Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Asisten Dosen : Prof. Dr. Ir. Suripin, M.Eng

BAB IV
PERHITUNGAN IRIGASI

4.1. Analisis Kebutuhan Air


4.1.1. Kebutuhan Air Tanaman
1. Evaporasi
Besarnya evaporasi dihitung dengan menggunakan metode Penman
yang dimodifikasi oleh Nedeco/Prosida seperti diuraikan dalam PSA–
010. Untuk menghitung besarnya evaporasi dengan metode Penman,
data-data hidrologi yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
a. Temperatur/suhu rata-rata 2 mingguan (%) dapat dilihat pada
Tabel 4.1
b. Kelembaban rata-rata 2 mingguan (%) dapat dilihat pada Tabel
4.3
c. Penyinaran matahari dengan jangka waktu 12 jam. Untuk waktu 8
jam maka dikonversikan dengan rumus :
Q12 = 0,786 Qs + 3.45
Dimana, Qs = penyinaran matahari dalam waktu 8 jam dapat
dilihat pada Tabel 4.2
d. Kecepatan angin yang diukur pada ketinggian 2 meter diatas
permukaan tanah (m). Jika kecepatan angin diukur tidak pada
ketinggian 2 meter maka harus dikonversikan ke m/dt dengan
dikalikan 0,515 dan jika km/jam maka dikalikan 0,2778 dapat
dilihat pada Tabel 4.4
Contoh Perhitungan Evaporasi (Metode Penman) pada bulan Januari
 Baris 1
Data suhu rata – rata bulanan (Tai) = 27,2 oC
 Baris 2
Data kelembaban relatif (Pwza)= 82,8 %
 Baris 3
Data kecepatan angin (U2) = 0,40 m/dt, Faz = 0,40 m/dt.

AHMAD FAIZ ABDUL AZIZ (21010116130114)


NAUFAL MUHAMMAD IRFAN (21010116140124) 21
LAPORAN TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR
Asisten Dosen : Prof. Dr. Ir. Suripin, M.Eng

 Baris 4
Data lintang letak stasiun klimatologi tempat pengambilan
data adalah = 6o59’ LS
 Baris 5
Data penyinaran matahari jangka waktu 8 jam Q1 = 59,80 %
 Baris 6
Data penyinaran matahari yang dikonversikan dari 8 jam menjadi
12 jam dengan rumus: (0,786Q1 +3,46) = 50,5 %
 Baris 7
Mencari nilai F (Tai)x10-2 dari Tabel 4.5 dengan data suhu udara
F(Tai)x10-2 = 9,22
 Baris 8
Mencari nilai (∆L-1x102 ) dari Tabel 4.5 dengan data suhu udara
∆L-1x102 = 2,73
 Baris 9
Mencari nilai (Pwza]Sa) dari Tabel 4.5 dengan data suhu udara
udara Pwza]Sa = 27,05
 Baris 10
Mencari nilai (Ɣ+∆) dari Tabel 4.5 dengan data suhu udara
(Ɣ+∆)= 2,08
 Baris 11
Pwza’ = Pwza x Pwza]Sa
= baris 2 x baris 9
= 82,8% x 27,05
= 22,4
 Baris 12
Mencari nilai (F(Tdp)) dari Tabel 4.6 berdasarkan data baris 12
diperoleh (F(Tdp)) = 0,126
 Baris 13
Ɣ = Pwza]Sa – Pwza’
= baris 9 – baris 11
= 27,05 – 22,4 = 4,65

AHMAD FAIZ ABDUL AZIZ (21010116130114)


NAUFAL MUHAMMAD IRFAN (21010116140124) 22
LAPORAN TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR
Asisten Dosen : Prof. Dr. Ir. Suripin, M.Eng

 Baris 14
Mencari nilai (Ɣ(Faz)) dari Tabel 4.7 berdasarkan data baris 4
(Faz) diperoleh Ɣ(Faz) = 0,132.
 Baris 15
ƔEq = Ɣ x Ɣ(Faz)
= baris 13 x baris 14
= 4,65 x 0,132
= 0,614
 Baris 16
Mencari nilai (caHsh x 10-2) dari Tabel 4.8. berdasarkan data baris
4 diperoleh (caHsh x 10-2) = 9,04.
 Baris 17
Mencari nilai (AshxF(T)) dari Tabel 4.9. berdasarkan data baris 6
diperoleh AshxF(T) = 0,385.
 Baris 18
Hne1 = caHsh x 10-2 x AshxF(T)
= baris 16 x baris 17
= 9,04 x 0,385
= 3,478
 Baris 19
m = F(Tai) x 10-2 x (1 – Q1’)
= baris 7 x (1 – baris 6)
= 9,22 x (1 – 59,80%)
= 3,964
 Baris 20
F(m) = 1- (m/10)
= 1 – (baris 19/10)
= 1 – (3,964/10)
= 0,683
 Baris 21
Hne2 = F(Tai) x 10-2 x F(Tdp) x F(m)
=baris 7 x baris 12 x baris 20

AHMAD FAIZ ABDUL AZIZ (21010116130114)


NAUFAL MUHAMMAD IRFAN (21010116140124) 23
LAPORAN TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR
Asisten Dosen : Prof. Dr. Ir. Suripin, M.Eng

= 9,22 x 0,126 x 0,683


= 0,793
 Baris 22
∆Hne = Hne1 - Hne2
= baris 18 – baris 21
= 3,478 - 0.793
= 2,685
 Baris 23
∆Hne = ∆L-1 x 10-2 x ∆Hne
= baris 8 x baris 22
= 2,73 x 2,685
= 7,33
 Baris 24
E = ƔEq + ∆Hne
= baris 15 + baris 23
= 0,614 + 7,33
= 7,944
 Baris 25
Eo = E/Ɣ∆
= baris 24 / baris 10
= 7,944 / 2,08
= 3,819
3,819 merupakan besarnya evaporasi Eo
Keterangan:
∆ = Kemiringan tekanan uap air jenuh (mmHg per oC)
L = Panas yang menyebabkan penguapan
Ɣ = Konstanta psychrometer ditentukan berdasarka
rasio Bownes
Pwza]Sa = Tekanan uap air jenuh temperatur Tai
Pwza = Tekanan uap air rata-rata harian pada temperature
titik embun di udara 2 meter diatas permukaan tanah
Hne1 = Penerimaan radiasi gelombang pendek (per 24 jam)

AHMAD FAIZ ABDUL AZIZ (21010116130114)


NAUFAL MUHAMMAD IRFAN (21010116140124) 24
LAPORAN TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR
Asisten Dosen : Prof. Dr. Ir. Suripin, M.Eng

Hne2 = Penerimaan radiasi gelombang panjang (per 24 jam)


Eq = Penguapan dihitung dari persamaan kesetimbangan
dimisalkan suhu permukaan sama dengan
temperature udara
Tdp = Temperatur saat titik embun
Perhitungan Evaporasi selengkapnya dapat dilihat Tabel 4.10

2. Perkolasi
Perkolasi adalah kehilangan air dari petak sawah baik yang
meresap ke bawah maupun yang meresap ke samping. Besarnya
perkolasi dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik tanah baik tekstur maupun
struktur tanah, serta dipengaruhi oleh kedalaman air tanah. Perkiraan
perkolasi ini dpat menggunakan pedoman dari PSA 010 sebagai
berikut:
a. Untuk lahan yang datar (dataran rendah) digunakan 1 mm/hari
b. Untuk lahan yang miring > 5%, perkolasi berkisar 2 – 5 mm/hari
c. Berdasarkan pada tekstur tanah hasil pengamatan di lapangan:
 Tanah Bertekstur berat berlempung, nilai 1- 2 mm/hari
 Tanah Bertekstur sedang lempung berpasiran, nilai 2-3
mm/hari
 Tanah bertekstur ringan pasir, nilai 3-6 mm/hari
Karena daerah yang akan kami aliri termasuk dengan tanah bertekstur
lempung berpasiran maka diambil perkolasi 2 mm/hari.

3. Kebutuhan Air untuk Penggantian Genangan (W)


Kebutuhan air untuk penggantian air genangan (water layer)
sebesar 50 mm selama 15 hari atau sebesar 3,33 mm/hari pada bulan
ke 1 dan ke 2.

4. Curah Hujan Efektif


Data yang digunakan untuk perhitungan kebutuhan air irigasi ini
adalah curah hujan Re 80 (20% kering 80% basah) dimana dihitung

AHMAD FAIZ ABDUL AZIZ (21010116130114)


NAUFAL MUHAMMAD IRFAN (21010116140124) 25
LAPORAN TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR
Asisten Dosen : Prof. Dr. Ir. Suripin, M.Eng

dengan menggunakan pendekatan distribusi normal dikalikan dengan


“Effective Rainfall Factors“ (Tabel ).
 Rumus Pendekatan Distribusi Normal (Tabel 4.11)
Pada bulan Januari
n
SD=
1

x ∑ ( xi −x )
n i =1
2

SD=64,662
XT =X + K . X . SD
Rh = XT/ Jumlah hari
Dimana:
XT = Besarnya hujan periode tertentu
X = Rata-rata hujan
K = Faktor frekuensi (untuk 20% kering K = -0.842)
SD = Standar deviasi
n = Jumlah tahun
xi = Curah hujan bulanan ke – i
x = Curah hujan bulanan rata – rata
 Rumus Curah Hujan Efektif
Rei = Rh x FH
Re1 = 2,80 x 0,70
= 1,96
Dimana :
Re = Curah hujan efektif
Rh = Curah hujan rencana
FH = Faktor hujan efektif tanaman padi 2 golongan dapat
dilihat pada Tabel 4.12

5. Evapotranspirasi (ET)
Evapotranspirasi adalah peristiwa penguapan suatu daerah aliran
sungai sebagai akibat pertumbuhan dari tanaman. Evapotranspirasi
dapat dihitung dengan rumus :
Et = Eo x KT

AHMAD FAIZ ABDUL AZIZ (21010116130114)


NAUFAL MUHAMMAD IRFAN (21010116140124) 26
LAPORAN TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR
Asisten Dosen : Prof. Dr. Ir. Suripin, M.Eng

dimana :
Et : Evapotranspirasi
Eo : Evaporasi
KT : Koefisien Tanaman ( untuk 20% kering K = -0,842 )
 Untuk tanaman padi menggunakan padi jenis HYV dengan
koefisien pada Tabel Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi
Tanaman Padi. (Pada bulan Januari : 3,82 x 1,2 = 4,58 mm/hari)
 Untuk tanaman palawija diambil jagung dengan koefisien pada
Tabel Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi Tanaman Palawija.
(Pada bulan Januari : 3,82 x 0,5 = 1,91 mm/hari)

4.1.1. Perhitungan Kebutuhan Air Tanaman


Contoh perhitungan kebutuhan air irigasi tanaman padi pada bulan
Oktober 1 (2 minggu ke 1)
a. Baris 1
Hasil baris 25 Penman (Eo) pada Tabel Perhitungan Angka
Evaporasi dengan urutan sesuai masa Tanam dimulai dari
Oktober, yaitu : 4,76
b. Baris 2
Nilai perkolasi diambil 2 mm/hari.
c. Baris 3
Baris 1 + Baris 2 = 6,76

d. Baris 4
Nilai hujan rerata dari perhitungan data curah hujan yaitu 2,72
e. Perhitungan efektif rainfall (Re = Rh x FH) dimana FH
menggunakan Tabel 4.12, maka Re = 2,72 x 0,70 = 1,91
f. Perhitungan evapotranspirasi (Et = Eo x KT) dimana KT
menggunakan Tabel 4.13 untuk padi dan Tabel 4.14 untuk
palawija (jagung) , maka Et = 5,712.
g. Perhitungan kebutuhan air saat pengolahan tanah sebelum
penanaman:

AHMAD FAIZ ABDUL AZIZ (21010116130114)


NAUFAL MUHAMMAD IRFAN (21010116140124) 27
LAPORAN TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR
Asisten Dosen : Prof. Dr. Ir. Suripin, M.Eng

 Mencari LP (Land Preparation) dari Tabel 4.15 Zylstra


dengan data Eo + P dan penjenuhan 200 mm, diperoleh LP
= 10,58.
h. Menghitung kebutuhan air pada petak sawah :
Ir = A = LP1 – Re1
= 10,58 – 1,91
= 8,67
 Konversi satuan LP dari (mm/hari) menjadi (lt/det/ha) :
B = A x 0,116 (konversi satuan mm/hari → lt/dt/ha)
= 8.67, x 0,116
= 1,01
 Menghitung kebutuhan air pada saluran tersier (C) :
C = B x 1,25 (koef. kehilangan air di saluran tersier)
= 1,01 x 1,25
= 1,26
 Menghitung kebutuhan air pada saluran sekunder (D)
D = C x 1,15 (koef. kehilangan di saluran sekunder)
= 1,26 x 1,15
= 1,45
 Menghitung kebutuhan air pada saluran primer (E)
E = D x 1,1(koef. kehilangan di saluran primer)
= 1,45 x 1,1
= 1,59
i. Perhitungan kebutuhan air saat pertumbuhan tanaman
 Menghitung kebutuhan air pada petak sawah:
Ir = A = Et1 + P + W - Re3
= 5,71 + 2,000 + 3,333 – 1,09 = 9,95
 Konversi satuan LP dari (mm/hari) menjadi (lt/det/ha)
B = A x 0,116 (konversi satuan mm/hari → lt/dt/ha)
= 9,95 x 0,116 = 1,15
 Menghitung kebutuhan air pada saluran tersier (C)
C = B x 1,25 (koef. kehilangan air di saluran tersier)

AHMAD FAIZ ABDUL AZIZ (21010116130114)


NAUFAL MUHAMMAD IRFAN (21010116140124) 28
LAPORAN TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR
Asisten Dosen : Prof. Dr. Ir. Suripin, M.Eng

= 1,15 x 1,25
= 1,44
 Menghitung kebutuhan air pada saluran sekunder (D)
D = C x 1,15 (koef. kehilangan di saluran sekunder)
= 1,44 x 1,15
= 1,71
 Menghitung kebutuhan air pada saluran primer (E)
E = D x 1,1(koef. kehilangan di saluran primer)
= 1,71 x 1,1
= 1,89
4.1.2. Kebutuhan Air Untuk Irigasi
Nilai kebutuhan air tiap tanaman diambil dari nilai kebutuhan air
rata-rata yang terbesar pada saluran primer C, saluran sekunder D dan
saluran tersier E ( Tabel 4.18).

4.2. Desain Saluran Irigasi


4.2.1. Pendimensian Saluran Irigasi
Angka kebutuhan air untuk setiap jenis saluran yang sudah diperoleh
dari bab sebelumnya, yaitu :
 Pada saluran tersier (C) = 1,38 lt/dt/ha
 Pada saluran sekunder (D) = 1,58 lt/dt/ha
 Pada saluran primer (E) = 1,74 lt/dt/ha
Contoh Perhitungan Dimensi Saluran Tersier
 Saluran Tersier “PRKa5Ka3Ki” dengan data :
- Jenis saluran : Tersier
- Luas petak yang akan dialiri oleh saluran (Do) : 122,47 ha
- Angka kebutuhan air (saluran tersier) (a) : 1,38 lt/dt/ha
 Menghitung debit saluran
Q = Do x a
Q = 122,47 x 1,38 x 0,001 = 0,169 m3/dt
 Menghitung penampang basah saluran
A = Q/Va = 0,169/0,3 = 0,563 m 2

AHMAD FAIZ ABDUL AZIZ (21010116130114)


NAUFAL MUHAMMAD IRFAN (21010116140124) 29
LAPORAN TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR
Asisten Dosen : Prof. Dr. Ir. Suripin, M.Eng

 Direncanakan penampang saluran tersier berbentuk trapesium dengan


data : Q = 0,169
Dari Tabel A.2.1 berdasarkan nilai Q maka diperoleh:
- b:h =1
- m =1
- Va = 0,3
- K = 35
Dari Tabel A.2.3. berdasarkan nilai Q diperoleh :
- Fr = 0,3
Dari Tabel A.2.2. diperoleh :
- W = 0,5
Maka,
A = (b + mh)h
0,563 = (h + 1 h) h
0,563 = 2h2
h = 0,53 m ; b/h = 1  b = 0,53 m
 Menghitung hb dengan nilai bb = 0,50 m ( dibulatkan)
A = (bb + mh)h
0,563 = (0,50 + 1 h) h
0,563 = 0,50 h + h2
hb = 0,50 m
 Menghitung keliling basah
P = bb + (2hb( 1 + m2 )0,5)
P = 0,50 + (2 x 0,50 ( 1 + 12 )0,5 ) = 1,914 m
 Menghitung jari-jari hidrolis saluran
R = Ab / P
R = 0,563 / 1,914 = 0,294 m
 Menghitung kemiringan saluran
I = [ Vb / ( K x R2/3 ) ]2
= [ 0,3/ ( 35 x 0,2942/3 ) ]2 = 0,000417
Untuk saluran sekunder dan primer luas petak merupakan jumlah dari
petak tersier yang air irigasinya berasal dari saluran tersebut. Langkah
pendimensian sama seperti contoh diatas.

AHMAD FAIZ ABDUL AZIZ (21010116130114)


NAUFAL MUHAMMAD IRFAN (21010116140124) 30
LAPORAN TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR
Asisten Dosen : Prof. Dr. Ir. Suripin, M.Eng

4.3. Perhitungan Tinggi Muka Air


4.3.1.Perhitungan Tinggi Muka Air Saluran Tersier
 Saluran Tersier misalnya “PRKa5Ka3Ki” dengan data
− Petak sawah “PRKa5Ka3Ki”
− Sawah tertinggi
 Elevasi = 66,00 m
 Jarak dari pintu = 496,80 m
- Kemiringan saluran = 0,000417
− Tinggi muka air dekat sawah = 66,15 m
− Lebar dasar saluran = 0,50 m
− Debit = 0,169 m3/dt
 Perhitungan pintu Romijn:
− Dengan debit Q = 0,169 m3/dt dan lebar saluran 0,5 m, akan
didapat :
h = (Q/ 1,71 × b)2/3= 0,34 m
 Dengan memakai Tabel 4.23. Pintu Romijn dengan Q = 0,169 m3/dt
didapat :
− Type pintu = RI - 224
− Lebar pintu (b) = 0,8 m
− Tinggi = 0,3 m
− Kehilangan energi (z) = 0,15 m
− Jumlah pintu =1
 Tinggi muka air dekat pintu ukur :
− Di hilir = Tinggi muka air dekat sawah
= 66,15 + (496,80 x 0,000417)
= 66,36 m
− Di hulu = z + Tinggi muka air dekat pintu bagian hilir
= 0,15 + 66,36 = 66,51 m
4.3.2. Perhitungan Muka Air Saluran Sekunder
 Saluran sekunder “SSRKa5Ka3” misalnya dengan data
− Kemiringan saluran = 0,001319

AHMAD FAIZ ABDUL AZIZ (21010116130114)


NAUFAL MUHAMMAD IRFAN (21010116140124) 31
LAPORAN TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR
Asisten Dosen : Prof. Dr. Ir. Suripin, M.Eng

− Lebar dasar saluran = 0,90 m


− Debit (Q) = 0,665 m3/dt
 Perhitungan pintu Romijn:
− Dengan debit (Q) = 0,665 m3/dt dan lebar dasar saluran 0,90 m,
akan didapat :
h = (Q/ 1,71 × b)2/3= 0,57 m
 Dengan memakai Tabel 4.23. Pintu Romijn dengan Q = 0,447 m3/dt
didapat:
− Type pintu = RIII - 634
− Lebar pintu = 0,8 m
− Tinggi pintu = 0,6 m
− Kehilangan energi = 0,2 m
− Jumlah pintu =1
 Tinggi muka air tertinggi diujung hilir saluran sekunder adalah muka
air dihulu didekat pintu ukur disaluran tersier sebelumnya yang
tertinggi yaitu : 66,51 m
 Kehilangan di saluran
hf = panjang saluran × kemiringan saluran
= 4781,780 × 0,001319
= 6,31 m
 Tinggi muka air di ujung ruas saluran sebelah :
− Hilir = tinggi muka air tertinggi di ujung hilir + hf
= 66,51 + 6,31
= 72,81 m
− Hulu = tinggi muka air diujung ruas saluran hilir + z
= 72,81 + 0,20
= 73,01 m

4.3.3. Perhitungan Muka Air Saluran Primer


 Saluran Primer “SPRKa5” misalnya dengan data :
− Kemiringan saluran = 0,000179
− Lebar dasar saluran = 1,40 m
− Debit (Q) = 2,164 m3/dt

AHMAD FAIZ ABDUL AZIZ (21010116130114)


NAUFAL MUHAMMAD IRFAN (21010116140124) 32
LAPORAN TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR
Asisten Dosen : Prof. Dr. Ir. Suripin, M.Eng

 Perhitungan pintu Romijn :


− Dengan debit (Q) = 2,164 m3/dt dan lebar dasar saluran 1,40 m
akan didapat :
h = (Q/ 1,71 × b)2/3= 0,93 m
 Dengan memakai Tabel 4.23. Pintu Romijn dengan Q = 2,164 m3/dt
didapat :
− Type pintu = RIV-1892
− Lebar pintu = 1,30 m
− Tinggi Pintu = 0,90 m
− Kehilangan energi = 0,30 m
− Jumlah pintu =1
 Tinggi muka air tertinggi di ujung hilir saluran primer adalah muka air
tertinggi dihulu diujung saluran sekunder dan/atau saluran tersier yaitu
87,97 m
 Kehilangan energi di saluran
Yaitu = panjang saluran × kemiringan saluran
= 3468,490 × 0,000179
= 0,62 m
 Tinggi muka air diujung ruas saluran sebelah:
− Hilir = tinggi muka air tertinggi di ujung hilir + hf
= 87,97 + 0,62
= 88,59 m
− Hulu = tinggi muka air diujung ruas saluran hilir + z
= 88,59 + 0,30
= 88,89 m

4.4. Perhitungan Saluran Drainase


 Dari petak – petak sawah dalam peta kontur diukur
mendapatkan luas sawah (A)
 Menghitung Limpasan Pembuangan (Dn)
 Untuk menghitung limpasan pembuangan tiga harian dapat
menggunakan rumus yang dapat dilihat di KP-03 Bab 6
sebagai berikut :

AHMAD FAIZ ABDUL AZIZ (21010116130114)


NAUFAL MUHAMMAD IRFAN (21010116140124) 33
LAPORAN TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR
Asisten Dosen : Prof. Dr. Ir. Suripin, M.Eng

D(n )=R(n )t +n⋅( I−ET−P )⋅ΔS


 Dengan syarat perkolasi (P) sama dengan nol dan pemberian
air irigasi (I) sama dengan nol jika irigasi di hentikan maka
didapat persamaan sebagai berikut
D(n )=R(n )t−n⋅ET −ΔS
 Menghitung Drainase Modul (DM)
 Menghitung modulus pembuangan yang dipilih berdasarkan
curah hujan maksimum 3 harian dengan periode ulang 5
tahun
 Evapotranspirasi (ET) di ambil pada saat curah hujan
maksimum dengan koefisien tanaman yang besar, maka di
dapat 6,33 mm untuk tiga hari.

 Tambahan genangan ( ΔS ) diambil 50 mm


 Plot pada grafik modulus pembuangan maka akan diperoleh
R(3)t = mm.
Dn 106 Dn
DM = x = lt/dt/ha
100 3 x 24 x 60 x 60 3 x 8,64
dimana : Dn = R(n)T + n( IR – ET – P ) – ΔS
 Menghitung Debit Saluran :
a. Untuk luas area < 400 ha
Q = DM x A
b. Untuk luas area > 400 ha
Q = 1,62 x DM x Ad0,92
 Setelah Q didapat, maka dari tabel didapat nilai b,h,t, (1 : m ), k
 Menghitung kemiringan saluran di lapangan dengan rumus :
iL = HS / L
dimana : iL = kemiringan saluran
HS = beda tinggi di hulu dan di hilir tiap ruas
L = panjang saluran tiap ruas
 Dengan menggunakan rumus Stickler, menghitung harga h & b
Q = A x R2/3 x iL1/2 x k
Dimana : A= ( b + mh ) h ( m2 )

AHMAD FAIZ ABDUL AZIZ (21010116130114)


NAUFAL MUHAMMAD IRFAN (21010116140124) 34
LAPORAN TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR
Asisten Dosen : Prof. Dr. Ir. Suripin, M.Eng

P = b + 2h ( 1 + m2 )1/2 ( m )
iL = kemiringan saluran di lapangan
R = A/P (m)
k = dari table / koefisien Stickler
 Setelah harga b & h dikeahui, kita hitung luas penampang basah
(A) dengan rumus :
A = ( b + mh ) h ( m2 )
 Menghitung kecepatan aliran ( V ) dengan rumus :
V=Q/A ( m/dt )
Untuk daerah landai diambil V 0,5 – 1,5 m/dt.
Apabila V diantara 0,5 – 1,5 m/dt , maka perhitungan dihentikan
dan apabila 0,5 > V > 1,5 m / dt, maka perhitungan dilanjutkan
dilanjutkan dengan ketentuan :
i. Bila V < 0,5 m/dt, maka V baru ( Vb ) = 0,5 m/dt
ii. Bila V > 1,5 m/dt, maka V baru ( Vb ) = 1,5 m/dt
 Menghitung A baru ( Ab ) dengan berdasarka harga V b, dengan
rumus :
Ab = Q / Vb ( m2 )
 Menghitung lebar dasar saluran baru ( bb ) dan tinggi muka air
baru ( hb ) dengan rumus :
Ab = (bb + hb ) x hb
 Menghitung keliling basah dengan rumus :
P = bb + 2hb ( 1 + m2 )1/2
 Menghitung jari - jari hidrolis saluran dengan rumus :
R = Ab / P
 Menghitung kemiringan saluran dengan menggunakan rumus
Stickler :
I = [ Ab / ( K x R2/3 )]2

1) Contoh Perhitungan Saluran SSRKa5Ka2


a) Luas daerah terlayani : 195,52 Ha
b) Menghitung modulus pembuang
 Curah Hujan Harian Rata-Rata 3 Harian Maksimum

AHMAD FAIZ ABDUL AZIZ (21010116130114)


NAUFAL MUHAMMAD IRFAN (21010116140124) 35
LAPORAN TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR
Asisten Dosen : Prof. Dr. Ir. Suripin, M.Eng

Tanggal Curah Hujan Harian


20/12/2007 96

21/12/2007 2

22/12/2007 3

 Membuat Grafik Drainate Module

Perhitungan DM
120

100 98 101
96
80

60
51
40
34 32.01
20 21.34
17
10.67
0 0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3

Diket: R(3) 101 mm


  n 3 hari
  I 6,33 mm/hari
  ET 6,33 mm/hari
  P 2 mm/hari
  ΔS 50 mm
Maka, D(3) 51 mm
  Dm 1,967 lt/dt/Ha
m3/dt/H
    0,001967 a

 Mencari Dm

AHMAD FAIZ ABDUL AZIZ (21010116130114)


NAUFAL MUHAMMAD IRFAN (21010116140124) 36
LAPORAN TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR
Asisten Dosen : Prof. Dr. Ir. Suripin, M.Eng

D3 51
Dm = = = 1,96759 lt/dt.ha = 0,001967
3 x 6,33 3 x 8,64
m3/dt/Ha

c) Perhitungan dimensi saluran drainase


 Menghitung debit (Q) = Dm × A
= 0,001967 × 195,52
= 0,38458 m3/dt

 Langkah pendimensian selanjutnya disajikan dalam bentuk


tabel pada lampiran 2

AHMAD FAIZ ABDUL AZIZ (21010116130114)


NAUFAL MUHAMMAD IRFAN (21010116140124) 37

Anda mungkin juga menyukai