
Keterangan:
: Siswa
2. Adu kecepatan
diisi maksimal enam siswa, yang nantinya akan beradu kecepatan membawa
Keterangan :
: Siswa
: Rotasi siswa
3. Timang-timang shuttlecock
Dalam satu line lapangan minton mini diisi maksimal enam siswa.
Siswa dibarikan secara berbanjar dalam satu line, siswa pada posisi terdepan
backhand sesuai perintah dengan tinggi minimal 1 meter diatas kepala. Saat
Keterangan :
: Siswa
mini diisi maksimal lima siswa berbanjar yang dibatasi oleh net. Posisi siswa
yang terdepan melakukan salah satu teknik servis untuk mangawali pukulan.
lawan. Siswa yang habis memukul berlari kedepan untuk menyentuh net dan
Keterangan :
: Siswa
Dalam satu garis diisi oleh dua siswa yang saling berhadapan untuk
mempraktikan minton mini secara searah. Tidak ada peraturan baku dalam
berbagai teknik pukulan, dan tidak ada batasan angka hanya batasan waktu
saja.
Keterangan :
: Siswa
1. Jumlah pemain
menempati setiap line diisi dua peserta didik yang dibatasi oleh net.
2. Sistem permainan
3. Memenangkan permainan
4. Memenangkan pertandingan
jumlah akumulasi skor yang lebih banyak dari kelompok yang lain.
5. Servis
Servis yang dilakukan secara bebas, baik dilakukan dengan cara servis
Jenis data dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data
kualitatif diperoleh dari hasil wawancara lisan maupun tulisan dari ahli
pembelajaran dan ahli penjas sebagai bahan untuk revisi produk. Sedangkan data
penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
58
dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah
data dari para ahli penjas dan ahli pembelajaran. Kuesioner digunakan untuk
menghimpun data dari subjek penelitian. Alasan memilih kuesioner karena jumlah
subjek yang relatif banyak sehingga data dapat diambil secara bersamaan dalam
harus dijawab oleh siswa dengan alternatif jawaban “Ya” dan “Tidak”. Faktor
Berikut ini adalah faktor-faktor, indikator, dan jumlah butir kuesioner yang
1. Observasi
2. Kuesioner
Kuesioner atau angket merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data
Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah
pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden
antara lain data aspek psikomotorik, aspek kognitif, dan aspek psikomotor.
3. Dokumentasi
sesuai dengan tujuan dan fokus masalah (Nana Syaodih Sukmadinata, 2008:221-
222).
data yang berupa saran dan alasan memilih jawaban dianalisis menggunakan
Adapun rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks persentase
yaitu:
𝑛
% = 𝑁 𝑋 100 %
Keterangan:
% : persentase
memperoleh kesimpulan data. Pada tabel 3.4 akan disajikan klasifikasi presentase.
HASIL PENGEMBANGAN
permainan minton mini yang sesuai bagi siswa kelas VII SMP. Tahap selanjutnya
sebagai berikut:
permainan bulutangkis.
Setelah melalui proses desain dan produksi maka dihasilkan produk awal
model permainan bulutangkis yang sesuai bagi siswa SMP tersebut. Berikut ini
adalah draf produk awal permainan bulutangkis “minton mini” yang sesuai bagi
61
62
bulutangkis minton mini. Peraturan dalam permainan ini terdiri dari beberapa hal
antara lain:
aktivitas gerak siswa kelas VII SMP dalam bermain bulutangkis pada
a. Lapangan yaitu dengan panjang 10 meter dan lebar 6 meter, dan dibagi
ukuran panjang 65 – 67 cm, berat 100 – 200 gram, dan berdiameter 25 cm.
Dalam satu kelas siswa dibagi menjadi dua kelompok yang saling
berhadapan dibatasi oleh net. Dengan masing masing siswa memegang satu
Keterangan :
: Siswa
b. Adu kecepatan
Lapangan minton mini yang dibagi dalam tiga area masing-masing diisi
Keterangan :
: Siswa
: Rotasi siswa
c. Timang-timang shuttlecock
Dalam satu line lapangan minton mini diisi maksimal enam siswa.
Siswa dibarikan secara berbanjar dalam satu line, siswa pada posisi terdepan
backhand sesuai perintah dengan tinggi minimal 1 meter diatas kepala. Saat
Keterangan :
: Siswa
mini diisi maksimal lima siswa berbanjar yang dibatasi oleh net. Posisi siswa
yang terdepan melakukan salah satu teknik servis untuk mangawali pukulan.
lawan. Siswa yang habis memukul berlari kedepan untuk menyentuh net dan
Keterangan :
: Siswa
Dalam satu garis diisi oleh dua siswa yang saling berhadapan untuk
mempraktikan minton mini secara searah. Tidak ada peraturan baku dalam
teknik pukulan, dan tidak ada batasan angka hanya batasan waktu saja.
Keterangan :
: Siswa
a. Jumlah pemain
menempati setiap line diisi dua peserta didik yang dibatasi oleh net.
68
b. Sistem permainan
c. Memenangkan permainan
d. Memenangkan pertandingan
jumlah akumulasi skor yang lebih banyak dari kelompok yang lain.
peserta didik.
e. Servis
Servis yang dilakukan secara bebas, baik dilakukan dengan cara servis
divalidasi oleh ahli penjas, maka pada tanggal 2 dan 8 Agustus 2012 produk
diujicobakan kepada siswa kelas VII SMP Teuku Umar yang berjumlah 15 siswa.
sampling).
69
digunakan oleh siswa. Data yang diperoleh dan di ujicoba ini digunakan sebagai
dasar untuk melakukan revisi produk sebelum digunakan pada ujicoba lapangan.
Berdasarkan data pada hasil kuesioner yang diisi siswa diperoleh persentase
jawaban yang sesuai dengan aspek yang dinilai sebesar 89,09 %. Berdasarkan
“minton mini” ini telah memenuhi kriteria baik, sehingga dapat digunakan untuk
siswa kelas VII SMP Teuku Umar. Berikut tabel hasil kuesioner pada uji coba
4.2.1. Deskripsi Hasil Kuesioner Siswa Uji Coba Lapangan Skala Kecil
Berdasarkan hasil uji coba lapangan skala kecil yang diperoleh melalui
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria baik
(digunakan).
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria baik
(digunakan).
72
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria sangat
baik (digunakan).
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria baik
(digunakan).
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria baik
(digunakan).
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria sangat
baik (digunakan).
11. Aspek tahu atau tidaknya cara bermain, didapat persentase 100 %.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi
12. Aspek tujuan untuk bergerak, didapat persentase 100 %. Berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria sangat baik
(digunakan).
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria sangat
baik (digunakan).
100 %. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah
15. Aspek perlunya bekerja sama dengan teman lain, didapat persentase 86,6 %.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi
16. Aspek mematuhi peraturan 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria baik
(digunakan).
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria baik
(digunakan).
19. Aspek kesehatan dan pembisaan hidup sehat, didapat persentase 80%.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria sangat
baik (digunakan).
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria baik
(digunakan).
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria sangat
baik (digunakan).
yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria sangat baik
(digunakan).
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria baik
(digunakan).
26. Aspek menghormati teman dan lawan saat permainan, didapat persentase 100
%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi
27. Aspek menaati peraturan, didapat persentase 100 %. Berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria sangat baik
(digunakan).
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria baik
(digunakan).
30. Aspek bersedia atu tidaknya bermain lagi, didapat persentase 80%.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh ahli penjas dan
dua ahli pembelajaran yang dilakukan di SMP Teuku Umar Kota Semarang dapat
dalam kategori penilaian baik. Hal ini dapat dilihat dari rekapitulasi dan
Skor penilaian
No. Keterangan Ahli Ahli
Ahli Penjas
Pembelajaran I Pembelajran II
1. Jumlah 57 54 56
2. Rata-rata 3,8 3.6 3,73
3. Persentase 95% 90% 93,3%
Sumber : Data Penelitian Penjasorkes 2012
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat total hasil penilaian dari semua
aspek oleh ahli penjas dan ahli pembelajaran, dengan persentase rata-rata untuk
4.2.3. Deskripsi Hasil Penilaian Tiap Aspek oleh Ahli Penjas dan Ahli
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka aspek ini telah memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan, maka aspek ini telah memenuhi kriteria sangat
baik (digunakan).
77
83,3 %. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka aspek ini telah
91,6 %. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka aspek ini telah
83,3 %. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka aspek ini telah
11. Aspek dapat dimainkan semua siswa baik putra maupun putri, didapat
12. Aspek dapat dimainkan siswa yang terampil maupun tidak terampil, didapat
13. Aspek mendorong siswa untuk aktif bergerak, didapat persentase 100 %.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka aspek ini telah memenuhi
telah ditetapkan, maka aspek ini telah memenuhi kriteria sangat baik
(digunakan).
telah ditetapkan, maka aspek ini telah memenuhi kriteria baik (digunakan).
Untuk persentase rata-rata dari semua aspek berdasarkan penilaian dari ahli
4.2.4 Hasil Denyut Nadi Siswa Uji Coba Lapangan Skala Kecil
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa denyut nadi siswa kelas VIII SMP
Teuku Umar Kota Semarang pada uji skala kecil sebelum melakukan aktivitas
dalam katagori normal dengan rata-rata denyut nadi siswa 73,86 per menit. Untuk
per menit.
Berdasarkan saran dari ahli penjas dan ahli pembelajaran pada produk atau
model yang telah diujicobakan ke dalam uji skala kecil, maka dapat segera
dilaksanakan revisi produk. Proses revisi produk melibatkan satu orang ahli
pembelajaran penjas bulutangkis yang berasal dari Dosen FIK Unnes, yaitu Doni
80
Wira Yudha, S.Pd., M. Pd. dan dua pakar pembelajaran Penjasorkes Sekolah
Menengah Pertama (SMP), yaitu Ahmad Syaroni, S. Pd. dan Susetyarini, A. Ma.
Saran ahli penjas dan ahli pembelajaran terhadap kendala dan permasalahan
1. Lapangan dibuat yang pakem atau bentuk lapangan yang sudah pasti agar
3. Net bisa diganti dengan bendera agar lebih menarik minat siswa.
4. Dari segi sarana dan prasarana lebih dipersiapkan lagi, terutama dari segi
keamanan untuk lebih diperhatikan, agar peserta didik bisa lebih menikmati
aktivitas gerak siswa kelas VII SMP dalam bermain bulutangkis pada
a. Lapangan yaitu dengan panjang 10 meter dan lebar 7 meter, dan dibagi
tiga untuk daerah servis. setiap daerah servis diberi jarak 50 cm.
Dalam satu kelas siswa dibagi menjadi dua kelompok yang saling
berhadapan dibatasi oleh net. Dengan masing masing siswa memegang satu
Keterangan :
: Siswa
b. Adu kecepatan
Lapangan minton mini yang dibagi dalam tiga area masing-masing diisi
Keterangan :
: Siswa
: Rotasi siswa
85
c. Timang-timang shuttlecock
Dalam satu line lapangan minton mini diisi maksimal enam siswa.
Siswa dibarikan secara berbanjar dalam satu line, siswa pada posisi terdepan
backhand sesuai perintah dengan tinggi minimal 1 meter diatas kepala. Saat
Keterangan :
: Siswa
mini diisi maksimal lima siswa berbanjar yang dibatasi oleh net. Posisi siswa
yang terdepan melakukan salah satu teknik servis untuk mangawali pukulan.
86
lawan. Siswa yang habis memukul berlari kedepan untuk menyentuh net dan
Keterangan :
: Siswa
Dalam satu garis diisi oleh dua siswa yang saling berhadapan untuk
mempraktikan minton mini secara searah. Tidak ada peraturan baku dalam
teknik pukulan, dan tidak ada batasan angka hanya batasan waktu saja.
87
Keterangan :
: Siswa
a. Jumlah pemain
menempati setiap line diisi dua peserta didik yang dibatasi oleh net.
b. Sistem permainan
c. Memenangkan permainan
area permainan.
d. Memenangkan pertandingan
memiliki jumlah akumulasi skor yang lebih banyak dari kelompok yang
e. Servis
Berdasarkan evaluasi ahli serta ahli serta uji coba skala kecil langkah
berikutnya adalah uji coba lapangan. Uji lapangan bertujuan untuk mengetahui
keefektifan perubahan yang telah dilakukan pada evaluasi ahli serta uji coba
kelompok kecil apakah bahan permainan itu dapat digunakan. Uji coba lapangan
dilakukan oleh siswa kelas VII SMP Teuku Umar Koata Semarang yang
angaket kuesioner.
“minton mini” ini telah memenuhi kriteria sangat baik, sehingga dapat digunakan
89
untuk siswa kelas VII SMP Teuku Umar Kota Semarang. Berikut tabel persentase
kuesioner siswa :
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria baik
(digunakan).
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria baik
(digunakan).
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria sangat
baik (digunakan).
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria baik
(digunakan).
92
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria sangat
baik (digunakan).
11. Aspek tahu atau tidaknya cara bermain, didapat persentase 100 %.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi
12. Aspek tujuan untuk bergerak, didapat persentase 100 %. Berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria sangat baik
(digunakan).
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria sangat
baik (digunakan).
93
100 %. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah
15. Aspek perlunya bekerja sama dengan teman lain, didapat persentase 88,8 %.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi
16. Aspek mematuhi peraturan 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria baik
(digunakan).
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria baik
(digunakan).
19. Aspek kesehatan dan pembisaan hidup sehat, didapat persentase 83,3 %.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria sangat
baik (digunakan).
21. Aspek senang atau tidaknya melakukan permainan, didapat persentase 83,1 %.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria baik
(digunakan).
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria sangat
baik (digunakan).
yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria sangat baik
(digunakan).
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria baik
(digunakan).
26. Aspek menghormati teman dan lawan saat permainan, didapat persentase 100
%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi
27. Aspek menaati peraturan, didapat persentase 100 %. Berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria sangat baik
(digunakan).
28. Aspek takut atau tidaknya terkena shuttlecock, didapat persentase 83,3 %.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi kriteria baik
(digunakan).
30. Aspek bersedia atu tidaknya bermain lagi, didapat persentase 80,5 %.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini telah memenuhi
4.5.2 Total Hasil Penilaian Ahli Penjas dan Ahli Pembelajaran Uji
Lapangan
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh ahli penjas dan
ahli pembelajaran yang dilakukan di SMP Teuku Umar Kota Semarang dapat
dalam kategori penilaian sangat baik. Hal ini dapat dilihat rekapitulasi dan
Ahli Ahli
No. Alternatif Jawaban Ahli Penjas
Pembelajaran I Pembelajaran II
1 Kurang baik 0 0 0
2 Cukup baik 0 0 0
3 Baik 2 5 4
4 Sangat baik 13 10 11
Sumber : Data Penelitian Penjasorkes 2012
96
Skor penilaian
No. Keterangan Ahli Ahli
Ahli Penjas
Pembelajran I Pembelajran II
1. Jumlah 58 55 56
2. Rata-rata 3,86 3.66 3,73
3. Persentase 96,6% 91,6% 93,3%
Sumber : Data Penelitian Penjasorkes 2012
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat total hasil penilaian dari semua
aspek oleh ahli penjas dan ahli pembelajaran, dengan persentase rata-rata untuk
4.5.3 Deskripsi Hasil Penilaian Tiap Aspek oleh Ahli Penjas dan Ahli
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka aspek ini telah memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan, maka aspek ini telah memenuhi kriteria sangat
baik (digunakan).
persentase 83,3 %. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka aspek ini
83,3 %. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka aspek ini telah
persentase 100 %. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka aspek ini
persentase 100 %. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka aspek ini
91,6 %. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka aspek ini telah
100 %. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka aspek ini telah
10. Aspek mendorong perkembangan aspek afektif siswa, didapat persentase 83,3
%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka aspek ini telah memenuhi
11. Aspek dapat dimainkan semua siswa baik putra maupun putri, didapat
persentase 91,6 %. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka aspek ini
12. Aspek dapat dimainkan siswa yang terampil maupun tidak terampil, didapat
persentase 100 %. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka aspek ini
13. Aspek mendorong siswa untuk aktif bergerak, didapat persentase 100 %.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka aspek ini telah memenuhi
telah ditetapkan, maka aspek ini telah memenuhi kriteria sangat baik
(digunakan).
yang telah ditetapkan, maka aspek ini telah memenuhi kriteria baik
(digunakan).
Untuk persentase rata-rata dari semua aspek berdasarkan penilaian dari ahli
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa denyut nadi siswa kelas VII- 1 SMP
Teuku Umar Kota Semarang pada uji skala besar sebelum melakukan aktivitas
dalam katagori normal dengan rata-rata denyut nadi siswa 99,77 per menit. Untuk
4.6.1 Draf Model Permainan Bulutangkis Minton Mini untuk Siswa Kelas
aktivitas gerak siswa kelas VII SMP dalam bermain bulutangkis pada
a. Lapangan yaitu dengan panjang 10 meter dan lebar 7 meter, dan dibagi
tiga untuk daerah servis. setiap daerah servis diberi jarak 50 cm.
ukuran panjang 65 – 67 cm, berat 100 – 200 gram, dan berdiameter 25 cm.
Dalam satu kelas siswa dibagi menjadi dua kelompok yang saling
berhadapan dibatasi oleh net. Dengan masing masing siswa memegang satu
Keterangan :
: Siswa
b. Adu kecepatan
diisi maksimal enam siswa, yang nantinya akan beradu kecepatan membawa
Keterangan :
: Siswa
: Rotasi siswa
c. Timang-timang shuttlecock
Dalam satu line lapangan minton mini diisi maksimal enam siswa.
Siswa dibarikan secara berbanjar dalam satu line, siswa pada posisi terdepan
backhand sesuai perintah dengan tinggi minimal 1 meter diatas kepala. Saat
Keterangan :
: Siswa
mini diisi maksimal lima siswa berbanjar yang dibatasi oleh net. Posisi siswa
yang terdepan melakukan salah satu teknik servis untuk mangawali pukulan.
lawan. Siswa yang habis memukul berlari kedepan untuk menyentuh net dan
Keterangan :
: Siswa
Dalam satu garis diisi oleh dua siswa yang saling berhadapan untuk
mempraktikan minton mini secara searah. Tidak ada peraturan baku dalam
berbagai teknik pukulan, dan tidak ada batasan angka hanya batasan waktu
saja.
Keterangan :
: Siswa
a. Jumlah pemain
menempati setiap line diisi dua peserta didik yang dibatasi oleh net.
107
b. Sistem permainan
c. Memenangkan permainan
area permainan.
d. Memenangkan pertandingan
memiliki jumlah akumulasi skor yang lebih banyak dari kelompok yang
e. Servis
Peneliti menyadari bahwa produk yang dihasilkan tidak pernah lepas dari
kelemahan produk sebagai bahan acuan perbaikan untuk penelitian yang akan
108
jumlah siswa.
Hasil akhir dari kegiatan penelitian pengembangan ini adalah produk model
permainan bulutangkis minton mini yang berdasarkan data pada saat uji coba
Berdasarkan data hasil uji coba dan pengamatan selama penelitian maka
1. Revisi produk atau model yang dilakukan peneliti adalah pembuatan garis
2. Revisi produk atau model yang dilakukan peneliti adalah penggantian net
3. Revisi produk atau model yang dilakukan peneliti adalah pembuatan bentuk
dalam bermain.
sudah dapat dipraktekkan kepada subjek uji coba. Hal itu berdasarkan hasil
analisis data pada uji coba lapangan skala kecil, dari evaluasi ahli Penjas
didapat rata-rata persentase 95%, hasil analisis data dari evaluasi ahli
109
110
Pembelajaran I didapat rata-rata 90%, dan hasil analisis data dari evaluasi
mini” ini telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga dapat digunakan
Faktor yang menjadikan model ini dapat diterima siswa SMP adalah
ahli Penjas , ahli pembelajaran I, dan ahli pembelajaran II pada uji coba
7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14 kedua belas aspek tersebut telah memenuhi
kriteria sangat baik. Dan pada aspek 3, 4, 15 telah memenuhi kriteria baik.
2. Kajian Ahli Penjas dan Ahli Pembelajaran Uji Lapangan Skala Besar
sudah dapat dipraktekkan kepada subjek uji coba. Hal itu berdasarkan hasil
analisis data pada uji coba lapangan skala besar, dari evaluasi ahli penjas
didapat rata-rata persentase 96,6 %, hasil analisis data dari evaluasi ahli
mini” ini telah memenuhi kriteria baik sehingga dapat digunakan untuk
Faktor yang menjadikan model ini dapat diterima siswa SMP adalah
ahli Penjas , ahli pembelajaran I, dan ahli pembelajaran II pada uji coba
7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 ketiga belas aspek tersebut telah memenuhi
kriteria sangat baik. Dan pada aspek 3, 4, telah memenuhi kriteria baik.
sudah dapat digunakan bagi siswa SMP di Semarang. Hal ini berdasarkan
Hasil analisis data uji coba lapangan skala kecil didapat rata-rata persentase
nomor 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 yang mengarah pada ranah
psikomotor sebesar 90,65 %, dan untuk pertanyaan nomor 21, 22, 23, 24,
25, 26, 27, 28, 29, 30 yang mengarah pada ranah afektif sebesar 89,98 %.
“minton mini” ini dapat diterima siswa SMP Teuku Umar Kota Semarang
adalah dari semua aspek uji coba yang ada, sebagian besar siswa mampu
penerapan sikap dalam permainan dan aktivitas gerak yang sesuai dengan
digunakan bagi siswa kelas VII SMP Teuku Umar Kota Semarang.
sudah dapat digunakan bagi siswa SMP di Semarang. Hal ini berdasarkan
hasil analisis data uji coba lapangan skala besar didapat rata-rata persentase
nomor 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 yang mengarah pada ranah
psikomotor sebesar 92,19 %, dan untuk pertanyaan nomor 21, 22, 23, 24,
25, 26, 27, 28, 29, 30 yang mengarah pada ranah afektif sebesar 90,81 %.
“minton mini” ini dapat diterima siswa SMP Teuku Umar Kota Semarang
adalah dari semua aspek uji coba yang ada, sebagian besar siswa mampu
penerapan sikap dalam permainan dan aktivitas gerak yang sesuai dengan
digunakan bagi siswa kelas VII SMP Teuku Umar Kota Semarang.
113
5.2 Saran
siswa.
dan keselamatan alat, media belajar, dan sumber belajar yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Grice, Tony. 1999. Bulutangkis Petunjuk Praktis untuk Pemula dan Lanjut,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Ma’mun, Amung dkk. 2000. Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak, Jakarta:
Depdiknas
Standar Kompetensi
Mempraktikan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga, dan nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya.
Kompetensi Dasar
Mempraktikan teknik dasar salah satu permainan dan olahraga bola kecil
beregu dan perorangan, serta nilai kerja sama, kejujuran, dan menghormati
lawan.
Indikator
teknik dasar memegang raket untuk servis dan pukulan forehand dengan
peraturan yang dimodifikasi dengan benar
A. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat melakukan teknik dasar memegang raket untuk servis dan
pukulan forehand dengan benar.
b. Siswa dapat bermain bulu tangkis dengan peraturan yang dimodifikasi
dengan benar.
C. Metode Pembelajaran
- Pertemuan 1 = resiprokal/timbal-balik
- Pertemuan 2 = resiprokal/timbal-balik
124
Lanjutan Lampiran 7a
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan
guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan
indikator tugas gerak
siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya
siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai
ketuntasan tugas ajar
siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang
telah ditentukan sendiri
bagi siswa yang belum mampu mencapai target belajar sesuai
dengan alokasi waktunya, maka mereka diberi kesempatan untuk
memperbaiki target waktu.
bagi siswa yang telah berhasil mencapai target sesuai dengan
waktu atau lebih cepat, maka mereka diberi kesempatan untuk
mencoba permainan badmini dengan peraturan yang
dimodifikasi.
Bermain bulutangkis dengan peraturan yang dimodifikasi secara
berkelompok untuk menanamkan nilai kerja sama, kejujuran, dan
menghormati lawan.
Keterangan:
1. : Pemain
2. : Arah shuttlecock
E. Sumber Belajar
- Ruang terbuka yang datar dan aman
- Bola, Net, Tiang, Raket,
- Buku teks
- Buku referensi, , Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas VIII,
- Lembar Kerja Proses Belajar, Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan.
D. Penilaian
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi Teknik Bentuk Contoh
Instrumen Instrumen
Aspek Psikomotor Tes Tes Contoh Lakukan teknik dasar
Bermain bulutangkis dengan praktik Kinerja servis, pukulan forehand
peraturan yang dimodifikasi (Kinerja) dan backhand.
Aspek Kognitif Tes Pilihan Bentuk gerakan tangan
Mengetahui cara bermain tertulis ganda/urai- saat melakukan servis,
dan peraturan bulutangkis an singkat forehand dan backhand
yang dimodifikasi
Aspek Afektif Tes Lembar Kerjasama, kejujuran dan
Mengetahui peraturan observasi observasi menghormati lawan
permainan bulutangkis yang
dimodifikasi
127
Lanjutan Lampiran 7a
1. Teknik penilaian:
a. Tes unjuk kerja (psikomotor) :
Lakukan teknik dasar pukulan servis, forehand, dan backhand dalam
permainan yang dimodifikasi
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta ujian, dengan
rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 50
Jumlah skor maksimal
b. Pengamatan sikap (afeksi):
Mainkan permainan bulutangkis dengan peraturan yang telah
dimodifikasi. Taati aturan permainan, kerjasama dengan teman satu
tim dan tunjukkan perilaku sportif.
Keterangan:
Berikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sudah disediakan, setiap
peserta ujian menunjukkan atau menampilkan perilaku yang
diharapkan. Tiap perilaku yang di cek ( √ ) memdapat nilai 1
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 30
Jumlah skor maksimal
c. Kuis/embedded test (kognisi):
Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan
mengenai konsep gerak dalam permainan.
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan
rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 20
Jumlah skor maksimal
d. Nilai akhir yang diperoleh siswa =
Nilai tes unjuk kerja + nilai observasi + nilai kuis
Semarang,.....................2012
Mengetahui,
Guru Mapel Penjasorkes Praktikan
Standar Kompetensi
Mempraktikan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga, dan nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya.
Kompetensi Dasar
Mempraktikan teknik dasar salah satu permainan dan olahraga bola kecil
beregu dan perorangan, serta nilai kerja sama, kejujuran, dan menghormati
lawan.
Indikator
teknik dasar memegang raket untuk servis dan pukulan forehand dengan
peraturan yang dimodifikasi dengan benar
A. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat melakukan teknik dasar memegang raket untuk servis dan
pukulan forehand dengan benar.
b. Siswa dapat bermain bulu tangkis dengan peraturan yang dimodifikasi
dengan benar.
C. Metode Pembelajaran
- Pertemuan 1 = resiprokal/timbal-balik
- Pertemuan 2 = resiprokal/timbal-balik
129
Lanjutan Lampiran 7b
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan
guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan
indikator tugas gerak
siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya
siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai
ketuntasan tugas ajar
siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang
telah ditentukan sendiri
bagi siswa yang belum mampu mencapai target belajar sesuai
dengan alokasi waktunya, maka mereka diberi kesempatan untuk
memperbaiki target waktu.
bagi siswa yang telah berhasil mencapai target sesuai dengan
waktu atau lebih cepat, maka mereka diberi kesempatan untuk
mencoba permainan badmini dengan peraturan yang
dimodifikasi.
Bermain bulutangkis dengan peraturan yang dimodifikasi secara
berkelompok untuk menanamkan nilai kerja sama, kejujuran, dan
menghormati lawan.
Keterangan:
1. : Pemain
2. : Arah shuttlecock
E. Sumber Belajar
- Ruang terbuka yang datar dan aman
- Bola, Net, Tiang, Raket,
- Buku teks
- Buku referensi, , Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas VIII,
- Lembar Kerja Proses Belajar, Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan.
D. Penilaian
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi Teknik Bentuk Contoh
Instrumen Instrumen
Aspek Psikomotor Tes Tes Contoh Lakukan teknik dasar
Bermain bulutangkis dengan praktik Kinerja servis, pukulan forehand
peraturan yang dimodifikasi (Kinerja) dan backhand.
Aspek Kognitif Tes Pilihan Bentuk gerakan tangan
Mengetahui cara bermain tertulis ganda/urai- saat melakukan servis,
dan peraturan bulutangkis an singkat forehand dan backhand
yang dimodifikasi
Aspek Afektif Tes Lembar Kerjasama, kejujuran dan
Mengetahui peraturan observasi observasi menghormati lawan
permainan bulutangkis yang
dimodifikasi
132
Lanjutan Lampiran 7b
1. Teknik penilaian:
a. Tes unjuk kerja (psikomotor) :
Lakukan teknik dasar pukulan servis, forehand, dan backhand dalam
permainan yang dimodifikasi
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta ujian, dengan
rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 50
Jumlah skor maksimal
b. Pengamatan sikap (afeksi):
Mainkan permainan bulutangkis dengan peraturan yang telah
dimodifikasi. Taati aturan permainan, kerjasama dengan teman satu
tim dan tunjukkan perilaku sportif.
Keterangan:
Berikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sudah disediakan, setiap
peserta ujian menunjukkan atau menampilkan perilaku yang
diharapkan. Tiap perilaku yang di cek ( √ ) memdapat nilai 1
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 30
Jumlah skor maksimal
c. Kuis/embedded test (kognisi):
Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan
mengenai konsep gerak dalam permainan.
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan
rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 20
Jumlah skor maksimal
d. Nilai akhir yang diperoleh siswa =
Nilai tes unjuk kerja + nilai observasi + nilai kuis
Semarang,.....................2012
Mengetahui,
Guru Mapel Penjasorkes Praktikan
Skala penilaian
No Aspek yang dinilai komentar
. 1 2 3 4
Petunjuk:
1. Apabila diperlukan revisi pada model permainan ini, mohon dituliskan pada
kolom 2.
2. Alasan diperlukannya revisi, mohon dituliskan pada kolom 3.
Saran untuk perbaikan mohon dituliskan dengan singkat dan jelas pada kolom
D. Simpulan
( )
137
Lampiran 8b
I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama Sekolah : ....................................................................................
Nama Siswa : ....................................................................................
Umur : ....................................................................................
Kelas : ....................................................................................
Jenis Kelamin : ....................................................................................
II. PERTANYAAN
A. PSIKOMOTORIK
1. Apakah menurut kamu, model pengembangan permainan minton mini
merupakan permainan yang sulit untuk dimainkan?
A. YA B. TIDAK
2. Apakah kamu bisa memainkan model pengembangan permainan
minton mini?
A. YA B. TIDAK
3. Apakah dalam model pengembangan permainan minton mini kamu
mudah untuk melakukan servis pendek?
A. YA B. TIDAK
4. Apakah dalam model pengembangan permainan minton mini, kamu
mudah untuk melakukan servis panjang?
A. YA B. TIDAK
5. Apakah dalam model pengembangan permainan minton mini, kamu
mudah melakukan pukulan forehand?
A. YA B. TIDAK
6. Apakah dalam model pengembangan permainan minton mini kamu
mudah untuk melakukan pukulan backhand?
A. YA B. TIDAK
7. Apakah dalam permainan model pengembangan permainan minton
mini kamu mudah untuk mendapatkan point?
A. YA B. TIDAK
138
Lampiran 8b
8. Apakah kamu merasa kesulitan ketika menerima servis dari lawan pada
model pengembangan permainan minton mini?
A. YA B. TIDAK
9. Apakah cara bermain pada model permainan minton mini ini lebih
mudah dimainkan dari pada permainan badminton yang kamu kenal?
A. YA B. TIDAK
10. Apakah setelah bermain model pengembangan permainan minton mini
denyut nadi kamu bertambah?
A. YA B. TIDAK
B. KOGNITIF
1. Apakah kamu mengetahui cara bermain model pengembangan
permainan minton mini?
A. YA B. TIDAK
2. Apakah model pengembangan permainan minton mini yang diajarkan
oleh guru dengan tujuan agar kamu bergerak?
A. YA B. TIDAK
3. Apakah dalam model pengembangan permainan minton mini
penghitungan angka menggunakan sistem rally point?
A. YA B. TIDAK
4. Apakah sebelum melakukan model pengembangan permainan minton
mini kamu perlu melakukan pemanasan terlebih dahulu?
A. YA B. TIDAK
5. Apakah dalam bermain model pengembangan permainan minton mini
kamu perlu kerja sama dengan teman satu kelompok?
A. YA B. TIDAK
6. Apakah dalam model pengembangan permainan minton mini setiap
pemain harus mematuhi peraturan yang terdapat dalam permainan?
A. YA B. TIDAK
7. Apakah seorang guru akan memberikan teguran kepada pemain yang
tidak mentaati peraturan pada model pengembangan permainan minton
mini?
A. YA B. TIDAK
8. Apakah dengan bermain model pengembangan permainan minton mini
dapat membuat tubuh menjadi sehat dan bugar?
A. YA B. TIDAK
9. Apakah model pengembangan permainan minton mini dapat
menjadikan tubuh menjadi kuat, jiwa menjadi sehat dan pembiasaan
untuk hidup sehat?
A. YA B. TIDAK
139
Lampiran 8b
C. AFEKTIF
1. Apakah kamu merasa senang saat bermain model permainan minton
mini ini?
A. YA B. TIDAK
2. Apakah kamu tertarik bermain model pengembangan permainan
minton mini ini?
A. YA B. TIDAK
3. Apakah kamu serius atau bersungguh-sungguh ketika bermain model
pengembangan permainan minton mini ini?
A. YA B. TIDAK
4. Apakah kamu dapat menerima kekalahan dalam permainan?
A. YA B. TIDAK
5. Apakah kamu merasa nyaman bermain model permainan minton mini
ini?
A. YA B. TIDAK
6. Apakah kamu bisa menghormati teman dan lawan ketika kamu bermain
model permainan minton mini?
A. YA B. TIDAK
7. Apakah kamu bisa mentaati peraturan dalam bermain model permainan
minton mini ini?
A. YA B. TIDAK
8. Apakah kamu merasa takut terkena shuttlecock pada saat bermain
menggunakan model pengembangan permainan minton mini?
A. YA B. TIDAK
9. Pada saat bermain model pengembangan permainan minton mini ketika
tim satu regu kamu kalah, apakah kamu akan mengakui keunggulan
tim lawan?
A. YA B. TIDAK
10. Apakah kamu bersedia bermain model pengembangan permainan
minton mini ini lagi?
A. YA B. TIDAK
Lampiran 9a
HASIL KUESIONER UJI COBA SKALA KECIL
ASPEK PSIKOMOTOR SISWA VII SMP TEUKU UMAR KOTA SEMARANG
138
Lanjutan Lampiran 9a
HASIL KUESIONER UJI COBA SKALA KECIL
ASPEK KOGNITIF SISWA VII SMP TEUKU UMAR KOTA SEMARANG
139
Lanjutan Lampiran 9a
HASIL KUESIONER UJI COBA SKALA KECIL
ASPEK AFEKTIF SISWA VII SMP TEUKU UMAR KOTA SEMARANG
140
Lampiran 9b
HASIL KUESIONER UJI LAPANGAN
ASPEK PSIKOMOTOR SISWA VII-1 SMP TEUKU UMAR KOTA SEMARANG
141
32 Umar Sahit Aji R A B B A B B B A B B 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
Lanjutan Lampiran 9b
33 Wahyu Okataviana A B B A B B B A B B 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
34 Wahyu Setya K A B B B B A B A B B 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
35 Wily Islamey B B B B B A B B B B 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 7
36 Yanuar Dian Pratama A B B B B B B B A B 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8
JUMLAH 31 36 28 30 36 29 31 29 32 36
PERSENTASE 86,1 100 77,7 83,3 100 80,5 86,1 80,5 88,8 100
KRITERIA B SB B B SB B B B B SB
142
Lanjutan Lampiran 9b
HASIL KUESIONER UJI SKALA BESAR
ASPEK KOGNIITIF SISWA VII-1 SMP TEUKU UMAR KOTA SEMARANG
143
32 Umar Sahit Aji R A B B B B B B B B B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Lanjutan Lampiran 9b
33 Wahyu Okataviana A B B B B B B B B B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
34 Wahyu Setya K A B B B A B B A B B 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8
35 Wily Islamey A B B B A B A B A B 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 7
36 Yanuar Dian Pratama A B B B B B B B B B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
JUMLAH 36 36 34 36 32 36 28 30 30 34
PERSENTASE 100 100 94,4 100 88,8 100 77,7 83,3 83,3 94,4
KRITERIA SB SB SB SB B SB B B B SB
144
Lanjutan Lampiran 9b
HASIL KUESIONER UJI SKALA BESAR
ASPEK AFEKTIF SISWA VII-1 SMP TEUKU UMAR KOTA SEMARANG
145
32 Umar Sahit Aji R A B B B A B B B B B 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 7
9sb
Lanjutan Lampiran
33 Wahyu Okataviana B B B B B B B A B B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
34 Wahyu Setya K B B B B B B B A B A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
35 Wily Islamey B A B B B B B A B B 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
36 Yanuar Dian Pratama B B B B B B B B B B 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
JUMLAH 30 31 36 36 31 36 36 30 32 29
PERSENTASE 83,3 86,1 100 100 86,1 100 100 83,3 88,8 80,5
KRITERIA B B SB SB B SB SB B B B
146
149
Lampiran 10b
Hasil Pengisian Kuesioner Ahli dan Guru Penjas
(Uji Coba Lapangan Skala Kecil)
1. Pertanyaan :
pelajaran penjas?
Jawaban :
Jarang Sekali
2. Pertanyaan :
Mengapa di SMP Teuku Umar tidak ada materi bulutangkis dalam mata
pelajaran penjas
Jawaban :
Karena di SMP Teuku Umar sarana dan prasana bulutangkis kurang sekali
hanya sebatas satu lapangan yang terbuka dan satu buah net.
Pemberian materi yang belum dikenal siswa sangat beresiko siswa cenderung
pasif, berbeda dengan materi yang siswa sudah kenal sejak sekolah dasar
semacam atletik, senam lantai, bola voli, sepak bola yang lebih mendorong
siswa aktif karena sudah dikenal dengan baik tanpa guru memberikan
DOKUMENTASI
Apresepsi
Penguluran
Penjelasan materi