Anda di halaman 1dari 53

Curriculum Vitae

N a m a : Prof. DR. Dr. Rozaimah Zain-Hamid, MS, SpFK


Pekerjaan: * Guru Besar Tetap Departemen Farmakologi dan Terapeutik,
Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara (USU)
* Staf Pengajar Prodi S2 Biomedik, S3 Kedokteran FK USU; Prodi S2 &
PPDGS Prostodontie, Konservasi Gigi, Periodontie, Orthodontie
FKG USU
* Ex. Anggota Kom. Nas. Etik Penelitian Kesehatan (KNEPK) (2007-2011;
2011-2015)
* Ex. Anggota Komisi Etik Pengembangan dan Penelitian Kesehatan
Nasional (KEPPKN) (2015-2019)
* Ketua Pengembangan Organisasi Yayasan Asma Sumut (2011-sekarang)
Riwayat Pendidikan:
* Dokter (Dr), Fakultas Kedokteran, USU. Medan
* Magister Sains (MS), „Basic Medical Sciences‟, Fakultas Pascasarjana,
Universitas Indonesia, Jakarta
* DR (Ph.D), „Clinical Pharmacology‟, Institute of Post-graduated Studies,
Universiti Sains Malaysia, Malaysia
* Spesialis Farmakologi Klinik (Sp.FK), Dewan Penilai Kepakaran
Persatuan Dokter Ahli Farmakologi Klinik Indonesia (PERDAFKI) Pusat,
Jakarta.
Peresepan obat rasional
untuk pasien dewasa & anak-anak

Disampaikan oleh:
Rozaimah Zain-Hamid

• Departemen Farmakologi dan Terapeutik


Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara
Peresepan obat rasional
Mencapai optimalisasi terapi /
efektivitas klinis obat

 Pengetahuan memadai tentang


patofisiologi penyakit yang akan diobati
 Pengetahuan memadai
tentang farmakologi klinis
obat yang akan digunakan
 Pertimbangan benefit-risk-cost ratio

Departemen Farmakologi & Terapeutik


Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Pedoman peresepan rasional
(WHO)
1. Tetapkan masalah pada pasien
(setelah pengamatan yang seksama)
2. Tujuan / sasaran terapi yang khas
untuk masalah klinis pasien
3. Rencana penatalaksanaan
(f‟kologis & non-f‟kologis)
4. Pilih P-drug
5. Tulis resepnya
6. Monitor & review
efek terapi obat yang diberikan
Departemen Farmakologi & Terapeutik
Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Proses peresepan obat rasional
 Tetapkan diagnosis
 Tentukan masalah terapeutik & tujuan terapi
 Pilih obat yang tepat
dengan peresepan obat rasional
 Informasi yang benar berkenaan dengan
penggunaan obat yang akan digunakan
 Monitor kepatuhan pasien
terhadap terapi yang diberikan
 Monitor hasil terapi
 Monitor e.s.o yang terjadi
 Bila perlu, lakukan modifikasi terapi
Departemen Farmakologi & Terapeutik
Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Dampak peresepan obat
yang tidak rasional
 Memperlambat kesembuhan

 Menambah e.s.o
 Menambah lama rawatan

 Memicu resistensi terhadap antimikroba

 Hilangnya kepercayaan pasien kepada dokter

 Menurunkan standard kesehatan


Departemen Farmakologi & Terapeutik
Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Pencapaian efektivitas klinis obat

Terapi yang sesuai Terapi yang tepat


(Appropriate therapy) (Adequate therapy)

Sesuai EBM  Tepat indikasi


(Evidence Based Medicine)  Tepat cara
 Tepat dosis
 Tepat waktu
Adherensi  Tepat evaluasi,dll

Komunikasi efektif
dokter-pasien RZH- Departemen Farmakologi & Terapeutik
Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Beberapa kondisi yang harus diperhatikan
pada penggunaan obat (pasien dewasa)

 Penegakan diagnosis / indikasi yang tepat

 Pemilihan intervensi  efek terapi optimal:


 Rujukan medis (EBM)
 Konsultasi medis (pendapat pakar)
 Pemberian terapi:  individualisasi
 Dosis obat
 Lama / durasi kerja obat
 Efek samping obat (e.s.o)
 Interaksi obat polifarmasi
 Toksisitas obat
 Keberadaan penyakit penyerta /
faktor risiko Departemen Farmakologi & Terapeutik
Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Beberapa kondisi yang harus diperhatikan
pada penggunaan obat (pasien dewasa)
(lanjutan)

 Kepatuhan pasien terhadap terapi


yang diberikan, disertai pemahaman
(adherensi)  informasi kepada pasien
tentang berbagai aspek yang berkaitan
dengan terapi yang diberikan kepadanya

 Penilaian keberhasilan terapi


yang diberikan (evaluasi)
 Ketersediaan obat
& biaya terapi yang terjangkau
Departemen Farmakologi & Terapeutik
Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
“Adherence” (adherensi):
komitmen terhadap regimen terapi,
ketika terapi berperan
sebagai faktor pengontrol
(disertai pemahaman)

“Compliance” (kepatuhan) pasien


mengikuti anjuran dokter,
dalam kondisi informasi minimum,
dengan sedikit atau tidak ada pemahaman
terhadap penatalaksanaan penyakitnya
RZH - Departemen Farmakologi & Terapeutik
Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Edukasi

Dokter Pasien

Adherensi

Optimalisasi
pengobatan

Kualitas hidup yang baik


RZH - Departemen Farmakologi & Terapeutik
Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Kondisi teknis
penatalaksanaan penyakit yang sesuai

Patogenesis Pertimbangan
Adherensi farmako-
penyakit (─) ekonomik

Pengobatan yang tidak sesuai & tidak tepat


(‘Inappropriate & inadequate treatment’)

Kegagalan terapi

Kualitas hidup yang buruk


RZH - Departemen Farmakologi & Terapeutik
Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Masalah penggunaan obat
pada pasien dewasa
 Pasien dewasa mengkonsumsi  >>obat OTC
& sering menggunakan polifarmasi
(Ace-inhibitor, OAINS, OAD) interaksi obat

 Penyakit penyerta :
 penyakit kardiovaskular (gagal jantung)
 penyakit degeneratif (OA)
 penyakit metabolik (DM)

 Efek samping obat (e.s.o)


Departemen Farmakologi & Terapeutik
Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Risiko tinggi interaksi & e.s.o

 Berobat ke beberapa dokter  obat berbeda

 Menggunakan obat OTC secara reguler;


& jamu  terkadang mengandung steroid / analgesik

 Memperoleh obat dari teman


atau lebih dari satu farmasi

Departemen Farmakologi & Terapeutik


Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
One of the first duties of physician
is to educate the masses not to take medicine

William Osler (1849 – 1919)


Described as the father of modern medicine
Departemen Farmakologi & Terapeutik
Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
P- drugs

Departemen Farmakologi & Terapeutik


Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Konsep P-drug

 Obat pilihan (drug of choice)


untuk indikasi tertentu,
yang diresepkan secara regular
kepada pasien  obat yang lebih dikenal
(familiar)

 Hanya 50-60 jenis obat


di antara 1000 jenis obat

Departemen Farmakologi & Terapeutik


Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Langkah memilih P-drug

 Langkah 1: Tetapkan diagnosis

 Langkah 2: Khususkan tujuan terapi

 Langkah 3: Buat daftar kelompok obat


yang efektif untuk indikasi

 Langkah 4: Pilih salah satu yang efektif


berdasarkan kriteria yang ada

 Langkah 5: Pilih P-drug


Departemen Farmakologi & Terapeutik
Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Keuntungan menggunakan P-drug

 Memberikan perasaan lebih nyaman

 Lebih dipahami & dikuasai


 lebih percaya diri dalam menggunakan obat

 Efek obat dapat diprediksi

 Kemungkinan e.s.o & interaksi obat


yang tidak diinginkan <<<i

 Komplikasi akibat penggunaan obat <<<


Departemen Farmakologi & Terapeutik
Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Peresepan obat rasional
untuk anak

Departemen Farmakologi & Terapeutik


Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Anak bukan
miniatur orang dewasa

Departemen Farmakologi & Terapeutik


Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Anak vs Dewasa
 Anak masih dalam proses tumbuh kembang,
 imaturitas fungsi organ-organ tubuh

 Respon anak terhadap pemberian obat,


 kejadian e.s.o lebih nyata
 perlu penghitungan dosis

 Banyak obat yang digunakan


 orang dewasa, belum dikaji secara tuntas

 Formula obat  mencakup cara pemberian


Departemen Farmakologi & Terapeutik
Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Rekomendasi peresepan obat rasional
untuk anak
 Anak  risiko >>>
 kesalahan penggunaan obat
 Berbagai aspek harus diperhatikan
(pemberian obat  anak)
 (perkembangan faali, f‟kinetik,
f‟dinamik obat yang akan diberikan)
 efek terapi yang diinginkan
 F‟kinetik & f‟dinamik
mempengaruhi dosis, cara, frekuensi
& lama pemberian obat
 Bayi baru lahir  perhatian khusus
pada pemberian obat
(fungsi faali yang immatur)
Departemen Farmakologi & Terapeutik
Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Rekomendasi peresepan obat rasional
untuk anak(lanjutan)

 Kalkulasi dosis yang akurat sangat diperlukan,


ada 3 formula:
berdasarkan BB, luas permukaan tubuh & umur

 Berbagai cara pemberian obat


dapat dilakukan  oral, rektal, & parenteral

 Perbaikan produk obat untuk anak,


sangat diinginkan

 Kalkulasi dosis obat yang lebih nyaman


 anak : misal satu tetes/kg BB/ pemberian
Departemen Farmakologi & Terapeutik
Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Anak  risiko >>>
 kesalahan penggunaan obat

 Dosis obat dikalkulasi secara individual


 Berdasarkan umur, BB
& luas permukaan tubuh
 BB cepat berubah (neonatus)
 Kesalahan yang terjadi 10 kali lipat
 Informasi yang inadekuat
 Sumber informasi
 Kesalahan penggunaan dosis
Departemen Farmakologi & Terapeutik
Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Anak  risiko >>>
 kesalahan penggunaan obat

 Tidak adanya bentuk sediaan & kadar obat


yang benar-benar sesuai / cocok
 Memerlukan kalkulasi & pengenceran obat
yang rumit, oleh paramedis
Anak selalu tidak dapat menyatakan, bila:
 kita membuat kesalahan
 mereka mengalami efek samping
yang mengganggu
 Anak hanya memperoleh sedikit kemampuan
 menetralisir kondisi akibat adanya kesalahan
Departemen Farmakologi & Terapeutik
Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Masalah >>>
 kesalahan penggunaan obat pada anak

 Pemberian dosis obat yang tidak tepat

Timbulnya kejadian e.s.o

Departemen Farmakologi & Terapeutik


Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Faktor-faktor individual yang mempengaruhi
dosis & pemberian obat

• Umur & berat badan • Toleransi


• Body surface area (BSA) – Toleransi kongenital
• Jenis kelamin – Toleransi perolehan
• Waktu & faktor tempat – Toleransi silang
• Faktor fisiologik – Takifilaksis (toleransi akut)
• Faktor patologik • Kumulasi
• Faktor farmakogenetik • Faktor farmakokinetik: t1/2
(idiosinkrasi) • Kombinasi obat:
• Faktor imunologik – addisi
(alergi obat) – potensiasi
• Faktor psikologik – sinergisme
& lingkungan – antagonisme
– interaksi obat
Kalkulasi dosis obat pada pediatrik
berdasarkan usia

Young :
 n / [n + 12] x dosis dewasa (n = usia tahun)
 berlaku untuk anak: 1 – 8 tahun, tidak cocok
untuk diatas 12 tahun

 Dilling:
 n / 20 x dosis dewasa (n = usia tahun)
 berlaku untuk anak : 8 – 20 tahun

 Cowling:
 [n + 1] / 24 x dosis dewasa (n = usia tahun)
 di Indonesia rumus ini tidak banyak digunakan
Departemen Farmakologi & Terapeutik
Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Kalkulasi dosis obat pada pediatrik
berdasarkan usia

 Rumus Ausberger: rumus ini agak tepat


untuk anak usia
 2 – 12 bulan: (m + 13) % dari D
 1 – 11 tahun: (4n + 20) % dari D
 12 – 16 tahun: (5n + 10) % dari D
 m = usia dalam bulan; n = usia (tahun);
D = dosis dewasa

 Fried :
 m / 150 x dosis dewasa ( m = usia bulan)
 Rumus ini dipakai untuk bayi  1 tahun
Departemen Farmakologi & Terapeutik
Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Ukuran sederhana takaran obat

• 1 sendok teh = 1 Cth = 5 ml


• 1 sendok makan = 1 C = 15 ml
• 1 ounce = 30 ml
• 1 grain = 60 mg
• mcg  mg  gram

Departemen Farmakologi & Terapeutik


Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Kalkulasi pemberian cairan i.v

 Dosis pemeliharaan (maintenance dose)


pemberian cairan secara i.v
 berdasarkan formula di bawah ini:

 100 ml cairan 10 kg pertama BB


 50 ml cairan  10 kg kedua BB
 20 ml cairan  tambahan BB berikutnya
Departemen Farmakologi & Terapeutik
Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Kalkulasi pemberian cairan i.v

• Anak  BB 7.27 kg

• 100 ml x 7.27 kg = 727 mL

727 ml / 24 jam atau


30 m / jam

Departemen Farmakologi & Terapeutik


Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Contoh kalkulasi pemberian cairan

• BB Ucok 29.09 kg
• Kalkulasi pemberian cairan:
– 100 ml x 10 kg = 1000 ml
– 50 ml x 10 kg = 500 ml
– 20 ml x 9.09 kg = 181 ml
1681 ml / 24 jam
atau
70 ml / jam

Departemen Farmakologi & Terapeutik


Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Kalkulasi pemberian cairan i.v

 Anak sering memerlukan rawatan RS


 tambahan cairan cepat (bukan per oral):
dehidrasi, demam, muntah, diare

 Kalkulasi keperluan cairan 24 jam


 1 ½  2 kali pemberian cairan dengan
dosis pemeliharaan

Departemen Farmakologi & Terapeutik


Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Kalkulasi pemberian cairan i.v untuk 24 jam

 Ucok memerlukan cairan pemeliharaan:


1681 ml / 24 jam
 Keperluan cairan untuk 24 jam:
1 ½ kali cairan pemeliharaan
 1681 x 1 ½ = 2522 ml / 24 jam
atau 105 ml / jam

Departemen Farmakologi & Terapeutik


Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
F‟kinetik obat pada anak

Departemen Farmakologi & Terapeutik


Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
F‟kinetik pada anak

Absorpsi obat

Parameter Neonatus Infant Child


Sekresi asam lambung Berkurang Normal Normal
Waktu pengosongan Menurun Meningkat Meningkat
lambung
Motilita usus Berkurang Normal Normal
Fungsi empedu Berkurang Normal Normal
Flora mikrobial Acquiring Pola dewasa Pola dewasa

Departemen Farmakologi & Terapeutik


Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Absorpsi obat pada anak
 Dua faktor berperan  absorpsi obat
dari saluran cerna:
pH & waktu pengosongan lambung.

 pH bayi yang aterm


 waktu lahir 6 – 8, dalam 24 jam  jadi 1- 3
 obat-obat yang asam-labil   pH

 Bayi prematur lebih lambat


mengosongkan lambung
 obat lebih sempurna diserap
(lebih lama kontak dengan mukosa saluran cerna)
 phenobarbital cepat diabsorbsi
 diazepam lebih lambat
Absorpsi obat pada anak (lanjutan)
 Bayi prematur  absorbsi chloramphenicol
tidak teratur, setelah pemberian oral
chlorampenicol palmitat
 kerja metabolisme hati belum sempurna

 Pada penggunaan hexachlorophene


yang ditambahkan pada sabun
atau bedak salep asam salisilat, alkohol
 absorpsi melalui kulit >>>
 belum berkembangnya epidermis
pada bayi yang baru lahir
bisa menimbulkan keracunan
Departemen Farmakologi & Terapeutik
Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Absorpsi obat per oral
pada neonatus vs anak yang lebih besar

Obat Absorpsi per oral


Acetaminophen Menurun
Ampicillin Meningkat
Diazepam Normal
Digoxin Normal
Penicillin G Meningkat
Phenobarbital Menurun
Phenytoin Menurun
Sulfonamides Normal
Departemen Farmakologi & Terapeutik
Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Distribusi obat pada anak

Total body water dibandingkan BB:


Janin 94%
Prematur 85%
Anak-anak 78%
Dewasa 60%

Extracellular fluid volume dibandingkan BB:


Anak prematur 50%
Bayi 4- 6 bulan 35%
1 tahun 25%
Dewasa 19%
Departemen Farmakologi & Terapeutik
Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Distribusi obat pada anak
 Volume distribusi (Vd) gentamycine
dewasa: 0,48L/kg ; neonati: 0,20L/kg.
 Ikatan obat - protein plasma <<< pada bayi,
 kadar protein plasmanya
& kemampuan mengikat protein << dewasa,
(fenobarbital, salisilat, penicilin, chloramphenicol)
 Jumlah lemak pada bayi << dewasa,
 juga mempengaruhi efek terapi,
obat yang larut lemak,
yang beredar pada balita << dewasa.
Vd diazepam: - balita 1,4-1-8 L/kg,
- dewasa 2,2-2,6 L/kg
Metabolisme obat pada anak

Infant Fungsi hati <<

Children Fungsi hati normal

Departemen Farmakologi & Terapeutik


Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Metabolisme obat pada anak

Waktu paruh Half-Life (t1/2) phenytoin


pada neonatus
Hari sesudah kelahiran t½

0-2 80 jam

3-14 18 jam

14-50 6 jam

Departemen Farmakologi & Terapeutik


Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Eliminasi obat pada anak

 Eliminasi dari metabolit & obat terutama


melalui ginjal
 Proses filtrasi glomerulus, sekresi tubulus
dan reabsorpsi menentukan efikasi
dari eliminasi obat melalui ginjal
 Memerlukan satu tahun sejak lahir,
 fungsi ginjal berfungsi sepenuhnya
 Karena fungsi ginjal belum sempurna,
chloramphenicol bisa terakumulasi dalam tubuh
Departemen Farmakologi & Terapeutik
Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Eliminasi obat pada anak

 Bayi baru lahir  GFR < 50 % dewasa


 Eliminasi > Interval >

 > 6 bulan  GFR > 90 % dewasa

Departemen Farmakologi & Terapeutik


Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Kalkulasi dosis obat pada pediatrik

RUMUS AUSBERGER
Rumus ini lebih tepat
 diturunkan dari luas permukaan tubuh:

Untuk anak 2 – 12 tahun : ( m + 13 ) % dari D


Untuk anak 1 - 11 tahun : ( 4n + 20 ) % dari D
Untuk anak 12-16 tahun : ( 5n + 10 ) % dari D

* m = umur (bulan) ; n = umur (tahun)


Departemen Farmakologi & Terapeutik
Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Kalkulasi dosis obat pada pediatrik
berdasarkan BB

Rumus Clark‟s:
BB (kg)
Kg
Dosis Ped. = ––––––––––––––––––––– X Dosis dws
70
pound BB (pound)
Dosis Ped. = ––––––––––––––––––––– X Dosis dws
150

BSA BSA neonatus


Body
Dosis Ped. = ––––––––––––––––––––– X Dosis dws
surface area
BSA dewasa

Departemen Farmakologi & Terapeutik


Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Kalkulasi dosis obat pada pediatrik
berdasarkan BSA
BB Usia BSA % dosis
(kg) (m2) dewasa
3 Lahir 0,2 12
6 3 bulan 0,3 18
10 1 tahun 0,45 28
20 5,5 tahun 0,8 48
30 9 tahun 1 60
40 12 tahun 1,3 78
50 14 tahun 1,5 90
60 Dewasa 1,7 102
70 Dewasa 1,76 103
• Luas permukaan badan dari anak:
– Cara ini sebetulnya paling tepat, tetapi kurang praktis
Kesimpulan
 Peresepan obat yang rasional :
 Appropriate (sesuai)  berdasarkan EBM
yang terbaik & terbaru
 Adequate (tepat):
 Tepat indikasi
 Tepat cara
 Tepat dosis
 Tepat waktu
 Tepat evaluasi,dll
 Pemberian terapi  individualisasi
( tailoring)
Departemen Farmakologi & Terapeutik
Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Kesimpulan (lanjutan)

 Penghitungan dosis,
dapat menggunakan beberapa formula

 Pemberian obat
 harus menerapkan konsep adherensi

 Pemberian obat
harus diikuti dengan monitoring & evaluasi
terhadap hasil pemberian terapi

Departemen Farmakologi & Terapeutik


Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatera Utara,
Terima Kasih

Zain-Hamid R – Faculty of Medicine,


Universitas Sumatera Utara, Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai