5. Akibat
Klien dengan isolasi sosial dapat berakibat terjadinya resiko perubahan sensori
persepsi (halusinasi) atau bahkan perilaku kekerasan menciderai diri ( akibat dari harga diri
rendah disertai dengan harapan yang suram, mungkin klien akan mengakhiri hidupnya ).
b. keluarga
SP 1:
SP2:
Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien bercakap-cakap saat
melakukan kegiatan harian. Beri pujian.
Jelaskan kegiatan rumah tangga yang dapat melibatkan pasien bercakap-cakap
(makan, solat bersama).
Latih cara membimbing pasien bercakap-cakap dan member pujian.
SP3 :
DAFTAR PUSTAKA
Jumaini, Keliat, B.A, Hastono, S.P (2010). Pengaruh Cognitive Behavior Social Skill
Tarining (BCSST) terhadap peningkatan kemampuan sosialisasi klien isolasi sosial di BLU
RS. Marzoeki Mahdi Bogor. Tesis FIK-UI. Tidak dipublikasikan.
Keliat, B. A, dkk. (1999). Pengaruh Model Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS)
terhadap kemampuan komunikasi verbal dan nonverbal pada klien menarik diri di Rumah
Sakit Jiwa. Jurnal Keperawatan Indonesia, II (8), 277-283.
Keliat, B.A, Akemat. (2005). Keperawatan Jiwa :Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta :
EGC
Keliat, B.A, Akemat, Daulina, N.H.C, Nurhaeni, H. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa
: CMHN (Basic Course). Jakarta : EGC
Keliat, B.A., Wiyono, A. P., Susanti, H. (2011). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa CMHN
(Intermediate Course). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
NANDA, (2012). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.
Cetakan 2012. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Nyumirah, S., Hamid, A.Y., Mustika sari. (2012). Pengaruh Terapi Perilaku Kognitif
terhadap kemampuan interaksi sosial klien isolasi sosial di RSJ Dr. Amino Gonhutomo
Semarang. Tesis FIK-UI. Tidak dipublikasikan.
Renidayati, Keliat, B., A., & Sabri., L. (2008). Pengaruh Social Skills Training Pada Klien
Isolasi Sosial di Rumah Sakit Jiwa Prof HB Saanin Padang Sumatera Barat. FIK UI :
Depok
Sukma, Keliat, B., A., Mustikasari. (2015). Pengaruh Cognitive Behaviour Therapy dan
Cognitive Behavioural Social Skills Training terhadap Gejala Klien Halusinasi dan Isolasi
Sosial di Rumah Sakit. FIK UI : Depok
Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 7
Surtiningrum. A., Hamid, A., Y., Waluyo, A. (2011). Pengaruh terapi suportif terhadap
kemampuan bersosialisasi klien isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Amino
Gondohutomo Semarang. FIK UI : Depok
Stuart, G.W., (2013). Principles and practice of psychiatric nursing. (9th edition). St
Louis: Mosby.
Surtiningrum, A., Hamid, A.Y., Waluyo, A. (2011). Pengaruh Terapi Supportif Terhadap
Kemampuan Sosialisasi klien Isolasi Sosial di Rumah Sakit Daerah Dr. Amino
Gondohutomo Semarang. Tesis FIK-UI. Tidak dipublikasikan.
Wiyati,R., Hamid, A., Y., & Gayatri. (2009). Pengaruh Psikoedukasi Keluarga Terhadap
Kemampuan Keluarga dalam Merawat Klien Isolasi Sosial. FIK UI : Depok
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
Kondisi klien saat ini tampak memakai seragam RSJ , berpakaian yang sesuai pasien
bicara seperlunya, bicara pelan, tidak mau bertanya , jika di tanya pasien menjawab dengan
jelas, pasien tidak men gawali pembicaraan , kontak mata kurang, pasien kurang mampu
mengekspresikan perasaan , tidak melihat lawan bicara , lebih senang menyendiri
2. Diagnosa keperawatan:
Isolasi sosial
3. Tujuan khusus:
Pasien mampu mengenal isolasi sosial
4. Tindakan keperawatan:
a. Pasien
SP 1
Identifikasi penyebab isolasi sosial, siapa yang serumah, siapa yang dekat, yang
tidak dekat, dan apa sebabnya.
Keuntungan punya teman dan bercakap-cakap.
Kerugian tidak punya teman dan tidak bercakap-cakap.
Latih cara bercakap-cakap dengan anggota keluarga dalam 1 kegiatan harian.
Masukkan dalam jadwal untuk kegiatan harian.
SP 2:
Evaluasi kegiatan bercakap-cakap (berapa orang). Beri pujian.
Latih cara bercakap-cakap dengan 2 orang lain dalam 2 kegiatan harian.
Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan bercakap-cakap dengan 2-3 orang:
tetangga atau tamu, saat melakukan kegiatan harian.
SP 3
Evaluasi kegiatan bercakap-cakap (berapa orang) saat melakukan 2 kegiatan harian.
Beri pujian.
Latih cara bercakap-cakap (4-5 orang) dalam 2 kegiatan harian baru.
Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan bercakap-cakap dengan 4-5 orang
saat melakukan 4 kegiatan harian
SP 4:
Evaluasi kegiatan bercakap-cakap saat melakukan 4 kegiatan harian. Beri pujian.
Latih cara bercakap-cakap dalam kegiatan sosial: belanja ke warung, meminta
sesuatu, menjawab pertanyaan.
Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan bercakap-cakap dengan >5 orang,
orang baru, saat melakukan kegiatan harian, dan sosialisasi.
SP 5
Evaluasi kegiatan bercakap-cakap saat melakukan kegiatan harian dan sosialisasi.
Beri pujian.
Latih kegiatan harian.
Nilai kemampuan yang telah mandiri.
Nilai apakah isolasi sosial teratasi.
SP 1:
SP2:
Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien bercakap-cakap saat
melakukan kegiatan harian. Beri pujian.
Jelaskan kegiatan rumah tangga yang dapat melibatkan pasien bercakap-cakap
(makan, solat bersama).
Latih cara membimbing pasien bercakap-cakap dan member pujian.
SP3 :
Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien bercakap-cakap saat
melakukan kegiatan harian dan rumah tangga. Beri pujian.
Jelaskan cara melatih pasien dalam melakukan kegiatan sosial, seperti berbelanja,
meminta sesuatu, dll.
Latih keluarga mengajak pasien belanja.
SP4:
Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien bercakap-cakap saat
melakukan kegiatan harian, RT, berbelanja. Beri pujian.
Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh dan rujukan.
Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberi pujian.
SP5:
Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien bercakap-cakap saat
melakukan kegiatan harian, RT, berbelanja, kegiatan lain dan follow up. Beri
pujian.
Nilai kemampuan keluarga merawat pasien.
Nilai kemampuan keluarga melakukan control ke PKM.
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang
telah dilakukan):
Kalau nanti mas masih merasa malu untuk berkomunikasi dengan orang lain , mas bolah
ajak keluara mas untuk melatih bercakap-cakap, dan lakukan sesuatu yang membuat mas
nyaman .
(masukkan kegiatan latihan bercakap -cakap masalah pribadi )
3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):
Topik :
Mas bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang cara bercakap-cakap masalah pribadi
Waktu :
Kira- kira waktunya kapan ya mas? Bagaimana kalau besok jam 09.00 , bisa mas?
Tempat :
Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok di mana ya?
Terimakasih mas dan selamat pagi
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
GANGGUAN/ RISIKO GANGGUAN JIWA
A. IDENTITAS KLIEN
Nama :Tn. A (L) Tanggal Dirawat : 10/03/2021
Umur : 30 Tahun
Pendidikan : S1
Agama : Islam
Status : belum menikah Tanggal Pengkajian : 11/04/2021
Alamat : Bendungan Sutami- malang Ruang Rawat : RSJ
Pekerjaan :Wiraswasta Sumber Informasi : pasien, keluarga pasien dan
RM
Jenis Kel. : laki-laki
No RM : tidak ada
B. ALASAN MASUK
E. RIWAYAT TRAUMA
Tindakan kriminal tidak ada tidak ada tidak ada tidaka ada
Jelaskan:
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (Bio,Psiko,Sosio, Kultural dan Spiritual)
Klien mengatakan pernah alami hal yang tidak menyenangkan yaitu kematian kakeknya
pada tahun 2004 pasien merasa sedih hanya kakeknya orang yang di
F. PEMERIKSAAAN FISIK
Tanggal
Keadaan umum : cukup
Tanda vital:
TD : 120/80 mm/Hg
N : 100x/m
S: 36,6℃
P: 20x/m
Ukur: BB: 60 kg TB: 151 cm
Turun: -
Naik:-
Keluhan fisik:
√ Tidak
Ya,
30
Tahun
Keterangan Gambar
: Laki-laki Perkawinan
: Perempuan
Garis keturunan
: Laki-laki meninggal
: Cerai
Kesadaran
Menurun:
√Compos mentis
Sopor
Apatis/sedasi
Subkoma
Somnolensia
Koma
Meninggi
Hipnosa
√Gangguan Tidur: tidak bisa tidur hanya melamun
Disosiasi: ……………….
Berubah
Gangguan perhatian
Jelaskan : kesadaran compos mentis, klien mengatakan mengalami kesulitasn tidur hanya
melamu
Diagnosa Keperawatan:
Peningkatan :
√ Hiperkinesia,hiperaktifitas
Gagap
Stereotipi
√ Gaduh Gelisah Katatonik
Mannarism
Katapleksi
Tik
Ekhopraxia
Command automatism
Grimace
Otomatisma
Negativisme
Reaksi konversi
Tremor
Verbigerasi
Berjalan kaku/rigid
Kompulsif : sebutkan ………………….
Jelaskan : pasien terlihat sering berjalacn- jalan di luar ruangan kakinya juga sering
terlihat gerak- gerik walaupun sedang duduk
Persepsi – Sensorik
Halusinasi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Perabaan
………..
Ilusi
Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 18
Ada
√ Tidak ada
Depersonalisasi
Ada
√ Tidak ada
Derealisasi
Ada
√ Tidak ada
Gangguan somatosensorik pada reaksi konversi
Ada
√ Tidak ada
Proses Pikir
Arus Pikir
Koheren
Inkoheren
Sirkumstansial
Neologisme
Tangensial
Logorea
Kehilangan asosiasi
√ Bicara lambat
Flight of idea
Bicara cepat
Irrelevansi
Main kata-kata
Blocking
Pengulangan Pembicaraan/perseverasi
Afasia
Asosiasi bunyi
Lain-lain ……………………
Jelaskan: pasien berbicara seperluhnya, bicara pelan
Diagnosa Keperawatan: -
Arus Pikir
Obsesif
Ekstasi
Fantasi
Alienasi
Pikiran Bunuh Diri
Preokupasi
Pikiran Isolasi sosial
Ide yang terkait
Pikiran Rendah diri
Pesimisme
Pikiran magis
Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 19
Pikiran curiga
Fobia,sebutkan…………..
Waham
Agama
Somatik/hipokondria
Kebesaran
Kejar / curiga
Nihilistik
Dosa
Sisip pikir
Siar piker
Kontrol pikir
Lain lain
Bentuk Pikir
Realistik
√ Non Realistik
Dereistik
Otistik
Jelaskan :
Diagnosa Keperawatan :
Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan)
Gangguan daya ingat jangka pendek ( 1 hari – 1 bulan)
Gangguan daya ingat saat ini ( < 24 jam)
Amnesia
Paramnesia:
Konfabulasi
Dejavu
Jamaisvu
Fause reconnaissance
hiperamnesia
Jelaskan : tidak ada
Diagnosa Keperawatan :
Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 20
Jelaskan : mampu
Diagnosa Keperawatan :
Kemampuan penilaian
Gangguan ringan
Gangguan bermakna
Jelaskan :
Diagnosa Keperawatan :
Diagnosa Keperawatan :
Mandi
Bantuan minimal
Bantuan total
Jelaskan
: pasien mengatakan mandi 2x pagi dan sore itupun diingatkan oleh perawat
Berpakaian/berhias
Bantuan Minimal
Bantuan total
Jelaskan
:pasien mengatakan ganti baju setiap hari 1 kali, pakaian yang dipakai sesuai tidak terbalik
Istirahat dan tidur
Tidur Siang, Lama : 13.00 s/d 15.00
Tidur Malam, Lama : 19.30 s/d 06.00
Aktifitas sebelum/sesudah tidur : menonton tv
Jelaskan: pasien mengatakan sering melamun sebelum tidur
Penggunaan obat
√Bantuan Minimal
Bantuan total
Jelaskan
Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan Lanjutan √
Sistem pendukung √
Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 21
Aktifitas dalam rumah
Ya Tidak
Mempersiapkan makanan √
Menjaga kerapihan rumah √
Mencuci Pakaian √
Pengaturan keuangan √
Diagnosa Keperawatan :
J. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alkhohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebihan
Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktifitas konstruktif √ Menghindar
Olah raga Menciderai diri
Lain-lain Lain-lain…………..
Diagnosa Keperawatan :
K. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya
Tidak ada masalah
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya
Klien mengatakan jarang mengikuti kegiatan di masyarakat
ASPEK MEDIS
Diagnosis medic : Skizofrenia
Terapi medik: Stelazin 3 x 5mg/Tab (Anti Psikotik)
DO:
Dari data rekam medis RSJ
Lawang . bahwa kelurga
mengatakan pasien bingung
dan serimh melamun, dan
kadang mengamuk
1. Isolasi TUM : Klien mampu Setelah 2 X interaksi klien 1. Bina hubungan saling
Sosial berinteraksi dengan orang menunjukan tanda-tanda percaya percaya dengan :
lain kepada atau terhadap perawat : beri salam setiap
Wajah cerah, tersenyum berinteraksi
TUK 1 : Klien dapat Mau berkenalan Perkenalkan nama, nama
membina hubungan saling Ada kontak mata panggilan perawat, dan
percaya Bersedia menceritakan tujuan perawat
perasaan berkrnalan
Berseddia Tanyakan dan panggil
mengungkapkan nama kesukaan klien
masalahnya Tunjukan sikap jujur dan
menepati janji setiap kali
berinteraksi
Tanyakan perasaan dan
masalah yang dihadapi
klien
Buat kontrak interaksi
yang jelas
Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi
Nama : Tn. A
Ruangan : Tidak ada
RM No. : tidak ada
NO Tanggal
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
Dx & Jam
Keluarga:
Melatih cara merawat, bercakap-
cakap saat melakukan kegiatan
harian dengan 1 orang keluarga
Membantu pasien dalam
pengisian buku harian sesuai
jadwal
P :mas. perkenalkan saya P : menatam pasien Berharap klien dapat Via video call Perkenalan adalah salah
maria domitila rosti , K : : kontak mata, nada pelan menjawab dengan satu cara membina
mahasiswa prfresi ners dari mempersilahkan perawat benar hubungan saling percaya
Universitas Tribhuwana duduk dengan pasien
Tunggadewi Malang yang
bertugas disini, bisakah saya
berincang – bincang dengan
ibu
K : iya, boleh
P : kalau boleh tau , nama P : : mempertahankan kontak Berharap klien dapat Tersenyum Memperkenalkan diri
mas siapa mata menjawab dengan dapat menciptakan rasa
P : mas sekarang ada dimana P : Menatap klien dengan Berada Menjelaskan Berharap klien dapat
K : saya berada di rumah senyum dan nada pelan menjawab dengan benar
Rekomendasi : fase awal yaitu fase 1 (perkenalan) dilaksanakan dengan baik. Klien cukup kooeperatif walaupun sering terganggu dengan . Data
yang tergali adalah data tidak malu menjelaskan masalah pribadinya , . Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan dan pasien menerima kontrak
tersebut. Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan.
NO Tanggal
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
Dx & Jam
1 13 Data Pasien: S:
April DO: Pasien: klien dapat mengikuti arahan
2021 Klien mengatakan mudah marah dan tersinggung Pada dengan cara menarik nafas dalam
saat SMP pasien, membakar bajunya sendiri dan sering melalui hidung tahan sebentar dan di
memukul keluarganya. hembuskan lewat mulut bisa diulangi
Pada tahun 2005 keluhan pasien kembali muncul saat 5 kali ketika sudah mengaami gejala
ayah pasien meninggal karena jatuh dari tangga. ingin marah.
Pasien kembali sering marah, mengamuk, dan melempar
orang Keluarga: kakak sepupu klien
mengatakan Ny.C sudah dapat
DS: mengikuti arahan dengan cara
klien tampak mudah marah dan tersinggung dan tampak menarik nafas dalam dan di ulangi
malas dan kantung matanya hitam. selama 5 kali
Data Keluarga:
DO: kaka sepupunya mengatakan klien marah-marah O:
tampa sebab dan sering tertawa dan mengobrol sendiri Pasien: Ny.C sudah bisa melakukan
DS: kliennya kurang tidur karena setiap malam bngun cara menarik nafas dalam dan sudah
keluyuran menjadi kegiatan hareiannya
Keluarga:
RENCANA TINDAK LANJUT:
Pasien:
Pertemuan 1:
Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat
klien.
Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses
terjadinya PK (gunakan booklet).
Jelaskan cara merawat PK.
Latih 1 cara merawat PK: fisik 1, 2.
Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
memberikan pujian.
Pertemuan 2:
Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/ melatih
pasien fisik 1, 2. Beri pujian.
Jelaskan 6 benar cara memberikan obat.
Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberi
pujian.
Pertemuan 3
Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih
pasien fisik 1,2dan memberikan obat beri pujian
Latih cara membimbing verbal/bicara
Latih cara membimbing
Pertemuan 4:
Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih
Pertemuan 5:
Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih
pasien fisik 1,2 dan memberikan obat, verbal dan
spiritual dan follow up. Beri pujian
Data Pasien: S:
DO: Pasien tampak berbicara sendiri Pasien: Pasien mengatakan masi
mendengar suara bisikan hanya sesekali
- Keluarga pasien tampak mendukung klien untuk sembuh. Pasien: Pasien sudah tampak tenang
- Keluarga pasien tampak mengurus pasien dengan baik
DS:
Keluarga: keluarga pasien tampak
- Ibu pasien mengatakan Pada awalnya pasien tiba-tiba
melihat hantu di rumahnya ketika sedang menonton bola mengajarkan cara untuk menghardik,
di televisi, pasien pun berlari keluar rumah dan sangat minum obat, berbincang-bincang dan
ketakutan. Sejak peristiwa tersebut pasien selalu merasa melakukan kegiatan untuk mendukung
ketakutan. Pada tahun 2006, ayah pasien meninggal
kesembuhan pasien
dunia dan sejak saat itu pasien sering berbicara-bicara
sendiri.
- Menurut adiknya, setiap pasien melakukan aktivitas
pasien selalu berbicara sendiri dengan mengatakan ”salah A: Masalah belum teratasi
lagi-salah lagi” sehingga aktivitas apa pun yang
Kognitif: Pasien mengerti dan pahan
dikerjakannya selalu dilakukan secara berulang-ulang.
cara unruk mengatasi halusinasi dengan
DIAGONOSIS KEPERAWATAN: cara menghardik, menggunakan obat,
Halusinasi berbincang-bincang dengan orang lain
dan melakukan kegiatan