Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada akhir tahun 2019, dunia dikejutkan oleh munculnya sebuah virus yang bernama

Covid-19 (Corona Virus Disease 19). Virus ini diketahui pertama kali muncul di Wuhan,

China. Kemunculan virus ini kemudian dinyatakan sebagai situasi pandemi oleh Direktur

Jenderal WHO, Tedros Ghebreyesus di Jenewa, Swiss pada 11 Maret 2020 (Elvina, 2020).

Penyebaran Virus Corona merupakan ancaman kesehatan global paling serius dalam

beberapa dekade terakhir. Sejak pertama kali kasus penyakit Virus Corona ini dilaporkan di

Wuhan, Provinsi Hubei, China pada 8 Desember 2019, wabah virus yang kemudian diberi

nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2) dan menyebabkan

penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) terus menyebar secara luas di berbagai

negara. Sehingga pada Rabu, 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

menyatakan COVID-19 menjadi pandemi global mengingat penyebaran Virus Corona yang

cepat hingga ke wilayah yang jauh dari pusat wabah dan sudah banyak negara di berbagai

belahan dunia melaporkan adanya kasus positif COVID-19 ini. Bahkan per tanggal 10 April

2020, WHO mencatat ada 212 negara/kawasan telah terkena dampak COVID-19 dengan total

kasus positif COVID-19 berjumlah 1.439.516 orang dan 85.711 kematian.(WHO, 2020).

Menurut informasi dari situs resmi pemerintah Republik Indonesia covid19.go.id, pada

tanggal 3 Mei 2020, secara global virus ini telah menyebar ke 215 negara, dengan sejumlah

3.356.205 orang yang terkonfirmasi positif terserang virus tersebut, dan sejumlah 238.730

jiwa yang meninggal. Sedangkan data di Indonesia sendiri menunjukkan bahwa ada 11.192

orang yang terkonfirmasi positif terserang virus corona, sejumlah 8.471 pasien dalam

perawatan,sejumlah 1.876 pasien yang dinyatakan sembuh, dan sejumlah 845 jiwa yang
meninggal. Kematian merupakan dampak yang tidak terhindarkan dari virus corona ini

(covid19.go.id).

Berdasarkan laporan WHO, pada tanggal 30 Agustus 2020, terdapat 24.854.140 kasus

konfirmasi Covid-19di seluruh dunia dengan 838.924 kematian (CFR 3,4%). Wilayah

Amerika memiliki kasus terkonfirmasi terbanyak, yaitu 13.138.912 kasus. Selanjutnya

wilayah Eropa dengan 4.205.708 kasus, wilayah Asia Tenggara dengan 4.073.148 kasus,

wilayah Mediterania Timur dengan 1.903.547 kasus, wilayah Afrika dengan 1.044.513 kasus,

dan wilayah Pasifik Barat dengan 487.571kasus (World Health Organization, 2020).

Angka kasus virus corona di dunia terus bertambah. Penyebaran virus penyebab Covid-

19 di banyak negara belum terkendali. Hingga Senin (21/12/2020) pagi, melansir data

Worldometers, tercatat 76.458.287 kasus Covid-19 di dunia. Dari angka itu, sebanyak

1.693.506 orang meninggal dunia, dan 43.136.820 orang dinyatakan sembuh. Amerika

Serikat masih menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia. Dikutip dari laman

Worldometer (Covid19.go.id).

Menurut data organisasi kesehatan dunia WHO, COVID-19 telah menginfeksi lebih

dari 4 kali lipat rata-rata jumlah pasien influenza dalam setahun. Angka kematian COVID-19

yang mencapai 1,69 juta juga telah melampaui batas atas rentang kematian tahunan akibat

influenza.

Di Indonesia sendiri per Oktober, tepatnya Minggu (4/10/2020), pemerintah

mengumumkan bahwa jumlah total kasus Covid-19 telah melewati angka 300.000. Secara

rinci, pada hari itu total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 303.498 kasus. Apabila dilihat

dari kondisi sebelumnya, penambahan sebanyak 100.000 kasus Covid-19 kali ini terjadi

selama kurang dari satu bulan. Kemudian, kasus Covid-19 terus bertambah selama Oktober

Belum sampai akhir bulan, kasus Covid-19 telah mencapai rekor baru yakni melewati angka

400.000 kasus. Berdasarkan data pada Rabu (28/10/2020), pukul 12.00 WIB, ada
penambahan 4.029 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Penambahan itu

menyebabkan total kasus Covid-19 di Indonesia kini berjumlah 400.483 orang. Kemudian,

pemerintah juga mencatat jumlah pasien Covid-19 yang sembuh sejak awal pandemi

berjumlah 325.793 orang. Sementara, hingga 28 Oktober 2020, kasus kematian akibat Covid-

19 di Indonesia mencapai 13.612 orang. Sejauh ini, pemerintah sudah melakukan

pemeriksaan 4.429.576 spesimen terhadap 2.805.313 orang yang diambil sampelnya. Untuk

saat ini data per Desember total kasus mencapai 664.930 terkonfirmasi sedangkan pasien

sembuh mencapai 541.811, untuk pasien meninggal karena Covid 19 mencapai 19.880

(covid19.go.id).

Sementara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mencatat ada 1.299 kasus. Dari

data yang diunggah di website corona.jatengprov.go.id, senin (21/12/2020), total kasus virus

Corona di Jateng mencapai 80.656. Bila dibandingkan dengan total kasus virus Corona

kemarin yang 79.541, maka ada penambahan kasus baru sebanyak 2.619. Dari 80.656 kasus

Corona di Jateng hari ini, terdiri dari 10.341 pasien dirawat (kasus aktif), 65.473 sembuh, dan

4.842 meninggal. Bila dibandingkan dengan data kemarin, maka ada penambahan jumlah

pasien dirawat sebanyak 827. Lalu jumlah pasien sembuh bertambah 1.742 dan jumlah pasien

meninggal dunia bertambah 50. Selain itu, masih ada 9.740 kasus suspek virus Corona di

Jateng hari ini. Bila dibandingkan dengan data kemarin yang 9.706 kasus, maka ada

penambahan 34 kasus suspek Corona di Jateng (jatengprov.go.id).

Pemkot Tegal Jawa Tengah sendiri mengumumkan melonjaknya jumlah pasien

terkonfirmasi positif virus Corona atau COVID-19 di Kota Tegal. Kasus positif COVID-19

hingga hari ini, sebagaimana tercantum dalam website Pemkot Tegal sebanyak 1.322 orang.

Rinciannya, 27 orang dirawat, 290 isolasi mandiri, 944 sembuh, dan 61 meninggal

(corona.tegalkota.go.id).
Melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Pemerintah gencar

mensosialisasikan Gerakan 3 M di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB). Gerakan 3 M

tersebut meliputi memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Gerakan ini

merupakan salah satu upaya pencegahan untuk memutus rantai penularan covid-19 di

Indonesia. Salah satu gerakan yang kini menjadi fokus pemerintah dan gencar

disosialisasikan kepada masyarakat yakni gerakan memakai masker kain saat berada di

tempat umum. (Rinawati, 2020).

Masyarakat sudah dalam kategori baik dalam menerapkan 3 M (memakai masker,

mencuci tangan dan menjaga jarak) dalam upaya mengurangi angka kejadian Covid-19.

Namun hal tersebut kurang benar dalam penerapannya seperti yang dianjurkan WHO

sehingga keefektifan nya kurang dalam rangka menekan angka kejadian Covid-19 (Ika

Purnamasari, 2020).

Dari latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dengan

penelitian yang berjudul “Analisis Hubungan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan,

menjaga jarak) dengan Kejadian Covid-19 di wilayah puskesmas Kesamiran kecamatan

Tarub kabupaten Tegal tahun 2020”.

1.2 Perumusan Masalah

Angka kasus virus corona di dunia terus bertambah. Penyebaran virus penyebab Covid-

19 di banyak negara belum terkendali. Pemkot Tegal, Jawa Tengah, mengumumkan

melonjaknya jumlah pasien terkonfirmasi positif virus Corona atau COVID-19 di Kota Tegal.

Hal ini menjadi masalah serius bagi kehidupan manusia, khususnya bagi masyarakat di

wilayah puskesmas Kesamiran kecamatan Tarub kabupaten Tegal. Berdasarkan hasil

wawancara dengan Kepala Puskesmas Kesamiran, beliau menerangkan bahwa masyarakat

wilayah puskesmas Kesamiran kecamatan Tarub kabupaten Tegal sudah dihimbau untuk
disiplin menerapkan 3M yaitu menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak,

akan tetapi jumlah konfirmasi positif Covid-19 masih meningkat. Berdasarkan hal tersebut,

peneliti melakukan penelitian mengenai Analisis Hubungan 3M (menggunakan masker,

mencuci tangan, menjaga jarak) dengan Kejadian Covid-19 di wilayah puskesmas Kesamiran

kecamatan Tarub kabupaten Tegal tahun 2020.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Analisis Hubungan 3M

(menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak) dengan Kejadian Covid-19 di

wilayah puskesmas Kesamiran kecamatan Tarub kabupaten Tegal tahun 2020.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan 3M ( Menggunakan Masker ) dengan kejadian Covid-

19 di wilayah puskesmas Kesamiran kecamatan Tarub kabupaten Tegal Tahun 2020.

2. Untuk mengetahui hubungan 3M ( Mencuci Tangan ) dengan kejadian Covid-19 di

wilayah puskesmas Kesamiran kecamatan Tarub kabupaten Tegal Tahun 2020.

3. Untuk mengetahui hubungan 3M ( Menjaga Jarak ) dengan kejadian Covid-19 di

wilayah puskesmas Kesamiran kecamatan Tarub kabupaten Tegal Tahun 2020.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan 3M (menggunakan masker,

mencuci tangan, menjaga jarak) dengan kejadian Covid-19 di wilayah puskesmas Kesamiran

kecamatan Tarub kabupaten Tegal. Yang akan diteliti adalah ............. Penelitian ini

menggunakan instrumen kuesioner dan dilaksanakan pada bulan Januari 2020. Penelitian ini

dilakukan pada tanggal ............. dengan populasi 2575 responden dan jumlah sampel 96 di
wilayah puskesmas Kesamiran kecamatan Tarub kabupaten Tegal dengan menggunakan

metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional.

1.5 Kegunaan Penelitian

1.5.1 Teoritis

1. Pengembangan Ilmu Pengetahuan

1) Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan Kesehatan

Masyarakat.

2) Adanya kajian ilmiah serta pengembangan keilmuan terkait dengan hubungan 3M

(menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak) untuk mengurangi

kejadian Covid-19.

3) Memberikan informasi hubungan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan,

menjaga jarak) untuk mengurangi kejadian Covid-19.

2. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya penerapan 3M

(menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak) untuk mengurangi kejadian

Covid-19.

3. Bagi Stikes Cirebon

Dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk diadakan penelitian lebih lanjut.

1.5.2 Praktis

1. Bagi Puskesmas Kesamiran kecamatan Tarub kabupaten Tegal

Dapat dijadikan bahan masukan dan pertimbangan dalam pelaksanaan program

pencegahan dan penanggulangan Covid-19.

2. Bagi Masyarakat
Dapat mengetahui 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak)

untuk mengurangi kejadian Covid-19.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Covid-19

Covid-19 merupakan penyakit akibat virus corona jenis baru yang muncul pada akhir

2019 pertama kali di Wuhan, Cinayang saat ini menyebabkan pandemi hampir di seluruh

dunia. Gejala utama penyakit Covid-19 yaitu batuk, demam, dan sesak napas (Kemkes,

2020). Infeksi Covid-19 juga menyebabkan kematian yang cukup tinggi di berbagai negara.

Covid-19, merupakan penyakit yang disebabkan oleh jenis virus corona yang

menyerang kesistempernapasan. Virus corona sebenarnya pertama kali diidentifikasi pada

tahun 1960-an. Umumnya virus ini ditemukan pada hewan dengan spesies yang berbeda-beda

seperti unta, sapi, kucing, dan kalelawar. Namun yang terjadi saat ini merupakan jenis baru

dari virus corona yaitu Covid-19. Penyakit ini telah mencapai kriteria epidemiologis yang

sekarang disebut dengan pandemi yang mendunia karena telah berhasil menginfeksi lebih

dari 100.000 orang dilebih dari 100 negara (Jordan, 2020).

Covid-19 adalah penyakit menular yang diakibatkan infeksi virus coronavirus jenis

baru. Penyakit ini diketahui muncul pertama kali di Wuhan, Cina pada Desember 2019

(WHO, 2020). Covid-19 merupakan penyakit pernapasan akut yang menjadi pandemik global

dan disebabkan oleh novel coronavirus atau SAR-Cov-2 (Erlich, 2020).

Gejala Covid-19 antara lain demam, batuk kering, dan sesak napas. Beberapa pasien

mengalami gejala mirip pilek dan mengalami nyeri pada tenggorokandan diare. Beberapa

orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala dan merasa sehat. Sebagian dapat pulih

dengan sendirinya, sedangkan sebagian lainnya mengalami perburukan kondisi sehingga

mengalami kesulitan bernapas dan perlu dirawat di rumah sakit (WHO, 2020)Covid-19 dapat

menular dari orang yang terinfeksi kepada orang lain di sekitarnya melalui percikan batuk
atau bersin. Covid-19 juga dapat menular melalui benda-benda yang terkontaminasi percikan

batuk atau bersin penderita Covid-19. Orang lain yang menyentuh benda-benda

terkontaminasi tersebut lalu menyentuh mata, hidung dan mulut mereka dapat tertular

penyakit ini (WHO, 2020).

Virus penyebab Covid-19 dapat bertahan di udara sekitar satu jam, sedangkan di

permukaan benda-benda dapat bertahan selama beberapa jam. Di permukaan berbahan plastik

dan besi tahan karat virus dapat bertahan hingga 72 jam, pada cardboard selama 24 jam

danpada tembaga bertahan selama 4 jam (Van Doremalen, 2020).

2.2 Kejadian Covid-19

Covid-19 saat ini menjadi permasalahan dunia yang serius dengan jumlah kasusnya

yang selalu mengalami peningkatan setiap harinya. Menyerang setiap orang tanpa

memandang usia maupun jenis kelamindan sudah dikategorikan sebagai pandemi global

(WHO,2020).

Pedagang maupun pembeli di pasar seafoodatau live marketdi Wuhan, Provinsi Hubei

Tiongkok sudah terkonfirmasi 66% terjangkit virus ini (Huang C., 2020).

Pandemi global Covid-19 pertama kali diumumkan pada 11 Maret 2020 menandakan

bahwa virus ini sudah menjangkiti populasi besar di berbagai negara. Pada tanggal 25 Maret

2020 sudah menjangkiti 175 negaradengan angka penularan sebanyak 425.493 kasus (John

Hopkins University, 2020).

China masih menempati posisi tertinggi, yaitu 81.637 kasus, tetapi kasus kesembuhan

di China juga tinggi, yaitu 73.770 kasus sehingga kasus Covid-19 di China sudah terkendali.

Pada 2 Maret 2020, dua kasus pertama dikonfirmasi Indonesia. Tiga minggukemudian

menjadi 790 kasus. Terdapat 24 Provinsi yang sudah mengkonfirmasi ada yang positif virus

corona 2019, yaituBali, Banten,Yogyakarta, Jakarta, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kep.

Riau, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi

Tenggara, Sulawesi Selatan, Lampung, Riau, Maluku Utara, Maluku dan Papua (Tahrus

ZNH, 2020).

Corona Virus Disease2019 (COVID-19) telah dinyatakan oleh WHOsebagai pandemik

dan Pemerintah Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang

Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease2019 (COVID-19) telah

menyatakan COVID-19 sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang wajibdilakukan

upaya penanggulangan (Telaumbanua, 2020).

2.3 3 M (Menggunakan Masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak)

Melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Pemerintahgencar

menyosialisasikan Gerakan 3 M di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB). Gerakan 3 M

tersebut meliputi memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Gerakan ini

merupakan salah satu upaya pencegahan untuk memutus rantai penularan covid-19 di

Indonesia. Salah satu gerakan yang kini menjadi fokus pemerintah dan gencar

disosialisasikan kepada masyarakat yakni gerakan memakai masker kain saat berada di

tempat umum. (Rinawati, 2020).

Dalam upaya mencegah penularan Covid-19 yang semakin meluas. Pemerintah

menghimbau seluruh lapisan masyarakat untuk melakukan berbagai langkah

pencegahanseperti melakukan physical distancing, menggunakan masker,rutin mencuci

tangan, meningkatkan daya tahan tubuh dan menjaga Kesehatan (Pane, 2020).

1. Menggunakan Masker

Masker kain yang direkomendasikan adalah masker yang memiliki 3 lapisan kain.

Lapisan pertam adalah lapisan kain hidrofilik seperti katun, kemudian dilapisi oleh
kain yang bisa mendukung viltrasi lebih optimal. Masker kain dapat dipakai

maksimal hanya 4 jam dan harus ganti dengan masker baru dan bersih. Apabila

masker yang dipakai basah atau lembab harus segera diganti. Masyarakat disarankan

membawa beberapa masker untuk beraktivitas, penggunaan maskerpun harus tepat

seperti menutup hidung dan mulut. Cara melepas masker cukup dengan menarik

bagian tali dan langsung disimpak ke kentong kertas atau plastic tertutup guna

mencegah penyebaran virus ke barang di sekitarnya (Rinawati, 2020).

Adapun hal-hal yang harus dihindari saat menggunakan masker kain adalah sebagai

berikut :

1) Jangan gunakan masker yang sudah rusak atau kendur.

2) Hindari menggunakan masker di bawah hidung.

3) Jangan melepas masker di dekat orang lain, yang berada dalam jarak satu meter.

4) Jangan gunakan masker yang membuat susah bernapas.

5) Jangan pakai masker yang basah dan kotor.

6) Jangan pernah meminjam masker dengan orang lain (Rinawati, 2020).

2. Mencuci Tangan

Menurut Depkes RI (2007), masyarakat harus mengetahui bagaimana mencuci

tangan dengan air dan sabun dengan benar. Air yang tidak bersih banyak

mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit, dan apabila digunakan maka

kuman akan berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke

dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan kotoran

dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di

tangan.

Manfaat mencuci tangan sendiri dalam Notoatmodjo (2003) adalah untuk

membersihkan tangan dari kuman penyakit; serta mencegah penularan penyakit


seperti diare, kolera,disentri, typhus, kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran

Pemapasan Akut (ISPA), Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.

Ada 6 (enam) langkah cuci tangan yang baik dan benar menurut WHO. Langkah

dimaksud adalah pertama telapak tangan digosok dengan sabun, kedua menggosok

punggung telapak tangan secara bergantian kanan dan kiri, ketiga mensela-selai jari

jemari juga dengan sabun, keempat ujung jari dicuci dengan bersih, kelima

menggosok dan memutar ibu jari secara bergantian, dan yang keenam adalah

letakkan semua ujung jari pada telapak tangandan bersihkan dengan digosok secara

perlahan menggunakan air mengalir (Rohmat Suprapto, 2020).

3. Menjaga Jarak

Dalam rangka upaya penanggulangan maka dilakukan penyelenggaraan

kekarantinaan kesehatan sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Salah satu tindakan kekarantinaan

kesehatan berupa Pembatasan Sosial (Social Distancing)(Nur Rohim Yunus, 2020).

Pembatasan sosial adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu

wilayah. Pembatasan sosial ini dilakukan oleh semua orang di wilayah yang diduga

terinfeksi penyakit. Pembatasan sosial dalam hal ini adalah jaga jarak fisik (physical

distancing)(Ahyar, 2020).

Pencegahan COVID-19 dengan melakukan physical distancing dilakukan dengan

cara; dilarang berdekatan atau kontak fisik dengan orang, mengatur jarak minimal 1

meter, tidak bersalaman, tidak berpelukan. Hindari penggunaan transportasi publik

(seperti kereta, bus, dan angkot) yang tidak perlu, sebisa mungkin hindari jam sibuk

ketika berpergian. Dilarang berkumpul massal di kerumunan dan fasilitas umum.

Hindari bepergian ke luar kota/luar negeri termasuk ke tempat-tempat wisata.

Hindari berkumpul teman dan keluarga, termasuk berkunjung/bersilaturahmi tatap


muka dan menunda kegiatan bersama. Hubungi mereka dengan telepon, internet,

dan media social. Untuk sementara waktu, anak sebaiknya bermain sendiri di rumah

dan dapat melaksanakan ibadah di rumah (Kemenkes RI, 2020).

2.4 Analisis Hubungan 3M (Menggunakan Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak)

dengan Kejadian Covid-19

Beberapa langkah pencegahan Covid-19 yang direkomendasikan oleh WHO pada tahun

2020 antara lain:

1. Sering mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir atau

antiseptikberbahan alkohol.Deterjen pada sabun dan alkohol pada antiseptik dapat

membunuh virus pada tangan.

2. Jaga jarak dengan orang lain minimal satu meter. Hal ini untuk mencegah tertular

virus penyebab Covid-19 dari percikan bersin atau batuk.

3. Hindarimenyentuh mata, hidung dan mulut sebelum Anda memastikan tangan Anda

bersih dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir atau antiseptik.

Tangan yang terkontaminasi dapat membawa virus ini ke mata, hidung dan mulut

yang menjadi jalan masuk virus ini ke dalam tubuh dan menyebabkan penyakit

Covid-19.

4. Tetaplah berada di dalam rumah agar tidak tertular oleh orang lain di luar tempat

tinggal. (Melani Kartika Sari, 2020).

Dalam penelitian yang dilakukan Ika Purnamasari, 2020, menunjukkan sebanyak

95,8% masyarakat Wonosobo mempunyai perilaku yang baik, bentuk perilaku yang

ditunjukkan antara lain kepatuhan dalam menggunakan masker saat berada di luar rumah,

mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer secara sering, menghindari kerumunan dan

menjaga social ataupun physical distancing. Cuci tangan adalah salah satu cara yang efektif
untuk membunuh kuman, diketahui virus covid-19 dapat menempel pada bagian tubuh

terutama tangan yang menyentuh benda yang sudah tertular oleh droplet.

Disampaikan oleh Kementerian Kesehatan bahwa 75% penularan virus covid adalah

melalui percikan air ludah pada benda (kemenkes,2020). Dalam penelitian ini didapatkan

sebagian responden sudah melakukan cuci tangan setelah menyentuh benda benda, namun

hanya sebagian yang mencuci tangan sesuai protokol WHO (Ika Purnamasari, 2020).

Berdasarkan penelitian Ika Purnamasari, 2020, masyarakat sudah dalam kategori baik

dalam menerapkan 3 M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) dalam upaya

mengurangi angka kejadian Covid-19. Namun hal tersebut kurang benar dalam penerapannya

seperti yang dianjurkan WHO sehingga keefektifan nya kurang dalam rangka menekan angka

kejadian Covid-19.

2.5 Kerangka Teori

3M

Menggunakan Mencuci Tangan Menjaga Jarak


Masker

Covid-19

Anda mungkin juga menyukai