TERHADAPTANGGUNGJAWABPROFESIHAKIM
(ANALISIS KASUS PEMERIKSAAN HAKIM PT BANDUNG
TERKAIT SENGKETA PEMILIHAN KEPALA DAERAH
KOTADEPOK)
Abstrak
This article is as a result of normative law research which endeavors to
explain regarding ensued case in local head (major) election in Depok town.
As the resuli of Judicial Com iss ion 's examination that has issued
reccomendalion to apply temporary discharged sanctions towards Head of
Justice who examined the case. In the author analyze here it doesnot
Comission competences because chiefly fall in to decision excellence. The
parameter of exelence is considers on legal thoughts (correctness aspects
through implementation and legal interpretations;relevance of consideration
and the decision), and legal reason 's factors. They all are becomes the
judicial technical which is more Supreme Court (Mahkamah Agung)
competences and adequately not as the Comission holds of
I. Pendahuluan
.• Paul us E1Tendi Lotulung. "Kemand irian Kekuasaan Keh akiman Dalam Konteks
Pembagian Kekuasaan dan Per1anggungan Jawab Politik .·· (Makal ah disampaikan pada
5cminar Hukum Nasional ke~VJl dengan tema Reformasi Hukum Menuju Masyarakat Madani,
.Iakana. 12-15 Oktober 1999). hal. 6-9 .
.\ Indonesia (A). Op. Cit .. Pasal II angka 4 yang berbunyi Mahkamah Agung
mdJKUkan pengawasan tCr1inggi alas perbuatan pengadilan dalam lingkungan peradilun yang
berada di bawahnya berdasarkan ketentuan undang .. undang.
hal. 37. mengatakan: --Kegiaran kehidupan manllsia ilU sangat luas. tidak terhitung jumlah dan
jenisnya. sehingga tidak mungkin tercakup daJam suatu peraturan perundang-undangan
dengan nmtas dan je las . rvlaka wajarlah kalau tidak ada peraturan perundang-undangan yang
dapat mcncakup keseluruhan kegiatan kehidupan manusia. sehingga tidal.;. ada peraturan
p~ rundang-undal1gan yang lengkap selengkap-Iengkapnya dan jelas sejelas-jdasnya. Oleh
karena hukunmya tidak Jengkap dan tidakjdas. maka harus dicari dan ditemukan",
8 IntJonesia (A). Gp. Cit .. Pasal 16 angka l. yang berbunyi sebagai bc:rikur:
--Pengadilan tidak bo leh menolak untuk merneriksa. rnengadili. dan memutus sesuatu perkara
yang diajukan dcngan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jdas. melainkan wajib untuk
ll1o.!ll1criksa dan mcngadilin)a",
'J lhid.. Pasal ~8 angka I. yang bt:rbunyi sc: bagai baikut: ( I) '-Hakim st:bagni
PI.' 11I..·gak huku11l dan keadilan ",ajib menggaJi. Illcngikuti dan Inl:!mahami niloi-n ilai hukulll
yang hidup dal'1I11 Illasyurabt".
In Wiarda ... Dne I) 'pen "an de RC:c/lIWiudlllgs ". (Devt!'ntcr: \V .E.J - Tjdnk Will ink.
1999). hal. l -L Untu\..:. 1ll1!Ilgaiasi kckosongan hukum lersebut. hakim dalam Illl:!ngadili pcrkara
Illclllpun~aj 3 (riga) fungsi. yaitu: (I). Hakim sebagai corong undang-undallg: (2). Hakim
scbag,lI pentcrjt.:mah undang-undang dl.!ngan interpretasi: dan (3). Hakim menggunakan
ini::: iali f st:'ndi ri (pertimbangan sendiri). atau otonom.
Jurnai HukulIl dan Pembangunan Taltun ke-J7 No. J Juli-Seplemher 2007 315
hal. 37. mengatakan: --Kegiaran kehidupan manllsia ilU sangat luas. tidak terhitung jumlah dan
jenisnya. sehingga tidak mungkin tercakup daJam suatu peraturan perundang-undangan
dengan nmtas dan je las . rvlaka wajarlah kalau tidak ada peraturan perundang-undangan yang
dapat mcncakup keseluruhan kegiatan kehidupan manusia. sehingga tidal.;. ada peraturan
p~ rundang-undal1gan yang lengkap selengkap-Iengkapnya dan jelas sejelas-jdasnya. Oleh
karena hukunmya tidak Jengkap dan tidakjdas. maka harus dicari dan ditemukan",
8 IntJonesia (A). Gp. Cit .. Pasal 16 angka l. yang berbunyi sebagai bc:rikur:
--Pengadilan tidak bo leh menolak untuk merneriksa. rnengadili. dan memutus sesuatu perkara
yang diajukan dcngan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jdas. melainkan wajib untuk
ll1o.!ll1criksa dan mcngadilin)a",
'J lhid.. Pasal ~8 angka I. yang bt:rbunyi sc: bagai baikut: ( I) '-Hakim st:bagni
PI.' 11I..·gak huku11l dan keadilan ",ajib menggaJi. Illcngikuti dan Inl:!mahami niloi-n ilai hukulll
yang hidup dal'1I11 Illasyurabt".
In Wiarda ... Dne I) 'pen "an de RC:c/lIWiudlllgs ". (Devt!'ntcr: \V .E.J - Tjdnk Will ink.
1999). hal. l -L Untu\..:. 1ll1!Ilgaiasi kckosongan hukum lersebut. hakim dalam Illl:!ngadili pcrkara
Illclllpun~aj 3 (riga) fungsi. yaitu: (I). Hakim sebagai corong undang-undallg: (2). Hakim
scbag,lI pentcrjt.:mah undang-undang dl.!ngan interpretasi: dan (3). Hakim menggunakan
ini::: iali f st:'ndi ri (pertimbangan sendiri). atau otonom.
Jllrnai Hukum dan Pembangunan Tahun ke-37 No.3 Juli-September 2007 327
1. Proses Rckrutmen 15
P Bambang Sutiyoso dan Sri I-Iasnni Puspitasari. Gp. Cit .. hal. j4.
It> B.N Marbun. "Kamus Manajcmen". lJakarw : Pustaka Sinar Harapan. 2003).
17 Indonesia (8). Cnd£lug- {;Jldong tel/tang Peradilan L'mul1l . UU No. 8 Tahun 2004.
LN Tahun 2004 Nomor 3~. Pnsal 1-1. angka I.
318 Pengawasan !l1Ierna! dan Ekslerna! Terhadap Pro/esi Hakim . Nur Darwin
IN Mahkamah Agung RL " Kertas Kerja Pcmbaruan Sislem Pcndidikan dan Peb tih:m
Hakim··. (.Jakarta: MARl. 2003). hal. 8-9.
JUnlaf Hukllln dan Pcmbangunan Tahull ke-37 No.3 .luli-September 2007 319
1', Abdulk'Jdir Muharnmild, "Etika Prolesi Hukunl··. (Band ung : Citra Aditya Bakli.
2110 I I. hal. 1112.
Penga wasan dall pendis iplillan hakim merupakan hal yang san gat
pe nting di Indones ia. " O leh karena itu d iperlukan suatu s istem
p" ngawasan dan pendis iplinan terhadap kinerja hakim dalam
menghas ilkan S1I3tll putllsan. terma suk didalamnya bagaimana
Ill okani sme pemeriksaan .iika terjadi pelanggara ll terhadap kode etik
ha kim t~rsebut. sistem ini dij alankan oleh Mahkamah Agung
331 Pengall'asan Internal dan Ekslernal Terhadap Profesi Hakim, Nul' Darwin
23 K~rtas Kc~ja Pembaruan SiSICm Pemhinaa~ SDM Hakim. Gp. Cit ., hal. 144 ,
J UrJIQ/ Hukum dan PembclI7gllnun Tahun ke-37 No.3 Juli-Sep/ember 2007 333
Berto lak dari adanya dua evaluasi ini, dapat dilihat bahwa
in strumen yang digunakan pun akan berbeda dimana Departemen
Kehakiman menggunakan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
(DP] ) berdasarkan PP No. 10 Tahun 1979 mengenai Peni laian
I'elaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil untuk melakukan
penilaian terhadap kine.ja hakim. Adapun instrumen yang
(pe rnah) digunakan oleh Mahkamah Agung ada beberapa yaitu
fo nnulir EVA. I dan WAS. I. selain itu, MA juga memiliki
me kanisllle eksaminasi putusan untuk menilai kualitas putusan
hakim , ya itu:
a. Daftar Penilaian Pelaksanaan pekerjaan (DP 3) atau
conduite staat dilakukan secara subyekt if oleh atasan
langsung dari PNS yang dinilai/dievaluasi dan dilakukan
sekali dalam setahun."
Pad a hakim pengadilan tingkat pertama. yang menjadi
Pejabat Penila i adalah ketua-ketua Pengadilan tingkat
pertallla. " Atasan pejabat penilai adalah Ketua pengadilan
Banding. Dengan sistem dua atap ini, posisi pejabat penilai
tertinggi bag i hakim bukanlah Mahkamah Agung Illelainkan
Direktur Jenderal pembinaan Peradilan Umum dan Tala
Usaha Negara (Dirjen Badi lumtun) 26 Pemberian penilaian
terhadap kinerja PNS ini merupakan diskresi pejabat penilai.
Hasil penilaiannya merupakan dokumen yang bersifat
rahasia. Jika PNS keberatan dengan penilaian tersebut. maka
dapat mengajukan keberatan disertai alasan-alasan kepada
Pejabat Penilai dalam tempo 14 hari sejak diterimanya hasil
DP] terse but. Tujuan daripada DP3 111' sebenarnya
digunakan sebagai bahan penilaian yang se lanj utnya akan
digunakan untuk melaksanakan pembinaan PNS ." Jadi .
evaluasi DP] ini pad a dasarnya digunakan untuk evaluasi
:~ [krdasa rkan hasil \\3 \\"anCara dt.:ngan Amin SUlikno. S. I-{ .. rv1.H .. Hakim
!\:n~<1dilan N ~gt"ri Keraw~ing . !:k:kasi pad a hari minggu. tan gga! -l. D~s~lllbl.:r 1005.
~t' Kt" flas kl.:rja P~mbaruan Sistt"1ll Pt"mb inaan SOM 1-I;.1 kim. Gp. Cil .. hal. 1-l8.
- lhid. hal. 145 . pl!l11binaal1 PNS yang dimaksudkan anlara lain dalam
Ilh:: mpt:rtimbangkan kc:naik.an pangkaL pCIlt:llIpau:1Il dalam jabman, pemindahan. kt:naikJn gaji
h.: rkal a dan iain·!ain.
33-1 Pengowosan Internal dan Eksternal Terhadop Profesi Hakim. Nul' Darwin
2. Mekanisme Pengawasan
~I) Yang. dill1ilksud dt:ngan pcndisiplinan disini adalah suaw ranghaian PH lSCS
p~nindaklan.iutiln hasil pcnga\\'asan yang berupa proses "mengadili" hilkim -hilkilll :i1ng
diduga mclakukan penyimpangan perilaku dan atau mcnjalUhkan silnk~i hpadanya jika
dianggap bcrsalah.
mt:ngenai pcrilaku hakim yang tjdak diperkcnankan, yaitu UU No . 8 Tahun 2004 I~nlang
pcrubahan alas UU No. 2 Tahull 1986 tentang Peradilan Umulll dan PP No. 10 Tahull 1980
tcntang Disiplin PNS.
./lirnal lilikum dan Pembangllnan Tahun ke-3 7 No. 3 '/uli-Seplember 200 7 337
Mekanisme Pengawasan J6
Mekanisme pengawasan yang dilakukan secara lImum
adalah:
I . penelitian awal terhadap indikasi pelanggaran perilaku yang
diperoleh dari semua kegiatan pengawasan yaitu:
pengawasan melekat;
pengawasan rutin;
pemantauan pemberitaan media;
penerimaan laopran masyarakat;
rapat penentuan tindak lanjut atas temuan kegiatan
pengawasan. Pada rapat ini setiap Pengawas Fungsional
memaparkan hasil penelitian awal , kesimpulan serta
rekomendasi tindak lanjut terhadap dugaan pelanggaran
perilaku pejabat pengadilan yang berasal dari kegiatan
pengawasan. Berdasarkan hasil pembahasan, Tuada Wasbin
dan kepala badan pengawasan menentukan:
apakah akan ditindak lanjuti atau tidak;
jenis pelanggaran;
'-! Peradilan lltllUm. Peradilan Tata Usaha Negara. Pt!radi!an Agama. dan Peradilan
Mil iter.
.16 Mahkamah Agung dan Lembaga Kajian dan Advokasi untuk Independensi
Peradilan l LdP ). ·'Ka.ii:m Pengclllbangan Sistem. i\'lekanismc Serta Tata Kerja Pengawasan.
Penilaian (":'ualitas dan Kinerja Hakim··. (Jakarta: Mahkamah Agung RL 2005). hal. 18.
3-10 Pengawasan /mernal dan Eksternal Terhadap Prf?fesi Hakim. Nul' Darwin
MPR ini tidak lepas dari perjuangan para praktisi hukum, akademisi
dan terutama hakim sejak puluhan tahun lalu untuk mewujudkan
independensi peradilan di Indonesia.
Namun ternyata masalahnya tidak sesederhana itu. Setelah adanya
kom ilmen politik untuk memberlakukan penyatuan atap -pemindahan
kewenangan administrasi, personel, keuangan dan organisasi
pengadilan dari departemen ke Mahkamah Agung (MA)- muncul
kekhawatiran banI: lahirnya monopoli kekuasaan kehakiman oleh MA.
Se lain itu MA dianggap belum mampu menjalankan seluruh tugas dan
wewenangnya tersebut secara maks imal. Namun kelemahan ini sedikit
banyak juga berhubungan den gan mas ih adanya sistem dua atap .
Me nyadari masa lah di atas, Tim Kerja Terpadu Mengenai Pcngkajian
Pelaksanaan TAP MPR No . X1MPRl1998 berkaitan dengan Pemisahan
yang Tegas antara Fungsi-fungsi Yudikatif dan Eksekutif (Tim Kerja
Terpadu) menyimpulkan bahwa penyatuan atap --tanpa perombakan
s istem tertentu-- berpotensi untuk melahirkan monopoli kekuasaan
kehaki man. Oleh sebab itu, Tim Kerja Terpadu tersebut --yang diketua
o leh Ketua Muda MA dan beranggotakan unsur hakim, akademisi,
advokat dan pemerintah-- memberikan reko mendasi perlunya
penyatuan atap di satu s isi dan perJ unya pembentukan Dewan
Kehonnatan Hakim yang berwenang mengawasi perilaku hakim,
me mberikan rekomendasi mengenai rekrutmen, promosi dan mutasi
hakim serta menyus un code of conduct bagi hakim di s isi lain. Dalam
batas-batas tertentu , International Commission of Jurist memberikan
rekomendasi yang hampir sama.
Rekomendasi Tim Kerja Terpadu kemudian diadopsi dalam UU
No. 35 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang No.14
Tahun 1970 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan
Kehakiman (UU No. 35/1999). Pasal I angka I dan angka 2 UU No.
35/ 1999 menyebutkan bahwa kewenangan pembinaan ad ministrasi ,
organisasi dan finans ial hakim diserahkan ke MA. Penyerahkan ini
hanls dilakukan dalam waktu paling lambat 5 tahun (sampai dengan
tahun 2004). Selain itu, dalam penjelasan umum UU tersebut
l1lenegas ka n bahwa perlu dibentuk Dewan Kehormatan Hakim yang
be rwenang mengawas i perilaku hakim, memberika n rekomendasi
mengenai rekrutmen, prolllosi dan l11utasi hakim serta menyusun code
of conduct bag i hakim. Pentingnya keberadaan Dewan Kehormatan
Hakim ditegas kan dan diperjelas kembali dalam UU No.25 tahun
2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) dan
RU U Mahkamah Agung versi Pemerintah. Perbedaaan antara
PROPENAS dan RUU MA tersebut dengan UU No. 3511 999 adalah
3-12 Pellgal1'asall Internal dan Ekstemal Terhadap Pro/esi Hakim, Nur Darwill
37 Mahkamah Agung RI , 2003 Gp. C it .. hal. 12-15. Ketujuh alinea terscbut langsun g
dikutif dalam tulisan inL karena dianggap relevan untuh: menguraikan tllgas Komisi Yudi sial
dalam RUU yang diajukan.
38 Lihat. rasal 5 DrafRUU terse but. Disana dikatakan: "Kom isi mempun yai fungsi:
(a). Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung. (b). Menjaga dan menegakkan kehormatan,
kel uhuran manabat. serta perilaku hakim. Pasal-pasaJ berikutnya dari draf RUU tersebut.
hanya menjabarkan kedua tugas tersebut dengan lebih detail lagi . Draf tersebut telah diambil
over ke dalam un dang - undang. dan hampir tidak ada perubahan ) Lihat: Pasal 13 dst dad UU
tcrscbut (Indonesia. Undang-Undang Tentang Komisi Yudisial, Undang-Undang No. 22 tahun
2004. LN No. 89 lahun 2004: TLN. 4415.
3'1 Dahulu sebclum satu atap. hal tersebut banyak dilangani o leh Dcpartcmen
Kehakiman RI. yang dalam banyak hal sering tidak te~iadi keharmonisan dengan Mahkamah
Agung. Seperti dalam hal mutasi , promosi, dan pelatihan (training). Sering-sering Mahkamah
Agung RI mengklaim bahwa sebagai pemakai (user), lebih berkompeten menl.!ntukan akan hal
itu. dan dernikian sc!baliknya dari pihak Departemen.
.furna! Huklll11 dan Pembangunan Tahun ke-37 No.3 Juli-Sep/ember 2007 3..3
40 Indonesia (C), OP. Cit., Pasal 32 berDunyi se bagai berikut (I) Mahkamah Agung
mt:lakukan pengawasan 'lcrti nggi terhadap pe nye lenggaraan peradilan di semua lingkungan
peradilan dalam menj alankan Kekuasaan Kehakiman: (2) Mahkamah Agung mengawasi
lingkah [aku dan pcrbuatan para hakim di semua lingkungan peradi lan dalam menjalankan
tugasnY<l: (3 ) Mahkamah Agung berwenan g untuk meminta keterangan tentang hal-hal yang
bt:rsangkutan dengan tekn is perad il an di se mua lingkungan peradilan: (4) Mahkamah Agung
berwl!nang memberi petunjuk. tegu ran. atau peringatan yang dipandang perlu kepada
pengadilan di semua lingku ngan pengadi lan: (5) Pengawasan dan kewe nan gan se baga imana
Jimaksudka n dalam ayal (1 ) sampai dengan aym (4) tid ak bo le h mengurangi kcbebasan hakim
dalam ml.!Jllcriksa dan mernutu s pcrkara.
1004. LN Tahun 2004 Nomor 89. Pasal 13 bahwJ Komi si Yudisial mempunyai we\venang
~ Jitll nll!nguslilkan pl!ngangkawn Hakim Agung kepada OPR dan menegakkan kehormatan
dan kcluhuran serta menjaga pt:rilaku hakirn.
344 Pengawasan Internal dan Ekslernal Terhadap Pro/esi Hakim, Nur Danvin
48 Ibid.
JlIrnal Hukum dan Pembangunan Tahun ke-37 No.3 Juli-September 2007 347
a. teguran tertulis;
b. pemberhentian sementara;
c. pemberhentian;
Dalam rapat pleno terhadap hasil pemeriksaan Majelis Hakim PT
Bandung, kesimpulannya bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan
Majelis yang menangani sengketa pilkada Walikota Depok terbukti
melakukan pelanggaran dalam proses pengambilan putusan.
Pe langgaran yang dilakukan majelis adalah pelanggaran terhadap kode
etik hakim, hukum acara dan prinsip-prinsip keadilan. Majelis PT
Bandung yang memutus sengketa Pilkada Walikota Depok terdiri dari:
Nana Juwana, Sopyan Royan , Rata Kembaren, Ginalita Silitonga, Hadi
Lelana. Komisi Y udisial merekomendasikan kepada Mahkamah
Agung agar memberhentikan sementara Ketua Majelis Nana Juwana
selama satu tahun. Sementara, untuk empat anggota majelis lainnya,
Komisi Yudisial merekomendasikan sanksi teguran tertulis.
Sehubungan dengan perbedaan rekomendasi sanksi antara ketua
majelis dan anggotanya, Ketua Komisi Yudisial Busyro Muqoddas
menjelaskan bahwa Nana Juwana diberikan sanksi yang lebih be rat
dengan pertimbangan kedudukannya sebagai ketua majelis sekaligus
ketua PT Jabar.'o Selaku Ketua Majelis sekaligus Ketua Pengadilan,
Nana Juwana seharusnya memberi teladan yang baik. Usu l penjatuhan
sanksi teguran tertulis terhadap anggota Majelis Hakim PT Bandung
bersifat mengikat disampaikan oleh Komisi Yudisial kepada pimpinan
Mahkamah Agung sesuai dengan bunyi pasal 23 angka (2) UU No. 22
Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial. Setelah pemeriksaan selesai,
laporan hasil pemeriksaan terse but diteruskan kepada Ketua
Mahkamah Agung untuk ditindak lanjuti.
Berdasarkan pertimbangan Mahkamah Agung, rekomendasi
Komisi Yudisial yang diterima akan dipertimbangkan secara hati-hati.
Pertama, rekomendasi tersebut tidak melebihi kewenangan dari
Komisi Yudisial dan juga rekomendasi tidak mengganggu tatanan
peradilan yang ada, misalnya menyangkut kebebasan hakim. Oleh
karen a ketika rekomendasi Komisi Yudisial keluar ketika perkara
sengketa Pilkada Depok belum selesai, Mahkamah Agung akan
menampung dulu rekomendasi tersebut dan menunggu sampai putusan
sengketa terse but sudah final dan mengikat. Alasannya, bahwa
dikhawatirkan akan mempengaruhi pemeriksaan atas pokok perkara
pasal 22 angka (I) UU No.8 Tahun 2004 dengan pasa l 23 angka (3)
jo. Angka (5) UU No. 22 Tahun 2004 dapat menimbulkan kesulitan
dalam menentukan siapa yang berhak menjatuhi sanksi pemberhentian
sementara terhadap hakim yang akan dijatuhi sanksi terse but, apakah
Ketua MA atau Presiden.
V, Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
apa saja yang lidak boleh diperiksa oleh Komisi Yudisial. Lebih lanjul.
diharapkan bahwa anlara Mahkamah Agung sebagai lembaga
pengawasan inlernal dan KOll1isi Yudisial sebagai lell1baga
pengawasan ekslernal dapal lercipla suatu sinergi karena pada
dasarnya kedua lembaga pengawasan ini ll1emiliki lujuan dan misi
yang sama yaitu untuk ll1enjaga serta ll1enegakkan kehormatan dan
perilaku hakim. Sinergi anlara kedua wujud pengawasan dapat terjadi
jika telah ada aturan yang jelas mengenai batas kewenangan
pengawasan masing-masing lembaga. Apabila tidak ada niat maupun
kemauan untuk saling bekerja sama antara kedua lembaga pengawasan
tersebut, reformasi di bidang hukum tidak akan mungkin bisa
terwujud.
Sangat diperlukan untuk mengkaji ulang Undang-Undang maupun
peraturan pelaksana yang memberi kewenangan kepada kedua
lembaga pengawasan baik Mahkamah Agung (MA) maupun Komisi
yudisial (KY) karena antara UU No.4 tahun 2004 tentang kekuasaan
kehakiman, UU No.8 Tahun 2004 tentang Peradilan UIl1UIl1 sebagai
payung kewenangan Mahkamah Agung dengan UU No. 22 Tahun
2004 tentang Komisi yudisial tidak mencerll1inkan adanya kesesuaian
untuk saling mengisi dalam menjaga serta menegakkan perilaku hakim
di Indonesia. Adanya beberapa ketentuan dalam peraturan tersebul
yang saling bertentangan menimbulkan kesulitan melakukan
pengawasan terhadap perilaku hakim sehingga terjadilah yang
dinall1akan tumpang tindih kewenangan antara keduanya.
JurI/if! HukuIJI dan Pembangunon Tahun ke-3 7 No. 3 Juli-Seplember 100 7 35 7
Daftar Pustaka
1\ 1;, Ac hm ad, Kctc rpurukan Hukum d i Indolles ia Penye ba b clan Solus inya,
Bogo r: G hal ia Indonesi a, 2005 ,
Etle ncl i Lotulung. Paulus , "Kemandirian Kekuasaan Kehakiman Dalam
KOllle ks Pembagian Kekuasaan dan Pertanggungan Jawab Politik".
Makalah d isampaikan pada seminar Hukum Nasional ke-VII dengan
lema Refo nnas i Hukum Menuju Masyarakat Madan i. Jakarta, 12- 15
O ktober 1999 ,
In cl o nes ia. Undang- Undang tentang Kekuasaan Kehakiman, UU No, 4 T ahun
2004 , LN Tahun 2004 Nomor 8,
~..~~. Undang-Undang tentang Peradilan Umum, UU N o. 8 T ahull
2004. LN Tahull 2004 No mor 34,
_._~_ __ , Undang- Undang tentang Mahkamah Agung. UU N o, 14 Tahun
1985 ,
~__~_' Pe raturan Pemerilllah mengenai Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
Pegawai Negeri Sipi!. PP No , 10 Ta hun 1979,
_~~___ Peraturan Pemerintah mengena i Peraturan Disiplin Pegawai
Nege ri S ipi !. PP No , 30 Tahun 1980,
~_~_ . Perubahan Ketiga Undang- Undang Dasar Republik Indones ia,
UU D 1945,
_~~_, Undang-Undang tenrang Komisi Yudisia!. UU N omor 22 Tahun
2004, LN Tahun 2004 Nomor 89,
Mah kamah Agung RI. Naskah Akademis Dan Rancangan Undang- Unda ng
Tenrang Komisi Yudis ia!. Jakarta: M ARl, 2003 ,
Mah kamah Agung Rl, Kerras Ke rja Pembarua n Sistem Pembinaan SDM
Hakim. Jakal1a: MARl. 2003,
Ma hkamah Agung RL Cetak Bini Pembaruan Mahkamah Agung. Jakarta:
M ahkamah A gung RL ~003 .
Ma hkamah Agung RI. Kerras Kerja Pembaruan Siste m Pcndid ika n dan
Pelatihan Hakim , Jakarta: MARl. 2003,
Ma hkamah Agung dan Lembaga Kajian dan Advo kasi untuk Independc ll si
Pe radilan ( Le IP), Kajian Pcngembanga n S iste m, Me kanis me Serra
Tata Kerja Pengawasan. Penilaian Kualita s dan Kinerja Hakim.
Jakarta: Mahkamah Agung RI. 2005 ,
358 Pengall'asan Illlernal dall Ekslernal Terlwdap Profesi Hakim. NilI' Darwin