0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
27 tayangan15 halaman
Dokumen tersebut merangkum penelitian tindakan kelas (PTK), mulai dari definisi, tujuan, karakteristik, prinsip, langkah-langkah, dan model-modelnya. PTK bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memperbaiki praktik mengajar guru melalui refleksi dan kolaborasi. Langkah-langkah utamanya meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi untuk meng
Dokumen tersebut merangkum penelitian tindakan kelas (PTK), mulai dari definisi, tujuan, karakteristik, prinsip, langkah-langkah, dan model-modelnya. PTK bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memperbaiki praktik mengajar guru melalui refleksi dan kolaborasi. Langkah-langkah utamanya meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi untuk meng
Dokumen tersebut merangkum penelitian tindakan kelas (PTK), mulai dari definisi, tujuan, karakteristik, prinsip, langkah-langkah, dan model-modelnya. PTK bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memperbaiki praktik mengajar guru melalui refleksi dan kolaborasi. Langkah-langkah utamanya meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi untuk meng
INSTITUT UMMUL QURO AL-ISLAMI 2020 M/1442 H A. Definisi Menurut Arikunto, dkk, penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Menurut Supardi, penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat kondisi siswa. Menurut Aqib, penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. Menurut O’Brien, penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan ketika sekelompok orang (siswa) diidentifikasi permasalahannya, kemudian peneliti (guru) menetapkan suatu tindakan untuk mengatasinya. B. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Tujuan penelitian tindakan kelas yaitu untuk mengubah perilaku mengajar guru, perilaku peserta didik di kelas, peningkatan atau perbaikan praktik pembelajaran, dan atau mengubah kerangka kerja melaksanakan pembelajaran kelas yang diajar oleh guru tersebut sehingga terjadi peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses pembelajaran. Tujuan PTK yang lain yaitu memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran juga membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah. Menurut Suyanto (1997), tujuan PTK yaitu meningkatkan dan memperbaiki praktik pembelajaran di sekolah, meningkatkan relevansi pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan. C. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Karakteristik utama penelitian tindakan kelas yaitu adanya partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran. Berikut ini karakteristik atau ciri-ciri penelitian tindakan kelas diantaranya yaitu: 1. Inkuiri reflektif Penelitian tindakan kelas berasal dari permasalahan pembelajaran riil yang sehari-hari dihadapi guru dan siswa. Jadi, kegiatan penelitian berdasarkan pada pelaksanaan tugas dan pengambilan tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. 2. Kolaboratif Upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak bisa dilakukan sendiri oleh peneliti di luar kelas, namun ia harus berkolaborasi dengan siswa. Penelitian tindak kelas merupakan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mewujudkan perbaikan yang diinginkan. 3. Reflektif Penelitian tindakan kelas memiliki ciri khas khusus yakni sikap reflektif yang berkelanjutan. Berbeda dengan pendekatan penelitian formal yang sering mengutamakan pendekatan empiris eksperimental, penelitian tindakan kelas lebih menekankan pada proses refleksi terhadap proses dan hasil penelitian. D. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Adapun 6 (enam) prinsip ptk agar berjalan dengan baik, diantaranya yaitu: Tugas pertama dan utama guru di sekolah adalah mengajar siswa sehingga apapun metode penelitian tindakan kelas yang akan diterapkan tidak akan mengganggu komitmen sebagai pengajar. Metode pengumpulan data yang di gunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran. Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara cukup meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya dan memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang dikemukakannya. Masalah penelitian yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan masalah yang merisaukannya. Bertolak dari tanggung jawab profesionalnya, guru sendiri memiliki komitmen yang diperlukan sebagai motivator intrinsik bagi guru untuk bertahan dalam pelaksanaan kegiatan yang jelas-jelas menuntut lebih dari yang sebelumnya diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas pengajarnya. Dalam menyelenggarakan penelitian tindakan kelas, guru harus selalu bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap prosedur etika yang berkaitan dengan pekerjaannya. Hal ini penting ditekankan karena selain melibatkan anak-anak, penelitian tindakan kelas juga hadir dalam suatu konteks organisasional sehingga penyelenggaraannya harus mengindahkan tata krama kehidupan berorganisasi. Kelas merupakan cakupan tanggung jawab seorang guru, namun dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas sejauh mungkin digunakan classroom excedding perspektive, artinya permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks dalam kelas atau mata pelajaran tertentu,melainkan dalam perspektif yang lebih luas ini akan berlebih-lebih lagi terasa urgensinya apabila dalam suatu penelitian tindakan kelas terlibat dari seorang pelaku. E. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Menurut Hopkins (1993), penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan tindakan (Planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (Observation and evaluation). Sedangkan prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelas terdiri atas empat komponen, yakni perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting), dan seterusnya hingga perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan). Lebih singkatnya, langkah-langkah penelitian tindakan kelas diantaranya yaitu: 1. Perencanaan (Planning), yaitu persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan Penellitian Tindakan Kelas, seperti: menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan pembuatan media pembelajaran. 2. Pelaksanaan Tindakan (Acting), yaitu deskripsi tindakan yang akan dilakukan, skenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan serta prosedur tindakan yang akan diterapkan. 3. Observasi (Observe). Ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan semua rencana yang telah dibuat dengan baik, tidak ada penyimpangan- penyimpangan yang dapat memberikan hasil yang kurang maksimal dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Kegiatan observasi dapat dilakukan dengan cara memberikan lembar observasi atau dengan cara lain yang sesuai dengan data yang dibutuhkan. 4. Refleksi (Reflecting), yaitu kegiatan evaluasi mengenai perubahan yang terjadi atau hasil yang diperoleh atas yang terhimpun sebagai bentuk dampak tindakan yang sudah dirancang. Berdasarkan langkah ini, maka akan diketahui perubahan yang terjadi. Bagaimana dan sejauh mana tindakan yang ditetapkan mampu mencapai perubahan atau mengatasi masalah secara signifikan. Bertolak dari refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan dalam bentuk replanning dapat dilakukan. F. Model Penelitian Tindakan Kelas Menurut Mulyatiningsih (2011), ada 4 (empat) model penelitian tindakan kelas diantaranya yaitu: 1. Model Kurt Lewin Menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model Penelitian Tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian karena dialah yang pertama kali memperkenalkan action research atau penelitian tindakan. Konsep model ini terdiri dari empat komponen (siklus), yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. 2. Model Riel Model PTK ini membagi proses penelitian tindakan menjadi beberapa tahap, yaitu: studi dan perencanaan, pengambilan tindakan, pengumpulan dan analisis kejadian, refleksi. Untuk mengatasi masalah diperlukan studi dan perencanaan. Masalah ditentukan berdasarkan pengalaman empiris yang ditemukan sehari-hari. Setelah masalah teridentifikasi kemudian direncanakan tindakan yang sesuai untuk mengatasi per masalahan dan mampu dilakukan oleh peneliti. Perangkat pendukung tindakan (media, RPP) disiapkan pada tahap perencanaan. Tahap selanjutnya pelaksanaan tindakan, kemudian mengumpulkan data/informasi dan menganalisis. Hasil evaluasi lalu dianalisis, dievaluasi dan ditanggapi. Kegiatan dilakukan hingga masalah bisa diatasi. 3. Model Kemmis dan Taggart Menurut Kemiss dan Taggart (1988), prosedur penelitian terdiri dari empat tahap kegiatan pada satu putaran (siklus), yaitu: perencanaan tindakan dan observasi refleksi. Model ini sering di acu oleh para peneliti. Kegiatan tindakan dan observasi digabung dalam satu waktu. Hasil observasi direfleksi untuk menentukan kegiatan berikutnya. Siklus dilakukan terus menerus sampai peneliti puas, masalah terselesaikan dan hasil belajar maksimum. 4. Model DDAER Desain lengkap PTK disingkat DDAER (diagnosis, design, action and observation). Dalam penelitian ini, hal yang pertama dilakukan bukan diagnosis masalah sebelum tindakan diagnosis penelitian. Diagnosis masalah ditulis dalam latar belakang masalah. Selanjutnya peneliti mengidentifikasi tindakan dan memilih salah satu tindakan untuk menyelesaikan masalah. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki banyak manfaat bagi dunia pendidikan di Indonesia. Ada banyak hal yang menjadi alasannya. Di antaranya bahwa, hasil-hasil dari PTK dapat langsung dimanfaatkan untuk meningkatkan atau memperbaiki kualitas pembelajaran di dalam kelas guru yang bersangkutan. A. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Menurut Ahli Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut : 1. Mohammad Asrori (2007:15) menyatakan bahwa manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat dikaji dari beberapa pembelajaran dikelas. Manfaat yang terkait dengan komponen pembelajaran antara lain : a. Inovasi pembelajaran b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan kelas c. Peningkatan profesionalisme guru 2. Sukayati (2008: 13) manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terkait dengan pembelajaran hampir sama dengan yang disampaikan oleh Mohammad Asrori antara lain mencakup hal-hal berikut: a. Inovasi, dalam hal ini guru perlu selalu mencoba, mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar mampu merencanakan dan melaksanakan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelas dan zaman. b. Pengembangan kurikulum di tingkat kelas dan sekolah, PTK dapat dimanfaatkan secara efektif oleh guru untuk mengembangkan kurikulum. Hasil-hasil PTK akan sangat bermanfaat jika digunakan sebagai sumber masukan untuk mengembangkan kurikulum baik di tingkat kelas maupun sekolah. c. Peningkatan profesionalisme guru, keterlibatan guru dalam PTK akan dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran. PTK merupakan salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di kelas dan cara pemecahannya yang dapat dilakukan. 3. Rustam dan Mundilarto (2004) mengemukakan manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi guru, yaitu: a. Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran b. Meningkatkan profesionalitas guru c. Meningkatkan rasa percaya diri guru d. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya. 4. Cole dan Knowles (Prendergast, 2002:3-4) manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah dapat mengarahkan para guru untuk melakukan kolaborasi, refleksi, dan bertanya satu dengan yang lain dengan tujuan tidak hanya tentang program dan metode mengajar, tetapi juga membantu para guru mengembangkan hubungan-hubungan personal. 5. Noffke (Prendergast (2002:5), manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah dapat mendorong para guru melakukan refleksi terhadap praktek pembelajarannya untuk membangun pemahaman mendalam dan mengembangkan hubungan-hubungan personal dan sosial antar guru. 6. Whitehead (1993) manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah dapat memfasilitasi guru untuk mengembangkan pemahaman tentang pedagogik dalam rangka memperbaiki pembelajarannya. 7. Prendergast (2002) manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah : a. Dapat membantu pengembangan kompetensi guru dalam menyelesaikan masalah pembelajaran mencakup kualitas isi, efisiensi, dan efektivitas pembelajaran, proses, dan hasil belajar siswa b. Peningkatan kemampuan pembelajaran akan berdampak pada peningkatan kompetensi kepribadian, sosial, dan profesional guru. B. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Siswa, Guru, Sekolah dan Teori Pendidikan 1. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Siswa dan Pembelajaran Tujuan PTK adalah memperbaiki kualitas proses pembelajaran dengan sasaran akhir memperbaiki hasil belajar siswa, sehingga PTK mempunyai manfaat yang sangat besar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Dengan adanya pelaksanaan PTK, kesalahan dan kesulitan dalam proses pembelajaran (baik strategi, teknik, konsep, dan lain-lain) akan dengan cepat dapat dianalisis dan didiagnosis, sehingga kesalahan dan kesulitan tersebut tidak akan berlarut-larut. Jika kesalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki, maka pembelajaran akan mudah dilaksanakan, menarik, dan hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat. Ini menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara pembelajaran dan perbaikan hasil belajar siswa. Keduanya akan dapat terwujud, jika guru memiliki kemampuan dan kemauan untuk melakukan PTK. Selain PTK dapat meningkatkan hasil belajar siswa, PTK yang dilakukan oleh guru dapat menjadi model bagi siswa dalam meningkatkan prestasinya. Guru yang selalu melakukan PTK yang inovatif dan kreatif akan memiliki sikap kritis dan reflektif terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. Sikap kristis inilah yang akan dijadikan model bagi siswa untuk terus merefleksi diri sebagaimana yang dilakukan oleh gurunya. Adapun Manfaat PTK bagi siswa secara terperinci yaitu : a. Peningkatan atau perbaikan kinerja siswa di sekolah b. Peningkatan atau perbaikan masalah-masalah pendidikan anak di sekolah b. Peningkatan dan perbaikan kualitas dalam penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa di sekolah c. d.Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, kesenangan dalam diri siswa untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas. Di samping itu, hasil belajar siswa pun dapat meningkat d. e.Memberikan bekal kecakapan berfikir ilmiah melalui keterlibatan siswa dalam kegiatan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru 2. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Guru a. Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya. Keberhasilan dalam perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru, karena Ia telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi siswanya melalui proses pembelajaran yang dikelolanya. b. Dengan melakukan PTK, guru dapat berkembang dan meningkatkan kinerjanya secara profesional, karena guru mampu menilai, merefleksi diri, dan mampu memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dalam hal ini, guru tidak lagi hanya sebagai seorang praktisi yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama ini, namun juga sebagai peneliti dibidangnya yang selalu ingin melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif. c. Melalui PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. Guru tidak hanya menjadi penerima hasil perbaikan dari orang lain, namun guru itu sendiri berperan sebagai perancang dan pelaku perbaikan tersebut, sehingga diharapkan dapat menghasilkan teori-teori dan praktik-praktik pembelajaran. d. Dengan PTK, guru akan merasa lebih percaya diri. Guru yang selalu merefleksi diri, melakukan evaluasi diri, dan menganalisis kinerjanya sendiri di dalam kelas, tentu saja akan selalu menemukan kekuatan, kelemahan, dan tantangan pembelajaran dan pendidikan masa depan, dan mengembangkan alternatif pemecahan masalah / kelemahan yang ada pada dirinya dalam pembelajaran. Guru yang demikian adalah guru yang memiliki kepercayaan diri yang kuat. 3. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Sekolah Sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan atau perbaikan kinerjanya secara profesional, maka sekolah tersebut akan berkembang pesat. Ada hubungan yang erat antara berkembangnya suatu sekolah dengan berkembangnya kemampuan guru. Sekolah tidak akan berkembang, jika gurunya tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri. Kaitannya dengan PTK, jika sekolah yang para gurunya memiliki keterampilan dalam melaksanakan PTK tentu saja sekolah tersebut akan memperoleh manfaat yang besar, karena peningkatan kualitas pembelajaran mencerminkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut. Adapun Manfaat PTK bagi sekolah secara terperinci yaitu : a. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah. b. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas. c. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan. d. Menumbuh-kembangkan budaya ilmiah di lingkungan sekolah, untuk proaktif dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan. e. Memberikan nilai tambah (value added) yang positif bagi sekolah f. Menjadi alat evaluator dari program dan kebijakan pengelolaan sekolah yang sudah berjalan 4. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Teori Pendidikan Manfaat bagi teori pendidikan yaitu dapat menjadi jembatan teori dan praktik, dengan artian seorang praktisi ataupun guru akan berkolaborasi dengan seorang akademikus sehingga berpotensi menerjemahkan teori yang bersifat konseptual menjadi hal-hal yang bersifat riil dan praktis. Dari beberapa penjelasan diatas, maka adapun manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Secara umum, yaitu : a. Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat menjadi bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan, antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah. b. Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah di kalangan guru. Hal ini telah ikut mendukung profesionalisme dan karir guru. c. Mampu mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antar-guru dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran. d. Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas. Hal ini memperkuat dan relevansi pembelajaran bagi kebutuhan siswa. e. Dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan , kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan guru. Hasil belajar siswa pun dapat meningkatkan. f. Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman, menyenangkan, dan melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik, dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh g. Sebagaimana penelitian lain, penelitian tindakan kelas ( PTK ) memiliki kelebihan dan kelemahan. Dengan m,engetahui kelebihan dan kelemahan tersebut, diharapkan peneliti atau calon peneliti dapat meminimalisasikan atau mengurangi kelemahan tersebut, dan mampu mengoptimalisasikan kelebihannya.
C. Shumsky (1982) dalam Suwarsih (2006) mengemukakan kelebihan PTK
sebagai berikut: 1. Kerjasama dalam PTK menimbulkan rasa memiliki. 2. Kerjasama dalam PTK mendorong kreativitas dan pemikiran kritis, dalam hal ini guru yang sekaligus sebagai peneliti. 3. Melalui kerjasama, kemungkinan untuk berubah meningkat. 4. Kerjasama dalam PTK meningkatkan kesepakatan dalam penyelesaian masalah yang terjadi. D. Sementara itu kelemahan dari PTK adalah sebagai berikut: 1. Kurangnya pengetauan dan keterampilan dalam teknik dasar PTK pada pihak peneliti (guru). 2. Berkenaan dengan waktu. Karena PTK memerlukan komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya, maka faktor waktu dapat menjadi kendala yang cukup besar. Hal ini disebabkan belum optimalnya pembagian waktu, antara kegiatan rutinnya dalam mengajar dengan aktivitas PTK. Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan mengelola waktu yang optimal sehingga kegiatan rutin dan aktivitas penelitian dapat dilaksanakan secara efektif, sebab pada hakekatnya kegiatan PTK dapat dilakukan bersama- sama tanpa saling menggangu dengan tugas rutin (mengajar) E. Faktor- faktor yang mendukung berlangsungnya kegiatan PTK. Mungkin ada orang yang beranggapan bahwa pemelitian tindakan kelas itu mudah. Bahkan mungkin suatu anggapan bahwa penelitian tingkatan sebatas cerita yang sifatnya sudah umum ditemukan dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Hal itu menjadi benar bila ditinjau dari segi teknis pelaksanaan, ruang lingkup, subjek penelitian, dan analisis data yang tampak sangat sederhana, dibandingkan dengan penelitian tradisional. Namun bila ditinjau dari segi nonteknis, ada kecenderungan bahwa pelaksanaan penelitian tindakan menjadi begitu sulit, disebabkan kunci utama dan yang paling penting dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah faktor kamauan dan kesiapan pihak sekolah dan guru- guru itu sendiri. Internal sekolah sangat mempengaruhi pelaksanaan penelitian tindakan di sekolah, terutama iklim sekolah, sarana dan prasarana, yang memadai, serta anggaran yang mencukupi.. Hal itu sedikit banyak akan memotivasi warga sekolah, khususnya para guru untuk melakukan kegiatan penelitian. Namun dukungan dari internal sekolah saja juga tidak cukup, harus diikuti dengan adanya dukungan aspek- aspek internal (yang sifatnya nonteknis) dari para guru. Beberapa aspek nonteknis dari seorang guru yang dimaksud antara lain: kepribadian guru, konsep diri, kreativitas dan kemampuan berinovasi, motivasi serta kerjasama anat guru. Jenis-Jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) - Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran, berkembang sebagai suatu penelitian terapan. PTK sangat bermanfaat bagi tenaga pendidik (guru dan dosen) untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas atau di ruang kuliah. Dengan melaksanakan tahapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), guru dan dosen dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya sendiri, bukan kelas orang lain, dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif. Selain itu sebagai penelitian terapan, disamping guru melaksanakan tugas utamanya mengajar di kelas, tidak perlu harus meninggalkan siswanya. Jadi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru atau dosen di lapangan. Dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), guru dan dosen mempunyai peran ganda praktisi dan peneliti. Ada empat jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu: (1) PTK diagnostik; (2) PTK partisipan; (3) PTK empiris dan; (4) PTK eksperimental. Untuk lebih jelas, berikut dikemukakan secara singkat mengenai jenis-jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Jenis-Jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Diagnostik Yang dimaksud dengan PTK diagnostik ialah penelitian yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti m endiagnosis dan memasuki situasi yang terdapat di dalam latar penelitian. Sebagai contoh, apabila peneliti berupaya menangani perselisihan, pertengkaran atau konflik yang dilakukan antar siswa yang terdapat di suatu sekolah atau kelas. Peneliti mengamati dan menganalisis secara cermat, melalui interaksi dengan siswa-siswa di suatu sekolah/kelas, mencari sumber masalah yang ada dan sebagainya. Kemudian menganalisis semua data dan memberikan rekomendasi menganalisis penyelesaian perselisihan tersebut. 2. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pastisipan Suatu penelitian sebagai partisipan ialah apabila orang yang akan melaksanakan penelitian harus terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Dengan demikian, sejak perencanaan penelitian, peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantai, mencatata dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil penelitiannya. PTK di sini, peneliti dituntut keterlibatannya secara langsung dan terus- menerus sejak awal sampai berakhir penelitian. 3. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Empiris Yang dimaksud dengan PTK empiris ialah apabila peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan membukakan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung. Pada prinsipna proses penelitinya berkenaan dengan penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman peneliti dalam pekerjaan sehari-hari. 4. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Eksperimental Jenis eksperimental memiliki nilai potensial terbesar dalam kemajuan pengetahuan ilmiah. Yang dikategorikan sebagai PTK eksperimental ialah apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Di dalam kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar, dimungkinkan terdapat lebih dari satu strategi atau teknik yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan diterapkannya PTK ini diharapkan peneliti dapat menentukan cara mana yang paling efektif dalam rangka untuk mencapai tujuan pengajaran.
(Referensi: Penelitian Tindakan Kelas, Dr. Iskandar, M. Pd.)