Oleh:
Kelompok 1
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS RIAU
TP : 2013/2014
1. Pemicu Munculnya Akuntansi Internasional
Beberapa pemicu munculnya akuntansi internasional dapat disebutkan sebagai berikut.
1. Salah satu pemicu utama munculnya akuntansi internasional adalah semakin luas dan
besarnya jangkauan dan operasi MNC (Multi National Corporation). Dengan semakin
besarnya jangkauan MNC ini, akan memengaruhi pasar uang dan modal internasional
serta berbagai transaksi bisnis dan keuangan yang menyertainya misalnya dikemukakan
oleh Jacoby (1970) tentang perubahan perusahaan dari skala domestik menjadi skala
internasional;
a. Perkembangan perusahaan menyebabkan impor bahan mentah dari luar dan ekspor
ke pasar internasional.
b. Membuka cabang-cabang penjualan di luar negeri.
c. Perusahaan memberikan lisensi atau franchising.
d. Pemilikan perusahaan di luar negeri baik melalui pemilikan sebagian, joint
ventures, pemilikan seluruhnya.
e. Manajemen dengan multinasional.
2. Investasi di luar negeri yang dilakukan perusahaan, investor, pemerintah, dan
sebagainya
3. Fluktuasi keuangan yang disebabkan berubahnya sistem keuangan internasional yang
menimbulkan munculnya risiko perubahan kurs valuta asing sehingga memerlukan
informasi akuntasi
4. Meningkatnya harga sumber-sumber alam dan komoditas serta monopoli
5. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan aspirasi dunia ketiga
6. Meningkatnya peranan pasar modal. Dari aspek Pasar Modal Global ditemukan
berbagai indikator penting yang mau tidak mau memerlukan akuntansi internasional.
Beberapa indikator itu adalah sebagai berikut :
a. Cash flow dari transaksi overseas saat ini adalah US 1,4 triliun dolar per hari
b. Ada kecenderungan volume capital market sehingga meningkat
c. Ada kecenderungan konsolidasi dan integrasi pasar modal dunia karena :
1. Mengurangi transaction cost
2. Masalah likuiditas
3. Semakin besar suatu pasar bursa semakin baik
7. Berubahnya Vision Pasar Modal, hal ini ditandai oleh :
a. Penggunaan Decimal Pricing dalam tgransaksi bursa
b. Munculnya pasa yang saling terkait atau linked exchange
c. Penggunaan Electronic Trading System di seluruh pasar modal
d. Adanya Global Accounting Standard satu standar global
e. Tidak ada lagi batas Negara borderless country
8. Pasar Modal USA
Pasar modal Amerika termasuk pasar modal yang paling cepat menjadi pasar global.
Pada tahun 1999 di pasar bursa NYSE (New York Stock Exchange) terdapat 1200
perusahaan asing yang terdaftar (listed) di pasar modal USA yang berasal dari 56
negara. Bayangkan semua perusahaan ini wajib mengikuti standar akuntansi negaranya.
Dari 56 negara ini memiliki 56 standar akuntansi yang saling berbeda, dan merupakan
32% dari seluruh kapitalisasi pasar (market capitalization) di NYSE
Menurut peraturan di Amerika, untuk bisa listed di Pasar NYSE maka emiten perlu
melakukan hal-hal sebagai berikut,
1. Proses pendaftaran.
2. Menyerahkan laporan keuangan. Mereka dapat menggunakan US GAAP, IAS atau
GAAP Negara masing-masing, tetapi masing-masing ada persyaratan tambahan
antara lain;
a) Mengisi Form 20 – 7 untuk laporan tahunan.
b) Melakukan rekonsiliasi Net Earning dan Equity agar sesuai dengan US
GAAP.
c) Memberikan disclosure sesuai US GAAP.
d) Menyerahkan laporan kuartal yang tidak perlu diaudit.
Akuntansi internasional telah mencapai posisi yang penting dalam bidang akuntansi
secara umum, sebagai upaya untuk menanggapi tuntutan globalisasi ekonomi,
meningkatnya jumlah perusahaan multinasional dan para pengguna informasi bertaraf
internasional.
Penyelidikan yang dilakukan adalah sama halnya dengan penyelidikan terhadap isu
penyusunan standar baik di negara berkembang maupun negara maju.
Proses akuntansinya pun tidak berbeda dan dengan kualifikasi standar pelaporan
tertentu yang diatur secara internasional maupun local pada Negara tertentu.
Tapi penting untuk diketahui mengenai dimensi internasional dari proses akuntansi
pada tiap negara yang berbeda. Dimana perbedaan itu meliputi, perbedaan budayan
praktik bisnis, struktur politik, system hukum, nilai mata uang, tingkat inflasi local, risiko
bisnis, dan serta aturan perundang-undangan mempengaruhi bagaimana perusahaan
multinasional melakukan kegiatan operasionalnya dan memberikan laporan keuangannya.
Ada beberapa hal yang menyatakan bahwa akuntansi internasional berbeda dengan yang
lainnya, perbedaan studi akuntansi internasional adalah pada:
2. Batas Negara.
4. Perpajakan Internasional.
5. Transaksi Internasional.
Di dalam akuntansi keuangan dikenal adanya standar yang harus dipatuhi dalam pembuatan
laporan keuangan. Standar tersebut diperlukan karena banyaknya pengguna laporan
keuangan, bahkan untuk satu laporan keuangan yang sama. Jika tidak terdapat standar,
perusahaan dapat saja menyajikan laporan keuangan yang mereka miliki sesuai dengan
kehendak mereka sendiri. Hal ini akan menjadi masalah bagi pengguna karena akan
menyulitkan bagi mereka untuk memahami laporan keuangan yang ada.
Standar yang ada untuk akuntansi keuangan dibuat oleh dewan standar di masing-
masing negara. Dewan standar tersebut menyusun standar akuntansi yang berlaku di dalam
negara tersebut dan dipakai oleh entitas yang ada di negara tersebut . Karena standar
akuntansi dibuat dan disusun oleh masing-masing dewan standar di tiap negara, standar
akuntansi antara satu negara dengan negara lain sangat mungkin berbeda.
Saat ini, ketika dunia bisnis dapat dikatakan hampir tanpa batas negara, sumber
daya produksi (misal uang) yang dimiliki oleh seorang investor di satu negara tertentu dapat
dipindahkan dengan mudah dan cepat ke negara misalnya melalui mekanisme bursa saham.
Tentu saja akan timbul suatu masalah ketika standar akuntansi yang dipakai di negara
tersebut berbeda dengan standar akuntansi yang dipakai di negara lain. Investor dan
kreditor serta calon investor dan calon kreditor akan menemui banyak kesulitan dalam
memahami laporan keuangan yang disajikan dengan standar yang berbeda- beda.
Dalam kaitannya dengan standar internasional, terdapat beberapa macam langkah yang
dilakukan oleh banyak negara sehubungan dengan perbedaan dengan standar yang mereka
buat sebelumnya. Secara garis besar langkah-langkah yang dapat diambil tersebut dapat
dibagi menjadi harmonisasi dan konvergensi.
Ketiga, adanya kebutuhan dari perusahaan-perusahaan untuk memperoleh modal dari luar,
mengingat tidak cukupnya jumlah laba ditahana untuk mendanai proyek-proyek dan
pinjaman-pinajaman luar negeri yang tersedia, telah meningkatkan kebutuhan akan
harmonisasi akuntansi.
4. Sejarah IFRS
Tahun 1966
Sejarah International Accounting Standards (IAS) dimulai pada tahun ini dengan pengajuan
proposal pembentukan kelompok studi yang beranggotakan the Institute of Chartered
Accountants of England & Wales (ICAEW), American Institute of Certified Public
Accountants (AICPA) dan Canadian Institute of Chartered Accountants (CICA). Proposal
ini pada tahun 1967 disetujui dengan dibentuknyaAccountants International Study Group
(AISG).
Tahun 1973
Tahun 1997
Dibentuk suatu badan interpretasi yang disebut dengan Standing Interpretation Committee
(SIC), yang memiliki tugas mempertimbangkan perdebatan atas isu yang timbul
menyangkut suatu standard, dan menyusun suatu panduan untuk menyelesaikan perdebatan
tersebut. Interpretasi yang diterbitkan oleh badan ini berjumlah 33 SIC sepanjang umur
hidupnya.
Tahun 2000
Pada bulan Mei tahun ini, IOSCO (International Organisation of Securities Commissions)
menyetujui penggunaan IAS untuk penerbitan saham antar Negara (cross border listing)
dengan press release 17 May 2000.
Tahun 2001
Pada bulan April tahun ini, IASC melakukan restrukturisasi dengan membentuk IASB
(International Accounting Standard Board) yang akan menjadi pengganti IASC sebagai
standard setter, sementara IASC menjadi foundation. Pada saat ini juga diputuskan bahwa
IASB akan melanjutkan pengembangan IAS yang telah diterbitkan sebelumnya, dan
memberi nama standard baru yang diterbitkannya dengan nama IFRS (International
Financial Reporting Standards). IAS yang belum digantikan dengan IFRS tetap berlaku.
Standar pertama yang merupakan produk IASB adalah IFRS 1 : First Time Adoption of
IFRS tahun 2003.
Sedangkan komite penerbit interpretasi berganti nama dari SIC menjadi IFRIC
(International Financial Reporting Interpretation Committee) pada bulan Juli dan sejak itu
menerbitkan IFRIC interpretation. Pada tahun 2010 komite ini berganti nama lagi menjadi
IFRS Interpretation Committee.
Konvergensi ini pun merupakan salah satu rekomendasi dalam Report on the
Observance of Standards and Codes on Accounting and Auditing yang disusun
oleh assessor World Bank yang telah dilaksanakan sebagai bagian dari Financial
Sector Assessment Program (FSAP) (BAPEPAM LK, 2010).