Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PROTEKSI RADIASI

DISUSUN OLEH :
NAMA : FARIS ADAM MAULANA
NIM : 011900006
KELOMPOK : -
PROGRAM STUDI : D-IV TEKNOKIMIA NUKLIR
JURUSAN : TEKNOKIMIA NUKLIR
ACARA : GEIGER MULLER
PEMBIMBING : FIFI NURFIANI, M.Si
Tanggal Pengumpulan : 27 APRIL 2021

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2021
GEIGER MULLER

I. TUJUAN
1. Menggambar daerah plato serta menentukan tegangan kerja detektor.
2.. Menguji kestabilan sistem pencacah yang digunakan
3. Menentukan waktu mati detektor.
4. Menentukan efisiensi detektor.
5. Menentukan aktivitas suatu sumber radiasi.

II. DASAR TEORI


Detektor Geiger Muller merupakan detektor yang sangat banyak digunakan baik
sebagai sistem pencacahan maupun dalam kerja lapangan (surveymeter). Detektor ini
termasuk keluarga detektor tabung isian gas yang bekerja berdasarkan ionisasi gas.
Keuntungan dari detektor ini dapat menghasilkan pulsa listrik yang relatif besar
dibandingkan dengan detektor jenis lain akan tetapi detektor ini tidak dapat membedakan
energi radiasi yang mengenainya.
Tegangan kerja (HV) yang diberikan pada detaktor GM dapat mempengaruhi laju
cacah yang dihasilkan. Hal ini merupakan salah satu karakteristik dari setiap detektor
GM. Adapun perubahan laju cacahnya mengikuti kurva karakteristik seperti gambar 1
berikut ini, Tegangan kerja detektor dipilih pada daerah plato atau tepatnya pada 1/3
lebar plato. Kemiringan daerah Plato juga perlu diketuhui untuk melihat keandalan
detektor. Hal ini dapat ditentukan dengan persamaan 1. berikut ;

R 2−R 1
Lp= x 100 %
( V 2−V 1 ) R 1
Dengan Lp = Kemiringan plato (% per Volt atau % per 100 Volt).
1 R = Laju cacah pada awal daerah plato, 1 V (cpm/cps) .
2 R = Laju cacah pada akhir daerah plato 2 V (cpm/cps) .

Nilai kemiringan yang masih dianggap baik adalah lebih kecil daripada 0,1 % per
volt. Kestabilan suatu alat ukur radiasi dapat ditentukan dengan menggunakan
prinsip 'Chi Square Test'. Nilai chi-square nya dapat dihitung dengan persamaan 2.
berikut.
Untuk pengujian dengan melakukan 10 kali pengukuran berulang (N = 10), sistem
pencacah masih dapat dikatakan stabil bila nilai chi square-nya berkisar antara 3,33 dan
16,9.
Detektor GM termasuk detektor yang "lambat" sehingga untuk pencacahan
aktivitas tinggi, hasil cacahnya harus dikoreksi terhadap waktu mati (  ) detektor
tersebut, yang dapat ditentukan dengan persamaan 3. berikut ini:
Oleh karena tidak seluruh radiasi yang dilepaskan sumber dapat tercacah oleh
detektor, maka perlu menentukan efisiensi detektor yang menunjukkan korelasi antara
nilai cacah yang ditunjukkan sistem pencacah GM dan aktifitas sumber sebenarnya. Nilai
efisiensi ini dapat ditentukan dengan persamaan 5. berikut ini:

Nilai efisiensi dari setiap detektor sangat dipengruhi oleh faktor geometri antara
sumber dan detektor, sehingga apabila jarak antara sumber dan detektor berubah, nilai
efisiensinya juga berubah.

III. BAHAN DAN PERALATAN


Bahan:
1. Sumber standar Ba-133
2. Sumber standar Mn-54
3. Sumber stidak diketahui
Peralatan:
1. Detektor Geiger Muller
2. Inverter
3. Tegangan Tinggi (High Voltage)
4. Pencacah
5. Timer

IV. LANGKAH KERJA


1. Menentukan daerah Plato
1. Rangkaikan peralatan seperti pada gambar 2. kemudian sistem pencacah dinyalakan
dan ditunggu ± 10 menit.
2. Sebuah pemancar beta, dapat menggunakan Cs - l37 , Co - 60 atau sumber lain,
diletakkan pada ruang pencacahan
3. Penala waktu diatur untuk waktu cacah 2 menit (sesuai dengan petunjuk Pembimbing
Praktikum)
4. Pencacahan dimulai dengan menekan tombol ’count ' pada pencacah dan ’start' pada
penala waktu.
5. Bersamaan dengan langkah 4 di atas, sumber tegangan tinggi dinaikkan secara
perlahan-lahan dan perhatikan penunjuk cacahan (digit) pada pencacah.
6. Apabila pada penunjuk cacahan telah menunjukkan perubahan nilai, yang semula
nol, turunkan lagi tegangan tingginya ± 50 Volt sampai memperoleh nilai yang bulat,
misalnya 400 Volt
7. Timer diatur untuk waktu cacah 60 detik.
8. Pencacahan dilakukan lagi dan catat nilai cacahnya untuk setiap kenaikkan tegangan
tinggi sebesar 25 Volt. (sesuai dengan petunjuk Pembimbing Praktikum)
9. Apabila nilai cacah menunjukkan kenaikkan yang cukup besar, berarti sudah
mencapai daerah ’break down’, dan pencacahan dihentikan.
10. Tegangan tinggi diturunkan sampai ke tegangan kerja detektor (lihat teori untuk
penentuan tegangan kerja)

Catatan: Untuk pencacahan selanjutnya tegangan tinggi diatur tetap pada tegangan
kerja.

2. Menguji kestabilan sistem pencacah


1. Untuk mengetahui laju cacah latar belakang, dilakukan pencacahan selama 4 menit
tanpa menggunakan sumber radiasi. Nilai yang diperoleh merupakan cacahan latar
belakang yang akan digunakan dalam perhitungan selanjutnya.
2. Sebuah sumber radiasi diletakkan di tempat pencacahan.
3. Penala waktu diatur untuk pencacahan 1 menit.
4. Pencacahan dilakukan sebanyak 10 kali dan catat nilai cacahnya.

3. Menentukan waktu mati detektor


1. Persiapkan sumber radiasi 2 buah ( R1 dan R2).
2. Timer diatur untuk pencacahan 2 menit.
3. Pencacahan dilakukan masing-masing sebanyak 3 kali untuk sumber 1, sumber 1 dan
sumber 2 bersama-sama dan berikutnya sumber 2 sendiri.

Catatan: Posisi sumber 1 dan sumber 2 pada masing-masing pencacahan hendaknya tidak
berubah.

4. Menentukan efisiensi detektor


1. Sumber radiasi beta (Tl-204) yang sudah diketahui aktivitas awalnya diletakkan di
ruang pencacahan.
2. Penala waktu diatur untuk pencacahan 10 menit.
3. Pencacahan dilakukan cukup 1 kali.

5. Menentukan aktivitas suatu sumber


1. Suatu sumber radiasi beta (dari asisten) diletakkan di ruang pencacahan.
2. Timer diatur untuk pencacahan 10 menit.
3. Pencacahan dilakukan sebanyak 10 kali

V. DATA PENGAMATAN dan PERHITUNGAN


 Menentukan daerah plato
Sumber yang digunakan : Co-60
Start – end : 200 – 1200
Step voltage : 50

Run HV Counts Elapsed Dead Time


1. 200 0 60 04/21/21 01:29:03 PM
2. 250 0 60 04/21/21 01:30:04 PM
3. 300 0 60 04/21/21 01:31:04 PM
4. 350 0 60 04/21/21 01:32:05 PM
5. 400 0 60 04/21/21 01:33:06 PM
6. 450 0 60 04/21/21 01:34:06 PM
7. 500 0 60 04/21/21 01:35:07 PM
8. 550 0 60 04/21/21 01:36:08 PM
9. 600 0 60 04/21/21 01:37:08 PM
10. 650 1 60 04/21/21 01:38:09 PM
11. 700 2.455 60 04/21/21 01:39:09 PM
12. 750 2.582 60 04/21/21 01:40:10 PM
13. 800 2.728 60 04/21/21 01:41:11 PM
14. 850 2.772 60 04/21/21 01:42:11 PM
15. 900 2.821 60 04/21/21 01:43:12 PM
16. 950 2.789 60 04/21/21 01:44:13 PM
17. 1.000 2.904 60 04/21/21 01:45:13 PM
18. 1.050 2.946 60 04/21/21 01:46:14 PM
19. 1.100 2.996 60 04/21/21 01:47:15 PM
20. 1.150 2.966 60 04/21/21 01:48:15 PM
21. 1.200 3.260 60 04/21/21 01:49:16 PM

Berdasarkan data diatas dapat dibuat grafik hubungan antara high voltage dengan
counts
Grafik Hubungan antara Head Voltaage dengan Counts
3500
f(x) = 4.23 x − 1474.97
3000 R² = 0.81

2500

2000
Counts

Linear ()
1500

1000

500

0
0 200 400 600Voltage
High 800 1000 1200 1400

Berdasarkan grafik tersebut, dapat dihitung high voltage (HV) yang baru yaitu
V 2−V 1
HV = ( 3 )
+V 1

HV =( 1.150−700
3 )+700
450
HV =(
3 )
+700

HV =150+700
HV =850 volt

Menentukan kemiringan daerah plato berdasarkan grafik


R2−R 1
L p= ×100 %
( V 2−V 1 ) × R 1
2.966 cpm−2.455 cpm
L p= ×100 %
( 1.150 volt −700 volt ) ×2.455 cpm
511 cpm
L p= ×100 %
450 volt × 2.455 cpm
511
L p= ×100 %
1.104 .750 volt
0,0004625
L p= × 100 %
volt
0,04625 %
L p=
volt
0,04625 %
Jadi nilai kemiringan daerah plato adalah
volt

 Menentukan nilai Chi Square atau kestabilan alat ukur radiasi

Run HV Counts Elapsed Dead Time


1. 850 2.710 60 04/21/21 02:05:47 PM
2. 850 2.740 60 04/21/21 02:06:47 PM
3. 850 2.715 60 04/21/21 02:07:48 PM
4. 850 2.763 60 04/21/21 02:08:49 PM
5. 850 2.815 60 04/21/21 02:09:49 PM
6. 850 2.829 60 04/21/21 02:10:50 PM
7. 850 2.629 60 04/21/21 02:11:50 PM
8. 850 2.664 60 04/21/21 02:12:51 PM
9. 850 2.691 60 04/21/21 02:13:52 PM
10. 850 2.775 60 04/21/21 02:14:52 PM

n
1 2 2
Rumus Chi Square : X = ∑ ( Ri− Ŕ )
Ŕ 1
2
Run HV R (cpm) Ŕ (cpm) R−Ŕ (cpm) ( R− Ŕ ) ( cpm )2
1. 850 2.710 2.733,10 -23,10 533,61
2. 850 2.740 2.733,10 6,90 47,61
3. 850 2.715 2.733,10 -18,10 327,61
4. 850 2.763 2.733,10 29,90 894,01
5. 850 2.815 2.733,10 81,90 6.707,61
6. 850 2.829 2.733,10 95,90 9.196,81
7. 850 2.629 2.733,10 -104,10 10.836,81
8. 850 2.664 2.733,10 -69,10 4.774,81
9. 850 2.691 2.733,10 -42,10 1.772,41
10. 850 2.775 2.733,10 41,90 1.755,61

2
∑ ( R− Ŕ ) 36.846,90

Keterangan :
Ŕ=nilai R ratarata
n
12 2
X = ∑ ( Ri− Ŕ )
Ŕ 1
1
X2= × 36.846,90cpm 2
2.733,10 cpm
X 2 =13,48172cpm

 Menentukan waktu mati detektor


R 1+ R 2−R12−Rb
Rumus : τ =
R122−R12−R22
 Menentukan laju cacah background

Counts Counts
Run HV Elapsed Dead Time
(cpm) (cps)

1. 850 53 0,88 60 04/21/21 01:56:10 PM


2. 850 30 0,50 60 04/21/21 01:57:11 PM
3. 850 43 0,72 60 04/21/21 01:58:12 PM

R1 + R2 + R3
Ŕ=
3
0,88+ 0,50+0,72
Ŕ=
3
2,1
Ŕ=
3
Ŕ=0,7 cps
 Menentukan laju cacah sumber Co-60

Counts Counts
Run HV Elapsed Dead Time
(cpm) (cps)

1. 850 2.710 45,17 60 04/21/21 02:05:47 PM


2. 850 2.740 45,67 60 04/21/21 02:06:47 PM
3. 850 2.715 45,25 60 04/21/21 02:07:48 PM

R1 + R2 + R3
Ŕ=
3
45,17+45,67+ 45,25
Ŕ=
3
315,08
Ŕ=
3
Ŕ=45,36 cps

2
( Ŕ ) = ( 45,36 )2
2
( Ŕ ) =2.057,63 cps

 Menentukan laju cacah sumber Sr-90

Counts Counts
Run HV Elapsed Dead Time
(cpm) (cps)

1. 850 9.352 155,87 60 04/21/21 02:20:25 PM


2. 850 9.333 155,55 60 04/21/21 02:21:26 PM
3. 850 9.342 155,70 60 04/21/21 02:22:27 PM

R1 + R2 + R3
Ŕ=
3
155,87+155,55+155,70
Ŕ=
3
467,12
Ŕ=
3
Ŕ=155,71cps

2
( Ŕ ) = (155,71 )2
2
( Ŕ ) =24.244,22cps

 Menentukan laju cacah sumber Co-60 dan Sr-90

Counts Counts
Run HV Elapsed Dead Time
(cpm) (cps)

1. 850 12.947 215,78 60 04/21/21 02:25:03 PM


2. 850 12.797 213,28 60 04/21/21 02:26:03 PM
3. 850 12.867 214,45 60 04/21/21 02:27:04 PM

R1 + R2 + R3
Ŕ=
3
215,78+213,28+ 214,45
Ŕ=
3
643,52
Ŕ=
3
Ŕ=214,51cps

2
( Ŕ ) = ( 214,51 )2
2
( Ŕ ) =46.012,63 cps

 Menentukan waktu mati

R1 R2 R12 R 12 R 22 R122 Rb
24.244,2 46.012,6
45,36 155,71 214,51 2.057,63 0,7
2 3
R 1+ R 2−R12−Rb
τ=
R122−R12−R22
45,56+155,71−214,51−0,7
τ=
46.012,63−2.057,63−24.244,22
−14,14 cps
τ=
19.710,78 cps 2
τ =−0,00072 cps
τ =−7,2 ×10−4 s

 Mengoreksi hasil cacah terhadap waktu


Ro
Rc =
1−R o τ
a. R1=Co−60
45,36 cps
Rc =
1−( 45,36 cps × (−7,2 ×10−4 detik per cacah ) )
45,36 cps
Rc =
1+0,03254 cps 2
45,36 cps
Rc =
1,03254
Rc =43,9305 cps
b. R2=Sr−90
155,71 cps
Rc = −4
1−( 155,71cps × (−7,2 ×10 detik per cacah ) )
155,71cps
Rc =
1+0,1117 cps 2
155,71 cps
Rc =
1,111702
Rc =140,0645 cps
c. R12=Co−60+Sr −90
214,51 cps
Rc =
1−( 214,51 cps × (−7,2 ×10−4 detik per cacah ) )
214,51 cps
Rc =
1+0,15388 cps 2
214,51 cps
Rc =
1,153884
Rc =185,9026 cps

 Menentukan efisiensi detektor


Sumber radiasi : Co-60 (September 2019 1μCi 5,27 years)
A0 : 1μCi → 37.000 Bq
t0 : September 2017
t praktik : April 2021
t : t praktik −t 0
: April 2021 – September 2017
: 4 tahun 5 bulan → 4,4167 tahun
1
t2 : 5,27 tahun

Aktivitas Co-60 hari ini


− ( 0,693 ×t )
1
t2
A=A 0 ×e
− ( 0,693× 4,4167 )
5,2
A=37.000 Bq ×e
− ( 3,0607 )
5,2
A=37.000 Bq ×e
A=37.000 Bq ×e−0,5886
A=37.000 Bq ×0,5551
A=20.538,7 Bq

Efisiensi detektor
R
η=
A× p
45,36 cps
η= → p=100 %=1
20.538,7 Bq ×1
cps
η=0,002209
Bq
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk menggambar daerah plato serta
menentukan tegangan kerja detektor, menguji kestabilan sistem pencacah yang
digunakan, menentukan waktu mati detektor, efisiensi detektor, serta menentukan
aktivitas suatu sumber radiasi.
Pertama dilakukan pengukuran untuk menentukan daerah plato. Dikarenakan
aktivitas sumber yang terlalu kecil, maka diperoleh grafik plato yang kurang memuaskan.
Sehingga daerah plato yang gunakan terdapat pada rentang 700 hingga 1150 Volt. Hal ini
mengakibatkan tegangan kerja yang akan digunakan pada praktikum selanjutnya sebesar
850 Volt.
Setelah tegangan kerja ditentukan, selanjutnya dilakukan pengukuran untuk
pengujian kestabilan detektor yang digunakan. Dari hasil perhitungan, didapatkan hasil
bahwa detektor Geiger muller yang digunakan cenderung stabil. Hal ini ditunjukkan dari
hasil perhitungan Chi Square yang sebesar 13,48172 dari range yang ditentukan diantara
3,33 hingga 16,9.
Selanjutnya adalah penentuan waktu mati. Dikarenakan intensitas radiasi yang
dipancarkan oleh sumber bersifat acak, maka terdapat kemungkinan bahwa beberapa
radiasi yang mengenai detektor tidak tercatat. Dalam hal ini, semakin tinggi laju cacah
maka semakin banyak radiasi yang tidak tercatat, sehingga hasil pengukuran dari sistem
pencacahan lebih sedikit dari pada seharusnya. Penentuan waktu mati ini dilakukan
dengan mengukur laju cacah kedua sumber (Co-60 dan Sr-90) secara bersamaan dan
secara bergantian. Dari perhitungan, diperoleh waktu mati detektor adalah −7,2 ×10−4 s
dengan nilai laju koreksi untuk Co-60 sebesar 43,9305 cpsdan untuk Sr-90 sebesar
140,0645 cps .
Setelah waktu mati detektor ditentukan, yang selanjutnya dilakukan adalah
penentuan efisiensi dari detektor. Pada praktikum, digunakan sumber Co-60 dengan
aktivitas awal pada September 2017 sebesar 1 μCi dan waktu paruh 5,27 tahun.
Berdasarkan perhitungan, diperoleh aktivitas sumber Co-60 pada April 2021 sebesar
cps
20.538,7 Bq dan diperoleh efisiensi detektor sebesar 0,002209 . Nilai efisiensi yang
Bq
relatif kecil ini dapat dipengaruhi oleh jarak antara sumber dengan detektor, tegangan
kerja, amplifier, dan sebagainya. Selain itu, jenis radiasi, energi radiasi, dan intensitas
radiasi juga mempengaruhi efisiensi detektor. Hal ini dikarenakan proses interaksi radiasi
terhadap materi yang berbeda-beda.

VII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Detektor Geiger Muller yang digunakan memiliki tegangan kerja sebesar
850 Volt
2. Detektor Geiger Muller yang digunakan cenderung stabil dikarenakan
memiliki nilai Chi Square 13,48172 dari range yang ditentukan diantara
3,33 hingga 16,9.
3. Detektor Geiger Muller yang digunakan memiliki waktu mati pada
−7,2 ×10−4 s .
cps
4. Efisiensi dari detektor Geiger Muller yang digunakan adalah 0,002209
Bq
5. Aktivitas dari sumber radiasi pada saat penelitian adalah 20.538,7 Bq

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Prihatiningsih, Maria Christina. 2015. Modul Praktikum Alat Deteksi dan Proteksi
Radiasi. Yogyakarta:STTN-BATAN
http://geofisikafmipa.blogspot.com/2011/06/percobaan-geiger-muller.html

Yogyakarta, 27 April 2021


Pembimbing, Praktikan,

Fifi Nurfiana, M. Si Faris Adam Maulana

Anda mungkin juga menyukai