1. Definisi Mudharabah
Mudharabah diambil dari kata الضرب في االرضyang artinya السفر للتجارةyakni :melakukan
perjlanan untuk berdagang dalam Al-Quran surah Al-Muzammil 73 ayat 20 sisebutkan:
يه ان يدفع املاكل اىل العامل ماال ليتجر فيه ويكون الرحب مشرت اك بيهنام حبسب ما رشطا
Mudharabah adalah akad penyerahan modal oleh sipemilik kepada pengelola untuk
diperdagangkan dan keuntungan dimiliki bersamaantara keduanya sesuai dengan
persyaratan yang mereka perbuat.
واملقصود هبا هنا عقد بني طرفني عىل ان يدفع احدهام نقدا اىل الاخر ليتجر فيه عىل ان يكون
الرحب بيهنام حسب ما يتفقان عليه
Yang dimaksud dengan Mudharabah disini adalah suatu akad antara dua pihak dimana
salah satu pihak memberikan uang (modal) kepada pihak lain untuk di perdagangkan
dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi diantara mereka berdua sesuai dengan
kesepakatan mereka.
Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa Mudharabah adalah suatu akad atau
perjanjian antara dua orang atau lebih, dimana pihak pertama memberikan modal usaha,
sedangkan pihak lain menyediakan tenaga dan keahlian , dengan ketentuan bahwa
keuntungan dibagi diantara mereka sesuai dengan kesepakatan yang mereka tetapkan
bersama. Dengan demikian Mudharabah adalah kerjasama antara Modal dengan tenaga atau
keahlian.
عن صهيب ريض هللا عنه ان النيب صىل هللا عليه وسمل قال ثالث فهين الربكة البيع اىل اجل واملقا
رضة وخلط الرب ابلشعري للبيت ال للبيع
Dari shuhaib bahwa Nabi Saw bersabda ada tiga perkara yang didalamnya terdapat
keberkahan jualbeli tempo, muqaradah, mencampur gandum dengan jagung untuk
makanan di ruma bukan untuk dijual. (HR.Ibnu Mjah)
b. Hadis yang diriwayatkan Imam Malik:
عن العال ءبن عبد الرمحن عن ابيه عن جده ان عامثن بن عفان اعطاه ما ال قرا ضا يعمل فيه عىل ان ارحب بيهنام
Dari Ala bin Abdurrahman dari Ayahnya dari Kakenya bahwa Utsman Bin Affan
memberinya harta dengan cara Qiradh yang dikelolanya, dengan ketentuan keuntungan
dibagi diantara merka berdua. (Imam Malik)
1. Rukun Mudharabah
a. Modal
b. Tenaga (pekerjaan)
c. Keuntungan
d. Shighat
e. Aqidain
3. Macam-macam Mudharabah
1. Mudharabah Muthlaq
2. Mudharabah Muqayyad
a. Kekuasaan Mudharib
Para fuqaha telah bersepakat bahwa mudharib (pengelola) adalah pemegang
amanah terhadap barang (modal) yang ada di tngannya. Dalam hal ini setatusnya
sama dengan wadi’ah (titipan). Hal ini karena ia memegang modal tesebut atas izin
(persetujuan) pemiliknya, bukan karena imbalan seperti jualbeli, dan bukan pula
jaminan seperti halnya dalam gadai(rahn).
b. Tasarruf (Tindakan Hukum) Mudharib
Tasarruf pengelola (mudharib) hukumnya berbeda-beda tergantung kepada jenis
Mudharabahnya apakah mutlak atau muqayyad. Mudharabah mutlak adalah akad
penyerahan modal oleh pemilik modal kepada pengelola secara mudharabah tanpa
menentukan jenis usaha, tempat, waktu dan sifat dan orang yang menjadi mitra
usahanya.
Sedangkan mudharabah Muqayyad adalah akat mudharabah dimana pemilik modal
menentukan jenis usaha, waktu, dan lain-lain yang disebutkan diatas.
c. Hak-hak Mudharib
Hak-hak Mudharib yang diterima sebagai imbalan atas pekerjaannya ada dua
macam, yaitu:
1. Biaya kegiatan.
Para fuqaha berbeda pendapat dalam masalah biaya kegiatan selama mengelola
harta mudharabah. Menurut imam syafi’I dalam salah satu pendapatnya,
mudharib tidak berhak atas nafkah (biaya) yang diambil dari harta
mudharabahnya, baik dalam keadaan ditempat sendiri maupun dalam keadaan
perjalanan, kecuali apabila ada izin dari pemilik modal. Mereka mendasarkan
pendapatnya kepada atsar yang diriwayatkan dari abdurrazaq dari sufyan tsauri
dari hisyam bin hasan dari ibnu sirin berkata :
Antara pemilik modal dan mudharib terkadang terjadi perselisihan dalam berbagai hal
yang berkaitan dengan dengan pelaksanaan mudharabah, seperti dalam tasarruf yang
umum atau khusus, kerusakan harta, pengambilan modal mudharabah.