Anda di halaman 1dari 6

MUDHARABAH ATAU QIRADH

A. Pengertian

Mudharabah adalah bahasa penduduk irak dan qiradh atau muqaradhah bahasa
penduduk Hijaz.Namun pengertian qiradh dan mudharabah adalah satu makna.

Mudharabah berasal dari kata al-dharb,yang berarti secara harfiah adalah


berpergian atau berjalan.sebagaimana firman allah dalam surah al-muzamil:20 yang
artinya “dan yang lainnya,bepergian dimuka bumi mencari karunia allah”.

Selain al-dharb disebut juga qiradh yang berasal dari kata al-qardhu berarti al-
qath’u (potongan) karena pemilik memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan
dan memperoleh sebagian keuntungannya.adapula yang menyebut mudharabah atau
qirah dengan muamalah.

Jadi,menurut bahasa ,mudharabah atau qiradh berarti al-qath’u


(potongan),berjalan dan atau bepergian.
Menurut istilah,mudharabah atau qiradh dikemukakan oleh para ulama sebagai
berikut.
1. Menurut para fuqaha ,mudharabah adalah akad antara dua pihak (orang) saling
menanggung ,salah satu pihak menyerahkan hartanya kepada pihak lain untuk
diperdagangkan dengan bagian yang telah ditentukan dari keuntungan seperti
setengah atau sepertiga dengan syarat syarat yang telah ditentukan.
2. Menurut hanafiyah mudharabah adalah adalah memandang tujuan dua pihak
yang berakad yang berserikat dalam keutungan (laba),karena harta diserahkan
kepada yang lain dan yang lain punya jasa mengelola harta itu.maka
mudharabah ialah “akad syirkah dalam laba,satu pihak pemilik harta dan pihak
lain pemilik jasa”.
3. Malikiyah berpendapat bahwa mudharababh ialah “akad perwakilan ,dimana
pemilik harta mengeluarkan hartanya kepada yang lain untuk diperdagangkan
dengan pembayaran yang ditentukan (emas dan perak)
4. Imam hanabilah berpendapat bahwa mudharabah ialah “ibarart pemilik harta
menyerahkan hartanya dengan ukuran tertentu kepada orang yang berdagang
dengan bagian dari keuntungan yang diketahui”
5. Ulama syafi’iyah berpendapat babhwa mudharabah ialah “akad yang
menentukan seseorang menyerahkan hartanya kepada orang lain untuk
ditijarahkan.
6. Syaikh syihab al-din al-qalyubi dan umairah berpendapat bahwa mudharabah
ialah:
“seseorang menyerahkan harta kepada yang lain untuk ditijarahkan dan
keuntungan bersama sama”.
7. Al—bakri ibn al-arif billah al-sayyid muhammad syata berpendapat bahwa
mudhabarah ialah: “ seseorang memberikan masalahnya kepada yang lain dan
di dalamnya diterima penggantian.
8. Sayyid sabiq berpendapat mudharabah ialah akad antara dua belah pihak untuk
salah satu pihak mengeluarkan sejumlah uang untuk diperdagangkan dengat
syarat keuntungan dibagi dua sesuai dengan perjanjian.
9. Menurut imamtaqiyuddin mudharabah ialah “akad keuangan untuk dikelola
dikerjakan dengan perdagangan”.
Setelah kita mengetahui penjelasan dari para ulama di atas tadi kita dapat
memahami babhwa mudharabah atau qiradh ialah akad antara pemilik modal
(harta) dengan mengelola modal tersebut,dengan syarat bahwa keuntungan
diperoleh kedua belah pihak sesuai kesepakatan.

B. Dasar Hukum Mudharabah

Dasar hukumnya terdapat pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh ibnu majah dari
shuhaib r.a,bahwasannya rasulullah saw telah bersabda “ada 3 perkara yang
diberkati : jual beli yang ditangguhkan,memberi modal,dan mencampur gandum
dengan jelai untuk keluarga,bukan untuk dijual”

Qiradh atau mudharabah menurut ibnu hajar telah ada sejak zaman rasulullah ,beliau
tahu dan mengakuinya,bahkan sebelum diangkat menjadi rasul,muhammad telah
melakukan qiradh yaitu muhammad mengadakan perjalanan ke syam untuk menjual
barang barang untuk khadijah r.a yang kemudian menjadi istri rasulullah

C. Rukun dan Syarat Mudharabah


Menurut ulama syafi’iyah
1. Pemilik barang yang menyerahkan barang barangnya
2. Orang yang bekerja yaitu mengelola barang yang diterima dari pemilik barang
3. Akad mudharabah dilakukan oleh pemilik dengan pengelola barang
4. Mal,yaitu harga pokok atau modal
5. Amal,yaitu pekerjaan pengelolaan harta sehingga menghasilkan laba
6. Keuntungan

Mennurut syaid shabiq ,rukun mudharabah adalah ijab dan kabul yang keluar dari orang yang
memiliki keahlian

Syarat syarat syah mudharabah adalah


1. Modal atau barang diserahkan itu berbentuk uang tunai
2. Bagi orang yang melakukan akad disyaratkan mampu melakukan tasharuf ,maka
dibatalkan akad anak anak yang masih kecil,orang gila,dan orang orang yang berada
dibawah pengampuan.
3. Modalharus diketahui dengan jelas agar dapat dibedakan antara modal yang
diberdagangkan dengan laba atau keuntungan dari perdagangan tersebut yang akan
dibagikan kepada dua belah pihak sesuai dengan perjanjijan yang telah disepakati.
4. Keuntungan yang akan menjadi milik pengelola dan pemilik modal harus jelas
persentasenya,umpanya setengah ,sepertiga,atau seperempat.
5. Melafazkan ijab dari pemilik modal
6. Mudharabahb bersifat mutlak,pemilik modal tidak memikat pengelola harta untuk
berdagang dinegara tertentu,memperdagangkan barang barang tertentu.
D. Kedudukan mudharabah
Kedudukan harta yang dijadikan modal dalam mudharabah (qiradh) juga tergantung
pada keadaan .pengelola modal perdagangan harus mendapat izin pemilik harta ,maka
pengelola modal merupakan wakil pemilik barang tersebut dalam pengelolaannya dan
kedudukan modal adalah sebagai wikalah’alaih(objek wakalah).

Ditinjau dari segi akad mudharabah terdiri atas dua pihak ,bila ada keuntungan
dalampengelolaan uang laba itu dibagi 2 dengan persentase disepakati.karena bersama
sama dalam keuntungan maka mudharabah juga syirkah.

Ditinjau dari segi keuntnunganditerima oleh pengelola harta,pengelola mengambil


upahsebagai bayaran dari tenaga yang dikeluarkan ,sehungga mudharabah dianggap
sebagai ijarah (upa mengupah,atau sewa menyewa).

Apabila pengelola modal mengingkari ketentuan mudharabah yang telah disepakati


kedua belah pihak maka telah terjadi kecacatan.kecacatan yang terjadi menyebabkan
pengelolaan dan penguasaan harta tersebut dianggap ghasab.ghasab adalah min-
kabair.

E. Biaya pengelolaan mudharabah


Biaya bagi mudharib diambil dari hartanya sendiri selama ia tinggal di lingkungan
sendiri,bila biaya mudharabah diambil dari keuntungan ,kemungkinan pemilik harta
tidak akan memperoleh bagian darikeunntungan karena mungkin saja biaya tersebut
sama besar atau bahkan besar dari pada keuntungan.namun jika pemilik
modalmengizinkan pengelola untuk membelanjakan modal mudharabah guna
keperluan dirinya ditengah perjalanan atau karna pengunaan tersebu sudah menjadi
kebiasaan,maka bole menggunakan modalmudharabahb,imam malik berpendapat
bahwa biaya biaya baru boleh dibebankankepada modal,apabila modal cukup besar
sehingga masih mendatangkan keuntungan.

Kiranya dapat dipahami bahwa biaya pengelolaan mudharabah pada dasarnya


dibebankan kepada pengelola modal.
F. Tindakan setelah matinya pemilik modal
Jika pemilik modal meninggal dunia,mudharabah menjadi fasakh.bila mudharabah
telah fasakh pengelolamodal tidak berhak mengelola modal mudharabah lagi.jika
pengelola bertindak menggunakanmodal,sedangkan mengetahuinya pemilik telah
meninggal dunia tanpaizin ahli waris ,perbuatan ini disebut ghasab.ia wajib
mengembalikannya .

Jika mudharababh telah fasakh(batal),sedangkan modalberbentuk urud’(barang


dagangan)pemilik modal dan pengeloa modalmenjual atau membagi karena yang
demikian itu ialah hak berdua.jika pelaksana setuju dengan penjualan ,sedangkan
pemilik itu tidak setuju,pemilik modal dipaksa menjualnya,karena
pengelolamempunyai hak dalam keuntungan dan tidak dapat diperoleh kecuali
menjualnya.

G. Pembatalan mudharabah

Menjadi batal apabila


1. Tidak terpenuhi salah satu atau beberapa syarat mudharabah.jika salah satu
syarat mudharabah tidak terpenuhi ,sedangkan modal sudah dipegang oleh
pengelola dan sudah diperdagangkan maka pengelola mendapatkan sebagian
keuntungannya sebagai upah,karena tindakannya atas izin pemilik modal dan
ia melakukan tugasberhakmenerima upah.jika terdapat keuntungan ,maka
keuntungan tersebut untuk pemilik modal,jika ada kerugian,menjadi tanggung
jawab pemiliikmodal karena pengelola adalah sebagai buruh yang hanya
berhakmenerima upah.

2. Pengelolaa dengan sengaja meninggalkan tugasnya sebagai pengelola modal


atau pengelola modal tersebut berbuat sesuattu yang brtentangan tujuan akad

3. Apabila pelaksana atau pemilik modal meninggal dunia atau salah seorang
meninggal dunia mudharbah menjadi batal
Makalah
Fiqh Muamalah
Tentang
“Mudharabah atau Qiradh “

Oleh :
Wahyu Anisa
(1913040150)

Dosen Pebimbing
Durian M.Ag

UIN IMAM BONJOL PADANG


JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH
T.A 2020

Anda mungkin juga menyukai