Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


MINYAK DAN GAS BUMI

BAB III
DASAR TEORI
Pemboran adalah suatu kegiatan utama dalam industri perminyakan yang
bertujuan untuk membuat lubang dari permukaan menuju ke target reservoir untuk
memproduksikan hidrokarbon. Operasi pemboran harus dilakukan dengan baik
dan benar agar dapat selesai sesuai dengan waktu dan biaya yang telah
direncanakan.
Secara garis besar peralatan pengeboran dapat dibagi menjadi lima sistem
peralatan utama, yaitu :
1. Sistem Pengangkatan (Hoisting System)
2. Sistem Pemutar (Rotating System)
3. Sistem Sirkulasi (Circulating System)
4. Sistem Pencegah Semburan Liar (Blow Out Preventer System)
5. Sistem Tenaga (Power System)

Pada prinsipnya lima sistem ini saling mendukung satu sama lainnya. Dalam
kegiatan yang dilakukan pada operasi pengeboran, lima sistem ini bekerja secara
bersamaan dan saling mendukung. Sehingga keberhasilan suatu operasi
pengeboran sangat tergantung pada baik tidaknya performa dari lima sistem ini.

3.1. SISTEM PENGANGKATAN (HOISTING SYSTEM)


Sistem pengangkatan (hoisting system) merupakan salah satu
komponen peralatan pemboran yang berfungsi untuk menyediakan fasilitas
dalam mengangkat, menahan dan menurunkan drillstring, casing string dan
perlengkapan bawah permukaan lainnya dari dalam sumur atau ke luar
sumur.
Hositing system terdiri dari dua sub komponen utama yaitu :
1. Overheadtool, yang terdiri dari :
- Crown Block
- Drilling line
- Travelling Block

22
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI

- Hook
- Link
- Elevator
- Drawwork
2. Peralatan penunjang, yang terdiri dari :
- Mast
- Rig Floor
- Substucture

3.2. SISTEM PEMUTAR (ROTARY SYSTEM)


Fungsi utama dari sistem putar (rotating system) adalah untuk
memberikan puataran pada rangkaian pipa bor dan juga memberikan beratan
pada pahat dalam mengebor suatu formasi. Putaran bersumber dari putaran
rotary. Besarnya putaran yang diinginkan biasanya disebut dengan Rotation
Per Minutes (RPM). Besarnya beban rangkaian pemboran akan memberikan
beratan yang berguna untuk membantu mata bor dalam pemecahan batuan
pada saat operasi pengeboran berlangsung.

Beban ini sering dinamakan dengan Weight On Bit (WOB). Dengan


kombinasi RPM dan WOB yang tepat akan menghasilkan kecepatan
pengeboran yang optimum (Rate of Penetration optimum).
Rotating system terdiri dari beberapa sub komponen utama yaitu :
1. Swivel
2. Peralatan putar (Rotating Equipment)
3. Rangkaian pengeboran (Drill Stem)
4. Mata bor (Bit)

23
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI

3.2.1. Deskripsi Peralatan Rotary System


1. Swivel
Swivel berfungsi sebagai penahan beban drillstring dan bagian
statis yang memberikan drillstring berputar. Swivel merupakan titik
penghubung antara circulating system dan rotating system. Disamping
itu juga sebagai penutup fluida dan menahan putaran selama diberikan
tekanan.

Gambar 3.1. Swivel


2. Peralatan putar (Rotating Equipment)
Rotating Equipment merupakan peralatan-peralatan yang
digunakan untuk memberikan putaran pada rangkaian pengeboran.
Putaran yang dihasilkan memiliki kekuatan yang sangat besar sehingga
mampu memutar rangkaian pengeboran yang panjang.
Peralatan putar (rotating equipment) terdiri dari : Rotary table,
Master Bushing, Kelly bushing, Rotary slips, Insert bowl/slip bowl,
Make up dan Break out tong, Kelly spiner.

24
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI

a. Rotary table (meja putar)


Dipasang diatas lantai bor di dalamnya terdapat master
bushing. Pada master bushing terdapat box yang dimasuki oleh pin
dari kelly bushing. Sehingga bila rotary table berputar, master
bushing berputar, dan kelly bushing akan berputar. Rotary table
berfungsi untuk memutar dan dipakai untuk menggantung drill
string (drill pipe, drill collar dsb) yang memutar bit di dasar sumur.

Gambar 3.2. Rotary Table


b. Master Bushing
Master bushing adalah alat yang dapat dilepas dan diganti
dengan ukuran yang sesuai dengan lubang pada meja pemutar dan
kebutuhan operasi. Alat ini menjadi tempat kedudukan salah satu
dari dua alat-alat perlengkapan pemutar yaitu kelly bushing atau
rotary slip.

Gambar 3.3. Master Bushing

25
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI

c. Kelly Bushing
Kelly bushing adalah alat yang dipasang masuk ke dalam master
bushing untuk menyalurkan gaya putar pada kelly dan batang bor sewaktu
mengebor sumur bor (lubang). Lubang pada kelly bushing ini berbentuk
sama dengan bentuk kelly yang dipakai yaitu persegi, segitiga atau segi
enam.

Gambar 3.4. Kelly Bushing


d. Rotary Slip
Rotary slip adalah alat yang digunakan sebagai
penggantung rangkaian pipa bor pada saat dilakukan penyambungan
atau pelepasan section rangkaian pipa bor. Saat penyambungan
pipa, alat ini diselipkan kedalam master bushing pada rotary table
agar pipa tidak jatuh saat di sambung. Rotary slip memiliki
kontruksi bagian dalam yang memiliki gigi dengan bentuk silinder
dengan ukuran tertentu sesuai dengan ukuran pipa yang akan
ditahan.

Gambar 3.5. Rotary Slip

26
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI

e. Slip Bowl
Slip bowl adalah bantalan pengisi dari logam yang
diletakkan didalam master bushing untuk mengatur atau
menyesuaikan ukuran pipa dan slip yang dipakai yang berubah-
ubah sesuai keperluannya.

Gambar 3.6. Slip Bowl


f. Make up and Break out Tong
Make up and Break out Tong adalah kunci-kunci besar yang
digantung diatas lantai rig dekat meja putar, yang dipasang pada
bagian-bagian dari batang bor, baik untuk menyambung maupun
melepas sambungan.

Gambar 3.7. Make up and Break out Tong


g. Kelly Spinner
Kelly spinner di pasang pada bagian bawah dari swivel
stem. Alat ini dipakai untuk menyambung kelly dengan pipa bor
secara cepat di dalam rat hole (lubang tempat menyimpan dan
memasang atau membongkar rangkaian pipa).

27
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI

Gambar 3.8. Kelly Spinner


3. Rangkaian pengeboran (Drill Stem)
Rangkaian pengeboran (drill stem) merupakan serangkaian pipa
yang saling tersambung mulai dari terhubung dengan swivel sampai
dengan mata bor. Adapun fungsi dari rangkaian pengeboran (drill stem)
antara lain :
- Menurunkan dan menaikkan mata bor.
- Memberikan beban pada mata bor untuk
penembusan/pemecahan batuan.
- Menyalurkan dan meneruskan gaya putar ke mata bor.
- Menyalurkan lumpur bor (fluida pemboran) bertekanan tinggi ke
mata bor.
Peralatan-peralatan yang termasuk rangkaian pengeboran (drill
stem) terdiri dari kelly, drill pipe, dan drill collar.
a. Kelly
Kelly merupakan rangkaian pipa bor yang berbentuk irisan
segiempat, segitiga, dan segienam. Kelly ini dapat dimasukkan ke
dalam Kelly bushing. Jika tidak dipergunakan, misal pada saat
mencabut string, maka Kelly dapat dimasukkan dalam rat-hole di
lantai bor. Kelly berfungsi meneruskan putaran dari bit sampai
rotary table dan sebagai laluan fluida.

28
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI

Gambar 3.9. Kelly


b. Drill Pipe
Drill Pipe, merupakan bagian rangkaian pipa bor yang
terpanjang untuk mencapai kedalaman lubang bor yang diinginkan.
Fungsi drill pipe :
- Menghubungkan Kelly dengan drill collar dan mata bor di
dasar lubang bor.
- Memberikan rangkaian panjang pipa bor, sehingga dapat
menembus formasi yang lebih dalam.
- Memungkinkan naik-turunnya mata bor.
- Meneruskan putaran dari meja putar ke meja bor.
- Meneruskan aliran lumpur bor dari swivel ke mata bor.
Ada 3 jenis drill pipe yaitu : Standar Drill Pipe, Heavy Weight Drill
Pipe, Alumunium Drill Pipe.

29
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI

Gambar 3.10. Drillpipe


c. Drill Collar
Drill Collar, berbentuk seperti DP, tetapi diameter
dalamnya lebih kecil dan diameter luarnya sama dengan diameter
luar “tool joint” DP. Sehingga dinding DC lebih tebal dari pada DP.
Drill Collar ditempatkan pada rangkaian pipa bor bagian bawah di
atas mata bor. Fungsi utama dari drill collar :
- Sebagai pemberat (Weight On Bit = WOB).
- Membuat agar putaran rangkaian pipa bor stabil.
- Memperkuat bagian bawah dari rangkaian pipa bor agar
mampu menahan putaran.
4. Mata Bor (Bit)
Bit (Mata bor), merupakan ujung dari rangkaian pipa bor yang
langsung menyentuh formasi yang berfungsi untuk menghancurkan dan
menembus formasi, dengan cara memberi beban pada mata bor. Jenis-
jenis mata bor : Drag Bit, Tricone Bit, Diamond Bit.

30
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI

Gambar 3.11. Tricone Bit

3.3. SISTEM SIRKULASI (CIRCULATING SYSTEM)


Sistem Sirkulasi (Circulating System) merupakan salah satu sistem yang
memegang peran penting dalam operasi pengeboran putar (Rotary Drilling). Tugas
utamanya adalah membantu sistem pemutar didalam “mengebor sumur” dengan
menyediakan perlengkapan-perlengkapan yang sesuai untuk pembinaan bahan
lumpur dan tempat-tempat kerja untuk mempersiapkan, merawat dan mengganti
pengeboran fluida. Sistem sirkulasi tersusun oleh empat sub komponen utama,
yaitu :
1. Lumpur pengeboran (Drilling Fluid)
2. Tempat persiapan (Preparation Area)
3. Peralatan sirkulasi (Circulating Equipment)
4. Tempat pengkondisian lumpur (Conditioning Area atau Solid Control
Equipment)
3.3.1. Lumpur pengeboran (Drilling Fluid)
Merupakan faktor yang penting dalam pengeboran. Ada beberapa fungsi
penting lumpur pengeboran, yaitu :
1. Mengangkat cutting ke permukaan.
2. Mengontrol tekanan formasi.
3. Mendinginkan dan melumasi bit dan drill string.
4. Memberi dinding pada lubang bor dengan mud cake.
5. Menahan cutting saat sirkulasi dihentikan.

31
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI

6. Mengurangi sebagian berat rangkaian pipa bor (Bouyancy effect).


7. Melepas cutting dan pasir dipermukaan.
8. Mendapatkan informasi (mud logging, sample log).
9. Sebagai media logging.

a. Penentuan Komposisi Lumpur Pengeboran


 Semakin ringan dan encer suatu lumpur pengeboran, semakin
besar laju penembusan.
 Semakin berat dan kental suatu lumpur pengeboran, semakin
mudah untuk mengontrol kondisi bawah permukaan, seperti
masuknya fluida formasi bertekanan tinggi (dikenal sebagai
“kick”). Bila keadaan ini tidak dapat diatasi akan menyebabkan
terjadinya semburan liar (blow out).

b. Jenis-Jenis Lumpur Pengeboran


 Water-Base Mud
Pada lumpur pemboran jenis water-base mud, zat
komponen yang paling banyak digunakan adalah water base mud
(kurang lebih 80%). Komposisi lumpur ini terdiri dari air tawar
atau air asin, clay dan chemical additives. Komposisi ini
ditentukan oleh kondisi lubang bor. Pedoman operasional dalam
pembuatan water base mud secara umum adalah sebagai berikut :
1. Surface drilling operasional, digunakan lumpur biasa
(natural mud) dengan sedikit additive paling banyak
digunakan.
2. Hard subsurface drilling operations, bila menembus formasi
keras (porositas rendah) digunakan lumpur encer.
3. Soft subsurface drilling operations, bila menembus formasi
bertekanan tinggi (porositas tinggi), digunakan lumpur berat.
Water based mud merupakan jenis lumpur yang paling umum
digunakan karena murah, mudah penggunaanya dan

32
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI

membentuk "filter cake" (kerak lumpur) yang berguna untuk


lubang bor dari bahaya gugurnya dinding lubang bor.
 Oil - Based Mud
Digunakan pada pemboran dalam, hot holes, formasi shale,
dan sebagainya. Lumpur ini lebih mahal, tetapi akan mengurangi
terjadinya proses pengaratan (korosi) yang dapat mengakibatkan
kerusakan fatal pada rangkaian pipa bor.
 Air or Gas - Based Mud
Keuntungan dari lumpur jenis ini terutama adalah dapat
menghasilkan laju pemboran yang lebih besar. Karena digunakan
kompressor, kebutuhan peralatan dan ruang lebih sedikit.
3.3.2. Tempat Persiapan (Preparation Area)
Terletak pada tempat dimulainya sistem sirkulasi. Tempat persiapan
lumpur pemboran terdiri dari peralatan-peralatan yang diatur untuk memberikan
fasilitas persiapan atau “treatment” lumpur bor. Tempat ini meliputi
a. Rumah Lumpur (Mud House)
Rumah Lumpur (Mud House) adalah suatu gudang
penyimpan bahan lumpur tertutup. Terletak di samping kolam lumpur
dan di samping mixing hopper, di area tempat mempersiapkan lumpur.
Di dalam mud house ini terdapat tumpukan karung berisi bahan-bahan
lumpur yang kering yang akan dipakai bila diperlukan didalam
program perawatan cairan pengeboran untuk suatu formasi yang
sedang dibor. Gudang ini biasanya diletakkan sama tingginya dengan
bagian atas dari tangki lumpur, untuk mempermudah jalannya truk
pengeboran dan agar bahan-bahan kimia tambahan tersimpan dalam
keadaan kering, sehingga mempermudah untuk pencampuran bahan
lumpur tersebut ke sistem pencampuran.

33
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI

Gambar 3.12. Mud House

b. Mixing Hopper
Mixing Hopper adalah peralatan yang bentuknya menyerupai
corong. Melalui corong ini, additives padat ditambahkan ke dalam zat
cair pengeboran pada waktu perawatan di dalam kolam lumpur.
kemudian lumpur yang sudah dicampur additive ini digunakan untuk
disirkulasikan. Mixing Hopper terletak di dekat rig.

Gambar 3.13. Mixing Hopper


c. Tangki lumpur (Mud Tank)
Tangki lumpur adalah kotak-kotak baja berbentuk segi empat
yang dipakai untuk menampung dan mengatur cairan pengeboran
setelah keluar dari sumur bor. Pada umumnya semua kolam lumpur
adalah serupa kecuali, yang dinamakan “shaker pit” atau “tangki
pengendapan” (settling tank). Shaker pit atau tangki pengendap atau
settling tank adalah tangki besi yang terletak dibawah shale shaker
dengan dinding – dinding yang miring 450 sehingga serbuk bor
ukuran kecil yang belum terbuang akan mengendap.

34
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI

Gambar 3.14. Mud Tank

d. Chemical mixing barrel


Chemical mixing barrel adalah sebuah tong yang berisi
bahan-bahan kimia yang akan dicampurkan dengan lumpur
pengeboran sebagi treatment. Hal ini dilakukan pada kondisi-kondisi
tertentu.

Gambar 3.15. Chemical mixing barrel

e. Bulk mud storage bins


Bulk mud storage bins adalah bejana tempat menyimpan yang
berbentuk corong yang terletak disamping kolam lumpur daerah
tempat mempersiapkan lumpur. Tangki-tangki ini berisi bahan-bahan
tambahan yang besar seperti bentonite dan bahan-bahan pemberat
(barite). Bejana tempat menyimpan bahan lumpur ini bekerja
berdasarkan prinsip gravitasi.

35
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI

Gambar 3.16. Bulk mud storage bins

f. Kolam Cadangan (Reserve Pit)


Reserve Pit Merupakan kolam yang besar digunakan untuk
menyimpan kelebihan lumpur, atau menampung cutting dari dalam
sumur bor, dan kadang-kadang digunakan untuk menyimpan zat-zat
pengeboran ekstra yang diperlukan pada saat darurat.

Gambar 3.17. Reserve Pit

g. Tangki air (Water tank)


Tangki air (Water tank) adalah sebuah bejana yang berisi air
yang digunakan sebagai bahan dasar lumpur pengeboran. Dan juga
dipakai sebagai pemenuhan kebutuhan air selama operasi pengeboran
berlangsung.

Gambar 3.18. Water Tank

36
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI

3.3.3. Peralatan Sirkulasi (Circulation Equipments)


Peralatan sirkulasi merupakan komponen utama dalam sistem
sirkulasi. Peralatan ini mengalirkan lumpur pemboran dari peralatan
sirkulasi, turun ke rangkaian pipa bor dan naik ke annulus mengangkat
serbuk bor ke permukaan menuju conditioning area sebelum kembali ke
mud pits untuk sirkulasi kembali. Peralatan ini ditempatkan pada tempat
yang strategis disekitar rig. Peralatan sirkulasi terdiri dari beberapa
komponen khusus, yaitu :
a. Pompa Lumpur (Mud Pump)
Pompa Lumpur (Mud Pump) adalah jantung dari circulating
system. Fungsi utamanya adalah memindahkan volume lumpur
pemboran yang besar dengan tekanan yang besar. Ada dua macam
utama dari pompa-pompa lumur, yaitu :
 Pompa Duplex yaitu Pompa duplex di lengkapi dengan 2 buah
piston, pompa duplex bergerak kedepan dan kebelakang untuk
mengisap lumpur ke ruang liner pompa dan menekan lumpur ke
lubang dasar sumur. Dua piston dan pada setiap piston memiliki
pasangan 4 buah valve dan 4 buah valve isap.
 Pompa Triplex yaitu pompa yang dilengkapi 3 buah piston dengan
masing-masing ppiston berpasangan dengan satu valve tekan dan
satu valve isap. Pompa triplex single acting bekera tunggal artinya
piston hanya berkerja satu arah ke depan, sedangkan gerakan ke
belakang hanya akan menghasilkan pengisapan lumpur dari tangkii
masuk ke dalam ruanga liner pompa.

37
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI

Gambar 3.19. Mud Pump


b. Suction Tank
Suction tank merupakan tangki yang digunakan untuk
menampung lumpur pengeboran yang akan dipakai pada operasi
pengeboran. Terletak di depan pompa lumpur.

Gambar 3.20. Suction Tank


c. Suction Line
Suction line merupakan pipa yang dipakai untuk
menghubungkan antara suction tank ke pompa lumpur.Pipa ini harus
dipasang selurus mungkin.

Gambar 3.21. Suction Line

38
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI

d. Discharge line
Discharge line adalah pipa yang dipakai untuk menyalurkan
lumpur pengeboran keluar dari pompa lumpur.

Gambar 3.22. Dischard Line


e. Pipa Tegak (Stand pipe)
Pipa Tegak (Stand pipe) merupakan pipa baja yang
ditegakkan dimenara secara vertikal disamping dari derrick atau mast
untuk menghubungkan discharge line dengan rotary hose dan
gooseneck menyambung pada stand pipe.

Gambar 3.23. Stand Pipe


f. Selang Pembasah (Rotary Hose)
Selang Pembasah (Rotary Hose) adalah suatu selang karet
bertulang anyaman baja yang lemas dan sangat kuat, yang

39
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI

menghubungkan stand pipe dengan swivel. Selang ini harus elastis,


untuk memungkinkan swivel bergerak bebas secara vertikal. Selang
ini juga harus sangat kuat untuk tahan lama, karena pekerjaannya
yang sangat berat dalam memindahkan fluida pengeboran yang kasar
dan bertekanan tinggi (sampai 5.000 psi). Selang pemutar ini dapat
diperoleh dengan ukuran panjang sampai kurang lebih 75 ft.

Gambar 3.24. Rotary Hose


g. Chiksen Joint
Chiksen joint merupakan sambungan yang digunakan untuk
menghubungkan stand pipe dengan rotary hose. Alat ini mampu
menahan tekanan sampai 5000 psi sehingga sambungan tidak akan
terlepas.

Gambar 3.25. Chicksen Joint


h. Return Line
Return line adalah pipa yang digunakan untuk menyaluran
lumpur pengeboran yang keluar dari lubang Annulus. Pipa ini
terhubung ke peralatan pengkondisi lumpur.

40
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI

Gambar 3.26. Return Line


3.3.4. Solid Control Equipment
Area ini terdiri dari peralatan-peralatan khusus yang digunakan
untuk “Clean up” (pembersihan) lumpur bor setelah keluar dari lubang bor.
Fungsi utama peralatan-peralatan ini adalah untuk membersihkan lumpur
bor dari serbuk bor (cutting) dan gas-gas yang terikut. Dua metode pokok
untuk memisahkan cutting dan gas dari dalam lumpur bor, yaitu :
1. Menggunakan prinsip gravitasi, dimana lumpur dialirkan melalui shale
shaker dan settling tanks.
2. Secara mekanik, dimana peralatan-peralatan khusus yang dipasang pada
mud pits dapat memisahkan lumpur dan gas.
Peralatan-peralatan Solid Control Equipment antara lain :
a. Shale shaker
Shale Shaker merupakan peralatan yang memiliki ayakan
mekanis dan bekerja dengan cara digetarkan, yang bertugas menyaring
padatan (cutting) dari lumpur pengeboran yang keluar dari dalam
lubang pengeboran. Alat ini memisahkan dan membuang serbuk bor
yang berukuran lebih besar sekitar >60 micron dari lubang saringan dan
serbuk.

41
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI

Gambar 3.27. Shale Shaker


b. Desander
Desender merupakan peralatan yang memisahkan butir-butir
pasir dari lumpur bor yang tidak tersaring ketika melewati shale shaker.
Alat ini memisahkan dan membuang serbuk bor yang berukuran lebih
besar sekitar 30–60 micron dari lubang saringan dan serbuk. Prinsip
kerjanya adalah memaksa masuk fluida pemboran dengan tekanan
tinggi melalui silinder, kemudian bagian-bagian yang berat dikeluarkan
oleh tenaga sentrifugal dan dibuang melalui dasar silinder. Desander
terletak di samping shale shaker di conditioning area.

Gambar 3.28. Desander


c. Desilter
Desilter merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan
partikel padatan lebih besar dari 15 – 30 micron yang ikut tersirkulasi
bersama lumpur pengeboran. Saat penambahan barite harus dimatikan
agar barite yang sedang digunakan tidak ikut terpisahkan.

42
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI

Gambar 3.29. Desilter


d. Degasser
Degasser mempunyai tugas utama adalah untuk mengeluarkan
gas-gas dari dalam cairan lumpur pengeboran secara terus menerus.
Pembuang gas ini biasanya ditempatkan di atas tanki lumpur. Alat ini
harus dinyalakan pada saat pengeboran berada pada zona yang banyak
mengandung gas.

Gambar 3.30. Degasser

3.4. SISTEM PENCEGAHAN SEMBURAN LIAR (BOP SYSTEM)


Blowout preventer (BOP) adalah peralatan yang diletakkan tepat di
atas permukaan sumur untuk menyediakan tenaga untuk menutup sumur
bila terjadi kenaikan tekanan dasar sumur yang tiba-tiba dan berbahaya
selama atau sedang dalam operasi pemboran. Jumlah, ukuran dan kekuatan
BOP yang digunakan tergantung dari kedalaman sumur yang akan dibor
serta antisipasi maksimum terhadap tekanan reservoir yang akan dijumpai.
Peralatan pencegah semburan liar ditempatkan pada kepala casing atau

43
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI

kepala sumur langsung dibawah rotary table pada lantai bor. BOP stack
meliputi :
a. Annular Preventer
Annular BOP didesain untuk menutup di sekeliling lubang
sumur dengan berbagai jenis ukuran dan bentuk peralatan yang sedang
diturunkan ke dalam lubang bor. Sehingga annular BOP ini dapat
menutup annulus disekitar drillpipe, drillcolar dan casing, juga dapat
mengisolasi sumur dalam kondisi open hole.
Annular preventer berupa master valve yang umumnya ditutup
pertama kali bila sumur mengalami well kick, karena kefleksibelan karet
penutup untuk mengisolasi lubang bor.

Gambar 3.31. Annular Preventer


b. Ram Preventer
Ram Preventer, dapat menutup lubang annulus untuk ukuran
pipa tertentu, atau pada keadaan tidak ada pipa bor dalam lubang. Pipe
ram digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa
bor berada pada lubang. Ram preventer terdiri dari Pipe ram, Blind
ram, Shear ram.

44
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI

Gambar 3.32. Ram Preventer


c. Drilling Spools
Drilling Spools, terletak diantara preventers. Drilling spools
berfungsi sebagai tempat pemasangan choke line (yang mensirkulasikan
“kick” keluar dari lubang bor) dan kill line (yang memompakan lumpur
berat).

Gambar 3.33. Drilling Spools


d. Casing Head
Casing head (well head), merupakan alat tambahan pada bagian
atas casing yang berfungsi sebagai pondasi BOP Stack. Casing head
dapat dilengkapi dengan flens yang dilas atau susunan penahan yang
hanya dibaut saja.

Gambar 3.34. Casing Head

45
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI

e. Accumulator Unit
Accumulator unit ditempatkan sekitar seratus meter dari rig.
Accumulator unit bekerja pada BOP Stack dengan “high pressure
Hydraulis” (saluran hidrolik bertekanan tinggi). Pada saat terjadi
“kick”, Crew dapat menutup blowout preventer dengan menghidupkan
kontrol pada accumulator atau pada remote panel yang terletak pada
lantai bor.

Gambar 3.35. Accumulator Unit


f. Choke Manifold (Choke Line)
Choke Manifold, merupakan suatu kumpulan fitting dengan
beberapa outlet yang dikendalikan secara manual atau otomatis. Bekerja
pada BOP Stack dengan “high pressure line“ disebut “choke line”.

Gambar 3.36. Choke Manifold


g. Kill Line
Kill Line, bekerja pada BOP Stack biasanya berlawanan
langsung dengan choke manifold dan choke line.

46
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI

3.5. SISTEM TENAGA (POWER SYSTEM)


Power system merupakan komponen yang memberikan sumber daya
untuk mendukung terlaksananya semua proses yang telah dijelaskan
sebelumnya.
3.5.1 Sub-komponen utama pada Power System
1. Power Supply Equipment (Prime Mover)
Tenaga yang dibutuhkan pada suatu operasi pemboran dihasilkan
oleh mesin–mesin besar, yang dikenal dengan "prime mover"
(Penggerak utama). Bagian-bagian tenaga utama dari sistem pemboran
yang dihasilkan yaitu :
 Sirkulasi Lumpur
 Hoisting
 Rotary Drill String
Sedangkan jumlah mesin yang biasa digunakan adalah :
a. Dua atau tiga, pada umumnya operasi pemboran memerlukan dua
atau tiga mesin.
b. Empat, untuk pemboran yang lebih dalam menggunakan tenaga yang
lebih besar sehingga mesin yang diperlukan empat buah.
Jenis mesin yang digunakan :
 Diesel compression engines
 Gas (spark ignition) engines

2. Distribution (transmision) Equipment


Distribution (transmision) Equipment berfungsi untuk
meneruskan atau menyalurkan tenaga dari penggerak utama, yang
diperlukan untuk suatu operasi pemboran. Sistem distribusi (transmisi)
yang biasa digunakan ada dua macam, yaitu :
a. Sistem transmisi mekanis
Mechanical Power Transmision (transmisi tenaga mekanik)
berarti tenaga yang dihasilkan oleh mesin-mesin harus diteruskan
secara mekanis.

47
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI

b. Sistem transmisi listrik (electric).


Sistem tenaga yang dipasang pada suatu unit operasi
pemboran secara prinsip harus mampu memenuhi keperluan-
keperluan sebagai berikut :
 Fungsi Angkat
 Fungsi Rotasi
 Fungsi Pemompaan
 Fungsi Penerangan.

3.5.2 Peralatan – Peralatan Power System


1. Stabilizer
Stabilizer adalah peralatan downhole yang digunakan dalam
perakitan lubang bawah (BHA) dari tali bor . Ini secara mekanis
menstabilkan BHA di lubang bor untuk menghindari
penyimpangan yang tidak disengaja, getaran, dan memastikan
kualitas lubang yang dibor.

Gambar 3.37. Stabilizer


2. Prime Mover
Fungsi utama dari prime mover unit adalah untuk mendukung
seluruh sistem lainnya dengan menyediakan suatu sumber tenaga
yang diperlukan dalam operasi pemboran.

48
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI

Gambar 3.38. Prime Mover


Cara kerja dari prime over yaitu tenaga dibangkitkan oleh suatu
primer mover harus disalurkan kebagian-bagian pekerjaan
utama dari sistem pemboran.

3. Transmisi tenaga mekanik


Sistem ini berfungsi sebagai penghubung untuk
menghubungkan tenaga yang berasal dari prime mover ke peralatan
– peralatan atau mesin – mesin yang ada di rig.

Gambar 3.39. Transmisi tenaga mekanik

4. Sistem transmisi elektrik


Berfungsi untuk mentransmisikan tenaga yang dihasilkan
oleh prime mover ke seluruh peralatan pemboran melalui kabel
(elektrik).

49
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI

Gambar 3.40. Sistem Transmisi Elektrik


5. Mux Control
Fungsi utama yaitu digunakan sebagai energi cadangan apabila
mesin penggerak utama rusak (diguakan dalam keadaan Emergency).

50

Anda mungkin juga menyukai