Anda di halaman 1dari 3

Hubungan Pola Asuh (Digendong) Dengan Perkembangan Anak

Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan syaraf pusat dengan


organ tubuh yang dipengaruhinya. Indikator yang dikatakan anak berkembang dengan
baik yaitu bertambahnya struktur, fungsi  dan kemampuan anak yang lebih kompleks,
meliputi kemampuan:
 Sensorik (kemampuan mendengar, melihat, meraba, merasa, mencium)
 Motorik (terdiri dari gerak kasar, halus, dan kompleks)
 Berkomunikasi dan berinteraksi (tersenyum, menangis, bicara, dll)
 Kognitif (kemampuan mengenal, membandingkan, mengingat, memecahkan masalah,
dan kecerdasan)
 Bersosialisasi, kemandirian
 Kreativitas
 Moral dan spiritual (nilai-nilai adat dan budaya serta agama)
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang yang optimal meliputi ASUH
(kebutuhan biologis), ASIH (kebutuhan kasih sayang & emosi), ASAH (kebutuhan
stimulasi).

1. ASUH (kebutuhan biologis)


Meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti: nutrisi, imunisasi, kebersihan
tubuh dan lingkungan, pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan,
olahraga, bermain dan beristirahat.
2. ASIH (kebutuhan kasih sayang & emosi)
Pada tahun-tahun pertama kehidupannya (bahkan sejak dalam kandungan), anak
mutlak memerlukan ikatan yang erat, serasi dan selaras dengan ibunya untuk
menjamin tumbuh kembang fisik-mental dan psikososial anak dengan cara:

 menciptakan rasa aman dan nyaman, anak merasa dilindungi,


 diperhatikan minat, keinginan, dan pendapatnya
 diberi contoh (bukan dipaksa)
 dibantu, didorong/dimotivasi, dan dihargai
 dididik dengan penuh kegembiraan, melakukan koreksi dengan kegembiraan dan kasih
sayang (bukan ancaman/ hukuman)

3. ASAH (kebutuhan stimulasi)


Anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini mungkin kemampuan
sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian, kreativitas, kepimpinan,
moral, dan spiritual anak. Dasar perlunya stimulasi dini :
 Milyaran sel otak dibentuk sejak anak didalam kandungan usia 6 bulan dan belum ada
hubungan antara sel-sel otak (sinaps)
 Orang tua perlu merangsang hubungan antar sel-sel otak
 Bila ada rangsangan akan terbentuk hubungan-hubungan baru (sinaps)
 Semakin sering dirangsang akan makin kuat hubungan antar sel-sel otak
 Semakin banyak variasi maka hubungan antar sel-sel otak semakin kompleks/luas
 Merangsang otak kiri dan kanan secara seimbang untuk mengembangkan multiple
intelegent dan kecerdasan yang lebih luas dan tinggi
 Stimulasi mental secara dini akan mengembangkan mental-psikososial anak seperti :
kecerdasan, budi luhur, moral, agama, dan etika, kepribadian.
 ketrampilan berbahasa, kemandirian, kreativitas, produktifitas, dst

Gambar 1. Sinaps sel otak


Pada umur 12 bulan, bayi mulai dapat melangkah tanpa berpegangan. Rentang umur anak
untuk bisa berjalan sendiri bervariasi. Belajar keterampilan motorik tidak bisa terjadi
sampai anak siap secara matang. Tidak ada gunanya mencoba mengajarkan gerakan
keterampilan anak sebelum sistem saraf dan otot berkembang dengan baik.
Perkembangan motorik bayi terjadi secara sefalokaudal dan proksimodistal.

Berdasarkan skenario, bayi ini sering digendong oleh bibi. Dengan kata lain, bayi dengan
usia 12 bulan yang apabila terus menerus di gendong maka rangsangan stimulasi untuk
mengembangkan motorik kasar dan motorik halus menjadi berkurang.

Dalam aspek ASIH mungkin dapat menguntungkan pada bayi, dikarenakan bayi tersebut
merasa aman, nyaman, rasa dilindungi, dan cenderung akan menjadi manja. Hubungan
interpersonal sosial dapat berlangsung dengan baik akibat seringnya distimulasi.

Dalam aspek ASAH dapat menyebabkan sedikit kerugian karena bayi berkurang
stimulasi / latihan dini untuk mengembangkan motorik. Pada 6 bulan pertama kehidupan,
hubungan antara sel-sel otak belum ada maka dianjurkan bayi terus diberikan stimulasi
berupa suara, gerakan tangan, diberikan mainan aman untuk bayi. Bila ada rangsangan
akan terbentuk hubungan-hubungan baru (sinaps). Semakin sering dirangsang akan makin
kuat hubungan antar sel-sel otak. Semakin banyak variasi maka hubungan antar sel-sel
otak semakin kompleks/luas.

Kesimpulannya, bayi ini dicurigai kurang stimulasi namun sistem saraf yang normal atau
tidak ada kelainan. Refleks-refleks ada dan berfungsi dengan baik. Bayi ini mengalami
sedikit keterlambatan perkembangan motorik kasar akibat stimulasi yang kurang akibat
digendong terus menerus oleh bibi.

Referensi:

- Soetjiningsih and Gde Ranuh. 2014. Tumbuh Kembang Anak. Penerbit buku kedokteran :
EGC. Halaman 25-31.

Anda mungkin juga menyukai