KESEHATAN KESAMAPTAAN
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
a. Maksud. Naskah ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah satu
bahan ajaran bagi Pendidikan Kecabangan Perwira Kesehatan (Dikcabpa Kes).
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup buku ini meliputi aspek
kesehatan dan Kesamaptaan dengan tata urut sebagai berikut :
a. Pendahuluan.
b. Hubungan antara Kesehatan dan Kesamaptaan.
2
4. Pengertian.
RAHASIA
a. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
e. Sehat menurut WHO adalah sehat jasmani, rohani dan sosial, tidak hanya
berarti bebas dari suatu penyakit dan kelemahan mental atau cacat, tetapi juga
tercapainya suatu keseimbangan antara ketiga aspek tersebut sehingga tercapai
sosialisasi sesama yang harmonis.
BAB II
HUBUNGAN ANTARA KESEHATAN DAN KESAMAPTAAN
5. Umum.
a. Olah raga sebagai bagian dari budaya kehidupan telah lama dianggap
sebagai cara yang tepat untuk meningkatkan kesehatan. Sejalan dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi telah berhasil diungkapkan hubungan yang baik
antara latihan fisik dengan derajat kesehatan.
b. Orang yang sehat dinamis, tubuhnya mempunyai kemampuan untuk
menyesuaikan diri terhadap kerja fisik tertentu. Dengan perkataan lain orang
tersebut mempunyai kesegaran jasmani atau kesamaptaan jasmani yang baik.
Orang yang mempunyai kondisi sehat dinamis pasti juga sehat statis. Usaha
pembinaan kesegaran jasmani atau kesamaptaan jasmani berarti pula pembinaan
derajat kesehatan dan pembinaan kemampuan tugas fisik.
6. Kesamaptaan Jasmani.
8. Kekuatan Otot.
9. Fleksibilitas.
12. Latihan Kesamaptaan dan Kepelatihan. Latihan adalah suatu proses berlatih
yang sistematik, dilakukan secara berulang-ulang dan yang kian hari jumlah
beban latihannya kian bertambah. Proses ini didasarkan pada prinsip beban
lebih yang progresive / “progresive over load”, yang menjadi dasar tiap program
pengkondisian fisik yang direncanakan guna meningkatkan kesamaptaan. Prinsip ini
berdasarkan konsep bahwa bila tubuh secara teratur dirangsang dengan
beban latihan yang lebih besar, tubuh akan bereaksi dengan penyesuaian untuk
meningkatkan kesamaptaan. Jadi untuk meningkatkan kesamaptaan, tubuh harus
secara teratur ditambahkan beban pada latihannya yang lebih dari biasanya. Sesudah
tubuh menyesuaikan terhadap peningkatan beban tersebut, beban latihan harus
ditingkatkan lagi untuk memaksimal tubuh menyesuaikan lebih lanjut. Prosedur ini harus
diulang-ulang sampai tingkat yang diinginkan dari kesamaptaan tercapai.
13. Tiga (3) Faktor Utama Penerapan Kesamaptaan dalam Tugas Kinerja yang
tinggi :
Pada seorang infantri perhatian utama pada kebugaran dan latihan fisik
dikembangkan guna mentoleransi kelelahan yang tinggi, keberhasilan juga tergantung
pada memaksimalkan efisiensi.
Sedangkan pada penugasan lain mungkin diperlukan ketrampilan tehnik yang
tinggi. Prajurit harus percaya diri, disiplin dan antusias terhadap tugas dan latihan
pilihannya. Daya tahan yang tinggi mungkin juga dibutuhkan untuk memaksimalkan
kemampuan untuk terus lari selama penugasan. Sehingga pada penugasan tertentu
perhatian terhadap ketiga atribut seseorang yaitu ketrampilan, kebugaran dan mental
diberi imbangan berat yang sama.
Walaupun disini hanya dibicarakan tentang kebugaran, hubungan yang kompleks
antara kebugaran, ketrampilan dan phisikologi dalam unjuk tugas harus selalu diketahui.
Kebugaran adalah tingkat energizer yang dapat digunakan dalam penugasan. Kebugaran
adalah tenaga dari unjuk tugas.
sekarang ini harus berdasar prinsip ilmiah dan bukan jamannya lagi hanya bila dari
pengalaman yang didasari pada “trial and error” ataupun sekedar berolah raga.
Jadi harus merupakan suatu proses yang kompleks dan canggih. Untuk memahami
hal tersebut.
Seorang pelatih dan dokter kesatuan harus membekali dirinya dengan ilmu-
ilmu yang cukup banyak. Bompa, mengambarkan hubungan antara kualitas latihan
serta faktor-faktor yang mempengaruhi dengan penampilan prajurit sebagai berikut.
Metodologi Latihan
1) Muskuler :
a) Kekuatan otot (strength)
b) Tenaga ledak otot (muscle explotion power / power)
c) Kecepatan (speed)
d) Daya tahan otot lokal ( muscle endurance)
e) Kelentikan (flexibility)
2) Neuro Musculer :
a) Ketangkasan (agility)
b) Kecepatan reaksi (reaction time)
c) Koordinasi (coordination)
d) Keseimbangan (balance)
e) Ketelitian (accuracy)
3) Daya tahan kardiovaskuler-respirasi ( Endurance)
d. Sistem Energi.
Laktat (asam laktat) yang terbentuk sebagai hasil antara pada latihan yang
ringan langsung diubah dalam fase ke II sehingga, hasil akhirnya adalah:
Glukosa + Oksigen + ADP Karbon dioksida + ATP + air.
Akan tetapi ketika ekskresi dinaikan, ada saat di mana pendekatan ini
tidak berlaku lagi. Saat itu kebutuhan energi adalah sedemikian rupa
sehingga fase ke II terlalu terbebani, Kapasitasnya tidak lagi memadai untuk
mengubah semua asam laktat yang masuk pada fase 1. Hasilnya adalah
sebuah akumulasi laktat pada otot yang sedang bekerja. Ciri adanya
penimbunan asam laktat (Acidosis) adalah rasa sakit pada otot setempat
(tungkai untuk pelari, lengan untuk pedayung). Hal ini mengakibatkan suatu
rasa tak berdaya. Eksersi tak dapat diteruskan pada tingkat yang sama.
RINGKASAN
a) Kreatin fosfat + ADP Kreatin +ATP
Anaerobik , alaktik
b) Glukosa +ADP laktat + ATP (glikolisis)
Anaerobik, laktik
c) Glukosa + oksigen + ADP Air + karbon dioksida + ATP
Aerobik, alaktik
d) Lemak + oksigen + ADP air + Karbon dioksida +ATP
Aerobik, alakti
Aerobik : dengan memakai oksigen
Anaerobik : tanpa menggunakan oksigen
Laktik : dengan membentuk laktat
Alaktik : tanpa membentuk laktat
Untuk mencapai prestasi prima, diperlukan usaha dan daya berlatih melatih
yang dituangkan dalam rencana program latihan tertulis sebagai pedoman arah
kegiatan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Tegasnya pelatih
dituntut kemampuan membuat rencana program latihan yang cermat dan tepat
untuk mencapai prestasi prima.
a. Prinsip-prinsip Latihan .
1) Kardiovaskuler-respirasi
a) Denyut nadi maksimalimal(DNM) = 220 - umur.
14
b. Daya Tahan.
Gambar grafik I
Grafik 1
Kapasitas maksimum
100% -
100 % -
Kapasitas maksimum 80 % -
80 % -
0% - 0% -
d. Denyut Nadi dan Olah Raga. Dalam praktek latihan sehari-hari, denyut
nadi sering dipakai sebagai standar untuk intensitas latihan. Alasan pemakaian
denyut nadi sebagai standar eksersi adalah ditemukannya korelasi linier antara
denyut nadi pada satu sisi dan intensitas latihan di sisi lain.
Gambar grafik II
Tinggi Grafik 2
Detak Denyut
Nadi/ Menit
Tinggi
Intensitas latihan
nadi tertinggal pada titik tertentu. Titik ini adalah titik defleksi denyut nadi. Intensitas
latihan yang cocok dengan titik ini adalah aktivitas maksimum yang dapat dilakukan
dengan pasok energi aerobik. Defleksi di kurva ini menunjukkan pada DN berapa
atau intensitas aktivitas berapa (misalnya kecepatan lari atau bersepeda) sang
atlet/ prajurit bergeser dari sistem penyedian energi yang aerobik ke energi yang
sebagian besar anaerobik. Dengan cara ini Conconi dapat dengan cepat
menetapkan kecepatan yang harus dipertahankan oleh Moser tanpa mengalami
kehabisan tenaga yang prematur.
Gambar grafik III
Titik defleksi DN
Gambar grafik IV
Grafik 4
─ 200 DN maksimal. ─ 200 DN maksimal.
─ ─ 180 DN defleksi
─ ─
─ ─
───── 130 DN defleksi
─ ─
─ ─
─ ─
─ ─
─── 70 DN saat istirahat
─
Contoh di sebelahterlatih
20 tahun/tak kiri memperlihatkansetelah
rentangperiode
DN darilatihan
seorang yang tidak terlatih.
Disebelah kanan,
DN 70-130 orangenergi
pasok yang aerobik
sama sesudah suatupasok
DN 40-180 periode latihan endurance
energi
aerobik
DN1)130-200
Denyut nadi
pasok maksimalimum.
energi anaerobik Dalam
DN 180 contoh di atas atlet yang tidak
– 200 pasok
terlatih itu mempunyai denyut nadi maksimum 200 detak permenit Setelah
energi
suatu periode latihan DN maksimum tetap berada pada tingkat yang sama.
anaerobik
Jadi pada atlet yang terlatih atau tidak terlatih, DN maksimum tidak
tergantung pada, pengkondisian. Pada atlet endurance yang sangat terlatih
penurunan DN maksimum dapat terjadi.
2) Denyut nadi saat Istirahat. Pada atlet endurance yang terlatih,
denyut nadi saat istirahat adalah rendah dapat mencapai 40 - 50 detak
permenit. Sedangkan pada orang yang tidak terlatih adalah 70 -- 80 detak
permenit.
3) Denyut nadi pada titik defleksi. Perubahan terpenting yang terjadi
sesudah periode latihan endurance adalah bergesernya titik defleksi le DN
20
yang lebih tiuggi. Bila sebelum latihan 130 detak/menit setelah periode
latihan titik defleksi bergerak dari 130 ke 180 detik DN per menit. Suatu
eksersi dengan intensitas di atas DN titik defleksi ini akan menghasilkan
juga penimbunan asam laktat. Pada atlet exidurmce yang sangat terlatih,
rentang DN dengan pasok energi seluruhnya bersifat aerobik, sangat
melebar. Rentang DN yang lebih besar ini di mana energi hanya dipasok
secara aerobik kapasitas aerobik besar). Kapasitas aerobik yang besar ini
memungkinkan prajurit mempertahankan eksersi endurance yang lebih lama
pada ritme yang lebih tinggi. Prajurit ini memiliki stamina yang lebih besar,
Sistem anaerobik dimanfaatkan hanya untuk eksersi-eksersi endurance
dengan intensitas yang sangat tinggi, dengan konsekuensi terjadinya
penimbunan laktat.
4) Kurva DN – Laktat. Kurva DN - laktat untuk, tiap individu berbeda.
Perubahan keadaan kondisi sangat mempengaruhi pola kurva ini. Kurva di
sisi kiri adalah kurva untuk orang yang tak terlatih. Titik defIeksinya berada
pada DN 130 detak permenit. Kurva disisi kanan memperlihatkan bahwa
sesudah suatu periode latihan, DN pada titik defleksi telah bergeser ke 180
2 detak per menit.
Gambar Grafik V
Laktat grafik 5
mMM
─
12 ─
11 ─ tak terlatih terlatih
10 ─
9 ─
8 ─
7 ─
6 ─
5 ─ nilai ambang anaerobik
4 ─
3 ─
2 ─
1 ─
05 ─
tingkat nilai ambang anaerobik ini diikuti dengan peningkatan kadar laktat
secara mencolok.
g. Konsep VO Maksimal. V02 maksimal adalah anibilan oksigen selama eksersi
maksimum. V02 maksimal dinyatakan dalam liter/ menit. Kinerja pada tingkat V0 2
maksimalhanya dapat dipertahankan untuk jangka waktu yang sangat pendek, paling
lama beberapa menit. Selama eksersi V02 maksimal, pasokan energi adalah aerobic dan
anaerobic. Karena kapasitas pasokan energi anaerobik terbatas, orang yang di tes segera
akan merasa dipaksa untuk berlari atau bersepeda lebih lambat. Oleh karena itu tingkat
beban endurance harus berada dibawah tingkat V0 2 maksimal. Karena pengaruh latihan
V02 maksimal naik. Tetapi yang lebih penting adalah fakta bahwa latihan juga
mempengaruhi pasokan energi, sehingga energi aerobik untuk beban kerja yang
meningkat. Metabolisme anaerobik bekerja pada persentase V0 2 maksimal yang lebih
tinggi. Ini berarti bahwa karena pengaruh latihan, laktat terbentuk pada beban kerja yang
sesuai dengan persentase V02 maksimal yang lebih tinggi. Jadi latihan itu sendiri
meningkatkan V02 maksimal, dan juga sangat meningkatkan persentase V0 2 maksimal,
sehingga eksersi dapat dipertahankan untuk waktu yang lama.
Gambar grafik VI
Kadar maksimalimal asam laktat yang masih dapat ditolelir oleh tubuh adalah 20
mmol / 2-2,3 gram per kg otot.
kerja harus diakhiri atau paling sedikit menurun tajam. Disarankan untuk
hanya satu paparan untuk tingkat laktat asidosis maksimum yang tiba dalam
satu rangsangan latihan. Paparan yang berulang pada tingkat maksimum
tidak menguntungkan dan mengurangi efisiensi gerak. Selama suatu
rangsangan latihan, konsentrasi asam laktat 8 mm menghambat unjuk
latihan dan belajar suatu ketrampilan, karena itu latihan untuk suatu
keterampilan tingkat asam lemak tinggi tidak diperbolehkan.
a. Latihan.
b) Penggolongan
c) Seleksi objektif
d) Motivasi
e) Mengetahui perkembangan
f) Penelitian
g) Data dasar untuk membuat program latihan
h) Merupakan proses pendidikan bagi prajurit
i) Seleksi dan penempatan.
6) Kapan pemeriksaan tersebut dilakukan tergantung dari program
latihan yang diberikan, oleh karena itu dituntut dari setiap pelatih / dokter
kesatuan untuk dapat membuat program latihan yang benar.
- V02 max
A. Kapasitas kardiovasculer - Tes aerobik dari Cooper
respirasi - Step test dari Harvard
B. Otot : a. Kekuatan :
1. Genggaram Dengan timbangan BB
Sebanyak
2. Lengan Pull ups dips, push up Mungkin
3. Tungkai Jongkok berdiri
4. Perut Sits up
5. Punggung Dalam posisi tengkurap
c. Fleksibilitas : Di lantai
1. Punggung ke depan Cium lutut Di atas bangku
2. Punggung ke belakang Dalam posisi tengkurap
3. Selakang Splikat
4. Sendi bahu
- Vertikal Dalam posisi tengkurap
- Horisontal Merentangkan tangan
5. Pergelangan tangan :
- Fleksi Fleksi di atas meja
- Eksistensi Eksistensi di atas meja
- Abdukasi Abdukasi di atas meja
- Addukasi Addukasi di atas meja
6. Pergelangan kaki :
- Plantar fleksi Plantar fleksi
- Dorso fleksi Dorso fleksi
C. Neuro-muskuler (syaraf-otot)
(C&D) 1. Kecepatan bereaksi
Cenderung dimasukkan Bisa masuk komponen otot atau syaraf
dalam kemampuan 2. Kemampuan mengkoordinasi gerakan
teknik
( skill ) 3. Kemampuan menyadari keadaan badannya dalam
hubungannya sikap dan gerak serta kemampuan
menggerakkan badannya secara benar.
D. Otak
BAB III
KESEHATAN KESAMAPTAAN DI LINGKUNGAN MILITER
18. Umum.
a. Materi latihan.
1) Perorangan.
a) Pembinaan postur terdiri dari : senam pagi, senam senjata,
senam praktek dan senam pernapasan.
b) Pembinaan kesegaran terdiri dari : lari jalanan, permainan
militer, olah raga umum, berbagai variasi latihan kesegaran.
c) Pembinaan ketangkasan terdiri dari : senam praktek,
perkelahian militer, medan tangkas, ketangkasan khusus.
2) Satuan.
a) Senam militer terdiri dari senam pagi, senam senjata, senam
praktek.
b) Permainan militer.
c) Medan tangkas.
d) Perkelahian militer.
e) Olahraga umum.
b. Tehnik Pelaksanaan.
1) Perencanaan. Kegiatan ini sangat diperlukan dalam pe-
nyelenggaraan latihan. Semua aspek yang terkait dengan pelaksanaan
harus dipertimbangkan agar dapat dimanfaatkan secara berdaya guna untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
2) Persiapan. Hal-hal yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan
program perlu disiapkan sebaik-baiknya guna mendukung kelancaran
pelaksanaan latihan.
3) Pelaksanaan. Langkah-langkah kegiatan latihan terdiri dari : pe-
meriksaan kesehatan, tes Vanderlay dan pengecekan denyut nadi,
pemanasan, inti latihan dan penenangan.
BAB VI
PENUTUP
22. Demikian Naskah Sekolah ini disusun sebagai bahan ajaran untuk pedoman bagi
Gadik dan Perwira Siswa dalam proses belajar mengajar pada pelajaran Kesehatan
Kesamaptaan untuk Pendidikan Perwira TNI AD.
RAHASIA