Rydho Bastian1
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Administrasi Publik Tahun 2020
Abstrak
Bina lingkungan merupakan program Pemerintah Kota Bandar Lampung guna
menyerap siswa-siswi daerah agar bisa bersekolah di negeri. Pemerintah berupaya
memberikan pelayanan yang baik akan pendidikan, salah satu upaya nyata pemerintah dalam
memberikan pemerataan dan akses layanan pendidikan yang berkualitas kepada setiap warga
negara yang ekonominya lemah yaitu dengan diberlakukannya Program Penerimaan Peserta
Didik Baru Jalur Bina Lingkungan. Yang mana program jalur bina lingkungan bertujuan
untuk memperluas akses pendidikan dan serta memberikan kesempatan kepada setiap warga
negara khususnya untuk anakanak usia sekolah yang termasuk berasal dari keluarga yang
kurang mampu untuk mendapatkan suatu layanan pendidikan yang bermutu tinggi serta
berkualitas pada satuan pendidikan.
1
Rydho Bastian lahir di Lampung pada tanggal 01 April 2000, saat ini ia sedang menempuh pendidikan strata 1 di Fakultas Fisipol
Universitas Sriwijaya semester 3. Artikel ini dibuat untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Bapak Zainul Arifin selaku Dosen Pengampu
Tujuan Kajian
B. Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode
analisis deskriptif, Penggunaan metode ini adalah untuk mendeskripsikan dan mengkaji
secara kualitatif, bagaimana presepsi pelaksana Program ( tenaga pendidik dan
kependidikan ) dalam hal Implementasi program bina lingkungan di Kota Bandar Lampung.
Seluruh data diperoleh dari informan dilapangan dengan menggunakan wawancara dan
obsevasi.
Implementasi kebijakan pun tidak aka berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam
implementasi kebijakan juag terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab kegagalan
implementasi. Menurut Jan Merse sebagaimana yang dikutip Hasbullah faktor penyebab
kegagalan tersebut adalah :
a. Informasi, adanya informasi untuk menyatukan visi, misi, dan pemahaman kebijakan
yang telah dirumuskan. Informasi ini akan berjalan baik jika setiap orang bekerja
sama saling terbuka dan peduli. Kurangnya informasi mengakibatkan adanya
gambaran yang kurang tepat terhadap objek kebijakan maupun pelaku dari isi
kebijakan yang akan diterapkan.
b. Isi kebijakan, isi kebijakan haruslah jelas dan mngekomodir kepentingan seluruh
stakeholder.
c. Dukungan, dukungan dari dari masyarakat selaku bagian dari stakeholder diperlukan
untuk berjalan implementasi kebijakan.
d. Pembagian potensi, pada dasarnya hal ini berkaitan dengan kinerja koordinasi
masyarakat luas. Koordinasi diperlukan karena setiap pelaku kebijakan memiliki latar
belakang kepentingan dan keinginan yang berbeda. Untuk itu, perlu adanya
koordinasi sebagai titik sentral keberhasilan kebijakan pendidikan.
Dinamika Implementasi Kebijakan, Implementasi kebijakan sering dianggap sebagai
bentuk pengoperasionalisasian atau penyelenggaraan aktivitas yang telah ditetapkan
berdasarkan Undang-Undang dan menjadi kesepakatan bersama di antara beragam pemangku
kepentingan (stakeholders), aktor, organisasi (publik atau privat), prosedur dan teknik yang
digerakkan untuk bekerjasama guna menerapkan kebijakan kearah yang dikehendaki.
Sederhananya adalah realita implementasi melibatkan berbagai pihak dan menyangkut
kepada hubungan-hubungan keorganisasian yang kompleks. Jika sebuah kebijakan yang telah
disusun mengalami kegagalan, maka pertanyaannya adalah apa yang telah dilakukan oleh
para aktor pelaksana kebijakan? Beberapa hal yang mungkin mempengaruhi dapat dikatakan
terjadi karena ada unsur “kepentingan” di dalamnya. Tentu ini sangat menjadi sebuah
problem yang dilematis ketika masyarakat sangat berharap besar kepada para aktor pelaksana
kebijakan agar mendapatkan sebuah hal yang bermanfaat. Dimana ini sangat erat kaitannya
ketika masyarakat lah yang memiliki “kedaulatan” terbesar di dalam negara ini.
Menurut Gow dan Mors, dalam implementasi kebijakan terdapat berbagai hambatan
antara lain: (1) hambatan politik, ekonomi, dan lingkungan, (2) kelemahan institusi, (3)
ketidakmampuan SDM di bidang teknis dan administratif, (4) kekurangan dalam bantuan
teknis, (5) kuranganya desentralisasi dan partisipasi, (6) pengaturan waktu , (7) sistem
informasi, (8) perbedaan agenda tujuan antara aktor, (9) dukungan yang berkesinambungan.
4
Perda Kota Bandar Lampung Tahun 2012.
5
Eka Febriani. 2017. Implementasi Bina Lingkungan Walikota Dalam Bidang Pendidikan Di Kota Bandar Lampung [tesis]. Bandar
Bab XI hak dan kewajiban warga negara, Keluarga, Masyarakat, dan Pemerintah. Bagian satu
hak dan kewajiban warga negara pasal 27. Dan peraturan wali Kota Bandar lampung Nomor
49 Tahun 2013 tentang pedoman pelaksanaan Penerimaan peserta didik baru pada semua
jenjang. Dengan ditetapkanya peraturan bersama antara menteri pendidikan nasional dan
menteri agama nomor 054/VI/PB/2011 dan Nomor MA/III/2011 tentang penerimaan peserta
didik baru dapat dilaksanakan dengan obyektif, akuntabel, transparan dan tidak diskriminatif.
Bab V Tentang jalur seleksi bagian kesatu penerimaan peserta didik Baru Pasal 10 terdapat
tiga jalur seleksi 1) Jalur Prestasi, 2) Jalur reguler ,3) jalur bina Lingkungan.
Adapun tujuan adanya jalur bina lingkungan tersebut adalah memberikan kesempatan
kepada warga masyarakat Kota Bandar Lampung khusunya usia anak sekolah yang berasal
dari keluarga tidak mampu untuk memperoleh layanan pendidikan yang berkualitas pada
satuan pendidikan. Kebijakan penerimaan peserta didik baru jalur bina lingkungan
merupakan kebijakan yang strategis dan yang di jalankan oleh pemerintah Kota Bandar
Lampung. Dalam pelaksanaan penerimaan peserta didik baru jalur bina lingkungan di Kota
Bandar Lampung, pemertintah Kota Bandar Lampung member fasilitas kepada siswa/i bina
lingkungan berupa alat tulis, seragam, sepatu dan perlengkapan sekolah lainnya, dan
pembebasan biaya spp setiap bulan.
Program bina lingkungan adalah sebuah bentuk kebijakan bidang pendidikan dari
pemerintah kota Bandar Lampung dalam rangka memberikan perluasan akses pendidikan
kepada peserta didik dari keluarga kurang mampu yang ada di Kota Bandar Lampung.
Program bina lingkungan sudah ada dari tahun 2012 di peruntukan bagi peserta didik tingkat
pendidikan Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi Negeri ini merupakan program
yang di keluarkan oleh pemerintah Kota Bandar Lampung, yang bertujuan membantu meretas
kemiskinan dan pemerataan pendidikan bagi peserta didik kurang mampu di Kota Bandar
Lampung dengan memberikan kesempatan warga kurang mampu mengenyam pendidikan di
sekolah negeri yang sudah di siapkan oleh pemerintah Kota Bandar Lampung, agar kedepan
peserta didik program bina lingkungan dapat melanjutkan cita-cita nya dan meraih masa
depan yang lebih baik lagi.
Program bina lingkungan Kota Bandar Lampung memberikan akses pelayanan
pendidikan bagi peserta didik, dari anak kandung pendidik, tenaga pendidik dan dari keluarga
kurang mampu agar dapat masuk di sekolah negeri di Kota Bandar Lampung dengan kuota
pada tahun ajaran 2012-2013 30%, tahun ajaran 2014-2015 mencapai 40%, tahun 2014-2015
mencapai 50% dan di tahun 2015-2016 dari 50 % naik menjadi 70%. Program bina
lingkungan memberdayakan lembaga pendidikan sekolah negeri di Kota Bandar Lampung,
sebagai pusat pemberdayaan nilai, sikap dan partisipasi keluarga dan masyarakat yang di
dukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.
Berdasar kan peraturanWalikota Bandar Lampung No. 49 tahun 2013 tanggal 11 Juni
2013, tentang pedoman pelaksanaan penerimaan siswa peserta didik baru pada jenjang
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama
(SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) se-derajat di Kota Bandar Lampung.Pada BAB V
tentang jalur dan system seleksi penerimaan peserta didik baru pasal 10 butir ke (3), jalur bina
lingkungan di peruntukan untuk:
a. Calon peserta didik baru dari keluarga belum mampu, secara ekonomi , yang
berdomisili di sekitar sekolah negeri dan resmi sebagai warga Kota Bandar Lampung.
b. Anak kandung pendidik dan tenaga kerja pada sekolah
Apabila pendaftar melampaui kuota (50%) yang telah di tetapkan akan di adakan
seleksi berdasarkan kemampuan akademik dan atau hasil verifikasi biodata (home visit) yang
dilakukan oleh panitia. tujuan penerimaan peserta didik baru tersebut, pemerintah juga
menetapkan asas-asa yang di gunakan dalam menyeleksi peserta didik baru, khusunya peserta
didik baru yang masuk melalui jalur bina lingkungan yaitu dengan berpedoman secara
objektif, tranparasi, akuntabilitas, dan tidak diskriminatif.
5) Faktor Pendukung dan Penghambat Program Bina Lingkungan
a. Faktor pendukung
Faktor Pendukung dari pelaksanaan program bina lingkungan di Bandar Lampung
yaitu, komunikasi yang baik dan hubungan emosional yang erat antara guru dan peserta didik
harus lebih dibangun, guru selalu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif di kelas
yang di dalamnya di dominasi oleh peserta didik bina lingkungan, lebih menekankan pada
sikap guru yang mampu menjaga dan meningkatkan komunikasi serta hubungan emosional
yang erat dengan peserta didik bina lingkungan di perlukan agar peserta didik bina
lingkungan dapat menyesuaikan diri dengan peserta didik dari jalur reguler dan jalur prestasi.
Dalam Perkembangan dunia pendidikan di Kota Bandar Lampung pada saat ini, sudah
sangat baik dari sebelum nya, dengan adanya program bina lingkungan yang di keluarkan
oleh pemerintahan Kota Bandar Lampung pada tahun 2012 lalu sangat membantu
masyarakan kurang mampu dalam memperoleh pendidikan yang lebih baik lagi. Program
bina lingkungan menjadi salah satu solusi untuk mengatasi persoalan memberantas usia putus
sekolah di Kota Bandar Lampung, dengan cara memberikan kesempatan kepada peserta didik
dari keluarga kurang mampu yang ada di sekitar sekolah negeri yang ada di Kota Bandar
Lampung tanpa ada deskriminasi dalam pelaksanaannya.
b. Faktor Penghambat
Faktor penghambat yang dialami dalam pelaksanaan program kelas bina lingkungan
di Bandar Lampung adalah pada saat pendaftaran pada pendidik syarat keterangan tidak
mampu dimiliki oleh semua calon pendaftar dari jalur bina lingkungan belum ada kriteria
standar dan hal ini menyebabkan sekolah kurang dapat menyeleksi secara objektif karena
syarat telah terpenuhi pada anak didik sulitnya adaptasi terhadap lingkungan membuat
peserta didik bina lingkungan kesulitan menyesuaikan diri dengan peserta didik dari jalur
umum dan reguler yang masuk ke sekolah biasa bersaing dalam memperoleh nilai, hal ini
dirasakan oleh guru bidang studi yang mengajar di kelas bina lingkungan. Masih kurangnya
minat belajar dan keinginan peserta didik bina lingkungan dalam menerima materi yang
diberikan guru mata pelajaran di kelas kadang kala menyulitkan guru yang mengajar di kelas.
Di butuhkan kesabaran saat menyampaikan materi ajar dan mengubah cara menyampaikan
bahan ajar menjadi suatu keharusan bagi guru, hal ini menjadi penting dilakukan agar peserta
didik bina lingkungan dapat lebih menyerap materi pelajaran dan meningkatkan semangat
belajar.
6
Khasanah, Umi Latiful. 2018. Analisis Implementasi Kebijakan Sistem Zonasi Perspektif Stakeholder Sekolah [tesis]. Malang (ID): Universitas
pada :https://www.academia.edu/30808070/DAMPAK_KEBIJAKAN_BINA_LINGKUNGAN_PEMERINTAH_KOTA_BANDAR_LAMPUNG_docx?
auto=download
D. Penutup
Kesimpulan
Dalam pelaksanaan sebuah kebijakan terdapat empat aspek yaitu komunikasi,
sumberdaya, disposisi, dan struktur birokrasi. Penerapan di Kota Bandar Lampung sendiri
yang menjadi skala prioritas adalah komunikasi. Komunikasi ini merupakan sosialisasi
kebijakan kepada kelompok sasaran. Tujuan dari kebijakan sistem bina lingkungan atau
zonasi ini harus disosialisasikan secara jelas dan gamblang kepada masyarakat. Mengingat
tujuan dari kebijakan ini adalah pemerataan pendidikan, untuk itu harus disampaikan dengan
jelas.
Hal ini dilakukan, berdasarkan banyaknya animo masyarakat bahwa masih perlu adanya
sekolah yang harus menjadi sekolah unggulan. Masih banyak masyarakat yang belum
memahami bahwa dengan kebijakan ini diharapkan pemerataan pendidikan dapat terjadi
sehingga setiap sekolah menjadi sekolah unggulan. Tidak ada lagi sekolah pinggiran dan
pada akhirnya kebijakan ini dilakukan untuk memajukan kualitas pendidikan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Abidin, Said Zainal. 2016. Kebijakan Publik Edisi 3. Jakarta: Salemba Humaika
Keban, Yeremias T. 2014. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik Konsep, Teori, Dan
Isu Edisi 3.Yogyakarta: Gava Media.
Perda Kota Bandar Lampung Tahun 2012.
Khasanah, Umi Latiful. 2018. Analisis Implementasi Kebijakan Sistem Zonasi Perspektif
Stakeholder Sekolah [tesis]. Malang (ID): Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang.
Sumber Internet
Asrudi. 2017. Dampak Kebijakan Bina Lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung.
[diakses pada 17 september 2020]. Tersedia pada :
https://www.academia.edu/30808070/DAMPAK_KEBIJAKAN_BINA_LINGKUNGAN_PE
MERINTAH_KOTA_BANDAR_LAMPUNG_docx?auto=download
Muhammad Riyandi F. 2020. Implementasi Kebijakan Publik Zaman Now. [diakses pada 17
september 2020]. Tersedia pada : https://banjarmasin.tribunnews.com/2018/08/02/tantangan-
implementasi-kebijakan-publik-zaman-now.
Sumber Artikel
Muhammad Zainul Arifin, Understanding The Role Of Village Development Agency In
Decision Making, Kader Bangsa Law Review, http://ojs.ukb.ac.id/index.php/klbr ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
Muhammad Zainul Arifin, The Theft Of Bank Customer Data On Atm Machines In
Indonesia, International Journal of Mechanical Engineering and Technology (IJMET),
http://www.iaeme.com/MasterAdmin/UploadFolder/IJMET_10_08_018/IJ
MET_10_08_018.pdf, https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
Muhammad Zainul Arifin, Implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2016
Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Studi
Kasus Desa Datar Balam Kabupaten Lahat), Jurnal Fiat Justicia,
http://journal.ukb.ac.id/journal/detail/288/implementasi-peraturan-pemerintah-pp--nomor-
8tahun-2016-tentang-dana-desa-yang-bersumber-dari-anggaran-pendapatan--dan-belanja-
negara--studi-kasus-desa-datar-balam-kabupaten-lahat,
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin