Penerima :
Jabatan :
Tanggal :
( ) ( )
Steering Committee :
Tutut Rahendro
(Plant Director)
Penasehat :
Muhammad Arief Budianto
( Manager Plant Operation & Maintenance Area 1)
Herry Tjahyono
(Manager Plant Operation & Maintenance Area 2)
Buku ini adalah petunjuk umum dalam pelaksanaan KPP Maintenance Management System dan
akan didetailkan mengenai prosedur-prosedur dokumennya nya didalam IKMS (Integrated KPP
Management System) yang berisi SOP, INK dan STD Parameter dengan ruang lingkup Equipment
and Tyre Maintenance. Harapannya dengan adanya buku ini dapat mempermudah dalam
pelaksanaan maintenance di lingkup Plant Division KPP, serta dengan semangat Improvement and
Continues Innovation maka ke depannya Guidance Book ini akan terus kami revisi sesuai dengan
perkembangan bisnis perusahaan pada umumnya, dan perkembangan dunia Maintenance
Engineering and Technology khususnya, karena kami sadar bahwa Plant adalah Divisi yang
bertugas mendukung kegiatan operasi pertambangan dan sarat dengan pengembangan proses
dan teknologi, terlebih dengan semakin berkembangnya konsep Maintenance kearah Autonomous
Maintenance yang mengadopsi metode Total Productive Maintenance dan Reliability Centered
Maintenance sehingga perlu adanya perbaikan serta research and development yang
berkelanjutan di kemudian hari.
Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada PT. Pamapersada Nusantara yang
menjadi gudang ilmu dan sumber inspirasi Tim Plant Development KPP atas penyusunan buku ini
dan juga tidak lupa kepada semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya buku ini.
Semoga buku ini benar-benar bisa dijadikan sebagai pedoman dan pelengkap dalam mewujudkan
Visi dan Misi Plant Division KPP, Amin
Tutut Rahendro
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kemudahan dalam
melakukan kebaikan di kehidupan kita. Saya ucapkan terima kasih kepada Tim penyusun “KMMS
Handbook” yang telah mencurahkan kebaikannya dengan mengkomunikasikan dalam bentuk
“KPP Maintenance Management System” (KMMS). Dimana dengan adanya Guidance book KMMS
ini di harapkan setiap mekanik, setiap GL, Setiap Section Head Site, setiap Dept. Head site dan
setiap orang yang terlibat di Plant Directorate PT. Kalimantan Prima Persada menjadikan ini
sebagai acuan untuk berperilaku baik dalam maintenance.
Terima kasih saya sampaikan juga kepada Tim System Development Plant Dept. PT. Pamapersada
Nusantara yang memberikan warna dalam KMMS ini sehingga kita bisa menyempurnakan sesuai
dengan kebutuhan yang ada di Distrik kita. KMMS sendiri adalah standar minimal yang harus di
penuhi oleh site untuk bisa melakukan maintenance dengan baik. Didalam KMMS sendiri masih
banyak ruang untuk melakukan pengembangan terkait dengan Standard Parameter, Standard
Operating Procedure, Application System Support, maupun Instruksi Kerja.
Semoga dengan adanya buku ini rekan rekan di site dan di jakarta lebih bersemangat untuk
melakukan maintenance yang baik, selalu berperilaku baik, dan menghasilkan result yang baik
dalam bekerja. Tetap Semangat......!!!
Febrian Karua
“KMMS adalah basicnya maintenance Plant Division, dengan komitment dan konsistensi
pengimplementasiannya, performa yang memuaskan pasti kita dapat raih. Tidak Ada keringat yg
keluar sia-sia. PLANT BISAA !!!”.
(Muhammad Ardian Widyatama – Plant Workshop Facility & Tools KPHO)
“KMMS 2015 dibuat dari kumpulan beberapa pengalaman dan kemudian dikembangkan lalu
ditambahkan agar menjadi lebih baik dalam hal maintenance alat berat, KMMS 2015 sebagai
panduan dalam melakukan aktivitas maintenance tentunya harus didukung dengan manpower
yang memahami untuk menjalankan proses maintenance dengan baik dan hasilnya InsyaAllah
akan baik pula”.
(Subandi – Plant Technical Officer KPHO)
“KMMS adalah System Integrated Maintenance & Process (Plant & Tyre) sebagai parameter
semua aktivitas dasar proses maintenance untuk bahan refleksi dalam proses implementasi salah
satunya aktivitas Tyre Maintenance”.
(Rendra Yudha – Plant Tyre Management KPHO)
“Maintenance yang berkualitas harus didukung oleh manajemen sistem yang adaptif. KMMS
adalah sistem yang digunakan oleh Plant KPP untuk mewujudkan hal tersebut. Namun perlu
digaris bawahi, bahwa tidak ada sistem yang perfect. Untuk menutupi hal tersebut kreatifitas atau
ide setiap insan Plant KPP harus terus diasah dan dikembangkan”.
(Yahya Farqadain – Plant Technical Officer SSE KPHO)
Untuk memahami KPP Maintenance management System perlu dipahami proses sebagai
berikut
Goal dari KPP Maintenance Management Sys adalah membangun sistem bekerja secara
aman , berkualitas , cepat dan cerdas .( kerja yg luar biasa ) sehingga mudah dipahami (
make it simple ) dan bisa dilaksanakan ( just Do It )
pemodelan data maintenance yang ada . Model ilmu statistik yang diterapkan untuk
mendukung maintenance yang ada dikelompokkan dalam skema dibawah ini
Yang perlu digaris bawahi adalah Plant vision mengunakan logika AND artinya ke tiga
dimensi tersebut harus terpenuhi , baru dapat dikatakan THE BEST .
Secara realita hanya Equipment baru yang masuk didalam kriteria THE BEST , sehingga
tantangannya adalah bagaimana Plant sebagai organisasi membuat Equipment selalu
dalam kondisi baru ( tidak secara umur ), hal tersebut yang melatar belakangi berbagai
macam aktivitas maintenance seperti service , midlife , overhaul dll .
Penjabaran Plant Vision lebih lanjut , Plant tidak hanya mempunyai KPI high availability
saja , namun juga Best Performance ( berhubungan dengan KPI Engineering dan KPI
Operation ) dan Lowest Possible Reliable Cosy ( berhubungan dengan KPI Project )
Pondasi paling dasar dalam KPP Maintenance Concept ada 2 hal, yaitu:
1. Kebersihan Alat ( good cleaning of machine )
Kebersihan alat adalah dasar bagi kualitas repair dan maintenance. Apabila kebersihan
ini diabaikan, maka kualitas maintenance akan kurang baik dan performance unit akan
kurang maksimal dan biaya maintenance menjadi tinggi.
2. Management Maintenance yang baik
Management maintenance yang baik adalah management yang mampu mengelola dan
mengimplementasikan sistem dan fasilitas/asset maintenance secara sinergi yang
melibatkan semua level Plant khususnya.
Adapun pilar penyangga pendukung tercapainya visi plant yang merupakan proses
maintenance yang dilakukan di Plant adalah :
1. Mencegah terjadinya kerusakan ( preventing failure )
2. Melakukan prediksi terhadap potensi adanya kerusakan ( predicting failure )
3. Melakukan perbaikan terhadap kerusakan yang muncul ( correcting failure )
Ketiga pilar tersebut harus dilaksanakan secara baik dan benar sesuai dengan konsep M3S.
Apabila salah satu pilar saja ditiadakan, maka Visi & Misi Plant tidak kokoh bertahan dan
akhirnya visi tersebut tidak akan terwujud.
E. STRATEGY KMMS
KMMS adalah Maintenance Management System yang dilakukan di KPP untuk menjamin
tercapainya efektivitas dan efisiensi terbaik dalam pelaksanaan maintenance dan
diharapkan menjadi sebuah Guidance bagi setiap karyawan dan Plant FGDP maupun yang
dimutasi ke Department Plant.
Sebagai pelengkap dari Struktur Organisasi Plant disusun Jobdescription , Wewenang dan
tangung jawab , syarat pendidikan dan Standard kompetensi yang harus dimilikinya.
KMMS ini secara proses dapat dijelaskan ke dalam 13 element sebagai berikut:
1. Maintenance Planning
Untuk tercapainya pemeliharaan yang efektif dan efisien, dibutuhkan sebuah planning
terhadap seluruh aktivitas maintenance yang dilakukan. Dalam penyusunan
maintenance planning berawal dari adanya Production Planning, Equipment Planning,
Tyre Planning, IBS Planning, Man Power Planning serta Operation Maintenance Manual
(OMM).
2. Ellipse Plant Management
Ellipse Plant Management berfungsi sebagai data history pemeliharaan dari equipment
yang memuat informasi mengenai Work Order baik berupa Schedule dan Unschedule,
biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan pemeliharaan, durasi pekerjaan, historical
trouble, fitment dan defitment komponen, maupun mekanik yang melaksanakan
pemeliharaan tersebut.
3. Maintenance Execution
Dalam mengimplementasikan maintenance planning, Plant Departement melakukan
berbagai aktivitas pemeliharaan yang sifatnya “Preventive” dan “Predictive” dengan
tujuan mencegah timbulnya kerusakan yang terjadi dan memperpanjang umur
component. Meliputi Periodic Inspection, Periodic Service (PS), Program Analisa
Pelumas (PAP), Program Pemeriksaan Undercarriage (PPU), Program Pemeriksaan
KPI Plant adalah Ratio Cost to Revenue ( % ) yang dibagi dalam 3 kelompok besar yaitu
- Plant Budget Vs Actual
- Achievement Startegy Div
- Physical Avalability
Noted
Dari Diagram tree diatas membuktikan ada hubungan langsung antara target PA , target
BS/BUS , target MTBF , target MTTR , target Backlog dan kebutuhan orang untuk
membackupnya . Sehingga secara teori pencapaian PA setiap bulannya bisa dicompare
dengan setting target PA . dan lebih dari pada itu bisa dicompare juga effektivitas
manpower Plant
Untuk tetap fokus pada pencapaian Visi Plant , Plant sebagai Organisasi harus secara
konsisten melakukan evaluasi dan development sesuai dengan diagram dibawah ini
Noted
Strategy plant untuk proses evaluasi dan development difokuskan pada area system
maintenance dan area plant people, dimana diterjemahkan secara konkret didalam
struktur organisasi Plant Head Office .
Pada Area System development secara scope pekerjaan di Result ( KPI ) dan Proses (
System maintenance ) dimana untuk mengendalikan proses perlu dibuat standard quality
parameter proses ( Lead time , Life time , Respone time , Achievement program , Redo ,
Premature dll ) , sehingga bisa diharapkan hasilnya sesuai dengan target KPI
Pada Area Plant People secara scope pekerjaan diarea INPUT ( Resources ) dan Proses (
System people ) dimana untuk menyiapkan resources memahami proses yang berkualitas
perlu dibuatkan std instruksi kerja ( Shop manual , OMM , Checklist , TSR dll )
Titik temu ( irisan ) dari System dev dan People dev adalah di Area proses , walaupun
seperti mata uang melihatnya dari sisi yang berbeda .
Untuk arah pengembangan diawali dari develop manusia ( resources ) ,Untuk arah
evaluasi diawali dari evaluasi KPI ( result ) , kedua proses diatas perlu dikombinasikan
untuk mendapatkan gambaran keseluruhan dari organisasi Plant .
A. Definisi
Maintenance Planning adalah proses pembuatan perencanaan maintenance
equipment berdasarkan
- Interval waktu operasi equipment
- Hasil update pemeriksaan harian ( Daily Check , P2H dan PitStop )
- Hasil update pemeriksaan condition monitoring ( PAP , PPM , PPU , PPB dan
VHMS dll ) .
- Hasil History Analisa kegagalan ( Service News , factory campaign , TAR dan
Joint Investigasi dll )
Dimana dilakukan dengan tujuan meningkatkan performance unit , kesiapan alat ( PA )
dan tetap dikontrol dari sisi biayanya .
Didalam prakteknya untuk mempermudah kontrol maintenance Planning disusun
dalam time frame tahunan , bulanan dan mingguan .
Alasan lain pengelompokan maintenance sesuai time frame diatas karena sifat
daripada bisnis KPP adalah Project . Oleh karena itu didalam memanage maintenance
Planning banyak diterapkan disiplin Project management didalamnya .
Karena sifat bisnis KPP sebagai Project , dalam memaintenance alat , Plant harus selalu
memperhatikan target produksi , kebutuhan type dan jumlah alat , produktivitas alat ,
target revenue dan control cost alatnya .
Pembuatan Maintenance Planning tahunan mengunakan tool Integrated Budget
System Planning
Untuk mendapatkan nilai Budget R & M perlu data data seperti contoh dibawah ini
Dan beberapa data lainnya seperti data std cost / activitas , Historical BUS ( waktu ,
biaya ) dan lain lain .
Dari IBS ini kita akan mendapatkan activity planning , target PA, Man Power yang
dibutuhkan serta budget planning yang akan kita pergunakan dalam satu tahun. Dari
keempat hal tersebut barulah menghasilkan yang kita namakan maintenance planning.
Maintenance Planning akan mengacu kepada parameter-parameter yang telah
ditentukan pada saat melakukan IBS Planning.
Noted
Pemodelan Budget di Excel ini sangat penting karena secara teori ada 3 model
penyusunan Budget
- Budget Historical
- Budget Future Planning
- Kombinasi antar Historical dan Future Plan
Secara praktis akan ada nilai range min – max dari hasil pemodelan tersebut ,
sedangkan nilai Budget tahunan diputuskan melalui proses negosiasi dengan BOD –
Team HO dan Team Site .
Dengan proses diatas , maka tidak tertutup kemungkinan akan terjadi perubahan
didalam maintenance planning tahunan , dan 3 model yang dibuat sebelumnya akan
banyak membantu dalam proses modifikasinya . Oleh karena itu bisa dikatakan plan
maintenance bersifat project .
Dalam monthly planning , ada beberapa hal yang perlu diperhatikan , diantaranya :
a. Monthly Plan Availability dibuat sebagai salah satu dasar untuk menentukan
target produksi bulanan.
b. Pembuatan Monthly Planning disesuaikan dengan periode Monthly Planning
Eng. Dept.
c. Pembuatan Monthly Plan Availability harus menggunakan standard formulir
dan terdokumentasi dengan baik.
d. Pembuatan Monthly Planning harus mengacu pada Standard Parameter
Leadtime Maintenance Services.
e. Pembuatan Monthly Planning harus menyesuaikan Effective Mechanic working
hours dan Effective Mechanic working days, agar dapat dihitung Mechanic Man
Hours dan Manpower Planning nya dalam 1 bulan.
f. Dalam dokumentasi monthly planning harus ada tanda tangan Department
Head terkait sebagai bentuk kesepakatan perencanaan bulanan.
Form Monthly Plannning yang baru ini mengacu pada rencana kerja tahunan dimana juga
perlu dilakukan perhitungan Budget dan kebutuhan orang , maka Plant Jobsite diwajibkan
membuat Plan Budget scr bulanan dan Plan Manhour secara bulanan . Analisa lebih
lanjut akan banyak membantu Plant dalam effisiensi dari segi biaya dan orang ,
pembuatan prioritas development baik training maupun sertifikasinya .
1. PERIODE
Diisi tanggal awal dan akhir periode bulan berjalannya Maintenance Schedule Plan
2. CODE UNIT
Diisi Code Unit masing-masing Distrik
3. JUMLAH POPULATION
Populasi actual equipment per Code Unit
4. MOHH dan WH Estimation
Kelompok kolom Man On Hand Hours dan Working Hours Estimation, diisi perkiraan dalam 1 bulan
tiap code unit
5. PS 1
Periodic Services tipe 1/250 HM, diisi jumlah total plan services tipe 1, standard leadtime service
dan kebutuhan manpower nya di setiap Code Unit
6. PS 2
Periodic Services tipe 1/250 HM, diisi jumlah total plan services tipe 2, standard leadtime service
dan kebutuhan manpower nya di setiap Code Unit
7. PS 3
Periodic Services tipe 1/250 HM, diisi jumlah total plan services tipe 3, standard leadtime service
dan kebutuhan manpower nya di setiap Code Unit
8. PS 4
Periodic Services tipe 1/250 HM, diisi jumlah total plan services tipe 4, standard leadtime service
dan kebutuhan manpower nya di setiap Code Unit
9. MIDLIFE
Kelompok kolom data jumlah plan aktivitas Midlife, diisi jumlah service setiap tipe komponen yang
akan dilakukan midlife, standard leadtime nya, dan kebutuhan manpower, untuk tiap code unit
dalam 1 Bulan.
10. OVERHAUL
Kelompok kolom data jumlah plan aktivitas Overhaul, diisi jumlah service setiap tipe komponen
yang akan dilakukan midlife, standard leadtime nya, dan kebutuhan manpower, untuk tiap code unit
dalam 1 Bulan.
11. Frekuensi Schedule D/C
Diisi jumlah plan daily check dalam 1 Bulan tiap code unit
12. Leadtime Schedule D/C
Diisi standard leadtime daily check tiap code unit
13. Manpower Schedule D/C
Diisi jumlah manpower daily check tiap code unit
14. Total Leadtime Backlog
Diisi target total leadtime Backlog tiap code unit dalam 1 Bulan
15. Manpower Schedule Backlog
Diisi jumlah manpower Schedule Backlog tiap code unit
16. MTBF Estimation
Diisi plan target MTBF per code unit dalam 1 Bulan
17. MTTR Estimation
Diisi plan target MTTR per code unit dalam 1 Bulan
18. BUS Estimation
Diisi plan target frekuensi terjadinya Breakdown Unschedule dalam 1 Bulan
D. Weekly Planning
Noted
Planner tidak hanya fokus memperhatian PA namun juga tetap memperhatikan UA
dan pencapaian produksi mingguan
E. Daily Planning
F. Kebijakan Prosedur
Adapun kebijakan-kebijakan dalam SOP maintenance planning
1. Pembuatan monthly maintenance planning ditetapkan minimal 1 minggu sebelum
akhir bulan berjalan untuk periode 1 bulan kedepan
2. Pembuatan weekly maintenance planning ditetapkan minimal 1 hari sebelum
weekly meeting antar departement
3. Pembuatan daily maintenance planning ditetapkan 1 hari sebelum pelaksanaan
4. Batas toleransi keterlambatan maksimum equipment untuk menjalani periodic
service maksimal adalah 50 jam operasi dari jadwal yang seharusnya, jika melebihi
hanya diperbolehkan jika ada equipment sejenis yang breakdown
5. Batas toleransi keterlambatan maksimum equipment untuk menjalani overhaul
maksimal adalah 500 jam operasi dari jadwal yang seharusnya, jika melakukan
extend harus melakukan program-program yang menunjang extend.
6. Review Planning dilakukan setiap minggu untuk review KPI, Setiap minggu untuk
Technical Analysis, Setiap bulan untuk People
1. PERIODE
Diisi periode berjalan terhadap tyre yang akan dilakukan penggantian (remove ataupun rolling)
2. CODE UNIT
Diisi nama kode unit yang akan dilakukan penggantian tyre (remove atau rolling)
3. APPLICATION
Diisi jenis EGI code unit tersebut
4. POSITION
Diisi nomor posisi tyre yang direncanakan akan diganti atau dirolling
5. MANUFACTURE & TYPE
Diisi jenis atau tipe tyre yang akan direncanakan akan diganti atau di rolling
6. LIFETIME (HR/KM)
Diisi umur tyre yang akan diganti
7. TREAD DEPTH
Diisi sisa kedalaman tread tyre tersebut ketika akan diganti / dirolling
8. REASON FOR REMOVAL
Diisi alasan tyre tersebut dilakukan penggantian atau Rolling
9. DISPOSITION TO
Diisi jenis disposisi tyre untuk :
- Inspect : Tyre akan diinspeksi
- Retread : Dilakukan retread terhadap tyre tersebut
- Spare : Akan digunakan sebagai tyre spare
- Repair : Tyre akan dilakukan repair / perbaikan
10. DATE
Diisi tanggal rencana penggantian tyre
11. ESTIMATION (HOUR)
Diisi downtine penggantian tyre
12. TYRE NEED
Diisi jenis tyre yang digunakan sebagai posisi pengganti, apakah New (Baru), atau Used (Bekas)
Dibawah ini adalah contoh topik meeting koordinasi dan keterkaitan dgn masing masing
posisi
K. Plant Meeting
Sebagai Evaluasi terhadap rencana kerja dan eksekusinya , maka Plant melakukan Meeting
internal secara continue.
Adanya kebutuhan
aktivitas repair & Membuat WO Action Repair &
maintenance Maintenance
WO
LWO
Noted
Ellipse terkait dengan akurasi data , dan team Plant site harus bisa melihat adanya perbedaan
antara kondisi lapangan dengan data hasil analisa berdasarkan Elipse.
Fokus Plant tidak hanya meningkatkan akurasi data namun bagaimana memfilter data yang
dibutuhkan untuk keperluan peningkatan kualitas pekerjaan yang bermuara pada pekerjaan
overhaul dan data yang dibutuhkan untuk perbaikan proses perencanaan baik lead time maupun
life timenya .
Noted
Maintenance Execution yang modern menerapkan model Condition Monitoring , dimana diawali
dari daily check . ada 2 jalur utama yang bisa di action Plant yaitu Jalur BS dan Jalur BUS .
Jalur BUS dimulai dari daily check -> Repair -> Overhaul
Jalur BS dimulai dari daily check -> Service -> PAP -> PPB ->PPU -> PPM -> Midlife -> Overhaul
Untuk Element 2. Maintenance Execution, dibagi menjadi beberapa sub element, yaitu :
2.1. Preventive Maintenance, yang terdiri dari :
2.1.1. Program Periodic Inspection (Wheel & Track Equipment)
2.1.2. Program Periodic Services
2.1.3. Program Analisa Pelumas (PAP)
2.1.4. Program Pemeriksaan Mesin (PPM)
2.1.5. Program Pemeriksaan Undercharriage (PPU)
2.1.6. Program Pemeriksaan Attchment (PPA)
2.1.7. Midlife Overhaul
2.1.8. Overhaul
2.1.9. Program Analisa Condition Monitoring (VHMS, KOMTRAX, PLM, C200, dll)
2.2. Unschedule Breakdown
2.3. Fabrikasi
2.4. Program non distructive test (NDT)
2.5. Tyre Maintenance & Repair
2.5.1. Check Pressure
2.5.2. Period End
2.5.3. Rolling & Match Tyre
2.5.4. Inspection Enviro
2.5.5. Tyre Remove & Install
INSPEKSI KONDISI
UMUM
CEK GRIZZLY
CEK
ALIGNMENT
CEK BELT
SCRAPER
CEK IDLER
CEK GALLERY
Gunakan segala sumber untuk memperoleh informasi kondisi equipment kita !!!
Libatkan operator dalam aktivitas maintenance !!!
Beberapa istilah dalam program preventive maintenance yang harus diketahui terlebih dahulu
adalah sebagai berikut :
Hour Meter (HM) :
Adalah lamanya equipment dioperasikan oleh operator dalam satuan jam alat.
Tread Tyre (mm) :
Adalah tebal tapak tyre dari base compound sampai dengan top tread, dengan satuan milimeter.
Job Card :
Adalah kartu instruksi kerja yang dikeluarkan sesuai nomor Work Order yang bersangkutan, yang
memuat nomor Work Order beserta deskripsinya, safety instruction, job instruction, dan
completion instruction termasuk didalamnya berupa bentuk commisioning dengan departemen
Produksi, terkait dengan RFU unit.
Work Order :
Adalah dokumen perintah kerja yang dikeluarkan melalui Ellipse yang memuat deskripsi pekerjaan
yang akan dilakukan, yang meliputi nomor equipment, status equipment, problem yang terjadi,
tipe maintenance, nama komponen, penanggung jawab pekerjaan, dll.
Form Preventive Maintenance :
Adalah formulir berupa check list yang dipergunakan sebagai media pencatatan data informasi
service petunjuk iem service, dan pengendalian item service
Kebijakan prosedur dalam pelaksanaan program periodic inspection adalah sebagai berikut :
Dalam pelaksanaan aktivitas program periodic inspection mengacu kepada prosedur yang
telah ditetapkan.
Untuk lebih meningkatkan kualitas program periodic inspecton, maka diperlukan Group
Leader khusus. Group Leader ini diwajibkan untuk selalu melaksanakan supervisi,
monitoring, kontrol serta final check terhadap aktivitas yang dilakukan.
Noted
team daily check harus selalu diupdate informasi breakdown , items backlog dan service dari unit
yang mereka periksa , sehingga diharapkan mereka lebih fokus didalam pemeriksaan dan tidak
menyamakan semua unit . ini salah satu teknik untuk menghilangkan kebiasaan tanam padi di
form checklist daily check
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam program periodic service adalah sebagai berikut :
a. Penggunaan standard formulir dan terdokumentasi dengan baik dan standard form diisi
selama periodic service masih berjalan
b. Equipment dicuci sebelum dan sesudah periodic service dilakukan
c. Dilakukan pencucian radiator dengan pressure pump
d. Dilakukan Pre-Inspection Before Service untuk konfirmasi/Re-check Backlog yang ada serta
mengetahui kondisi awal unit
e. Standard formulir diisi selama periodic masih berjalan
f. Inspeksi kondisi equipment dilakukan selama periodic service
g. Semua deviasi hasil inspeksi dicatat, dievaluasi dan ditindak lanjuti
h. Gruop Leader melaksanakan supervisi, monitoring control terhadap pelaksanaan Periodic
Service
i. Final check dilaksanakan sebelum equipment dinyatakan RFU
j. Kelengkapan data pengecheckan masing-masing item dalam dokumen PS sebelum
equipment dinyatakan RFU
k. Redo PS direview, dievaluasi/analisa dan ditindak lanjuti jika terjadi penyimpangan
Diisi oleh
mekanik sesuai
dengan
leadtime
activities
Check Sheet PS
Adalah form yang berisikan informasi mengenai standard aktivitas yang harus sesuai
dilakukan dalam pelaksanaan aktivitas periodic service. Check sheet PS ini sifatnya wajib
digunakan sebagai pedoman/guidance oleh mekanik dan GL dalam pelaksanaan PS. Check
sheet PS ini dibedakan untuk masing-masing EGI, dengan tujuan supaya lebih akurat
terhadap kritikal point yang harus dicheck, serta mempermudah melakukan monitoring
dalam aktivitas improvement di equipment / EGI yang bersangkutan.
Untuk kategori small equipment (non big digger), check sheet dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu check sheet A, B, dan C, dengan aktivitas yang berbeda. Sedangkan untuk kategori big
digger, check sheet PS bisa dibagi menjadi 4 sampai 5 check sheet, disesuaikan dengan
jumlah man power yang dibutuhkan dalam pelaksanaan PS serta banyak sedikitnya item
aktivitas PS yang dilakukan.
Didalam check sheet PS ini, memuat informasi :
a. Equipment No
b. PS type (disesuaikan dengan HM saat PS)
c. Tanggal & HM actual saat PS
d. Item item aktivitas yang harus dilakukan mekanik
e. Item item yang harus dilakukan recheck/final check oleh GL (dengan ditandai adanya
kotak hitam bergaris tebal)
f. Nama mekanik pelaksana PS
g. Validasi terhadap semua aktivitas PS yang telah dilakukan
h. Petunjuk atau metode pengisian yang tepat
Yang harus diperhatikan dalam pengisian oli ke dalam botol sampel PAP adalah:
1. Usahakan oli dalam kondisi panas.
2. Jaga kebersihan oli dari kontamisasi.
3. Volume oil sample minimal adalah 100 ml
6.Serial No Komponen : Tuliskan Serial No. komponennya, yang ada pada komponen
(khusus Engine/TM) name plate atau data dari Planner
7. Merk & SAE Pelumas : Tuliskan merk & SAE pelumas yang digunakan
11.Nama Petugas Tuliskan nama PIC yang melakukan pengambilan sample PAP
No No
Backlog
Management
Membuat work
Melakukan Memeriksa hasil No
Adanya jadwal order dan Menyiapkan tools Sesuai Bisa
diagnostik dan diagnostik
PPM menyiapkan PPM standard ? disesuaikan ?
pengukuran terhadap standard
standard formulir
Form PPM
Form PPM Form PPM Yes No
Yes
Membuat report No No
Membuat laporan Melakukan Butuh
bulanan Bisa ditunda ?
PPM adjustment sparepart ?
performance PPM
Yes
Backlog
Proses WR / PR
Management
PPM adalah salah satu tools yang paling effektif untuk mengetahui performance unit dan
performance komponent .
Performance unit diwakili dengan data-data cycle time , turning time , digging time , travel time ,
loading time dll . Tools yang dipakai adalah stop watch . Performance unit adalah hasil gabungan
semua performance komponent didalam unit tsb . Ketidak capaian pengukuran performance
kondisi unit yang dibarengi dengan ketidak capaian performance sebagian besar component
didalamnya bisa menjadi rekomendasi pekerjaan general overhaul ( GOH )
Performance component diwakili dengan data tekhnikal pengukuran masing masing component
seperti Component Engine adalah Rpm , blow by pressure , Oil Presusse , Boost Presure dll . Tools
yang dipakai adalah Presure gauge , Flow meter dll . Kondisi komponent adalah hasil performance
individual component tersebut . Ketidaktercapaian pengukuran component tsb bisa menjadi
rekomendasi dilakukan pekerjaan overhaul secara partial
Kebijakan yang ada dalam prosedur pelaksanaan PPU adalah sebagai berikut :
1. Plant Dept bertanggung jawab atas pelaksanaan PPU dan pembersihan equipment
sebelum dilakukannya PPU.
2. Dalam pelaksanaan PPU, wajib menggunakan check sheet PPU & tool yang akurat.
3. PIC tools management Plant site harus melakukan kalibrasi diagnostic tools sekali dalam
satu tahun, atau sesuai dengan jenis measurement tools dan spesifikasinya.
4. Interval PPU untuk Dozer dilakukan setiap 500 HM, sedangkan untuk excavator, shovel dan
drilling setiap 1000 HM.
5. Apabila PIC pelaksanaan PPU berhalangan, maka PIC dapat digantikan oleh mekanik yang
berkompeten terhadap aktivitas PPU.
6. Hasil pengukuran PPU harus dibuatkan trendnya, sebagai bahan evaluasi dan pengendalian
terhadap komponen atau equipment yang bersangkutan.
Kritikal dalam PPU adalah melakukan prediksi terhadap tingkat keausan yang dperoleh dari
pelaksanaan PPU, untuk melakukan persiapan atau pengadaan partsnya.
D375A-5
D375A-5 DZ359
DZ333
Tipe Unit : D375A-5
PT. PAMAPERSADA NUSANTARA No Unit : DZ333
Serial Number : 19999
SITE :
A. Link Pitch
LH side
Date 13-Jan 21-Des 31-Jan 27-Mar 18-Mei 22-Jun 17-Jul 13-Jan 25-Mar 24-Apr 25-Mei 29-Jun 7-Agust 31-Jan 27-Mar 18-Mei 22-Jun 17-Jul
HM 4260 12812 13323 13908 14392 14690 14912 4260 4520 4954 5431 5862 6450 13323 13908 14392 14690 14912
HM Install 0 6255 6255 13650 13650 13650 13650 0 0 0 6255 13650 13650 13650 13650
NO Std New Limit Life Time 4260 6557 7068 258 742 1040 1262 0 0 0 4260 4520 4954 5431 5862 6450 7068 258 742 1040 1262 0 0
1 1121,2 1133,2
2 Worn % 69% 77% 82% 2% 15% 19% 27% 73% 23% 32% 40% 46% 51% 90% 2% 15% 21% 32%
REMAKS
Length
27% 23% 21%
40% 15% 19% 40% 15%
20% 2% 20% 2%
0% 0%
-20% -20%
4260 12812 13323 13908 14392 14690 14912 4260 4520 4954 5431 5862 6450 13323 13908 14392 14690 14912
LH side RH Side
No Date 13-Jan 21-Des 31-Jan 27-Mar 18-Mei 22-Jun 17-Jul 13-Jan 25-Mar 24-Apr 25-Mei 29-Jun 7-Agust 31-Jan 27-Mar 18-Mei 22-Jun 17-Jul
Std New Limits HM 4260 12812 13323 13908 14392 14690 14912 4260 4520 4954 5431 5862 6450 13323 13908 14392 14690 14912
HM Install 0 6255 6255 13650 13650 13650 13650 0 0 0 6255 13650 13650 13650 13650 0
Life Time 4260 6557 7068 258 742 1040 1262 0 0 0 4260 4520 4954 5431 5862 6450 7068 258 742 1040 1262 0 0 0
1 56 43
2 Worn % 48% 72% 79% 3% 7% 16% 25% 46% 3% 11% 19% 23% 33% 81% 4% 8% 13% 28%
Length
60% 60% 33%
25% 23% 28%
40% 16% 40% 19% 13%
7% 11% 4% 8%
20% 3% 20% 3%
0% 0%
4260 12812 13323 13908 14392 14690 14912 4260 4520 4954 5431 5862 6450 13323 13908 14392 14690 14912
HM Meter HM Meter
LH Side RH Side
200% 200%
0% Date 13-Jan 21-Des 31-Jan 27-Mar 18-Mei 22-Jun 17-Jul 13-Jan 25-Mar
0% 24-Apr 25-Mei 29-Jun 7-Agust 31-Jan 27-Mar 18-Mei 22-Jun 17-Jul
1 1
No Std New Limits HM 4260 12812 13323 13908 14392 14690 14912 4260 4520 4954 5431 5862 6450 13323 13908 14392 14690 14912
HM Install 0 6255 6255 13650 13650 13650 13650 0 0 0 6255 13650 13650 13650 13650 0
Life Time 4260 6557 7068 258 742 1040 1262 0 0 0 4260 4520 4954 5431 5862 6450 7068 258 742 1040 1262 0 0 0
Length
80% 80%
60% 60% 43%
29% 35% 27% 28%
40% 19% 26% 40% 25%
14% 9% 16%
8%
20% 20%
0% 0%
4260 12812 13323 13908 14392 14690 14912 4260 4520 4954 5431 5862 6450 13323 13908 14392 14690 14912
HM Meter HM Meter
LH Side RH Side
No Std New Limits Date 13-Jan 21-Des 31-Jan 27-Mar 18-Mei 22-Jun 17-Jul 13-Jan 25-Mar 24-Apr 25-Mei 29-Jun 7-Agust 31-Jan 27-Mar 18-Mei 22-Jun 17-Jul
HM 4260 12812 13323 13908 14392 14690 14912 4260 4520 4954 5431 5862 6450 13323 13908 14392 14690 14912
HM Install 0 6255 6255 13650 13650 13650 13650 0 0 0 6255 13650 13650 13650 13650 0
Life Time 4260 6557 7068 258 742 1040 1262 0 0 0 4260 4520 4954 5431 5862 6450 7068 258 742 1040 1262 0 0 0
1 67,6 57,6
2 Worn % 130% 77% 123% 10% 39% 54% 61% 130% 10% 26% 42% 58% 75% 134% 11% 33% 50% 60%
HM Meter HM Meter
Membuat work
Adanya jadwal order dan Menyiapkan tools Melakukan Memeriksa hasil Melebihi batas Yes Perlu segera No Backlog
PPU menyiapkan PPU pengukuran pengukuran standard ? diganti ? Management
standard formulir
Form PPU
Form PPU Form PPU
No Yes
Membuat report
Membuat report Melakukan
bulanan Proses WR / PR
PPU pergantian
performance PPU
Buat Rekomendasi
Dilakukan
dengan visual
check
Membuat work
Yes No
Adanya jadwal order dan Menyiapkan tools Melakukan Memeriksa hasil Melebihi batas Perlu segera Backlog
PPU menyiapkan PPA pengukuran pengukuran standard ? diganti ? Management
standard formulir
Form PPA
Form PPA Form PPA
No Yes
Membuat report
Membuat report Melakukan
bulanan Proses WR / PR
PPA pergantian
performance PPA
Adanya No
Penerimaan Disassembly dan Cleaning parts Proses Parts masih
component Proses WR / PR
component pengukuran dan storage pemeriksaan parts bisa dipakai
overhaul
Untuk mendapatkan suatu data yang bisa dimonitor melalui VHMS ada beberapa hal yang perlu
dilakukan, sebagai berikut:
1.Download VHMS Dari Equipment.
2. Upload Data VHMS Ke Software VHMS Bagus Untuk Membaca Data Trendnya.
3. Proses Analisa Data Trend VHMS.
4. Rekomendasi Follow Up Yang Harus Dilakukan Ketika Terjadi Data Abnormal.
5. Eksekusi Pada Saat Service Atau Repair.
6. Monitoring hasil perbaikan
Kebijakan-kebijakan dalam Program Analisa VHMS dan PLM adalah sebagai berikut :
Dilakukan download VHMS dan PLM minimal setiap 250hm
Dilakukan analisa terhadap data VHMS dan PLM , kemudian mengeluarkan rekomendasi
yang harus dilakukan team lapangan.
PIC yang melakukan download VHMS dan PLM adalah mechanic yang sudah mempunyai
competency.
Hasil download diserahkan kepada STD / Technical Engineer untuk dianalisa
Breakdown :
Adalah tidak dapat beroperasinya equipment (alat) secara optimal dan aman sesuai fungsi utama,
sehingga perlu dilakukan pengecheckan dan perbaikan.
Unschedule Breakdown :
Adalah kerusakan yang tidak terencana pada saat equipment sedang atau akan beroperasi.
Unschedule Down Time :
Adalah total waktu dimulai sejak alat dilaporkan breakdown oleh Group Leader Production ke CCR
sampai selesai dilakukan perbaikan dan dinyatakan RFU oleh Plant Department dan dilaporkan ke
CCR.
Kebijakan-kebijakan yang tertuang dalam SOP Unschedule Breakdown adalah sebagai berikut :
1. Unit breakdown unschedule dilapangan yang mengganggu aktivitas operasi (Produksi) dan
berada dalam kondisi dan lokasi yang tidak aman semaksimal mungkin diusahakan untuk
ditarik ke tempat yang aman.
2. Kriteria Unit breakdown yang harus ditarik ke work shop adalah :
a. Posisi unit yang reakdown mengganggu aktivitas operasi (produksi)
b. Untuk proses perbaikan (repair) membutuhkan fasilitas / tools yang spesifik atau waktu
perbaikan yang cukup lama.
3. Unit yang breakdown dilapangan (Pit), merupakan prioritas pertama yang harus segera
dilakukan proses perbaikan (repair).
4. Mekanik wajib membersihkan/mengumpulkan limbah/material sisa repair yang ada
disekitar lokasi kerja untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.
5. Breakdown unscheduled mulai berlaku setelah laporan diterima oleh petugas CCR dan
harus dibuatkan Work Ordernya dan diinformasikan ke Plant Dept.
6. Work order yang telah terlanjur dibuat oleh CCR tetapi setelah dicheck oelh mekanik
ternyata equipment teryata tidak mengalami kerusakan maka work order tersebut bisa
didelete atau dimodify oleh CCR dengan persetujuan pihak Plant dan Produksi.
7. Permintaan material request harus mengacu pada nomor work order yang sesuai.
8. Historical kerusakan equipment yang dicatat pada lampiran work order sebelum di input
ke sistem Ellipse.
Fabrikasi :
Adalah suatu proses perbaikan atau rekondisi komponen atau pun equipment yang membutuhkan
pengerjaan, pengelasan, pembututan dan line boring.
Workshop Fabrikasi :
Adalah workshop yang berfungsi sebagai tempat pelaksanaan fabrikasi komponen ataupun
equipment.
Form Permintaan Fabrikasi :
Adalah formulir yang harus di isi oleh mekanik yang didalmnya memuat instuksi untuk
menjelaskan fabrikasi (rekondisi) dan dilengkapi dengan gambar.
Kebijakan-kebijakan yang terdapat dalam SOP Fabrikasi adalah sebagai berikut :
1. Setiap komponen atau item yang akan difabrikasi, harus dianalisa dahulu sebelumnya
apakah memang masih layak untuk dilakukan fabrikasi.
2. Komponen atau item yang akan difabrikasi harus ditempatkan pada lokasi yang telah
ditentukan sebelum dikirim ke workshop fabrikasi ataupun supplier.
3. Komponen atau item yang telah selesai difabrikasi, harus diperiksa kembali oleh mekanik
ataupun group leader untuk memastikan apakah hasil fabrikasi sesuai dengan permintaan
yang tertera pada Form Permintaan Fabrikasi.
4. Group Leader bertanggung jawab atas pengendalian kualitas pekerjaan selama proses
Fabrikasi.
Yes Melakukan
Menerima Sesuai
fabrikasi sesuai Membuat PR Membuat WR / PR
komponen permintaan ?
permintaan
Contoh Fabrikasi :
B. Kebijakan Prosedur
Kebijakan- kebijakan yang ada dalam prosedur backlog management adalah sebagai berikut :
1. Setiap backlog harus selalu dibuatkan work ordernya sebagai history kerusakan equipment
per major component.
2. Jika eksekusi backlog akan dilaksanakan, pastikan sudah dikoordinasikan 1 hari
sebelumnya dengan departemant terkait.
3. Eksekusi backlog bisa dilakukan jika pemenuhan spare part secara full supply (jika
membutuhkan spare part).
4. Part backlog yang pemenuhannya sudah full supply harus diambil dalam tempo maksimal 2
x PS dan jika tidak jadi digunakan harus direturn mengacu ke point 6.
5. Part backlog jika pemenuhan spare partnya belum terpenuhi sampai 2 x PS, maka spare
part tersebut perlu dire-confirm ke Dept. Logistik untuk pemenuhannya.
6. Part backlog yang tidak jadi digunakan harus membuat berita acara dan direturn ke gudang
dalam tempo H+2 dengan fasilitas Credit Return.
7. Untuk kriteria backlog yang kategorinya major komponen secara work order adalah
schedule backlog, tetapi untuk alokasi costnya adalah unschedule.
Backlog / Inspection report berisi informasi mengenai problem yang terjadi beserta
kebutuhan partnya, tanggal problem dan status dari backlog tersebut.
Status backlog dibagi menjadi dua kriteria, yaitu:
1.Normal, apabila temuan tersebut dapat diaction pada PS berikutnya.
2.Kritikal / Urgent, apabila temuan tersebut harus di action sebelum PS berikutnya
Adalah form yang berisi informasi mengenai trouble/backlog yang akan diserah-terimakan
dari maintenance crew ke repair crew untuk dilakukan perbaikan lanjut.
Form serah terima backlog harus dibuat oleh maintenance crew apabila pekerjaan PS
sudah selesai dan pekerjaan backlog masih berlanjut. Apabila pekerjaan backlog dapat
diparalel dengan pekerjaan PS dan waktu pekerjaannya masih dalam rentang waktu PS,
maka pekerjaan backlog tersebut tidak perlu dibuatkan serah terima.
APL Management
APL Management memberikan pedoman kepada PIC (Person In Charge) dalam melakukan
standarisasi item parts yang dibutuhkan untuk aktivitas Preventive Maintenance (Periodical
Service, Midlife dan Overhaul) berdasarkan Historical transaksi maupun berdasarkan perubahan
rekomendasi dari pabrik pembuatannya.
Contoh APL :
1. APL Program Periodic Service
Untuk APL R&I, bisa jadi tidak semuanya diorder. Mekanik dan GL wajib menganalisa part sisa
yang kemungkinan umurnya masih pendek dan dapat digunakan kembali, tanpa mengurangi
kualitas proses maintenance/ R&I yang dilakukan.
Dalam melakukan pemeriksaan dan analisa tersebut mekanik harus koordinasi dengan GL, supaya
GL secepatnya dapat menginformasikan hal tersebut ke Planner, sehingga tidak terjadi “double
order”.
Beberapa akibat yang muncul karena terjadinya double order APL :
1. Biaya maintenance tinggi
2. Apabila parts dikirim ke workshop, dapat mengakibatkan kondisi workshop tidak rapih,
karena parts menumpuk.
3. Parts dapat tebuang sia-sia, bila tidak segera melakukan pengembalian ke Logistic Dept
(sistem Credit Return)
4. Menimbulkan tindakan-tindakan yang tidak diinginkan, bisa jadi pencurian terhadap orang
lain, karena parts masih layak pakai atau baru
5. Perlu tenaga yang lebih untuk melakukan penyimpanan, pengamanan, maupun dalam
merapihkan area kerja / workshop, dsb.
B. Kebijakan Prosedur
Kebijakan-kebijakan yang terdapat dalam SOP APL Management adalah sebagai berikut :
1. Application Parts List (APL) untuk setiap aktivitas Preventive Maintenance (Periodic
Service, Midlife dan Overhaul) akan berlaku global diseluruh distrik.
2. Person In Charge dalam melakukan perubahan Application Parts List (APL) adalah Technical
Officer (TO) PLD Dept dan disesuaikan dengan spesipikasinya.
3. Jika ada penambahan diluar standard APL harus membuat warehouse requisition secara
manual.
4. Perubahan Application Parts List (APL) dilakukan secara periodic yaitu 6 bulan sekali atau
berdasarkan kesepakatan saat dilangsungkannya workshop / meeting STD, dan
berdasarkan historical transaksi melalui report Ellipse oleh Technical Officer masing-
masing spesialisasinya.
5. Semua APL yang diorder wajib dipasang, namun apabila APL sisa, dikarenakan adanya parts
bekas yang masih layak pakai (reusable parts) untuk meminimalisasi biaya maintenance,
maka APL sisa tersebut harus segera dikembalikan ke Department Logistik dengan
menggunakan sistem Credit Return, mengacu ke SOP Parts Requisition. Pengembalian
parts dilakukan setelah aktivitas selesai, namun sebelum WO ditutup.
Kebijakan-kebijakan yang terdapat dalam SOP Parts Requisition adalah sebagai berikut :
1. Parts Requisition berlaku untuk setiap aktivitas Preventive Maintenance (Periodical
Service, Midlife dan Overhaul), aktivitas Repair Unscheduled, maupun aktivitas lainnya
yang memerlukan permintaan komponen dan berlaku global di seluruh distrik KPP.
2. Termasuk di dalam proses Parts Requisition ini adalah : pembuatan MOL, dan pembuatan
Warehouse Requisition / Purchase Requisition, serta mekanisme pengembalian komponen
(Credit Return).
3. Setiap requisition yang dibuat wajib diketahui dan di validasi oleh PIC terkait yang telah
terlampir.
Ya
Create Ada Parts
Credit Return Sisa?
Tidak
Selesai
Damage Core :
Adalah suatu potongan/bagian dari component yang mengalami kerusakan, yang akan dilakukan
technical analysis.
Tyre Failure :
Adalah suatu potongan/bagian dari tyre yang mengalami kerusakan, yang akan dilakukan
technical analysis.
Rekomendasi :
Salah satu bentuk report / laporan dari analisa terhadap kerusakan yang terjadi, yang berisikan
langkah-langkah yang harus dilakukan oleh PIC terkait, sehubungan dengan PICA yang telah
dihasilkan beserta analisa didalamnya, yang diharapkan dapat mengurangi atau bahkan
menghilangkan kerusakan yang sama dimasa yang akan datang.
B. Kebijakan Prosedur
Kebijakan-kebijakan dalam SOP Technical Analysis ini adalah sebagai berikut :
1. Dalam pelaksanaan join investigasi harus melibatkan terkait yaitu: Operation, Engineering
& Logistik maupun Vendor.
2. Dalam kondisi dimana tidak dapat dilakukan aktivitas analisa kerusakan internal
keterbatasan fasilitas, maka dilakukan pengiriman damage core ke laboratorium eksternal
untuk di analisa.
3. Dalam pelaksanaan aktivitas Technical Analysis harus tetap mengacu kepada kebijakan
safety.
4. Rekomendasi dari aktivitas Technical Analysis yang dilakukan oleh Site Technical Dev. (STD)
yang berpengaruh terhadap strategi maintenance, harus dilakukan registrasi oleh Plant
System Development Officer, dan standarisasi terhadap improvement standard
maintenance, yang kemudian disosialisasikan ke seluruh site.
5. Yang melakukan koordinir mengenai pembuatan Technical Analysis yaitu Site Technical
Development (STD).
C. Alur Proses
Adapun secara lebih detailnya, Macro Process yang terdapat dalam Technical Analysis adalah
sebagai berikut :
Didalam Technical Analysis juga dilakukan Scrap Tyre Analysis yang berfungsi untuk mengontrol
populasi tyre yang akan di scrap pada sebuah jobsite, mulai dari pengecekan fisik hingga
pembuatan berita acara tyre scrap.
A. Definisi
Performance Measurement
Adalah pengukuran terhadap performance baik ketepatan dalam pembuatan (Maintenance
Planning Accuracy), pencapaian Performance Availability (PA) equipment, Kehandalan Equipment
(MTBF), perbandingan jumlah manpower terhadap aktivitas maintenance nya (Maintenance Ratio
/ MR) maupun performance dari para mekaniknya (MTTR) serta KPI yang lainnya.
Planning dan setting target terkait tidak secara langsung , oleh karena itu untuk mencapai Setting
target perlu dikondisikan dan dipertegaskan baik melalui workshop komitment dan team Task
Force . Misal
Secara perhitungan sesuai std life maintenance unit pada HM 10.000 – 20000 yg PA nya 85 % ,
namun karena kebutuhan produksi maka PA unit tsb disetting target PA 90 % . untuk itu perlu
dibentuk team task force dan dibuat komitement bersama untuk mencapai target PA 90 % .
2. PA (Physical Availability)
Yaitu : Angka yang menunjukan seberapa besar prosentase tingkat kesiapan alat untuk
operasi.
Rumus :
∑ Schedule Time(MOHH) – R&M Time x 100% = ... %
∑Schedule Time(MOHH)
6. Achievement Backlog
Yaitu : Angka yang menunjukan perbandingan antara jumlah WO backlog yang terncana
dengan WO backlog yang direncanakan.
Rumus :
∑ WO backlog yang tereksekusi x 100% = ... jam
∑ WO backlog yang direncanakan
7. Achivement Redo PS
Yaitu : Prosentase yang menunjukan perbandingan antara pelaksanaan service equipment
yang gagal (diulang) dengan pelaksanaan seluruh service equipment.
Redo PS : Kerusakan yang tidak terencana (breakdown unschedule) yang terjadi dalam
waktu maksimal 3 hari setelah unit tersebut RFU dari program periodic service.
Rumus :
∑ Re-do Service x 100% = ... %
∑ Service yang dilaksanakan
8. Respon Time
Yaitu : Waktu rata-rata mekanik sampai dilokasi equipment untuk memperbaiki equipment
yang dilaporkan mengalami kerusakan, dihitung mulai diterimanya informasi breakdown
dari CCR sampai dengan mekanik sampai ditempat equipment breakdown.
Rumus :
∑ (jam sampai lokasi – jam terima informasi dari CCR)
∑ Informasi yang diterima
9. R & M Cost
Yaitu : Angka yang menunjukan total biaya R & M yang dikeluarkan per-jam per-EGI.
Rumus :
∑ Total biaya repair & maintenance = ... $/Jam/EGI
∑ Total working hours
B. Kebijakan Prosedur
Dalam SOP Performance Measurement, terhadap beberapa kebijakan sebagai berikut :
1. Dalam pelaksanaan semua meeting agenda dan bahan harus dipersiapkan sebelum
meeting dilaksanakan.
2. Dalam pelaksanaan daily meeting diharukan melakukan review aktivitas sebelumnya dan
merencanakan aktivitas 48 jam kedepan.
3. Setelah pelaksanaan meeting selesai peserta meeting diwajibkan membuat PICA dan
melakukan follow up-nya dan akan di review pada meeting berikutnya.
4. Pengiriman DBR dilakukan maksimal sebelum jam 13.00 WIB ke Plant Head Office.
5. Pengiriman Monthly Report dilakukan maksimal tgl 10 setiap bulannya ke Head Office.
2 Mechanical Availability
- Fleet Equipment ( A2B ) % 75% SH, DH
- Support Equipment ( SSE ) % 75% SH, DH
- Crusher % 75% SH, DH
- Bargeloader % 75% SH, DH
- Power House % 75% SH, DH
3 Maintenance Program
Planner ,
Daily Inspection / Pit Stop % 90%
STD
Planner ,
PS (Program Service) % 100%
STD
PAP (Program Analisa Planner ,
% 100%
Pelumas) STD
PPU (Program Planner ,
% 90%
pemeriksaan U/C) STD
PPA (Program Planner ,
% 80%
pemeriksaan Attachment) STD
Overhaul ( achievement Planner,
% 85%
base on fix plan) DH , STD
Planner,
Midlife % 80%
STD
PPM ( Program Planner,
% 85%
pemeriksaan Mesin ) STD
10 Technical warranty
Technical claim report ( STD,
evidence ) Jumlah 100% Planer
STD,
Warranty accepted % 80% Planer
12 QUALITY IMPROVEMENT
Sugestion System (SS) base on
qty mekanik ea/year 2 All
QCC ( ikut konvensi KPP ) ea/year 2 All
13 Sertifikasi mekanik
Total point kelulusan sertifikasi (
max point pertahun ) 70% GL
kelulusan FGDP ( D3 & S1 ) 90% DH
14 SHE
- ACP % All
- CP % All
- SR % All
-
FR % All
A. Definisi
Ide Perbaikan ( SS )
Adalah sistem untuk menampung usulan tertulis dari karyawan yang merupakan hasil pemikiran
dan percobaan sehingga dapat membantu kelancaran proses kerja berupa peningkatan, efisiensi
productivitas, dan kualitas kerja atau hal-hal yang memperbaiki lingkungan kerja.
QCC (Quality Control Circle)
Adalah salah satu bentuk improvement yang dilakukan secara berkelompok, dengan visi/misi atau
tujuan yang sama ke arah perubahan yang lebih baik, dengan menerapkan 8 langkah perbaikan,
yaitu seperti pada gambar dibawah ini :
C. Follow Up Audit
Audit KMMS dilakukan setahun 2 x , yaitu dibulan Juni dan Nopember , sebagai Follow Up Audit
dibuatkan PICA , dari PICA tersebut Plant site diharapkan melakukan program improvement untuk
menclose PICA yg ada .
Penjelasan Gambar
STEPS 1 OBJECTIVES TOOLS OUTPUT
Menganalisa Situasi Membentuk Team & Brainstorming, Check Profile Team &
dan Menentukan Milestone, Analisa Sheet, Stratification, Milestone, Data,
Tema situasi dan Paretto Diagram, Problem Statement,
menemukan masalah, Histogram, Scatter Project Scope, Project
mengumpulkan dan Diagram, Kano Model, Case Statement
analisa data, memilih Voice of Costumer
proyek perbaikan yang (VOC), CTQ Tree,
strategis, perjelas Control Chart / Line
masalah dengan Chart / Run Chart
“Problem Statement”,
buat project scope,
project case statement
STEPS 5 ACTIVITIES
Implementasi Perbaikan Activities :
Implementasi ide-ide perbaikan
Deliverable :
Deskripsi Perbaikan
1. Contoh Push ON
Backlog Execution
Midlife Overhaul
Plan Overhaul base on Component
Plan General Overhaul
6. Contoh Evaluation
Evaluation performance Equipment
Evaluation Mechanic Effectiveness
Evaluation TSR mechanic
Evaluation Elipse reporting
7. Make Claim
Make Technical Analysis Report ( TAR )
Make Warranty Claim
Make Insurance Claim
9. Develop
Develop competency Administration
Develop competency mechanic
Develop competency Instructor
Develop competency Group Leader
Develop competency Planner
Develop competency Section Head
Develop competency Dept Head
Berdasarkan posisi :
- Mekanik
- Group Leader
- Planner
- Site Technical Development / Plant Engineer
- Section Head
- Kabag / Dept. Head
Sertifikasi :
Adalah proses uji kompetensi dengan validasi atas kompetensi yang dikembangkan dengan
standard kriteria kelulusan yang sudah ditetapkan.
Pelaksanaan sertifikasi sebanyak 2x periode dalam 1tahun yang dieksekusi oleh Tim
Sertifikator
Syarat mengikuti sertifikasi :
a. Lulus Training
b. Memenuhi standard Frekuensi Gathering Experience
c. Lulus MeCA
d. Memenuhi standard minimal jumlah TSR
e. Memenuhi standard minimal jumlah SS
f. Tidak ada alfa
g. Tidak ada SP
Hasil yang didapat dari sertifikasi adalah berupa point yang diatur berdasarkan kompetensi
yang ada, yang mempengaruhi pada setiap grade mekanik.
Kemudian Klasifikasi point yang didapat dari hasil sertifikasi disesuaikan dengan Surat SK yang
disetujui oleh Direksi
Hal yang perlu diperhatikan dalam tahapan PSDP adalah sebagai berikut :
A. Fresh Graduate Development
1. Setiap Fresh Graduate Development Trainee memiliki standard time frame aktivitas yang
harus diselesaikan & dipresentasikan tepat waktu
2. Masa Kontrak Trainee adalah 1(satu) tahun dan dapat diperpanjang bila kompetensi yang
dimiliki belum mencukupi standard yang ditentukan
3. Setiap Trainee FGDP wajib memiliki mentor site
4. Mentoring kepada FGDP dilakukan secara rutin sekali dalam seminggu
5. Setiap presentasi FGDP harus dihadiri Plant staff yang terkait
6. Hasil evaluasi FGDP harus dilaporkan ke HRD site dan Head Office
7. Penilaian presentasi harus menggunakan form penilaian yang standard
8. Fresh Graduate Trainee/Plant Trainee dapat diangkat menjadi karyawan tetap setelah
melalui proses OJT dan lulus dari proses assessment yang berupa evaluasi akhir
(presentasi) di Job site dan Head Office tentang Improvement yang telah dibuat dan
dijalani selama yang bersangkutan di Jobsite.
9. (FGDP setiap akan cuti wajib presentasi di jobsite dan setiap akan kembali ke site wajib
presentasi di HO)
Nilai buku :
Adalah harga perolehan atau harga barang pada saat dibeli dikurangi akumulasi penyusutan.
Fixed Asset Disposal (FAD) :
Adalah pemberitahuan secara online dalam FAM system yang menyatakan adanya unit yang di-
disposal. FAD dibuat oleh Plant Area Dept. Haed, disetujui oleh Plant Direktur, dan diketahui oleh
FAT Division.
Beberapa kebijakan dalam prosedur disposal equipment & tyre adalah sebagai berikut :
1. Summary Report Plan Disposal dan Replacement untuk 1(satu) tahun ke depan untuk
seluruh Job site, harus sudah selesai pada awal Oktober tahun berjalan.
2. FAD (Fixed Asset Disposal) Plant Equipment & Tyre dibuat untuk equipment yang termasuk
dalam golongan production equipment, support equipment, tyre dan Workshop
Equipment.
3. Equipment ataupun Tyre yang sudah disetujui FAD-nya menjadi unit disposal akan
diserahkan pengelolahannya kepada Supply Management Department atau General Affair
Department dan akan diperlakukan sebagai berikut :
Dijual as-is sebagai equipment
Direkondisi untuk menaikan nilainya, kemudian dijual.
10.4. Warranty
Warranty :
Adalah jaminan kualitas yang diberikan oleh pembuat atau penjual (vendor) terhadap suatu
produk baik jasa maupun barang, selama periode tertentu derdasarkan waktu, kilometer atau
hourmeter.
Warranty Claim Proposal (WCP) :
Adalah pengajuan atau permintaan pemulihan kualitas barang oleh user dalam masa warranty
atau kejadian tertentu untuk dapat dipenuhi dan ditanggung oleh Vendor.
CODE NUMBER MACHINE MAKER S/N UNIT MACHINE MODEL COMP NAME COMP MODEL S/N COMPONENT
SCANIA 5287431 P380CB6X4 STEERING - -
ANALYSIS (describe detail of failure, analyse the cause, operating condition) ATTACHED DRAWING OR PHOTOGRAPHS :
Steering Heavy
Engine oil has been changed at every 250 hours & After PS Initial
ACTION TAKEN :
16 Apr 15
PROPOSAL STATUS
VENDOR KPP
DECISION RECEIVED BY: APPROVED PREPARED
DEPT. HEAD MECHANIC
Accepted : Mark " √ " NAME : NAME: Dwi Wahyu Purnomo NAME : Jonet Purwanto
Pending : SIGN :
Rejected :
SIGN :
DATE : 16 April 2015
Site Technical Development
NAME : Didit Ardiyanto
NRP : KC11087
NAME :
DATE : SIGN : SIGN :
DATE : DATE : 16 April 2015 DATE : 16 April 2015
Component :
Adalah peralatan atau bagian dari peralatan (component). Component terbagi dalam dua kategori
yaitu Major Component dan Minor Component.
1. Major Component
Adalah peralatan atau bagian dari peralatan (component utama) dari unit equipment
dimana secara umum terdiri dari component utama. Misalnya: Engine, Transmisi,
Differential dan Final drive, Main pump, Swing machine dll, untuk component utama
lainnya disesuaikan dengan spesifikasi dari unit.
2. Minor Component
Vendor :
Adalah penyedia component yang bertransaksi langsung dengan KPP
Technical Joint Investigation :
Adalah suatu pertemuan yang dimiliki pihak Plant dengan pihak terkait, yang bertujuan untuk
melakukan investigasi terhadap temuan kerusakan yng terjadi serta data-data informasi yang
sudah dikumpulkan untuk dapat dicari akar penyebab maupun analisa yang lebih dalam.
Technical Analysis Report (TAR) :
Adalah Technical Report yang dibuat berdasarkan technical joint investigation yang ditanda
tangani oleh tim Technical Joint Investigation.
Negosiasi dan Pengembalian keputusan :
Adalah meeting yang dilakukan berdasarkan Technical Analysis Report dan bukti temuan yang ada
untuk membuat kesimpulan dan kesepakatan bersama yang dituangkan dalam berita acara.
Berita Acara Warranty Claim :
Adalah dokumen resmi yang ditanda tangani kedua belah pihak yang menyatakan persetujuan
atas keputusan yang diambil (diterima, ditolak,atau prorate) dan menjelaskan nilai klaim yang
disepakati (nilai uang atau prosentase (%) terhadap nilai barang) melalui skema
pembayaran/skema pergantian component/part.
Tool Room :
Adalah suatu tempat yang dipergunakan untuk melakukan penyimpanan Tools.
Membuat Membuat
Adanya Register tools
summary Purchase Pembelian tools
kebutuhan tools sebagai fix asset
budget Requitition
tools
Ya Penyimpanan
Tools rusak Melakukan proses Repair, tools pada
Membuat berita acara
atau hilang ? Maintenance, atau fabrikasi toolroom
Berita Acara
Audit Tidak
Tools
Simpan tools
Check list
pada tempatnya
Deviasi ?
Dokumentasi
B. Kebijakan Prosedur
Dalam penyusunan budget IBS, perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini :
1. Budget backlog dihitung per EGI berdasarkan % Cost Spare Part PS dengan periode
mengikuti PS, costnya dikategorikan BUS dalam modul Standard Cost IBS
2. Budget untuk BUS dihitung berdasarkan % Cost Activitas Under Carriage, Fabrikasi, Midlife,
Overhaul; costnya dikategorikan BUS dalam modul Standard Cost IBS
3. % BUS di modul Summary RM merupakan display dari summary backlog + BUS
4. SSE dihitung dalam IBS dan EGI yang diperhitungkan dicantumkan dalam standard
Parameter
5. Pembuatan budget IBS menggunakan standard cost PS yang berlaku untuk seluruh Site dan
ditentukan oleh PLD HO berdasarkan APL
6. Konfirmasi ke midlife apakah ada standard parameter EGI dan component yang akan di
midlife
7. R&I overhaul konfirmasi apakah ada standard APL nya
8. Standard cost OVH = single rate + %surcharge + %R&I (jika R&I belum clear)
9. Adjusment kenaikan/perubahan harga spare part dilakukan menggunakan menu di modul
RM IBS dengan % pricing index per supplier.
INK_Pengambilan
S.2.3E.001/INK
SOP_Program PAP
S.2.3E/SOP
Analisa Pelumas INK_Flushing Oil
S.2.3E.002/INK
Differensial
SOP_Program INK_Pelaksanaan
Process Maintenance Pemeriksaan S.2.3F/SOP PPM S.2.3F.001/INK Form PPM S.2.3F.001/FRM
No.3 Execution Mesin
SOP_Program INK_Pelaksanaan
Pemeriksaan S.2.3G/SOP PPU S.2.3G.001/INK
Undercarriage
SOP_Schedule
Overhaul Process S.2.3H/SOP
SOP_Remove &
Install Overhaul S.2.3I/SOP INK_Component S.2.3I.001/INK
Process Overhaul
SOP_Fabrication S.2.3J/SOP INK_Repair Tyre S.2.3J.001/INK
SOP_Unschedule
Breakdown S.2.3K/SOP INK_Assembling S.2.3K.001/INK
Equipment Tyre
SOP_Ground INK_Daily Check
S.2.3L/SOP S.2.3L.001/INK
Test Tyre Activity
SOP_Component INK_Demounting
S.2.3M/SOP S.2.3M.001/INK
Exchange Unit Rigid
SOP_Retread INK_Dissasemblin
S.2.3N/SOP S.2.3N.001/INK
Tyre g Tyre
SOP_Daily
Check Tyre & S.2.3O/SOP INK_Replace Tyre S.2.3O.001/INK Form_Daily Tyre S.2.3O.001/FRM
Backlog Primemover Report
INK_Mounting Unit
S.2.3P/SOP S.2.3P.001/INK
SOP_Heat Study Articulate
SOP_Pergantian INK_Mounting Unit
S.2.3Q/SOP S.2.3Q.001/INK S.2.3Q.001/FRM
Tyre Rigid Form_Tyre Change
S.2.3R/SOP S.2.3R.001/INK
SOP_Period End INK_Tyre Handling
SOP_Repair INK_Tyre Repair
S.2.3S/SOP S.2.3S.001/INK
External Tyre Planning
SOP_RIM INK_Penanganan
S.2.3T/SOP S.2.3T.001/INK
Fabrication Run Flat
SOP_Rolling &
S.2.3U/SOP S.2.3U.001/INK
Matching Tyre INK_Tyre Storage
Process Backlog Judul Nomor Judul Nomor Judul Nomor Judul Nomor
No.4 Management SOP_Backlog INK_Pelaksanaan Form_Inspection
S.2.4A/SOP S.2.4A.001/INK S.2.4A.001/FRM
Management Backlog Job Report and Backlog
SOP_Warranty
S.2.10G/SOP
Claim Equipment
and Comp.
SOP_Used
Equipment & S.2.10H/SOP Form_Warranty S.2.10H.001/FRM
Recondition Claim Proposal
SOP_Equipment
S.2.10I/SOP INK_Taksasi Unit S.2.10I.001/INK
Register
SOP_Tyre Form_Fixed Asset
S.2.10J/SOP S.2.10J.001/FRM
Warranty Movement
S.2.10K.001/FRM
SOP_Scrap Tyre Form_BAST
S.2.10K/SOP
Analysis Form_Scrap Tyre
S.2.10L.001/FRM
Analysis
Makro proses Plant bisa dianalisa lebih lanjut dengan memetakan melalui pendekatan
- Mikro System : Plan – Do – Check – Action dan Coordination
- Mikro Component System : Time management , Quality Management dan Cost
Management
- Output Makro System : Effective , Effisien dan Optimum System
Contoh Analisa
1. Untuk Fase Plan :
Prioritas adalah Time , Quality dan Cost dengan output Effectiveness.
Seorang Planner akan memplanning schedule maintenance dengan prioritas pada lead
time ( Time ) , sehingga tidak menurunkan PA ( time ) , dengan tetap menyiapkan semua
mekanik , tool dan spare part agar pekerjaan berkualitas dan tidak redo ( Quality ) sesuai
APL dan items Backlognya ( Cost ) , output dari proses planning adalah bagaimana
mengefektifkan semua resources yang tersedia saat itu ( EFFEKTIVE )
2. Untuk Fase Do
Prioritas adalah Quality , Time dan Cost dengan output effisiensi.
Seorang GL akan mengekseskusi maintenance dengan prioritas pada prosedur safety ,
items checklist maintenance dan tidak redo ( quality ) dengan tetap mengontrol leadtime
pekerjaan service dan backlognya ( Time ) , dan mengontrol pemakaian spare part yang
akan dipasang ( cost ) , output dari proses ini adalah tidak ada pemborosan manpower ,
facility dan spare part ( EFFISIEN )
NO JENIS ACTIVITY
OPTIMALISASI LIFETIME COMPONENT
Dump Truck HD465-7
1 Extend Final Drive HD465-7
Dump Truck HD785-7
2 Extend Engine Lifetime HD785-7 30.000 HM
3 Extend Transmission Lifetime HD785-7 30.000 HM
4 Extend Front Axle HD785-7 30.000 HM
5 Extend Rear Axle (Differential) HD785-7 30.000 HM
6 Extend Rear Axle (Final Drive & Brake) HD785-7 30.000 HM
Dump Truck HD1500
7 Extend Engine HD1500 → 20.000 HM
Primemover FH16
8 Extend Engine Lifetime Prime Mover FH16-2
9 Extend Front Rear Differential FH16-2 → 20.000 HM
10 Extend Lifetime Fan Engine FH16-2 replace type B → 6000HM
Primover P124
11 Extend Engine Lifetime Scania P124CB 8X4 25.000 HM
Primemover P380
12 Extend Engine Lifetime Scania P380 4x6 25.000 HM
Primover P420
13 Extend Engine Lifetime Scania P420CB8x4 25.000 HM
Primemover R580
14 Extend Lifetime T/M Scania R580 Series → 20.000HM
15 Extend Rear Differential Scania R580 Series → 20.000 HM
16 Extend Engine Lifetime Scania R580LA 18.000 HM
Articulated HM400
17 Extend Engine HM400
18 Extend Final Drive Ex OVH HM400-2/3 → 18.000 HM
19 Optimalisasi Diff Centre dan Diff Rear HM400 Series
20 Optimalisasi Transmisi HM400 Series -- > 22.000 hm
Wheel Loader WA500
21 Extend Engine Lifetime WA500-3
22 Extend Final Drive Lifetime WA500-3