I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dibahas
dalam makalah ini terinci sebagai berikut.
2
BAB II
ISI
Toilet Training bermanfaat pada anak sebab anak dapat mengetahui bagian-
bagian tubuh serta fungsinya ( anatomi ) tubuhnya. Dalam proses toilet training
terjadi pergantian implus atau rangsangan dan instink anak dalam melakukan
buang air kecil dan buang air besar.
3
2.4 Yang berperan dalam pengajaran Toilet Training pada anak
2.5 Cara yang dilakukan oleh orang tua dalam pengajaran Toilet Training
1) Teknik lisan
Merupakan usaha untuk melatih anak dengan cara memberikan intruksi pada anak
dengan kata-kata sebelum atau sesudah buang air kecil dan buang air besar. Cara
ini kadang-kadang merupakan hal biasa dilakukan pada orang tua akan tetapi
apabila kita perhatikan bahwa teknik lisan ini mempunyai nilai yang cukup besar
dalam memberikan rangsangan untuk buang air kecil atau buang air besar dimana
dengan lisan ini persiapan psikologis pada anak akan matang dan akhirnya anak
mampu dengan baik dalam melaksanakan buang air kecil dan buang air besar.
2) Teknik modeling
Merupakan usaha untuk melatih anak dalam melakukan buang air besar dengan
cara meniru untuk buang air besar atau memberikan contoh. Cara ini juga dapat di
lakukan dengan memberikan contoh-contoh buang air besar dan buang air kecil
atau membiasakan baung air kecil dan besar secara benar.
4
2.6 Latihan Mengontrol Berkemih dan Defekasi pada Anak
Orang tua harus diajarkan bagaimana cara melatih anak untuk
mengontrol rasa ingin berkemih, di antaranya pot kecil yang bisa diduduki
anak apabila ada, atau langsung ke toilet, pada jam tertentu secara regular.
Misalnya, setiap dua jam anak dibawa ke toilet untuk berkemih. Anak
didudukkan pada toilet atau pot yang bisa diduduki dengan cara menapakkan
kaki dengan kuat pada lantai sehingga dapat membantunya untuk mengejan.
Latihan untuk merangsang rasa untuk mengejan ini dapat dilakukan selam 5
sampai 10 menit. Selama latihan, orang tua harus mengawasi anak dan
kenakan pakaian anak yang mudah untuk dibuka.
2.Kesiapan Mental
a. Mengenal rasa ingin berkemih dan devekasi
b. Komunikasi secara verbal dan nonverbal jika merasa ingin berkemih
c. Keterampilan kognitif untuk mengikuti perintah dan meniru perilaku orang
lain
3.Kesiapan Psikologis
a. Dapat jongkok dan berdiri ditoilet selama 5-10 menit tanpa berdiri dulu
b. Mempunyai rasa ingin tahu dan penasarsan terhadap kebiasaan orang
dewasa dalam BAK dan BAB
c. Merasa tidak betah dengan kondisi basah dan adanya benda padat dicelana
dan ingin segera diganti
d. Setiap anak membutuhkan suasana yang nyaman dan aman agar anak
mampu mengontrol dan konsentrasi dalam merangsang untuk BAB atau
BAK.
4.Kesiapan Anak
a. Mengenal tingkat kesiapan anak untuk berkemih dan devekasi
b. Membantu anak dalam proses BAB atau BAK.
c. Tidak mengalami koflik tertentu atau stress keluarga yang berarti
(Perceraian)
5
2.8 Hal-hal yang Perlu diperhatikan Selama Toilet Training
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Selama Toilet Training, antara lain:
1. Hindari pemakain popok sekali pakai.
2. Ajari anak mengucapkan kata-kata yang berhubungan dengan buang air
kecil dan buang air besar dengan benar.
3. Motivasi anak untuk melakukan rutinitas ke kamar mandi seperti cuci
tangan dan kaki sebelum tidur dan cuci muka disaat bangun tidur.
4. Jangan memarahi anak saat anak dalam melakukan toilet training.
2.9 Tanda anak siap untuk melakukan Toilet Training
1. Tidak mengompol dalam waktu beberapa jam sehari minimal 3-4 jam
2. Anak berhasil bangun tidur tanpa mengompol
3. Anak mengetahui saat merasa ingin BAK dan BAB dengan menggunakan kata
kata pup
4. Sudah mampu memberi tahu bila celana atau popok sekali pakainya sugah basa
dan kotor
5. Bila ingin BAK dan BAB anak memberi tahu dengan cara memegang alat
kelamin atau minta ke kamar mandi
6. Bias memakai dan melepas celana sendiri
7. Memperlihatkan ekspresi fisik misalnya wajah meringis, merah atau jongkok
saat merasa BAB dan BAK
8. Tertarik dengan kebiasaan masuk ke kamar mandi seperti kebiasaan orang
sekitarnya
9. Minta diajari menggunakan toilet
10. Mampu jongkok 5-10 menit tanpa berdiri dulu
6
2.10 Dampak Toilet Training
Dampak yang paling umum dalam kegagalan toilet training seperti
adanya perlakuan atau aturan yang ketat bagi orang tua kepada anaknya yang
dapat mengganggu kepribadian anak atau cenderung bersifat retentif dimana
anak cenderung bersikap keras kepala bahkan kikir.Hal ini dapat dilakukan
oleh orang tua apabila sering memarahi anak pada saat buang air besar atau
kecil, atau melarang anak saat bepergian. Bila orang tua santai dalam
memberikan aturan dalam toilet training maka anak akan dapat mengalami
kepribadian ekspresif dimana anak lebih tega, cenderung ceroboh, suka
membuat gara-gara, emosional dan seenaknya dalam melakukan kegiatan
sehari-hari.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar
mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar.Dalam
melakukan latihan buang air kecil dan besar pada anak membutuhkan persiapan
baik secara fisik, psikologis maupun secara intelektual, melalui persiapan tersebut
diharapkan anak mampu mengontrol buang air besar atau kecil sendiri.
3.2 Saran
Anak sudah harus diajarkan tentang toilet training sejak masih umur 18 b
ulan agaranak terbiasa melakukan BAK & BAB pada tempatnya.Untuk
mahasiswa keperawatan dan perawat harus memberikan penyuluhan tentang
Toilet Training bagi para ibu agar lebih mengetahui,memahami,dan dapat di
terapkan Toilet Training yang baik dan benar untuk anaknya.