Anda di halaman 1dari 12

Teori akuntansi Keuangan

Akuntansi Internasional dan IFRS


i

Oleh:
Kelompok 1

•Tamyiz Abdul Halim : 1802113282


• Rizki Deofani : 1802112544
• Dimas Aditya : 1802112432
•Irna Danita : 1802110014
•Aprilia Saputri : 1802111932
•Hutami Dwi Kusuma : 1802111490

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS RIAU
TP : 2013/2014
1. Pemicu Munculnya Akuntansi Internasional
Beberapa pemicu munculnya akuntansi internasional dapat disebutkan sebagai berikut.
1. Salah satu pemicu utama munculnya akuntansi internasional adalah semakin luas dan
besarnya jangkauan dan operasi MNC (Multi National Corporation). Dengan semakin
besarnya jangkauan MNC ini, akan memengaruhi pasar uang dan modal internasional
serta berbagai transaksi bisnis dan keuangan yang menyertainya misalnya dikemukakan
oleh Jacoby (1970) tentang perubahan perusahaan dari skala domestik menjadi skala
internasional;
a. Perkembangan perusahaan menyebabkan impor bahan mentah dari luar dan ekspor
ke pasar internasional.
b. Membuka cabang-cabang penjualan di luar negeri.
c. Perusahaan memberikan lisensi atau franchising.
d. Pemilikan perusahaan di luar negeri baik melalui pemilikan sebagian, joint
ventures, pemilikan seluruhnya.
e. Manajemen dengan multinasional.
2. Investasi di luar negeri yang dilakukan perusahaan, investor, pemerintah, dan
sebagainya
3. Fluktuasi keuangan yang disebabkan berubahnya sistem keuangan internasional yang
menimbulkan munculnya risiko perubahan kurs valuta asing sehingga memerlukan
informasi akuntasi
4. Meningkatnya harga sumber-sumber alam dan komoditas serta monopoli
5. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan aspirasi dunia ketiga
6. Meningkatnya peranan pasar modal. Dari aspek Pasar Modal Global ditemukan
berbagai indikator penting yang mau tidak mau memerlukan akuntansi internasional.
Beberapa indikator itu adalah sebagai berikut :
a. Cash flow dari transaksi overseas saat ini adalah US 1,4 triliun dolar per hari
b. Ada kecenderungan volume capital market sehingga meningkat
c. Ada kecenderungan konsolidasi dan integrasi pasar modal dunia karena :
1. Mengurangi transaction cost
2. Masalah likuiditas
3. Semakin besar suatu pasar bursa semakin baik
7. Berubahnya Vision Pasar Modal, hal ini ditandai oleh :
a. Penggunaan Decimal Pricing dalam tgransaksi bursa
b. Munculnya pasa yang saling terkait atau linked exchange
c. Penggunaan Electronic Trading System di seluruh pasar modal
d. Adanya Global Accounting Standard satu standar global
e. Tidak ada lagi batas Negara borderless country
8. Pasar Modal USA
Pasar modal Amerika termasuk pasar modal yang paling cepat menjadi pasar global.
Pada tahun 1999 di pasar bursa NYSE (New York Stock Exchange) terdapat 1200
perusahaan asing yang terdaftar (listed) di pasar modal USA yang berasal dari 56
negara. Bayangkan semua perusahaan ini wajib mengikuti standar akuntansi negaranya.
Dari 56 negara ini memiliki 56 standar akuntansi yang saling berbeda, dan merupakan
32% dari seluruh kapitalisasi pasar (market capitalization) di NYSE

Menurut peraturan di Amerika, untuk bisa listed di Pasar NYSE maka emiten perlu
melakukan hal-hal sebagai berikut,
1. Proses pendaftaran.
2. Menyerahkan laporan keuangan. Mereka dapat menggunakan US GAAP, IAS atau
GAAP Negara masing-masing, tetapi masing-masing ada persyaratan tambahan
antara lain;
a) Mengisi Form 20 – 7 untuk laporan tahunan.
b) Melakukan rekonsiliasi Net Earning dan Equity agar sesuai dengan US
GAAP.
c) Memberikan disclosure sesuai US GAAP.
d) Menyerahkan laporan kuartal yang tidak perlu diaudit.

Sebagaimana diketahui pengawas pasar modal itu bertujuan untuk melindungi


pemegang saham publik khususnya investor perseorangan (Individual Investor). Sedangkan
Private Placement atau Institutional Investor Market biasanya dianggap memiliki
kemampuan untuk meneliti kelayakan suatu investasi sehingga tidak perlu secara khusus
mendapat perlindungan pemerintah.
Dalam transaksi pasar modal global dikenal QIB (Qualified Institutional Buyers).
Pengelompokan ini dimaksudkan untuk membatasi pelaku pasar institusi. Kelompok ini
minimal harus menginves sebesar US $ 250 million. Bagi kelompok investor ini biasanya
tidak memerlukan banyak disclosure (pengungkapan) laporan keuangan.
Di samping itu, dikenal ADR atau American Depository Receipts. Metode ini
dimaksudkan untuk mengonversi saham dari luar ke pasar domestic Amerika sehingga
lebih cocok dengan kondisi ekonomi dan investornya. Misalnya saham nilai 10.000 dolar
bisa dipecah menjadi senilai US $ 100 per lembar atau sebaliknya US$ 0.10 bisa dibuat
menjadi US$ 100,0 per lembar. Disamping ADR adalagi GDR (Global Depository
Receipts) yang sifat dan maksudnya sama untuk mempermudah investor menanamkan
modalnya di berbagai pasar, perusahaan atau Negara. Keadaan ini semua menjadi pemicu
dan mempercepat proses menuju global market dan global accounting standard.

Definisi Akuntansi Internasional

Akuntansi internasional telah mencapai posisi yang penting dalam bidang akuntansi
secara umum, sebagai upaya untuk menanggapi tuntutan globalisasi ekonomi,
meningkatnya jumlah perusahaan multinasional dan para pengguna informasi bertaraf
internasional.

Selama belum ada keseragaman, bidang akuntansi internasional merupakan subyek


peningkatan penelitian yang mendalam baik secara empiris maupun teoritis untuk
menyelidiki banyaknya isu-isu akuntansi internasional yang berhubungan dengan keuangan
maupun manajerial.

Penyelidikan yang dilakukan adalah sama halnya dengan penyelidikan terhadap isu
penyusunan standar baik di negara berkembang maupun negara maju.

Perkembangan akuntansi internasional semakin cepat dan perhatian profesi akuntan


pun terhadap masalah ini semakin besar. Ada tiga kemungkinan pengertian orang terhadap
akuntansi internasional ini.
Pertama, konsep parent-foreign subsidiary accounting atau accounting for foreign
subsidiary. Konsep ini yang paling tua. Disini dianggap bahwa akuntasi internasional hanya
menyangkut proses penyusunan laporan konsolidasi dari perusahaan induk dengan
perusahaan cabang yang berada di berbagai Negara.
Kedua, konsep comparative atau international accounting yang menekankan pada
upaya mempelajari dan mencoba memahami perbedaan akuntansi di berbagai Negara.
Disini menyangkut pengakuan terhadap perbedaan akuntansi dan praktik pelaporan,
pengakuan terhadap prinsip dan praktik akuntansi di masing-masing Negara, dan
kemampuan untuk mengetahui dampak perbedaan itu dalam pelaporan keuangan.
Umumnya pengertian international accounting adalah menggunkan konsep comparative
accounting ini.
Ketiga, universal atau world accounting yang berarti merupakan kerangka atau
konsep di mana kita memiliki satu konsep akuntansi dunia termasuk di dalamnya teori dan
prinsisp akuntansi yang berlaku di semua Negara. Ini merupakan tujuan akhir dari
international accounting.

Weirich et.al (Belkaoui, 1985) mendefinisikan akuntansi internasional sebagai


berikut.
“Mencakup semua perbedaan prinsip, metode, dan standar akuntansi semua Negara.
Termasuk di dalamnya prinsip akuntansi (GAAP) yang ditetapkan di tiap Negara,
sehingga akuntan harus menguasai semua prinsip di semua Negara jika mempelajari
kauntansi internasional. Tidak ada maksud untuk memiliki prinsip yang berlaku umum
sedunia. Perbedaan ini diakui karena adanya perbedaan geografi, sosial, ekonomi, politik,
dan hukum”

Menurut Belkaoui (1985) beberapa determinan yang mengakibatkan perbedaan


tujuan, standar, kebijakan, dan teknik akuntansi adalah :
1. Relativisme budaya
2. Relativisme bahasa
3. Relativisme politik dan sipil
4. Relativisme ekonomi dan penduduk
5. Relativisme hukum dan pajak

Lima determinan inilah yang akan menentukan sistem pelaporan dan


pengungkapan di masing-masing Negara sehingga menimbulkan beberapa perbedaan
antara satu Negara dengan Negara lain. Dengan demikian, di perlukan akuntansi
internasional. Belkaoui (1976) mengemukakan adanya relativisme agama dalam akuntansi
khususnya agama Islam yang memiliki sistem ekonomi dan keuangan tersendiri yang
berdampak juga pada akuntansinya. Antara bank konvensional dan bank Islam, ada
beberapa perbedaaan prinsip nya seperti masalah pengenaan bunga, investasi yang sesuai
dengan syariah, produk dana pihak ketiga, pembiayaan yang boleh dilakukan, zakat, dan
sebagainya. Perbedaan ini menimbulkan perbedaan beberapa sistem atau format laporan
akuntansi antara akuntansi konvensional dan akuntansi islam.
Untuk mengatasi permasalahan ini Mueller (1976) mengemukakan tiga usul, yaitu
sebagai berikut :
1. Setiap perusahaan menyusun laporan keuangan primer dan sekunder.
2. Single-domicile reporting, artinya laporan keuangan disusun menurut standar dari
domisili perusahaan tersebut.
3. Laporan keuangan disusn menurut standar internasional.

2. Perbedaan Akuntansi Internasional

Pada pengertiannya, Akuntansi internasional merupakan akuntansi sebagai transaksi


internasional, perbandingan akuntansi antar negara yang berbeda dan harmonisasi
berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang
akuntansi lainnya. Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang
diperlukan dalam pengambilan keputusan di perusahaan pada setiap perubahan
lingkungan bisnis. Akuntansi memainkan peranan yang sangat penting dalam
masyarakat. Tujuan dari akuntansi adalah menyediakan informasi yang dapat digunakan
oleh pengambilan keputusan untuk membuat keputusan ekonomi.
Dalam dunia usaha akuntansi merupakan suatu alat informasi, dimana akuntansi
memberikan informasi yang akurat untuk pengambilan keputusan. Akuntansi intenasional
memiliki peran yang serupa dengan konteks yang lebih luas, dimana lingkup
pelaporannya adalah untuk perusahaan multinasional dengan transaksi dan operasi lintas
batas negara atau perusahaan dengan kewajiban pelaporan kepada para pengguna laporan
dinegara lain.

Proses akuntansinya pun tidak berbeda dan dengan kualifikasi standar pelaporan
tertentu yang diatur secara internasional maupun local pada Negara tertentu.

Tapi penting untuk diketahui mengenai dimensi internasional dari proses akuntansi
pada tiap negara yang berbeda. Dimana perbedaan itu meliputi, perbedaan budayan
praktik bisnis, struktur politik, system hukum, nilai mata uang, tingkat inflasi local, risiko
bisnis, dan serta aturan perundang-undangan mempengaruhi bagaimana perusahaan
multinasional melakukan kegiatan operasionalnya dan memberikan laporan keuangannya.
Ada beberapa hal yang menyatakan bahwa akuntansi internasional berbeda dengan yang
lainnya, perbedaan studi akuntansi internasional adalah pada:

1. Pelaporan untuk MNC/MNE (Multi National Corporation).

2. Batas Negara.

3. Pelaporan untuk pihak lain di negara yang berbeda.

4. Perpajakan Internasional.

5. Transaksi Internasional.

3. Harmonisasi Standar Akuntansi Internasional

Di dalam akuntansi keuangan dikenal adanya standar yang harus dipatuhi dalam pembuatan
laporan keuangan. Standar tersebut diperlukan karena banyaknya pengguna laporan
keuangan, bahkan untuk satu laporan keuangan yang sama. Jika tidak terdapat standar,
perusahaan dapat saja menyajikan laporan keuangan yang mereka miliki sesuai dengan
kehendak mereka sendiri. Hal ini akan menjadi masalah bagi pengguna karena akan
menyulitkan bagi mereka untuk memahami laporan keuangan yang ada.

Standar yang ada untuk akuntansi keuangan dibuat oleh dewan standar di masing-
masing negara. Dewan standar tersebut menyusun standar akuntansi yang berlaku di dalam
negara tersebut dan dipakai oleh entitas yang ada di negara tersebut . Karena standar
akuntansi dibuat dan disusun oleh masing-masing dewan standar di tiap negara, standar
akuntansi antara satu negara dengan negara lain sangat mungkin berbeda.

Saat ini, ketika dunia bisnis dapat dikatakan hampir tanpa batas negara, sumber
daya produksi (misal uang) yang dimiliki oleh seorang investor di satu negara tertentu dapat
dipindahkan dengan mudah dan cepat ke negara misalnya melalui mekanisme bursa saham.
Tentu saja akan timbul suatu masalah ketika standar akuntansi yang dipakai di negara
tersebut berbeda dengan standar akuntansi yang dipakai di negara lain. Investor dan
kreditor serta calon investor dan calon kreditor akan menemui banyak kesulitan dalam
memahami laporan keuangan yang disajikan dengan standar yang berbeda- beda.

Dalam kaitannya dengan standar internasional, terdapat beberapa macam langkah yang
dilakukan oleh banyak negara sehubungan dengan perbedaan dengan standar yang mereka
buat sebelumnya. Secara garis besar langkah-langkah yang dapat diambil tersebut dapat
dibagi menjadi harmonisasi dan konvergensi.

Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan komparabilitas (kesesuaian) praktik


akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut
dapat beragam. Secara sederhana pengertian harmonisasi standar akuntansi dapat diartikan
bahwa suatu negara tidak mengikuti sepenuhnya standar yang berlaku secara internasional.
Negara tersebut hanya membuat agar standar akuntansi yang mereka miliki tidak
bertentangan dengan standar akuntansi internasional.

Terdapat bermacam-macam keuntungan dari harmonisasi. Pertama, bagi banyak Negara,


belum terdapat suatu standar kodifikasi akuntansi dan audit yang memadai. Standar yang
diakui secara internasional tidak hanya akan mengurangi biaya penyiapan untuk Negara-
negara tersebut melainkan juga memungkinkan mereka untuk dengan seketik menjadi
bagian dari arus utama standar akuntansi yang berlaku secara internasional.

Kedua, internasionalisasi yang berkembang dari perekonomian dunia dan mengingkatnya


saling ketergantungsn dari Negara-negara di dalam kaitannya dengan perdagangan dan arus
investasi internasional adalah argumentasi yang utama dari adanya suatu bentuk standar
akuntansidan audit yang berlaku secara internasional. Internasionalisasi semacam itu juga
akan memfasilitasi trannsaksi-transaksi internasional, penetapan harga dan keputusan-
keputusan alokasi sumber daya, dan dapat menjadikan pasar uang internasionalmenjadi
lebih efisien.

Ketiga, adanya kebutuhan dari perusahaan-perusahaan untuk memperoleh modal dari luar,
mengingat tidak cukupnya jumlah laba ditahana untuk mendanai proyek-proyek dan
pinjaman-pinajaman luar negeri yang tersedia, telah meningkatkan kebutuhan akan
harmonisasi akuntansi.  

4. Sejarah IFRS

Tahun 1966

Sejarah International Accounting Standards (IAS) dimulai pada tahun ini dengan pengajuan
proposal pembentukan kelompok studi yang beranggotakan the Institute of Chartered
Accountants of England & Wales (ICAEW), American Institute of Certified Public
Accountants (AICPA) dan Canadian Institute of Chartered Accountants (CICA). Proposal
ini pada tahun 1967 disetujui dengan dibentuknyaAccountants International Study Group
(AISG).

Tahun 1973

International Accounting Standard Committee (IASC) dibentuk secara resmi, dengan


maksud dan pesan sponsor yang jelas, bahwa semua standard akuntansi internasional yang
akan diterbitkan oleh badan ini harus memenuhi syarat yaitu “be capable of rapid
acceptance and implementation world-wide”.
Dalam 27 tahun umurnya, IASC menerbitkan 41 standar yang dikenal dengan IAS.

Tahun 1997

Dibentuk suatu badan interpretasi yang disebut dengan Standing Interpretation Committee
(SIC), yang memiliki tugas mempertimbangkan perdebatan atas isu yang timbul
menyangkut suatu standard, dan menyusun suatu panduan untuk menyelesaikan perdebatan
tersebut. Interpretasi yang diterbitkan oleh badan ini berjumlah 33 SIC sepanjang umur
hidupnya.

Tahun 2000

Pada bulan Mei tahun ini, IOSCO (International Organisation of Securities Commissions)
menyetujui penggunaan IAS untuk penerbitan saham antar Negara (cross border listing)
dengan press release 17 May 2000.

Tahun 2001

Pada bulan April tahun ini, IASC melakukan restrukturisasi dengan membentuk IASB
(International Accounting Standard Board) yang akan menjadi pengganti IASC sebagai
standard setter, sementara IASC menjadi foundation. Pada saat ini juga diputuskan bahwa
IASB akan melanjutkan pengembangan IAS yang telah diterbitkan sebelumnya, dan
memberi nama standard baru yang diterbitkannya dengan nama IFRS (International
Financial Reporting Standards). IAS yang belum digantikan dengan IFRS tetap berlaku.
Standar pertama yang merupakan produk IASB adalah IFRS 1 : First Time Adoption of
IFRS tahun 2003.

Sedangkan komite penerbit interpretasi berganti nama dari SIC menjadi IFRIC
(International Financial Reporting Interpretation Committee) pada bulan Juli dan sejak itu
menerbitkan IFRIC interpretation. Pada tahun 2010 komite ini berganti nama lagi menjadi
IFRS Interpretation Committee.

5. Produk IAS dan IFRS


IAS dan IFRS adalah standar akuntasi dan pelaporan keuangan yang merupakan produk
IASC dan IASB. IFRS adalah produk IASB versi baru dan IAS adalah produk IASC versi
lama. Selain itu terdapat pula International financial Reporting Intrepretation Committe
(IFRIC) dan Standing Intrepretation Committee (SIC)

Konvergensi IFRS di Indonesia

Akuntansi di Indonesia mulai berkembang semenjak adanya undang-undang


tanam paksa dihapuskan. Penghapusan tersebut membuka peluang pada
perkembangan penanaman modal pengusaha swasta Belanda.

Pada awal perkembangannya, akuntansi di Indonesia menganut sistem kontinental


seperti yang dianut Belanda saat itu. Sistem tersebut disebut juga dengan tata
buku (Soemarso, 1992). Sejak tahun 1950, akuntansi mulai berubah dan mengacu
pada sistem akuntansi yang dianut oleh Amerika, yaitu General Accepted
Accounting Principles (GAAP).

Kemudian pada tahun 2008 pemerintah mencanangkan standar internasional,


yaitu IFRS sebagai standar akuntansi Indonesia yang baru dengan perkiraan
penerapan secara penuh akan terjadi pada tahun 2012.

Pemerintah, melalui Bapepam-LK dan Kementrian Keuangan sangat mendukung


program konvergensi PSAK ke IFRS karena hal tersebut dinilai sejalan dengan
salah satu kesepakatan pemimpin negara-negara yang tergabung dalam G20, yaitu
menciptakan satu set standar akuntansi berkualitas yang berlaku secara
internasional.

Konvergensi ini pun merupakan salah satu rekomendasi dalam Report on the
Observance of Standards and Codes on Accounting and Auditing yang disusun
oleh assessor World Bank yang telah dilaksanakan sebagai bagian dari Financial
Sector Assessment Program (FSAP) (BAPEPAM LK, 2010).

Pengadopsian standar akuntansi internasional kedalam standar akuntansi domestik


bertujuan menghasilkan laporan keuangan yang memiliki tingkat kredibilitas
tinggi, persyaratan akan item-item pengungkapan akan semakin tinggi sehingga
nilai perusahaan akan semakin tinggi pula. Manajemen akan memiliki tingkat
akuntabilitas tinggi dalam menjalankan perusahaan, laporan keuangan perusahaan
menghasilkan informasi yang lebih relevan dan akurat, dan laporan keuangan
akan lebih dapat diperbandingkan dan menghasilkan informasi yang valid untuk
aktiva, hutang, ekuitas, pendapatan dan beban perusahaan (Peterski, 2005).

Maka, rekomendasi konvergensi IFRS kedalam PSAK seperti yang disampaikan


berbagai pihak memang beralasan. Saat ini PSAK sedang dalam proses
konvergensi penuh dengan IFRS. Oleh karena itu, seluruh penyusunan dan
pengembangan PSAK kedepan akan selalu mengacu pada IFRS.

Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) membagi tingkat pengadopsian


IFRS kedalam lima tingkat, diantaranya:

1. Full Adoption, keadaan dimana suatu negara mengadopsi seluruh standar


IFRS dan menerjemahkan seluruh IFRS secara sama persis kedalam bahasa
negara tersebut.
2. Adopted, dimana IFRS di suatu negara telah diadopsi namun
menyesuaikan dengan kondisi negara tersebut.
3. Piecemeal, keadaan dimana suatu negara hanya mengadopsi sebagian
besar nomor IFRS, yaitu nomor standar tertentu dan paragraf tertentu saja.
4. Referenced (konvergence), dimana IFRS digunakan sebagai referensi.
Standar yang ada mengacu pada IFRS tertentu dengan bahasa dan paragraf
yang disusun sendiri oleh badan pembuat standar.
5. Not adopted at all, dimana suatu negara sama sekali tidak mengadopsi
IFRS.

Anda mungkin juga menyukai