SKRIPSI
OLEH
2020
Pelayanan publik yang di Kota Medan hingga saat ini masih erat
berhubungan dengan maladministrasi. Hingga saat ini masih banyak praktik-praktik
maladministrasi yang terjadi tanpa disadari. Oleh sebab itu maka dibutuhkan lembaga
yang dapat mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik agar pelayanan publik di
Kota Medan dapat berjalan sesuai dengan prosedur yang ada. Pembentukkan
Ombudsman di Indonesia menjadi tonggak sejarah mulai dicanangkannya reformasi
dalam lembaga pemerintahan yang bertujuan untuk mengawasi kinerja pemerintah.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana kapasitas Ombudsman
Republik Indonesia Perwakilan Sumatera Utara dalam pengawasan pelayanan publik
Kota Medan.
Based on the research findings, it can be known that the capacity of The
Ombudsman Republic of Indonesia North Sumatra Representative in supervising
Medan public services still needs to be improved. It can be seen from the handling of
report is quite long, the small amount of both human resources and the budget, as
well as facilities and infrastructure that have not supported the performance of The
Ombudsman Republic of Indonesia North Sumatra Representative.
ii
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kapasitas
Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Sumatera Utara dalam Pengawasan
Pelayanan Publik Kota Medan”. Adapun penulisan skripsi ini diselesaikan sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) pada Program
Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi
ini. Namun, penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi
perbaikan skripsi ini. Penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu
3. Bapak Husni Thamrin, S.Sos., M.SP, selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu
4. Bapak Dr. Tunggul Sihombing, M.A., selaku Ketua Program Studi Ilmu
Sumatera Utara.
5. Ibu Dra. Asima Yanty Sylvania Siahaan, M.A., Ph.D., selaku Sekretaris
Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
iii
masukkan bagi penulis dalam melakukan penulisan skripsi ini dari awal
hingga akhir.
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan ilmu-ilmu yang
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah membantu pengurusan
8. Teruntuk Bapak Armia Idris, Ibu Khairiah Abdullah, dan Kakak Ns.
sayang, doa, usaha, semangat yang telah Bapak, Ibu, dan Kakak berikan
mempercayakan Ayu untuk hidup sebagai anak rantau. Skripsi ini Ayu
persembahkan untuk kalian. Doa Ayu yang tiada hentinya untuk Bapak,
penulis.
Giovanni Anggita, Allen Diezel, Juan Viere Adrian, Afifur Rahman yang
terima kasih untuk segala manis pahit dunia kampus yang sudah kita
iv
manis dan pahitnya kehidupan sejak di Al-Azhar dan terima kasih untuk
12. Abangda Adang Aldhila, Agung Rezky Pangestu terima kasih untuk
semua bantuan dan waktunya selama ini. Kakak Tita Ridhanty, Stevanie,
Irna Putri Maghfirah Purba, Vanny Yessy Samosir, Bella Rezky terima
ABSTRAK ............................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL.................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah .............................................................................. 12
1.3.Tujuan Penelitian ............................................................................... 12
1.4.Manfaat Penelitian ............................................................................. 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Kapasitas ............................................................................................. 14
2.1.1.Pembangunan Kapasitas (Capacity Building)............................. 18
2.1.2. Karakteristik Pembangunan Kapasitas (Capacity Building) ...... 19
2.1.3. Faktor-Faktor yang Berkaitan dengan Pembangunan
Kapasitas .................................................................................... 22
2.2.Pelayanan Publik................................................................................ 24
2.3.Pengawasan dan Ombudsman .......................................................... 30
2.3.1.Pengawasan ................................................................................. 30
2.3.2.Tujuan Pengawasan..................................................................... 36
2.3.3.Teknik Pengawasan..................................................................... 37
2.3.4.Ombudsman ................................................................................ 39
2.4.Definisi Konsep ................................................................................... 46
2.5.Hipotesis Kerja ................................................................................... 48
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.Bentuk Penelitian ............................................................................... 50
vi
vii
viii
ix
PENDAHULUAN
Tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) merupakan isu yang
1990-an. Tuntutan gencar yang dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah untuk
pola lama penyelenggaraan pemerintahan maupun pelayanan publik yang tidak sesuai
publik adalah kegiatan atau rangkaian dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
dapat mengatur agar penyelenggaraan pelayanan tersebut berjalan dengan efektif dan
efisien. Seringkali sangat sulit untuk memahami rasionalitas dari prosedur pelayanan
layanan. Sehingga pengguna layanan menjadi tidak memiliki banyak ruang untuk
merespon perlakukan buruk yang mereka terima dalam pelayanan publik, sehingga
kini pelayanan publik belum cukup memuaskan masyarakat dan belum memenuhi
standar pelayanan publik yang ada. Masyarakat sering dihadapkan pada banyak
ketidakpastian dalam pelayanan publik, mulai dari ketidakpastian waktu hingga biaya
yang harus dikeluarkan dalam biaya layanan. Selain itu, ada berbagai macam
bentuk KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) dan birokrasi yang panjang.
Tidak patut;
65,004%
Diskriminasi;
21,001%
Penundaan
berlarut; 606;037%
Berpihak; 3,000%
Indonesia hingga saat ini masih buruk. Dalam era good governance seperti sekarang
ini, pelayanan publik dituntut untuk lebih memuaskan sehingga pemerintah juga
commitment yang salah satunya adalah customer’s oriented atau customer perspective
atau pelayanan yang berorientasi pada kepentingan dan kebutuhan publik (Indiahono,
kepentingan publik, sehingga bukan hal yang mengejutkan jika pelayanan publik
(dalam Masthuri, 2005:43) adalah suatu praktik yang menyimpang dari etika
untuk tujuan lain dari yang menjadi tujuan wewenang tersebut, termasuk kelalaian
yang menimbulkan kerugian materiil dan atau immaterial bagi masyarakat dan
perorangan.
diselesaikan agar pelayanan publik dapat terselenggara dengan baik, juga agar
Maka agar dapat menjalankan pelayanan publik dengan efektif dan efisien,
Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik
Negara serta badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan
pelayanan publik tertentu yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari
Belanja Daerah.
publik secara lebih serius di Indonesia. Keberadaan Ombudsman juga menjadi faktor
yang sangat penting dan mendukung proses demokratisasi karena telah memberikan
model dan sistem pengawasan independen berbasis masyarakat yang selama ini
koordinasi, kerja sama dan membangun jaringan kerja dengan berbagai pihak,
publik harus memiliki kapasitas yang mendukung agar tugas yang dijalankan dapat
setiap individu, organisasi, jaringan kerja/sektor, dan sistem yang lebih luas untuk
ditetapkan dari waktu ke waktu. Kapasitas pada suatu organisasi dasarnya berbicara
mengenai kemampuan dari organisasi dan sumber daya yang ada didalam organisasi.
berserta sumber daya dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif dan
efisien. Adapun untuk memahami kapasitas pada level organisasi dapat digunakan
teori dari Polidano (2000:21) yang mencakup tiga kategori yaitu policy capacity
yang tidak dapat dimainkan oleh aktor yang sudah ada seperti misalnya Inspektorat
penguasa.
laporan pengaduan, investigasi atas prakarsa sendiri, kerja sama dengan pihak
layanan.
Masalah pertama terlihat dari segi policy capacity (kapasitas kebijakan) dalam
penanganan laporan adalah penentuan batas waktu yang tidak sesuai dengan sifat dari
kategori yang diberikan. Laporan yang dikategorikan khusus karena mendesak dan
mendapat perhatian publik justru diberikan jangka waktu yang lebih lama (60 hari)
dibanding laporan biasa (30 hari). Permasalahan kedua juga masih dari segi policy
terintegrasi. Dan masalah yang keempat terlihat dari operational efficiency (efisiensi
oleh Ombudsman tidak sistematis dan terprogram secara berkelanjutan. Hal ini
terlihat dari temuan pertama yaitu tidak tercantumnya agenda investigasi atas
isu atau sektor yang menjadi sasaran investigasi atas prakarsa sendiri dilakukan
Selanjutnya dalam kerja sama dengan pihak eksternal yang dibangun oleh
Ombudsman belum melalui pemetaan kebutuhan kerja sama yang matang. Pihak-
pihak eksternal yang akan bekerja sama dengan Ombudsman masih dipilih secara
karena tawaran dari pihak eksternal yang masuk (Hasil Studi Evaluasi Kinerja
pengawasan Ujian Nasional yang dilakukan setiap tahun. Pada tahun 2016,
pada pelaksanaan Ujian Nasional (UN) pada tingkat SMA saja, akan tetapi masih ada
masalah lainnya. Salah satunya adalah masalah dalam penerimaan perserta didik baru
Akan tetapi buntut dari kecurangan ini tidak menemukan solusi karena
tersebut hanya diberi himbauan oleh Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara agar
tidak ada kecurangan lagi kedepannya dalam pelaksanaan Ujian Nasional. Sama
halnya dengan pelaksanaan Ujian Nasional tersebut, hingga berita mengenai PPDB
pada tingkat SMA/SMK di Kota Medan diturunkan belum ada tindak lanjut dari
Utara hanya berharap kedepannya PPDB dilaksanakan lebih baik lagi kedepannya.
bersangkutan naik peringkat dari kategori merah menjadi hijau. Namun kegiatan
Perwakilan Sumatera Utara hasilnya dinyatakan bahwa Kota Medan sudah masuk
kedalam zona hijau dalam pelayanan publik yang artinya jika sudah zona hijau maka
sudah tidak ada maladministrasi. Akan tetapi sepertinya hasil survey dari
10
menunjukkan perubahan positif pada terciptanya pelayanan yang baik memihak pada
rakyat, transparan dan akuntabel. Merujuk dari kutipan diatas, nyatanya kerap kali
Ombudsman RI sudah masuk kedalam “zona hijau” yang seharusnya sudah tidak ada
yang mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik yang sudah cukup lama dan
11
hijau.
Dari hal-hal yang disebutkan diatas, peneliti merasa perlu untuk melakukan
Sumatera Utara yang akan lebih khusus melihat bagaimana kapasitas Ombudsman
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang, maka yang
hendak dicapai. Suatu riset khusus dalam pengetahuan empiris pada umumnya
pengetahuan itu sendiri. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah
12
Di samping tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini, penelitian ini
juga dapat bermanfaat. Adapun manfaat yang ingin dicapai oleh penulis adalah:
beberapa masukan dan saran dalam hal memahami dan solusi terhadap
13
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kapasitas
Kapasitas berasal dari bahasa Belanda, yaitu capaciteit yang artinya daya
tampung, daya serap, ruang atau fasilitas yang tersedia dan kemampuan secara
maksimal. Ada banyak definisi kapasitas yang telah dikemukakan oleh beberapa
Kapasitas juga dapat diartikan dalam konteks sistem yaitu suatu entitas kerja untuk
mencapai tujuan bersama berdasarkan proses dan aturan-aturan baku tertentu. Lebih
14
suatu kemampuan yang dimiliki oleh individu, suatu organisasi atau suatu sistem
sesuai dengan aturan yang berlaku untuk mencapai tujuan bersama dalam
pembangunan, dan kapasitas dapat diukur dengan tiga kategori yaitu pemahaman,
keterampilan, kemampuan.
dari organisasi dan sumber daya yang ada didalam organisasi. Adapun kemampuan
yang dimaksud adalah kemampuan bagaimana suatu organisasi beserta sumber daya
Menurut Morgan (2006:8) ada lima inti penting dari kapasitas, yang pertama
organisasi, dan energi kelembagaan yang mana berkaitan dengan sejauh mana
beserta pegawainya, dan pergerakan dari pegawai dan kelembagaan serta keuangan
yang efektif. Kedua, kapasitas untuk mengembangkan hasil yang pada perspektif ini
kapasitas adalah tentang standar atau sistem yang diterapkan dalam suatu organisasi,
gagasan utamanya adalah kapasitas sebagai input atau sarana untuk mencapai hasil
dengan manajemen kinerja yang efektif dalam bentuk pemberian layanan yang lebih
baik. Ketiga, kapasitas berhubungan yang dalam perspektif ini kapasitas bukan hanya
tentang pencapaian tujuan atau program. Dalam kehidupan nyata, organisasi atau
15
organisasi atau sistem adalah kuncinya. Organisasi juga perlu memanfaatkan sumber
kapasitas untuk beradaptasi yang dalam perspektif ini kapasitas adalah tentang
kemampuan organisasi atau sistem untuk menguasai perubahan dan mengadopsi ide-
ide baru yang berkaitan dengan budaya manajemen adaptif, peluang, kemampuan,
yang jelas, tujuan kepemimpinan yang jelas, dan visi bersama yang mendukung
tujuan organisasi. Menurut Morgan, inti dari kapasitas tersebut sangat penting bagi
Guna mengkaji kapasitas dalam suatu organisasi ada tiga tingkatan yaitu
etika pada individu yang ada dalam organisasi. Sementara tingkatan kelembagaan
mencakup sumber daya, tata laksana, struktur organisasi dan sistem pengambilan
kebijakan pendukung yang ada pada suatu organisasi. Jika suatu organisasi memiliki
kapasitas baik dan kapasitas tersebut dimanfaatkan dengan maksimal, maka target
dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan akan terselesaikan dengan baik.
16
tujuan yang ditetapkan dan dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Morgan
mencakup pemaksimalan pelaksanaan tugas dan fungsi dari suatu organisasi sehingga
nantinya tugas yang dimandatkan pada suatu organisasi dapat menghasilkan produk
tersebut, pembangunan kapasitas dibutuhkan agar sumber daya yang ada dalam suatu
(Osborne dan Gaebler, 1992). New Public Management (NPM) dikatakan sebagai
dalam menghadapi negara berkembang masih belum optimal karena masalah seperti
korupsi dan kapasitas administrasi masih rendah. Pembangunan kapasitas juga sangat
berkaitan dengan pemerintah di dunia berkembang saat ini. Namun setelah adanya
kapasitas. Ini terlihat pada keterbatasan kapasitas yang meliputi, standar gaji yang
artinya pemerintah tidak mampu mengontrol atas pengeluaran pegawai serta tidak
bisa mengendalikan dorongan yang tetap pengendaliannya itu secara terpusat, selain
17
setiap pelanggan yang mempunyai modal, jadi pelanggan yang tidak mempunyai
modal tidak akan dilayani dengan baik sehingga kesenjangan sosial selalu ada
(Polidano, 1999:1).
organisasi di era perubahan yang tepat dalam konteks yang lebih luas dalam
sector organizations.
18
yang terangkum dalam pembangunan kapasitas ini menjadi sangat luas, yaitu
berikut:
19
bukan berangkat dari pencapaian hasil semata, seperti yang telah dijelaskan
ketiadaan, melainkan berawal dari membangun potensi yang sudah ada untuk
serta sistem agar tetap dapat bertahan ditengah lingkungan yang mengalami
bersifat multi dimensi dan dinamis yang dicirikan dengan adanya multi
20
SDM ini harus menjadi prioritas pertama oleh organisasi, karena SDM yang
21
yang tinggi, tidak secara otomatis dikatakan bahwa kinerja organisasi itu
kapasitas internal tersebut. Hal ini didasari oleh pemikiran bahwa kapasitas
eksternal yang tinggi. Sangat tidak masuk akal jika kinerja eksternal dapat
(Capacity Buliding)
a. Komitmen bersama
Collective commitments dari seluruh aktor yang terlibat dalam
sebuah organisasi sangat menentukan sejauh mana pembangunan
kapasitas akan dilaksanakan ataupun disukseskan. Komitmen
bersama ini merupakan modal dasar yang harus terus menerus
ditumbuh kembangkan dan dipelihara secara baik oleh karena
faktor ini akan menjadi dasar dari seluruh rancangan kegiatan yang
pimpinan tingkat atas, menengah maupun bawah dan juga staff
yang dimiliki, sangatlah mustahil mengharapkan program
pembangunan kapasitas bisa berlangsung apalagi berhasil dengan
baik.
22
23
merupakan orang yang paling memiliki andil besar dalam upaya membawa
sikap mengakui kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh personal sebagai
anggota organisasi akan menumbuhkan sikap untuk selalu belajar dari orang
paradigma tersebut yaitu Old Public Administration, New Public Management, dan
24
memberikan layanan secara efisien, dan bahwa masalah yang ada dapat diatasi
didasarkan pada gagasan bahwa cara terbaik untuk memahami perilaku manusia
adalah dengan berasumsi bahwa aktor pemerintah dan lainnya membuat pilihan dan
memudahkan pilihan individu dan mencapai efisiensi. Berdasarkan hal tersebut, NPM
merupakan sebuah konsep yang menerapkan praktik kerja sektor publik ke sektor
privat untuk menciptakan efisiensi dan efektivitas kinerja pemerintah dengan tujuan
organisasi masyarakat.
Sementara itu, New Public Service (Layanan Publik Baru) menyatakan bahwa
administrator publik harus mengakui bahwa partisipasi warga negara sangat penting
untuk pemerintahan yang demokratis. Padangan ini juga menyatakan bahwa, perilaku
manusia bukan hanya tentang kepentingan pribadi, tetapi juga meliputi nilai,
keyakinan dan perhatian pada orang lain. Dalam hal ini, kepentingan publik lebih
25
untuk menjadi penjaga, peramal bagi orang lain dan juga satu sama lain, dalam usaha
untuk mencapai kebaikan bersama. Artinya bahwa partisipasi publik sangat penting
dalam mencapai tujuan publik atau tujuan bersama. Adapun perbedaan paradigma
Tabel 2.1 Perbedaan Old Public Administration, New Public Management, dan
New Public Service
Element Old Public New Public New Public Service
Administration Management
Dasar Teori Politik Teori Ekonomi Teori Demokrasi
Epistemologi
Rasionalitas Rasionalitas Rasionalitas Rasionalitas strategis atau
dan perilaku sinopsis: Manusia teknis dan formal, uji rasionalitas
manusia administrative ekonomi: berganda (politik,
Manusia ekonomi, dan organisasi)
ekonomi atas
pembuat
keputusan
berdasarkan
kepentingan
pribadi
26
27
Pelayanan dari tahun ke tahun terus berevolusi agar lebih baik dari waktu ke
waktu agar dapat lebih efektif dan efisien serta kesalahan-kesalahan yang ada
sebelumnya dapat dihindari agar dapat lebih maksimal dalam memenuhi keinginan
masyarakat.
pelayanan adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang menyediakan kepuasan kepada
penerima layanan oleh perusahaan pemberi layanan. Dalam aktivitas ini, kepuasaan
pelanggan merupakan tujuan utama dari adanya pelayanan oleh pemberi layanan.
Menurut Inu Kencana (dalam Juniarso dan Sudrajat, 2010:19) publik adalah
sejumlah manusia yang memiliki kesamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap dan
tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang ada. Oleh karena itu
pelayanan publik diartikan sebagai setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah
suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak
28
guna memenuhi kebutuhan dari masyarakat itu sendiri dan memiliki tujuan untuk
dasarnya ada 2 jenis, yaitu layanan fisik yang sifatnya pribadi sebagai manusia dan
layanan administratif yang diberikan oleh orang lain selaku anggota organisasi
(organisasi massa atau organisasi negara). Layanan yang diberikan haruslah bersifat
aktif dan dinamis karena dalam layanan tersebut pada dasarnya manusia yang
menjadi sasaran ataupun tujuan layanan baik secara perorangan maupun perkelompok
(Moenir, 2010:17). Maka dari itu, tuntutan akan kualitas pelayanan sangat perlu
layanan tersebut.
Secara teoritis, tujuan dari pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan
dalam pelayanan artinya pelayanan harus bersifat terbuka, dapat diakses oleh seluruh
pihak yang membutuhkan serta disediakan secara memadai dan mudah dimengerti.
dan kemampuan pemberi dan penerima layanan dengan tetap berpegang pada prinsip
efisiensi dan efektivitas. Partisipatif berarti pelayanan yang dapat mendorong peran
29
melakukan diskriminasi jika dilihat dari berbagai aspek apapun khususnya suku, ras,
agama, golongan, status sosial, dan lain lain. Kemudian keseimbangan hak dan
dan penerima pelayanan publik. Jika pelayanan publik memenuhi memenuhi kualitas
tersebut maka pelayanan yang diterima masyarakat pasti baik dan tingkat adanya
2.3.1 Pengawasan
ini.
30
terdiri atas:
dapat dikatakan senada yang mana terdapat tiga unsur yaitu Tuhan ataupun
31
untuk mempertebal rasa tanggung jawab pada pejabat yang mengemban tugas,
mendidik para pejabat agar melaksanakan tugas sesuai dengan prosedur yang
Keempat, pengawasan yang dilakukan harus menjamin daya dan hasil guna
32
33
pengaduan, dan inovasi pelayanan. Maka apabila penilaian kinerja internal ini
maka pelayanan publik berkualitas dan prima bisa dengan mudah kita
tidak oleh eksekutif selaku penyelenggara pelayanan publik. DPR RI, DPRD
34
Ombudsman RI. Fungsi kontrol pengawas eksternal ini menjadi penting untuk
publik. Peran serta masyarakat dimulai dari proses penyusunan dan penetapan
Publik. Namun lebih jauh dari itu ternyata masyarakat juga merupakan salah
Sayangnya, kedua peran masyarakat ini belum dilakukan secara optimal baik
35
selain diatur dalam UU Pelayanan Publik hal ini juga diatur dalam
Untuk itu peran pengawasan internal dan eksternal harus berjalan secara
kesejahteraan masyarakat.
36
diambil tindakan untuk memperbaikinya baik pada waktu itu ataupun waktu-
proses kegiatan agar berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan,
adalah untuk melihat apakah kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan aturan
37
merubah tindakan atau sikapnya yang telah mereka lakukan dalam bekerja,
sebagai berikut:
38
menciptakan suatu kegiatan menjadi yang efektif dan efisien sesuai tujuan
macam teknik, semuanya tergantung pada kondisi dan situasi yang akan
dituju.
2.3.2 Ombudsman
39
pengawasan Ombudsman juga telah bayak ditemui pada masa kekaisaran Cina
dan yang paling menonjol adalah ketika pada tahun 221 SM Dinasti Tsin
1809 terjadi situasi politik yang tidak stabil karena adanya ancaman monarki
otokratik dan kekuasaan yang tak terkendali. Pada saat itu yang berkuasa
adalah Raja Charles XII, dan beliau melarikan diri ke Turki karena kalah
perang dengan Rusia dalam The Great Nothern War (1700-1721). Dalam
Awalnya lembaga ini dibentuk sebagai pengganti Raja yang saat itu
dipenuhi, dan para pejabat negara tetap melaksanakan tugasnya dengan baik.
menuntut para pejabat negara yang melanggar hukum dan tidak menjalankan
40
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Pada saat yang sama, Indonesia
memang sama sekali belum memiliki lembaga negara yang khusus melakukan
korupsi, kolusi dan nepotisme. Selain itu, kondisi birokrasi Indonesia juga
kewenangannya, tidak lepas dari ide dasar tentang pembatasan dan pembagian
(Mochtar, 2017:11).
41
pembentukan institusi baru, yang bebas dari intervensi eksekutif dan legislatif
inilah yang kemudian dijadikan rujukan dan diadopsi oleh banyak negara di
jumlah lembaga negara independen yang sangat luar biasa di belahan dunia
42
43
44
maladministrasi sebagai:
secara lebih baik. Awalnya tugas pokok Komisi Ombudsman Nasional adalah
45
para ahli, praktisi, organisasi profesi dan lain-lain. Serta melakukan langkah
kewenangan Ombudsman.
46
dan perseorangan.
individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui konsep, peneliti
untuk beberapa kejadian yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Konsep sangat
penting dalam penelitian karena menghubungkan dunia teori dan dunia observasi,
Oleh karena itu, untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing
konsep yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan definisi konsep dari
penelitian, yaitu:
1. Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh suatu organisasi, dalam hal
47
publik sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan guna
menghindari dan memperbaiki kesalahan yang ada ataupun yang akan datang.
sehingga pelayanan umum dapat berjalan dengan baik yang terdiri dari sumber daya,
mencakup kemampuan memberikan pelayanan umum secara efisien dan efektif serta
48
masalah penelitian dan belum berdasarkan fakta serta dukungan data yang nyata di
lapangan. Dalam penelitian kualitatif, hipotesis kerja tidak diuji namun diusulkan
(suggested recommended) sebagai suatu panduan proses analisis data. Hipotesis kerja
adalah hipotesis yang bersumber dari kesimpulan teoritik, sebagai pedoman untuk
sebenarnya, yang asli, yang bersumber dari kesimpulan teoritik (Tatang, 2008:84).
pelayanan publik Kota Medan yang meliputi policy capacity (kapasitas kebijakan),
operasional).
49
METODE PENELITIAN
menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai bidang
tertentu, baik berupa keadaan, permasalahan, sikap, pendapat kondisi, prosedur atau
sistem secara faktual dan cermat. Menurut Strauss dan Corbin (1997:11-13),
menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada
logika ilmiah. Hal ini bukan berarti bahwa pendekatan kualitatif sama sekali tidak
dalam pengawasan pelayanan publik Kota Medan yang berkaitan dengan teori
Polidano (2000:21) yang dianggap sangat cocok untuk diterapkan pada sektor publik
50
menegakkan kebijakan baik terhadap dirinya sendiri maupun masyarakat secara luas
secara baik oleh masyarakat, dan ketiga operational efficiency (efisiensi operasional)
pelayanan publik, dan Dinas Pendidikan Kota Medan sebagai instansi yang diawasi
publik karena maraknya kasus maladministrasi yang terjadi. Guna memperoleh data
yang faktual dan akurat, maka peneliti memilih lembaga Ombudsman Perwakilan
Sumatera Utara yang beralamat di Jl. Sei Besitang No. 3, Sei Sikambing D, Kec.
Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara 20119, Inspektorat Kota Medan yang
beralamat di Kantor Wali, Jl. Kapten Maulana Lubis No.2, Petisah Tengah, Medan
Petisah, Medan City, North Sumatra 20231, dan Dinas Pendidikan Kota Medan yang
beralamat di Sidorame Bar. II, Kec. Medan Perjuangan, Kota Medan, Sumatera Utara
20233.
51
kurang maksimal, hal tersebut dapat dilihat dari masih terjadinya maladministrasi di
Kota Medan yang dari hasil survey Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara
sendiri Kota Medan sudah termasuk ke dalam zona hijau yang artinya bebas dari
internal dan juga melihat koordinasi yang dilakukan oleh Ombudsman RI Perwakilan
Sumatera Utara dengan Inspektorat Kota Medan. Selanjutnya alasan pemilihan lokasi
penelitian di Dinas Pendidikan Kota Medan karena Dinas Pendidikan Kota Medan
adalah salah satu instansi yang diawasi oleh Ombudsman RI Perwakilan Sumatera
Utara dan juga peneliti menemukan adanya masalah koordinasi dalam pengawasan
Dalam penelitian kualitatif perlu dibuat batasan masalah yang berisi fokus
atau pokok masalah yang diteliti. Hal ini bertujuan untuk mempertajam pembahasan
52
sampling, yaitu pengambilan informan secara tidak acak, tetapi dengan pertimbangan
kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi sasaran atau perhatian peneliti
2. Informan merupakan subjek yang masih terikat secara penuh aktif pada
53
54
sebuah penelitian. Adapun data yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu:
2. Data sekunder adalah data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai
sumber lainnya yang terdiri dari laporan, catatan, dokumen, dan studi
55
telah dikumpulkan.
a. Wawancara
56
disusun sebelumnya.
b. Observasi
oleh peneliti.
a. Studi Dokumentasi
57
b. Studi Kepustakaan
yang diteliti.
penulisan dalam penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif. Menurut Miles
dan Huberman (dalam Emzir, 2016:129-135) ada tiga macam kegiatan dalam analisis
1. Reduksi Data
2. Penyajian Data
58
3. Penarikan Kesimpulan
3.7.1 Triangulasi
memakai suatu kombinasi lebih dari satu strategi dalam satu penelitian untuk
metode yang dipakai dalam penelitian kualitatif sering juga dipakai dalam
validitas dan reabilitas data, triangulasi tidak hanya membandingkan data dari
berbagai sumber data, akan tetapi juga mempergunakan berbagai teknik dan
metode untuk meneliti dan menjaring data/informasi dari fenomena yang sama.
triangulasi, yaitu:
59
60
yang semakin efektif, efisien dan mampu memuaskan masyarakat. Hal ini sejalan
Indonesia baru ada di Pusat dan juga Provinsi yang berjumlah 32 Perwakilan.
Provinsi Sumatera Utara (Sumut) pada 1 Januari 2008 atau sebelum Undang-
diundangkan pada 7 Oktober 2008. Pada awal dibentuk, namanya masih Komisi
61
Besitang No. 3, Sei Sikambing D, Kec. Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera
Utara. Saat ini Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara dipimpin oleh Kepala
a. Visi
pelayanan publik yang prima yang mensejahterakan dan berkeadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia”.
b. Misi
efisien, jujur, terbuka, bersih serta bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme
62
c. Motto
d. Tugas Pokok
kerjanya
perseorangan
63
Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Hukum Milik
laporan;
instansi terlapor;
para pihak;
64
dan rekomendasi.
Wewenang Ombudsman adalah meminta keterangan secara lisan atau tertulis dari
pelapor, terlapor, atau pihak lain yang terkait mengenai laporan yang disampaikan
saran kepada Dewan Perwakilan Rakyat atau Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat
maladministrasi.
lembaga negara yang bersifat mandiri dan tidak memiliki hubungan organik
65
pada tugas dan fungsinya. Hal ini disebutkan dalam Pasal 8 Ayat 2 UU 37 Tahun
Utara juga membangun hubungan kerja sama dengan lembaga pengawas lainnya
66
Kepala Perwakilan
BPP
Asisten
11 orang
Sekuriti Pramubakti
67
Sumatera Utara memiliki satu pimpinan kepala perwakilan yang didampingi oleh
pengecekan surat masuk dan surat keluar Ombudsman hingga bertugas sebagai
melakukan koordinasi dan kerja sama dengan lembaga negara maupun lembaga
68
itu adalah tugas bidang PVL dan bidang pemeriksaan laporan, kedua bidang ini
bidang pencegahan.
Sumatera Utara sebagai lembaga pengawas pelayanan publik dan juga membuat
masyarakat.
69
bentuk pengawasan yang bersifat eksternal yang dilakukan oleh masyarakat secara
penting dan menjadi hal utama. Guna mencapai tujuannya (mewujudkan good
sederhana yang bersih, pelayanan umum yang baik, penyelenggaraan peradilan yang
efisien dan profesional termasuk proses peradilan yang independen dan adil sehingga
Hal ini menjadi penting bahwa masyarakat memegang peranan utama dalam
demokrasi dapat dilihat dengan jelas yang mana masyarakat tidak hanya dilibatkan
dalam pemilihan umum saja namun masyarakat juga memegang peranan penting
dipilihnya.
70
kebijakan, pada saat kebijakan dibuat dan diputuskan untuk dijalankan. Pada
sisi lain, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu pada proses
71
kedepannya juga akan ikut terhambat. Maka dari itu, proses pengambilan
dilaksanakan dengan baik agar keputusan yang diambil nantinya tepat sasaran
Ombudsman Republik
Indonesia
Ombudsman
Republik Indonesia
Perwakilan
72
kewenangan Ombudsman;
perseorangan;
telepon, media sosial, dan media lainnya yang ditujukan langsung kepada
73
secara rinci
Ombudsman
74
Ombudsman
Sumber: Rendratopar.com
75
terlapor maka diserahkan kepada Unit Resolusi dan Monitoring untuk diambil
76
keputusan individu akan tetapi keputusan diambil lewat rapat yang diadakan
atau rapat pleno. Akan tetapi, menurut peneliti jika dilihat dari segi waktu
77
pengambilan keputusan.
Hal ini terlihat dari lamanya jangka waktu dalam proses pengambilan
keputusan terkait laporan yang masuk bisa 30 hari sampai dengan 60 hari.
dirapatkan dalam rapat perwakilan, akan tetapi harus rapat perbidang terlebih
berikut ini.
78
4. Penundaan berlarut 83 74 80 89 78 50
5. Penyalahgunaan 33 50 77 84 17 30
wewenang
6. Penyimpangan 12 5 41 68 64 25
prosedur
7. Permintaan imbalan 9 10 29 3 - 20
uang, barang dan
jasa
8. Tidak kompeten - 1 22 7 2 5
9. Tidak memberikan - 1 22 7 2 20
pelayanan
10. Tidak patut 5 9 27 7 4 10
Jumlah Total 162 179 329 299 178 184
Sumber: Dokumentasi Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara
prosedur, permintaan imbalan uang, barang dan jasa, tidak kompeten, tidak
memberikan pelayanan, dan tidak patut yang berkisar dari tahun 2014 hingga
2019. Jika dilihat pada jumlah total laporan yang ada pada tabel maka laporan
yang paling banyak ada di tahun 2016 yang mana laporannya berjumlah 329
laporan.
Jika dilihat dari pelayanan publik yang ada di Kota Medan hingga saat
79
Utara justru terlihat dengan jelas bahwa kapasitas pengawasan yang dilakukan
baik lagi tidak seperti sekarang ini. Hingga saat ini misalnya masih ada
pelayanan publik Kota Medan, tidak hanya menunggu laporan yang masuk
80
5. Menunggu data 3 2 7 7 3 10
tambahan/lanjutan
dari pelapor
6. Menunggu 77 72 66 36 53 9
tanggapan terlapor
7. Proses di Asisten - - 41 4 56 -
(investigasi)
8. Tidak memenuhi - 1 2 - - 19
syarat formil
9. Proses di - - - - 3 1
administrasi
Jumlah Total 162 179 329 288 178 184
Jika dilihat dari tabel 4.2, dari jumlah laporan dugaan maladministrasi
81
sudah mempunyai berita acara penutupan laporan. Jika dilihat dari tabel
Kemudian dari tabel 4.2 juga terlihat banyak laporan dari tahun 2014
hingga 2019 yang pada prosesnya masih menunggu tanggapan dari terlapor,
hal ini jelas membuat penanganan laporan akan lebih lama karena terlapor
belum memberikan tanggapan, dan dari hal ini juga terlihat bahwa terlapor
masih menjadi lembaga pengawas yang dipandang sebelah mata oleh instansi-
82
dengan laporan yang masuk, maka dari itu saat pelapor melapor ke
yang ada.
Utara tidak memenuhi syarat maka laporan tersebut juga tidak akan
Dari data yang peneliti peroleh, jumlah laporan dari masyarakat masih
publik di Sumatera Utara khususnya Kota Medan sudah baik dan berkualitas,
di Kota Medan hanya dikenal oleh sebagian dari masyarakat Medan dan Deli
83
tengah-tengah masyarakat.
melakukan sidak pada kantor, instansi atau lembaga yang diduga terjadi
melakukan perbaikan regulasi atau sistem dalam instansi terkait. Seperti yang
“Seperti investigasi atas prakarsa sendiri yang kita lakukan, akan tetapi
investigasi atas prakarsa sendiri baru bisa dilaksanakan pada kasus
besar yang berdampak luas bagi masyarakat dan mengharuskan
diadakannya perubahan sistem.”(Wawancara, Asisten Pencegahan
Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara 18 Maret 2020)
menyatakan bahwa:
“Investigasi atas prakarsa sendiri itu kita jadikan sebagai kajian ilmiah
kita. Nanti kita melakukan kajian tentang kasus besar yang akhirnya
itu menghasilkan saran untuk perbaikan regulasi. Sebagai contoh ada
peristiwa beberapa waktu lalu seperti Kapal Sinar Bangun, kita tidak
perlu laporan dari masyarakat untuk melakukan investigasi sendiri,
atau tentang Guru Honorer, kita buat semacam karya ilmiah, nanti
hasil temuan kita sampaikan ke Pusat. Lalu pusat yang menyampaikan
hasil temuan tersebut.”(Wawancara, Asisten Kepala Pemerikasaan
Laporan Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara, 17 Maret 2020)
84
tingkat pusat. Dari observasi yang peneliti lakukan terlihat bahwa penentuan
secara menyeluruh.
85
fokus isu atau sektor yang akan digarap bersama. Arah perubahan pelayanan
publik apa yang akan disasar. Tentu dengan tetap memberikan konteks lokal
lingkup yang luas (nasional) maka rekomendasi yang dihasilkan akan dapat
mempunyai kekuatan yang lebih kuat dan dorongan advokasinya dapat lebih
optimal.
nantinya bisa menjadikan hasil investigasi tersebut sebagai bahan acuan dalam
sayangnya investigasi atas prakarsa sendiri ini hanya dilakukan pada kasus-
86
dengan hal ini, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Ombudsman
Instansi Penyelenggara
Pelayanan Publik Kota
Medan
87
diproses karena sudah ada koordinasi dan kerja sama yang terjalin
88
Ujian Nasional yang dilaksanakan setiap tahun menjadi bentuk koordinasi dan
kasus ini justru terlihat bahwa koordinasi dan kerja sama yang dibangun oleh
“Sebagai contoh Ujian Nasional pada tahun 2016 ya, dikatakan bahwa
ada penemuan kunci jawaban pada salah satu sekolah sehingga
dikatakan pelaksanaan Ujian Nasional pada tahun 2016 terjadi
kecurangan. Pada saat itu Dinas Pendidikan Kota Medan
mempertanyakan kunci jawaban itu berasal dari mana, karena kunci
jawaban itu adanya di Kementerian lalu kenapa bisa ditemukan kunci
jawaban disalah satu sekolah? Sementara kunci jawaban itu tidak
pernah ada yang sampai ke daerah. Jika yang ditemukan itu berupa
urutan 1,a 2.b 3.c itu kan belum tentu kunci jawaban karena bisa saja
ada oknum yang berlaku tidak benar membuat seperti itu. Makanya
Dinas Pendidikan Kota Medan mempertanyakan dari mana asalnya
dikatakan bahwa itu adalah kunci jawaban? Tapi pada saat itu tidak
ada yang bisa memberikan penjelasan untuk pertanyaan Dinas
Pendidikan Kota Medan tersebut sehingga ya tidak ada tindak lanjut
Karena terkadang dari Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara pun
89
Kota Medan adalah lembaga pengawas internal pelayanan publik. Jadi agar
Sumatera Utara dan Inspektorat Kota Medan memiliki tugas yang sama yaitu
90
menyatakan bahwa:
“Ada, jelas sekali koordinasi karena dalam hal ini kami sama-sama
memiliki kepentingan baik Ombudsman maupun Inspektorat dan itu
adalah untuk masyarakat Kota Medan dalam rangka memberikan atau
memperbaiki pelayanan publik. Jadi pelayanan prima itu harus ada dan
koordinasi harus dilakukan dan Untuk koordinasi rutinnya
dilaksanakan 3 bulan sekali.”(Wawancara, Pengawas Pemerintahan
Madya Inspektorat Kota Medan (I), 22 April 2020)
91
masih belum maksimal, karena survey yang dilakukan tidak diikuti oleh
pelayanan publik dengan baik dan memberikan pelayanan yang baik terhadap
kerja sama baik dengan mahasiswa, LSM, media (pers), masyarakat, dan juga
Medan.
mana nantinya para peserta yang mengikuti kelas pelayanan publik yang
92
93
Perwakilan Sumatera Utara banyak terlibat dalam sosialisasi dan kerja sama
15-12- SKPD
2016 Kantor Kabupaten Dilaksanak
Bupati Batubara an oleh
Kab. mengenal Abyadi
Siregar,
Batubara lembaga
S.Sos,
Ombudsman Ricky
RI dan Hutahean,
memahami Hana F.E
Pelayanan Ginting
Publik yang
prima
94
95
Pengelolaan
Pengaduan
Masyarakat
25-02- Hotel Diketahui
2. Menghadiri
undangan 2016 Grand implementasi
dari Balai Antares pemeriksaan
Besar fisik terpadu
Karantina yang
Pertanian dilaksanakan
Belawan oleh Balai
Besar
Karantina
Pertanian
Belawan
Jika dilihat dari tabel 4.4 pada tahun 2016 Ombudsman RI Perwakilan
penelitian kepatuhan dalam rentang waktu yang berdekatan dimulai dari bulan
Januari hingga Februari 2016, dan kerja sama sebanyak 3 kali dalam bentuk
menghadiri undangan.
96
Sumatera Utara pada tahun 2016 tidak banyak jika dilihat dari tabel tersebut.
Sumatera Utara.
97
98
Kemudian jika dilihat dari tabel 4.5 pada tahun 2017 Ombudsman RI
sosialisasi. Jika dilihat dari kegiatan pada tahun sebelumnya yaitu 2016,
99
100
101
102
103
kegiatan kerja sama. Dapat dikatakan dari data yang peneliti peroleh, tahun
104
RI
4. Trainer Of Training 18 Juli 2019 Hotel Polonia
Partisipasi Masyarakat
5. Pekan Pelayanan Publik 23 Oktober 2019 Pendopo USU
6. Pengawasan (sidak) ke 1 Juni 2019 Pelabuhan Belawan
Pelabuhan Deli
Belawan Medan untuk
melihat Otoritas
Pelabuhan menyambut
Hari Raya Idul Fitri
Sumber: Dokumentasi Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara Tahun
2019
Pada tahun 2019 jika dilihat dari tabel 4.7 kegiatan yang dilaksanakan
pekan pelayanan publik dan juga 1 kegiatan pengawasan dalam bentuk sidak.
kegiatannya.
105
Utara seperti pada gambar 4.6 bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada
106
Sumatera Utara
Pekan Pelayanan Publik seperti yang terlihat pada gambar 4.7. Kegiatan ini
aduannya ke stand yang ada. Pada kegiatan ini warga juga dapat
verifikasi laporan (PVL) on the spot yang disediakan. Apakah itu masalah
107
Sumatera Utara
108
Sumatera Utara
ini diikuti oleh peserta dari Gabungan Serikat Buruh Independen Sumut,
109
pelayanan berdasarkan prinsip dan azas pelayanan serta fungsi dan tugas
juga kepada masyarakat hingga mahasiswa. Namun hal ini belum cukup
Sumatera Utara.
Sumatera Utara jalin dengan organisasi lain dapat dilihat melalui undangan
110
hingga kini masih kurang maksimal, karena hingga saat ini masih ada
masyarakat yang belum mengetahui siapa itu Ombudsman dan apa tugas dari
yang dialami oleh masyarakat maka masyarakat akan tahu harus melapor
111
melihat dari proses pengambilan keputusan sendiri masih ada hal-hal yang
terhadap laporan yang masuk terkesan masih lama sehingga membuat pelapor
baik tapi belum maksimal, hal ini bisa dilihat dari laporan yang masuk kepada
Kemudian dari segi investigasi atas prakarsa sendiri ada hal yang harus
analisis keputusan yang diambil oleh Ombudsman dapat lebih baik lagi.
dan paham apa itu Ombudsman dan apa tugasnya yang jika seluruh
112
adalah kunci dan tolak ukur dari kebijakan itu berhasil atau gagal
Pelayanan Publik.
113
layanan publik yang semakin baik kedepannya. Hal ini sejalan dengan
114
sanksi kepada pejabat dua tingkat di atas terlapor atau pejabat yang dapat
115
sudah pasti membutuhkan sumber daya. Sumber daya yang dibutuhkan oleh
Ombudsman sudah jelas adalah sumber daya manusia dan juga sarana serta
Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara. Hal ini sejalan dengan apa yang
terdiri dari Kepala Perwakilan, Asisten, PNS, dan staf pendukung. Ditinjau
kewenangannya.
116
di kantor perwakilan terdiri atas 1(satu) orang kepala perwakilan dan paling
informan bahwa:
117
Sumatera Utara. Hal ini bukan berarti semakin banyak sumber daya manusia
maka kinerja organisasi tersebut dapat dikatakan baik. Namun jumlah sumber
organisasi tersebut. Dengan jumlah pegawai yang sedikit tersebut, tentu saja
yang tidak sedikit, wilayah kerja yang sangat luas, tenaga kerja yang minim
dan anggaran yang sedikit menjadi tantangan sendiri bagi Ombudsman dalam
118
Nomor 4 Tahun 2010 yang membagi asisten ke dalam tiga bagian yaitu
119
yang dilaporkan oleh masyarakat. Namun substansi laporan yang masuk tidak
Sumatera Utara.
sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan pengamatan peneliti bahwa di
peneliti mendapati ruangan penerimaan tamu kosong. Oleh karena itu dalam
Kebutuhan SDM harus dilihat dari beban kerja yang harus ditanggung,
padahal beban kerja antara wilayah satu dengan yang lain tidak sama.
pelapor mengenai ketidakjelasan tindak lanjut dari laporan dan juga keluhan
dari pihak Ombudsman yang terpaksa melanggar batas waktu yang ditentukan
120
kelembagaan Ombudsman.
penting bagi pegawai guna bisa lebih mengembangkan potensi dalam bekerja.
Pegawai sebagai salah satu sumber daya yang penting di dalam suatu
sumber daya tadi bisa dilakukan lewat pelaksanaan diklat atau pelatihan-
yang ada pada organisasi baik maka kapasitas suatu organisasi juga tentu akan
meningkat. Namun sayangnya, pelatihan hanya ada saat awal pegawai akan
“Sebelum bekerja itu ada pelatihan dasar untuk semua asisten yang
akan bertugas guna memahami mengenai pelayanan publik dan itu
sudah menjadi pelatihan dasar.”(Wawancara, Asisten Kepala PVL
Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara, 18 Maret 2020)
121
yang mana sangat dibutuhkan oleh suatu lembaga guna menyelaraskan kinerja
SDM dengan kebutuhan lembaga. Penilaian ini juga diperlukan sebagai sarana
Sumatera Utara.
122
Perwakilan Sumatera Utara seperti sarana dan prasarana. Hal ini berkaitan
Sumatera Utara hingga kini masih sangat kecil, apalagi dengan wilayah kerja
123
bahwa:
dengan komputer dan kendaraan operasional kantor. Tentu saja hal ini tidak
informan bahwa:
124
125
tidak ada penerima tamu yang ada di front office. Seharusnya untuk lembaga
begitu saja.
126
Sumatera Utara dari yang peneliti amati terlalu terbuka untuk tugas
harus mempunyai ruangan khusus yang kondusif bagi para pelapor yang
hambatan ataupun kendala. Secara garis besarnya dapat dilihat salah satu
127
masih ada instansi-instansi yang mengabaikan dan juga hambatan dari sumber
daya, baik sumber daya manusia ataupun sarana dan prasarana. Dari sisi
sementara dari segi sarana dan prasarana masalah mendasarnya ada pada
anggaran.
128
dan tidak dilaksanakan. Adapun sebab dari hal tersebut adalah karena
129
informan berikut:
yaitu:
dengan instansi, Dinas Pendidikan Kota Medan sebagai salah satu instansi
130
Secara keseluruhan dari hasil analisis data yang ada maka peneliti
pelayanan publik Kota Medan terlihat belum sesuai dari harapan pengawasan
korektif atau rekomendasi masih dipandang sebelah mata oleh instansi, hal ini
didukung dari sumber daya yang ada, baik dari sumber daya manusia,
daya manusia masih perlu ditingkatkan lagi baik dari segi kuantitas maupun
Sumatera Utara juga harus lebih tegas dan terampil, juga cekatan dalam
mengawasi pelayanan publik Kota Medan. Dan tentunya untuk sarana dan
131
pengawasan.
132
Sumatera Utara
pelayanan publik Kota Medan adalah dengan turun langsung ke lapangan agar
133
bahwa:
terselesaikan dengan baik, sehingga tidak ada lagi masyarakat yang menerima
134
Utara membuka gerai PVL On The Spot agar masyarakat lebih mudah
survey kepatuhan. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan informan
bahwa:
135
Hal tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan informan yang lain
bahwa:
“Jadi jika ada keluhan yang masuk Ombudsman nanti jika memang
krusial maka akan kita koordinasikan bagaimana menyelesaikan
keluhan tersebut. Sehingga keluhan yang telah disampaikan
masyarakat tadi bisa terselesaikan, dan menghasilkan pelayanan publik
yang lebih baik kedepannya.”(Wawancara, Bukhari Muslim, 22 April
2020)
“Yang pasti setiap tahun kita ada tahapan pengawasan mulai dari
pengawasan di awal, pertengahan, hingga akhir. Jadi tingkat
pengawasan yang kita awasi itu dari segala tingkat dan tahapannya itu
dari koordinasi kemudian sidak kemudian memberikan hasil laporan
sehingga ada perubahan. Dan hasil laporan tadi kita berikan pada
atasan dari instansi tersebut untuk memperbaiki kekurangan yang
ada.”(Wawancara, Asisten Kepala Pencegahan Ombudsman RI
Perwakilan Sumatera Utara, 18 Maret 2020)
136
informan bahwa:
137
ada di Kota Medan terus membaik. Akan tetapi sepertinya jaminan yang
“Kalau peningkatan ke arah yang lebih baik itu sangat kecil saya rasa,
karena di Kota Medan ini suap menyuap dalam skala kecil dan pungli
adalah kehidupan. Semua bisa dibereskan kalau punya orang dalam
dan aktif di instansi yang dibutuhkan.”(Wawancara, Masyarakat (II), 1
April 2020)
138
masyarakat yang merasa bahwa pelayanan publik di Kota Medan hingga saat
ini tidak mengarah ke arah yang lebih baik. Masyarakat justru merasa dengan
139
maksimal agar pelayanan publik di Kota Medan dapat lebih baik lagi dan
masyarakat pun tidak perlu menerima perlakukan yang tidak baik lagi dalam
140
5.1 Kesimpulan
Perwakilan Sumatera Utara dalam pengawasan pelayanan publik Kota Medan, yaitu:
Sumatera Utara masih perlu ditingkatkan. Hal ini dilihat dari jangka waktu
terlihat sudah baik tapi masih belum maksimal. Masih banyak kasus
Perwakilan Sumatera Utara belum maksimal karena masih banyak orang yang
141
Sumatera Utara.
Kota Medan terlihat belum sesuai dari harapan pengawasan yang maksimal.
rekomendasi masih dipandang sebelah mata oleh instansi, hal ini dikarenakan
pengawasan bisa berhasil bila didukung oleh sumber daya yang mencukupi,
baik dari sumber daya manusia, anggaran maupun sarana dan prasarana.
142
keputusan. Kemudian dalam analisis terhadap keputusan harus lebih baik lagi
daya yang dimiliki, baik sumber daya manusia dari segi kuantitas dan
143
juga harus memaksimalkan sarana dan prasaran yang ada agar pengawasan
pelayanan publik Kota Medan agar pelayanan yang diterima oleh masyarakat
lebih baik kedepannya dan tidak ada lagi tindak maladministrasi yang terjadi
di Kota Medan.
Utara tidak sia-sia dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat bisa
lebih prima.
144
Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Denhardt, Janet V dan Robert B.Denhardt. 2007. The New Public Service. United
States of America: M. E Sharpe, Inc.
Grindle, M.S., (editor), 1997. Getting Good Government: Capacity Building in the
Public Sector of Developing Countries, Boston: MA: Harvard Institute for
International Development.
Halim, Abdul dan Theresia Damayanti, 2000, Teori dan Metode Pengawasan,
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka,
Husein, Umar. 2010. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi 11.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
145
Wirawan, I.B. 2012. Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma (Fakta Sosial,
Definisi Sosial, dan Perilaku Sosial). Jakarta: Kencana.
146
Soeprapto, Riyadi MS. 2010. The Capacity Building For Local Government
Toward Good Governance, World Bank.
Sumber Internet
www.Ombudsman.go.id
https://www.liputan6.com/news/read/3185999/ombudsman-ri-pelayanan-publik-kita-
masih-buruk
https://www.validnews.id/Keluhan-Pelayanan-Publik-PNS-Masih-Tinggi-wmM
147
https://ombudsman.go.id/perwakilan/news/r/pwk--ombudsman-penyelenggara-
pelayanan-publik-di-sumut-kacau
https://m.tribunnews.com/regional/2016/05/14/ombudsman-sumut-minta-pemerintah-
kota-medan-evaluasi-dinas-pendidikan
https://sinarpagiindonesia.com/2020/06/30/ombudsman-banyak-laporan-masalah-
ppdb-2020-di-sumut/
148
Pengawasan Pelayanan Publik Kota Medan. Pedoman obervasi ini bertujuan untuk
memperoleh informasi dan data baik mengenai kondisi fisik maupun non fisik dalam
3. Suasana/iklim kerja.
Utara dalam Pengawasan Pelayanan Publik Kota Medan. Adapun aspek dokumentasi
yaitu:
- Dokumen arsip
1. Data Kelembagaan
Sumatera Utara
Sumatera Utara
Pelayanan Publik Kota Medan. Adapun aspek yang diwawancarai adalah sebagai
berikut:
Pertanyaan umum:
Medan?
A. Pertanyaan Panduan:
a. Identitas diri
1. Nama :
2. Jabatan :
3. Alamat :
4. Pendidikan terakhir :
Medan?
instansi?
Pelayanan Publik Kota Medan. Adapun aspek yang diwawancarai adalah sebagai
berikut:
A. Pertanyaan Panduan:
a. Identitas diri
1. Nama :
2. Jabatan :
3. Alamat :
4. Pendidikan terakhir :
B. Pertanyaan Penelitian
lembaga dilakukan?
Kota Medan?
untuk pengawasan pelayanan publik Kota Medan? Dan apa hal yang
Masyarkat
A. Tujuan:
Medan.
B. Identitas Diri:
a. Nama :
b. Alamat :
C. Pertanyaan Penelitian:
Utara?
Kota Medan?
A. Tujuan:
Medan.
B. Identitas Diri:
c. Nama :
d. Alamat :
C. Pertanyaan Penelitian:
pada Dinas Pendidikan Kota Medan? Jika ada pengawasan yang dilakukan
atau membangun kerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Medan dalam
publik?
4. Apakah ada kasus dari Dinas Pendidikan yang ditangani oleh Ombudsman RI
Perwakilan Sumatera Utara? Jika ada, apa rekomendasi yang diberikan oleh
pelayanan publik?
1. Adakah jaminan kualitas pelayanan lebih baik ketika Dinas Pendidikan Kota
pelayanan publik?
Transkrip Observasi
Transkrip Wawancara
Sumatera Utara
e. Nama : Sabarudin
III. Masyarakat
a. Nama : Martini
b. Nama : Salsadina
e. Nama : Manda
Alamat : Johor
Jabatan : Pegawai
Jabatan : Pegawai
1. Apa yang menjadi kendala Kendala terbagi dua yaitu kendala internal dan
Ombudsman Republik kendala eksternal. Kendala internal tentu soal
Indonesia Perwakilan anggaran yang kecil, Ombudsman itu lembaga
Sumatera Utara dalam negara yang anggarannya kecil dibanding dengan
melakukan pengawasan lembaga negara yang lain Ombudsman itu
pelayanann publik Kota anggarannya sangat jauh, padahal Ombudsman
Medan? ada di seluruh provinsi di Indonesia. Pada tahun
2019 anggarannya sekitar Rp 150M untuk se
Indonesia. Jadi menurut saya ini menjadi salah
satu hambatan yang sangat besar, bayangkan
untuk Sumatera Utara yang ada 33
Kabupaten/Kota dan satu Provinsi, bagaimana
bisa mengawasi dengan anggaran yang sekecil itu
bahkan dalam 1 tahun saja kita tidak bisa
mengawasi seluruh daerah Sumatera Utara
dengan anggaran yang kecil tersebut. Kendala
kedua adalah SDM, untuk jumlah SDM yang
kalau disini adalah asisten Ombudsman yang
menangani laporan masyarakat hanya ada 12
asisten yang dimiliki Sumatera Utara. Menurut
saya jumlahnya sangat kurang yang dibandingkan
dengan luas wilayah kerja Ombudsman yaitu
seluruh daerah di Sumatera Utara yang harus
1. Apa yang menjadi Kendala pertama itu respon aktif dari pihak terlapor
kendala Ombudsman dalam melaksanakan saran dari Ombudsman, jadi
Republik Indonesia terkadang ada pihak terlapor yang sangat sulit
Perwakilan Sumatera melaksanakan apa yang telah disarankan oleh
Utara dalam melakukan Ombudsman. Kesulitan yang paling terlihat itu
pengawasan pelayanann adalah karena tidak mau memperbaiki
publik Kota Medan? kesalahannya atau ada niat untuk memperbaiki tapi
ada batasan-batasan untuk tidak melaksanakan
perbaikan.
2. Apakah Ombudsman RI Berbicara mengenai kebijakan tentu sudah ada
Perwakilan Sumatera grand design dari lembaga itu sendiri. Ombudsman
Utara memiliki kebijakan sudah memiliki aturan sendiri, yang misalnya
sendiri mengenai kebijakannya berdasar pada Undang-Undang
pengawasan pelayanan Ombudsman, dari Undang-Undang diturunkan pada
publik Kota Medan? tingkat peraturan-peraturan Ombudsman dari
peraturan turun lagi menjadi juknis dan turun lagi
menjadi petunjuk pelaksana. Jadi kebijakan yang
dibuat Ombudsman untuk mengatur pelayanan
publik sudah memiliki mekanisme dan SOP
tersendiri. Jadi kita mengawasi atas dasar regulasi
atau kebijakan yang sudah diatur tersebut.
3. Bagaimana proses Terkait pengambilan keputusan dalam hal
pengambilan keputusan melakukan pengawasan pelayanan publik kita
Ombudsman RI melihat bagaimana bentuk pengawasannya terlebih
Perwakilan Sumatera dahulu. Maka dikatakan khusus untuk Ombudsman
Nama : Sabarudin
Jabatan : Staff Inspektorat Kota Medan
Alamat : Jalan Kapten Maulana Lubis
No. Daftar Pertanyaan Hasil Wawancara
1. Bagaimana koordinasi Koordinasi biasanya dilakukan dengan
antara Inspektorat Kota melaksanakan pertemuan, bisa di kantor
Medan dengan Inspektorat Kota Medan atau di kantor
Ombudsman RI Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara.
Perwakilan Sumatera Koordinasi yang Inspektorat dan Ombudsman
Utara dalam pengambilan lakukan juga rutin kita laksanakan.
keputusan mengenai
pengawasan pelayanan
publik Kota Medan?
2. Apakah ada koordinasi Tentu saja ada, karena ada memang hal-hal yang
yang dilakukan harus dikomunikasikan atau dikoordinasikan
Inspektorat Kota Medan dengan Ombudsman RI Perwakilan Sumatera
dengan Ombudsman RI Utara terkait pengawasan pelayanan publik Kota
Perwakilan Sumatera Medan. Hal ini dilakukan agar jika ada keluhan
Utara dalam proses masyarakat mengenai pelayanan publik dapat
pengambilan keputusan diselesaikan dengan maksimal dan cepat.
atas pengawasan
pelayanan publik Kota
Medan?
3. Bagaimana jenis Koordinasi yang kita lakukan tentu berkelanjutan
1. Apa yang bapak/ibu ketahui Setahu saya secara umum, Ombudsman itu
tentang Ombudsman RI tugasnya mengawasi pelayanan publik, di
Perwakilan Sumatera Utara? Sumatera Utara mungkin ya begitu juga,
mengawasi pelayanan publik di Sumatera Utara.
2. Apakah ada sosialisasi serta Mungkin ada, tapi saya tidak mengetahui atau
informasi dari Ombudsman tidak sampai kepada saya.
RI Perwakilan Sumatera
Utara tentang pengawasan
pelayanan publik Kota
Medan?
3. Apa manfaat yang Setahu saya bermanfaat untuk mengawasi
bapak/ibu terima dengan pelayanan publik sehingga pelayanannya
adanya Ombudsman RI diharapkan baik.
Perwakilan Sumatera Utara
sebagai lembaga pengawas
pelayanan publik Kota
1. Apa yang bapak/ibu ketahui Yang saya ketahui secara umum, Ombudsman
tentang Ombudsman RI adalah lembaga yang mengawasi pelayanan
Perwakilan Sumatera Utara? publik dan lembaga yang melayani masyarakat
jika memiliki keluhan mengenai pelayanan
publik.
2. Apakah ada sosialisasi serta Sosialisasi mungkin ada sih, tapi saya rasa
informasi dari Ombudsman masih sedikit sekali dan masih minim dan saya
RI Perwakilan Sumatera yakin masih banyak masyarakat yang belum
Utara tentang pengawasan memahami siapa itu Ombudsman dan apa tugas
Nama : Manda
Keterangan : Masyarakat (V)
Alamat : Johor
No. Daftar Pertanyaan Hasil Wawancara