Anda di halaman 1dari 8

Nama : Ayu Raihan Shafira

NPM : 140410190109

Kelompok : 10 (teh Nabilla)

Pembahasan

Pada praktikum mengenai daya kecambah, dilakukan pengamatan dengan benih padi
yang berjutuan untuk menentukan daya kecambah pada benih padi sehingga viabilitas (daya
hidup) benih dapat diketahui. Pada benih padi perlu di rendam terlebih dahulu, Hal ini dilakukan
agar benih dapat mengisap air yang dibutuhkan untuk perkecambahannya. Ukuran berat benih
berpengaruh sangat nyata terhadap daya berkecambah pada perkecambahan benih padi (Oryza
sativa L). Yuniarti (2013) pada benih padi menunjukkan bahwa benih yang berukuran besar dan
paling berat memiliki nilai daya berkecambah lebih tinggi dibandingkan dengan benih berukuran
sedang, kecil dan ringan. Semakin besar ukuran dan berat benih akan menghasilkan nilai daya
berkecambah cenderung meningkat. Benih yang ukurannya besar lebih tinggi daya
berkecambahnya karena benih berukuran besar mempunyai embrio dan cadangan makanan yang
lebih besar (Hendromono, 1996).

Ada dua faktor yang mempengaruhi perkecambahan benih., yaitu kondisi benih yang
meliputi kemasakan biji/benih, kerusakan mekanik dan fisik, serta kadar air biji. Lalu faktor luar
benih, yang meliputi suhu, cahaya, oksigen, kelembaban nisbi serta komposisi udara di sekitar
biji. Kehadiran jamur patogen yang mengkontaminasi biji/benih pun dapat menurunkan viabilitas
biji serta menurunkan daya kecambah benih tersebut (Gardner dan Mitchell, 1991).

Langkah-langkah dalam melakukan praktikum ini adalah pertama menyiapkan bahan


serta alatnya. Bahan yang diperlukan antara lain 6 Gelas plastic, kertas buram, pinset, gunting,
pipet tetes plastic 5 ml, 30 benih padi (Oryza sativa) yang sehat, dan aquades.

Benih padi yang sehat atau bermutu merupakan salah satu faktor utama yang menentukan
keberhasilan peningkatan perkecambahan. Peningkatan perkecambahan banyak ditunjang oleh
benih yang bermutu. Penggunaan benih bermutu akan mengurangi risiko kegagalan
perkecambahan, karena benih bermutu akan mampu tumbuh baik pada kondisi yang kurang
menguntungkan, bahkan dapat bebas dari serangan hama dan penyakit, serta mampu
meningkatkan produktivitasnya (Sari & Faisal, 2017).

Setelah memilih 30 benih padi sehat, rendamlah benih tersebut dalam air selama 1 jam
dan diganti setiap 15 menit sekali untuk menghilangkan zat inhibitor. Perlakuan perendaman
secara langsung merupakan teknik invigorasi benih melalui imbibisi air secara terkontrol.
Perendaman benih sebelum dikecambahkan dimaksudkan untuk mengaktifkan proses fisiologi
yang berlangsung pada benih sehingga dapat mempercepat munculnya kecambah, namun
perendaman yang berlebihan akan berpengaruh kurang baik yakni dapat menyebabkan biji rusak
dan busuk (Agustina & Syamsiah, 2018).

Selanjutnya, sediakan 6 gelas plastik bersih yang dilapisi 5 lembar kertas buram/CD
sebagai media perkecambahan. Media dan kondisi lingkungan harus optimal saat perkecambahan
agar dapat memenuhi segala sesuatu yang diperlukan benih sehingga sesuai dan
merepresentasikan pertumbuhan dari benih pada kondisi yang optimum (Mewangi dkk,2019).

Menurut penelitian Purdyaningsih (2015) dalam Mewangi dkk, (2019), kertas buram
digunakan pada percobaan ini sebagai media pertumbuhan benih padi karena mampu menahan
air yang cukup selama periode pengujian benih. Selain itu menurut penelitian Rahayu (2015)
dalam Mewangi dkk, (2019), menyatakan bahwa kertas buram cukup mampu mempertahankan
kelembaban dan mampu mempertahankan air agar tidak banyak yang hilang.

Langkah selanjutnya adalah basahi benih tersebut dengan 3 ml akuades. Aquades


digunakan dalam praktikum ini karena aquades merupakan air hasil penyulingan dan hampir
tidak mengandung mineral sedangkan Air mineral akan dengan mudah melarutkan berbagai
partikel sehingga mudah tercemar. Kegunaan aquades ini adalah untuk melembabkan benih ini
(Mewangi et al., 2019).

Kemudian, susunlah benih yang telah direndam pada media (5 per gelas). Lalu inkubasi
selama 48 jam di tempat yang gelap. Benih padi ini diinkubasi di tempat gelap untuk
mempercepat proses perkecambahan benih. Proses perkecambahan pada tempat yang terang,
sedikit cahaya dengan tempat yang gelap memang terjadi perbedaan. Hal ini disebabkan cahaya
matahari dapat merusak hormon auksin (hormon pertumbuhan) sehingga menyebabkan sulitnya
pembelahan sel, dan secara otomatis menghambat proses pertumbuhan (Komalasari & Arief,
2015).

Tanaman yang tumbuh dengan intensitas cahaya nol persen akan mengakibatkan
pengaruh yang berlawanan yaitu suhu rendah, kelembaban tinggi, evaporasi, dan transportasi
yang rendah yang memicu pertumbuhan benih. Benih dengan kecepatan tumbuh tinggi
menunjukkan vigor yang tinggi dan akan lebih tahan terhadap lingkungan yang kurang
menguntungkan (Komalasari & Arief, 2015). Setelah 48 jam, amati benih yang berkecambah
tersebut dan hitunglah persentase perkecambahannya.

Hasil perkecambahan pada menunjukan bahwa tidak ada padi yang berkecambah (0%).
Hal ini karena daya kecambah padi yang rendah. Daya berkecambah benih yang rendah ini
disebabkan oleh adanya dormansi benih sehingga proses imbibisinya terhambat (Mewangi
dkk,2019). Beberapa faktor luar yang dapat menghambat perkecambahan antara lain, suplai air,
suhu, oksigen, cahaya dan medium(Ardani et al., 2014). Terdapat beberapa cara untuk
mematahkan dormansi pada benih, yaitu skarifikasi fisik dan kimia, perendaman, dan juga
pengaruh suhu. Beberapa contoh cara skarifikasi benih yang mungkin diterapkan adalah
penipisan kulit, peretakan kulit, perendaman benih dalam air panas, perendaman benih dalam air
dingin, perendaman benih dalam larutan asam, dan perendaman benih dalam larutan zat
perangsang tumbuh seperti IBA, IAA, dan GA-3(Ardani et al., 2014).

Skarifikasi secara fisik menggunakan amplas dilakukan dengan cara menggosok benih
pada punggungnya tanpa mengenai hilum (titik tumbuh benih). Pengamplasan benih akan
memudahkan air masuk ke dalam benih karena kulit benih yang tidak lagi keras atau tipis. Proses
imbibisi pun berlangsung dengan mudah sehingga banyak benih yang mampu tumbuh dengan
serempak. Selain itu, pematahan dormansi juga dapat dilakukan dengan skarifikasi secara
kimiawi menggunakan asam H2SO4. Perlakuan kimia dengan H₂SO₄ ini pada prinsipnya adalah
membuang lapisan lilin pada kulit benih yang keras dan tebal sehingga benih kehilangan lapisan
yang permeabel terhadap gas dan air sehingga meabolisme dapat berjalan dengan baik (Mewangi
dkk,2019).

Selain akibat dormansi, penyebab rendahnya daya kecambah dapat dikarenakan oleh
adanya cendawan. Munculnya cendawan kemungkinan disebabkan mikroorganisme yang
terbawa benih baik itu saat pengambilan benih maupun karena alat atau substrat
perkecambahannya (Mewangi dkk,2019). Jamur pada benih tidak akan tumbuh apabila kadar air
benih di bawah kadar air minimum. Oleh karena itu kadar air benih berpengaruh terhadap daya
tahan benih terhadap serangan jamur. Tumbuhnya jamur pada benih dapat mengakibatkan
penurunan daya kecambah, perubahan warna, kenaikan suhu dan kelembaban di dalam benih,
perubahan susunan kimia di dalam benih dan produksi dan akumulasi mikotoksin di dalam benih
(Situmeang et al., 2014).

Buruknya kualitas perkecambahan dan lambatnya pertumbuhan benih padi ini dapat
disebabkan oleh faktor endogen (kemampuan beradaptasi dan kandungan karbohidrat) maupun
eksogen (kelembaban media tanam dan intensitas cahaya) (Halindra dkk,2017).

HASIL

Nama Anggota Kelompok Daya Kecambah Benih Padi (%)


Ayu Raihan 0%
Fatihatun 80%
Hasya 76,6
Diva Syadilla 0%
Dean 0%
M. Dikri 0%
Nisrina 10%
Andika 0,3%
Risna Octia 16,7%
Shofi 16,7%
Rata-Rata Daya Kecambah (%) 20,03%
KESIMPULAN

Daya kecambah adalah pengujian akan sejumlah benih berupa persentase dari jumlah benih
tersebut yang dapat atau mampu berkecambah pada jangka waktu yang telah ditentukan. Daya
berkecambah benih yang rendah ini disebabkan oleh adanya dormansi benih sehingga proses
imbibisinya terhambat. Terdapat beberapa cara untuk mematahkan dormansi yaitu dengan
skarifikasi fisik, kimiawi, suhu, dan perendaman dengan air.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, T., & Syamsiah, M. (2018). Aplikasi Lama Perendaman Benih Dengan
(Mikroorganisme Lokal) Dari Akar Putri Malu Dalam Memacu Pertumbuhan Bibit Padi
Pandanwangi. Agroscience (Agsci), 8(1), 1.

Ardani, A. ., Riniarti, M., & Bintoro, A. (2014). Pengaruh Lama Waktu Perendaman Dengan Air
Terhadap Daya Berkecambah Trembesi (Samanea Saman). Jurnal Sylva Lestari, 2(2), 25.

Gardner, P. dan Mitchell. (1991). Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan Herawati Susilo. UI
Press. Jakarta. Hal. 265-269.

Halindra, Y.M., Rusmiyanto, E., dan Riza Linda. 2017. Perkecambahan Benih Padi (Oryza
sativa L.) Lokal Asal Kalimantan Barat Berdasarkan Tingkat Salinitas. Protobiont, 6(3) :
295-302

Hendromono. (1996). Pengaruh Ukuran Benih Terhadap Persen Jadi dan Pertumbuhan Bibit
Hymenaea courbaril L. Buletin teknologi Perbenihan. 3(2):48-53.

Komalasari, O., & Arief, R. (2015). Pengaruh cahaya dan lama penyimpanan terhadap mutu
benih jagung. Prosiding Seminar Nasional Serealia, 274, 502–506.

Lesilolo, M.K., J. Petty, N. Tetty. 2015. Penggunaan desikan abu dan lama simpan terhadap
kualitas benih jagung (Zea mays L.) pada penyimpanan ruang terbuka. Jurnal Agrologia.
1(1):51-59.

Mewangi, Jawa A., Suharsi, T.K., dan Memen S. 2019. Uji Daya Berkecambah Pada Benih Turi
Putih (Sesbania grandiflora L.). Buletin Agrohorti, 7(2) : 130-137

Nurrachmamila, P.L dan Saputro, T.B. 2017. Analisis Daya Perkecambahan Padi (Oryza sativa
L.) Warietas Bahbutong Hasil Iradiasi. Jurnal Sains dan Seni ITS, 6(2) : E17-E21

Prabhandaru , I dan Saputro, T.B. 2017. Respon Perkecambahan Benih padi (Oryza sativa L.)
Varietas Lokal SiGadis Hasil Iradiasi Sinar Gamma. Jurnal Sains dan Seni ITS, 6(2) : E48-
E52
Yuniarti. (2013). Pengaruh Metode Ekstraksi Dan Ukuran Benih Terhadap Mutu FisikFisiologis
Benih Acacia Crassicarpa, Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. 10(3): 129-137.
Lampiran

(24 Jam) (48 Jam)

Anda mungkin juga menyukai