Organisasi Komputer
Sebuah sistem komputer dapat bekerja dengan baik jika memiliki tiga
komponen penting, yaitu hardware, software, dan brainware. Hardware berfungsi
sebagai peranti keras (elektronika) yang melakukan proses digital. Software berfungsi
sebagai piranti lunak untuk mengatur dan memajemen hardware. Brainware berperan
dalam meberikan dan mengendalikan setiap input dan output dari hardware melalui
software yang terpasang.
Arsitektur komputer adalah ilmu yang membahas atribut sistem yang dirancang
oleh programmer untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal terhadap kinerja
sebuah komputer. Contohnya adalah melakukan beberapa set instruksi, metode
pengalamatan, teknik input output, dan operasi aritmatika. Arsitektur komputer
sebagai sebuah mesin multilevel dapat diartikan sebagai sebuah komunikasi antara
user (programmer) dengan mesin melalui bahasa pemrograman dengan mesin
komputer.
Pada era tahun 1940, arsitektur komputer digital memiliki dua level sebagai
berikut.
Arsitektur komputer tersebut kemudian diperbaiki menjadi tiga level pada tahun
1951 oleh Maurice Wilkes sebagai berikut.
1. Level ISA berisi perintah-perintah yang akan dinterpretasi oleh digital circuit
hardware.
2. Level interpreter adalah penerjemah yang terintegrasi dengan ISA yang
berguna menjalanlan setiap instruksi pada level ISA.
3. Level digital logic merupakan komponen hardware yang menjalankan
instruksi secara langsung
1. Level 0 atau level logika digital merupakan level paling rendah yang berupa
rangkaian gerbang logika dalam susunan rangkaian hardware komputer.
2. Level 1 atau level arsitektur mikro terdiri atas rangakaian dasar processor yang
berupa ALU (Arithmetic Logic Unit) untuk melakukan operasi aritmatika. Selain
itu, pada level ini juga terdapat micro program yang berfungsi sebagai
interpreter setiap perintah dari level di atasnya.
3. Level 2 atau level arsitektur perangkat instruksi yang sering disebut level ISA
mengandung perintah atau instruksi dasar sebuah komputer
4. Level 3 atau level sistem operasi merupakan tingkat dengan kondisi mesin
diatur oleh program yang disebut sebagai sistem operasi.
5. Level 4 atau level sistem bahasa assembler (bahasa rakitan) pada level ini,
instuksi-instruksi program sudah mulai dikerjakan oleh programmer aplikasi
6. Level 5 merupakan level bahasa tingkat tinggi. Pada level ini, programmer
dapat melakukan pemrograman dengan bahasa yang lebih dimengerti oleh
manusia hal tersebut memudahkan manusa untuk memberikan instruksi-
instruksi pada mesin. Namun, level ini juga memiliki kelemahan, yaitu
prosesnya lebih lama karena memerlukan interpreter.