Anda di halaman 1dari 20

TUGAS PRAKTIKUM

PROSES PRODUKSI I
SEMESTER GENAP 2020/2021

MESIN LAS LISTRIK SMAW

Disusun Oleh

DESPI RAMADHANI
1907113589

LABORATORIUM TEKNOLOGI PRODUKSI


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2021
DAFTAR ISI

Daftar Isi i

Bab I : Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Manfaat 1
1.3 Tujuan 1

Bab II : Pembahasan 2

2.1 Bagian-Bagian Mesin 2


2.2 Peralatan Proses Las 2
2.3 Peralatan Bantu 5
2.4 Alat Keselamatan Kerja 7
2.5 Proses-Proses Yang Dapat Dilakukan 10
2.6 Jenis-Jenis Polaritas Pengelasan Smaw 11
2.7 Permasalahan Yang Sering Ditemui 12

Bab III : Penutup 16

3.1 Kesimpulan 16
3.2 Saran 16

Daftar Pustaka 17

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengelasan busur logam terlindung (SMAW) adalah teknik pengelasan yang
dapat digunakan pada semua bahan besi di semua posisi pengelasan. Nama lain
untuk SMAW adalah pengelasan tongkat. Elektroda berlapis fluks (yang
merupakan tongkat logam dalam dudukan elektroda) dihubungkan ke sumber
listrik dan menyentuh logam dasar untuk menghasilkan lasan. Fluks melindungi
busur listrik untuk mencegah kontaminasi.
SMAW dapat digunakan untuk mengelas baja paduan rendah dan tinggi, baja
karbon, besi cor, dan paduan nikel untuk industri seperti konstruksi, pembuatan
kapal, dan manufaktur. Itu bisa dilakukan di dalam dan di luar ruangan.
SMAW menghasilkan slag, yang merupakan lapisan chip pengelas produk
samping setelah pengelasan agar terlihat bersih.
1.2 Manfaat Praktikum
Adapun manfaat praktikum mesin las yaitu;
1. Praktikan dapat mengetahui bagian-bagian mesin las.
2. Praktikan dapat mengetahui peralatan bantu yang digunakan dalam proses las.
3. Praktikan dapat mengetahui proses-proses yang dapat dilakukan pada mesin
las.
4. Praktikan dapat mengetahui permasalahan yang sering ditemui pada proses las.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum mesin las yaitu :

1. Untuk mengetahui bagian-bagian mesin las.


2. Untuk melatih kemampuan mahasiswa teknik mesin dalam mengoprasikan
mesin las.
3. Untuk mengetahui fungsi setiap bagian mesin las.
4. Untuk mengetahui cacat yang terjadi dalam proses pengelasan logam serta
berbagai penyebabnya.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bagian-Bagian Mesin

Berikut adalah bagian-bagian mesin las dan fungsinya:

Gambar 2.1 Bagian-bagian mesin las smaw


(Sumber : www.niagamas.com )

1. Saklar pengatur intensitas arus (Current Selection Switch) sesuai dengan jenis
diameter kawat las yang digunakan.
2. Lampu Indikator (LED) Hijau untuk status status mesin siap untuk
pemakaian.
3. Lampu Indikator (LED) Kuning untuk status saklar OFF karena kelebihan
beban (overload) / suhu mesin terlalu tinggi (overtemperature).
4. Kutub Negatif (-) untuk koneksi klem / tang massa.
5. Kutub Positif (+) untuk koneksi pegangan / tang kawat las.

2.2 Peralatan Proses Las


Terdapat beberapa bagian penting pada peralatan las, begitu juga dengan
fungsinya yang bermacam-macam sesuai alat yang digunakan, antara lain:

Gambar 2.2 Bagian-bagian peralatan las smaw

2
(Sumber : www.cnzahid.com )

2
1. Transformator DC/AC ( power source )

Gambar 2.3 Power Source


(Sumber : www.niagamas.com )
Transformator berfungsi mengubah tegangan tinggi pada listrik menjadi
lebih rendah, agar bias menghasilkan output yang sesuaidengan kebutuhan
daya dalam proses pengelasan.
Sumber tegangan diklarifikasikan sebagai mesin las AC dan mesin las DC,
mesin las AC biasanya berupa trafo las, sedangkan mesin las DC selain trafo
juga ada yang dilengkapi dengan rectifier atau diode ( perubahan arus AC
menjadi arus DC ).

2. Kabel masa dan kabel elektroda ( ground cable and electrode cable )

Gambar 2.3 Kabel masa dan kabel elektroda


(Sumber : teknikece.com )
Kabel masa dan kabel elektroda berfungsi menyalurkan aliran listrik
dari mesin las ke material las dan kembali lagi ke mesin las. Ukuran kabel
harus menyesuaikan agar tidak terjadi pemanasan pada kabel dan merusak
isolasi kabel.

3
3. Holder ( penjepit elektroda )

Gambar 2.4 penjepit elektroda


(Sumber : teknikece.com )
Holder berfungsi untuk mengalirkan arus listrik darikabel ke elektroda serta
sebagai pegangan elektoda sehingga welder tidak merasa panas pada saat
mengelas

4. Claim masa

Gambar 2.5 Claim masa


(Sumber : teknikece.com )
Klem masa berfungsi untuk menghubungkan kabel masa dari mesin las
dengan material agar tidak sukar terlepas.

5. Elektroda

Gambar 2.6 Elektroda


(Sumber : achmadarifin.com )
Elektroda adalah suatu material yang digunakan untuk melakukan
pengelasan yang berfungsi sebagai pembakar yang akan menimbulkan busur
nyala. Sebagian besar elektoda las SMAW dilapisi oleh lapisan flux, yang

4
berfungsi sebagai pembentuk gas yang melindungi cairan logam dari
kontaminasi udara disekelilingnya.
Kawat Inti : Kawat inti pada elektroda jenis ini berfungsi sebagai logam
pengisi ini terbuat dari bahan logam misal mild steel, low carbon steel, alloy
steel dimana pemilihannya disesuaikan dengan material yang akan
disambung. Ukuran diameter yang tersedia antara 1,2 sampai dengan 6 mm
dengan panjang antara 250 sampai dengan 450 mm.
Fluks (Pembungkus);Dalam proses pengelasan, pembungkus elektroda ini
akan terbakar dan membentuk terak (slag) cair yang kemudian membeku
sehingga melindungi logam las dari pengaruh atmosfir atau mencegah
terhadap kontaminasi dari udara sekitarnya. Selain itu juga pemantap busur
untuk membantu kelancaran pemindahan butir-butir cairan logam serta
sebagai sumber unsur-unsur paduan.

2.3 Peralatan Bantu


Pada penggunaan mesin las agar pekerja dapat menggunakan mesin secara
maksimal terdapat alat-alat bantu sebagai penunjang pekerjaan, mesin ini
dilengkapi dengan beberapa perlengkapan bantu diantaranya:

1. Palu las / palu terak

Gambar 2.7 Palu terak


(Sumber : salamadian.com )

Palu las digunakan untuk melepaskan terak las pada jalur las dengan cara
memukulkan atau menggoreskan pada daerah hasil pengelasan.

2. Sikat kawat

Gambar 2.8 Sikat baja


(Sumber : pengelasan.net)

5
Sikat kawat digunakan untuk membersihkan benda kerja yang akan dilas
dan terak las pada hasil pengelasan. Kebersihan benda kerja sangat
mempengaruhi hasil pengelasan karena kotoran akan menimbulkan cacat
pengelasan.

3. Penjepit

Gambar 2.9 Tang Penjepit


(Sumber : sindunesia.com)

Penjepit digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang


masih panas.

4. Siku magnet

Gambar 2.10 Siku baja


(Sumber : www.monotaro.id )

Siku digunakan pada saat melakukan las catat agar benda kerja yang dilas
dapat sesuai dengan sudut yang diinginkan.

6
5. Mistar kombinasi busur

Gambar 2.11 Mistar kombinasi


(Sumber : bp-guide.id )

Mistar busur digunakan untuk mengukur jarak dan sudut ketika pembuatan
kampuh agar benda kerja sesuai dengan yang diinginkan.

2.4 Alat Keselamatan Kerja


Adapun alat-alat yang digunakan untuk keselamatan kerja antara lain :
1. Pelindung mata

Gambar 2.12 Kaca Mata Pengaman (safety glasses)


(Sumber : pksafety.com )

Digunakan untuk menurunkan kekuatan pancaran cahaya tampak dan harus


bisa menyerap atau melindungi mata dari pancaran sinar ultraviolet dan
inframerah dai pengelasan. Pelindung mata atau yang biasa disebut gogel ini
harus juga mempunyai warna transmisi tertentu, misalnya abu-abu, coklat
atau hijau.

7
2. Topeng Las (welding Mask)

Gambar 2.13 Topeng Tanpa Dipegang, dan Topeng Dengan Dipegang


(Sumber : megaperkakas.com )

Digunakan untuk melindungi seluruh muka dari luka bakar kulit sebagai
akibat dari cahaya busur, percikan api dan lain-lainnya, yang tidak dapat
dilindungi dengan hanya memakai kacamata las saja. Jendela kaca dari
topeng las terdiri dari tiga lapisan kaca berwarna diapit oleh kaca yang
netral/putih.

3. Pelindung Pernapasan

Gambar 2.14 Respiratory Protective Equipment (RPE)


(Sumber : megaperkakas.com )
Pelindung pernapasan digunakan  apabila pembersihan udara dengan
ventilasi / exhaust fan tidak mencukupi dan pengelasan di tempat tertutup
seperti dalam tangki atau terowongan, sehingga diperkirakan dapat
membahayakan pekerja diharapkan memakai alat pernapasan pelindung debu 
dan pelindung racun.

8
4. Pelindung Kulit
a. Sarung Tangan Kulit

Gambar 2.15 Sarung Tangan Kulit


(Sumber : megaperkakas.com )

Sarung tangan las berfungsi untuk melindungi kulit tangan. Operator


las harus memakai sarung tangan dari kulit agar terhindar dari luka bakar
terutama saat melakukan pengelasan tegak dan atas kepala. Bagian dalam
sarung tangan las harus dilapisi bahan katun untuk menyerap keringat 
pada tangan agar terhindar dari bahaya listrik.

b. Jaket kulit/apron kulit.

Gambar 2.16 apron kulit


(Sumber : megaperkakas.com )

Baju las/ apron dibuat dari kulit atau asbes. Baju las yang lengkap
dapat melindungi badan, sebagian kaki dan lengan.

9
c. Sepatu safety

Gambar 2.17 Sepatu safety


(Sumber : megaperkakas.com )

Sepatu safety berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api,


terak dan kejatuhan dari benda. Sepatu safety terbuat dari bahan kulit yang
ujungnya dilengkapi dengan besi untuk menahan beban hingga 2 ton.

2.5 Proses-proses yang dapat dilakukan


Pada pengelasan smaw terdapat beberapa proses pengelasan yang dapat
dilakukan antara lain adalah sebagai berikut:

1. Pengelasan aluminium
Jarang memang seorang tukang las mengelas aluminium, namun dari fakta
tersebut bukan berartialuminium tidak dapat dilas. Kenyataannya material ini
tetap bias dilas hanya saja prosesnya lebih sulit dibandingkan dengan baja. Hal
ini dikarenakan aluminium memiliki kalor jenis dan daya hantar panas yang
tinggi, paduan aluminium mudah teroksidasi, koefisien muainya besar, selisih
perbedaan kelarutan hydrogen yang besar, berat jenisnya rendah, serta titik cair
dan viskositasnya rendah.

2. Pengelasan baja karbon


Pengelasan SMAW merupakan salah satu cara yang biasa digunakan untuk
pengelasan baja karbon rendah. Kualitas sambungan las dapat dikarakterisasi
dengan pengujian tarik.

3. Pengelasan besi cor


Proses pengerjaan las yang sulit dikerjakan yaitu salah satunya pengerjaan
benda kerja yang terbuat daribesi tuang atau besi cor. Karakter yang dimiliki
besi cor kelabu yaitu memiliki kandungan grafit dengan bentuk serpih. Dengan
adanya kandungan grafit ini membuat karakteristik besi cor kelabu sangat
sensitive timbulnya retakan apabila tekanan beban tumpuan ataupun beban
tarikan. Dengan kondisi tersebut membuat besi cor kelabu sangat sulit
dilakukan pengelasan dan membeku dengan cepat, pendinginan yang cepat ini
menimbulkan besicor putih yang bersifat keras.

10
2.6 Jenis-jenis polaritas pengelasan smaw
Dalam proses pengelasan SMAW tenag alistrik yang di peroleh dari mesin
menurut jenis arus yang dikeluarkan terbagi menjadi 3 jenis mesin yaitu:

1. Mesin las arus bolak balik (AC)


Pada mesin AC cukup dengan transformator. Pada proses pengelasan
mesin AC, voltage drop tidak dipengaruhi dengan panjang kabel, kurang
cocok untuk arus yang lemah, tidak semua jenis elektroda dapat dipakai.
Secara teknik arc starting lebih sulit terutama untuk diameter elektroda kecil.
Arus ini menghasilkan pengelasan yang kasar, sehingga kurang cocok
dipakai. Biasanya dipakai pada saat di lapangan.

2. Mesin las arus searah (DC)


Pada mesin arus DC dilengkapi dengan komponen yang mengubah
sifat arus AC menjadi arus DC yaitu dengan generator listrik.
Sedangkan pada prodes pengelasan DC, voltage drop sensitive terhadap
panjang kabel, dapat dipakai untuk arus sekecil mungkin dengan diameter
elektroda kecil, semua jenis elektroda dapat dipakai, arc seting lebih mudah
terutama untuk arus kecil, mayoritas industry fabrikasi menggunakan polarity
DC khususnya untuk pengelasan carbon steel.

3. Mesin kombinasi
Pada mesin kombinasi antara AC dan DC dilengkapi dengan
transformator dan rectifer, dimana rectifer ini mempunyai fungsi untuk
meratakan arus. Pada prinsipnya mesin kombinasi dibagi kedalam dua jenis
polarity yaitu polarity DCEP dan polarity DCEN.

 Polarity DCEP (refersed polarity)


Cara kerjanya material dasar disambung dengan kutup negative dan
elektrodanya dihubungkan dengan kutub positif dari mesin las DC, sehingga
busur listrik bergerak dari material dasar ke elektroda dan berakibat 2/3 panas
berada di elektroda dan 1/3 panas berada di material dasar. Cara ini
menghasilkan pencairan elektroda lebih banyak sehingga hasil las
mempunyai penetrasi dangkal.

 Polarity DCEN (straight polarity)


Perinsip dasarnya material disambung dengan kutub positif dan elektroda
dihubungkan dengan kutub negative pada travolas DC.
Yang berakibat 2/3 panas berada pada material dan 1/3 panas berada pada
elektroda. Cara ini menghasilkan pencairan material lebih banyak disbanding
elektroda sehingga hasil las mempunyai penetrasi yang dalam.

11
2.7 Permasalahan yang sering ditemui
Proses pengelasan melibatkan adanya pancairan di daerah sambungan,
secara metalurgi akan menghasilkan tiga daerah sambungan. Oleh karena itu
masalah terbesar yang sering terjadi pada pengelasan smaw adalah cacat las,
cacat las disebabkan karena adanya prosedur pengelasan yang salah,
persiapan yang kurang baik dan bisa karena peralatan serta consumable yang
tidak sesuai. Dimana hasil dari proses pengelasan sangat dibutuhkan
kekuatanya itu sendiri.
Berikut adalah macam-macam cacat las antaranya:

1. Cacat las undercut


Undercut adalah sebuah cacat las yang berada di bagian permukaan atau
akar, benuk seperti cerukan pada base metal. Jenis cacat pengelasan ini dapat
terjadi pada semua sambungan las, baik fillet, butt,corner dan edge joint.

Gambar 2.18 Undercut


( Sumber : www.pengelasan.net )

2. Porosity (porositas)
Porositas adalah cacat pengelasan yang berupa sebuah lubang-lubang kecil
pada weld metal, dapat berupa pada permukaan maupun didalamnya. Porosity
ini mempunyai beberapa tipe yaitu cluster porosity, blow hole dan gas pore.

Gambar 2.19 Porosity


( Sumber : www.pengelasan.net )

12
3. Slag inclusion
Slag inclusion adalah cacat yang terjadi pada daerah dalam hasil lasan.
Cacat ini berupa slag yang berada dalam lasan, yang sering terjadi pada
daerah stop and run.

Gambar 2.20 Slag Inclusion


( Sumber : www.pengelasan.net )

4. Incomplete penetrasion
IP adalah sebuah cacat pengelasan yang terjadi pada daerah root atau akar
las, IP adalah pengelasan pada daerah root tidak tembus atau reinforcemen
pada akar las berbentuk cekung.

Gambar 2.21 Incomplete penetrasion


( Sumber : www.pengelasan.net )

5. Incomplete fusion (lack of fusion)


IF adalah sebuah hasil las yang tidak sempurna karena proses
penyambungan antara logam las danlogam base tidakmenyatu sempurna.

Gambar 2.22 Incomplete fusion


( Sumber : www.pengelasan.net )

13
6. Over spatter
Spatter adalah percikan las, sebenarnya jika spatter dapat dibersihkan maka
tidak termasuk cacat. Namun jika jumlahnya berlebih dan tidak dapat
dibersihkan maka dikategorikan dalam cacat visual.

Gambar 2.23 Over spatter


( Sumber : www.pengelasan.net )

7. Hot crack
Retak panas adalah retakan pada pengelasan yang terjadi setelah pengelasan
selesai atau saat proses pemadatan logam lasan.

Gambar 2.24 Hot crack


( Sumber : www.pengelasan.net )

8. Distorsi
Distorsi pengelasan adalah perubahan bentuk setelah terjadinya pengelasan.
Distorsi terjadi setelah proses pendinginan, karena adanya panas yang
berlebihan maka material mengalami penyusutan atau pengembangan maka
material dapat melengkung.

Gambar 2.25 Distorsi


( Sumber : www.pengelasan.net )

14
9. Misalignment
Ketinggian antara plat yan disambung tidak rata. Hal ini disebabkan karena
persiapan pengelasan yang tidak tepat.

Gambar 2.26 Misalignment


( Sumber : www.pengelasan.net )

10. Overlap
Overlap dapat terjadi pada permukaan dan akar las, cacat ini terjadi jika
hasil lasan lebarnya melebihi darikampuh las dan pada ujungnya tidak fusi
dengan logam induk.

Gambar 2.27 Overlap


( Sumber : www.pengelasan.net )

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
SMAW adalah pengelasan tongkat. Elektroda berlapis fluk
tongkat logam dalam dudukan elektroda) dihubungkan ke sumber listrik dan
menyentuh logam dasar untuk menghasilkan lasan. Fluks melindungi busur
listrik untuk mencegah kontaminasi.

SMAW dapat digunakan untuk mengelas baja paduan rend


karbon, besi cor, dan paduan nikel untuk industri seperti konstruksi, pembuatan
kapal, dan manufaktur. Itu bisa dilakukan di dalam dan di luar ruangan.
Proses pengelasan melibatkan adanya pancairan di daerah
metalurgi akan menghasilkan tiga daerah sambungan. Oleh karena itu masalah
terbesar yang sering terjadi pada pengelasan smaw adalah cacat las, cacat las
disebabkan karena adanya prosedur pengelasan yang salah, persiapan yang
kurang baik dan bisa karena peralatan serta consumable yang tidak sesuai.
Dimana hasil dari proses pengelasan sangat dibutuhkan kekuatanya itu sendiri.

3.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika laporan diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki laporan
tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun
dari para pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA

Amstead,B.H.dkk.1991. Teknologi Mekanik. Jakarta : Erlangga

Anonimus. 2005. Proses Pemesinan. Jakarta.

https://achmadarifin.com/pengertian-pengelasan-smaw ( 09 April 2021)

https://bp-guide.id/AXmiJIvW ( 09 April 2021)

https://pksafety.com/pyramex-integra-welding-shade-safety-glasses-12-pairs/
( 09 April 2021)

https://salamadian.com/macam-macam-palu/ ( 09 April 2021)

https://sindunesia.com/macam-macam-tang/ ( 09 April 2021)

https://teknikece.com/alat-las-listrik/ ( 09 April 2021)

https://www.cnzahid.com/2016/06/teknik-las-smaw-komponen-dan-prosedur.html
(09 April 2021)

https://www.monotaro.id/p103080934.html ( 09 April 2021)

https://www.niagamas.com/produk/daiden-welding-inverter-machine-mesin-las-
mmai-120/ ( 09 April 2021)

https://www.pengelasan.net/cacat-las/#:~:text=Undercut%20adalah%20sebuah
%20cacat%20las,lap%2C%20corner%20dan%20edge%20joint. ( 09 April
2021)

https://www.pengelasan.net/peralatan-las/#:~:text=6.%20Sikat%20Baja.,-
%40gemilang%2Dstore&text=Digunakan%20untuk%20membersihkan
%20permukaan%20benda,lasan%20dari%20debu%20dan%20slag. ( 09
April 2021)

https://www.uti.edu/programs/welding/types-welding ( 05 April 2021)


Wiryosumarto, Harsono. 1981. Teknologi Pengelasan logam. Jakarta: Pradnya
Paramita.

17

Anda mungkin juga menyukai